Anda di halaman 1dari 38

Makalah

FILSAFAT SAINS
PLANET DAN EDARANNYA

MAWARDI JALIL MASRI


(H0413020)
\

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullai Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih pelimpah
Cinta. Maha Penyayang yang tidak terbilang. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa dan berkat anugrah-Nya yang dilimpahkan kepada kami, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Planet dan aedarannya tepat
sesuai waktu yang di rencanakan. Dan tak lupa pula penyusun kirimkan salam dan
salawat kepada nabi junjungan kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wassallam yang
telah memberikan penjerahan kepada kita semua.
Kepada Ibu Mutmainnah, S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampuh mata
kuliah Filsafat Sains dengan rendah hati penyusun

mengucapkan banyak

terima kasih atas arahan yang telah diberikan kepada penyusun.


Pada makalah ini, penyusun membahas sejarah penemuan planet, serta
perkembangan teori edaran planet yang dikemukakan oleh para ahli astronom
baik dari Yunani, Romawi, maupun dari eropa (Islam).
Dengan makalah ini, penulis berharap dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang
positif dalam perkembangan khazanah ilmu pengetahuan.
Meski dalam penyusunan makalah ini penulis berusaha dengan sebaikbaiknya, namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis selalu mengharapkan kritik beserta saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas selanjutnya.
Wassalamualaikum Warahmatullai Wabarakatuh
Majene, 3 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Sampul..........................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Sejarah Penemu Planet..........................................................................


Rotasi Planet...........................................................................................
Perkembangan Teori Edaran Planet....................................................
Astronomi Islam.....................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran ......................................................................................................
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat
tata surya. Planet yang dekat dengan bumi dapat kita lihat setiap hari dengan
mata telanjang seperti planet venus yang disebut orang sebagai bintang fajar.
Kata planet berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti
pengembara. Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah
tetap.
Pada umumnya bangsa Yunani dan orang-orang yang hidup pada abad
pertengahan memiliki pegangan yang kuat sebagai pandangan mereka tentang
alam semesta yaitu planet dan perputarannya. Seperti teori geosentris, teori
heliosentris hingga melahirkan hukum 1 Kepler, hukum II Kepler, dan hukum
III Kepler.
Berdasarkan perkembangan dari teori-teori perputaran planet, ternyata
orang-orang islam juga sangat berperan penting di dalamnya. Seperti AlBattani yang mengusulkan teori baru untuk menentukan kondisi dapat
terlihatnya bulan baru. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengubah sistem
perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian (jam)
menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu malam
sehingga berjumlah 24 jam.
Tokoh-tokoh astronomi Eropa seperti Copernicus, Regiomantanus,
Kepler dan Peubach tak mungkin mencapai sukses tanpa jasa Al-Batani.
Copernicus dalam bukunya 'De Revoltionibus Orbium Clestium' mengaku
berutang budi pada Al-Battani.

Perkembangan dunia astronomi sangatlah menarik untuk diulas


kembali, oleh karena itu saya mengambil judul makalah Planet Dan
Edarannya sebagai pengganti MID mata kuliah Filsafat Sains.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Seperti apakah sejarah penemuan planet?
2. Bagaimanakah planet-planet berotasi?
3. Bagaimanakah perkembangan teori edaran planet?
4. Bagaimanakah peran astronomi islam dalam perkembangan teori edaran
planet?
C. Tujuan
Selain sebagai tugas pengganti MID, makalah ini juga bertujuan untuk:
1. Mengetahui sejarah penemuan planet.
2. Mengetahui rotasi planet.
3. Mengetahui perkembangan teori edaran planet.
4. Mengetahui peran astronomi islam dalam perkembangan teori edaran
planet.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Penemu Planet
Planet (dari bahasa Yunani Kuno (astr plants),
berarti "bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah
bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri,
tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah
"membersihkan" daerah sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal.
Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains,
mitologi, dan agama. Oleh peradaban kuno, planet dipandang sebagai sesuatu
yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu pengetahuan,
pandangan manusia terhadap planet berubah.
Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi

Internasional

(IAU)

mengesahkan sebuah resolusi resmi yang mendefinisikan planet di Tata Surya.


Definisi ini dipuji namun juga dikritik dan masih diperdebatkan oleh sejumlah
ilmuwan karena tidak mencakup benda-benda bermassa planet yang
ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang
ditemukan sebelum 1950 masih dianggap "planet" sesuai definisi modern,
sejumlah benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing
objek di sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang
pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan
sudah tidak dipermasalahkan lagi.
Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerakan
deferen dan episiklus. Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama
diutarakan, baru pada abad ke-17 ide ini terbukti oleh pengamatan teleskop
Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup teliti, Johannes
Kepler menemukan bahwa orbit planet tidak berbentuk lingkaran, melainkan
elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati
bahwa planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di antaranya memiliki
beting es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan
jarak dekat oleh wahana antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-

planet lain memiliki tanda-tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan


hidrologi.
1. Merkurius
Penemu pertama merkurius adalah orang Sumeria, milenium ke
tiga sebelum masehi. Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet
terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius
tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah
meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan
terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer
Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang
terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya. Besarnya inti
besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan.
Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi
tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh
energi awal Matahari.
Pengamatan tercatat dari Merkurius paling awal dimulai dari
zaman orang Sumeria pada milenium ke tiga sebelum masehi. Bangsa
Romawi menamakan planet ini dengan nama salah satu dari dewa
mereka", Merkurius (dikenal juga sebagai Hermes pada mitologi Yunani
dan Nabu pada mitologi Babilonia). Lambang astronomis untuk merkurius
adalah abstraksi dari kepala Merkurius sang dewa dengan topi bersayap di
atas caduceus. Orang Yunani pada zaman Hesiod menamai Merkurius
Stilbon dan Hermaon karena sebelum abad ke lima sebelum masehi
mereka mengira bahwa Merkurius itu adalah dua benda antariksa yang
berbeda, yang satu hanya tampak pada saat Matahari terbit dan yang
satunya lagi hanya tampak pada saat Matahari terbenam. Di India,
Merkurius dinamai Budha ( ), anak dari Candra sang bulan. Di
budaya Tiongkok, Korea, Jepang dan Vietnam, Merkurius dinamakan
"bintang air". Orang-orang Ibrani menamakannya Kokhav Hamah (
), "bintang dari yang panas" ("yang panas" maksudnya Matahari).
Diameter Merkurius 40% lebih kecil daripada Bumi (4879,4 km), dan 40%

lebih besar daripada Bulan. Ukurannya juga lebih kecil (walaupun lebih
padat) daripada satelit Yupiter, Ganymede dan satelit Saturnus, Titan.
2. Venus
Pythagoras, abad ke-6 Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran
mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki
selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan
memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi
dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki
satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai
400 C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang
terkandung di dalam atmosfer. Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum
dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa
mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari
gunung berapi.
Venus disebut Sukra dalam astrologi Hindu kuno. Hal ini diamati
oleh Babel di 1600BC awal dan disebut planet Ishtar, dewi cinta dan
kewanitaan. Venus dikenal sebagai bintang mengembara jauh sebelum
penemuan teleskop. Orang barat berpikir Venus ada dua planet yang
berbeda pada pagi dan sore. Pythagorasadalah yang pertama untuk
mengetahui di abad ke-6 yang merupakan salah satu planet. Dia berpikir
bahwa Venus mengorbit di sekitar Bumi. Galileo melihat pada abad ke 17
bahwa Venus memiliki sifat-sifat seperti bulan.
3. Bumi
Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang
terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas
geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki mahluk hidup.
Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan
juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng
tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet
lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang
menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satusatunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
4. Mars

Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan
Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang
kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang
dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah
retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus
terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna
karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil
(Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak
gravitasi Mars.
Penemuan satelit Mars, Phobos dan Deimos, terjadi di 1877 ketika
ahli astronomi asal Amerika Serikat bernama Asaph Hall, Sr.
mengidentifikasi setelah pencarian lama, walaupun keberadaannya pernah
di spekulasi sebelumnya.
5. Yupiter
Astronom Babilonia, abad ke-7 atau ke-8 SM Yupiter (5,2 SA),
dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh
planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogen dan helium. Sumber
panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semipermanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik
Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat
yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan
dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas.
Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih
besar dari Merkurius.
Di sekeliling Yupiter terdapat cincin yang tipis dan magnetosfer
yang kuat. Selain itu terdapat paling tidak 67 satelit alami, termasuk empat
satelit besar yang disebut satelit-satelit Galileo yang pertama kali
ditemukan oleh Galileo Galilei pada tahun 1610. Satelit terbesar Yupiter,
yaitu Ganymede, memiliki diameter yang lebih besar daripada planet
Merkurius.
Pengamatan terhadap Yupiter telah dilakukan oleh astronomastronom Babilonia dari abad ke-7 atau ke-8 SM. Sejarawan astronomi
Cina Xi Zezong telah mengklaim bahwa astronom Cina Gan De telah
6

menemukan satu satelit Yupiter pada tahun 362 SM tanpa menggunakan


teleskop. Jika benar, penemuan ini mendahului Galileo selama dua
milenium. Dalam karyanya pada abad ke-2 yang berjudul Almagest,
astronom Yunani Claudius Ptolemaeus membuat model planet geosentrik
berdasarkan deferen dan episiklus untuk menjelaskan pergerakan Yupiter
relatif terhadap Bumi, dan memberinya periode orbit selama 4332,38 hari
atau 11,86 tahun. Pada tahun 499, matematikawan dan astronom India
Aryabhata juga menggunakan model geosentrik untuk memperkirakan
periode orbit Yupiter sebesar 4332,2722 hari atau 11,86 tahun.
Pada tahun 1610, Galileo Galilei menemukan empat satelit terbesar
Yupiter, yaitu Io, Europa, Ganymede, dan Callisto, yang diduga
merupakan pengamatan satelit di luar Bumi pertama dengan menggunakan
teleskop. Galileo juga menemukan bahwa Bumi tidak dikelilingi oleh
planet-planet dan Matahari. Pendapatnya yang mendukung teori
heliosentrisme Copernicus membuatnya terancam diinkuisisi oleh gereja.
Selama tahun 1660-an, Cassini menggunakan teleskop baru untuk
menemukan bintik-bintik dan pita-pita berwarna di Yupiter dan
menemukan

bahwa planet ini

berbentuk

pepat. Ia

juga dapat

memperkirakan periode rotasi planet Yupiter. Lebih lagi, pada tahun 1690,
Cassini menyadari bahwa atmosfer Yupiter mengalami rotasi diferensial.
Pada tahun 1664 oleh Robert Hooke mengamati bahwa Bintik
Merah Besar, yaitu kenampakan berbentuk oval di belahan selatan
Yupiter dan pada tahun 1665 oleh Giovanni Cassini, walaupun hal ini
masih diperdebatkan. Heinrich Schwabe sendiri memproduksi gambar
yang menunjukkan detail Bintik Merah Besar pada tahun 1831.
6. Saturnus
Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki
beberapa

kesamaan

dengan

Yupiter,

sebagai

contoh

komposisi

atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter,


planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa
bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata
Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang
belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan
7

activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran
lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata
Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
Saturnus telah diketahui sejak zaman prasejarah. Pada zaman kuno,
planet ini adalah planet terjauh dari 5 planet yang diketahui di tata surya
(termasuk Bumi) dan merupakan karakter utama dalam berbagai mitologi.
Pada mitologi Kekaisaran Romawi, Dewa Saturnus, di mana nama Planet
ini diambil dari namanya, adalah dewa pertanian dan panen. Orang
Romawi menganggap Saturnus sama dengan Dewa Yunani Kronos. Orang
Yunani mengeramatkan planet terluar untuk Kronos, dan orang Romawi
mengikutinya.
Cincin Saturnus membutuhkan paling sedikit teleskop dengan
diameter 75 mm untuk menemukannya dan cincin tersebut tidak diketahui
sampai ditemukan oleh Galileo Galilei tahun 1610. Galileo sempat
bingung dengan cincin Saturnus dan mengira bahwa Saturnus bertelinga.
Christian Huygens menggunakan teleskop dengan perbesaran yang lebih
besar dan ia menemukan bahwa cincin itu adalah cincin Saturnus.
Huygens juga menemukan satelit dari Saturnus, Titan. Tidak lama,
Giovanni Domenico Cassini menemukan 4 satelit lainnya, Iapetus, Rhea,
Tethys dan Dione. Pada tahun 1675, Cassini juga menemukan celah yang
disebut dengan divisi Cassini.
Tidak ada penemuan lebih lanjut sampai tahun 1789 ketika William
Herschel menemukan 2 satelit lagi, Mimas dan Enceladus. satelit
Hyperion, yang memiliki resonansi orbit dengan Titan, ditemukan tahun
1848 oleh tim dari Britania Raya.
Pada tahun 1899, William Henry Pickering menemukan satelit
Phoebe. Selama abad ke-20, penelitian terhadap Titan mengakibatkan
adanya konfirmasi pada tahun 1944 bahwa Titan memiliki atmosfer yang
tebal, di mana Titan menjadi satelit yang unik di antara satelit di Tata
Surya lainnya.
7. Uranus
William Herschel (Kelahiran Jerman-Inggris), 1781 Uranus (19,6
SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan

di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus
mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika.
Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa
lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27
satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel,
Ariel dan Miranda.
Uranus telah

diamati

pada

banyak

kesempatan

sebelum

penemuannya sebagai planet, namun ia dianggap secara salah sebagai


bintang. Pengamatan yang tercatat paling awal adalah pada tahun 1690
saat John Flamsteed mengamati planet itu sedikitnya enam kali,
mengkatalogkannya sebagai 34 Tauri. Astronom Perancis, Pierre
Lemonnier, mengamati Uranus setidaknya dua puluh kali antara tahun
1750 dan 1769, termasuk pada empat malam berturut-turut.
Sir William Herschel mengamati planet itu pada 13 Maret 1781
saat berada di taman di rumahnya di 19 New King Street di kota Bath,
Somerset (sekarang Herschel Museum of Astronomy), namun mulanya
melaporkannya (pada 26 April 1781) sebagai sebuah "komet". Herschel
"melakukan serangkaian pengamatan terhadap paralaks pada bintangbintang yang tetap", menggunakan teleskop yang ia desain sendiri.
Dia mencatat dalam jurnalnya "Pada kuartil dekat Tauri bisa
merupakan bintang Nebula atau sebuah komet". Tanggal 17 Maret, dia
mencatat, "Aku mencari Komet atau Bintang Nebula itu dan menemukan
bahwa ia adalah sebuah Komet, karena ia berubah letaknya". Saat dia
mempresentasikan penemuannya pada Royal Society, ia terus menegaskan
bahwa dia telah menemukan sebuah komet sementara secara implisit
membandingkannya pada planet.
Herschel memberitahu Astronomer Royal, Nevil Maskelyne, akan
penemuannya dan menerima jawaban keheranan ini darinya pada tanggal
23 April: "Aku tidak tahu menyebutnya apa. Mungkin ia planet reguler
yang bergerak pada orbit yang hampir melingkar pada Matahari karena
Komet bergerak pada elips yang sangat eksentrik. Aku belum melihat
koma atau ekor apapun padanya".

Sementara Herschel secara hati-hati terus menggambarkan objek


baru ini sebagai sebuah komet, para astronom lain sudah mulai menduga
secara lain. Astronom Rusia Anders Johan Lexell memperkirakan jaraknya
18 kali jarak Matahari dari Bumi dan belum satu kometpun yang diamati
dengan perihelion empat kali jarak Bumi-Matahari. Astronom Berlin
Johann Elert Bode mendeskripsikan penemuan Herschel sebagai "bintang
bergerak yang dapat dianggap hingga sekarang ini objek tak diketahui
mirip planet yang berkeliling di luar orbit Saturnus". Bode menyimpulkan
bahwa orbitnya yang hampir berbentuk lingkaran lebih mirip sebuah
planet daripada komet.
Objek itu dengan segera diterima secara universal sebagai sebuah
planet. Tahun 1783, Herschel sendiri mengakui fakta ini kepada direktur
Royal Society Joseph Banks.
Herschel memutuskan untuk menamai objek itu Georgium Sidus
(Bintangnya George), atau "Planet Georgian" untuk menghormati
penyokong dirinya yang baru, Raja George III.
Nama yang diusulkan Herschel tidak populer di luar Britania dan
beberapa

alternatif

segera

diusulkan. Astronom

Jrme

Lalande

mengusulkan planet itu dinamai Herschel untuk menghormati penemunya.


Namun, Bode, memilih Uranus, versi Latin dewa langit Yunani, Ouranos.
Bode berargumen bahwa seperti Saturnus yang merupakan ayah dari
Jupiter, planet baru itu mesti diberi nama dari nama ayah Saturnus. Pada
tahun 1789, kolega Bode dari Royal Academy, Martin Klaproth menamai
unsur yang baru ditemukan dengan "uranium" untuk mendukung pilihan
Bode. Pada akhirnya, saran Bode menjadi yang paling luas digunakan dan
menjadi universal pada 1850 saat HM Nautical Almanac Office, yang
terakhir yang tidak menggunakannya, beralih dari menggunakan
Georgium Sidus kepada Uranus.
8. Neptunus
Le Verrier, 18451846 Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih
kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya
lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak
sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang
10

diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser


nitrogen cair. Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya
terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor
pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki
resonansi 1:1 dengan Neptunus.
Lukisan Galileo menunjukkan bahwa ia pertama melihat Neptunus
pada tanggal 28 Desember 1612 dan 27 Januari 1613. Pada kedua hari
tersebut, Galileo salah menganggap Neptunus sebagai sebuah bintang tetap
ketika planet ini muncul sangat dekatkonjungsidengan Yupiter pada
langit malam; karena itu, ia tidak dianggap sebagai penemu Neptunus.
Pada masa pengamatan pertamanya bulan Desember 1612, Neptunus
bersifat tetap di langit karena planet ini baru saja mengalami penghuluan
pada hari itu. Gerakan ke belakang ini terbentuk ketika orbit Bumi
membawa Bumi melewati planet terluar. Karena Neptunus baru saja
memulai siklus penghuluan tahunannya, gerakan planet ini terlalu sulit
dilacak menggunakan teleskop kecil Galileo. Pada Juli 2009, fisikawan
Universitas Melbourne, David Jamieson mengumumkan adanya bukti baru
yang menyatakan bahwa Galileo setidaknya sadar bahwa bintang yang ia
amati telah berpindah relatif terhadap bintang tetap.
Tahun 1821, Alexis Bouvard menerbitkan tabel astronomi orbit
tetangga Neptunus, yaitu Uranus. Pengamatan selanjutnya menemukan
pergeseran dari tabel tersebut, sehingga mendorong Bouvard berhipotesis
bahwa suatu benda tak diketahui sedang melakukan perturbasi pada
orbitnya melalui interaksi gravitasi. Tahun 1843, John Couch Adams mulai
mengamati orbit Uranus menggunakan data yang ia miliki. Melalui James
Challis, ia meminta Sir George Airy, Astronomer Royal, mengirimkan data
tersebut pada Februari 1844. Adams terus melakukan pengamatannya pada
18451846 dan menghasilkan beberapa perkiraan yang berbeda tentang
sebuah planet baru, namun tidak menanggapi permintaan dari Airy tentang
orbit Uranus.
Tahun 18451846, Urbain Le Verrier, terlepas dari Adams,
mengembangkan penghitungannya sendiri namun juga mengalami

11

kesulitan memunculkan antusiasme rekannya tersebut. Pada Juni 1846,


setelah melihat terbitan perkiraan pertama bujur planet karya Le
Verrier dan kesamaan dengan perkiraan Adams, Airy membujuk Direktur
Cambridge Observatory, James Challis untuk mencari planet itu. Challis
dengan semangat mengamati langit sepanjang Agustus dan September.
Sementara itu, melalui surat, Le Verrier meminta astronom
Observatorium Berlin, Johann Gottfried Galle untuk mencari planet ini
menggunakan refraktor observatorium. Heinrich d'Arrest, seorang pelajar
di observatorium ini, memberitahu Galle bahwa mereka mampu
membandingkan carta langit terkini di wilayah lokasi prediksi Le
Verrierdengan keadaan langit saat itu untuk menemukan karakteristik
perpindahan suatu planet, berbeda dengan bintang tetap. Pada sore 23
September 1846 ketika surat Le Verrier diterima, Neptunus ditemukan 1
dari tempat yang diprediksi Le Verrier, dan sekitar 12 dari prediksi
Adams. Challis kemudian menyadari bahwa ia telah mengamati planet ini
dua kali pada bulan Agustus dan gagal mengidentifikasinya karena
pendekatannya yang kasual terhadap pengamatan tersebut.
Setelah penemuan tersebut, muncul persaingan yang lebih
nasionalis antara Perancis dan Britania Raya mengenai pihak yang pantas
mendapat penghargaan atas penemuan planet ini. Konsensus internasional
memutuskan bahwa Le Verrier dan Adams sama-sama berhak mendapat
penghargaan. Sejak 1966, Dennis Rawlins mempertanyakan kredibilitas
klaim Adams tentang penemuan bersama dan masalah ini dievaluasi
kembali oleh sejarawan dengan pengembalian dokumen bersejarah
"Neptune papers" pada tahun 1998 ke Royal Observatory, Greenwich.
Setelah meninjau dokumen tersebut, mereka menyatakan bahwa, "Adams
tidak pantas menerima penghargaan bersama Le Verrier atas penemuan
Neptunus. Penghargaan ini berhak diberikan kepada orang yang samasama berhasil memprediksikan lokasi planet dan meyakinkan para
astronom untuk mencarinya."
Banyak bahasa di dunia saat ini, bahkan di negara-negara yang
tidak memiliki hubungan langsung dengan budaya Yunani-Romawi,

12

memakai berbagai varian nama "Neptunus" untuk planet ini; dalam bahasa
Cina, Jepang, dan Korea, nama planet ini dapat diterjemahkan secara
harfiah sebagai "bintang raja laut" (), karena Neptunus adalah dewa
laut.
B. Rotasi Planet
Planet-planet beredar mengelilingi matahari. Planet-planet tersebut
beredar dalam suatu lintasan planet yang disebut orbit berbentuk elips.
Lintasan planet mengelilingi matahari disebut orbit. Peredaran planet-planet
mengelilingi matahari disebut revolusi planet. Waktu yang diperlukan planet
untuk melakukan satu kali revolusi disebut kala revolusi. Selain berevolusi,
planet juga melakukan gerak rotasi. Gerak rotasi adalah gerak berputar pada
porosnya. Waktu yang diperlukan planet untuk melakukan satu kali rotasi
disebut kala rotasi.

13

Tabel 2.1 waktu planet berevolusi dan berotasi.


No
1
2
3
4
5
6
7
8

Planet
Merkurius
Venus
Bumi
Mars
Yupiter
Saturnus
Uranus
Neptunus

Kala Revolusi
88 hari
225 hari
365 hari
687 hari
11,86 tahun
29,5 tahun
84 tahun
165 tahun

Berdasarkan letak garis edarnya,

Kala Rotasi
59 hari
243 hari
24 jam
24,6 jam
10 jam
10,7 jam
17 jam
16 am

planet-planet dikelompokkan

menjadi dua, yaitu planet dalam dan planet luar.


1. Planet dalam
Planet dalam ialah planet-planet yang berada dekat dengan
matahari. Ada empat planet yang tergolong planet dalam, yaitu Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars. Planet dalam berukuran kecil dan permukaannya
tersusun atas bebatuan.
2. Planet luar
Planet luar terdiri atas Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Ukuran planet luar lebih besar daripada planet dalam. Planet luar tersusun
dari gas dan keadaannya sangat dingin karena jauh dari matahari.
Akibatnya, gas berubah wujud menjadi cair.
C. Perkembangan Teori Edaran Planet
1. Pythagoras
Sudah sejak beberapa lama bangsa Mesir, Babilonia, dan Yunani
secara teltiti mengamati gerak benda-benda langit.

Bangsa

Yunani mengamati bahwa di langit terdapat bendabenda yang bergerak relatif terhadap bintang-bintang.
Mereka menamakan benda-benda ini dengan istilah
planeten, yang artinya pengelana. Istilah ini
sekarang dikenal sebagai planet, yaitu Merkurius,
Venus, Mars, dan sebagainya.
Dari bangsa Yunani pula berkembang
konsep-konsep kosmologi yang bersifat
rasional dan tidak dikaitkan dengan hal-hal

Gambar 2.1 Pythagoras

yang berbau mitologis. Tokoh pertama yang mengembangkan konsep


14

kosmologi adalah Pythagoras. Ia merupakan orang pertama kali


mengembangkan gagasan bahwa alam smesta mengikuti hukum-hukum
alam yang bersifat kuantitatif . Pythagoras menyatakan bahwa bendabenda langit, yaitu matahari, bumi, bulan, dan planet-planet terletak pada
bola-bola konsentris (sepusat) yang berputar mengelilingi sumber api
sebagi

pusat

alam

semesta

(api

pusat).

Menurut

Pythagoras,

keteraturan alam semesta mirip dengan keteraturan tangga nada pada


dawai lira. Bahkan, ia mengemukakan bahwa semua benda langit
dalam pergerakannya mendengungkan nada-nada yang hanya dapat
didengarkan oleh orang-orang tertentu saja. Jadi, keteraturan merupakan
prinsip utama yang mendasari konsep alam semesta Pythagoras.
2. Plato
Setelah Pythagoras, tokoh-tokoh lain yang berperan dalam
perkembangan kosmologi Yunani Kuno adalah Plato, Eudoxus, dan
Aristoteles. Menurut Plato, lingkaran dan bola merupakan bentuk
geometri yang paling sempurna. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa
semua benda langit bergerak mengelilingi bumi dalam lintasan yang
berbentuk lingkaran.
3. Eudoxus
Eudoxus, seorang murid Plato, mulai mengembangkan teorinya
berdasarkan pengamatan benda-benda langit. Mungkin ia merupakan
orang yang pertama kali membuat teori tentang alam semesta berdasarkan
data pengamatan. Menurut Eudoxus, setiap planet terletak pada bolabola konsentris dan pergerakan planet disebabkan oleh rotasi bola-bola
ini. Karena laju rotasi dan kedudukan sumbu rotasi bola-bola ini berbedabeda. Maka efeknya adalah pergerakan planet sebagaimana yang diamati
Eudoxus. Misalnya, gerak retrogade atau gerak maju mundur planet Mars.
4. Aristoteles
Setelah Eudoxus, tokoh besar kosmologi Yunani Kuno adalah
Aristoteles. Ia berpendapat bahwa bumi merupakan pusat alam semesta
dan menjadi titik pusat peredaran benda-benda langit seperti matahari,

15

bulan, dan planet-planet. Lebih jauh ia mengatakan bahwa alam semesta


terdiri dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola
menjadi tempat kedudukan satu benda langit. Bola
paling luar merupakan tempat kedudukan bintangbintang yang tetap diam. Di luar sistem bola ini
terdapat
semesta,

penggerak
yang

utama

dalam

sistem
bahasa

alam
Latin

dinamakan primum mobile.


5. Claudius Ptolomeus
Sekitar tahun 140 SM, muncul

Gambar 2.2 Aristoteles

teori lain tentang alam semesta. Teori ini juga


menempatkan bumi sebagai pusat alam
semesta

dan

diusulkan

oleh

Claudius

Ptolomeus. Teori ini pertama-tama dibuat


untuk menjelaskan adanya gerak retrogade
(gerak maju mundur) planet. Ptolomeus
menjelaskan konsep alam semesta dalam
bukunya yang berjudul Almagest. Dalam
teorinya, Ptolomeus menjelaskan bahwa

Gambar 2.3 Ptolomeus

semua benda langit bergerak mengelilingi sebuah titik. Lintasan benda


langit ini disebut epicycle. Epicycle ini bergerak dalam lintasan yang
lebih besar yang disebut deferent. Bumi bulan pusat deferent, tetapi
letaknya tidak terlalu jauh dari pusat deferent, yaitu pada titik yang
disebut equant.

16

6. Aristarchus
Selain teori yang diusulkan oleh Aristoteles dan Ptolomeus, ada
teori lain tentang alam semesta yang diusulkan oleh Aristarchus. Menurut
Aristarchus, pusat alam semesta bukan bumi, melainkan matahari. Bumi
hanyalah salah satu dari beberapa planet yang bergerak mengelilingi
matahari dalam lintasan yang berbentuk lingkaran.
7. Nicolaus Copernicus
Pada abad ke-15 terjadi
revolusi besar dalam teori tata
surya seperti yang diusulkan oleh
Nicolaus
1543).

Copernicus
Seperti

(1473-

Aristarchus,

Copernicus mengusulkan bahwa


semua benda langit, termasuk
bumi,

bergerak

mengelilingi

matahari dalam lintasan yang


berbentuk lingkaran. Inilah yang

Gambar 2.4 Holisentris

dikenal sebagai teori heliosentris


yang dituangkan dalam bukunya
yang berjudul De Revolutionibus
Orbium Coelestium.
Teori
Copernicus

heliosentris
ini

dari
sangat

menghebohkan dunia ilmiah Eropa


pada saat itu. Bhakan, pada tahun
1616

ada

lembaga

yang

memasukkan bukunya Copernicus


ke dalam Index, yaitu daftar buku-buku terlarang. Meskipun demikian,
semakin banyak ilmuwan yang mempelajari buku Copernicus ini serta
menggunakannya sebagai landasan ilmiah untuk memikirkan alam
semesta. Beberapa ilmuwan tiu antara lain, Tycho Brahe, Johannes

17

Kepler, Galileo Galilei, dan Gionardo Bruno. Mereka berpendapat


bahwa teori heliosentris ternyata lebih rasiaonal dibandingkan dengan
teori geosentris yang telah ada sebelumnya.
Meskipun banyak ahli yang
setuju

dengan

pandangan

Gambar 2.5 Nicolaus Copernicus

Copernicus, teori Copernicus ini masih terdapat beberapa kesalahan.


Misalnya, berbeda dengan yang diusulkan Copernicus, orbit planet
ternyata berbentuk elips, laju elips tidak selalu tetap, dan matahari bukan
pusat alam semesta. Apapun kekurangannya, teori heliosentris dari
Copernicus ini tetap dianggap tonggak perkembangan astronomi modern.
8. Tycho Brahe
Pengamatan paling penting dalam
bidang

astronomi

dilakukan
Tycho

modern

adalah

Astronom

oleh
Brahe

yang

Denmark

(1546-1601).

Hasil

pengamatan Ticho Brahe lima puluh kali


lebih tepat dari hasil muller, hasil terbaik
yang dapat dilakukan dengan mata telanjang.
Tycho

Brahe

adalah

orang

Denmark

terhormat. Raja Frederick II dari Denmark


memberi tempat tinggal dan pulau Hveen

Gambar 2.6 Tycho

untuk melakukan kegiatan astronominya. Di pulau itu Tycho Brahe


membangun kastil, bengkel, percetakan pribadi, dan observatorium. Ia
bekerja di pulau itu dari tahun 1576 sampai 1597. Ia berpendapat bahwa
adalah tidak mungkin melakukan pengamatan tanpa panduan suatu teori.
Ia menganut pendangan geosentris.
Ketika raja Frederick II wafat, fasilitas yang diterima Tycho Brahe
tidak diperpanjang, kemudian Ticho Brahe pergi ke Praha pada tahun
1599, di mana ia mendapat tunjangan dari raja Rudolph II. Tahun-tahun
berikutnya ia bergabung dengan astronom jerman, Johann Kepler,
seorang matematikawan. Kepler adalah anak seorang tentara wurtemburg.

18

Ia mempelajari sistem copernicus di Tubingen. Kerja sama antara Kepler


dengan Ticho Brahe tidak berlangsung lama karena Ticho Brahe
meninggal dunia. Setelah Ticho Brahe meninggal, Kepler tetap tinggal di
Praha.

9. Johannes Kepler
Karya pertama Kepler dalam bidang
astronomi berjudul The Mysteri of the Universe
yang diterbitkan pada tahun 1596. Di dalam
buku itu, ia berusaha mencari suatu keselarasan
antara orbit-orbit planet menurut copernicus
dengan hasil pengamatan Ticho Brahe. Akan
tetapi

Kepler

keselarasan
dikembangkan

tidak
antara
oleh

berhasil

menemukan

sistem-sistem
Copernicus

yang

maupun

Ptolemous dengan hasil pengamatan Tycho

Gambar 2.7 Johannes


Kepler

Brahe. Oleh karena itu ia meninggalkan sistem ptolemous dan Copernicus


lalu berusaha mencari sistem baru. Pada tahun 1609, Kepler menemukan
ternyata elips sangat cocok dengan hasil pengamatan Ticho Brahe.
Kepler tidak lagi menggunakan lingkaran sebagai lintasan benda-benda
langit melainkan elips.
Analisis lengkap Kepler tentang gerak planet diringkas
dalam tiga pernyataan yang dikenal sebagai hukum Kepler:
a. Semua planet bergerak dalam orbit elips dengan
matahari pada satu fokus.
b. Jari-jari vektor ditarik dari Matahari ke planet menyapu
daerah yang sama dalam interval waktu yang sama.
c. Kuadrat dari periode orbit planet manapun sebanding
dengan pangkat tiga sumbu semimajor orbit elips.
1) Hukum Pertama Kepler
Hukum pertama Kepler menunjukkan bahwa orbit
lingkaran adalah kasus yang sangat khusus dan orbit
elips adalah situasi umum. Gagasan ini sulit bagi

19

para ilmuwan dari waktu untuk menerimanya karena


mereka percaya bahwa orbit lingkaran sempurna dari
planet mencerminkan kesempurnaan surga.

Gambar 2.8 Plat dari sebuah elips

Gambar 2.8

menunjukkan geometri elips,

yang berfungsi sebagai model kita untuk orbit elips


planet. Elips secara matematis didefinisikan dengan
memilih dua titik F1 dan F2, yang masing-masing
disebut fokus, dan kemudian menggambar kurva
melalui titik dimana jumlah jarak r 1 dan r2 dari F1 dan
F2, masing-masing adalah konstan. Jarak terpanjang
melalui pusat antara titik pada elips (dan melewati
setiap fokus) disebut sumbu utama, dan jarak ini
adalah 2a. Dalam Gambar 2.8, sumbu utama ditarik
sepanjang

arah

x.

Jarak

yang

disebut

sumbu

semimajor. Demikian pula, jarak terpendek melalui


pusat antara titik pada elips disebut sumbu minor
dengan panjang 2b, dimana jarak b adalah sumbu
semiminor. Entah fokus elips terletak pada jarak c

20

dari pusat elips, di mana a2 = b2 + c2 . Pada orbit


elips dari sebuah planet di sekitar Matahari, Matahari
berada pada satu fokus elips. Tidak ada di fokus
lainnya.
Eksentrisitas elips didefinisikan sebagai e =
c/a, dan menggambarkan bentuk umum dari elips.
Untuk lingkaran, c = 0, dan karena itu eksentrisitas
nol. b lebih kecil dibandingkan dengan a, semakin
pendek elips sepanjang arah y dibandingkan dengan
luasnya dalam arah x pada Gambar 2.8. Ketika b
mengecil,

meningkat

dan

eksentrisitas

meningkat. Oleh karena itu, nilai yang lebih tinggi


dari eksentrisitas yang sesuai dengan elips yang
lebih panjang dan tipis. Kisaran nilai eksentrisitas
untuk elips adalah 0 < e <1.

Gambar 2.9 (a) bentuk orbit Merkurius, yang memiliki eksentrisitas


tertinggi ( e = 0,21) antara delapan planet di tata surya. (b) Bentuk orbit
komet Halley. Bentuk orbit adalah bena:. Komet dan matahari akan

Eksentrisitas

untuk

orbit

planet

bervariasi

dalam tata surya. Eksentrisitas orbit bumi adalah


0,017, yang membuatnya hampir bundar. Di sisi lain,
21

eksentrisitas orbit Merkurius adalah 0,21, tertinggi


dari delapan planet. Gambar 2.9(a) menunjukkan
elips

dengan

eksentrisitas

sama

dengan

orbit

Merkurius. Perhatikan bahwa bahkan eksentrisitas


orbit

tertinggi

ini

sulit

untuk

dibedakan

dari

lingkaran, yang merupakan salah satu alasan hukum


pertama

Kepler

mengagumkan.

adalah

Eksentrisitas

sebuah
orbit

Komet

prestasi
Halley

adalah 0,97, menggambarkan sumbu utama orbit


jauh lebih panjang dari sumbu minor, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.9(b). Akibatnya, Komet
Halley menghabiskan sebagian besar periode 76
tahun yang jauh dari Matahari dan tak terlihat dari
Bumi. Hal ini hanya dapat dilihat dengan mata
telanjang selama sebagian kecil dari orbitnya bila di
dekat Matahari.
Sekarang bayangkan sebuah planet dalam
orbit elips seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
2.8, dengan Matahari di fokus F2. Ketika planet ini
berada di bagian paling kiri dalam diagram, jarak
antara planet dan matahari adalah a + c. Pada titik
ini, disebut aphelion, planet pada jarak maksimum
dari Matahari. (Untuk obyek di orbit sekitar Bumi, titik
ini disebut apogee.) Sebaliknya, ketika planet di
ujung kanan elips, jarak antara planet dan matahari
adalah a - c. Pada titik ini, yang disebut perihelion
(untuk orbit Bumi, perigee), planet berada pada jarak
minimum dari Matahari.
Hukum pertama Kepler adalah akibat langsung
dari sifat kuadrat terbalik dari gaya gravitasi. Kita

22

telah membahas orbit lingkaran dan elips, bentuk


orbit yang diizinkan untuk benda-benda yang terikat
pada pusat gaya gravitasi. Benda-benda ini termasuk
planet, asteroid, dan komet yang bergerak berulang
kali

mengelilingi

matahari

serta

bulan

yang

mengorbit planet. Ada juga benda terikat, seperti


meteor dari luar angkasa yang mungkin melewati
Matahari sekali dan kemudian tidak pernah kembali.
Gaya gravitasi antara Matahari dan benda-benda
juga bervariasi sebagai kuadrat terbalik dari jarak
pemisahan, dan jalur yang diperbolehkan untuk
objek-objek

mencakup

parabola

(e

1)

dan

hiperbola (e > 1).


2) Hukum Kedua Kepler
Hukum kedua Kepler

dapat

ditampilkan

sebagai akibat dari konservasi momentum sudut


untuk sebuah sistem yang terisolasi sebagai berikut.
Pertimbangkan sebuah planet massa M p bergerak
mengelilingi Matahari dalam orbit elips (Gambar
2.10(a)). Mari kita perhatikan planet sebagai suatu
sistem. Kita memodelkan Matahari untuk menjadi
jauh lebih besar dari planet bahwa Matahari tidak
bergerak.

Gaya

gravitasi

yang

diberikan

oleh

matahari di planet ini adalah gaya sentripetal, selalu


sepanjang vektor radius, mengarah ke Matahari
(Gambar 2.10(a)). Torsi di planet akibat gaya
sentripetal ini jelas nol karena Fg sejajar dengan r.

23

Gambar 2.10 (a) gaya gravitasi bekerja pada sebuah planet yang mengarah
ke matahari. (b) selama interval waktu dt, jajar genjang dibentuk

Ingat bahwa torsi eksternal total pada sistem


sama dengan tingkat perubahan terhadap waktu dari
momentum sudut sistem, yaitu ext = dL/dt . Oleh
karena itu, karena torsi eksternal di planet ini adalah
nol, maka dimodelkan sebagai sebuah sistem yang
terisolasi untuk momentum sudut, dan momentum
sudut L dari planet adalah konstanta gerak: L = r x p
= Mp r x v = konstan
Kita dapat menghubungkan hasil ini dengan
pertimbangan

geometris

berikut.

Dalam

interval

waktu dt, vektor jari-jari r pada Gambar 2.10(b)


menyapu wilayah dA, yang sama dengan setengah
daerah |r x dr| dari jajar genjang yang dibentuk oleh
vektor r dan dr. Karena perpindahan dari planet
dalam interval waktu dt diberikan oleh dr = v dt:
1
1
L
dA= |r dr|= |r dt|= M p
2
2
2

dA L
= M
dt 2 p
Di mana L dan Mp keduanya konstanta. Hasil
ini menunjukkan bahwa vektor radius dari Matahari
ke planet manapun menyapu daerah yang sama

24

dalam

interval

waktu

yang

sama

sebagaimana

tercantum dalam hukum kedua Kepler.


Kesimpulan ini merupakan hasil dari gaya
gravitasi menjadi gaya sentral, yang pada gilirannya
menyiratkan bahwa momentum sudut planet adalah
konstan. Oleh karena itu, hukum berlaku untuk setiap
situasi yang melibatkan gaya sentripetal, apakah
persegi terbalik atau tidak.

Gambar 2.11 sebuah planet bermassa Mp bergerak pada lintasan melingkar


mengelilingi matahari. Orbit semua planet kecuali kecuali

3) Hukum Ketiga Kepler


Hukum ketiga Kepler dapat diprediksi dari
hukum

kuadrat

Perhatikan

terbalik

sebuah

untuk

planet

orbit

bermassa

lingkaran.
Mp

yang

diasumsikan bergerak mengelilingi Matahari (massa


Ms) dalam orbit melingkar seperti pada Gambar
2.11. Karena gaya gravitasi memberikan percepatan
sentripetal planet ketika bergerak dalam lingkaran,
kita modelkan planet sebagai sebuah partikel di
bawah gaya total dan sebagai partikel dalam gerak

25

melingkar seragam dan memasukkan hukum Newton


tentang gravitasi universal:
G Ms M p
Fg = Mpa
= Mp (v2/r)
2
r
Kecepatan orbit planet adalah 2r / T, di mana
T adalah periode, sehingga ekspresi sebelumnya
menjadi:
G Ms

(2 r /T )2
=
r
r2
2
4
T2=
r 3 =K s r 3
G Ms
di mana Ks adalah konstanta yang diberikan oleh:
Ks=

42
2
3
=2,97 x 1019 s /m
G Ms
Persamaan ini juga berlaku untuk orbit elips

jika

kita

mengganti

dengan

panjang

sumbu

semimajor a (Gambar 2.8):


T2=

42 3
a
G Ms

Dimana

T =

42 3
a
G Ms

adalah hukum ketiga

Kepler. Karena sumbu semimajor orbit lingkaran


adalah radius, persamaan ini berlaku untuk kedua
orbit lingkaran dan elips. Perhatikan bahwa konstanta
proporsionalitas Ks adalah independen dari massa
planet. Persamaan

T2=

42 3
a
G Ms

berlaku untuk planet

manapun. Jika kita mempertimbangkan orbit satelit


seperti bulan mengelilingi bumi, konstana akan
memiliki nilai yang berbeda, dengan massa Matahari
digantikan oleh massa bumi, yaitu KE = 42/GME.
D. Astronomi Islam

26

Astronomi Islam Setelah runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi


pada abad pertengahan, maka kiblat kemajuan ilmu astronomi berpindah ke
bangsa Arab. Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam
(8 - 15 M). Karya-karya astronomi Islam kebanyakan ditulis dalam bahasa
Arab dan dikembangkan para ilmuwan di Timur Tengah, Afrika Utara,
Spanyol dan Asia Tengah.
Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup signifikan
adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa Arab, seperti
Aldebaran dan Altair, Alnitak, Alnilam, Mintaka (tiga bintang terang di sabuk
Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus.
Selain itu, astronomi Islam juga mewariskan beberapa istilah dalam
ratu sains itu yang hingga kini masih digunakan, seperti alhidade, azimuth,
almucantar, almanac, denab, zenit, nadir, dan vega. Kumpulan tulisan dari
astronomi Islam hingga kini masih tetap tersimpan dan jumlahnya mencapaii
10 ribu manuskrip.
Ahli sejarah sains, Donald Routledge Hill, membagi sejarah astronomi
Islam ke dalam empat periode. Periode pertama (700-825 M) adalah masa
asimilasi dan penyatuan awal dari astronomi Yunani, India dan Sassanid.
Periode kedua (825-1025) adalah masa investigasi besar-besaran dan
penerimaan serta modifikasi sistem Ptolomeus. Periode ketiga (1025-1450 M),
masa kemajuan sistem astronomi Islam. Periode keempat (1450-1900 M),
masa stagnasi, hanya sedikit kontribusi yang dihasilkan.
Geliat perkembangan astronomi di dunia Islam diawali dengan
penerjemahan secara besar-besaran karya-karya astronomi dari Yunani serta
India ke dalam bahasa Arab. Salah satu yang diterjemahkan adalah karya
Ptolomeus yang termasyhur, Almagest. Berpusat di Baghdad, budaya
keilmuan di dunia Islam pun tumbuh pesat.
Sejumlah ahli astronomi Islam pun bermunculan. Para ahli astronomi
Islam dan kontribusi yang telah disumbangkannya bagi pengembangan ratu
sains yaitu:
1. Nasiruddin at-Tusi

27

Nasiruddin at-Tusi berhasil memodifikasi model semesta


episiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga
keseragaman rotasi benda-benda langit.
2. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi adalah ahli matematika dan astronomi AlKhawarizmi, banyak membuat tabel-tabel untuk digunakan menentukan
saat terjadinya bulan baru, terbit-terbenam matahari, bulan, planet, dan
untuk prediksi gerhana.
3. Al-Battani (858-929)
Al-Batanni banyak mengoreksi perhitungan Ptolomeus mengenai
orbit bulan dan planet-planet tertentu. Dia membuktikan kemungkinan
gerhana matahari tahunan dan menghitung secara lebih akurat sudut
lintasan matahari terhadap bumi, perhitungan yang sangat akurat mengenai
lamanya setahun matahari 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Astronom Islam juga merevisi orbit bulan dan planet-planet. AlBattani mengusulkan teori baru untuk menentukan kondisi dapat
terlihatnya bulan baru. Tak hanya itu, ia juga berhasil mengubah sistem
perhitungan sebelumnya yang membagi satu hari ke dalam 60 bagian
(jam) menjadi 12 bagian (12 jam), dan setelah ditambah 12 jam waktu
malam sehingga berjumlah 24 jam.
Buku fenomenal karya Al-Battani pun diterjemahkan Barat. Buku
'De Scienta Stelarum De Numeris Stellarum' itu kini masih disimpan di
Vatikan.

Tokoh-tokoh

astronomi

Eropa

seperti

Copernicus,

Regiomantanus, Kepler dan Peubach tak mungkin mencapai sukses tanpa


jasa Al-Batani. Copernicus dalam bukunya 'De Revoltionibus Orbium
Clestium'

mengaku

berutang

budi

pada

Al-Battani.

Dunia astronomi juga tak bisa lepas dari bidang optik. Melalui bukunya
Mizan Al-Hikmah, Al Haitham mengupas kerapatan atmofser. Ia
mengembangkan teori mengenai hubungan antara kerapatan atmofser dan
ketinggiannya. Hasil penelitiannya menyimpulkan ketinggian atmosfir
akan homogen di ketinggian lima puluh mil.
4. l-Sufi (903-986 M)

28

Orang Barat menyebutnya Azophi. Nama lengkapnya adalah


Abdur Rahman as-Sufi. Al-Sufi merupakan sarjana Islam yang
mengembangkan astronomi terapan. Ia berkontribusi besar dalam
menetapkan arah laluan bagi matahari, bulan, dan planet dan juga
pergerakan matahari. Dalam Kitab Al-Kawakib as-Sabitah Al-Musawwar,
Azhopi menetapkan ciri-ciri bintang, memperbincangkan kedudukan
bintang, jarak, dan warnanya. Ia juga ada menulis mengenai astrolabe
(perkakas kuno yang biasa digunakan untuk mengukur kedudukan benda
langit pada bola langit) dan seribu satu cara penggunaannya.
5. Al-Biruni (973-1050 M)
Ahli astronomi yang satu ini, turut memberi sumbangan dalam
bidang astrologi pada zaman Renaissance. Ia telah menyatakan bahwa
bumi berputar pada porosnya. Pada zaman itu, Al-Biruni juga telah
memperkirakan ukuran bumi dan membetulkan arah kota Makkah secara
saintifik dari berbagai arah di dunia. Dari 150 hasil buah pikirnya, 35
diantaranya didedikasikan untuk bidang astronomi.
6. Ibnu Yunus (1009 M)
Sebagai bentuk pengakuan dunia astronomi terhadap kiprahnya,
namanya diabadikan pada sebuah kawah di permukaan bulan. Salah satu
kawah di permukaan bulan ada yang dinamakan Ibn Yunus. Ia
menghabiskan masa hidupnya selama 30 tahun dari 977-1003 M untuk
memperhatikan benda-benda di angkasa. Dengan menggunakan astrolabe
yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih
dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun.
7. Al-Farghani
Nama lengkapnya Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn
Kathir al-Farghani. Ia merupakan salah seorang sarjana Islam dalam
bidang astronomi yang amat dikagumi. Beliau adalah merupakan salah
seorang ahli astronomi pada masa Khalifah Al-Ma'mun. Dia menulis
mengenai astrolabe dan menerangkan mengenai teori matematik di balik

29

penggunaan peralatan astronomi itu. Kitabnya yang paling populer adalah


Fi Harakat Al-Samawiyah wa Jaamai Ilm al-Nujum tentang kosmologi.

30

8. Al-Zarqali (1029-1087 M)
Saintis Barat mengenalnya dengan panggilan Arzachel. Wajah AlZarqali diabadikan pada setem di Spanyol, sebagai bentuk penghargaan
atas sumbangannya terhadap penciptaan astrolabe yang lebih baik. Beliau
telah menciptakan jadwal Toledan dan juga merupakan seorang ahli yang
menciptakan astrolabe yang lebih kompleks bernama Safiha.
9. Jabir Ibn Aflah (1145 M)
Sejatinya Jabir Ibn Aflah atau Geber adalah seorang ahli
matematik Islam berbangsa Spanyol. Namun, Jabir pun ikut memberi
warna da kontribusi dalam pengembangan ilmu astronomi. Geber, begitu
orang barat menyebutnya, adalah ilmuwan pertama yang menciptakan
sfera cakrawala mudah dipindahkan untuk mengukur dan menerangkan
mengenai pergerakan objek langit. Salah satu karyanya yang populer
adalah Kitab al-Hay'ah.

31

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains,
mitologi, dan agama. Oleh peradaban kuno, planet dipandang sebagai
sesuatu yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring kemajuan ilmu
pengetahuan, pandangan manusia terhadap planet berubah. Pada tahun
2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah
resolusi resmi yang mendefinisikan planet di Tata Surya. Definisi ini dipuji
namun juga dikritik dan masih diperdebatkan oleh sejumlah ilmuwan
karena tidak mencakup benda-benda bermassa planet yang ditentukan oleh
tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan
sebelum 1950 masih dianggap "planet" sesuai definisi modern, sejumlah
benda angkasa seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di
sabuk asteroid Matahari), dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama
ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh komunitas ilmuwan sudah
tidak dipermasalahkan lagi.
2. Planet-planet beredar mengelilingi matahari. Planet-planet tersebut beredar
dalam suatu lintasan planet yang disebut orbit berbentuk elips. Lintasan
planet mengelilingi matahari disebut orbit. Peredaran planet-planet
mengelilingi matahari disebut revolusi planet. Waktu yang diperlukan
planet untuk melakukan satu kali revolusi disebut kala revolusi. Selain
berevolusi, planet juga melakukan gerak rotasi. Gerak rotasi adalah gerak
berputar pada porosnya. Waktu yang diperlukan planet untuk melakukan
satu kali rotasi disebut kala rotasi.
3. Perkembangan teori edaran planet berawal dari bangsa Mesir, Babilonia,
dan Yunani. Bangsa Yunani mengamati bahwa di langit terdapat bendabenda yang bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka menamakan
benda-benda ini dengan istilah planeten, yang artinya pengelana. Dari
bangsa Yunani pula berkembang konsep-konsep kosmologi yang bersifat
rasional dan tidak dikaitkan dengan hal-hal yang berbau mitologis. Tokoh

32

pertama yang mengembangkan konsep kosmologi adalah Pythagoras.


Setelah Pythagoras, tokoh-tokoh lain yang berperan dalam perkembangan
kosmologi Yunani Kuno adalah Plato, Eudoxus, dan Aristoteles. Sekitar
tahun 140 SM, muncul teori lain tentang alam semesta. Teori ini juga
menempatkan bumi sebagai pusat alam semesta dan diusulkan oleh
Claudius Ptolomeus. Teori ini pertama-tama dibuat untuk menjelaskan
adanya gerak retrogade (gerak maju mundur) planet. Selain teori yang
diusulkan oleh Aristoteles dan Ptolomeus, ada teori lain tentang alam
semesta yang diusulkan oleh Aristarchus.

Pada abad ke-15 terjadi

revolusi besar dalam teori tata surya seperti yang diusulkan oleh Nicolaus
Copernicus (1473-1543). Pada tahun 1616 banyak ilmuwan yang
mempelajari buku Copernicus serta menggunakannya sebagai landasan
ilmiah untuk memikirkan alam semesta. Diantaranya, Tycho Brahe,
Johannes Kepler, Galileo Galilei, dan Gionardo Bruno. Mereka
berpendapat

bahwa

teori

heliosentris

ternyata

lebih

rasiaonal

dibandingkan dengan teori geosentris yang telah ada sebelumnya.


4. Setelah runtuhnya kebudayaan Yunani dan Romawi pada abad
pertengahan, maka kiblat kemajuan ilmu astronomi berpindah ke bangsa
Arab. Astronomi berkembang begitu pesat pada masa keemasan Islam (8 15 M). Salah satu bukti dan pengaruh astronomi Islam yang cukup
signifikan adalah penamaan sejumlah bintang yang menggunakan bahasa
Arab, seperti Aldebaran dan Altair, Alnitak, Alnilam, Mintaka (tiga bintang
terang di sabuk Orion), Aldebaran, Algol, Altair, Betelgeus. Para ahli
astronomi Islam yaitu Nasiruddin at-Tusi, Al-Khawarizmi, Al-Battani, lSufi, Al-Biruni, Ibnu Yunus, Al-Farghani, Al-Zarqali, dan Jabir Ibn Aflah.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat. Tentunya dalam penulisan
dan pembahasan makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempuranaan baik dalam penyusunan kalimat, isi, maupun sistematika
penulisan karena itu saran, kritik, dan masukan sangat diharapakan demi
perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja

33

yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang


positif dalam perkembangan khazanah ilmu pengetahuan.

34

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Planet
https://muslimzuhdi.wordpress.com/tag/planet-mengelilingi-matahari/
http://wednesdaybored.blogspot.co.id/2011/01/teori-geosentris-dan-teoriheliosentris.html
http://softonezero.blogspot.co.id/2013/12/hukum-kepler-dan-gerakplanet.html
https://www.gaulislam.com/astronomi-islam-menguak-rahasia-langit

35

Anda mungkin juga menyukai