Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi dan Teori Terbentuknya Alam Semesta


Definisi alam semesta jika diartikan kata perkatanya, berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) kata “alam” diartikan sebagai segala sesuatu yang berada
didalam langit dan bumi (bumi, kekuatan); yang bukan buatan manusia; dunia; segala
sesuatu yang berada disebuah lingkungan yang menjadi satu kesatuan. Sedangkan, kata
“semesta” dituliskan sebagai seluruhnya atau semua yang berada di alam dan tidak dapat
lepas dari ketentuan takdir. Alam dalam bahasa Yunani disebut dengan cosmos yang
artinya harmonis dan serasi.1 Ada juga yang menyebutkan bahwa alam semesta adalah
semua hal yang mencangkup semua hal yang kecil (mikrosmos) hingga berukuran besar
(makrosmos). Selain itu, orang- orang Babilonia pada masa 700-600 sebelum masehi
berpendapat bahwa alam semesta itu diandaikan dengan selungkup atau rumah, dengan
bumi sebagai lantai dan langit dianggap seperti atap. Kemudian atap atau langit tersebut
mempunyai jendela sehingga air dapat masuk kedalam bumi.2 Menurut para filsuf Yunani
berpendapat alam semesta adalah susunan materi seperti api, air, udara, dan tanah dan
akan saling berkaitan dan terus ada.
Jadi secara umum alam semesta adalah sesuatu tempat yang di dalamnya berada
segala macam benda, kehidupan serta peristiwa yang menjadi satu kesatuan dengan
haromonis dan saling berkaitan.
Sejak zaman dahulu alam semesta sendiri merupakan sebuah hal yang telah
menarik banyak perhatian untuk dikaji keberadaanya maupun asal muasalnya. Para
ilmuan dan para filsuf mulai mengamati dan menganalisis yang akhirnya muncullah
beberapa teori penciptaan alam semesta. Beberapa teori tersebut adalah:3456
1. Teori Big Bang ( Dentuman Dahsyat)
Pada tahun 1920-an Teori Big Bang dikemukakan oleh seseorang kosmolog yang
bernama Abbe Lemaitre. Nama Big Bang diberikan oleh Fred Hoyle yang bahkan

1
Yayuk Cicilia, Rian Vebrianto, dan Zakarsih, “Analisis Pemahaman Guru MI Tentang Alam Semesta
Meluas dalam Perspektif Islam dan Sains,” Jurnal Basicedu,Vol. 04, No. 01 (Januari, 2020), 110-116.
2
Suyoso, “Persepsi Terhadap Alam (03),” kuliah IAD 3, 02.
3
Yogie Pranowo, “Kosmologi dan Einstein,” 06.
4
Adam Malik dan Dadan Nurul Haq, “ Penciptaan Alam Semesta Menurut Al-Qur’an dan Teori Big
Bang,” 62.
5
M. Nur Djakaria, “ Teori Kejadian Alam Semesta.”
6
Aidiya Safira, Nurrida Aini Z, dan Ugi Chandra W, “ Konsep dan Pengembangan Sains (Teori Big
Bang),” 01.
Fred Hoyle merupakan pendukung dari teori keadaan tetap. Teori Big Bang ini
mengatakan bahwa alam semesta itu berawal dari sebuah atom raksasa yang memiliki
suhu yang sangat panas. Diperkirakan suhunya mencapai 1 trilyun derajat celcius. Dan
pada 15 milyar tahun yang lalu atom tersebut mengalami ledakan. Setelah ledakan
itulah alam semesta akan mengalami perkembangan atau penyebaran disusul dengan
suhu radiasi yang berkurang. Diperkirakan setelah seratus detik terjadinya ledakan ini
suhu alam semesta mengalami penurunan hingga satu miliar derajat celcius. Suhu
terpanas berada didalam bintang bintang mengakibatkan terjadinya proses
pembentukan inti helium dan hidrogen. Beberapa jam setalah proses ledakan,
pembentukan helium dan hydrogen telah berhenti. Penyebaran helium dan hidrogen ini
terhambat oleh suatu adanya gravitasi sehingga helium, debu, dan hidrogen ini akan
berkumpul dan mengalami pergerakan rotasi untuk mengimbangi gaya gravitasi
tersebut. Disinilah mulai terbentuknya galaksi ataupun planet yang berbentuk cakram.
Teori ini berawal pada tahun 1915, Albert Einstein mengemukakan teori bahwa
alam semesta tidak mungkin statis dan mengemukakan teori relativitasnya (mcevoy
and Zarate, 2005). Kemudian dengan menggunakan teori relativitas ini pada tahun
1920, seorang kosmologis rusia Alexander Friedmann menghasilkan hitungan baru
dan menyebutkan bahwa alam semesta yang tidak statis benar adanya, suatu
pergerakan kecil dapat menyebabkan struktur alam semesta mengembang. Pada saat
itulah George Lemaitre mulai berfikir tentang perhitungan dari Friedmann dan
mengatakan bahwa alam semesta memiliki sebuah titik awal dan mengalami
perkembangan akibat dari suatu pemicu. Teori-teori yang ada mulai dikaji lagi oleh
Edwin Huble pada tahun menggunakan teleskop Hooker 100-inci melakukan
pengamatan terhadap benda langit dan menghasilkan bahwa galaksi yang memiliki
jarak yang jauh dan mempunyai kecepatan yang realtif cepat seperti menjauhi kita dan
Edwin mengatakan bahwa jarak antara galaksi kian bertambah setiap saat. Teori Big
bang sendiri pada tahun 1948, dikaji juga oleh ahli astrofisika George Gamow
bersama tiga rekannya Ralph Alper, Hans Bethe, dan Robert Herman terbentuknya
alam semesta melalui ledakan dahsyat dari suatu bola raksasa yang memiliki neutron
dan energy pancaran. Ledakan tersebut mengakibatkan radiasi menyebar ke segala
arah. Teori- Teori ini terus dikaji lagi oleh para ilmuwa lainnya.
2. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Teori yang dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas
Cambridge pada tahun 1948 ini mengemukakan gagasan bahwa alam semesta tidak
memiliki awal dan tidak meiliki akhir. Teori ini tidak percaya alam semesta
mengalami pengembangan. Alam semesta akan selalu tetap dan sama dimanapun dan
kapanpun. Meskipun galaksi saling menjauh. Dikatakan tidak akan ada akhirnya
karena jika suatu saat galaksi mati akan terbentuk lagi materi- materi baru sehingga
akan menjadi pengganti yang baru (Yahya, 2001).
3. Teori Osilasi
Teori Osilasi mengatakan bahwa terdapat sebuah siklus di alam semesta. Teori ini
sepaham dengan teori keadaan tetap tetapi juga mengakui adanya sebuah ledakan.
Teori ini seperti menggabungkan kedua teori diatas. Dimana alam semesta tidak akan
berakhir atau tetap karena akan selalu terbentuknya pengganti melalui sebuah ledakan.
Teori ini juga mengemukakan adanya ekspansi akibat dari reaksi inti hidrogen yang
diperhitungkan berlangsung selama 30 milyar tahun. Unsur didalam bintang yang telah
mati akan menyusut dan mengeluarkan panas yang tinggi. Menurut (Tjasyono, 2008)
teori ini menyebutkan alam semesta tidak memiliki awal dan akhir. Melalui ekspansi
yang diawali dengan ledakan beberapa waktu kemudian akan kembali berkumpul
dibantu dengan gravitasi. Setelah berkumpul akan ada saat dimana temperature dan
tekanan tinggi akan mengakibatkan sebuah ledakan lagi dan ekspansi terjadi lagi.
Selain itu juga ada teori tentang pembentukan Tata Surya. Ada dua yang
mendasari pusat tata surya menurut Cladius Ptolemeus. Pertama, teori egosentris yang
berpendapat bahwa bumi adalah pusat dari tata surya. Dan Teori kedua yaitu teori
Heliosentris yang mengatakan bahawa mataharilah pusat tata surya. 7 Dan sampai
sekarang teori yang Heliosentrislah yang dipercaya kebenarannya. Teori pembentukan
tata surya secara ilmiah adalah sebagai berikut.89

1. Hipotesis Nebular

7
Fitri Komputer, “ IAD (Ilmu Alamiah Dasar),” 03-04.
8
Dwi Hap, “ Alam Semesta dan Tata Surya,” 05-06.
9
Iyel Mia, “ Tata Surya,” 02-03.
Hipotesis ini dikenalkan pertama kali pada tahun 1688 hingga 1722 oleh Emanuel
Swedenborg. Kemudian disempurnakan kembali oleh Immanuel Kant dan
dikembangkan secara mandiri oleh Laplace. Hipotesis ini berpendapat bahwa ada
awan panas atau kabut dari hidrogen yang membentuk tata surya dari proses
kondensasi. Gaya gravitasi membuat kabut tersebut mengalami penyusutan dan
mengalami pergerakan berputar yang akhirnya membuat kabut ini mengalami
pemanasan dan terbentuklah matahari. Matahari tersebut tetapi berputar secara cepat
yang mengakibatkan terlontarnya bagian-bagian tertentu keluar disekeliling matahari
yang kemudian mengalami pembekuan. Bagian yang membeku itulah yang disebut
planet dalam dan planet luar
2. Hipotesis Planetesimal
Hipotesis yang keluar pada tahun 1900 oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R.
Moulton ini berkata bahwa terciptanya planet tidak harus dari satu gas saja atau satu
bagian saja. Tetapi, hipotesis ini bependapat bahwa pembentukan tata surya adalah
akibat dari adanya kabut gas dari bintang yang melewati matahari secara dekat.
Kemudian bintang tersebut tertarik oleh gaya gravitasi yang mengakibatkan sebagian
bagian bintang akan mengalami proses pembekuan dan pemadatan yang akan menjadi
benda berukuran kecil dengan nama planetisimal.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang atau Hipotesis Tidal
Menurut hipotesis yang diciptakan oleh James Jeans ini planet merupakan percikan
(tidal) dari bintang dan matahri yang hampir bertabrakkan. Percikan yang besar itu
lah yang akan menjadi planet. Teori ini mendapat banyak pertentangan dari para ahli
yang lain.
4. Teori Bintang Kembar
Fred hoyle sebagai pengemuka teori ini berpendapat bahwa dahulu matahari itu
adalah 2 bintang yang sama persis. Karena suatu pemicu yang diperkirakan akibat
dari gaya gravitasi salah satu bintang tersebut mengalami ledakan. Bintang yang
mengalami ledakan akan menjadi planet dan bintang yang utuh akan menjadi
matahari.
B. Susunan dan Bagian Tata Surya
Tata surya terdiri dari kata “Tata” dan “Surya”. Menurut KBBI “Tata” adalah
aturan; susunan; sistem. Sedangkan “surya” diartikan sebagai matahari. Jadi tata surya
bisa diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri Matahari sebagai pusat dan dikelilingi
oleh benda langit lainnya melalui lintasan yang disebut orbit. Tata surya sendiri berada di
sebuah galaksi yang bernama Bimasakti atau bisa juga disebut dengan Milky Way lebih
tepatnya berada di orion disalah satu sabuk minor. Sebagaimana dikutip oleh (kartunnen,
2017) Secara umum IAU telah membagi beberapa kelompok benda langit yang
mengelilingi matahari ada tiga yaitu.10
1. Planet
Suatu benda dapat dikatakan palnet apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Mengelilingi Matahari.
b. Memiliki bentuk condong bulat.
c. Memiliki lintasan sendiri tanpa ada keberadaan keberadaan benda angkasa lain.
2. Planet Kerdil
Planet kerdil memiliki karakteristik yaitu:
a. Beredar mengelilingi Matahari.
b. Berbentuk cenderung lingkaran atau bundar.
c. Lintasannya belum dikatakan bebas dari keberadaan benda lain.
d. Bukan sateit
Salah satu contoh planet kerdil adalah Pluto
3. Benda Tata Surya Kecil
Seluruh benda langit yang mengelilingi Matahari kecuali Planet dan Planet kerdil.
Komet merupakan salah satu contoh dari benda tata surya kecil ini.
Tata surya memiliki susunan yang berdasarkan tata letakya. Umumnya Tata Surya
dibagi menjadi tiga bagian yang dimana dipisahkan oleh Sabuk Asteroid. Dikatakan
sabuk asteroid dikarenakan asteroid berkumpul hingga menyerupai sabuk yang
mengelilingi matahari. Letak dari sabuk asteroid ini diperkirikan diantara lintasan planet
Mars dan Jupiter. Jadi tiga susunan dari Tata Surya sebagai berikut.11

10
Mochammad Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, Modul Tata Surya (Bandung: PPPTK IPA, 2009).
11
Rasyidah Listiana Hidayat dan Windi Diah Agustyani, “Tata Surya,” Makalah Tata Surya (Oktober,
2018), 08.
1. Tata Surya Bagian Dalam
Tata surya bagian dalam ini berisikan planet yang memiliki jarak terdekat dengan
Matahari. Planet yang termasuk kedalam bagian ini adalah planet Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars.
2. Tata Surya Bagian Luar
Benda langit yang termasuk bagian luar ini dapat dikatakan benda langit yang letaknya
berada diluar sabuk asteroid. Pada dasarnya yang termasuk bagian luar ini adalah
empat planet besar berserta satelitnya. Giant Planet tersebut yaitu Planet Neptunus,
Uranus, Saturnus, Yupiter. Ditambah dengan komet yang memiliki kurun waktu
singkat dan beberapa Centaur.
3. Tata Surya Bagian Terjauh
Bisa juga disebut yang termasuk dalam bagian ini adalah semua benda langit yang
berada diluar benda bagian luar hingga batasan Tata Surya dimana batasan ini berupa
angin surya dan gravitasi dari Matahari atau juga bisa disebut dengan Heliopause.
Tata Surya juga terdapat bagian-bagian sendiri (Sulistyanto dan Wiyono, 2008)
yaitu:
1. Matahari
Matahari adalah benda langit paling besar dengan perkiraan memiliki volume
1.300.000 kali dari bumi ditambah dengan perkiraan massa 334.000 kali dari bumi.
Matahari juga menjadi pusat peredaran pada sistem Tata Surya karena memiliki gaya
gravitasi yang sangat kuat yaitu 27,9 kali dari bumi. Bagian-bagian Matahari adalah
sebagai berikut.
a. Inti Matahari
Inti Matahari dengan ukuran diameter kurang lebih 386 ribu kilometer ini memiliki
suhu yang diperkirakan melalui teori penyusutan Helmholtz mencapai 15 juta
derajat celcius dan dimana didalam inti ini terdapat reaksi nuklir. Dr Bothe
mengatakan dari reaksi nuklir itulah panas Matahari berasal yang dimana reaksi ini
juga dikatakan sebagai reaksi hidrogen helium sintetis. Untuk bersinar, gas panas
Matahari melewati reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton untuk mengalami
pertukaran antara zat hidrogen dengan zat helium, yang artinya untuk tetap bersinar
matahari mengalami penyusutan massa sebesar empat juta ton massa setiap saat. 12
b. Zona Radiasi
Zona radiasi adalah zona yang memanfaatkan foton untuk mengedarkan energi dari
inti ke seluruh permukaan matahari. Zona ini menyelubungi matahari dan
mempunyai suhu kira-kira dua sampai tujuh juta derajat celcius.
c. Zona Konvektiv
Zona Konvektiv adalah sebuah zona yang memiliki arus konveksi untuk mengantar
energi pada lapisan atmosfer bumi. Zona ini diperkirakan bersuhu dua juta derajat
celcius dan menempati hampir 30 persen dari keseluruhan radiasi.
d. Fotosfer
Lapisan inilah yang biasanya kita lihat. Bagian inilah yang berperan sebagai
penerus cahaya yang diterima bumi. Dengan memiliki ketebalan 500 kilometer
bagian ini memiliku suhu 6000 derajat celcius.
e. Kromosfer
Kromosfer dapat dilihat oleh manusia pada saat gerhana matahari total yang terlihat
sebagai cahaya kemerahan. Letak kromosfer ini berada diatas fotosfer dengan
kisaran suhu 50 ribu derajat celcius.
f. Korona
Korona termasuk lapisan terluar matahari. Temperatur bagian ini berkisar antara
satu juta sampai dua juta kelvin. Bagian ini merupakan bagian yang memiliki luas
terbesar dari bagian matahari yang lain.
g. Heliosfer
Bagian ini sangat tipis yang berada diluar atmosfer maahari. Bagian ini berisi
plasma angin matahari.
Matahari dipercayai terbentuk dari pecahan ledakan terori big bang pada beberapa juta
tahun yang lalu. Matahari juga membuat seperti gelombang radio, sinar x, sinar infra-
merah maupun sinar ultra violet.
2. Planet

12
Rakhma Faiza, “Definisi Tata Surya.”
Planet adalah sebuah benda langit yang tidak memancarkan cahaya dan mengelilingi
Matahari sesuai orbit. Selain itu planet juga berotasi dan berevolusi. Ada 8 planet
sesuai dengan jaraknya dengan matahari, yaitu:1314
a. Merkurius
Merkurus adalah planet yang mempunyai jarak 58,5 juta dari matahari sekaligus
menjadi planet dengan massa terkecil dengan memiliki massa 0,055 massa bumi.
Merkurius berevolusi sekitar 88 hari dan berotasi 59 hari. Planet ini tidak
mempunyai satelit dan juga tidak ada kehidupan dikarenakan bagian yang
menghadap matahari memiliki suhu yang terlalu ekstrim.
b. Venus
Planet yang berdiameter 12.104 km ini memiliki periode revolusi 225 hari dan
rotasinya 241 hari. Diperkirakan jarak antara Venus dan Matahari adalah sekitar
108 juta kilometer. Sama seperti merkurius, venus tidak memiliki satelit. Tetapi,
planet ini memiliki mantel awan tebal yang mengandung karbondioksida. Planet ini
bersuhu mencapai empat ratus derajat celcius. Planet venus adalah planet yang
memantulkan cahaya paling terang (Tyasyono, 1999) sehingga planet ini sering
disebut dengan bintang kejora.
c. Bumi
Satu-satunya planet yang terdapat kehidpan didalamnya karena adanya lapisan
atmosfer yang tersusun dari gas nitrogen sebanyak 78 persen dari volume, gas
oksigen 21 persen dari volume. Gas argon 0,09 persen dan selebihnya adalah
karbondioksida. Bumi dan Matahari dipisahkan jarak sekitar 150 kilometer. Planet
berdiameter 12.646 km ini bereolusi dengan periode 365 ¼ hari dan berotasi selama
24 jam. Bumi memiliki satelit yang bernama Bulan.
d. Mars
Planet Mars disebut juga planet merah karena warnanya yang kemerahan yang
disebabkan oleh banyaknya kandungan besi oksida (FeO). Jarak mars dari matahari
adalah sekitar 228 juta km. Mars berevolusi 687 hari dan berotasi 24 jam 37 menit.
Atmosfer planet Mars tersusun atas 95 persen karbondioksida, nitrogen, dan argon.
Planet Mars memiliki dua satelit yaitu Phobos dan Deimos.
13
Ramlawati, dkk.,”Sistem Tata Surya,” 07-12.
14
e. Yupiter
Yupiter adalah sebuah planet yang memiliki jarak dengan matahari sejauh 780 juta
km. Planet terbesar ini mempunyai diameter sebesar 138.560 kilometer. Memiliki
lama waktu berevolusi mencapai 11,86 tahun dan lama waktu berotasi yang cukup
cepat sekitar 9,8 jam. Karena waktu rotasi yang relatif singkat, yupiter memiliki gas
berwarna merah berputar membentuk sabuk raksasa dan mengakibatkan terjadinya
badai dilapisan terluar yupiter. Planet yupiter memiliki empat satelit besar yang
bernama Io, Eurpa, Ganymede, dan Callisto serta 63 satelit kecil. Planet ini
sebagian besar tersusun dari gas hidrogen dan helium.
f. Saturnus
Saturnus, planet yang identik dengan cincinnya yang terbuat dari es dan batuan
besar ini memiliki jarak 1. 425 juta km dari matahari. Memiliki ukuran diameter
120.500 kilometer ini menyandang planet terbesar selain yupiter. Planet ini
memiliki sembilan satelit.
g. Uranus
Planet yang terdiri dari hidrogen, helium, dan metana ini berjarak 2.880 juta km
dengan matahari. Planet yang dengan warna biru ini memiliki lama rotasi 10 jam 8
menit dan lama revolusi 84 tahun. Karena jaraknya yang begitu jauh dengan
membuat planet ini bersuhu dingin. Planet ini memiliki 5 satelit.
h. Neptunus
Planet yang berjarak 4.510 juta km dari matahari. Planet yang dikenal dengan
planet berangin ini memili diameter 50 ribu kilometer dengan lama reolusi 164,8
tahun dan rotasi yang menghabiskan waktu selama 19 jam. Planet ini memiliki dua
satelit.
3. Asteroid
Asteroid atau sering disebut juga planetoid adalah suatu benda langit yang berukuran
kecil tetapi lebih besar dibandingkan komet. Orbit dari asteroid adalah antara planet
mars dan yupiter. Kumpulan dari asteroid ini disebut sabuk asteroid. Jumlahnya bisa
mencapai sekitar 5 ribu buah. Asteroid pertama dinamakan I Ceres yang ditemukan
oleh seseorang yang bernama Giuseppe Piazzi. Dan ada dua sabuk asteroid yaitu dua
Pallas dan empat Vesta.
4. Komet
Komet adalah benda langit yang identik dengan memiliki ekor. Ekor tersebut
sebenarnya kepala yang terdorong kebelakang yang disebabkan oleh dorongan dari
matahari. Orbit komet mempunyai bentuk seperti parabola. Menurut Fred L. Whipple
komet terbuat dari karbondioksida, sianida, amonia, metana, air, dan logam lainnya.
5. Meteor dan Meteorit
Secara singkat Meteor adalah Meteorit yang melintasi atmosfer bumi. Dikarenakan
adanya gesekan maka akan menghasilkan panas dan mengeluarkan cahaya. Pada
biasanya meteorit akan hancur saat melewati atmosfer. Meteor ini sering disalah
artikan sebagai bintang jatuh. Meteorit bisa terbentuk dari batu, besi ataupun campuran
keduanya. Berat dan ukuran pun beragam.
6. Satelit
Satelit adalah benda langit yang mengelilingi matahari dan planet. Satelit juga
mengalami yang namanya rotasi. Satelit memiliki garis edarnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai