Anda di halaman 1dari 18

JAGAT RAYA

Didefinisikan sebagai
ruang-waktu dimana semua
energi dan materi
berkumpul. Massa dan
energi yang berada di alam
semesta terdiri atas 73%

TEORI JAGAT RAYA >>


Teori ledakan besar
SEJARAH TEORI LEDAKAN BESAR (BIG BANG THEORY)

Tahun 1922, fisikawan Rusia, Alexandre Friedmann menghasilkan


perhitungan yang menyatakan struktur alam semesta tidak statis dan
impuls kecil mungkin cukup membuat alam semesta mengerut atau
mengembang sesuai Teori Relativitas Einstein. Berdasarkan perhitungan
Friedman tahun 1927, Pastur Katholik Belgia, Georges Lemaitre
menyatakan bahwa alam semesta mempunyai permulaan dan mengalami
pengembangan. Ia mengusulkan bahwa alam semesta dimulai dengan atom
primitif. Tahun 1929, Edwin Hubble menemukan bahwa ada galaksi lainnya
selain galaksi Bimasakti (Milky Way) dan bahwa semua galaksi itu
mengalami pergeseran merah. Pergeseran merah dimaksudkan bahwa
cahaya bintang-bintang dan galaksi mendekati spektrum merah, dengan
kata lain, mereka menjauhi pengamat dan bahkan saling menjauhi satu
sama lain. Jika galaksi-galaksi yang sekarang saling menjauh satu sama
lain, maka dulunya mereka berdekatan dan berkumpul pada suatu titik
massa yang mampat, disebut dengan volume nol atau singularitas
yang akhirnya meledak dan mengembang. Ledakan ini disebut Ledakan
Besar.

Apakah itu teori BING BANG ???

Teorti Ledakan Besar/Dentuman Besar/Dahsyat

George Gamov dari Rusia, ia berpendapat atom semesta


lahir setelah adanya ledakan besar yang sangat an dahsyat,
materi dan tenaga yang terdapat di alam semesta pernah
menyatu, dan saling berdesakan dan dalam temperatur dan
mempunyai massa jenis yang sangat tinggi dan terpadatkan
Dengan demikian mungkin galaksi-galaksi yang ada dalam
jagat raya berasal dari masa tungggal.
Dalam masa tunggal itu, jagat raya memiliki suhu dan
energi yang sangat besar. Dan untuk itu, hanya ledakan besar
lah yang dapat menghancurkan masa tunggal. Menjadi sepihansepihan sebagai awal jagat raya
Didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis

Sebelum diindikasikannya energi gelap, para kosmologis umumnya

mengajukan dua skenario masa depan alam semesta. Jika rapatan


massa alam semesta lebih besar daripada rapatan kritisnya, maka
alam semesta akan mencapai ukuran maksimum dan kemudian mulai
runtuh. Alam semesta kemudian menjadi lebih padat dan lebih panas
kembali, dan pada akhirnya akan mencapai Remukan Besar.[41]
Sebaliknya, apabila rapatan alam semesta sama atau lebih kecil
daripada rapatan kritisnya, pengembangan alam semesta akan
melambat namun tidak akan pernah berhenti. Pembentukan bintangbintang kemudian akan berhenti karena semua gas antar bintang di
setiap galaksi telah habis dikonsumsi; bintang-bintang yang ada
kemudian akan terus menjalani pembakaran nuklir menjadi
katai putih, bintang neutron, dan lubang hitam. Dengan sangat
perlahan, tumbukan antara katai putih, bintang neutron, dan lubang
hitam akan mengakibatkan pembentukan lubang hitam yang lebih
besar. Temperatur rata-rata alam semesta akan secara asimtotis
mencapai nol mutlak (Pembekuan Besar). Selain itu, apabila proton
tidak stabil, maka materi-materi barion akan menghilang dan
menyisakan hanya radiasi beserta lubang hitam. Pada akhirnya pula,
lubang-lubang hitam yang terbentuk akan menguap dengan
memancarkan radiasi Hawking. Entropi alam semesta akan
meningkat sampai dengan taraf tiada lagi bentuk energi lain bisa
didapatkan dari entropi tersebut. Keadaan ini disebut sebagai
kematian kalor alam semesta.

Kesalahan umum
Orang sering kali salah mengartikan

dentuman besar sebagai suatu ledakan yang


menghamburkan materi ke ruang hampa.
Padahal dentuman besar bukanlah suatu
ledakan, bukan penghamburan materi ke
ruang kosong, melainkan suatu proses
pengembangan alam semesta itu sendiri.
Dentuman besar adalah proses
pengembangan ruang-waktu. Bahkan istilah
'ledakan besar' sendiri merupakan istilah
salah kaprah.

ILUSTRASI GAMBAR TEORI BIG


BANG

TEORI JAGAT RAYA >>


Teori keadaan tetap ::
SEJARAH TEORI KEADAAN-TETAP (STEADY STATE THEORY)

Tahun 1948, teori kedaan-tetap atau teori alam semesta tak terhingga
dicetuskan oleh Fred Hoyle, Thomas Gold dan Hermann Bondi sebagai
alternatif dari teori ledakan besar (Big Bang theory). Teori ini tidak lebih
dari perpanjangan paham materialistis abad ke 19 yang mengabaikan
adanya sang Pencipta dan model semesta yang tanpa batas. Menurut
model ini, ketika alam semesta mengembang, materi baru terusmenerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam
semesta berada dalam keadaan-stabil. Galaksi baru yang terciptakan
dari materi baru ini akan membuat jagat raya tampak sama sepanjang
masa. Untuk mempertahankan kerapatan jagat raya konstan, laju
penciptaan materi cukup kecil yakni satu atom hidrogen per sentimeter
kubik setiap 1 milyar tahun. Dengan kata lain, alam semesta menurut
teori ini adalah statis/tetap, tidak permulaan atau akhir. Walaupun
mereka mengakui bahwa alam semesta berekspansi, namun mereka
menyatakan bahwa alam semesta akan tetap sama kelihatannya sampai
kapanpun. Teori ini segera runtuh dan tidak banyak penggemarnya
ketika ditemukan radiasi latar belakang kosmik.

STRUKTUR ALAM SEMESTA

Tokoh Pendukung Teori Steady


stated >>
Fred Hoyle mencetuskan istilah Big Bang pada sebuah siaran

radio tahun 1949. Dilaporkan secara luas bahwa, Hoyle yang


mendukung model kosmologis alternatif "keadaan tetap"
bermaksud menggunakan istilah ini secara peyoratif, namun
Hoyle secara eksplisit membantah hal ini dan mengatakan
bahwa istilah ini hanyalah digunakan untuk menekankan
perbedaan antara dua model kosmologis ini. Hoyle kemudian
memberikan sumbangsih yang besar dalam usaha para
fisikawan untuk memahami nukleosintesis bintang yang
merupakan lintasan pembentukan unsur-unsur berat dari
unsur-unsur ringan secara reaksi nuklir. Setelah penemuan
radiasi latar mikrogelombang kosmis pada tahun 1964,
kebanyakan ilmuwan mulai menerima bahwa beberapa
skenario teori ledakan dahsyat haruslah pernah terjadi.

Kelebihan Teori Steady State


>>
Teori Keadaan Tetap menyebutkan bahwa alam
semesta selalu memuai dengan laju tetap dan materi
baru terus menerus tercipta. Akibatnya, dalam ruang
tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah
tetap. Teori ini diajukan oleh ahli kosmologi bangsa
Inggris (Fred Hoyle, Herman Bondi dan Thomas Gold).
Dikatakan bahwa alam semesta ini tak berawal dan tak
berakhir. Di mana-mana sama setiap saat. Agar alam
semesta selalu dalam keadaan begitu maka perlu
diciptakan bahan baru secara sinambung. Bahan baru
ini menimbulkan tekanan yang memaksa alam semesta
memuai secara terus-menerus. Bahan baru tersebut
selanjutnya memadat menjadi galaksi untuk mengisi
kekosongan yang ditimbulkan karena pemuaian.

GAMBAR TEORI STEADY


STATE >>

Apa bedanya
teori bigbang
dengan teori
steady state?

Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa


alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan,
dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena
alasan ini, para astronom yang meyakini paham
materialis senantiasa menolak Big Bang dan
mempertahankan gagasan alam semesta tak
hingga.

Teori Steady-state menyatakan, alam semesta


berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa.
Dengan tujuan mempertahankan paham
materialis, teori ini sama sekali berseberangan
dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa
alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang
mempertahankan teori steady-state telah lama
menentang teori Big Bang. Namun, ilmu
pengetahuan justru meruntuhkan pandangan

NEXT
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain
tentang Big Bang. Ia mengatakan, setelah pembentukan alam
semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan
oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
Bukti yang seharusnya ada ini pada akhirnya diketemukan.
Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini,
yang disebut radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari
satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang
angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa
radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang.
Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan
mereka

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan


satelit Cosmic Background Explorer [COBE] ke
ruang angkasa untuk melakukan penelitian
tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8
menit bagi COBE untuk membuktikan
perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa ledakan raksasa yang telah
terjadi di awal pembentukan alam semesta.
Dinyatakan sebagai penemuan astronomi
terbesar sepanjang masa, penemuan ini
dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah


jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa
konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis
konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak
memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya
telah habis sama sekali dan berubah menjadi
helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big

Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big


Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.
Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh
Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa
cacat:
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.
Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang. (Al-Mulk:3)

Anda mungkin juga menyukai