Anda di halaman 1dari 29

Makalah Alat Ukur dan Pengukuran

SEISMOGRAF
DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 8 :
AMINULLAH

(1306103030024)

HERLIANA

(1306103030035)

ISMAINI

(1306103030044)

DOSEN PEMBIMBING : Dra. SUSANNA, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, dengan judul Seismograf. Shalawat beserta salam
kepada junjungan alam Rasulullah SAW beserta para keluarganya, sahabat, dan
orang-orang yang telah memperjuangkan agama Islam.
Segala usaha telah dilakukan untuk penyempurnaan makalah ini. Namun
penulis menyadari bahwa dalam keseluruhan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Darussalam, 20 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Pengertian Seismograf.............................................................................. 1


1.2 Fungsi Seismograf................................................................................... 2
1.3 Sejarah Penemuan Seismograf.....................................................................2
1.4 Macam-Macam Seismograf.......................................................................4
1.4.1Seismograf Gerak Vertikal.....................................................................4
1.4.2 Seismograf Gerak Horizontal................................................................5
1.5 Jenis-Jenis Seismograf.............................................................................. 1
1.5.2 Seismograf Digital............................................................................. 2
BAB II

PEMBAHASAN................................................................................. 3

2.1 Prinsip Kerja Seismograf...........................................................................3


2.2 Komponen Alat....................................................................................... 5
BAB III

MEKANISME SEISMOGRAF...........................................................7

3.1 Cara Kerja pada Seismograf Analog..............................................................7


3.2 Cara Kerja Seismograf Digital.....................................................................8
3.3 Membaca Seismogram.............................................................................. 9
3.4 Kelebihan dan Kekurangan......................................................................11
3.4.1 Kelebihan....................................................................................... 11
3.4.2 Kekurangan.................................................................................... 11
3.5 Cara Menghitung Kekuatan Gempa............................................................11
3.6 Skala Untuk Mengukur Kekuatan Gempa.....................................................11
BAB IV

PENUTUP................................................................................... 12

Kesimpulan.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Seismograf

Gambar 1.1 : Seismograf


Sumber : Google Search
Menurut Samadi (2007:88),Pada dasarnya seismograf adalah sebuah bandul
(pendulum) yang cara kerjanya didasarkan pada prinsip kelembaman dan
ketahanannya terhadap perubahan gerakan. Guna mengetahui dan mendapatkan hasil
pencatatan getaran gempa yang akurat diperlukan dua jenis seismograf. Kedua jenis
seismograf tersebut adalah seismograf vertical dan seismograf horizontal.
Menurut Mikrajuddin (2006:209),Alat pencatat gempa disebut seismograf.
Hasil catatan seismograf berupa kurva yang tergambar pada kertas. Kurva catatan
seismograf pada kertas disebut seismogram.
Menurut Giancoli (2001 : 78) menyatakan : Secara umum seismograf adalah
alat atau sensor getaran, yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Seismograf atau seismometer (berasal dari bahasa yunani: seismo artinya


gempa bumi dan meter artinya mengukur). Jadi, seismograf adalah alat bantu atau
sensor getaran yang biasanya digunakan untuk mencatat kekuatan gempa bumi atau
getaran pada permukaan tanah yang terjadi pada suatu daerah.
1.2 Fungsi Seismograf
Fungsi seismograf adalah untuk mendeteksi dan mencatat kapan terjadinya
gempa, berapa besar kekuatan gempa dan arah gempa. Dengan ini kita bisa
mengetahui pada jam berapa dan menit keberapa gempa itu terjadi, selain itu kita
juga dapat mengetahui seberapa kuat gempa itu terjadi dan dititik mana sumber
getaran/ gempa terjadi (pusat terjadinya gempa).
1.3 Sejarah Penemuan Seismograf

Gambar 1.3a : Zhang Heng


Sumber: Google Search

Seismograf pertama kali ditemukan oleh Zhang Heng seorang astronom


matematik, engineer dan pelukis pada masa pemerintahan Dinasti Han awal abad
kedua. Pada masa itu Zhang Heng tidak mengatakan dengan pasti bagaimana sebuah
gempa diukur dengan skala Richter (skala Richter belum ditemukan sampai 1935),
tapi tercatat berhasil menciptakan detector gempa pertama di dunia, yaitu seismograf.

Pada zaman Dinasti Han Timur Tiongkok sering terjadi gempa bumi di ibukota
Luoyang dan daerah sekitarnya.
Menurut catatan buku sejarah, selama 50 tahun dari tahun 89 hingga 140,
pernah terjadi 30 kali gempa bumi di daerah tersebut. Maka rakyat setempat sangat
takut. Kemudian seorang ilmuwan bernama Zhang Heng melakukan penelitian
bidang gempa tersebut. Akhirnya pada tahun 132 M, Zhang Heng berhasil membuat
alat pertama yang dapat meramalkan gempa bumi di Tiongkok bahkan di seluruh
dunia, dan dinamakan seismograf.
Seismograf itu dibuat dari perunggu berbentuk seperti guci yang di tengahnya
terdapat batangan tembaga dan di luarnya terdapat 8 ekor naga yang di kepalanya
tersambung pada 8 batang tembaga tipis yang menghadap ke arah-arah timur,
selatan, barat, utara, timur laut, tenggara, barat laut dan barat daya. Di dalam mulut
setiap naga terdapat bola tembaga yang kecil, di bawah kepala setiap naga
mendekam seekor katak tembaga, mereka semua membuka mulut besar-besar, yang
sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang dilontarkan dari mulut
naga.
Seandainya terjadi gempa bumi, maka batang tembaga Seismograf itu akan
condong ke arah asal gempa bumi tersebut, kemudian menggerakkan kepala naga
dan naga yang berada di arah itu akan membuka lebar mulutnya, maka bola tembaga
kecil itu akan keluar dari mulut naga tersebut dan jatuh ke dalam mulut katak yang
justru mendekam di bawahnya. Dengan demikian, akan diketahui di mana terjadinya
gempa bumi.

Gambar 1.3b: Seismograf model Zhang Heng


Sumber : Google Search

Kemudian pada tahun1880, John Milne seorang ahli seismologi dan geologi
berkebangsaan Inggris menemukan seismograf modern pertama. Alat ini merupakan
sebuah seismograf pendulum horizontal sederhana, sebuah mesin yang mencatat
getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis patahan bumi.Dia
juga yang pertama kali mempromosikan pembangunan stasiun seismologi. Setelah
Perang Dunia II, seismograf pendulum horizontal itu dikembangkan lagi menjadi
Press-Ewing seismograf. Alat ini dikembangkan di Amerika Serikat dan digunakan
untuk merekam periode panjang gelombang. Seismograf ini kemudian digunakan
secara meluas di seluruh dunia hingga saat ini.

Gambar 1.3c : Seismograf model John Milne


Sumber: Google Search

1.4 Macam-Macam Seismograf

1.4.1Seismograf Gerak Vertikal


Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi
pada arah vertikal. Seismograf ini, menggunakan sebuah beban, pegas dan
pena. Beban digantungkan pada sebuah pegas dengan ujung pegas yang lain
tergantung pada sebuah tempat. Ketika terjadi getaran atau gempa, maka
pegas akan segera meregang atau memendek dan beban akan bergerak karena
4

mempertahankan keadaan inersia atau kelembaman akibat pegas tersebut


bergerak. Dibagian bawahnya ada alat seperti pena untuk menggambarkan
grafik getaran yang terjadi pada sebuah kertas pias yang terpasang pada drum
putar.

Gambar 1.4.1 : Seismograf Vertikal


Sumber: Google Search

1.4.2 Seismograf Gerak Horizontal


Prinsip dari jenis mekanik seismometer gerak horizontal serupa dengan
alat vertikal, seismometer ini menggunakan pendulum. Ketika terjadi getaran
yang arah geraknya horizontal, maka bola pendulum akan bergerak kesamping
dan dibagian bawahnya ada alat seperti pena untuk menggambarkan grafik
getaran yang terjadi pada sebuah kertas. Pegas yang terdapat sisi bola
pendulum akan meredam getaran dan pegas yang lain memberikan tambahan
gaya kepada pendulum yang berakibat pendulum dapat berosilasi dengan
frekuensi yang kecil sehingga getaran berfrekwensi rendah tersebut akan dapat
direkam pada kertas pias.

Gambar 1.4.2 : Seismograf Horizontal


Sumber: Google Search

1.5 Jenis-Jenis Seismograf


1.5.1Seismograf Analog
Pada seismograf analog mempunyai tiga komponen yaitu horizontal
timur-barat, horizontal utara-selatan dan vertikal. Seismograf ini terdiri dari
pena sebagai pencatat diatas kertas pias, hasil pencatatan ini disebut dengan
seismogram.

Gambar 1.5.1 : bentuk grafik pada seismograf analog


Sumber: Google Search

1.5.2 Seismograf Digital


Seismograf digital adalah sebuah alat elektronika yang berfungsi
sebagai pencatat gempa bumi. Pada seismograf digital pencatatannya lansung
terdeteksi di komputer.

Gambar 1.5.2 : Bentuk grafik pada seismograf digital


Sumber: Google Search

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Kerja Seismograf


Menurut Andrew Langley (2007: 67), Prinsip kerja dari seismograf yaitu
mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau
gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan
merekam datanya seperti grafik.

Gambar 2.1: Ayunan Bandul


Sumber : Google Search

Gaya pemulih yang bekerja pada bandul yaitu

mgsin

Sehingga

diperoleh persamaan:
F=mgsin

Tanda negative di atas menunjukkan bahwa gaya mempunyai arah yang


berlawanan dengan simpang . Karena gaya pemulih F berbanding lurus dengan
sin

bukan dengan , maka gerakan tersebut bukan merupakan Gerak Harmonik

Sederhana. Jika sudut kecil, maka panjang busur x (x = L kali ) hampir sama
dengan panjang L sin . Dengan demikian untuk sudut yang kecil, menggunakan
pendekatan :
Sin

Sehingga persamaan gaya pemulih menjadi :


F = mg Sin -mg
Karena :
x = L
Maka persamaan diatas menjadi persamaan yang sama seperti dengan hukum
Hooke :
F = -kx
Periode pendulum sederhana dapat kita tentukan menggunakan persamaan :
T =2

m
k

Konstanta gaya efektif k diganti mg/L:


T =2

m
mg
L

T =2

Sehingga frekuensi pendulum sederhana:


f=

f=

f=

1
T

1
2

L
g

1
2

g
L

L
g

Berdasarkan persamaan di atas terlihat Periode dan frekuensi getaran


pendulum sederhana bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi. Karena
percepatan gravitasi bernilai tetap, maka periode sepenuhnya hanya bergantung pada
panjang tali (L). Dengan kata lain, periode dan frekuensi pendulum tidak bergantung
pada massa beban alias bola pendulum.

2.2 Komponen Alat


Menurut Harahap (1994:93) : Seismograf adalah sebuah alat elektronika
yang berfungsi sebagai pencatat gempa bumi. Dalam sebuah seismograf terdiri dari
beberapa bagian, yaitu sebuah sensor, amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, Time
System, Rekorder, dan tentunya power supply. Gabungan antara amplifier dan
pengkondisi sinyal, ADC, dan time system biasa disebut dengan Digitizer.
Komponen yang terdapat dalam seismograf adalah sebagai berikut:
2.2.1 Sensor
Sensor sebuah alat

yang menangkap gelombang seismik dalam bentuk

kuantitas fisik. Bentuk output dari seismometer yang merupakan tegangan listrik.
2.2.2 Amplyfier
Amplifier berfungsi sebagai penguat tegangan seismometer. Mengapa perlu
diperkuat? Karena tegangan yang dihasilkan oleh seismometer tersebut belum
dapat diproses langsung oleh ADC, sehingga perlu diperkuat dan dipilih
(disaring) oleh pengkondisi sinyal. Hasil dari Amplifier dan pengkondisian sinyal
yang merupakan masukan untuk ADC.
2.2.3 ADC
ADC atau Analog ke Digital Converter adalah bagian yang berfungsi sebagai
perubahan dari sinyal analog, tegangan yang dikeluarkan oleh pengkondisi sinyal
ke dalam bentuk digital. Bentuk digital ini kemudian akan diolah menjadi sebuah
informasi.

2.2.4 Time system


Waktu Sistem dalam Seismograph sangat penting sebagai waktu penyedia
informasi parameter gempa. Sistem timer dapat diperoleh dari RTC (Real Time
Clock), biasanya dalam bentuk IC, dan GPS (Global Position System). Pada saat
ini RTC dan GPS

yang baik diperlukan dalam seismograf untuk saling

melengkapi..
2.2.5 Rekorder
Rekorder di seismograf berfungsi sebagai pencatat atau perekam yang harus
dilakukan selanjutnya dalam analisis lebih lanjut. Rekorder dapat berupa PC atau
laptop,selain sebagai recorder peran PC bisa juga sebagai data logger dan juga
analisis data. Hal tersebut dimungkinkan karena dilengkapi dengan software
analisa.
2.2.6 Power supply
Sebuah alat elektronika tidak dapat bekerja tanpa diberi power supply. Power
supply yang digunakan adalah tegangan DC atau searah. Untuk sebuah
seismograph tegangan dari sumber masuk ke digitizer untuk selanjutnya
didistribusikan ke semua bagian.

BAB III
MEKANISME SEISMOGRAF

3.1 Cara Kerja pada Seismograf Analog


a. Pada saat bumi bergetar sensor seismograf menangkap getaran yang tertanam
di dalam tanah baik horizontal maupun vertikal.
b. Selanjutnya diteruskan ke amplifier yang berfungsi sebagai pembesar sinyal.
c. Setelah sinyalnya di perbesar diteruskan lagi ke time setting untuk
menetapkan waktunya dan baru diteruskan kerekorder seismograf dan tercatat
hasilnya.

Gambar 3.1: Cara kerja Seismograf Analog


Sumber: google search

3.2 Cara Kerja Seismograf Digital


Cara kerja seismograf digital adalah:
a. Pada saat bumi bergerak bergetar sensor seismograf menangkap getaran yang
tertanam di dalam tanah baik horizontal maupun vertikal.
b. Selanjutnya diteruskan ke amplifier yang berfungsi sebagai pembesar sinyal.
c. Kemudian diteruskan ke time system ADC (Analog to Digital Conveter) yang
berfungsi untuk mengubah sinyal dalam bentuk digital dan selanjutnya
diteruskan ke rekorder.

Gambar 3.2: Cara Kerja Seismograf Digital


Sumber: Google search

3.3 Membaca Seismogram


Hasil catatan seismograf disebut seismogram. Bila terjadi gempa, getaran
seismik pertama yang ditangkap adalah gelombang primer (P) karena kecepatan
rambatnya lebih tinggi. Beberapa saat kemudian datang gelombang sekunder (S)
8

yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dan yang terakhir adalah gelombang
panjang (L) atau gelombang permukaan karena kecepatan rambatnya paling rendah.
Pada seismogram, ketiga getaran ini dapat dibedakan dengan mudah karena
ketiganya memiliki ciri atau karakteristik yang berlainan.
pada seismogram, gelombang primer (P) tercatat pada fase pertama dan
selang beberapa waktu kemudian datang gelombang fase ke dua, yaitu gelombang
sekunder (S). Selisih waktu pencatatan gelombang primer dan sekunder tersebut
dapat digunakan untuk menghitung jarak episentrum. Dengan diketahuinya jarak
episentrum dari beberapa stasiun pencatat gempa (minimal 3 stasiun) dapat
digunakan untuk menentukan lokasi episentrum. Beberapa cara untuk mengetahui
lokasi episentrum adalah:
1. Dengan menngunakan hasil pencatatan seismograf. Yaitu satu seismograf vertikal
, satu seismograf horizontal yang berarah uatar-selatan, dan atu lagi seismograf
yang berarah timur-barat. Dengan tiga seismograf ini akan ditemukan letak
episentrum.
2. Dengan menggunakan tiga tempat yang terletak dalam satu homoseista. Ketiga
tempat yang terletak dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik
garis sumbu pada garis yang menghubungkan tempat-tempat pencatatan.
Dengan menggunakan tiga tempat yang mencatat jarak episentrum.
Cara ini dicari dengan rumus Laska, yaitu:
=[ ( SP ) 1menit ] 1000 Km

= jarak episentrum dari stasiun pencatat gempa


S

= waktu yang menunjukkan pukul berapa gelombang sekunder

= waktu yang menunjukkan berapa gelombang primer

1 menit

= (konstanta/ketetapan)

1.000 km = (konstanta/ketetapan)
9

Misalnya :
Kota X mencatat jarak episentrum 5000 km
Kota Y mencatat jarak episentrum 7000 km
Kota Z mencatat jarak episentrum 4000 km
Dengan data tiga episentrum di tiga kota, kemudian kita ambil peta
yang sesuai skalanya. Letak apisentrum akan didapat dari perpotongan ketiga
lingkaran.Pertemuan

ketiga

lingkaran

tersebut

merupakan

lokasi

episentrumnya.

Gambar 3.3: Letak episentrum


Sumber: Google Search

3.4 Cara Menghitung Kekuatan Gempa


Intensitas sebuah gempa biasanya diukur dengan skala intensitas Marcelli
Intensitas ini terdiri dari angka I sampai dengan X dengan akselerasi dan fenomena
yang berbeda-beda pada setiap tingkatan intensitasnya.

10

Intensitas I dengan aksekerasi dalam cm/det 2 adalah <1 dengan fenomena


hanya dapat dirasakan oleh seismograf.
Intensitas II dengan akselerasi 1-2 cm/det2 dapat dirasakan hanya dalam
kondisi yang sangat baik.
Intensitas III dengan akselerasi 2-3-cm/det2 mirip getaran angkutan, beberapa
orang dapat merasakannya.
Intensitas IV dengan akselerasi 3-6 cm/det2 mirip getaran jalan raya yang
berat.
Intensitas V dengan akselerasi 6-15 cm/det2, umumnya dapat
dirasakan, benda yang tergantung bergoyang.
Intensitas VI dengan akselerasi 15-30 cm/det 2 reaksi yang
mengejutkan, benda-benda terjadi, pohon bergeser.
Intensitas VII akselerasinya dengan 30-60 cm/det 2 banyak
bangunan rusak ringan muncul gelombang di air.
Intensitas VIII dengan akselerasi 60-160 cm/det 2 panik dan
bangunan yang rapuh akan mengalami kerusakan.
Intensitas IX dengan akselerasi 160-300 cm/det 2 banyak
bangunan rusak parah.
Intensitas X dengan akselerasi 300-600 banyak bangunan
rubuh dan pergeseran tanah.
Intensitas

XI

dengan

XII

dengan

akselerasi

600-1500

umumnya

bangunan runtuh.
Intensitas

akselerasi

1500

cm/det 2

terbelah, perubahan permukaan tanah.


Menghitung dengan Magnitudo (Skala Richter)

11

batuan

Magnitudo gempa bumi dihitung dengan menggunakan


rumus:
m=1,3+0,6 I o
Dimana : m = magnitudo
Io = Intensitas
Sebagai contoh, jika gempa bumi dengan intensitas XII
maka magnitudonya adalah :
m=1,3+0,6 x 12=8,5 Skala Richter

Cara kedua menghitung magnitudo adalah dengan


menggunakan rumus berikut:

m=2.2+1,8 log ao

Dimana : m = magnitude
ao = akselerasi (cm/det2)
Sebagai contoh, jika gempa bumi dengan akselerasi
1400 cm/det2, maka magnitudonya adalah :
m=2.2 .+1,8 x log 1400=7,8 Skala Richter

Menghitung dengan Energi

12

Jika sudah menentukan besaran magnitudo, maka


dapat menghitung besaran energi yang terbuang. Untuk
menghitung energy E, maka dapat menggunakan rumus:
log E=11.4 +1,5 m
Sebagai contoh, jika menghitung kekuatan gempa
sekitar 7,6 maka rumusnya adalah:
log E=11.4 +1,5 x 7,6=22

Ini adalah nilai dari logaritma Enegri.

Cara kedua untuk menghitung besaran energi adalah


dengan menggunakan rumus:
A /T
16,4+1,5 log

E=
log
Formula A ini memiliki amplitudo yang lebih baik dari
pada yang lain. misalnya menyebut bahwa gelombang
permukaan menunjukkan akselerasi microns (1/1000 mm); T
adalah periode gelombang dalam detik. D adalah jarak
episentrum dalam derajat.
Untuk mencari D , digunakan rumus :

D=Ec /110.6

yaitu jarak antara pusat gempa ke episentrum (dalam km).


Sebagai contoh, jika amplitude A adalah 1070 microns,
T adalah 20 detik dan D adalah 115:

13

Maka
log E=16,4 +1,5 log(

akan

menemukan

1070
)+2,5 x log115=24 . Dengan inv log 24
20

maka akan dapat menghitung energi yang dilepas adalah 1,4


x 1024 J.
3.5 Skala yang Digunakan Untuk Mengukur Kekuatan Gempa
Untuk mengetahui berapa besar ukuran bumi digunakan skala. Yang
digunakan untuk pengukuran gempa bumi diantaranya skala Omori, skala
Derossifonel, Skala Cancani, Skala Marcelli, dan Skala Richter. Skala-skala tersebut
mengukur gempa berdasarkan derajat kerusakn yang diakibatkan. Kecuali skala
richter yang mengukur kekuatan gempa berdasarkan magnetudonya.
Di bawah ini merupakan skala Mercalli atau Moment magnetudo yang telah
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
a. Jika derajatnya I, getarannya tidak dirasakan, kecuali dalam keadaan luar
biasa dirasakan oleh beberapa orang.
b. Jika derajatnya II, getaran dirasakan oleh beberapa orang yang diam, lebihlebih di rumah tingkat atas,benda-benda yang digantung terlihat bergoyang.
c. Jika derajatnya III, getaran dirasakan nyata dalam rumah, kendaraan sedang
berhenti terasa bergerak seakan-akan ada truk lewat.
d. Jika derajatnya IV, jika terjadinya siang hari banyak orang di dalam rumah
dan sedikit orang di luar rumah merasakan getaran. Jika malam hari, beberapa
orang dapat terbangun, barang pecah belah dan pintu berderak, kendaraan
yang diparkir bergerak.
e. Jika derajatnya V, getaran dirasakan oleh hampir semua orang-orang yang
tidurpun terbangun, barang-barang pecah belah terpelanting, tiang dan pohon
tampak bergoyang kuat, jarum jam dapat berhenti.
f. Jika derajatnya VI, kebanyakan orang panik dan lari keluar bangunan/rumah
karena semua orang merasakan getaran kuat, meja kursi bergerak.
g. Jika derajatnya VI, kebanyakan orang panik dan lari keluar bangunan/rumah
karena semua orang merasakan getaran kuat, meja kursi bergerak.

14

h. Jika derajatnya VIII, kerusakan pada bangunan kuat dengan lubangdan


retakan dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap dan monumen
roboh, serta meja kursi terlempar.
i. Jika derajatnya IX, kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka rumah
bengkok-bengkok, lokasi rumah bergeser, serta pipa dalam tanah putus.
j. Jika derajatnya X, bangunan kuat dari kayu rusak, tanah retak, rel KA
melengkung, tebing dan tepian sungai longsor serta terjadi banjir.
k. Jika derajatnya XI, bangunan hanya sedikit yang masih berdiri, jembatan
rusak.
l. Jika derajatnya XII, permukaan bumi hancur sama sekali dan tampak
bergelombang, pemandangan kabur,serta benda-benda terlempar ke udara.

Dibawah ini adalah skala Omori:


a. Skala I: Getaran lunak, tidak dirasakan oleh semua orang.
b. Skala II: Getaran sedang, banyak orang terbangun karena bunyi barangc.
d.
e.
f.
g.

barang yang pecah dan bunyi jendela atau pintu berderit karena bergoyang.
Skala III: Getaran agak kuat, pintu dan jendela terbuka.
Skala IV: Getaran kuat, gambar didinding berjatuhan dan dinding retak-retak.
Skala V: Gertaran sangat kuat, dinding dan atap runtuh.
Skala VI: Rumah-rumah banyak yang roboh.
Skala VII: Terjadi kerusakan Umum.

Berikut ini adalah skala Cancani:


Skala I

Percepatan

0-2,5

mm/detik

Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala

Percepatan
Percepatan
Percepatan
Percepatan
Percepatan
Percepatan
Percepatan
Percepatan
Percepatan

2,5-5,0
5,0-10
10-25
25-50
50-100
100-250
250-500
500-1.500
1.000-2.500

mm/detik
mm/detik
mm/detik
mm/detik
mm/detik
mm/detik
mm/detik
mm/detik
mm/detik

II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X

15

Berikut adalah skala Richter:


Magnetudo

0-3

Goncangan

Kecil

Magnetudo
Magnetudo
Magnetudo
Magnetudo

3-4
4-4
5-6
7-8

Gempa
Gempa
Gempa
Gempa sangat

Lemah
Kuat
Merusak
Merusak

Magnetudo 8-lebih, Gempa besar (Bencana Nasional)

16

3.4 Kelebihan dan Kekurangan


3.4.1 Kelebihan
Kelebihan seismograf termasuk dari fungsi seismograf itu sendiri.
Karena seismograf terdapat banyak jenis dan macamnya. Jadi, seismograf
mempunyai tugas masing-masing. Berikut adalah kelebihan seismograf :
a. Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur
Gelombang seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan
intensitas gempa. Kedua klasifikasi pengukuran ini menggunakan skala
pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa tersebut terdiri
dari skala Richter dan Skala Mercalli . Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan

besaran

gempa, sedangkan Skala Mercalli

digunakan

untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah,


gedung, dan manusia.
b. Karena seismograf lama terdiri dari 2 macam yaitu Seismograf horizontal
bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
Sedangkan seismograf vertikal untuk mencatat getaran bumi pada vertikal.
3.4.2 Kekurangan
Alat seismograf dapat mengetahui getaran sekecil mungkin, tetapi bukan
berarti seismograf tidak mempunyai kelemahan atau kekurangan. Kekurangan
seismograf tersebut disebabkan oleh :
a. Jika getaran yang terlalu kuat membuat seismograf tidak mampu membuat
catatan, karena tangkai alat pencatat bisa mengalami kerusakan.
b. Karena seismograf adalah alat yang selalu didekatkan dengan lokasi
getaran. Jadi, ada peraturan yang memasang seismograf tersebut pada saat
getaran besar terjadi, karena melalui beberapa pertimbangan.

17

BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan
1. Seismograf pertama kali ditemukan oleh Zhang Heng pada tahun 132 SM yang
disebuat sebagai guci naga.
2. Seismograf adalah alat bantu atau sensor getaran yang biasanya digunakan untuk
mencatat kekuatan gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah yang terjadi
pada suatu daerah.
3. Fungsi seismograf adalah untuk mendeteksi atau mencatat kapan terjadinya
gempa, berapa besar kekuatan gempa dan arah gempa.
4. Seismograf bedasarkan sensor peletakannya yaitu seismograf horizontal dan
vertikal.
5. Prinsip kerja yang digunakan seismograf adalah prinsip gaya pemulih.

18

DAFTAR PUSTAKA
Eric, Deeson. 2007. The Visual Dictionary of Physics. Legoprint: Italia.
http://penyeara.blogspot.com/2013/08/seismograf.html
http://komputerizam.blogspot.com/2012/05/cara-kerja-seismograf.html
https://www.google.com/search?q=GAMBAR+PENEMU+SEISMOGRAF
Samadi. 2007. Geografi. Bogor: Yudisthira.
Umar, Hasmunir. 2006. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Universitas Syiah
Kuala: Banda Aceh.

SESI TANYA JAWAB

19

1. Bagaimana cara mengukur kekuatan gempa pada Seismograf Model Zhang


Heng?
Novi Sriutami Ningsih
Jawab:
Zhang Heng tidak mengatakan dengan pasti bagaimana sebuah gempa diukur
dengan skala Richter, tapi Seismograf Model Zhang Heng hanya dapat
menentukan dimana titik atau pusat terjadinya gempa. Jadi, jika Naga yang
arah selatan yang mengeluarkan bola tembaga kecil maka dapat diketahui
bahwa pusat terjadinya gempa adalah diarah Selatan.
2. Bagaimana menentukan arah gempa?
Nuriana
Jawab:
Untuk mengetahui arah gempa, maka dengan menngunakan hasil pencatatan
seismograf. Yaitu satu seismograf vertikal , satu seismograf horizontal yang
berarah utara-selatan, dan satu lagi seismograf yang berarah timur-barat. Dengan
tiga seismograf ini akan ditemukan arah gempa. Ketiga tempat yang terletak
dalam satu homoseista itu dihubungkan, kemudian ditarik garis sumbu pada
garis yang menghubungkan tempat-tempat pencatatan.
Misalnya :
Kota X mencatat jarak episentrum 5000 km
Kota Y mencatat jarak episentrum 7000 km
Kota Z mencatat jarak episentrum 4000 km

Dengan data tiga episentrum di tiga kota, kemudian kita ambil peta
yang sesuai skalanya. Letak apisentrum atau arah gempa akan didapat dari

20

perpotongan

ketiga

lingkaran.

Pertemuan

ketiga

lingkaran

tersebut

merupakan lokasi episentrumnya.

3. Bagaimana cara menghitung skala gempa perpaduan, gerakan horizontal dan


vertical?
Ridha Royani
Jawab:
Gempa bumi tidak pernah berpaduan antara gerak horizontal dengan vertical.
Seismograf hanya menghitung skala sesuai dengan gerakan gempanya. Jadi,
jika gempa bumi yang terjadi adalah gerak horizontal, maka yang menghitung
skala gempa tersebut adalah seismograf gerak horizontal.

21

Anda mungkin juga menyukai