Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran
tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak
dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama
jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata
surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar,
dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang.
Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur
hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Pada waktu yang hampir bersamaan muncul teori dari ahli ilmu alam [Perancis] George Louis
Leelere Comte de Buffon. Yang mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara
matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar.
2. Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796
mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya,
kemudian terbentuk cincin - cincin. Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan tetap
terus berputar. Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga terbentuklah
Teori ini di kemukakan oleh, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, yang mengatakan matahari terdiri dari massa
gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas
dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan
jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat
adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke
luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari
karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar
mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama-kelamaan menjadi
padat dan disebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik - menarik
dan bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk Bumi.
4. Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918 mengemukakan
teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari, sebagian massa
matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang membentuk cerutu
ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu Merkurius, Venus, Bumi,
5. Teori Weizsaecker
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya
pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa
kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang
lebih berat tertinggal dan menggumpal. ini akan menarik unsur - unsur lain yang ada di angkasa
tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk planet - planet, termasuk Bumi.
6. Teori Kuiper
Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan
cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi
promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur - unsur ringan,
yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas,
sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan mulai menggumpal
7. Teori Whipple
Fred L.Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri
dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang berotasi
membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan
massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke
angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
8. Teori Kesenjangan
B) Kemudian usia/ umur geologi yang diusulkan oleh evolusionis berlangsung selama
miliaran tahun sejarah bumi. Bentuk kehidupan muncul selama waktu itu yang sekarang
diawetkan dalam catatan fosil, dan fosil-fosil ini diduga memverifikasi bahwa usia
geologi terjadi.
C) Pada akhir zaman geologi, Iblis memberontak di surga dan banyak malaikat
mengikutinya. Allah kemudian melemparkan Iblis ke bumi, bumi mengalami bencana
besar atau bencana, dan itu dibiarkan tanpa bentuk dan kosong, dengan kegelapan di
muka yang mendalam. Bagian dari Kitab Suci: "Bumi belum berbentuk dan kosong"
(Kejadian 1:2), mengacu pada kondisi bumi setelah bencana besar, jadi harus
diterjemahkan: "Bumi [i]menjadi tanpa bentuk, dan kosong[/i]." Teori ini berpendapat:
Tuhan tidak menciptakan bumi "belum berbentuk dan kosong," terbukti dari Yesaya
45:18 yang mengatakan bahwa :
"--Dialah Allah--yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya, --
dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami--
:"Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain."
Pada titik ini, harus dikatakan bahwa beberapa penganut gap-teori menyatakan bahwa
semua tumbuhan, hewan dan fosil manusia sudah ada pada bencana ini, yaitu bencana
alam yang disebut "banjir Lucifer" (Lucifer’s flood) yang terjadi karena pemberontakan
Iblis.
D) Maka, menurut teori ini, kemudian Allah kemudian kembali menciptakan bumi dalam
enam hari literal penciptaan dijelaskan dalam bab pertama Kitab Kejadian. Oleh karena
itu ada dua kreasi: mantan berlangsung miliaran tahun yang lalu, sedangkan yang kedua
terjadi setelah bumi hancur oleh sebuah bencana global yang menghancurkan yang terjadi
sebagai akibat dari pemberontakan Setan dan malaikatnya melawan Allah, dengan Allah
casting mereka dari surga ke bumi. Enam-hari dari bab pertama kitab Kejadian
sebenarnya hari rekreasi saja, karena Allah harus menciptakan kembali semua hewan dan
tanaman yang telah dihancurkan oleh banjir besar.
11.
"Theistic Evolution" dan "progressive creation" adalah sebagian usaha dari banyak usaha
yang dibuat untuk mengharmonisasikan penciptaan yang berdasarkan kitab Kejadian
dengan ilmu geologi modern yang diterima oleh banyak kalangan. Gap theory adalah
usaha penting lainnya yang dilakukan para teolog kristen untuk mencocokkan sejarah
dunia yang tampak singkat, yang terdapat dalam kitab Kejadian, dengan kepercayaan
populer para geologis yang memberikan bukti-bukti yang tak dapat dibantah, yang
menyatakan dunia ini tua 4,7 milyar tahun).(menurut dugaan berusia
Thomas Chalmers (1780-1847), seorang teolog terkemuka asal Scotlandia dan moderator
pertama dari Free Church of Scotland, mungkin adalah orang yang paling bertanggung
jawab atas asal usul dan kepopuleran gap theory.
Western Bible commentaries (tafsiran-tafsiran Alkitab Barat) yang ditulis sebelum abad
18, dan sebelum kepercayaan terhadap bumi berusia tua menjadi populer, mengusulkan
bahwa tidak ada senjang waktu antara Kejadian 1:1 dan 1:2. Beberapa tafsiran tentu saja
mengusulkan ada interval waktu antara kejatuhan setan dengan penciptaan bumi dan
alam semesta, tetapi tidak ada yang mengusulkan situasi penghancuran-pembentukan
kembali, atau dunia sebelum Adam. Pada abad 18, ada suatu kepercayaan yang populer
tentang perubahan geologis yang terjadi secara perlahan dan sama seperti saat ini
(Uniformitarianism)
Masalah-masalah
Sekarang ketika para penganut Gap Theory berpikir bahwa mereka telah memecahkan
persoalan, solusi mereka (Banjir Lusifer) pada kenyataannya justru menghapus alasan
teori mereka yang pertama (anggapan bumi berusia tua). Jika seluruh, atau kebanyakan,
endapan-endapan dan fosil-fosil diproduksi secara cepat pada waktu banjir Lusifer
terjadi, maka bukti-bukti bahwa bumi berusia tua (didasarkan pada pembentukan
perlahan-lahan dari endapan) tidak dapat lagi diakui keberadaannya. Kalau dunia ini
dirubah bentuknya menjadi tidak berbentuk dan kacau, tanpa bentuk dan kosong,
bagaimana mungkin tumpukan endapan dan fosil yang berurutan tersebut tetap dapat
menjadi bukti ? Tentunya dengan kekacauan semacam itu, urutan-urutan fosil tersebut
sangat berantakan, jika tidak seluruhnya musnah.
2. Jika urutan fosil-fosil tersebut diterangkan berdasarkan banjir Lusifer, lalu apa efek
dari air bah pada jaman Nuh ? Pada posisi ini penganut Gap Theory dipaksa untuk
menyimpulkan bahwa air bah Nuh seharusnya tidak boleh meninggalkan bekas sama
sekali. Tetapi kitab Kejadian menggambarkan air bah Nuh sebagai penghakiman terhadap
dosa manusia (Kej 6). Air bah menutupi seluruh permukaan bumi selama lebih dari satu
tahun (Kej 6:17 & 7:19-24). Hanya satu keluarga yang selamat (Kej 7:23b). Tanaman-
tanaman dan semua mahluk hidup yang bernafas mati. Orang dapat mengerti kesulitan
dari Gap Theory dalam mempertahankan penafsiran kitab Kejadian secara harafiah,
termasuk malapetaka air bah Nuh, sementara di lain pihak tidak boleh mengijinkan
adanya bekas-bekas dari kejadian tersebut. Beberapa penganut Gap Theory mengatasi
masalah ini dengan menyatakan bahwa air bah Nuh tersebut bersifat lokal.
3. Para penganut Gap Theory sejati juga mengabaikan bukti-bukti apapun yang berkaitan
dengan keyakinan bahwa bumi berusia muda, yaitu tidak lebih dari 10.000 tahun. Tetapi
ada banyak bukti untuk hal ini (bumi berusia muda): kerusakan medan magnetik bumi,
kuantitas helium dalam atmosfir bumi, dan pecahnya galaxy clusters.
4. Keluaran 20:11 menegaskan, "Sebab 6 hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya dan ia berhenti pada hari ketujuh: itulah sebabnya Tuhan
memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Inilah penciptaan langit dan bumi.
(Kej 1:1) dan laut dan semua yang ada didalamnya diselesaikan dalam waktu 6 hari. Di
mana kesenjangan waktu tersebut ? Jika anda menerima bahwa kolom geologis sudah ada
sebelum Adam (seperti Gap Theory), maka Tuhan tentu telah membuat lapisan-lapisan
tanah yang berisi fosil-fosil tersebut dalam 6 hari tersebut, karena tidak ada senjang
waktu.
5. Berdasarkan Roma 5:12, "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia
oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa," dapat dimengerti bahwa tidak ada
dosa manusia atau kematian sebelum Adam. Alkitab mengajarkan (I Kor 15) bahwa
Adam bukan saja manusia pertama, tetapi sebagai akibat dari pemberontakannya (dosa),
kematian dan kerusakan memasuki alam semesta. Sebelum Adam berdosa tidak ada
kematian pada manusia atau binatang. Catat juga bahwa tidak mungkin terdapat ras
manusia sebelum Adam yang mati pada banjir Lucifer. Kejadian 1:29-30 mengajarkan
kita bahwa binatang-binatang dan manusia pada mulanya diciptakan sebagai vegetarian
(pemakan tumbuhan). Hal ini konsisten dengan penjelasan Tuhan bahwa ciptaannya
adalah "sungguh amat baik" (Kej 1:31). Bagaimana bisa fosil yang membuktikan adanya
penyakit, kekerasan, kematian, dan perusakan (fosil binatang yang ditemukan secara
nyata sedang dalam keadaan berkelahi dan saling memangsa) dapat dikatakan "sangat
baik" ? Dengan demikian kematian dari milyaran binatang (termasuk manusia juga) yang
terlihat dari fosil seharusnya dinyatakan terjadi sesudah kejatuhan Adam ke dalam dosa.
Kejadian historis dari air bah Nuh, yang tercatat di Kejadian, memberikan keterangan
untuk menjelaskan kematian binatang-binatang yang terkubur dalam lapisan-lapisan batu
oleh air bah yang terjadi di seluruh bumi.
17.
Roma 8:22 mengajarkan bahwa : "Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala
makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin." Jelaslah bahwa
seluruh ciptaan telah dan sedang menjadi subjek dari pengrusakan dan pembusukan
akibat dosa. Fosil-fosil menunjukkan adanya penyakit, kerusakan, dan kematian. Ketika
para penganut Gap Theory percaya bahwa penyakit, kerusakan, dan kematian telah ada
sebelum Adam berdosa, berarti mereka mengabaikan kenyataan bahwa hal tersebut
Lebih jauh lagi, Gap Theory telah gagal memberi kepuasan terhadap kaum evolusionis
atau uniformitarian seperti yang diharapkan mereka. Dengan menerima konsep bumi
berusia tua (berdasarkan kolom geologis) para penganut Gap Theory membiarkan sistim
evolusi tetap utuh (padahal asumsinya ditentang mereka). Lebih buruk lagi, mereka juga
harus menteorikan bahwa Roma 5:12 dan Kej 3:3 hanya mengacu kepada kematian
spritual. Ini sangat tidak alkitabiah. (Lihat I Kor 15; Kej 3:22,23). Bagian-bagian ini
menyimpulkan bahwa dosa Adam mengakibatkan kematian fisik maupun spiritual
(rohani). Dalam I Korintus 15, kematian Adam yang terakhir (Tuhan Yesus Kristus)
dibandingkan dengan kematian Adam yang pertama. Yesus menderita kematian fisik
akibat dosa-dosa manusia dan Adam, manusia pertama, mati secara fisik akibat dosa.
Kejadian 3:22,23 memberi tahu kita bahwa jika Adam dan Hawa makan buah dari pohon
kehidupan tersebut, mereka dapat hidup selamanya, tetapi Tuhan memutuskan bahwa
jalan untuk menebus manusia melalui pribadi AnakNya, Yesus Kristus, yang menderita
kutukan kematian di kayu salib untuk kita. "Ia mengalami maut bagi semua manusia"
(Ibrani 2:9). Dengan menjadi korban yang sempurna untuk dosa dan pemberontakan kita,
dia mengalahkan maut. Dia menerima hukuman yang seharusnya adalah hukuman kita di
tangan Hakim Agung dan menimpakan pada tubuhNya di kayu salib. Semua yang
percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat diterima kembali oleh Tuhan
untuk bersama-sama dengan Dia hidup dalam kekekalan. Ini adalah pesan yang
disampaikan oleh kekristenan. Mempercayai bahwa ada kematian sebelum Adam berdosa
alam semesta (Roma 8:19-22). Oleh karena itu, Gap Theory melemahkan pesan
kekristenan.
Kesimpulan
semua organisme yang mempunyai nafas hidup kecuali mereka yang dipelihara dalam
bahtera Nuh. Kristus menunjuk kepada banjir Nuh dalam Matius 24:37-39 dan Petrus
menulis bahwa, pernah sekali pada jaman yang lalu terjadi penghakiman atas umat
manusia dengan air, sehingga akan ada penghakiman lainnya di waktu yang akan datang
Bukankah lebih konsisten dengan seluruh kerangka alkitab bila kita menghubungkan
fosil-fosil tersebut dengan air bah Nuh, daripada menggunakan kejatuhan setan (suatu
bagian yang samar-samar dalam alkitab) untuk membenarkan suatu malapetaka geologis
yang bersifat spekulatif, yang tidak berarti apa pun bagi pemahaman alkitab maupun ilmu
pengetahuan.
Terlebih lagi, mendukung konsep kematian sebelum Adam berdosa justru sama sekali
menentang penjelasan Alkitab bahwa kematian hanya timbul setelah Adam berdosa, yang
Daripada menerima Firman Tuhan dengan iman, banyak orang kristen sejati mencari cara
untuk menghindari konflik intelektual dengan ide-ide ilmiah. Gap Theory adalah salah
satu intepretasi kembali dari Alkitab yang didesain supaya cocok dengan konsep-konsep