BAB VI
ALAM SEMESTA DAN BUMI
A. Kompetensi dasar
1. Mahasiswa mampu mengeksplorasi terbentuknya alam semesta,
terbentuknya galaksi, terbentuknya tata surya, dan bagian-bagian dari
tata surya.
2. Mahasiswa mampu mengeksplorasi bumi sebagai planet, yaitu:
bagian-bagian bumi, menentukan umur bumi, terbentuknya benua dan
samudra di bumi, perubahan atmosfer, dan gerakan-gerakan pada
bumi.
C. URAIAN MATERI
Mengenal Alam Semesta
Berdasarkan ukuran besarnya materi di alam semesta ini dapat dibagi
dalam dua bagian besar, yaitu bagian yang berukuran sangat kecil, dalam orde
mikron atau bahkan yang lebih kecil lagi, dan ada lagi benda-benda yang 55
berukuran sangat besar dengan ukuran meter, kilometer atau bahkan ribuan
kilometer. Benda-benda dengan ukuran sangat kecil termasuk dalam alam
mikrokosmos, seperti sel, jaringan, atom, proton, elektron sehingga untuk
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA | Seri Buku Ajar Universitas
ILMU ALAMIAH DASAR
melihatnya perlu alat bantu khusus atau bahkan hanya dapat diamati dari
gejalanya saja. Sebaliknya obyek pengamatan yang sangat besar misalnya
bulan, bumi, satelit dan semua isi alam semesta lainnya. Obyek yang sangat
besar itupun adakalanya dalam pengamatan tampak dengan ukuran yang sangat
kecil, sehingga untuk pengamatan sering menggunakan pula alat bantu misalnya
teleskop karena letaknya yang sangat jauh. Oleh sebab itulah pengamatan dan
penelitian dalam alam semesta khususnya benda-benda langit berbeda
pendekatannya dengan pengamatan dan penelitian benda-benda yang ada di
Bumi. Perbedaan utama pengamatan benda angksa memerlukan alat bantu
untuk melihat benda-benda yang sangat jauh posisinya dengan teleskop.
Tanpa menggunakan alat bantu pengamatan seperti teropong, orang
pada zaman dahulu menganggap bumi berupa dataran yang pipih, dan mengira
bumi sebagai pusat dari semua materi yang ada di alam ini termasuk matahari.
Paham ini disampaikan oleh Ptolomeus dikenal dengan paham geosentri, paham
ini dianut oleh orang-orang Yunani Kuno hingga sekitar 14 abad. Barulah pada
tahun 1540-an seorang astronomi Polandia yang bernama Nicolaus Copernicus
memperkenalkan teori heliosentris, yang menyatakan bahwa planet-planet
termasuk Bumi bergerak mengelilingi matahari.
Setelah diketemukan teleskop oleh Galilei (1564-1642), maka makin
membuat pengamatan menjadi mudah, jelas dan makin banyak benda angkasa
yang dapat diamati.
a.Mikrokosmos
Tahun 1665 Robert Hooke ilmuwan bangsa Inggris, dengan 56
menggunakan mikroskop yang masih sederhana, melihat bahwa gabus terdiri
dari struktur gelembung berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini
disebut sel oleh para ilmuwan sel sebagai kota-kota kecil yang berisi bahan
kehidupan. Dengan mikroskop modern dapat dilihat bahwa sel bukan hanya
sebagai wadah kehidupan, tetapi lebih merupakan bahan kehidupan. Saat ini
belum ada ahli kimia yang mampu meniru produksi antibodi tertentu padahal
merupakan kegiatan rutin setiap hari.
Tahun 1869 Friedrich Miescher seorang ahli biokimia berhasil
memisahkan suatu zat dari inti sel. Zat ini sekarang oleh para ilmuwan
dinamakan asam deoksiri bonykleat atau disingkat dengan DNA yang merupakan
mata rantai antara zat bernyawa dan tak bernyawa.
b.Makrokosmos
Sejak Galilei 91564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda
langit ditemukan. Tetapi bukan berarti para ilmuwan sebelumnya tidak
mengamati gerak-gerik tata surya. Keindahan benda langit sangat menarik
perhatian.
Tiga teori tentang terbentuknya alam semesta yaitu teori big bang, teori
steady state dan teori osilasi. teori ledakan yang sangat hebat, kemudian bagian-
bagiannya berputar membentuk galaksi-galaksi. Teori ini bertolak dan asumsi
adanya suatu massa yang sangat besar sekali dan mempunyai berat jenis yang
sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti. Massa itu
kemudian bergerak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat
ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu terbentuk
menjadi kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka terus bergerak
menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan
bahwa galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama.
Teori Steady State mengatakan bahwa galaksi-galaksi menjauh dan
dunia ini mengembang, kemudian disela-selanya akan muncul galaksi-galaksi
baru. Sedangkan teori Oscillation atau teori ekspansi-kontraksi mengangap
bahwa alam semesta yang terdiri dari galaksi-galaksi ini mengalami penyusutan
dan merapat kemudian meledak dan galaksi-galaksi penyusun alam semesta ini
kembali merapat lagi dan proses berulang tetapi dalam waktu yang sangat lama,
yaitu ratusan juta tahun. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa ada suatu siklus
dari alam semesta, yaitu masa ekspansi. Diduga bahwa siklus ini berlangsung 57
dalam waktu 30.000 juta tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-
galaksi serta bintang-bintangnya. Ekspansi ini didukung oleh adanya tenaga
yang bersumber dari reaksi ini hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk
berbagai unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga
berupa panas yang sangat tinggi.
Kedua teori (teori Big-Bang maupun teori Oscillation atau Ekspansi-
Kontraksi) mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada zaman
sekarang ini berasal dari partikel yang ada pada zaman dahulu. Berdasarkan
teori ekspansi dan kontraksi maka sebenarnya alam semesta ini tidak berawal
dan tidak berakhir.
B. Tata Surya
1. Pembentukan Tata Surya
Seperti yang diketahui dalam teori heliosentris bahwa Matahari
merupakan pusat dari perputaran planet-planet yang ada disekitarnya. Matahari
sebagai satu-satunya bintang di dalamnya dan merupakan sumber cahaya.
Matahari adalah satu diantara jutaan bintang yang ada dalam sebuah galaksi
58
yaitu galaksi Bima Sakti atau Milkeyway.
Beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan mengenai
cara terbentuknya tata surya.
a.Hipotesis Nebular
Kant dan Laplace (1796), mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari
kondensasi massa awan gas atau massa kabut gas yang sangat panas. Pada
proses kondensasi tersebut massa gas yang jauh dari pusat tertinggal tidak ikut
tertarik ke arah pusat. Setelah mendingin pusat massa menjadi matahari,
sedangkan sejumlah massa yang tertinggal, mengelilingi pusat (matahari)
sebagai planet-planet dan benda angkasa lainnya, seperti bumi dengan benda-
benda lain yang mengelilingi planet tersebut yang berupa satelit atau bulan.
Dapat dibayangkan bahwa berdasarkan teori ini, planet Saturnus yang dikelilingi
oleh cincin Saturnus itulah yang merupakan bekal satelitnya. Salah satu
keberatan dari hipotesis ini adalah ditemukan dua buah bulan pada Jupiter dan
sebuah bulan di Saturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi planet-
planet tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa satelit tersebut bukan
merupakan bagian dari planetnya sesuai dengan hipotesis Laplace.
b. Hipotesis Planettesimal
Chamberlin dan Moulton berhipotesis titik tolak dari pemikiran yang sama
dengan teori Nebular yaitu bahwa sistem tata surya ini terbentuk dari kabut gas
yang sangat besar yang berkondensasi. Perbedaanya adalah terletak pada
asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi
diasumsikan ada bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat di dekat
bintang dimana tata surya kita merupakan bagiannya. Kabut gas dari bintang lain
tersebut sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah lebih
dingin terbentuklah benda-benda yang disebut planettesimal. Planettesimal
merupakan benda-benda kecil yang padat. Karena daya tarik menarik antar
benda itu sendiri, benda-benda kecil tersebut akan menggumpal menjadi lebih
besar dan panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan akibat akumulasi dari
massanya. Teori ini dapat menjawab pertanyaan mengapa ada satelit-satelit
pada Jupiter maupun pada Saturnus yang mempunyai orbit berlawanan dengan
rotasi planet-planet tersebut.
c.Hipotesis Tidal
James Jeans dan Harold Jupiter mengemukakan pada tahun 1919. Teori 59
ini menyatakan planet merupakan percikan dari matahari, yaitu seperti percikan
matahari. Tidal terjadi karena ada 2 buah matahari yang bergerak/melintas saling
mendekat tetapi tidak sampai bertubrukan, dan akibat gaya tarik menariknya
maka ada bagian yang terlepas berupa percikan-percikan tersebut. Percikan-
percikan inilah yang akhirnya menjadi planet dan benda percikan tersebut
dinamakan tidal. Tidak yang besar kemudian akan menjadi planet tersebut
disebabkan karena adanya dua buah matahari yang bergerak saling mendekat.
Ilmuwan tersebut hanyalah sekedar menguji hipotesis. Setelah teruji, teori
tersebut masih mungkin diperbaiki dengan teori yang lebih akurat. Namun
demikian teori-teori tersebut di atas masih diyakini orang sampai sekarang.
Sumber cahaya yang berasal dari matahari mempunyai ukuran yang
relatif besar dibandingkan dengan planet-planet yang mengitarinya. Perhatikan
betapa kecilnya bumi kita ini jika dibandingkan dengan planet Uranus, Neptunus,
Saturnus (yang bercincin) dan Jupiter. Jika keseluruhan planet dimasukkan
dalam bagian dari piringan matahari maka masih tersisa luasan yang sangat
luas.
2. Galaksi
Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri
atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron
dan lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan
kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Kata galaksi
berasal dari bahasa Yunani galaxias, yang berarti "susu," yang merujuk pada
galaksi Bima Sakti (bahasa Inggris: Milky Way). Tipe-tipe galaksi berkisar dari
galaksi kerdil dengan sepuluh juta (107) bintang hingga galaksi raksasa dengan
satu triliun (1012) bintang, semuanya mengorbit pada pusat galaksi. Matahari
adalah salah satu bintang di galaksi Bima Sakti; tata surya termasuk bumi dan
semua benda yang mengorbit matahari.
Kemungkinan terdapat lebih dari 100 milyar (10 11) galaksi pada alam
semesta teramati. Sebagian besar galaksi berdiameter 1000 hingga 100.000
parsec dan biasanya dipisahkan oleh jarak yang dihitung dalam jutaan parsec
(atau megaparsec). Ruang antar galaksi terisi dengan gas yang memiliki
kerapatan massa kurang dari satu atom per meter kubik. Sebagian besar galaksi
diorganisasikan ke dalam sebuah himpunan yang disebut klaster, untuk
kemudian membentuk himpunan yang lebih besar yang disebut superklaster. 60
Struktur yang lebih besar ini dikelilingi oleh ruang hampa di dalam alam semesta
Pembentukan galaksi
Mengamati proses awal pembentukan galaksi diharapkan bisa dilakukan
dengan telesop ALMA. Survei langit (sky survey) akan difokuskan untuk
menemukan gugusan gas raksasa dengan kerapatan materi tinggi dan bersuhu
dingin (dark matter), yang menjadi cikal bakal galaksi dan mungkin sejumlah
bintang telah lahir di dalamnya.
Teleskop radio yang kini telah ada umumnya tidak mempunyai daya pisah
yang cukup untuk memetakan bola-bola gas dingin cikal bakal bintang (proto
star) di galaksi jauh. Teleskop hanya mampu mendeteksi kantong-kantong gelap
tempat proto star dilahirkan di dalam galaksi kita.
Survei langit untuk menemukan exoplanet dan galaksi yang baru lahir
akan menambah pengetahuan tentang evolusi alam semesta pada usia dini.
Sudah terbayang di hadapan kita berbagai penemuan baru yang akan dihasilkan
oleh teleskop raksasa ALMA bila pembangunannya telah dirampungkan.
Seperti kita ketahui galaksi memiliki dua bentuk utama yaitu: galaksi spiral
dan eliptikal (sering juga disebut galaksi yang tidak teratur). Galaksi spiral
terbentuk dari kehancuran awan protogalaktik. Galaksi model ini terdiri dari tiga
komponen: cakram berputar, bagian yang menonjol pada bagian pusat dan
lingkaran luar. Pada saat awan protogalaktik mengalami kehancuran, bagian
tonjolan dan bagian terluar pertama kali terbentuk. Bintang ini memiliki orbit yang
acak pada bagian tengah galaksi yang baru terbentuk. Awan tersebut
membentuk cakram pipih akibat dari momentum angulasi (karena perputaran
yang cepat). Bintang-bintang terbentuk kemudian dan pembentukan pertama
terbentuk pada bagian tonjolan tengah dan dibagian tepi. Kemudian secara
bersama-sama bintang-bintang tersebut berputar pada bagian tengah.
Galaksi eliptikal terbentuk akibat penggabungan dua galaksi yang saling
berdekatan. Pada saat dua spiral galaksi tersebut bersatu, menyebabkan orbit
dari semua bintang-bintang menjadi acak. Hasilnya semua bintang pada galaksi 61
eliptikal menjadi acak dan tidak lagi terjadi pergerakan masiv dari bintang-bintang
anggota galaksi.
Merkurius
Planet yang terdekat dengan matahari, terkecil dengan garis tengah 3000
mil (hanya sedikit lebih besar dari bulan yang bergaris tengah 2160 mil). Karena
letaknya yang begitu dekat dengan matahari maka bagian yang menghadap
matahari panas sekali yaitu antara 550 sampai 770 oF. Sebaliknya pada bagian
yang tak menghadap matahari menjadi dingin sekali (karena tidak ada air
maupun udara). Dengan demikian maka Merkurius mempunyai temperatur yang
tertinggi dan terendah bila dibandingkan dengan temperatur pada planet-planet
yang lain. Diperkirakan tak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Planet yang
kini sulit dilihat dari bumi karena letaknya dekat sekali dengan matahari, namun
pada cuaca yang baik dapat dilihat pada saat matahari terbenam.
Merkurius mengadakan rotasi (berputar pada porosnya) dalam waktu
58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga malam
harinya. Temperatur minimum pada malam hari adalah -400oF. Merkurius
beredar mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari, tidak mempunyai bulan dan
berat jenisnya 5,13 gram/cc. 63
Venus
Venus menempati urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini
terkenal dengan nama Bintang Kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau
pada waktu pagi hari. Besarnya hampir sama dengan bumi. Venus bergaris
tengah 7700 mil, sedangkan bumi bergaris tengah 7900 mil (1 mil – 1,6 km).
Venus memiliki atmosfir (udara) yang cukup tebal, ia memantulkan
cahaya matahari yang datang padanya sebanyak 59%, sedangkan bumi
memantulkan kembali cahaya matahari sebanyak 44%, dan merkurius hanya
7%. Dalam hal ini atmosfer bertindak selaku lapisan pelindung permukaan planet
dari sengatan cahaya matahari. Venus diselubungi penuh oleh awan sehingga
sangat sulit mengamati permukaannya dan dengan demikian sangat sukar untuk
menentukan kecepatan rotasinya. Dengan susah payah para ahli telah dapat
menetapkan rotasinya yaitu 247 hari (dengan kesalahan kurang lebih 5 hari).
Venus beredar mengelilingi matahari (revolusi) selama 225 hari artinya
satu tahun Venus adalah 225 hari, bandingkan dengan revolusi bumi kita yaitu
selama 365 ¼ hari. Dengan analisis spektrum atas cahaya yang datang dari
Venus, dapat diketahui bahwa di sana ada oksigen. Atas dasar analogi bahwa
keberadaan gas oksigen yang tetap jumlahnya di udara disebabkan oleh
tumbuhan yang mengadakan photosintesis, maka dapat diperkirakan bahwa di
Venusada kehidupan. Venus tidak memiliki bulan.
Pada tahun 1967 Soviet Rusia telah menancapkan kapsulnya di
permukaan planet ini, sedang Amerika dengan Mariner 5-nya telah pula
mengadakan peralatannya melewati planet tersebut. Berdasarkan data-data
yang dikumpulkan oleh mereka ini pada ilmuwan bersimpulan bahwa atmosfer
Venus terdiri dari karbondioksida sebanyak sekitar 85% sampai 985 sedangkan
sisanya adalah uap air, oksigen yang sangat sedikit dan tidak ada nitrogen
(dibandingkan dengan atmosfer bumi yang terdiri dari 90% nitrogen, 19,8%
oksigen dan sisanya adalah gas lain termasuk karbondioksida yang sangat
sedikit). Temperatur di Venus berdasarkan data dari kapsul Soivet berkisar
antara 280oC atau 536oF sedangkan menurut Mariner milik Amerika sekitar
516oC atau 800oF.
Bumi 64
Tentang Bumi ini akan dibahas secara lebih mendalam di bagian lain,
namun sebagai bahan perbandingan dalam mempelajari planet-planet lain disini
akan diuraikan secara singkat.
Bumi menempati urutan ke-3 terdekat dengan matahari, besarnya hampir
sama dengan Venus dan berdiameter 7900 mil, atau 12640km. Jaraknya antara
bumi dengan matahari adalah 149 juta km. Jarak ini dijadikan satuan Jarak
Astronomnis atau Astronomical Unit (AU).
Mars
Ada dugaan keras bahwa di planet Mars ada kehidupan. Dugaan ini
bertolak pada kenyataan-kenyataan tersebut di bawah :
a. Berdasarkan pengamatan melalui teropong dan foto, pada permukaan
Mars terdapat semacam kanal (saluran atau dam air) yang sangat panjang
dan lurus sekali. Kanal ini menghubungkan bagian Mars yang tertutup salju
dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan alam apakah mungkin
seluas itu?
b. Mars nampaknya diselubungi oleh atmosfer. Dugaan ini bertolak dari
kenyataan bahwa permukaan Mars dari waktu ke waktu selalu nampak
adanya perubahan baik perubahan dalam bentuk/gambar maupun
warnanya. Fenomena ini mengarah kepada adanya tumbuhan pada
permukaannya dan adanya awan yang menyelubungi seperti layaknya di
bumi.
c. Dari analisis spektra sinar yang datang dari Mars, ternyata memang ada
oksigen meskipun jumlah relatif sedikit sehingga tidak mungkin manusia
bumi bernafas secara beba disana.
Hal lain yang menarik di planet ini adalah bahwa Mars mempunyai 2 buah
bulan. yang satu kecil dan dekat dengan planet hanya berjarak 3700 mil.
Bandingkan dengan bulannya bumi kita yang berjarak 240 ribu mil. Satelit kecil
ini dinamai Phobos dan berdiameter 10 mil (16 km). Ia mengadakan revolusi
mengelilingi Mars dalam waktu 7 jam 39 menit, dan yang aneh ia terbit dari Barat
terbenam di Timur.
Satelit kedua dinamai Deimos, ia terbit dari Timur dan terbenam di Barat
setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan karena revolusi satelit Deimos ini 65
hanya beda sedikit lebih cepat daripada rotasi Mars. Adapun Phobos dalam satu
hari Mars terbit dan terbenam sebanyak 3 kali.
Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia bergaris
tengah 86.600 mil. Rotasinya relatif cepat yaitu 10 jam (bandingkan 24 jam untuk
Bumi dan 247 hari untuk Venus). Jupiter nampak sebagai bintang yang terang
muncul pada tengah malam. Karena rotasinya cepat itu bagian ekuatornya
menjadi sedikit mengembang dan membentuk sabuk yang jelas.
Massa planet ini sangat besar, hampir tiga ratus (300) kali massa bumi.
Demikian pula gravitasinya 2,6 kali gravitasi bumi. Oleh karena itu ia mempunyai
atmosfer yang cukup tebal. Analisis spektroskopis menunjukkan bahwa udaranya
mengandung amoniak dan gas metan dalam jumlah yang sangat banyak, serta
mengandung gas hidrogen. Bercak kemerahan bergaris tengah 30.000 mil di
bagian selatan (telah diketahui sejak tahun11831) diperkirakan adalah suatu
kawah yang masih hidp (karena warnanya berubah-ubah). Satelit-satelitnya
berukuran besar. Dua diantaranya lebih besar daripada planet merkurius. Tiga
diantara 12 satelit itu bereda berlawanan arah dengan 9 lainnya.
Saturnus
Planet terbesar kedua setelah Jupiter adalah Saturnus. Planet ini
berdiameter 74.000 mil. Seperti Jupiter rotasinya begitu cepat yaitu 10 jam.
Persamaan yang lain adalah amtosfernya terdiri dari gas metan, amoniak dan
hidrogen.
Temperatur pada permukaannya sangat rendah, yaitu 243oF. Ini berarti
gas amoniaknya membeku. Berat jenisnya 0.7 dibandingkan dengan BJ air – 1
atau BJ Bumi = 5.3. Hal yang paling menarik dari planet ini adalah adanya sabuk
putih yang melilit ekuatornya dan jaraknya dari permukaan planet sejauh 7000
mil sampai kurang lebih 37000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih setelah 10 mil.
Sabuk ini berupa debu dan ternyata berputar mengelilingi planet dengan
kecepatan yang berbeda, sabuk bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian
luarnya.
Selain sabuk atau cincin raksasa tersebut, Saturnus juga memiliki 10
buah satelit. Sebuah diantaranya yang terbesar diberinama Phoebe yang
bergerak berlawanan arah dengan 9 planet lainnya, yang menunjukkan bahwa
Phoebe bukan anak kandung Saturnus. 66
Uranus
Planet ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Harschel dan keluarganya
pada tahun 1781 ketika mereka sedang mengamati Saturnus. Pada waktu itu
orang mengenal adanya planet yang lebih jauh dari Saturnus. Uranus ini
besarnya tidak sampai separoh Saturnus, namun bila dibandingkan dengan
bumi, besar diameternya 4 kali lipat.
Jaraknya ke matahari adalah 19,2 AU. Planet ini mengelilingi matahari
dalam waktu 84 tahun. Rotasinya adalah 10 jam 47menit. Uranus mempunyai 5
buah satelit.
Neptunus
Neptunus ditemukan karena astronom mengamati planet baru Uranus,
yang orbitnya agak menyimpang dari perhitungan berdasarkan hukum Newton
(gaya tarik menarik antara dua benda). Maka diperkirakan ada benda langit
besar lain yang mempengaruhi orbit Uranus. Setelah dicari maka ditemukanlah
planet terbesar ketiga, Neptunus pada tahun 1846. Planet ini mempunyai 2 buah
satelit. Satu di antaranya bererak berlawanan arah dengan perputaran planet itu
sendiri. Jaraknya ke matahari 30,1 AU, diameternya 28.000 mil. Neptunus
berputar mengelilingi matahari dalam 156 hari sekali putar.
C. BUMI
1. Rotasi dan Revolusi Bumi
Seperti kita ketahui matahari kita ini dikelilingi oleh planet-planet, antara
lain adalah Bumi ikita ini. Planet-planet juga dikitari oleh benda lain yaitu satelit.
Satelit dari bumi yang merupakan satelit alam adalah bulan.
Setelah kita menyadari betapa luasnya alam semesta ini, marilah kita
tinjau Bumi kita yang berada dalam bagian matahari, yang pada galaksi hanya
berupa sebuah titik saja, dan bagaimanakah ilustrasi posisi bumi pada
perjalanannya sepanjang tahun mengelilingi matahari (revolusi bumi).
Pada gambar tersebut dapat kita lihat bahwa posisi bumi pada saat
mengelilingi matahari (revolusi) dalam keadaan miring sambil berputar pada
porosnya (rotasi). Apa akibatnya dengan penampakan matahari bagi manusia
yang ada di bumi? Jika kita perhatikan maka akan terlihat bahwa pada bulan- 67
bulan tertentu posisi matahari seakan-akan bergeser tempatnya dari pandangan
manusia yang ada di bumi (gerak semu matahari)
Pada bulan-bulan tertentu kutub bumi akan gelap saja sepanjang tiga
bulanan, dan pada kutub satunya akan tampak seperti pagi saja dengan
pergeseran matahari tanpa menunjukkan adanya kenaikan matahari hingga di
atas kepala pengamat yang berada di Bumi.
Pengaruh lain akibat pergeseran semu matahari ini adanya perubahan
suhu di wilayah belahan Bumi yang berbeda sehingga menyebabkan perubahan
arah angin yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya pergantian musim.
Akibat kemiringan bumi pada saat melakukan rotasi, maka pada bulan Juni kutub
utara akan menerima cahaya matahari sepanjang waktu dalam sehari semalam,
tetapi belahan kutub selatan akan mengalami malam yang berkepanjangan pada
sekitar bulan Juni.
1.Lithosfer Bumi
a.Inti Bumi
Pengetahuan manusia tentang inti bumi masih sangat terbatas. Inti bumi
dar kedalaman 6370 km ke arah luar, terdiri dari dua bagian yaitu inti dalam yang
tebalnya 1320 km, dan inti luar 2160 km. Disebut barisfer karena inti bumi
mempunyai massa jenis yang besar (berat) yaitu 10,7 gram/cc, yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan kulit tubuh (lithosfer). Diduga barisfer atau centrosfer
ini terdiri dari nikel dan besi. Inti dalam diduga berujud padat dan inti luar berujud
cair. Temperatur di inti bumi diperkirakan tidak lebih dari 3000 oC. Adanya bahan
nikel dan besi ini yang menyebabkan bumi mempunyai sifat kemagnetan yang
luar biasa.
68
b.Mantel Bumi
Lapisan ini mempunyai 3 bagian berturut-turut dari bagian bawah adalah :
Mesosfer : lapisan ini di kedalaman sekitar 2900 km, wujudnya padat
terletak di bawa astenofer dengan ketebalan 2400 – 2750 km.
Astenosfer : lapisan ini dikedalaman 700 km, wujudnya agak
kenal/tidak padat tebalnya 100 – 400 km. Diduga lapisan ini tempat
formasi magma.
Lithosfer : lapisan ini pada kedalaman 50-200 km, tebalnya sekitar
50-100 km, dengan massa jenis rata-rata 2,9 gram/cc. Lapisan ini
merupakan lapisan bebatuan (lithos = batu) yang mengapung di atas
astenosfer.
c.Kerak Bumi
Lapisan ini merupakan bagian paling atas dari permukaan bumi dengan
ketebalan rata-rata 10-50 km. Ketebalan di atas bonus antara 20 – 50 km,
sedangkan di bawah permukaan laut berkisar 10 – 12 km.
1. Periode Permian
Selama periode Permian sekitar 270 juta tahun lalu, massa kontinen Bumi
secara perlahan bersamaan dengan pergerakan tektonik membentuk suatu
superkontinen, Pangaea. Pangaea terdiri atas 95% massa daratan di Bumi dan
dikelilingi oleh samudera Panthalassa.
2. Periode Triassic
Selama periode Triassic yang dimulai sekitar 240 juta tahun lalu,
Pangaea mulai terpecah dan bagian-bagiannya mulai bergerak perlahan,
membentuk dua daratan baru: Gondwanaland dan Laurasia.
3. Periode Jurassic
Selama periode Jurassic, pecahan dari Pangaea menjadi jelas. Laut
Thetys terbuka antara Laurasia di utara dan Gondwanaland di selatan. Pada
kontinen Gondwanaland, Amerika Selatan masih bergabung dengan Afrika dan
Antartika.
4. Periode Cretaceous Awal
Sekitar 140 juta tahun lalu, Gondwanaland dan Laurasia secara
sempurna telah terpecah, dipisahkan oleh Laut Tethys. Daratan di utara ekuator
seperti saat ini terbentuk selama periode Cretaceous ketika Greenland terpisah
dari Eropa dan Samudera Atlantik terbuka.
5. Periode Cretaceous Akhir
Sekitar 95 juta tahun lalu, India terpisah dari Afrika dan bergerak ke arah
Timurlaut sebelum menyatu dengan Asia. Eropa terpisah dari Amerika Utara, dan
akhirnya Amerika Selatan terpisah dari Afrika, samudera baru -Atlantik Selatan-
terbentuk. Australia dan Antartika masih menjadi satu.
6. Bumi Saat Ini
Ini adalah bentuk bumi saat ini, namun susunan kontinen saat ini tidak
permanen. Gerakan kontinen terjadi secara kontinyu, proses yang lambat,
dengan kecepatan pergerakan kontinen rata-rata beberapa centimeter per tahun.
Samudera Atlantik perlahan bertambah luasnya, sementara Samudera Pasifik
semakin kecil.
70
2.Hidrosfer Bumi
Lapisan ini merupakan daerah yang dibatasi oleh air di permukaannya,
misalnya semudera, lautan, sungai dan air tanah. Semua air yang turun sebagai
hujan dan salju bisa dikatakan tidak mengandung garam atau mineral yang
terlarut. Tetapi pada saat mengalir melewati pegunungan, sungai, wilayah
daratan akan melarutkan garam-garam/ mineral sehingga pada saat dilaut akan
terkumpul. Pemanasan air laut setiap harinya akan menguapkannya dengan
meninggalkan garam/ mineralnya sehingga lama kelamaan air laut terasa asin.
E. Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alam dari bumi. Dinamakan satelit
karena bulan selalu bergerak mengelilingi bumi. Jaraknya dengan bumi adalah
240 ribu mil = 382 km. Bulan berdiameter 2160 mil atau 3456 km. Bulan selalu
menunjukkan permukaan yang sama dilihat dari bumi. Ini berarti bahwa ia
mengadakan rotasi maupun revolusi mengelilingi bumi dengan kecepatan yang
tepat sama (waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan rotasi sama dengan
waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan satu kali revolusi). Pada permukaan
bulan terdapat gunung-gunung dan daratan rendah seperti di bumi. Namun
lubang kepundannya nampak besar-besar sampai ada yang bergaris tengah 8
km. Berat jenis bulan kira-kira separoh dari berat jenis bumi. Besarnya bulan
hanya 1/82 bumi dan mempunyai gravitasi 1/6 hari dari permukaan bulan tetap
abadi sebab tidak ada erosi. Tak adanya atmosfer ditunjukan pula dengan
kenyataan bahwa sinar bintang yang datang dari belakang bumi sama sekali tak
dibiaskan.
Bulan bergerak mengelilingi bumi (revolusi) sambil berputar pada 72
porosnya (rotasi). bagian bulan yang nampak dari bumi selalu sama, hal ini
menunjukkan bahwa waktu revolusi bulan sama dengan waktu rotasinya. Bidang
edar bulan mengelilingi bumi tidak sebidang dengan bidang edar bumi
mengelilingi matahari sehingga tidak setiap bulan terjadi gerhana matahari
ataupun gerhana bulan.
Kita yang berada di Bumi pada malam hari sering melihat bulan. Bentuk
bulan dalam penampakkan malam hari dapat berubah-ubah. Perubahan tersebut
ternyata bergantung pada posisi bulan terhadap Bumi dan Matahari.
Bentuk-bentuk bulan yang nampak dari Bumi ada beberapa macam, yaitu
bentuk sabit, cembung, paruh dan bentuk bulat penuh. Berikut ini tahapan dan
posisi bulan terhadap bumi dan matahari.
Pada posisi 1, bulan baru atau bulan mati artinya bulan tidak nampak di
malam hari, karena arah pantulan sinar Matahari tidak ada yang mengarah ke
Bumi. Pada posisi 2 bulan tampak seperti sabit sehingga kita menamakan bulan
sabit, demikian seterusnya yang akhirnya pada posisi 5 bagian bulan yang
menghadap Bumi tampak penuh dan keseluruhannya memantulkan cahaya
matahari ke Bumi sehingga bulan tampak paling terang dan disebut dengan
bulan purnama.
Misalnya sebuah batu akan tetap berada di Bumi kecuali ada tenaga lain yang
menggerakkannya untuk menjauhinya. Uap air yang bergerak ke atas pada saat
terjadi penguapan karena panas matahari akan kembali turun/jatuh ke Bumi jika
uap air-uap air tersebut telah terkumpul saat terjadi kondensasi dan menjadi
berat. Peristiwa alam ini yang disebut sebagai siklus air di dunia. Jadi air-air yang
ada di dunia ini sebenrnya kuantitasnya tetap, hanya berpindah dari satu tempat
ke tempat lain dengan bantuan angin, setelah mengalami penguapan dan
kondensasi, yang kemudian jatuh sebagai hujan di daerah/wilayah lain. Kualitas
air dapat berubah ubah ini ini sangat ditentukan oleh perilaku manusia sebagai
pengguna. Jika manusia selalu memperhatikan dan peka akan lingkungannya
khususnya hutan, dan tidak membuang limbah cair di sebarang tempat maka
kualitas air akan tetap terjaga.
Rangkuman
Berdasarkan ukuran besarnya materi di alam semesta ini dapat dibagi
dalam dua bagian besar, yaitu bagian yang berukuran sangat kecil, dalam
orde mikron atau bahkan yang lebih kecil lagi, dan ada lagi benda-benda
yang berukuran sangat besar dengan ukuran meter, kilometer atau bahkan
ribuan kilometer. Benda-benda dengan ukuran sangat kecil termasuk dalam
alam mikrokosmos, seperti sel, jaringan, atom, proton, elektron sehingga
untuk melihatnya perlu alat bantu khusus atau bahkan hanya dapat diamati
dari gejalanya saja. Sebaliknya obyek pengamatan yang sangat besar
misalnya bulan, bumi, satelit dan semua isi alam semesta lainnya.
Seperti kita ketahui matahari kita ini dikelilingi oleh planet-planet,
antara lain adalah Bumi ikita ini. Planet-planet juga dikitari oleh benda lain
yaitu satelit. Satelit dari bumi yang merupakan satelit alam adalah bulan.
Setelah kita menyadari betapa luasnya alam semesta ini, marilah kita tinjau
Bumi kita yang berada dalam bagian matahari, yang pada galaksi hanya
berupa sebuah titik saja, dan bagaimanakah ilustrasi posisi bumi pada
perjalanannya sepanjang tahun mengelilingi matahari (revolusi bumi).
74
Soal Latihan.
1. Jelaskan teori-teori tentang proses terbentuknya alam semesta!
2. Jelaskan bagian-bagian dari tata surya dan sifat masing-masing planet!
3. Bagimanakah proses terbentuknya benua dari awal sampai saat sekarang!
4. Jelaskan tentang siklus Hidrosfer dan Atmosfer Bumi!
5. Jelaskan tentang gaya gravitasi bumi dan akibatnya bagi kehidupan!
Daftar Pustaka
Darmodjo Hendro, Kaligis Yeni, 1985. Buku Materi Pokok Ilmu Alamiah Dasar.
Jakarta: Karunika UT.
Strahler Arthur N., 1971, The Earth Sciences Harper and Row Pub., New York.
75