Anda di halaman 1dari 5

6.

Teori Terbentuknya Jagat Raya


Dibawah ini ialah penjelasan tentang macam – macam teori dalam pembentukan jagat raya
diantara yaitu sebagai berikut ini.
a) Teori Big Bang atau Teori Ledakan Dahsyat

Teori big bang disebut dengan teori ledakan dahsyat / teori dentuman besar hal ini
karena pada teori big bang, pembentukan alam semesta yang dimulai dari ledakan unsur
jagat raya yang berkembang selama miliyaran tahun lamanya.
Teori big bang adalah pembentukan jagat raya yang mana partikel alam semesta yang
memiliki tekanan suhu serta temperatur yang sangat panas menjadi padat, hal ini di
sebabkan oleh suhu dari alam semesta yang sangat ekstrim hingga pemadatan tersebut
terjadi hingga saat ini.
Sekitar awal tahun 2000-an beberapa ilmuan banyak yang mengkaji tentang teori big
bang ini menetapkan teori big-bang bermula sejak 13 milyar tahun lalu dan pemadatan
partikel jagat raya tersebut terus terjadi hingga saat ini bahkan hingga nanti (jangka waktu
tidak dapat ditentukan).
Teori big bang merupakan teori pembentukan alam semesta yang paling kuat, yang
mana penelitian tentang pembentukan jagat raya ini menunjukkan bukti–bukti yang
sangat akurat.
Teori big bang ini ditemukan oleh seorang ilmuwan yang mengkaji mengenai
kosmografi alam semesta, ilmuan ini berasal dari Bangsa Belgia bernamana Georges
Lemaitre. George menemukan teori big bang dengan didasari oleh hukum relativitas yang
ditemukan oleh Albert Einsten yang dihubungkan dengan hukum homogenitas & isotropi
gerak ruang.
Kemudian pengamatan mengenai teori big bang ini dilanjutkan oleh Edwin Hubble
dan Alexander Friedmann pada tahun 1929. Dalam lanjutan pengamatan tersebut
ditemukan, teori bahwa jarak antar partikel alam semesta begitu jauh dengan ukuran
kecepatan cahaya serta partikel tersebut akan selalu bergerak dan menguatkan hukum
teori big bang.
Pergerakan antar partikel galaksi mempunyai kecepatan yang tidak sama. Seperti
pada gugusan bintang yang akan semakin jauh letaknya dengan bumi maka akan semakin
cepat pergerakan tersebut.
Perbedaan kecepatan pergerakan partikel alam semesta ini akan menimbulkan terjadi
tabrakan hingga meladak dengan mengeluarkan suara dentuman yang besar, dari hal
inilah teori pembentukan jagat raya bernama teori big bang terjadi.
b) Teori Kabut atau Teori Nebula
Teori Kabut atau teori nebula ditemukan oleh Immanuel Kant seorang ahli astrofisika
pada tahun 1775. Teori kabut sebelumnya ditemukan oleh seorang ahli astrofisika asal
Perancis, Simon De Laplace.
Teori kabut tersusun atas hidrogen, helium, dan juga debu angkasa yang kemudian
melakukan rotasi dengan kecepatan yang sangat lambat sekali. Helium, hidrogen dan
debu angkasa tadi akan mulai menyusut karena temperatur dan juga tekanan suhu yang
ada di jagat raya sangat rendah. Efek dari penyusutan ini adalah membentuk cakram datar
dan ditengah nya ada sebuah bintang.
Fenomena tersebut sesuai dengan pengertian galaksi bima sakti, yakni matahari
sebagai bintang berperan di pusatnya. Cakram ini berputar terus menerus sesuai dengan
revolusi planet galaksi bima sakti. Dengan bukti yang bisa diterima secara logika inilah
teori kabut / teori nebula bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.
c) Teori Keadaan Tetap atau Teori Stabil

Teori keadaan tetap merupakan teori yang mengatakan bahwa sejak miliyaran tahun
yang lalu hingga saat ini bentuk alam semesta jagat raya ini tidak mengalami perubahan
sama sekali.
Menurut teori keadaan tetap, jagat raya / alam semesta terdiri dari unsur hidrogen
yang muncul dengan sendirinya. Adapun kmunculan zat lain yakni selain hidrogen akan
memerlukan waktu yang sangat lama untuk suatu atom terbentuk di jagat raya/alam
semesta ini.
Teori keadaan tetap ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli Astrofisika
berkebangsaan inggris bernama Fred Hoyle.
Menurutnya, teori keadaan tetap jagat raya muncul dengan sendirinya yang mana
setiap waktu akan memproduksi zat baru di dalamnya. Zat yang baru yang terbentuk
tersebut oleh Fred Hoyle dinamakan galaksi. Menurut Fred Hoyle, teori keadaan tetap
disini galaksi akan semakin menjauh dan akan digantikan oleh galaksi yang baru.
Penganut teori keadaan tetap yang lain mendefinisikan bahwa bintang dan juga
beberapa partikel jagat raya yang lain merupakan wujud zat baru.
d) Teori Mengembang atau Teori Ekspansi
Pada dasarnya teori mengembang / teori ekspansi adalah jagat raya yang terbentuk
karena adanya zat hidrogen mengembang yang munul karena adanya suhu ekstrim di
ruang alam semesta.
Reaksi zat hidrogen yang mengembang tersebut asal mula dari teori mengembang /
teori ekspansi. Namun Teori mengembang / teori ekspansi ini belum diketahui secara
jelas ilmuwan ahli jagat raya siapa yang menemukan teori ini.
Zat hidrogen yang mengembang terjadi kurang lebih selama 30 milyar tahun lalu
sebelum pada akhirnya membentuk galaksi dan juga partikel–partikel alam semesta
seperti saat ini.
Namun karena suhu jagat raya yang dingin nya sangat luar biasa, partikel alam
semesta tidak selalu mengambang. Terkadang meredup, hal inilah yang digunakan
sebagai dasar bahwa teori mengembang / teori ekspansi kurang cocok jika digunakan
sebagai dasar teori pembentukan jagat raya.
e) Teori Kuantum
Teori kuantum ditemukan oleh William Lane Craig seorag ahli astrofisika, pada
tahun 1966. Isi dari teori kuantum ini adalah bahwa alam semesta bersifat kekal.
William Lane Craig berpendapat bahwa alam semesta telah ada sejak dulu dan terjadi
dengan sendirinya dan akan selalu ada. Dan tidak ada material material yang sebagai
pembentuk alam semesta di dalamnya.
f) Teori Planetesimal

Teori Planetesimal ditemukan oleh Chamberlein dan F. R. Moulton dua ahli


astrofisika berkebangsaan Amerika Serikat. Teori planetesimal ini ditemukan pada tahun
1911.
Teori ini mengatakan bahwa matahari sebagai bintang yang berpapasan dengan
bintang lainnya. Karena efek papasan inilah terjadi atau menyebabkan adanya efek saling
tarik menarik dari masing – masing gaya gravitasi bintang.
Fenomena tarik–menarik antar gravitasi bintang ini kemudian menyebabkan partikel
bintang tertarik keluar dan kemudian membentuk partikel yang baru di alam semesta.
Partikel ini membentuk planet.
g) Teori Protoplanet
Teori Protoplanet ditemukan oleh Carl von Weizsaeker, ahli astronomi
berkebangsaan Germany pada tahun 1940-an. Teori protoplanet kemudian dikembangkan
atau dilanjutkan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekar.
Menurut Teori Protoplanet, jagat raya terbentuk dari sekelompok gas dan juga debu
yang berada dan bertebaran di luar angkasa. Teori protoplanet ini bermula sejak 5 milyar
tahun yang lalu.
Teori protoplanet ini berasal dari partikel gas & debu yang mampet. Proses
mampetnya partikel gas dan debu ini tertarik menuju ke bintang yang dikarenakan adanya
gaya gravitasi bintang. Lalu kemudian berputar mengelilingi bintang dan akhirnya
disebutlah dengan planet.
h) Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar ditemukan tahun 1930. Namun belum jelas siapa ilmuwan yang
berhasil menemukan toeri bintang kembar.
Teori pembentuk jagat raya/alam semesta yang dinamakan teori bintang kembar ini
mengatakan bahwa jagat raya terbentuk sebab terjadi tabrakan sesama bintang yang pada
akhirnya salah satu bintang tersebut meledak.
Gaya gravitasi bintang ini berpengaruh terhadap partikel baru yang terjadi karena
adanya/ atau dampak dari tabrakan sesama bintang tersebut.
Gaya gravitasi bintang menyebabkan munculnya partikel–partikel yang bergerak
mengelilingi bintang yang tidak meledak karena efek tabrakan bintang. Kemudian
partikel–partikel tersebut akhirnya disebut sebagai bagian dari ciri planet.
i) Teori Kondensasi
Teori Kondensasi merupakan pembentukan jagat raya, sebab bola kabut raksasa yang
ber-evolusi membentuk cakram dengan bola gas yang menjadi pusatnya. Teori
kondensasi ini ditemukan oleh seorang astronom kelahiran Belanda, yang bernama
Gerard Peter Kuiper.
j) Teori Pasang Surut

Teori pasang surut adalah teori pembentukan jagat raya yang berasal dari bola gas
panas yang mana pada akhirnya mendingin disebabkan oleh temperatur dan tekanan suhu
di luar angkasa yang sangat dingin. Pendinginan bola gas itu tadi kemudian menyusut dan
terbagi menjadi keping – keping yang disebut dengan planet.

7. Usia Jagat Raya


Penelitian di tahun 2012, WMAP memperkirakan usia alam semesta adalah 13,772
miliar tahun, dengan ketidakpastian 59 juta tahun. Setahun berikutnya, Planck mengukur usia
alam semesta pada angka mencapai 13,82 miliar tahun. Baik hasil penelitian WMAP dan
Planck, keduanya telah melampaui "batas" usia 11 miliar tahun yang berasal dari perhitungan
bintang-bintang tertua dan gugus bola tadi.
Agar lebih memastikan angka-angka ini. Para astronom melakukan penelitian sekali
lagi dengan Teleskop Antariksa Spitzer. Mereka berusaha mempersempit usia alam semesta
dengan mengurangi ketidakpastian Konstanta Hubble. Pada akhirnya, didapatkanlah bahwa
usia alam semesta kita telah memasuki 13,7 miliar tahun.

SUMBER:
https://yuksinau.co.id/teori-pembentukan-jagat-raya/
https://www.infoastronomy.org/2018/04/bagaimana-kita-bisa-mengetahui-usia-alam-semesta.html

Anda mungkin juga menyukai