Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU FALAQ

PENGANTAR ASTRONOMI, PEREDARAN MATAHARI, BUMI


DAN BULAN, ISTILAH-ISTILAH ASTRONOMI PADA BUMI DAN
BOLA LANGIT

Dosen Pengampu : Abdul Halim, Lc.MA

Di Susun Oleh Kelompok 3 :


1. Ade Saputra (19.006.74234)
2. Anjeliani (19.016.74234)
3. Eka Saputri (19.027.74234)
4. Ma’rufatul Khasanah (19.040.74234)
5. Muhammad Andri (19.047.74234)

HUKUM EKONOMI SYARIAH


STAI MAMBA’UL ULUM
JAMBI/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan ke Hadirat Allah Subhanahu Wata’ala,


atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
tugas makalah yang berjudul Pengantar astronomi, peredaran matahari,
bumi dan bulan, istilah-istilah astronomi pada bumi dan bola langit.
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Falaq yang di
bimbing oleh Bapak Abdul Halim, Lc.MA dan Penulis mengucapkan
trimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang bersifat membangun. Kritik dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya bagi para pembaca.

Jambi, 26 Mei 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
A. Latar Belakang...................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................3
BAB II................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................4
A. Pengantar Matematika Astronomi....................................................4
B. Peredaran Matahari, Bumi dan Bulan..............................................6
1) Gerak Bumi.........................................................................................6
2) Gerak Matahari...................................................................................9
3) Gerak Bulan......................................................................................11
C. Istilah-Istilah Astronomi pada Bumi dan Bola Langit..................14
BAB III.............................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alam semesta ini merupakan suatu system yang teratur dan canggih
yang telah diatur dengan sangat rapih oleh Allah SWT.Alam semesta yang
tersusun dari bermacam benda langit,matahari,galaksi,bintang,planet planet,
bergerak dan beredar dibalik system yang Maha Dahsyat. Proses pergerakan
ini terjadi secara kontinu.Semua ini terjadi semata mata karena kekuasana
Allah.

Dari pergerakan yang sangat teratur tersebut banyak sekali


kebermanfaatan yang dapat diperoleh manusia. Seperti halnya missal dalam
masalah waktu. Sistem yang teratur dan pergerakanya, merupakan suatu
objek ilmu pengetahuan yang dapat diselami untuk menunjang kehidupan
manusia di alam semesta.Dalam hal ini,system penanggalan. Bahkan sejak
zaman nabi,hingga masa kekhalifahan sahabat,system penanggalan atas
pengamatan dan perhatian terhadap pergerakan alam semesta yang teratur
sudah dikembangkan. Pentinglah kiranya untuk tetap mempelajari dan
mengembangkan bagaimana gerak benda benda langit di balik system yang
Maha Dahsyat tersebut. Hal ini dikarenakan peserta didik di sekolah dasar
masih memiliki pemikiran kongkrit. Untuk itu kami bekerja kelompok
menyusun makalah ini untuk membahas inti dari permasalahan tersebut
diatas. Hasil dari pembahasan kerja klompok kami tuangkan dalam bentuk
makalah ini dan semoga dapat bermanfaat untuk kita dan pembaca yang
budiman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu astronomi?
2. Bagaimana gerak matahari, bumi dan bulan?
3. Apa saja istilah-istilah dalam astronomi?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu astronomi
2. Mengetahui gerakan-gerakan pada matahari, bumi dan bulan
3. Mengetahui berbagai macam istilah dalam astronomi

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengantar Matematika Astronomi

Astronomi, kadang disebut sebagai ilmu bintang atau ilmu falak, adalah
cabang ilmu alam yang meneliti benda langit (seperti bintang, planet, komet,
dll) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer Bumi
(misalnya radiasi latar belakang kosmik). Ilmu ini secara pokok mempelajari
berbagai sisi dari benda-benda langit seperti asal usul, sifat fisika/kimia,
meteorologi, dan gerak dan bagaimana pengetahuan akan benda-benda
tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta.
Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai
bagian dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini
sangat beragam: dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi
observasional, sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi. Meski
demikian, dewasa ini astronomi profesional dianggap identik dengan
astrofisika.

Astronomi harus dibedakan dari astrologi, yang merupakan kepercayaan


bahwa nasib dan urusan manusia berhubungan dengan letak benda-benda
langit seperti bintang atau rasinya. Memang betul bahwa dua bidang ini
memiliki asal usul yang sama, namun pada saat ini keduanya sangat
berbeda.[1]

Penggunaan Istilah Astronomi dan Astrofisika

Secara umum baik "astronomi" maupun "astrofisika" boleh digunakan


untuk menyebut ilmu yang sama.[2]

Apabila hendak merujuk ke definisi-definisi kamus yang baku, "astronomi"


bermakna "penelitian benda-benda langit dan materi di luar atmosfer Bumi
serta sifat-sifat fisika dan kimia benda-benda dan materi tersebut" [3], sedang
1
^ Unsöld, Albrecht (2001). The New Cosmos: An Introduction to Astronomy and Astrophysics. Berlin,
New York: Springer.
2
^ Scharringhausen, B. "Curious About Astronomy: What is the difference between astronomy and
astrophysics?"
3
^ "Merriam-Webster Online". Results for "astronomy"

4
"astrofisika" adalah cabang dari astronomi yang berurusan dengan "tingkah
laku, sifat-sifat fisika, serta proses-proses dinamis dari benda-benda dan
fenomena-fenomena langit".[4]

Sejarah Astronomi

Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi


atas gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang.
Pada beberapa situs seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga
menyusun artifak-artifak yang diduga memiliki kegunaan astronomis.
Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan seremonial,
namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan iklim
sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam atau memahami
panjang tahun.[5]

Sebelum ditemukannya peralatan seperti teleskop, penelitian harus


dilakukan dari atas bangunan-bangunan atau dataran yang tinggi, semua
dengan mata telanjang. Seiring dengan berkembangnya peradaban,
terutama di Mesopotamia, Tiongkok, Mesir, Yunani, India, dan Amerika
Tengah, orang-orang mulai membangun observatorium dan gagasan-
gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai ramai diperiksa. Umumnya,
astronomi awal disibukkan dengan pemetaan letak-letak bintang dan planet
(sekarang disebut astrometri), kegiatan yang akhirnya melahirkan teori-teori
tentang pergerakan benda-benda langit dan pemikiran-pemikiran filosofis
untuk menjelaskan asal usul Matahari, Bulan, dan Bumi. Bumi kemudian
dianggap sebagai pusat jagat raya, sedang Matahari, Bulan, dan bintang-
bintang berputar mengelilinginya; model semacam ini dikenal sebagai model

4
^ "Merriam-Webster Online". Results for "astrophysics"
5
^ Forbes, 1909

5
geosentris, atau sistem Ptolemaik (dari nama astronom Romawi-Mesir
Ptolemeus).[6]

B. Peredaran Matahari, Bumi dan Bulan

Menurut teori heliosentris, Matahari merupakan pusat peredaran benda-


benda langit di dalam tata surya kita. Planet Bumi selain berputar pada
porosnya, bersama dengan Bulan bergerak mengitari Matahari melalui
lintasan khayal berbentuk ellips, sebagaimana yang dijelaskan dalam hukum
Kepler. Sedangkan Bulan pada saat yang bersamaan berputar pada
porosnya sembari mengitari Bumi. Pergerakan-pergerakan tersebut ketika
diamati dari Bumi terlihat sebagai pergerakan yang bersifat semu. Gerak
semu inilah yang sejak lama telah banyak dimanfaatkan oleh manusia
khususnya dalam perhitungan waktu.[7] Dalam keilmuan falak pergerakan-
pergerakan tersebut sangat penting, karena beberapa perintah ibadah dalam
Islam, waktu pelaksanaannya sangat terkait dengan posisi dan pergerakan
Matahari, Bumi dan Bulan tersebut. [8]

1) Gerak Bumi

Bumi merupakan planet ketiga dari Matahari, setelah Merkurius dan


Venus. Diameter Bumi sekitar 12.769 km. Adapun jarak rata-rata Bumi
Matahari sekitar 149.597.871 km. Jarak tersebut dalam astronomi disebut
dengan Astronomical Unit (AU), di mana 1 AU = 149.597.871 km.12 Jarak
Bumi-Matahari tidak selalu sama melainkan kadang jauh kadang dekat,
sesuai dengan posisi Bumi di ekliptika. Bumi mengelilingi Matahari melalui
6
^ DeWitt, Richard (2010). "The Ptolemaic System". Worldviews: An Introduction to the History and
Philosophy of Science. Chichester, England: Wiley. hlm. 113.
7
Moedji Raharto, op.cit. hlm. 4-5
8
Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012, hlm. 2-4

6
lintasan semu berbentuk ellips mendekati lingkaran. Selisih antara titik
perihelium dengan titik aphelium-nya adalah sekitar 5.000.000 km.13 Jarak
terdekat (perihelium) BumiMatahari adalah sekitar 147 juta km, dan jarak
terjauhnya (aphelium) sekitar 152 juta km.14 Selama beredar mengelilingi
Matahari, Bumi tidak hanya melakukan satu gerakan saja, bahkan lima
gerakan sekaligus. Kelima gerakan Bumi tersebut yakni:

a) Rotasi Rotasi Bumi adalah gerakan Bumi pada porosnya. Bumi


berotasi dari arah barat ke timur. Dalam sekali rotasi Bumi, dibutuhkan
waktu rata-rata 23j 56m 4 d , bisa kurang dari itu dan bisa lebih,
tergantung posisi Bumi terhadap Matahari ketika itu. [9] Arah rotasi Bumi
yang berlawanan dengan jarum jam (retrograde) menyebabkan
pergerakan semu harian benda langit, sehingga semua benda langit
jika dilihat dari Bumi nampak bergerak dari arah timur ke barat. [10]
b) Revolusi Bumi merupakan salah satu planet yang bergerak mengitari
Matahari. Pergerakan Bumi mengitari Matahari disebut dengan revolusi
Bumi. Dalam revolusinya, posisi Bumi miring sekitar 66,5° terhadap
bidang ekliptika, sehingga bidang ekliptika Bumi tidak sejajar dengan
ekuator Bumi, melainkan miring membentuk sudut sebesar 23,5°. Arah
kemiringan tersebut meski kadang berubah namun relatif tetap. [11]
Ekliptika Bumi berbentuk ellips mendekati lingkaran dengan selisih
antara titik perihelium dengan titik aphelium-nya sekitar 5.000.000 km.
[12]
Periode rata-rata revolusi Bumi yakni 365h 5 j 48m 45,2d . Periode
tersebut kemudian disebut dengan 1 tahun sideris. Arah revolusi Bumi
sama dengan arah rotasinya yakni dari barat ke timur, berlawanan
dengan arah jarum jam.[13] Jika Matahari berada di kulminasi atas di
9
Slamet Hambali, Pengantar.... hlm. 197
10
Ibid.
11
Ibid. hlm. 202-203
12
Bayong Tjasyono HK, Ilmu.... hlm. 33-34
13
Slamet Hambali, Pengantar.... hlm. 202-203

7
suatu tempat, maka setelah Bumi berotasi selama 23j 56m ,
sebenarnya Matahari belum mencapai titik kulminasi kembali
melainkan masih kurang sekitar 1°. Namun akibat dari gerak revolusi
Bumi terhadap Matahari rupanya pada saat yang bersamaan Matahari
juga telah bergerak semu sekitar 1°.[14]
c) Presesi Kemiringan sumbu Bumi terhadap ekliptika tidak selalu tetap,
melainkan terus berubah-ubah mirip perubahan sumbu gasing.
Perubahan tersebut mengakibatkan gerak goyang pada Bumi sebesar
50.24”/tahun. Gerak tersebut disebut dengan gerak presesi atau
dahriyah atau mubadarat al-i‟tidalain. Arah gerak presesi berlawan
dengan gerak rotasi, yakni dari arah timur ke barat jika dilihat dari kutub
utara langit, dan akan kembali ke posisi semula dalam jangka waktu
sekitar 25.796 tahun.[15]
d) Nutasi Gerak nutasi adalah gerak gelombang dalam gerak presesi.
Gerak presesi tidak lurus, melainkan bergelombang membentuk
lingkaran-lingkaran kecil. Gerak nutasi untuk membentuk 1 lingkaran
penuh (360°) memerlukan waktu sekitar 18,66 tahun, sehingga besar
gerak nutasi adalah 0o 03’10,05”/hari.
e) Apsiden Gerak apsiden adalah gerak pergeseran titik aphelium dan
perihelium dari timur ke barat. Untuk menempuh 1 kali putaran gerak
apsiden memerlukan waktu sekitar 21.000 tahun, sehingga besar gerak
apsiden adalah 0,17”/hari.

2) Gerak Matahari

14
Ibid. hlm. 197
15
Muhyiddin Khazin, Ilmu.... hlm. 130-131

8
Matahari merupakan pusat tata surya kita. Bumi, planet-planet dan benda
langit yang berada di jangkauan gravitasi Matahari, bergerak bersamaan
mengitari Matahari. Pada saat yang bersamaan Matahari juga juga terus
bergerak di alam semesta ini bersamaan bintang-bintang lainnya. Dalam
keilmuan astronomi gerak Matahari dibagi menjadi dua macam, yakni gerak
hakiki dan gerak semu.

a) Gerak Matahari Hakiki

Gerak Matahari Hakiki adalah gerakan sebenarnya yang dimiliki oleh


Matahari. Gerakan Matahari Hakiki ada dua, yakni:

i. Rotasi Matahari. Matahari berputar pada porosnya dengan waktu


rotasi yang berbeda-beda pada tiap bagiannya, yakni sekitar 25,5
hari pada bidang ekuator dan 27 hari pada daerah kutubnya.
Perbedaan tersebut disebabkan Matahari sebenarnya merupakan
bola gas pijar raksasa yang berada di luar angkasa yang terus
bergerak.16
ii. Gerak Matahari di antara gugusan bintang. Matahari bersamaan
dengan sistem tata surya-nya bergerak di alam semesta ini dari
suatu tempat menuju tempat yang lainnya mengitari pusat galaksi
Bimasakti dengan kecepatan sekitar 20 km/detik atau 72.000
km/jam atau 600 juta km/tahun. Daerah yang dituju oleh Matahari
disebut dengan apeks dan daerah yang telah ditinggalkan oleh
Matahari disebut anti-apeks. Mengenai peredaran Matahari di alam
semesta tersebut adalah sesuai dengan apa yang telah disebutkan
di dalam surat Yasin ayat 38, yang berbunyi:
‫َوال َّشمْ سُ َتجْ ِريْ لِمُسْ َت َقرٍّ لَّ َها ٰۗذل َِك َت ْق ِد ْي ُر ْال َع ِزي ِْز ْال َعلِي ۗ ِْم‬

16
Slamet hambali, Pengantar... hlm. 212-213

9
Artinya:“(38) dan Matahari berjalan ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha
mengetahui.”17
Pada ayat di atas dikatakan bahwa Matahari sejak awal penciptaan
telah memiliki jalur peredaran sebagaimana yang telah ditentukan
oleh Allah SWT.18

b) Gerak Semu Matahari


Jika diamati dari permukaan Bumi, Matahari terlihat seolaholah
bergerak dari timur ke barat mengitari Bumi. Posisi terbit dan terbenam
Matahari tidak selalu tetap, melainkan berubah secara gradual dari satu
titik ke titik yang lain hingga akhirnya kembali ke titik awal lagi. Lintasan
Matahari tersebut kemudian membentuk lingkaran besar yang disebut
lingkaran ekliptika. Lingkaran ekliptika tidak berimpit dengan ekuator,
namun membentuk sudut sekitar 23o 27’. 28 Secara umum gerak semu
Matahari dapat dibagi menjadi dua, yakni gerak semu harian dan gerak
semu tahunan.
i. Gerak Semu Harian (Gerak Diurnal), terjadi akibat rotasi Bumi.
Periode menengahnya yakni 24 jam. Arah pergerakannya adalah
dari timur ke barat. Kemiringan lintasan gerak harian Matahari
tergantung letak geografis pengamat. Lintasan pada bagian
ekuator Bumi adalah berupa lingkaran tegak, di bagian kutub
mendatar, di belahan Bumi selatan terlihat miring ke arah utara
dan sebaliknya di belahan Bumi utara terlihat miring ke selatan.
Besar kemiringan tersebut berbanding lurus dengan besar
lintangnya.

17
QS. Yasin: 38, lihat: Tim Penerjemah, Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Terjemahan Departermen
Agama RI), loc.cit.
18
Quraisy Shihab, loc.cit

10
ii. Gerak Semu Tahunan (Gerak Annual), arah gerak semu tahunan
Matahari yakni ke arah timur sekitar 0o 59’/hari. Periode gerak
semu tahunan Matahari adalah sekitar 365,25 hari, akibatnya arah
terbit dan tenggelam Matahari selalu berubah letaknya sepanjang
tahun. Pada tanggal 21 Maret dan 23 September Matahari terbit
tepat di titik timur dan tenggelam tepat di titik barat, pada tanggal
22 Juni Matahari terbit dan tenggelam sejauh 23,5o ke arah utara
dari titik timur dan barat, sebaliknya pada tanggal 22 Desember
Matahari berada 23,5 o ke arah selatan dari titik timur dan barat.
Posisi Matahari ketika berada di dua titik terakhir disebut dengan
soltitium, yang artinya pemberhentian Matahari. Hal tersebut
karena pada saat itu perubahan deklinasi Matahari sangat lambat
seolah-olah berhenti. Sebaliknya pada titik ekuinox, yakni ketika
lintasan Matahari berada tepat pada titik timur dan barat,
perubahan deklinasi berlangsung cepat.
3) Gerak Bulan

Bulan merupakan satu-satunya satelit Bumi. Jarak rata-rata Bumi-


Bulan adalah 385.000,56 km.19 Titik perigee Bulan berjarak sekitar
363.300 km, sedangkan titik apogee-nya mencapai sekitar 405.500 km.
Meski jarak Bulan-Bumi cukup dekat bahkan masih dalam jangkauan
gravitasi Bumi, Bulan tidak sepenuhnya tertarik gaya gravitasi Bumi,
sebab Bulan memiliki gaya sentrifugal yang membuatnya tetap dapat
bertahan pada lintasannya.20 Namun akibat gaya sentrifugal Bulan yang
sedikit lebih besar dibanding gaya gravitasi Bumi-Bulan, Bulan semakin
menjauh sekitar 3,8 cm setiap tahunnya.

19
Jean Meeus, op.cit. Hlm. 312
20
Slamet Hambali, op.cit. hlm. 135

11
Sebagaimana gerak Matahari, di dalam astronomi juga dikenal dua
jenis gerak Bulan yakni gerak hakiki dan gerak semu.

a) Gerak Bulan Hakiki

Gerak Bulan hakiki adalah gerak yang sebenarnya dilakukan oleh


ketika beredar di angkasa luar. Gerak hakiki Bulan terdiri dari tiga macam
gerak, yakni rotasi, revolusi dan gerak Bulan bersama dengan Bumi
mengitari Matahari.

i. Rotasi Bulan. Bulan berputar pada porosnya dengan periode


sekitar 27 hari lebih 7 jam dengan arah rotasi berlawanan
dengan jarum jam. Lama rotasi Bulan adalah sama dengan
lama revolusinya. Hal tersebut yang mengakibatkan
permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi selalu sama.
ii. Revolusi Bulan. Bulan mengelilingi Bumi memerlukan waktu
sekitar 27 hari 7j 43m 12d , sama dengan periode rotasinya.
Sebagaimana rotasinya, arah revolusi Bulan juga berlawanan
dengan arah jarum jam. Lama revolusi Bulan tersebut
kemudian disebut dengan 1 periode sideris Bulan.
iii. Gerak Bulan bersama Bumi mengelilingi Matahari. Bulan
bergerak mengitari Bumi, maka secara otomatis Bulan juga
bergerak mengitari Matahari bersama-sama dengan Bumi. Hal
tersebut yang menyebabkan lintasan revolusi Bulan tidak
berbentuk lingkaran sempurna melainkan lingkaran berpilin di
mana titik awal revolusi Bulan tidak bertemu titik akhirnya. Satu
lingkaran berpilin ini ditempuh Bulan dalam waktu 29,5 hari.
Adapun waktu yang diperlukan Bulan untuk mencapai titik
awalnya yakni sekitar 365,5 hari atau setelah melewati 12 kali
lingkaran berpilin.

12
b) Gerak Semu Bulan
Gerak rotasi Bumi mengakibatkan penampakan benda langit,
termasuk Bulan, ketika diamati dari Bumi bergerak secara semu dari
arah timur ke barat. Pada saat yang bersamaan Bulan juga melakukan
gerak revolusi. Akibatnya, setiap harinya Bulan terlambat terbit dari
bintang tertentu sekitar 50 menit atau sekitar 13° busur. Terhadap
Matahari, setiap hari Bulan terlambat sekitar 12° busur atau 0,5° setiap
jamnya. Hal tersebut kemudian menimbulkan penampakan Bulan yang
berubah-ubah setiap harinya, mulai dari sebatas garis kecil
melengkung hingga semakin membesar membentuk bulatan
sempurna kemudian mengecil kembali. Peristiwa perubahan fasefase
penampakan semu Bulan tersebut diakibatkan oleh fungsi elongasi
Bulan, yakni sudut yang dibentuk Bulan dari Matahari ketika diamati
dari Bumi. Bulan mencapai fase purnama ketika sudut elongasinya
sebesar 180° dan fase bulan mati pada sudut 0°.39 Periode revolusi
Bulan yang disertai dengan fase-fase permukaannya berbeda dengan
periode sideris Bulan. Waktu yang dibutuhkan oleh Bulan untuk
kembali ke fase awal adalah sekitar 29,5305882 hari. Lama waktu
tersebut kemudian disebut dengan 1 periode sinodis Bulan.

13
C. Istilah-Istilah Astronomi pada Bumi dan Bola Langit
Aberasi kromatis
Cacat pada lensa yang mengakibatkan berkas cahaya untuk panjang
gelombang yang berbeda dibiaskan dengan sudut yang berbeda. Cacat
ini dapat diatasi dengan memberikan lensa tambahan.
Aberasi sferis
Cacat pada cermin berbentuk kulit bola yang mengakibatkan perbedaan
sudut pantul antara berkas cahaya yang jatuh di titik yang dekat dari
sumbu cermin dengan berkas cahaya yang jatuh di titik yang jauh dari
sumbu cermin (misalnya di tepi cermin).
almanak
Katalog yang berisikan jadwal fenomena benda langit seperti kapan
Matahari, Bulan, dan planet-planet terbit dan terbenam.
altitud
Salah satu besaran dalam sistem koordinat alt-azimuth. Artinya adalah
ketinggian sebuah benda langit yang dihitung dari horison ke arah kutub-
kutub langit. Nilainya dari -90° hingga 90°.
asensio rekta
Salah satu besaran dalam koordinat ekuator yang mendefinisikan jarak
antara titik gamma dengan titik potong proyeksi benda langit dari kutub ke
ekuator langit. Asensio rekta dihitung sepanjang ekuator langit dari 0 – 24
jam.
asterisma
Kumpulan bintang di langit yang membentuk pola tertentu. Sebuah
asterisme bisa saja merupakan bagian dari sebuah rasi (misalnya Bintang
Biduk di rasi Ursa Mayor dan Ursa Minor) atau gabungan dari beberapa
bintang di berbagai rasi (misalnya segitiga musim panas yang terdiri dari
bintang Vega, Deneb, dan Altair).
asteroid

14
Benda kecil di Tata Surya, yang sangat banyak terdapat di antara orbit
Mars dan Jupiter. Selain itu, ada juga NEA, Near Earth Asteroid atau
asteroid dekat Bumi.
aurora
Cahaya yang timbul di lapisan ionosfer akibat interaksi antara partikel
bermuatan yang berasal dari angin matahari dengan magnetosfer planet.
Di Bumi, aurora ada 2 macam, yaitu Aurora Borealis (terlihat dari Bumi
belahan utara) dan Aurora Australis (terlihat dari Bumi belahan selatan).
autumnal equinox
Saat Matahari berada tepat di ekuator langit pada sekitar tanggal 23
September setiap tahunnya. Pada saat itu, kawasan Bumi yang ada di
utara khatulistiwa mengalami musim gugur dan yang ada di selatan
mengalami musim semi.
Awan Oort
Awan hipotetis yang terletak di bagian tepi Tata Surya kita dan berisikan
batuan beku yang menjadi sumber komet. Jaraknya sekitar 50.000 SA
dari Matahari.
benda hitam (black body)
Benda hipotetis yang menyerap semua energi yang diterimanya. Benda
ini dapat didekati dengan membuat eksperimen berikut: sebuah benda
berongga yang diberi lubang kecil dipanaskan. Apabila kita amati lubang
yang ada di benda tersebut maka sifat pancaran energinya mendekati
sifat benda hitam.
Bima Sakti
Galaksi berbentuk spiral tempat manusia berada. Bahasa Inggris dari
Bima Sakti adalah "Milky Way".
bola langit
Bola khayal yang digunakan untuk memetakan seluruh benda langit. Bola
ini merupakan perluasan dari bola Bumi dan memiliki unsur-unsur yang

15
mirip seperti yang dimiliki Bumi, yaitu Kutub Utara dan Kutub Selatan
langit serta ekuator langit.
Centaurus
Rasi berbentuk setengah manusia dan setengah kuda yang berada di
belahan langit selatan. Rasi ini berada sangat dekat dengan rasi Crux.
Dua kakinya, dua bintang paling terang di rasi ini yaitu bintang Alpha
Centauri dan Beta Centauri, menunjuk rasi Crux di sebelah baratnya.
Crux
Rasi berbentuk salib/layang-layang yang berada di belahan langit selatan.
Rasi ini menjadi salah satu penunjuk arah selatan yang cukup akurat.
Rasi ini dapat diamati setelah Matahari terbenam pada bulan Maret
hingga September.
Ekuator langit
Garis imajiner yang membagi langit menjadi dua bagian sama besar, yaitu
belahan langit utara dan selatan. Garis ini merupakan perluasan dari garis
ekuator/khatulistiwa hingga memotong bola langit.
ekliptika
idang orbit Bumi mengelilingi Matahari. Bidang ini membentuk sudut
sebesar 23,5° dengan ekuator langit. Dapat juga dikatakan sebagai
lintasan semu Matahari selama satu tahun di langit.
horizon/cakrawala
Garis khayal yang membatasi wilayah langit yang dapat diamati dengan
permukaan Bumi yang dipijak pengamat. Di laut yang luas, horison
mempertemukan laut dengan langit.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Benda benda langit yang bergerak di alam semesta sesungguhnya memiliki
arti penting bagi umat manusia,salah satunya sebagai alat penunjuk
waktu.Sehingga Tuhan menciptakan matahari bulan beserta garis edarnya
agar manusia dapat mengambil manfaat darinya sebagai alat perhitungan
waktu,terutama waktu waktu ibadah.
Dari pergerakan yang sangat teratur tersebut banyak sekali kebermanfaatan
yang dapat diperoleh manusia. Seperti halnya missal dalam masalah waktu.
Sistem yang teratur dan pergerakanya, merupakan suatu objek ilmu
pengetahuan yang dapat diselami untuk menunjang kehidupan manusia di
alam semesta.Dalam hal ini,system penanggalan. Bahkan sejak zaman
nabi,hingga masa kekhalifahan sahabat,system penanggalan atas
pengamatan dan perhatian terhadap pergerakan alam semesta yang teratur
sudah dikembangkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Tsajono HK, Bayong, 2013. Ilmu Kebumian Dan Antariksa (Edisi Revisi). Remaja
Rosdakarya.

http://eprints.walisongo.ac.id/6777/3/BAB%20II.pdf

https://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/fase-fase-bulan.htm#.YKh3MqgzbIU

https://dkitablog.wordpress.com/2011/06/14/peredaran-matahari-bumi-dan-bulan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi#cite_note-history-8

https://id.wikipedia.org/wiki/Matematika#cite_note-4

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_istilah_astronomi

18

Anda mungkin juga menyukai