Anda di halaman 1dari 6

PEMBENTUKAN TATA

SURYA & ALAM SEMESTA


Disusun Oleh :
M.Fajrin A Abdullah
Pengertian Tata-Tata Surya
1. Sistem Tata Surya adalah suatu sistem astronomi yang terdiri dari Matahari, delapan planet yang
mengelilinginya, serta berbagai objek langit lainnya. Matahari, yang merupakan bintang pusat dari
sistem ini, memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan dan kehidupan di
dalamnya. Dalam sistem ini, planet-planet mengorbit Matahari dalam jalur yang elips atau mirip
lingkaran yang disebut orbit. Setiap planet memiliki ukuran, komposisi, dan karakteristik yang
berbeda-beda.
Teori Pembentukan Tata-Tata Surya
Pembentukan tata surya telah menjadi misteri yang menarik bagi ilmuwan sepanjang sejarah manusia. Hingga saat ini, teori
pembentukan tata surya yang dikenal, masing-masing memiliki keunikan dan asumsi yang berbeda.

1. Teori Pasang Surut (Tidal)


Pada tahun 1918, Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys mengemukakan teori Pasang Surut dalam
pembentukan tata surya. Teori ini menyatakan bahwa planet tidak terbentuk dari pecahan kecil gas
yang membentuk planetesimal akibat pasang naik Matahari, tetapi langsung terbentuk dari massa asli
yang ditarik oleh bintang lain yang melewati Matahari. Teori ini juga dikenal sebagai Teori Pasang Surut
Gas. Menurut teori ini, suatu bintang yang mendekati Matahari akan menghasilkan gaya gravitasi yang
cukup kuat untuk mengisap filamen gas yang berbentuk cerutu dari tubuh Matahari. Filamen ini
kemudian membesar pada bagian tengahnya dan mengecil di kedua bagian ujungnya, membentuk
planet. Planet-planet yang terletak di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, dan Uranus memiliki
ukuran lebih besar daripada planet yang terletak di bagian tepi.
Sambungan....

2. Teori Big Bang

Abbe Lemaitre, seorang kosmolog, pertama kali mengemukakan teori


pembentukan tata surya ini pada tahun 1920-an. Teori Big Bang menyatakan
bahwa alam semesta berasal dari gumpalan superatom raksasa yang berisi
materi yang tidak dapat dibayangkan, namun dapat dikira-kira sebagai bola api
raksasa dengan suhu antara 10 miliar hingga 1 triliun derajat Celsius. Gumpalan
super atom raksasa tersebut meledak sekitar 15 miliar tahun yang lalu, dan
ledakan dahsyat tersebut menyebar membentuk awan dan hidrogen. Setelah
berusia ratusan tahun, debu dan hidrogen tersebut kemudian membentuk
bintang-bintang dengan ukuran yang bervariasi.
Teori Alam Semesta
1. Teori Alam Semesta Kuantum
Pada tahun 1966 teori alam semesta kuantum diciptakan oleh William Lane Craig. Dalam teori ini, alam
semesta dinyatakan sudah ada dari awal dan akan terus ada sepanjang masa. Teori ini juga menyatakan bahwa
alam semesta tidak memiliki ruang hampa. Dengan kata lain, di dalam alam semesta hanya ada partikel-
partikel subatomik.

2. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)


Teori mengembang dan mengambang dirancang oleh Fred Hoyle. Ia berasal dari Inggris dan merupakan
orang yang ahli dalam bidang astrofisika. Dalam teori ini, kita harus memahami bahwa galaksi-galaksi
baru akan selalu muncul dan terbentuk untuk menggantikan galaksi-galaksi yang sudah tidak ada. Isi
dari teori mengembang dan memampat adalah dada suatu siklus yang terjadi di alam semesta. Setiap
satu siklus akan mengalami massa ekspansi (mengembang) dan satu massa kontraksi
(memampat).Setiap satu siklus membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 30 miliar tahun.
Dalam teori ini, ekspansi tersebut terjadi karena adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan
membangun unsur-unsur lain yang lebih kompleks. Cara kerja teori mengembang dan memampat
adalah ketika proses ekspansi berjalan maka galaksi-galaksi dan bintang-bintang akan terbentuk. Setelah
mengalami ekspansi, kemudian galaksi-galaksi dan bintang-bintang itu akan memampat yang dibarengi
keluarnya cahaya panas yang sangat tinggi.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai