-pengertian
Ahli yang pertama kali mencetuskan atau menemukan teori ini adalah Alexandra Friedman
pada tahun 1922. Ia merupakan ahli fisika yang berasal dari Rusia. Isi dari teori yang
diungkapkan adalah struktur alam semesta selalu berubah (dinamis).
Berdasarkan teori dentuman besar (Teori Big Bang), alam semesta terdiri dari massa yang
sangat besar dan massa jenis yang sangat besar juga. Kemudian, adanya reaksi inti
mengakibatkan massa tersebut meledak dan mengembang sangat cepat hingga menjauhi pusat
ledakan. Ledakan dahsyat itu terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.
Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika Serikat yaitu
Edwin Hubble. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang itu berkumpul di satu titik
massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan
mengembang. Setelah terjadi ledakan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-
bintang mengalami pergeseran cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah.
Dengan kata lain, pergeseran yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-
bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain. Namun, teori
mendapatkan menerima penolakan dari salah satu ahli yaitu Sir Fred Hoyle. Penolakan terhadap
teori ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 saat Hoyle mencetuskan teori keadaan tetap.
Hoyle melalui teori keadaan tetap menyatakan bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan
alam semesta tidak memiliki batas waktu atau akan ada sepanjang masa. Karena perbedaan
gagasan inilah yang menyebabkan teori ledakan atau dentuman dahsyat mendapatkan penolakan
dari Sir Fred Hoyle.
Fred Hoyle, Thomas Gold, dan Hermann Bondi adalah tiga orang ahli autofisika yang
menemukan teori keadaan tetap. Ketiga orang itu berasal dari Inggris dan ditemukan pada tahun
1948. Berdasarkan teori keadaan tetap, alam semesta tidak mempunyai awal dan alam semesta
tidak akan berakhir atau akan ada sepanjang masa. Jika teori dentuman besar menyatakan
bahwa alam semesta itu bergerak atau selalu berubah (dinamis). Lain halnya dengan teori
keadaan tetap menyatakan bahwa alam semesta itu bersifat tetap atau tidak berubah (statis).
Ketika alam semesta mengembang maka akan ada materi-materi baru yang muncul. Materi-
materi akan muncul dalam jumlah yang sesuai agar alam semesta dalam keadaan stabil. Setelah
materi-materi baru itu muncul maka galaksi-galaksi baru akan terbentuk dan alam semesta
seperti tidak ada perubahan.
Teori keadaan tetap sangat terkenal pada awal abad ke-20. Namun, teori ini mendapatkan
penolakan dari beberapa ahli kosmolog hingga para ilmuwan lainnya. Penolakan ini terjadi
karena adanya sebuah kebenaran yang berhubungan dengan teori ledakan atau dentuman
dahsyat (teori Big Bang) dan alam semesta memiliki batasan usia.
Bukan hanya kedua hal itu yang menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan, satu hal ini
juga menyebabkan teori ini mendapatkan penolakan yaitu adanya radiasi gelombang mikro
kosmis yang sudah diperkirakan oleh model yang bermula dari teori Big Bang.
Teori mengembang dan mengambang dirancang oleh Fred Hoyle. Ia berasal dari Inggris dan
merupakan orang yang ahli dalam bidang astrofisika. Dalam teori ini, kita harus memahami
bahwa galaksi-galaksi baru akan selalu muncul dan terbentuk untuk menggantikan galaksi-
galaksi yang sudah tidak ada. Isi dari teori mengembang dan memampat adalah dada suatu
siklus yang terjadi di alam semesta. Setiap satu siklus akan mengalami massa ekspansi
(mengembang) dan satu massa kontraksi (memampat). Setiap satu siklus membutuhkan waktu
yang cukup lama yaitu sekitar 30 miliar tahun. Dalam teori ini, ekspansi tersebut terjadi karena
adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membangun unsur-unsur lain yang lebih
kompleks. Cara kerja teori mengembang dan memampat adalah ketika proses ekspansi berjalan
maka galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan terbentuk. Setelah mengalami ekspansi,
kemudian galaksi-galaksi dan bintang-bintang itu akan memampat yang dibarengi keluarnya
cahaya panas yang sangat tinggi.
5. Teori Berayun
1. Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit lainnya
yang membentuk "pulau-pulau" di dalam ruang hampa jagat raya. Dalam jagat raya tersebar
ribuan galaksi dengan jarak yang sangat besar dan masing-masing berukuran besar. Ciri-ciri
galaksi sebagai berikut.
1. Mempunyai cahaya sendiri.
1. Galaksi Bimasakti
Galaksi Bimasakti adalah galaksi yang kita tempati termasuk mahatari sebagai anggotanya.
Galaksi Bimasakti dinamakan Milky Way dengan diameter 120.000 tahun cahaya berbentuk
spiral.
Galaksi Awan Magellan adalah galaksi yang terdekat dengan Bimasakti. Jarak keduanya adalah
160.000 tahun cahaya.
3. Galaksi Andromeda
Galaksi Andromeda berdiameter 180.000 tahun cahaya, jarak dengan Bimasakti adalah
2.200.000 tahun cahaya.
4. Galaksi jauh
Galaksi jauh terletak lebih dari 10.000 tahun cahaya dari Bimasakti.
Pada tahun 1926, Edwin Hubble mengatakan empat macam galaksi. Menurut bentuknya yaitu
galaksi berbentuk spiral, elips, tak beraturan, dan spiral berpalang.
1. Galaksi Spiral merupakan tipe galaksi yang paling umum dikenal. Bagian utama galaksi
spiral adalah halo, bidang galaksi (lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang
menonjol). Contoh galaksi tipe ini adalah galaksi Bima Sakti dan galaksi Andromeda.
2. Galaksi Elips, sesuai dengan namanya penampakannya seperti elips, tetapi bentuk sebenarnya
belum diketahui. Contoh galaksi tipe elips adalah galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang
terdapat di Rasi Virgo.
3. Galaksi Tak Beraturan, adalah tipe galaksi yang tidak simetri dan tidak memiliki bentuk
khusus. Anggota dari galaksi ini terdiri atas bintang-bintang tua dan bintang-bintang muda.
Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil, dua buah
galaksi yang letaknya paling dekat dengan galaksi Bima Sakti.
4. Spiral Berpalang, galaksi ini memiliki lengan-lengan spiral keluar dari bagian ujung suatu
pusat, kira-kira 18% dari jumlah galaksi merupakan spiral-spiral ataupun spiral-spiral yang
terpotong.
Bintang
Bintang adalah sebuah benda langit yang dapat memancarkan cahaya dan panas sendiri.
Bintang-bintang berbeda ukuran dan sifatnya. Beberapa buah bintang lebih kecil dari bumi dan
yang lainnya beribu-ribu kali lebih besar. Salah satu contoh bintang adalah matahari. Bintang-
bintang terbentuk dari kabut debu dan gas yang sangat besar yang disebut nebula. Terbentuknya
bintang diawali dengan penumpukan debu dan gas, karena adanya gaya yang kuat, sehingga
mendorong debu dan gas menjadi sebuah bola raksasa. Di setiap tempat gaya itu mendorong ke
arah pusat bola sehingga tekanan di pusat semakin membesar. Akibat tekanan yang besar maka
suhu semakin meningkat sehingga pusat bola menjadi panas. Semakin mengecilnya bola akibat
gaya tarik yang terus-menerus, menyebabkan bola panas menjadi mengecil. Debu dan gas yang
terus menekan ke arah pusat menyebabkan naiknya suhu dan tekanandi pusat bola. Setelah
beberapa waktu gas tersebut menjadi panas menyala dan terbentuklah bintang baru.
Teori pembentukan tata surya Nebula terdapat dua versi, berdasarkan Immanuel Kant dan
Pierre Simon de Laplace. Keduanya berpendapat kalau tata surya berasal dari kabut gas panas.
B. Hipotesisplanetesimal
Teori Planetesimal dikemukakan sama Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton. Menurut
keduanya, planet yang ada sekarang berasal dari matahari. Hipotesis ini didasarkan pada
gagasan bahwa sebuah bintang melintas cukup dekat dengan matahari dan terjadi gaya tarik
menarik. Gas di tepi matahari tertarik kemudian mendingin. Sementara, gas matahari yang
berhamburan akan tertarik dan menggumpal kemudian membentuk planet.
Sir James Jeans dan Harold Jeffreys berpendapat kalau tata surya terbentuk akibat bintang lain
yang lewat dekat matahari. Ketika melintas, terjadi gaya tarik menarik yang menyebabkan
massa matahari tertarik. Bintang lain kemudian menjauh sementara massa yang tertarik terus
berputar dan mendingin, kemudian membentuk planet.Oh iya, teori pembentukan tata surya ini
memang hampir sama dengan Teori Planetesimal ya. Bedanya, Teori Pasang Surut ini tidak
dibentuk oleh planetesimal.
Teori ini menyatakan bahwa ketika sebuah bintang sangat dekat dengan matahari, ada tarikan
gaya gravitasi yang menyedot filamen gas berbentuk cerutu panjang. Filamen ini membesar di
tengah dan menyusut di kedua ujungnya. Dari filamen inilah yang kemudian membentuk planet.
Teori Bintang Kembar disampaikan oleh R.A Lyttleton. Ia berpendapat kalau tata surya berasal
dari satu bintang yang meledak. Awalnya, terdapat dua bintang kembar. Kemudian, bintang lain
mendekati salah satu bintang kembar dan terjadi tabrakan. Material bintang berhamburan dan
menjadi planet setelah pendinginan. Sementara bintang lainnya menjadi matahari.
E. Hipotesis protoplanet
Teori proto planet menyatakan bahwa pembentukan tata surya berawal dari gumpalan awan gas
dan debu (hidrogen dan helium). Penemu teori ini adalah Menurut Carl Von Weizsaecker dan
G.P Kuiper, yang juga mengatakan bahwa tata surya terbentuk bersamaan dengan adanya
gumpalan awan dan debu yang berputar dan terjadi pemadatan. Akibatnya, terbentuk piringan
cakram yang tebal di pusat dan tipis di bagian pinggir. Bagian pusat kemudian membentuk
matahari dan pinggirnya membentuk proto planet.
F. Hipotesis Kuiper
Gerard Kuiper pada tahun 1944 berpendapat, bahwa tidak mungkin ada pusaran teratur dan
mehelaskan bahwa ketidakstabilan gravitasi yang besar mungkin terjadi di nebula matahari,
membentuk kondensasi. Dalam hal ini, nebula surya bisa menjadi co-genetik dengan Matahari
atau ditangkap olehnya.
Anggota :
1. Matahari
Matahari merupakan pusat dari tata surya di alam semesta ini. Matahari memiliki ukuran yang
paling besar dibandingkan dengan planet-planet yang mengelilinginya. Diameter Matahari
adalah sekitar 1.392.684 km, sekitar 109 kali diameter Bumi.
2. Planet
Planet adalah bagian dari tata surya yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet memiliki ukuran yang lebih besar daripada anggota tata
surya lain seperti komet.Pluto sempat dikatakan sebagai planet. Namun, berdasarkan keputusan
International Astronomy Union (IAU) pada tahun 2006, Pluto tidak lagi dianggap sebagai
planet karena tidak memenuhi syarat 'membersihkan lingkungan orbitnya dari objek lain.'
Beberapa syarat benda angkasa bisa dikatakan planet, antara lain yaitu:
· Memiliki massa yang cukup untuk melakukan gravitasi sehingga bisa mempertahankan
bentuknya
3. Asteroid
Asteroid merupakan benda yang memiliki pergerakan sama seperti planet, yakni mengelilingi
Matahari dengan arah revolusi yang sama.Jutaan asteroid bergerombol membentuk sabuk
raksasa. Sabuk asteroid terletak antara garis edar planet Jupiter dan Mars, seperti dikutip dari
Sumber Belajar Kemdikbud.
Komet adalah benda angkasa yang mengelilingi Matahari pada orbit yang sangat lonjong atau
elips. Komet sering disebut sebagai bintang berekor. tetapi sebenarnya komet hanya tampak
seolah-olah memiliki ekor. Ekor komet adalah gas bercahaya yang terjadi saat komet lewat di
dekat Matahari.
5. Satelit
Satelit adalah benda angkasa yang juga mengelilingi Matahari. Satelit tidak menghasilkan
cahaya sendiri, melainkan memantulkan cara matahari yang jatuh ke permukaannya. Contoh
satelit alami adalah Bulan yang mengiringi planet Bumi dan juga mengelilingi Matahari
juga.Hampir semua planet memiliki satelit alami, kecuali Merkurius dan Venus. Ukuran satelit
rata-rata lebih kecil dari planet, dengan diameter sekitar 1.000 km.
3. PERKEMBANGAN BUMI DAN SEJARAH KEHIDUPANYA
Masa ini terjadi pada 4,5 sampai 2,5 miliar tahun yang lalu dan disebut juga kehidupan
purba. Yup, pada masa ini merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang mulai
berkembang menjadi prokontinen. Kalian perlu tahu nih, kalau di masa ini
juga terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, serta kehidupan primitif di samudra.
Setelah masa Arkeozoikum, bumi memasuki masa Paleozoikum yang terjadi 590 sampai
250 juta tahun yang lalu. Ada enam zaman yang terjadi pada masa ini yakni Zaman
Kambrium, Zaman Ordovisium, Zaman Silur, Zaman Devon, Zaman Karbon Kwali, dan
Zaman Perm.
Zaman kelima dari masa Paleozoikum ialah Zaman Karbon Kwali. Inget ya Squad, Karbon
Kwali ini bukan kuali yang bisa kamu pakai buat masak, atau nama lainnya penggorengan.
Di zaman ini muncul reptil dan serangga raksasa. Benua menyatu dan membentuk
massa daratan yang disebut Pangea dan iklim di suatu daerah sudah bergantung pada
letak geografis dan astronomisnya. Lalu zaman terakhir ialah Zaman Perm di mana
pada zaman ini amfibi kurang begitu berperan dan muncul tumbuhan konifer, seperti
pohon pinus dan pohon cemara.
Pada masa ini terbagai menjadi tiga zaman yakni, Zaman Trias, Zaman, Jura, dan Zaman
Kapur. Masa Mesozoikum ini terjadi 250 sampai 65 juta tahun yang lalu. Di Zaman Trias,
dinosaurus, reptilia laut dan kura-kura berukuran besar pertama kali muncul. Ada
reptilia yang menyerupai mamalia pemakan daging mulai berkembang.
Pada masa ini terbagi menjadi dua zaman yakni Zaman Tersier dan Zaman Kwarter.
Pada Zaman Tersier yang terjadi 65 sampai 1,5 juta tahun yang lalu dibagi menjadi lima
kala yakni Kala Palaeosen (munculnya hewan pemakan rumput), Kala Eosen (punahnya
mamalia purba), Kala Oligosen (lautan menyempit), Kala Meosen (padang rumput semakin
meluas), dan Kala Pliosen (suhu bumi semakin dingin).
Kemudian masuk pada Zaman Kwarter yang terjadi 1,5 juta tahun yang lalu sampai saat
ini terbagi menjadi dua yakni Kala Pleitosen (Zaman Es) dan Kala Holosen. Pada Kala
Pleitosen ini iklim di bumi menjadi hangat dan muncul manusia purba. Memasuki Kala
Holosen, pada masa ini manusia modern muncul sampai saat ini.
Teori tersebut menjelaskan bahwa permukaan bumi yang sekarang adalah hasil pergeseran
satu benua utuh bernama Pangea dan dinamakan sebagai teori pengapungan benua atau
continental drift theory.
Teori konveksi
Teori konveksi merupakan salah satu teori pembentukan bumi yang menyatakan bahwa
didalam bumi yang sangat panas terjadi arus konveksi kearah kulit bumi. Saat arus konveksi
membawa materi lava sampai kepermukaan bumi, lava tersebut akan membeku
membentuk lapisan kulit lapisan kulit bumi yang baru.
Prinsip utama dari Teori Tektonik Lempeng adalah bahwa Bumi ini tersusun oleh lempeng-
lempeng yang bergerak. Suatu lempeng dapat berupa kerak samudera, kerak benua, atau
gabungan dari kedua kerak tersebut.
Ada 3 jenis batuan penyusun litosfer yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
1. Batuan Beku
Jenis batuan pertama yang membentuk litosfer adalah batuan beku. Batuan beku ini
terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses
pendinginan.
Batuan beku terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu batuan tubir, batuan leleran, dan batuan
korok.
a. Batuan Tubir
Batuan tubir disebut juga sebagai batuan kristal. Batuan tubir ini disebut demikian
karena terdiri dari kristal-kristal dan proses pembentukannya terjadi di dalam kulit
bumi. Batuan tubir memiliki bongkahan kristal yang berukuran besar sebagai akibat
dari proses pendinginan yang berjalan lambat. Salah satu contoh batuan tubir
adalah batu granit.
b. Batuan Leleran
Batuan leleran memiliki nama lain yakni batuan beku luar. Batuan ini disebut
sebagai batuan beku luar karena proses pembekuannya terjadi di bagian luar kulit
bumi. Oleh karena itu, penurunan temperaturnya juga terjadi sangat cepat.
Batuan leleran dapat berbentuk kristal kecil, kristal besar, maupun bahan amorf,
contohnya liparit. Salah satu contoh batuan leleran adalah batu apung.
c. Batuan Korok
Batuan korok disebut juga sebagai batuan gang. Sesuai namanya, jenis batuan
yang satu ini terbentuk di korok atau gang. Karena lokasinya yang dekat dengan
permukaan, proses pendinginan batuan tersebut juga berlangsung lebih cepat.
Batuan korok dapat berupa kristal kecil dan kristal besar. Salah satu contoh batuan
korok adalah granit fosfir.
2. Batuan sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari endapan dari struktur batuan yang mudah lepas dan
terbawa air, angin, dan es. Lama kelamaan, endapan tersebut akan menumpuk dan
kemudian mengeras, kemudian terbentuk menjadi batuan. Oleh karena itu, nama
batuannya adalah batuan sedimen. Proses pengerasan batuan ini disebut dengan
pembaruan.
Ditinjau dari proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu :
d. Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami penghancuran secara
mekanis dari ukuran besar menjadi kecil. Setelah itu, batuan tersebut mengalami
pengendapan dan membentuk batuan endapan klastik. Salah satu batuan endapan
klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale).
e. Batuan sedimen kimiawi adalah batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti
penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi
secara langsung adalah batuan sedimen kapur, yaitu stalaktit dan stalagmit.
Stalaktit dan stalagmit tersebut dapat ditemukan di gua-gua kapur.
f. Batuan sedimen organik merupakan batuan yang dalam proses pengendapannya
mendapat bantuan dari organisme, antara lain sisa-sisa bangkai binatang yang
tertimbun di dasar laut, contohnya kerang dan terumbu karang.
Batuan sedimen juga dapat dibagi berdasarkan perantara atau medium. Berdasarkan
perantaranya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3.
g. Batuan sedimen aeris (aeolis). Proses pengangkutan batuan ini dilakukan oleh
angin. Contohnya antara lain tanah los, tuff, dan pasir di gurun.
h. Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui media
perantara es. Contohnya antara lain moraine.
i. Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah
direkat antara satu sama lain.
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan hasil perubahan dari batuan beku dan batuan endapan
yang terjadi akibat proses metamorphosis. Faktor-faktor penyebab perubahan batuan
antara lain:
a. Suhu tinggi
b. Tekanan tinggi
c. Kombinasi suhu dan tekanan tinggi
d. Penambahan bahan lain
Pengertian Tektonisme
Tektonisme merupakan salah satu jenis tenaga endogen. Apa itu tektonisme? Tektonisme
adalah tenaga endogen yang menyebabkan perubahan letak atau bentuk lempeng Bumi.
Epirogenetik
Tahukah lo mengenai salah satu pulau di Sulawesi Tenggara bernama Buton? Salah satu pulau
penghasil aspal terbesar ini memiliki fenomena unik yang berhubungan dengan tektonisme lho,
guys. Ada sebuah batas pada pulau Buton yang menunjukkan perubahan ketinggian sekitar 250
m. Batas tersebut diperkirakan sudah ada sejak 2-65 juta tahun yang lalu. Kenapa ya kok pulau
tersebut bisa mengalami perubahan ketinggian? Jawabannya adalah karena gerak epirogenetik.
“Gerak epirogenetik merupakan proses naik turunnya permukaan Bumi yang disebabkan oleh
gaya endogen dengan arah pergerakan secara vertikal dan berlangsung dalam wilayah yang luas
dan waktu yang lama”
Gerak epirogenetik dibagi menjadi dua berdasarkan arah pergerakannya, yaitu positif dan
negatif. Pada epirogenetik positif, daratan mengalami penurunan, sehingga permukaan air laut
terlihat lebih naik. Sedangkan pada epirogenetik negatif, daratan mengalami kenaikan, sehingga
permukaan air laut seolah-olah turun.
Orogenetik
Apa itu gerak orogenetik? Lo bayangkan sedang memegang spons, kemudian lo dorong pada
kedua ujung sponsnya, maka lo akan melihat lipatan-lipatan pada spons tersebut, iya kan? Nah,
ternyata Bumi kita juga bisa mengalami hal serupa lho. Contohnya adalah pegunungan Alpen
Terbentuknya pegunungan Alpen terjadi karena adanya gerak orogenetik. Lo udah tahu kan
pada poin pengertian tektonisme, kalau gerak yang satu ini termasuk dalam tektonisme dan
tenaga endogen.
“Gerak orogenetik merupakan gerakan pada permukaan Bumi baik secara vertikal maupun
horizontal yang mengakibatkan peningkatan dan penurunan wilayah Bumi pada wilayah yang
sempit dan waktu yang singkat”
VULKANISME
Vulkanisme adalah proses yang terjadi akibat magma yang menyusun dari dalam litosfer yang
menerobos ke lapisan atasnya atau sampai ke permukaan bumi. Elo pasti udah tahu kan magma
itu apa? Magma ini merupakan hasil dari letusan gunung api yang aktif, sedangkan litosfer
adalah lapisan batuan yang membentuk bumi.
Proses Vulkanisme
Vulkanisme ini adalah salah satu dari tenaga endogen (tenaga yang berasal dari dalam bumi)
yang berkaitan dengan erupsi gunung api. Makanya di awal tadi gue, sedikit menyinggung
tentang gunung berapi.
Nah, salah satu faktor yang bisa menyebabkan suatu gunung api erupsi atau tidak adalah pada
pergerakan si magmanya itu sendiri atau biasanya disebut sebagai arus konveksi magma.
Magma akan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah (permukaan bumi).
Makanya nih, guys, saat magma bergerak ke permukaan bumi terjadilah erupsi gunung api.
Jadi, elo harus tahu ya kalau faktor aktivitas manusia, iklim, dan pelapukan yang ada di bumi
nggak ada pengaruhnya dengan erupsi gunung api, karena vulkanisme merupakan sebuah
proses alami yang berasal dari dalam bumi.
Magma tertampung dalam kamar magma yang memiliki kedalaman bervariasi di dalam litosfer.
Magma ini dapat bergerak naik karena mempunyai suhu yang tinggi. Dengan suhu yang tinggi
itu, dia akhirnya memiliki cukup energi yang berguna untuk mendorong batuan yang ada di
atasnya. Nah, makin dalam kamar magma, maka energi yang diperlukan untuk mendorong
batuan di atasnya akan makin besar yang akhirnya menyebabkan letusan yang terjadi juga akan
semakin kuat.
Lama terjadinya aktivitas gunung api tergantung pada jumlah volume magma yang terkandung
di dalam kamar magma
Hasil Vulkanisme
Hasil dari vulkanisme mencakup dua bentuk, yaitu intrusi magma dan ekstrusi magma. Intrusi
magma merupakan aktivitas menerobosnya magma ke dalam lapisan-lapisan litosfer, tapi
magma yang menerobos ini nggak sampai ke permukaan bumi.
Gejala intrusi magma itu sendiri dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
Batolit, yaitu intrusi magma yang nggak bisa sampai permukaan bumi karena penurunan
suhu yang sangat lambat sehingga membentuk batuan beku di kamar magma.
Lakolit, yaitu intrusi magma yang menyusup di antara lapisan batuan, sehingga
menyebabkan lapisan batuan yang berada di atasnya jadi terangkat menyerupai lensa
cembung sementara permukaan di atasnya tetap rata.
Diatrema, yaitu batuan yang mengisi pipa letusan, bentuknya silinder, mulai dari kamar
magma sampai ke permukaan bumi.
Korok atau gang, yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan
litosfer yang bentuknya pipih atau berbentuk lempeng.
Selanjutnya adalah ekstrusi magma. Apa sih ekstrusi magma itu? Ekstrusi magma merupakan
proses keluarnya magma dari dalam bumi dan sampai ke permukaan bumi. Ada beberapa
material yang dikeluarkan dari aktivitas ekstrusi magma tersebut, di antaranya adalah:
Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir hingga ke
permukaan bumi.
Lahar, yaitu material campuran antara lava dengan materi-materi yang terdapat di
permukaan bumi berupa pasir, kerikil, atau debu dengan air sehingga membentuk lumpur.
Eflata dan piroklastik, yaitu material-material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan juga
debu vulkanik.
Ekshalasi atau gas, yaitu material-materi berupa gas asam arang, seperti fumarol,
solfatara atau sumber gas belerang, dan mofet (gas asam arang).
SEISME
“Seisme merupakan guncangan secara tiba-tiba yang disebut juga dengan gempa bumi.”
Seisme adalah getaran yang terjadi karena adanya tumpukan energi yang membuat lempeng
benua dan lempeng samudera bergetar. Jika tumpukan energinya besar, maka energinya akan
mampu menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya, yang kemudian
kita kenal dengan gempa bumi. Getaran tersebut dapat berupa getaran besar dan getaran kecil,
yang menentukan besarnya kerusakan di bumi.
Klasifikasi Seisme
Berdasarkan proses terjadinya gempa
Ada 3 jenis gempa yang terjadi berdasarkan prosesnya. Ketiga gempa tersebut adalah gempa
tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan. Gempa tektonik adalah gempa yang terjadi
karena adanya tumbukan lempeng di litosfer oleh tenaga tektonik. Tumbukan tersebut akan
menghasilkan getaran yang kemudian terasa sampai ke permukaan bumi. Gimana dengan
gempa vulkanik, ya? Gempa vulkanik merupakan gempa yang terjadi karena adanya aktivitas
gunung api. Karena aktivitas penyebabnya terbatas, gempa ini hanya bisa terasa di sekitar
gunung api ketika sudah menjelang letusan, pada saat letusan, dan setelah beberapa saat
gempa itu terjadi. Wah, apa bedanya dengan gempa runtuhan, ya? Squad, Gempa
runtuhan juga dikenal dengan sebutan gempa longsoran. Gempa ini terjadi karena adanya
daerah kosong yang runtuh di bawah lahan. Getaran yang diakibatkan oleh gempa runtuhan
hanya bisa dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
Squad, ada 2 jenis gempa berdasarkan lokasi terjadinya gempa. Kedua jenis gempa tersebut
adalah gempa daratan dan gempa lautan. Sesuai dengan namanya, gempa
daratan merupakan gempa yang episentrumnya terletak di daratan. Sedangkan
episentrum gempa laut berlokasi di dasar laut dan dapat menimbulkan tsunami.