Anda di halaman 1dari 6

JURNAL PERKULIAHAN

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA)

PERTEMUAN 10

Dosen Pengampu:

Dr. I Wayan Distrik, M.Pd.

Dr. Viyanti, M.Pd.

Oleh:

Ayu Iin Hidayah

2013022017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021/2022
Selasa, 26 Oktober 2021

Kelompok presentasi: Kelompok 8

Anggota:

Triana Sofia 2013022055

Zulia Natasya Shofi 2053022001

Judul materi: “TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA DAN TEORI


PEMBENTUKAN TATA SURYA”

Isi materi:

A. Pengertian Alam Semesta


Alam semesta mencakup tentang makrokosmos dan mikrokosmos. Para ahli
astronom menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa
dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Mikrokosmos adalah bendabenda yang
mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan
sebagainya. Sedangkan makrokosmos adalah benda-benda yang ukurannya sangat
besar, misalnya bintang, planet, galaksi. Alam semesta atau universum dalam
terminologi ilmu astronomi adalah ruang angkasa dengan segala zat dan energi yang
ada didalamnya.
Alam semesta fisik didefinisikan sebagai keseluruhan ruang dan waktu (secara
kolektif disebut ruang-waktu) dan isinya. Isi tersebut terdiri dari semua energi dalam
berbagai bentuk, termasuk radiasi elektromagnetik dan materi. Alam semesta juga
mencakup hukum-hukum fisika yang memengaruhi energi dan materi, seperti hukum
kekekalan, mekanika klasik, dan relativitas. Alam semesta sering didefinisikan
sebagai "keseluruhan keberadaan", atau segala sesuatu yang ada, segala sesuatu yang
telah ada, dan segala sesuatu yang akan ada. Bahkan, beberapa filsuf dan ilmuwan
mendukung penyertaan gagasan dan konsep abstrak-seperti matematika dan logika-
dalam definisi alam semesta.
B. Teori Pembentukan Alam Semesta
Di bawah ini adalah beberapa teori pembentukan alam semesta, di antaranya
yaitu:
1) Teori Keadaan Tetap
Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan
bahwa alam semesta dimanapun dan bilamanapun selalu sama.
Berdasarkan prinsip tersebut dikatakan bahwa alam semesta terjadi pada
suatu saat tertentu, dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala
sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi
saling bergerak menjauh satu sama lain. Teori ini juga menyatakan
bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk tumbuh, menjadi tua, dan
akhirnya mati. Jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak
terhingga besarnya dan tak terhingga pula tuanya.
2) Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus
mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus
diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi
terbentuklah galaksi-galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi
ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya
membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi,
galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan
unsure-unsur yang telah terbentuk menyusut dengan mengeluarkan
tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disebut juga Oscillating Theory
(teori mengembang dan memampat).
3) Teori bigbang
Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai dari
ledakan yang dahyat dan dilanjutkan dengan pengambangan alam
semesta. Poin penting dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi,
energi dan ruang merupakan satu keterpaduan. Kejadian ini bukan
ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan
semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak
keluar dari masing-masing yang lain.
4) Teori Alam Semesta Kuantum
Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig pada tahun 1966. Dalam
teori ini, alam semesta dinyatakan sudah ada dari awal dan akan terus
ada sepanjang masa. Teori ini juga menyatakan bahwa alam semesta
tidak memiliki ruang hampa. Dengan kata lain, di dalam alam semesta
hanya ada partikel-partikel subatomik.
5) Teori Berayun
Teori ini merupakan kelanjutan dari teori dentuman atau ledakan besar
adalah teori berayun. Para ahli mengemukakan bahwa gerak galaksi dan
bintang yang saling menjauh. Setelah menjauh, galaksi dan bintang itu
akan menunjukkan gerakan yang semakin melambat dan berhenti hingga
mengkerut akibat gaya gravitasi.
C. Pengertian Tata Surya
Tata surya disebut solar system terdiri dari sebuah bintang yang disebut
matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Pengertian tata surya yang lain
adalah kumpulan benda-benda langit dimana matahari sebagai pusatnya. Tata surya
dikelilingi oleh delapan buah planet dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid,
komet, planet-planet kerdil/katai (asteroid), dan satelitsatelit alami.
D. Teori Pembentukan Tata Surya
Berikut ini adalah teori-teori pembentukan tata surya:
1) Teori Nebula
Menurut Fisikawan berkebangsaan Perancis yaitu Pierre Simon de
Leplace, tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena
pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bentukan bulat seperti bola
yang besar. Makin mengecil bola itu, makin cepat pula pilinannya.
Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di
bagian ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuatornya itu
menjauh dari gumpalan intinya yang kemudian membentuk gelang-
gelang dan berubah menjadi gumpalan padat. Itulah yang disebut planet-
planet dan satelitnya. Sedangkan bagian inti kabut tetap berbentuk gas
pijar yang kita lihat seperti sekarang ini. Karena kemiripan antara teori
Kant dan Leplace, maka Teori Nebulae atau Teori Kabut ini juga dikenal
dengan Teori Kant dan Leplace.
2) Teori Awan Debu
Tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von
Weizsaeker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori
Awan Debu (The DustCloud Theory). Teori ini kemudian
disempurnakan lagi oleh Gerard P. Kuiper (1950), Subrahmanyan
Chandrasekhar, dan lain-lain. Teori ini mengemukakan bahwa tata surya
terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu.
3) Teori Planetesimal
Seorang ahli Geologi, Thomas C. Chamberlin serta Forest R. Moulton
seorang ahli Astronomi, keduanya berasal dari Amerika Serikat.
Teorinya dikenal sebagai Teori Planetesimal (Planet Kecil), karena
planet terbentuk dari benda padat yang memang sudah ada. Teori ini
mengatakan, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang.
Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak
terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan
matahari maupun bintang itu.
4) Teori Pasang-Surut
Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold
Jeffreys (1891), keduanya adalah ilmuwan Inggris. Mereka melukiskan,
bahwa setelah bintang itu berlalu, massa matahari yang lepas itu
membentuk bentukan cerutu yang yang menjorok kearah bintang.
Kemudian, akibat bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu
terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar matahari.
Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-
planet.
5) Teori Bintang Kembar
Pada tahun 1956, Fred Hoyle menyampaikan bahwa tata surya tercipta
karena adanya dua bintang besar yang berdekatan hingga akhirnya salah
satu bintang tersebut meledak dan meninggalkan serpihan kecil. Karena
gravitasi yang dimiliki oleh bintang, akhirnya serpihan hasil ledakan
mulai mengelilingi bintang tersebut.

Kesimpulan:

Alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Para ahli astronom
menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-
benda langit yang ada didalamnya. Mikrokosmos adalah bendabenda yang mempunyai
ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan sebagainya. Sedangkan
makrokosmos adalah benda-benda yang ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet,
galaksi.
Alam semesta atau universum dalam terminologi ilmu astronomi adalah ruang
angkasa dengan segala zat dan energi yang ada didalamnya. Sedangkan, tata surya dalam
bahasa inggris disebut solar system terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan
semua objek yang yang mengelilinginya. Pengertian tata surya yang lain adalah kumpulan
benda-benda langit dimana matahari sebagai pusatnya.

Ada banyak teori yang menjelaskan tentang pembentukan alam semesta. Namun teori
pembentukan alam semesta yang sering muncul ada lima yaitu, yaitu teori keadaan tetap
(steady-state theory), teori ekspansi dan kontraksi, teori dentuman besar (big-bang theory),
teori alam semesta kuantum, dan teori berayun. Sementara itu, ada lima teori untuk
pembentukan tata surya, diantara adalah teori nebulae (kant dan leplace), teori awan debu
(van weizsaecker), teori planetesimal (moulton dan chamberlin), teori pasang-surut (jeans
dan jeffreys), dan yang terakhir yaitu teori bintang kembar.

Anda mungkin juga menyukai