Anda di halaman 1dari 8

Assalamualaikum wr wb

Nama : Bryan Ersan Siburian (11911215373)

Kelas : 4A Pendidikan Geografi

Mata Kuliah : Oceanografi

Dosen Pengampu : Fatmawati, M.Pd.

“Resume Teori Asal Usul Samudera”

Teori Asal Usul Samudera

1. Teori Pembentukan Tata Surya

Tata surya tempat manusia hidup terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan 8 planet,
meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilinginya. Delapan planet itu ialah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga
dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, sejak 2006, Pluto tidak
lagi dikategorikan sebagai planet. Setiap planet mengitari Matahari dalam sebuah lintasan
elips disebut orbit planet. Orbit segenap planet hampir pada bidang yang sama. Johannes
Kepler (1571–1630) meneliti gerak planet-planet dalam mengelilingi Matahari, kemudian
merumuskannya dalam Hukum Kepler. Lokasi tata surya kita berada di tepi galaksi Bima
Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang
memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang
sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan lainnya.

Terdapat berbagai macam teori asal usul tata surya yang dikemukakan oleh beberapa
orang ahli :

➢ Teori Kabut/Nebula

Teori Nebula pertama kali dicetuskan


oleh seorang filsuf, Immanuel Kant. Dalam
bukunya yang yang berjudul “The Universal
Natural History and Theories of The
Heavens” pada tahun 1755, Kant
menyampaikan bahwa kabut serta gas yang
terdapat di angkasa berputar secara lambat
hingga akhirnya membentuk cakram yang
Gambar 1. Fenomena Kabut

datar dan memiliki inti massa. Bagian tengah dari inti massa tersebut memiliki suhu
yang tinggi dan berpijar, hingga membentuk matahari. Serta inti massa bagian pinggir
mengalami pendinginan dan secara perlahan berubah menjadi palnet yang mengorbit pada
matahari. Pendapat berbeda disampaikan oleh astronom Prancis, Pierre Simon De Laplace.
Dalam bukunya yang berjudul “Exposition of a World System” yang diterbitkan pada tahun
1796, ia menyampaikan bahwa tata surya berasal dari kabut gas yang berputar dengan cepat
serta memiliki suhu tinggi. Dengan kecepatan yang tinggi akhirnya membuat materi bola gas
terlempar ke sekelilingnya. Bola-bola padat tersebut akhirnya berubah menjadi planet.
Sedangkan bola yang panas menjadi pusat peredaran planet, yaitu matahari.

➢ Teori Awan Debu

Tidak jauh berbeda dengan teori


Nebula, teori Awan Debu yang dicetuskan
oleh Carl Friedrich von Weizsacker
mengansumsikan bahwa tata surya
terbentuk dari kumpulan gas dan debu,
sehingga akhirnya berputar menyerupai
cakram dan bentuknya berubah menjadi
planet.

Gambar 2. Bintang Kembar

Pemampatan menjadi proses yang penting dalam teori Awan Debu. Karena dengan
pemampatan, partikel debu tertarik ke bagian pusat awan hingga membentuk bola dan
manjadi cakram. Partikel yang berada di tengah cakram saling menekan sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar, yang menjadi matahari. Bagian luar yang berputar
sangat cepat akhirnya terpecah dan menjadi palnet. Dalam perkembangan teori Awan Debu,
sosok Gerard Peter Kuiper juga menjadi tokoh penting karena ia menyempurnakan gagasan
dari Carl Friedrich von Weizsacker.

➢ Teori Planetesimal

Dicetuskan Forest R Moulton dan


Thomas C Chamberlin pada tahun 1905,
teori ini menyampaikan bahwa matahari
telah ada sejak awal. Lantas, ada sebuah
bintang yang berukuran besar seperti
matahari mengelilingi matahari. Karena
gravitasi yang dimiliki oleh bintang
tersebut, partikel yang dimiliki matahari
akhirnya ikut terseret keluar. Partikel yang
terseret jauh akhirnya mengambang di
angkasa yang lama kelamaan menjadi
planet lain. Sementara partikel yang tidak
terseret akan kembali tertarik ke matahari.

Gambar 3. Teori Planetesimal (Planet dan Orbitnya)


➢ Teori Pasang Surut

Teori ini dikemukakan oleh James Jenas pada


tahun 1917. Ia beranggapan bahwa bumi serta tata surya
terbentuk karena adanya bintang lain yang mendekat ke
matahari. Hingga akhirnya bintang serta matahari
hampir bertabrakan yang menyebabkan tertariknya
materi dari bintang lain dan matahari. Materi-materi itu
akhirnya terkondensasi menjadi planet.

➢ Teori Bintang Kembar

Pada tahun 1956, Fred Hoyle menyampaikan


bahwa tata surya tercipta karena adanya dua bintang
besar yang berdekatan hingga akhirnya salah satu
bintang tersebut meledak dan meninggalkan serpihan
kecil. Karena gravitasi yang dimiliki oleh bintang,
akhirnya serpihan hasil ledakan mulai mengelilingi
bintang tersebut.

➢ Teori Big Bang (George Lemaitre)

Big Bang adalah kata yang mewakili


peristiwa ledakan yang sangat besar. Beberapa
ilmuwan, sistem tata surya kita percaya bahwa asal
usul tata surya adalah dari bintang yang berukuran
sangat besar. Dalam beberapa juta tahun, usia
bintang itu naik, dan akhirnya meledak.Ledakan
yang sangat kuat timbul karena ukuran dan energi
yang dimiliki bintang sangatlah besar. Ledakan ini
setara dengan 5 × 1025 kali intensitas ledakan
senjata nuklir. Partikel yang dipancarkan oleh ledakan, meleleh dan dipadatkan oleh gravitasi
dan energi dari ledakan ledakan tersebut. Sehingga, terbentuklah benda-benda langit seperti
sekarang ini.
➢ Teori Keadaan Tetap
Pernyataan ini di dukung oleh hasil
penemuan galaksi baru yang mempunyai
massa yang sebanding dengan galaksi lama.
Sehingga beranggapan bawah alam semesta
termasuk tata surya memiliki luas dan umur
yang tak terhingga. Teori keadaan tetap
benar-benar bertentangan dengan teori Big
Bang. Dalam teori asal usul tata surya
ini,ketika galaksi bergerak menjauh satu sama
lain, maka akan tercipta ruang kosong. Dalam teori steady state, ruang angkasa terus
menghasilkan materi baru guna mengisi ruang kosong galaksi. Sehingga galaksi baru akan
terbentuk untuk menggantikan galaksi yang bergerak menjauh. Orang-orang akan setuju
bahwa zat baru itu adalah Hedrogen. Zat Itu adalah sumber asal usul tata surya, bintang, dan
galaksi.

➢ Teori Kondensasi Teori


ini dikemukakan astronom Belanda, G.P Kuiper pada tahun 1950. Teori ini
menyampaikan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bola kabut raksasa yang
berputar hingga menjadi cakram raksasa.

2. Perkembangan Planet Bumi

Perkembangan planet Bumi


sejak terbentuk sampai sekarang,
hampir semua cabang ilmu alam telah
berkontribusi pada pemahaman
peristiwa-peristiwa utama di Bumi
yang sudah lampau. Usia Bumi ditaksir
sepertiganya usia alam semesta.
Sejumlah perubahan biologis dan
geologis besar telah terjadi sepanjang
rentang waktu tersebut.

Bumi terbentuk sekitar 4,54


miliar (4,54×109) tahun yang lalu
melalui akresi dari nebula matahari.
Pelepasan gas vulkanik diduga
menciptakan atmosfer tua yang nyaris
tidak beroksigen dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini.
Sebagian besar permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan
dengan benda angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu
Bumi dan menghasilkan Bulan. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat
dan memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul
antara 2,8 dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar
tahun yang lalu, nan memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih
berukuran kecil dan mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks
mulai lahir sekitar 580 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami
diversifikasi filum besar-besaran yang sangat cepat.

Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk. Organisme
terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring perubahan Bumi. Proses
tektonik lempeng memainkan peran penting dalam pembentukan lautan dan benua di Bumi,
termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan
kondisi abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen,
dan penciptaan tanah.

➢ Permulaan Dunia Kehidupan di Air


• Periode Pra Cambria (4,6 miliar- 570 juta tahun yang lalu)
Merupakan periode tertua dan terlama. Selama 4 miliar tahun terbentuk benua
dan samudra. Kehidupan muncul sekitar 500 juta tahun kemudian ketika organisme
selular mulai tampak, ganggang dan bakteri.

Periode Cambria (570-505 juta tahun yang lalu)
Berbagai kelompok hewan tak bertulang belakang muncul di laut dangkal.
➢ Penaklukan Bumi
• Periode Silur (440-410 juta tahun lalu)
Tumbuhan daratan yang pertama dan muncul ikan dengan rahang
• Periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu)
Muncul amfibi dan keanekaragaman ikan bertambah. Mulai tumbuh tanaman
pakis.
➢ Kemunculan Reptil, Mamalia, dan Dinosaurus
• Periode Permia (286-245 juta tahun lalu)
Populasi reptil mengalahkan ampibi bersamaan dengan semakin keringnya iklim.
Hanya ada satu benua yaitu Pangea.
➢ Periode Trias (245-208 juta yahun lalu)
Pangea pecah menjadi lima benua sekarang mamalia, dinosaurus, reptil
bermunculan.
➢ Kedatangan manusia

• Periode Kapur (145-65 juta tahun lalu)


Dinosaurus musnah karena tumbukan meteoroid raksasa yang mengakibatkan
musnahnya ¾ dari semua spesies hewan dan binatang.
• Periode Tersier (6501,6 juta tahun lalu) Primata dan kera muncul. Mamalia
beraneka ragam, seperti kuda, gajah, badak, dan unta mengalami evolusi.
Pendinginan iklim memicu pembentukan rumput.

3. Teori Pembentukan Cekungan Samudera

Ada beberapa teori tentang terjadinya cekungan samudera, antara lain adalah sebagai
berikut:

➢ Contraction theory (teori kontraksi)


Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi
masih dalam keadaan panas. Kemudian mulai mendingin
dan terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan tahun
terjadi perubahan- perubahan di dalam bumi di bawah
kulit bumi. Karena terjadi pengerutan kulit bumi
menyebabkan batuan yang ringan dari kulit bumi
melengkung dan retak maka magma keluar ke
permukaan bumi. Semua perubahan-perubahan tersebut
menyebabkan terjadinya continent dan cekungan
samudera. Kita mengetahui bahwa kulit bumi di bawah samudera yang dalam sangat tipis. Di
bawah batuan kulit bumi itu terdapat batuan yang lebih berat yang disebut Astenosfer
(mantel).

➢ Gravity theory (teori Gravitasi)

Beberapa sarjana mengira bahwa cekungan


samudera terbentuk ketika suatu bintang besar
melintas dekat bumi. Karena gravitasi maka terjadi
tarik menarik antara bintang tersebut dengan bumi.
Diduga karena bumi masuh panas dan lunak maka
sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar.
Bekasnya menjadi cekungan samudera yang
menurut teori ini adalah cekungan samudera Pasifik.
Sedangkan bagian bumi yang terlepas adalah bulan.
➢ Meteorit theory (teori Meteorit)

Menurut teori meteorit terjadinya


cekungan samudera akibat jatuhan dari meteor.
Diduga bahwa lekukan-lekukan danau kawah di
bulan dan samudera di bumi terjadi oleh hal
yang sama. Karena adanya benturan meteor
yang begitu kuat maka pinggir- pinggir tempat
meteor itu jatuh terjadi peninggian. Itulah yang
menyebabkan terjadinya pegunungan pantai di
sekitar beberapa samudera, seperi pegunungan
Andes yang memanjang di sepanjang pantai
Pasifik di Amerika Selatan.

➢ Contonental Drift theory (teori


pergerakan benua)

Teori ini dikembangkan oleh Alfred


Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa
ketika kulit bumi mendingin terjadi satu
kontinen besar. Karena kontinen itu ringan
maka terapung di atas batuan yang lebih berat
yang ada di bawahnya. Setelah itu mulai terbagi
menjadi dua blok. Satu blok di belahan utara
dan yang lain di belahan selatan. Kedua blok itu
dipisahkan oleh samudera yang disebut Theytis.
Karena blok-blok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil.

Blok Utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika
Selatan, Afrika, Australia dan Antartika. Pada waktu itu laut thetys dipersempit dan memjadi
laut Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Teori ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk pantai
kontinen, misalnya bentuk pantai antara Afrika dengan Amerika Selatan dan antara Erasia
pernah satu blok. Sekitar 180 juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan
satu daratan. India diduga dari potongan-potongan benua kuno Gondowana Land. Potongan-
potongan ini bergerak kearah Utara sejauh 5.000 kilometer dan ahirnya bertabrakan dengan
benua Asia. Proses tabrakan ini menghasilkan tekanan ke atas yang amat besar yang
mengakibatkan terbentuknya pegunungan Himalaya.
4. Teori Asal Usul Air Laut

➢ Teori Late Heavy Bombardment

Air laut berasal dari asteroid dan komet, asteroid tersebut dipenuhi es masuk ke bumi
yang saat itu masih kering dan berbatu sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

➢ Teori Kristal Kaca dan Debu Matahari

Para ilmuwan meneliti dan menganalisis batuan dari Pulau Baffin di Kanada.
Batuan tersebut mendukung adanya hipotesis muasal air. Batuan tersebut berasal dari
mantel Bumi. Di dalam batuan tersebut, terdapat tetesan kecil air yang terjebak di
kristal-kristal kaca.

Debu-debu yang mengelilingi matahari kemungkinan sudah mengandung air.


Debu- debut tersebut menyerap air dalam waktu 1 juta tahun. Kemudian debu
tersebut cukup basah lalu menggumpalkan komponen debu pembentuk Bumi.

➢ Teori Wegener/ Teori Gerakan Kontinen.


Teori tersebut mengatakan bahwa Pangaea mengalami gerakan kontinen dan
terpecah menjadi beberapa benua. Setelah benua tersebut terbentuk menjadi seperti
yang ada sekarang, maka selanjutnya terjadi pelapukan batuan di darat oleh air hujan
yang membawa berbagai jenis garam mineral melalui sungai yang akhirnya menuju
ke laut. Dari lautan akan terjadi proses penguapan karena kenaikan suhu pada siang
hari dan uap terakumulasi membentuk awan yang akhirnya jatuh ke bumi menjadi
hujan. Begitu seterusnya sehingga proses tersebut membentuk suatu siklus yang
berlangsung terus menerus untuk mencapai keseimbanganalam.

➢ Teori lainnya yaitu sekitar empat miliar tahun silam, ketika permukaan bumi masih
sangat panas.Karena panasnya,air pun tidak dapat bertahan dalam wujud cair. Zat cair
yang dikeluarkan dalam wujud uap dari kawah gunung berapi bersama gas-gas
vulkanik lain, terlepas begitu saja ke langit. Akhirnya, sekitar 3,85 miliar tahun silam,
bumi mulai mendingin diikuti dengan terbentuknya atmosfer yang menyelubungi
permukaan bumi. Atmosfer tersebut tersusun atas gas-gas vulkanik dan salah satunya
adalah uap air. Pada perkembangan selanjutnya, air mulai mengembun sehingga
terbentuk genangan-genangan lautan di cekungan-cekungan permukaan bumi. Itulah
awal mula terbentuknya laut. Sejak laut terbentuk, hujuan mulai turun dan turunnya
hujan membasahi bumi serta merperan besar dalam mengikis garam dari bebatuan
lalu membawanya ke lautan. Pengikisan yang berlangsung terus menerus
mengakibatkan berkumupulnya garam-garam tersebut sehingga mengakibatkan rasa
air laut menjadi asin.

Anda mungkin juga menyukai