Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia pada era
modern seperti sekarang ini sudah banyak dipermudah dalam mengerjakan hal-hal yang
sulit untuk dilakukan oleh manusia pada umumnya. Seperti halnya dalam menghadapi
datangnya bencana alam, dengan teknologi yang ada maka manusia dapat sedikit
dipermudah dalam menghadapi dampak negatif dari bencana alam. Misalnya pada
bencana gempa bumi, dalam bencana gempa bumi banyak parameter-parameter yang
dapat diukur misalnya magnitudo gelombang gempa, alat yang digunakan manusia dalam
melakukan pengukuran besar dari magnitudo gelombang gempa dikenal dengan nama
SEISMOGRAF, untuk lebih tau jauh definisi, sejarah, serta fungsi dari seismograf, akan
di bahas penulis pada bab selanjutnya.
1.3 Tujuan
1. Agar pembaca bisa mengetahui definisi dari Seismograf.
2. Agar pembaca bisa mengetahui fungsi dari seismograf.
3. Agar pembaca bisa mengetahui prinsip kerja dari Seismograf.
BAB II
1
Pembahasan
1. Definisi Seismograf
1.1 Definisi
Seismograf juga sering disebut dengan sebutan sismometer. Sismometer berasal dari
bahasa Yunani: seismos gempa bumi dan metero: mengukur. Menurut Giancoli (2001 : 78)
menyatakan : Secara umum seismograf adalah alat atau sensor getaran, yang biasa
digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil
rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Sebuah seismograf dapat mencatat gempa berbentuk vertical dan gempa berbentuk
horizontal. Ketika terjadi gempa, getaran yang terekam adalah gelombang primer, karena
kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman gelombang sekunder yang
memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari gelombang primer. Gelombang permukaan
datangnya paling akhir karena memiliki kecepatan rambat paling rendah. Seismograf
mencatat semua getaran dan kecepatan rambat gempa bumi dalam bentuk seismogram. Alat
ini sangat sensitif terhadap gelombang seismik yang ditimbulkan karena gempa bumi,
ledakan nuklir dan sumber gelombang seismik lainnya.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, namun skala Richter adalah yang paling popular
untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang disebut dengan magnitude (M). Berdasarkan
skala-skala ini orang dapat mengenali kekuatan gempa yang pada akhirnya berguna untuk
mengantisipasi seperti desain konstruksi bangunan dan jalan raya.
Serbuk Mesiu
2.
Kompas
3.
Kertas
4.
Pasta
5.
Seismograf
Menurut refrerensi Indra, pada zaman Dinasti Han Timur Tiongkok, sering
terjadi gempa bumi di ibukota Luoyang dan daerah sekitarnya. Menurut catatan buku sejarah,
selama 50 tahun dari tahun 89 hingga 140, pernah terjadi 30 kali gempa bumi di daerah
tersebut. Maka rakyat setempat sangat takut. Kemudian seorang ilmuwan bernama Zhang
Heng melakukan penelitian bidang gempa bumi tersebut. Akhirnya pada tahun 132 M, Zhang
Heng berhasil membuat alat pertama yang dapat meramalkan gempa bumi di Tiongkok
bahkan di seluruh dunia, dan dinamakan seismograf.
Seismograf itu dibuat dari perunggu berbentuk seperti guci (lihat gambar 1.1) yang di
tengahnya terdapat batangan tembaga dan di luarnya terdapat 8 ekor naga yang di kepalanya
tersambung pada 8 batang tembaga tipis yang menghadap ke arah-arah timur, selatan, barat,
utara, timur laut, tenggara, barat laut dan barat daya.
Didalam mulut setiap naga terdapat bola tembaga yang kecil, di bawah kepala setiap
naga mendekam seekor katak tembaga, mereka semua membuka mulut besar-besar, yang
sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang dilontarkan dari mulut naga.
Seandainya terjadi gempa bumi, maka batang tembaga seismograf itu akan condong ke
arah asal gempa bumi tersebut, kemudian menggerakkan kepala naga dan naga yang berada
di arah itu akan membuka lebar mulutnya, maka bola tembaga kecil itu akan keluar dari
mulut naga tersebut dan jatuh ke dalam mulut katak yang justru mendekam di bawahnya.
Dengan demikian, akan diketahui di mana terjadinya gempa bumi.
Beberapa abad kemudian pada tahun 1855, Luigi Palmieri dari Italia merancang sebuah
seismometer merkuri. Seismometer buatan Palmieri ini memiliki tabung berbentuk U (lihat
gamabar 1.2) diisi dengan merkuri dan disusun di sepanjang titik-titik kompas.
Kemudian pada tahun1880, John Milne seorang ahli seismologi dan geologi
berkebangsaan Inggris menemukan seismograf modern pertama. Alat ini merupakan sebuah
seismograf pendulum horizontal sederhana (lihat gamabar 1.3), sebuah mesin yang mencatat
getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis patahan bumi.Dia juga yang
pertama kali mempromosikan pembangunan stasiun seismologi.
Setelah Perang Dunia II, seismograf pendulum horizontal itu dikembangkan lagi
menjadi Press-Ewing seismograf. Alat ini dikembangkan di Amerika Serikat dan digunakan
untuk merekam periode panjang gelombang. Seismograf ini kemudian digunakan secara
meluas di seluruh dunia hingga saat ini.
2. SEISMOGRAF
2.1 Fungsi Seismograf
Pada seismograf terdapat dua bagian, yaitu bagian horizontal dan vertikal, fungsi
keduanya adalah sebagai berikut :
2.1.1 Seismograf Horizontal
Seismograf horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar.
Pada Seismograf horizontal, massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah
terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam.
Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita
bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll
pita tersebut yang disebut seismogram.
2.1.2 Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner
pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung
massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum
jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk
seismogram pada roll pita tersebut.
Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf
horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat
dan terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik
jika pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf. Yaitu 2
pasang seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan arah timurbarat, serta
satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa
terjadi.
2.2.2
modern
menggunakan
elektromagnetik
seismographer
untuk
2.3
Menurut Andrew Langley (2007: 67), menyatakan : Prinsip kerja dari alat ini yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau gangguan dari
luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan merekam datanya seperti
grafik.
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada
ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A. Sedangkan
pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (). Kalau titik B adalah
kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke A lalu ke B dan
kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).
Gaya pemulih yang bekerja pada bandul yaitu -mg sin . Sehingga persamaannya dapat
ditulis sbb :
F = mg sin
Tanda negatif diatas menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang berlawanan dengan
simpangan sudut . Karena gaya pemulih F berbanding lurus dengan sin bukan
dengan , maka gerakan tersebut bukan merupakan Gerak Harmonik Sederhana. Jika sudut
kecil, maka panjang busur x (x = L kali ) hampir sama dengan panjang L sin . Dengan
demikian untuk sudut yang kecil, menggunakan pendekatan :
Sin
Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi :
F = mg Sin -mg
Karena :
x = L
6
maka persamaan diatas menjadi persamaan yang sama seperti dengan hukum Hooke :
F = -kx
Periode pendulum sederhana dapat kita tentukan menggunakan persamaan :
2.4.3 ADC
ADC atau Analog to Digital Converter adalah sebuah bagian yang berfungsi sebagai
perubah dari sinyal analog, berupa tegangan listrik yang dikeluarkan oleh pengkondisi sinyal
menjadi sebuah bentuk digital. Bentuk digital inilah nantinya yang akan diproses menjadi
sebuah informasi. Digitizer juga diintegrasikan dengan sebuah logger sebagai media
penyimpan data. Sehingga data tersebut tidak hilang dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu.
2.4.4 Time System
Time System atau sistem pewaktu dalam sebuah Seismograf sangat penting sebagai
penyedia informasi waktu dari parameter gempa bumi. Sistem pewaktu dapat diperoleh dari
sebuah RTC (Real Time Clock), biasanya berupa IC, dan sebuah GPS (Global Position
system). Pada masa sekarang ini RTC dan GPS keduanya dibutuhkan dalam seismograf
untuk saling melengkapi.
2.4.5 Recorder
Recorder di dalam sebuah seismograf berfungsi sebagai pencatat atau perekam untuk
selanjutnya di lakukan analisa lanjutan. Sudah jamak di sini bahwa recorder berupa sebuah
PC atau laptop. Selain sebagai recorder, peran PC bisa juga sebagai data logger dan juga
analisis data. Hal tersebut dimungkinkan karena dilengkapi dengan software analisa.
2.4.6 Power Supply
Sebuah alat elektronika tidak dapat bekerja tanpa diberi power supply. Power supply
yang digunakan adalah tegangan DC atau searah. Untuk sebuah seismograf tegangan dari
sumber masuk ke digitizer untuk selanjutnya didistribusikan ke semua bagian.
Ciri-ciri
Tidak terasa, tapi terekam seismograf
3,5 4,2
4,3 4,8
4,9 5,4
5,5 6,1
6,2 6,9
Merusak bangunan
7,0 7,3
7,4 7,9
Kerusakan hebat
8,0
Kerusakan luar biasa
A. Persamaan Perhitungan Kekuatan Gempa (agnitudo Skala Richter)
Magnitudo gempa bumi dihitung dengan menggunakan rumus : m = 1,3 + 0,6 Io.
Dalam rumus ini, m = magintudo, Io adalah intensitas Ms yang didasarkan pada skala
Mercalli. Sebagai contoh, jika Anda memiliki gempa bumi dengan intensitas XII (12), maka
magnitudonya adalah m = 1,3 + 0,6 x 12 = 8,5 Skala Richter.
Cara kedua menghitung magnitudo adalah dengan menggunakan rumus berikut: m =
2,2 +1,8 log ao. Dalam rumus ini m adalah magintudo dan ao adalah akselerasi dalam
cm/det2. Sebagai contoh, jika kita memiliki gempa bumi dengan akselerasi 1400 cm/det 2,
magnitudonya adalah m = 2,2 + 1,8 x log 1400 = 7,8.
Jika kita sudah berhasil menentukan besaran magnitudo, kita dapat menghitung besaran
energi yang terbuang. Untuk menghitung energi E, kita menggunakan rumus: log E = 11,4 +
1, 5m. Sebagai contoh, jika kekuatan gempa yang dihitung sekitar 7,6, maka rumusnya
adalah: Log E= 11,4 +1,5 x 7,6 = 22. Ini adalah nilai dari logaritma energi.
Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah dengan menggunakan rumus log
E = 16,4 + 1,5 log A / T) + 2,5 log D . Formula A ini memiliki amplitudo yang lebih baik
daripada yang lain, misalnya menyebut bahwa gelombang permukaan menunjukkan
akselerasi microns (1/1000 mm); T adalah periode gelombang dalam detik; D adalah jarak
episentrum dalam derajat.
Untuk mencari D , digunakan rumus : D = Ec/110.6 yaitu jarak ke episentrum (dalam
km). Sebagai contoh, jika amplitude A adalah 1070 microns, T adalah 20 detik dan D adalah
115 km. Kemudian akan dihasilkan log E = 16,4 + 1,5 x log (1070 / 20) + 2,5 x log 115 = 24.
Dengan inv log 24 dapat menghitung energi yang dilepas adalah 1,4 x 1024 J.
3.4. Cara Menghitung Kekuatam Gempa
3.4.1 Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf, yang satu seismograf vertical, satu
seismograf horizontal yang berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf horizontal yang
berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf aini akan ditemukan letak episentrum.
3.4.2 Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dlam satu homoseista. Ketiga tempat
yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik garis sumbu pada
garis yang menghubungkann tempat-tempat pencatatan.
3.4.3 Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum. Cara ini dicari
dengan rumus Laska, yaitu:
10
gelombang yangg menjalar, ya gempa memang hanya gelombang yang menjalar namun
gelombang ini memiliki kekuatan yang sangat besar. Berikut ini adalah pengukuran yang
didapatkan dari seismogram:
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Seismograf adalah alat atau sensor getaran, yang biasa digunakan untuk mendeteksi
gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini
disebut seismogram. Sebuah seismograf dapat mencatat gempa komponen vertical
dan gempa komponen horizontal.
2. Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Skala
Mercalli, Omori, Cancani, dan skala Richter, namun skala Richter adalah yang paling
popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Prinsip kerja yang digunakan pada
seismograf yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana.
3. Dalam sebuah seismograf terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebuah sensor, amplifier
dan pengkondisi sinyal, ADC, Time System, Rekorder, dan power supply. Gabungan
antara amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, dan time system biasa disebut dengan
Digitizer.
4. Seismogram merupakan media dalam rekaman aktivitas gempa bumi sebagai fungsi
waktu yang dihasilkan oleh seismometer
3.2 Saran
1. Sebaiknya Penulis Lebih Memperhatikan Kerapian dalam penulisan makalah
13
DAFTAR PUSTAKA
http://penyeara.blogspot.com/2013/08/seismograf.html
http://brainly.co.id/tugas/839272
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110921203334AAzPYq2
14