Anda di halaman 1dari 16

ILMU PENGETAHUAN BUMI dan ANTARIKSA

(SISTEM TATA SURYA MELIPUTI ASAL USUL TATA SURYA, MODEL


SKALA SISTEM TATA SURYA, PLANET, SATELIT, DAN MEDIUM
ANTAR PELANET)

Disusun oleh :
Hesti Purwasi A24117075
Windi rianti Dai A24117069
Dapat mengetahui asal
mula tata surya

Dapat mengetahui model


skala sistem tata surya

Dapat mengetahui model


TUJUAN
skala sistem planet

Dapat mengetahui model


skala sistem satelit

Dapat mengetahui
medium antar planet
Asal mula tata surya

Tata surya terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang
mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk 8 buah planet yang sudah diketahui dengan
orbit berbentuk elips, meteor, aasteroid, komet, planet-planet kerdil/katai dan satelit-satelit
alami. Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 miliyar tahun yang lalu dan merupakan
hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-
planet yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi bima sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat
galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya
mengelilingi pusat galaksi Bima sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu
225-250 juta tahun untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang
sekitar 4,6 miliyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20-
25 kali semenjak terbentuk.
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di
antaranya adalah:
1. Teori nebula

Teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel


Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan
oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775.
Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de
Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini,
yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace,
menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih
berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan
gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar
hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan
kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu
kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar
semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut
memadat seiring dengan penurunan suhunya dan
membentuk planet dalam dan planet luar.
2. Teori planetisimal
Sekitar tahun 1900 seorang astronom
yang bernama Forest Ray Moulton dan
seorang ahli geologi yang bernama T.C.
Chamberlin (dari Universitas Chicago),
mengemukakan suatu teori baru yang
mereka namakan hipotesis planetesimal.
Planetesimal adalah benda padat kecil
yang mengelilingi suatu inti yang bersifat
gas. Menurut Moulton dan Chamberlin,
sebuah bintang yang menembus ruang
angkasa dengan cepat berada dekat sekali
dengan matahari kita.
3. Teori pasang surut bintang

Sir James Jeans (1877 – 1946) dan Harold


Jeffrey (1891) keduanya ilmuwan dari Inggris
menyatakan teori pasang surut gas, yaitu
adanya sebuah bintang yang besarnya hampir
sama dengan matahari melintas mendekati
matahari, sehingga mengakibatkan terjadinya
pasang gas (terlepasnya sebagian massa
matahari berbentuk seperti cerutu) karena
daya tarik bintang yang melintas dan massa
tersebut bergerak mengelilingi matahari.
4. Teori kondensasi

Teori Hipotesis kondensasi ini dikemukan


oleh GP. Kuiper (seorang astronom
Belanda) pada tahun 1950. Dalam teori ini
menyatakan bahwa sistem tata surya itu
ternyata pada mulanya berupa bola kabut
raksasa. Dan di dalam Kabut itu terdiri dari
debu, es, dan gas. Bola kabut ini
selanjutnya berotasi sehingga bagian yang
ringan mudah terlempar ke luar, sedangkan
bagian yang berat berkumpul di pusatnya.
5. Teori bintang kembar

Hipotesis bintang kembar


dikemukakan oleh Fred Hoyle pada
tahun 1956. Hipotesis ini
menyatakan bahwa pada awalnya
tata surya berupa dua bintang yang
berukuran hampir sama dan letaknya
berdekatan. Dari kedua bintang
tersebut, dengan salah satunya belum
stabil.
6. Teori bigbang

. Pada model Big Bang, alam semesta berasal dari


ledakan sebuah konsentrasi materi tunggal
beberapa 1010 tahun yang lalu secara terus menerus
berekspansi sehingga pada keadaan yang lebih
dingin (pergeseran merah galaksi) seperti sekarang.
Beberapa helium yang ditemui dalam bintang-
bintang sekarang kemungkinan berasal dari reaksi
nuklir dalam bola api kosmik yang padat. George
Gamow (fisikawan) mengkaji model asal alam
semesta ini dan menghitung ledakan yang
menghasilkan sejumlah besar letupan foton-foton.
7. Teori Keadaan Tetap Teori ini pertama kali pada tahun 1948 yang
(Steady State Theory) diusulakan oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle
dari Universitas Cambridge. Menurut teori ini,
alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada
akhirnyaTeori keadaan tetap ini berlawanan
sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini,
ruang angkasa berkembang menjadi lebih
kosong sewaktu berbagai galaksi saling
menjauh. Dalam teori tetap, kita harus
menerima bahwa zat baru selalu diciptakan
dalam ruang angkasadi antara berbagai galaksi,
sehingga galaksi baru akan terbentuk guna
menggantikan galaksi yang menjauh. Orang
sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah
hedrogen. Yaitu sumber yang menjadi asal usul
bintang dan galaksi.
Model skala tata surya

 Hukum Bode
a. Model geosentris b. Model heliosentris
Untuk menentukan jarak
Lebih dari 2000 Teori heliosentris muncul tahun 1540 dan
planet dari Matahari, ada
tahun yang lalu telah dikemukakan oleh astronom Polandia,
sebuah metode sederhana
diterima model sistem Nicolaus Copernicus. Copernicus
yang dikenal dengan hukum
matahari geosentris yang mempertanyakan apakah Bumi berotasi
Titius – Bode. Metode ini
dikemukakan oleh ahli dan berevolusi? Karena ia tidak
ditemukan oleh seorang
astronomi Yunani kuno, mendapatkan jawaban yang memuaskan
astronom Jerman yang
Hipparchus pada tahun 140 dari teori geosentris, maka ia
bernama Johann Daniel Titius
SM (sebelum masehi). mengemukakan teori heliosentris, bahwa
pada tahun 1766 dan
Dalam model geosentris Matahari merupakan pusat alam semesta.
diperkenalkan oleh rekannya
dikemukakan Pada zaman itu, alam semesta dan tata
pada tahun 1772, yaitu Johann
bahwaMatahari,bintang,pla surya masih belum mendapatkan
Elert Bode. Tuliskan sebuah
net dan bulan bergerak perbandingan jelas hingga zaman
deret 0,3,6,12,24, dan
mengelilingi bumi. modern.
seterusnya,
Model skala planet

Planet dalam bahasa Yunani artinya pengembara,


karena kedudukan planet selalu berubah-ubah,
tidak bisa menetap. Planet merupakan benda
langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri,
melainkan hanya memantulkan cahaya dari
matahari. Berdasarkan definisi di atas, maka
dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet,
urutan planet-planet tersebut dimulai dari yang
paling dekat terhadap matahari. Menurut IAU
(Persatuan Astronomi Internasional), terdapat
delapan planet dalam sistem tata surya yaitu
merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, saturnus,
Uranus, dan neptunus.
Model skala satelit

Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa


mengiringi dan berputar terhadap planet pusatnya.
Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat dibedakan
menjadi 2 bagian, yaitu :
• Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya
peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet.
Contoh: Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai
satelit alam Saturnus.
• Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia
yang digunakan untuk tujuan tertentu. Contoh: Satelit
cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan
sebagainya.
Pada umumnya planet-planet dalam sistem tata surya mempunyai beberapa satelit yang senantiasa mengiringinya. Hanya planet
Merkurius dan planet Venus yang tidak memiliki satelit. Jumlah masing-masing satelit untuk setiap planet ditunjukkan pada
tabel di bawah ini.

PLANET Jumlah satelit Nama satelit Diameter (KM)

Merkurius - - -

Venus - - -

Bumi 1 Bulan 3.476

Mars 2 Phobos 22
Deimos 14
Yupiter 50 diketahui (+12menunggu konfirmasi) io 3.630
europa 3.138
ganymade 5.262
Saturnus 53 diketahui (+9 menunggu konirmasi) pandora 90
epimetheus 120
jenus 190
Uranus 27 Cressida 66
Desdemona 58
Juliet 84
13 Proteus 416
Neptunus Triton 2700
Nereid 340
Medium antar planet

Medium antarplanet juga merupakan tempat beradanya paling tidak


dua daerah mirip piringan yang berisi debu kosmis. Yang pertama,
awan debu zodiak, terletak di Tata Surya bagian dalam dan
merupakan penyebab cahaya zodiak. Ini kemungkinan terbentuk dari
tabrakan dalam sabuk asteroid yang disebabkan oleh interaksi dengan
planet-planet. Daerah kedua membentang antara 10 SA sampai sekitar
40 SA, dan mungkin disebabkan oleh tabrakan yang mirip tetapi
tejadi di dalam Sabuk Kuipe
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai