Tata surya tempat manusia hidup terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan 8 planet,
meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilinginya. Delapan planet itu ialah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Semula Pluto juga
dikategorikan sebagai planet yang mengelilingi matahari kita. Namun, sejak 2006, Pluto tidak
lagi dikategorikan sebagai planet. Setiap planet mengitari Matahari dalam sebuah lintasan
elips disebut orbit planet. Orbit segenap planet hampir pada bidang yang sama. Johannes
Kepler (1571–1630) meneliti gerak planet-planet dalam mengelilingi Matahari, kemudian
merumuskannya dalam Hukum Kepler. Lokasi tata surya kita berada di tepi galaksi Bima
Sakti dengan usia diperkirakan sudah mencapai 4,6 miliar tahun. Adapun Bima Sakti yang
memiliki miliaran bintang serupa matahari, hanya salah satu dari sejumlah galaksi yang
sudah dikenali, selain Magelan, Andromeda dan lainnya.
Terdapat berbagai macam teori asal usul tata surya yang dikemukakan oleh beberapa
orang ahli :
➢ Teori Kabut/Nebula
datar dan memiliki inti massa. Bagian tengah dari inti massa tersebut memiliki suhu
yang tinggi dan berpijar, hingga membentuk matahari. Serta inti massa bagian pinggir
mengalami pendinginan dan secara perlahan berubah menjadi palnet yang mengorbit pada
matahari. Pendapat berbeda disampaikan oleh astronom Prancis, Pierre Simon De Laplace.
Dalam bukunya yang berjudul “Exposition of a World System” yang diterbitkan pada tahun
1796, ia menyampaikan bahwa tata surya berasal dari kabut gas yang berputar dengan cepat
serta memiliki suhu tinggi. Dengan kecepatan yang tinggi akhirnya membuat materi bola gas
terlempar ke sekelilingnya. Bola-bola padat tersebut akhirnya berubah menjadi planet.
Sedangkan bola yang panas menjadi pusat peredaran planet, yaitu matahari.
Pemampatan menjadi proses yang penting dalam teori Awan Debu. Karena dengan
pemampatan, partikel debu tertarik ke bagian pusat awan hingga membentuk bola dan
manjadi cakram. Partikel yang berada di tengah cakram saling menekan sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar, yang menjadi matahari. Bagian luar yang berputar
sangat cepat akhirnya terpecah dan menjadi palnet. Dalam perkembangan teori Awan Debu,
sosok Gerard Peter Kuiper juga menjadi tokoh penting karena ia menyempurnakan gagasan
dari Carl Friedrich von Weizsacker.
➢ Teori Planetesimal
Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk. Organisme
terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring perubahan Bumi. Proses
tektonik lempeng memainkan peran penting dalam pembentukan lautan dan benua di Bumi,
termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan
kondisi abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen,
dan penciptaan tanah.
Ada beberapa teori tentang terjadinya cekungan samudera, antara lain adalah sebagai
berikut:
Blok Utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika
Selatan, Afrika, Australia dan Antartika. Pada waktu itu laut thetys dipersempit dan memjadi
laut Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Teori ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk pantai
kontinen, misalnya bentuk pantai antara Afrika dengan Amerika Selatan dan antara Erasia
pernah satu blok. Sekitar 180 juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan
satu daratan. India diduga dari potongan-potongan benua kuno Gondowana Land. Potongan-
potongan ini bergerak kearah Utara sejauh 5.000 kilometer dan ahirnya bertabrakan dengan
benua Asia. Proses tabrakan ini menghasilkan tekanan ke atas yang amat besar yang
mengakibatkan terbentuknya pegunungan Himalaya.
4. Teori Asal Usul Air Laut
Air laut berasal dari asteroid dan komet, asteroid tersebut dipenuhi es masuk ke bumi
yang saat itu masih kering dan berbatu sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Para ilmuwan meneliti dan menganalisis batuan dari Pulau Baffin di Kanada.
Batuan tersebut mendukung adanya hipotesis muasal air. Batuan tersebut berasal dari
mantel Bumi. Di dalam batuan tersebut, terdapat tetesan kecil air yang terjebak di
kristal-kristal kaca.
➢ Teori lainnya yaitu sekitar empat miliar tahun silam, ketika permukaan bumi masih
sangat panas.Karena panasnya,air pun tidak dapat bertahan dalam wujud cair. Zat cair
yang dikeluarkan dalam wujud uap dari kawah gunung berapi bersama gas-gas
vulkanik lain, terlepas begitu saja ke langit. Akhirnya, sekitar 3,85 miliar tahun silam,
bumi mulai mendingin diikuti dengan terbentuknya atmosfer yang menyelubungi
permukaan bumi. Atmosfer tersebut tersusun atas gas-gas vulkanik dan salah satunya
adalah uap air. Pada perkembangan selanjutnya, air mulai mengembun sehingga
terbentuk genangan-genangan lautan di cekungan-cekungan permukaan bumi. Itulah
awal mula terbentuknya laut. Sejak laut terbentuk, hujuan mulai turun dan turunnya
hujan membasahi bumi serta merperan besar dalam mengikis garam dari bebatuan
lalu membawanya ke lautan. Pengikisan yang berlangsung terus menerus
mengakibatkan berkumupulnya garam-garam tersebut sehingga mengakibatkan rasa
air laut menjadi asin.