Anda di halaman 1dari 33

LAMPIRAN MATERI

Pertemuan 1
3.4.1 Proses Terbentunya Bumi
Sejarah : Proses Terbentuknya Bumi| Bumi merupakan tempat seluruh makhluk hidup,
tapi tahukah anda proses terbentuknya bumi ?.Lihat saja informasi berikut ini mengenai
proses terbentuknya bumi yang pada kali ini kita akan menjelaskan kedua proses
terbentuknya bumi yaitu proses terbentuknya bumi secara singkat dan proses
terbentuknya bumi berdasarkan teori-teori dari para ahli yang dikaitkan bersama dengan
teori-teori perkembangan bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa bumi terbentuk sekitar
250 juta tahun yang lalu dimana pada saat itu daratan tidak terpisah-pisah yang
dinamakan sebagai Pangea. 
Disaat 200 juta tahun yang lalu terbentuklah dua benua besar hasil dari  pecahan Pangea
yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurisia sekarang ini terdiri dari benua Amerika Utara,
Asia Timur, Eropa dan sibagian dari Asia Tengah. Sedangkan Gondwana terdiri dari
Afrika, Australia, Amerika Selatan, Indian, dan Asia bagian lainnya. Tak berlangsung
lama, kemudian dua benua besar terpecah-pecah, hanyut, dan bertubrukan dengan bagian
lainnya. Bumi terdiiri atas beberapa lapisan yang didalamnya terdapat bahan material
pembentuk bumi dan seluruh kekayaan alam. Dalam bumi terdapat bentuk yang beragam
mulai dari daratan, pegunungan, lautan, lembah, danau, perbukitan dan sebagainya. Bumi
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya sehingga proses terbentuknya
bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya.. 

A. Proses Terbentuknya Bumi - Dalam terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi
yang diketahui bahwa proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata
surya yang menurut pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses
terbentuknya tata surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi antara lain
sebagai berikut...
1. Teori Nebula (Kabut) / Kant Laplace
Teori Nebula disebut jug dengan Teori Kabut Kant-Laplace yang dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) dan Peiere De Laplace (1796). Teori ini menjelaskan bahwa di
jagat rayat terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut (nebula). Kabut tersebut berupa
debu, es, dan gas yang sebagian besar unsur gas berupa hidrogen. Adanya gaya gravitasi
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan kemudian menyusut dan mengeras
serta berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat, materi kabut
bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat karena pendinginan. Bagian yang
terlepar tersebut kemudian membentuk planet-planet dalam tata surya. Tahap-tahap
terbentuknya bumi pada teori tebula adalah sebagai berikut.. 
 Matahari dan planet-planet masih berbentuk gas, kabut yang pekat dan besar. 
 Kabut berputar dan memadat yang terjadi dipusat lingkaran karena gaya gravitasi 
 Kemudian terbentuk planet-planet dari materi-materi kecil pada saat bersamaan
terbentuknya matahari yang lebih kecil dari matahari
 Materi tersebut semakin membesar dan tumbuh melakukan gerakan teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga
matahar
2. Toeri Planetisimal / Chamberlain Multon
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Multon seorang ahli astronomi dan
bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke -20. Teori ini
mengatakan bahwa matahari terdiri dari gas yang bermassa besar dan  suatu ketika
bintang melintas disamping matahari yang sangat dekat yang hampir terjadi tabrakan,
Dekatnya bintang dan matahari terdapat pengaruh gaya gravitasi yang mengakibatkan
tertariknya  gas dan materi ringan pada bagian tepi, dari besarnya gaya gravitasi sebagian
materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang dan
membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan
padat, terbentuklah planet-planet yang mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918.
Teori ini menjeaskan bahwa terdapat suatu bintang besar yang mendekati matahari yang
masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan besarnya massa bintang yang
melaju membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari  yang disebabkan gaya tarik
bintang yang melaju. Semakin menjauhnya bintang melaju dengan matahari maka
tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang
membeku dan terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.
4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi.
Menurutnya, bahwa teori ini berasal dari bintang kembar yang berkombinasi. Dimana
salah satu bintang meledak sehingga bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya
gravitas bintang yang tidak meledak membuat material yang terlempar kemudian akan
tertarik dan mengelilingi matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari.
Sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.
5. Teori Big Bang
Teori Big Bang berawal dari puluhan milyar tahun lalu yang awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran tersebut memungkinkan bagian-
bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian besarnya berkumpul di pusat
dengan membentuk cakram raksasa dimana suatu saat terjadi ledakan dasyat dari
gumpalan besar tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membuka dan membentuk galaksi bimasakti,
selanjutnya membentuk sistam tata surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami
kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat.
Kemudian gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk bumi.

Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari
pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di
dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa
peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki permulaan
maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi helium.

Sedangkan dalam islam diterangkan dalam ayat Al-Qur'an tentang asal muasal alam
semestara yang berbunyi : "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang (QS. Al-Mulk 67:3)".

B. Teori-Teori Perkembangan Bumi - Setelah terbentuknya planet, termasuk bumi,


kemudian bumi berkembang yang diketahui terdapat beberapa teori-teori dalam
perkembangan bumi antara lain sebagai berikut.... 
1. Teori Kontraksi (Contraction Teory)
Teori yang dikemukakan oleh Descrates (1596-1650), yang mengatakan bahwa bumi
semakin lama akan menyusut dan mengerut dari adanya pendinginan sehingga permukaan
terdapat relief yang beragam seperti gunung, dataran, dan lembah.
Teori ini mendapat dukungan dari James Dana (1847- Elie de Baumant (1852), yang
kedunya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan karena terjadi proses
pendinginan pada bagian dalam bumi yang mengakibatkan bagian permukaan bumi
mengerut dan terbentuk pegunungan dan lembah-lembah.
2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Teory)
Awalnya bumi terdiri atas dua benua yaitu Laurasia yang berada di sekitar kutub utara
dan Gondwana disekitar kutup selatan bumi. Kedua benua tersebut bergerak perlahan ke
arah equator bumi yang pada akhirnya terpecah membentuk benua-benua kecil. Laurasia
terpecah menjadi Amerika utara, Asia, Eropa. Sedangkan Gondwana terpecah menjadi
Amerika selatan, Australia, dan Afrika. Teori Laurasia-Gondwana pertama kali
diitemukan pada tahun 1884 oleh Edward Zeuss.
3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Teory)
Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener tahun 1912 yang mengatakan bahwa
awalnya bum terdapat satu benua yang disebut dengan pangea yang kemudian terpecah-
pecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi
yang sentripugal, mengakibatkan pcahan benua yang bergerak ke arah dan menuju ke
equator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti kesamaan garis afrika bagian barat dengan
amerika selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil di kedua daerah
tersebut.
4. Teori Konveksi (Convection Teory)
Teori yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H.Hess. Kemudian teori ini
dikembangkan oleh Robert Diesz yang mengemukakan bahwa bumi masih dalam
keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada
di atasnya. Ketika arus konveksi membawa sebuah materi yang berupa lava sampai ke
permukaan bumi di mild oceanic ridge (punggung tengah samudra), lava tersebut
kemudian akan membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga
menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Teory)
Teory yang dikemukakan oleh Tozo Wilson yang berdasarkan teori lempeng tektonik,
kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada diatasnya lapisan
astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi
selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan
astenosfer dengan posisi berada dibawah lempeng tektonik kulit bumi.

C. Proses Terbentuknya Bumi Secara Singkat


Bumi dahulunya adalah Debu dan gas.Kemudian Debu dan Gas tersebut terkena sinar
matahari.Tibalah batuan,lama kelamaan suhu di tengah bumi semakin panas.Batuan
tersebut meledak sangat dahsyat sehingga terbentuklah bumi.Bumi terbentuk sekitar 4,5
miliar tahun yang lalu.Sebentuk membentuk lima benua,Bumi terdiri dari 1 Benua
mahabesar yaitu Pangea,Kemudian terbentuklah Benua Laurasia di Utara dan Benua
Godwana diselatan yang dipisahkan oleh Samudera Atlantik tengah.Setelah Itu terpecah
beberapa benua yaitu Benua Laurasia menjadi Amerika Utara,Eropa,Asia dan Artik dan
Benua Godwana menjadi Australia,Afrika,Amerika Selatan,India,Kepulauan Indonesia
dan Kepulauan Pasifik sehingga terbentuk bumi sampai sekarang.
PEMBENTUKAN BUMI

Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi


1.Teori Kabut(Nebula)

Teori Kabut Nebula


Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah
satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755)
dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam
teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul
menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut
yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat
cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena
pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam
tata surya.Teori  nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu
 Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan
besar.
 Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi
lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai
planet, bergerak mengelilingi matahari.
 Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
2.Teori Planetisimal

Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar
sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan
matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan.
Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut
mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal-
Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet
yang mengelilingi matahari.
3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)

Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni


bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih
berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,
ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan
ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir
sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung
gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi.
Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah
bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet
yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan
mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil
seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4.Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.

5.Teori Big Bang


Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar
tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke
luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat,
gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian
membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar
tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut
dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu,
bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu
membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
 Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
 Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan
atau perbedaan unsur.
 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi.
Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-
Mulk, 67:3).

Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet.
Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan
bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah
protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet.Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas,
sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal
menjadi planet – planet.Dalam teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada
mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini
berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan
bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan
perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur
ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat
tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di
angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan
pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk
semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan
massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke
angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet –
planet.

Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang bernama Sir Fred


Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-State”.Teori steady-state
menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa.
Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan
dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan.
Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang.
Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini
pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi
meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa
radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson
dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA
mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk
melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan
teori Big Bang.
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal. Gagasan
yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain
meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan
sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya


keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada
kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem
berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl
Marx.Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar
berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de
Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta
bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti
diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia
berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang
di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan
teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol'
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu
pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas
pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.
Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta
muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa
alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan
dalam Alqur'an 14 abad lampau,yakni :
"Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)

A. PERKEMBANGAN BUMI

Teori-teori tentang Perkembangan Bumi

1.Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant


Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di bagian
dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak rata.

Teori Kontrasi Pembentukan Bumi

2.Teori Descartes dan Suess


Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah proses
pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai pegunungan,lipatan
yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini disebut teori kontraksi.

3.Teori Geosinklin

Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana
pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan
sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan
Himalaya, Alpina dan Andes.
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal.
Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan.
Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang
membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah
terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya
dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan,
sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan
vertikal akibat gaya isostasi.
Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik
dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan
dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang
bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya, semua deformasi yang terjadi
diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.

4.HIPOTESA PENGAPUNGAN BENUA(CONTINENTAL DRIFT)


Condinental Drift

Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan konsep
Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and Oceans.
Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea (artinya semua
daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini
mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih
kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.
Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen ,
yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga
Gondwanaland.

Nah gimana nih sahabat? Udah pada ngerti kan tentang Proses pembentukan bumi kita,
jika masih juga ada yang belum dipahami silahkan saja diisikan hal itu di kolom komentar
di bawah postingan ini, Terimakasih telah berkunjung di softilmu.blogspot..com semoga
ilmunya dapat te
Pertemuan 2
1.4.2. Menjelaskan pergeseran benua

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori Pangea? Teori Pangea adalah sebuah teori
yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam
satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri dari 5
buah benua). Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-
benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori selanjutnya
mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu lagi, dalam
konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik
karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.
Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener,seorang Ilmuwan Jerman .Pada
Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente
und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk
satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang. Jadi
benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya
pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini. Pangea mulai memecahkan diri nya
menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan
belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru,
New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika
dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman dinosaurus).

Sedangkan pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa
yang kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan daratan yang
menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan benua) yang
menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India, Australia dan
Antartika.Pertanyaan nya sekarang adalah, bila kerak kulit bumi ini terus bergerak sampai
hari ini, maka berapa kecepatan nya? oke, jadi begini, benua yang kita diami sekarang ini
bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan oleh kita yang berdiri diatasnya),
pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap tahun nya mencapai 1.5 inchi/tahun bahkan
lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan kita pertahun nya. Dan dengan ini jelas
dibutuhkan ber juta juta tahun bagi daratan benua itu untuk bergerak berjauhan dan
membentuk benua yang ada sekarang.

Dan tanpa kita sadari pun sekarang benua benua kita telah "bertumbukan" dan proses nya
telah berlangsung selama beberapa juta tahun, daratan Afrika telah bertumbukan dengan
daratan benua Eropa. Italia, Yunani dan hampir semua kota di bagian Mediteranian
merupakan bagian dari alur lempeng Afrika, dan itu telah tercatat pergerakan nya dalam
40 juta tahun terakhir (menurut data geologist). Tanda tanda lain pergerakan tersebut
adalah Gunung Alpen Swiss dan pegunungan Pyrenees telah saling mendorong, sehingga
menyebabkan gempa bumi yang terkadang menyerang wilayah bagian Yunani dan Turki.
begitu pula Australia yang diramalkan kedepan nya bila diperhitungkan dengan
pergerakan lempeng bumi tersebut, maka Australia akan terus bergerak ke arah Utara
hingga membentur Asia Tenggara. begitu pula dengan benua lain seperti benua Amerika.

Awal terbentuknya Samudera besar di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah
perpisahan (partisi pangea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk
180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan
Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat
dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses
untuk menjadi "pangea" selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan
hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti
sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).
Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling terhubung, maka
saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis
yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire" atau cincin api yang melingkar dari Peru,
terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los angeles),
Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia
baru

dari berbagai sumber


Sejarah terbentuknya benua dan samudra | Proses Terbentuknya benua dan samudra |
Fakta-fakta teori wagener | benua dan samudra memiliki proses-proses dalam
pembentukannya dan memiliki fakta-fakta ,  benua terdiri atas 6 dan samudra terdiri atas
4  diantara  benua-benua dan samudra-samudra tersebut memiliki proses-proses dalam
pembentukannya yang telah lama terjadi yang membuat proses terbentuknya benua dan
samudra sulit untuk diketahui tetapi ada seorang ahli yang memiliki teori tentang proses
terbentuknya benua dan samudra yang sampai saat ini hanya dia yang mampu
menggambarkan proses terbentuknya benua dan samudra ini, Untuk lebih jelasnya
tentang Sejarah Proses terbentuknya benua dan samudra dan siapakah yang
mengemukakan teorinya tentang proses terbentuknya benua dan samudra sebagai
berikut....
Benua adalah hamparan daratan yang sangat luas yang pada bagian tengahnya bersifat
kering karena tidak mendapat pengaruh dan angin laut yang basah dan lembab. Benua
dibatasi (dikelilingi oleh samudra). Sedangkan pulau adalah daratan yang relativ sempit
dan dikelilingi oleh laut.
Pengertian samudra adalah hamparan air asin yang mengelilingi daratan atau benua.
Hamparan air asin yang relatif sempit disebut laut.

SEJARAH PROSES TERBENTUKNYA BENUA DAN SAMUDRA


Proses Terbentuknya Benua dan Samudra antara lain sebagai berikut.... 
Benua dan samudra terbentuk melalui proses yang sangat panjang. Dahulu bentuk
benua dan samudra tidak seperti sekarang ini. Setelah melalui proses yang panjang maka
terbentuklah benua seperti pada saat in Bagaimanakah benua dan samudra terbentuk? Ada
seorang ilmuwan asal Jerman yang bernama Alfred Wagener yang mengemukakan teori
tentang pembentukan benua. Menurut Alfred Wagener, sebelum zaman Carbon (+ - 300
juta tahun yang lalu), semua benua yang ada sekarang ini tergabung menjadi satu yang
disebut Benua Pangea. Benua Pangea kemudian terpecah menjadi dua benua, yaitu
Benua Laurasia (di bagian utara) dan Benua Gondwana (di bagian selatan). Proses
pecahnya benua Pangea ini terjadi sekitar 135 juta tahun lalu. Selanjutnya Benua Laurasia
bagian barat bergerak ke utara menjauhi benua Gondwana yang akhirnya membentuk
benua Benua Amerika Utara. Sedangkan Benua Gondwana di selatan terpecah
menjadi beberapa benua, yaitu sebagai berikut.

1) Bagian barat bergeser tents ke arah barat menjadi Benua Amerika Selatan.
2) Bagian timur bergerak ke timur menjadi Benua Afrika.
3) Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak ke arah timur laut dan menjadi
India.
4) Satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak kearah timur laut,
dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan Amerika
Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling selatan yang
bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dan bagian selatan yang bergerak
ke timur laut menjadi Benua Australia.

Teori Wagener disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didasarkan pada
fakta-fakta sebagai berikut.
a. Lekukan atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika Utara, dan Amerika Selatan dengan
pantai barat Eropa dan Afrika hampir sama.
b. Daratan Tanah Hijau (Greenland) menjauh dan Eropa sejauh +- 36 centimeter setiap
tahun.
c. Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika menunjukkan persamaan
sifat.
d. Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.
Posisi Benua dan Samudra
Dengan cara membaca peta dunia atau globe, kalian dapat menjelajahi benua. Pada peta
dunia kalian akan melihat simbol warna seperti warna hijau, cokiat, kuning, putih dan
biru. Benua-benua yang ada di dunia terdiri atas 6 benua dengan 1 benua tidak dthuni
secara permanen. Benua-benua tersebut mempunyai luas yang berbeda.

Tabel Luas Benua


No Benua Luas Km2
1. Afrika 30.295.000
2. Eropa 27.273.272
3. Australia 7.683.300
4. Antartika 13.200.000
5. Asia 44.180.000
6. Amerika 42.887.680
  Benua yang tidak dihuni adalah Benua Antartika karena daerahnya terlalu dingin dan
selalu bersaiju. Benua mi hanya digunakan oleh para peneliti. Benua-benua ini dipisahkan
oleh massa air yang luas, tetapi ada beberapa benua yang pemisahannya sebagai berikut.
a. Benua Asia dan Eropa bersatu, sehingga batas benua tersebut adalah pegunungan Ural,
Laut Kaspia, dan Laut Hitam.
b. Benua Asia dan Afrika bersatu sehingga batas benua tersebut adalah terusan Suez dan laut
merah. Terusan Suez adalah terusan yang digali untuk memperpendek jarak dan
menghubungkan Laut Mediterranean dan Laut Merah.
Bagaimanakah Samudranya?
      Lapisan air ini dapat mengisi cekungan di daratan maupun di lekukan yang besar di
permukaan bumi. Lapisan air yang menyelimuti lekukan-lekukan permukaan bumi
tersebut membentuk massa air luas yang dikenal dengan samudra atau lautan dan massa
air yang sempit disebut dengan laut. Rasa air asin disebabkan oleh air hujan yang
mengalir di daratan membawa unsur kimia terutama NaC1 (Natrium Kiorida) ke laut. Di
laut terjadi arus dan gelombang, sehingga Na Cl diaduk oleh arus laut dan gelombang dan
terjadi reaksi, sehingga rasa air laut menjadi asin. Jadi perbedaan antara perarian laut dan
perairan daratan adalah rasa asin.
Jumlah air laut jauh lebih banyak dari pada air daratan. Luas samudra mencapai 71% dari
seluruh air di permukaan bumi, sedangkan luas daratan hanya 29%. 
Massa air hanya menutupi permukaan bumi sebesar dalam bentuk samudra, laut, selat
dan teluk. Bentuk massa air ini disebut denan perairan laut. Perairan laut yag besar yang
dikenal dengan samudra tersebar pada 4 samudra antara lain : Samudra Pasifik, Samudra
Artik, Samudra Atlantik, Samudra Hindia,
,,
Tabel : Luas Samudra di Permukaan Bumi
No. Benua Luas Km2
1. Hindia termasuk laut disekitarnya 74.900.000
2. Artik termasuk laut disekitarnya 13.100.000
3. Atlantik termasuk laut disekitarnya 93.400.000
4. Pasifik termasuk laut disekitarnya 179.700.000

 Sekian dari Sejarah Terbentuknya Benua dan Samudra, Sejarah Terbentuknya samudra,

3.4.3 Menjelaskan sejarah kehidupan bumi berdasarkan geologi

Sejarah Pembentukan Bumi Berdasarkan Zaman


Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba, Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan
masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi
protokontinen. Batuan masa ini   ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut
kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi kerakbumi terbentuk
setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic /
Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup
mas itu tentunya mirip dengan lingkungan disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal
terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam
samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan
adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.

Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)


Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal
terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari
organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes).  Enkaryotes
ini akan menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti
ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai
sebagai fosil sejati pertama.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-
Kambrium.
Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana,
dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan
berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai
pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon,
Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal
Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa,
Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang
paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti
Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut)
dan Bryozona.
Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari
mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai
menyebar. Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini.
Gondwana dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di
antaranya.
Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.
Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku).
Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang
mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung.
Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia
dan Pantai Amerika Utara
Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan
darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan
ke daratan masih terus berlanjut selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak
menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama
kalinya. Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara
dan Tanah Hijau (Green Land).
Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa
muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-
rawa pembentuk batubara. Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk
satu masa daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai
bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim tropis
menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan sebagai
batubara.
Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo
primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan
kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es
menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan
menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di
bagian utara bumi.
Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman
ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai
berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang
hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan
Konifer menyebar. Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di
bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat jumlahnya.
Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus
merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati
pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang. Tumbuhan Konifer
menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini.
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika
Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
zaman ini merupakan zaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic
Park.
Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini. Mamalia berari-ari
muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus,
Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai
berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang mulai muncul. India
terlepas jauh dari Afrika menuju Asia. zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan
biantang-binatang raksasa.
Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan
burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut
sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang.
Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi
tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling
berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,8
juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala
Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial
sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula
Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya Di antara 4 jaman es
ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih hangat.
Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada
Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala
Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan
fauna yang hidup sekarang.
Kesimpulan :
Planet kita diperkirakan mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu. Sejak itu penampilan
aslinya hampir tidak pernah berubah. bumi ini cocok untuk menciptakan dan
mengembangbiakkan bentuk kehidupan sejak pertama kali terbentuk. Tim peneliti barat
menolak teori tentang bumi seluruhnya diselubungi samudera sebelum spesies laut pertama
menginjak daratan.
Sejarah bumi berdasarkan masa/zama terdiri dari:
 Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
 Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
 Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
 Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
 Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
 Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
 Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
 Zaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
 Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
 Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
 Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
 Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)

Sejarah Bumi
Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4 600 000
000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan
matahari sebagai pusatnya.
Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan
munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada
1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak.
- :) “Lah dhe, trus 2 milyar tahun itu ngapain aja ?”
Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai
berevolusi …. (mm sik sik … sebaiknya aku sebut berubah dulu deh. Kalau denger kata
evolusi nanti ada yg ngga stuju :).
Perkembangan perubahan tetumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku),
Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga).
Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia,
reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia. ….. (wupst !
kebablasan ! Soale mesti ada yg maunya kesana kan ?)
Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman dengan nama-nama khususnya. Misal
Jaman Batu, Jaman Majapahit, Trus ada yang membagi lagi dengan Kala, Masa dan
sebagainya. Dalam ilmu geologi juga mirip. Ada yg disebut “jaman“, “kala“, “periode” dan
sebagainya.

Kalender Geologi dapat dilihat seperti dibawah ini :

Skala Waktu Geologi


 
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-Kambrium.
Nah sekarang apa saja yg dipercaya oleh ahli geologi, apa yg terjadi dengan mahluk hidup
pada masa-masa itu.
Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozpoikum artinya Masa Kehidupan Purba
Masa Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan
kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan
masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut
kraton/perisai benua.
Coba perhatikan, masa ini adalah masa pembentukan kerakbumi. Jadi
kerakbumi terbentuk setelah pendinginan bagian tepi dari “balon bumi”
(bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang menyebabkan gempa itu
terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup mas itu tentunya mirip dengan lingkungan
disekitar mata-air panas.
Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga merupakan awal
terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif di dalam
samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah ditemukan
adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000 tahun.
Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya masa kehidupan awal.
Masa Proterozoikum merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini
kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
(enkaryotes dan prokaryotes).
Kalau istilah-istilah ini dipelajari di ilmu biologi, mestinya di SMP sudah diajari kan ?
Enkaryotes ini bakal menjadi tumbuhan dan prokaryotes nantinya bakal menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti
ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai
sebagai fosil sejati pertama.
Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai masa Pra-
Kambrium.
Jaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria” nama latin untuk daerah Wales di Inggeris sana,
dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari.
Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan
berada di lautan. Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai
pelindung.
Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah, Alga, Cacing, Sepon, Koral,
Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit).
Sebuah daratan yang disebut Gondwana (sebelumnya pannotia) merupakan cikal bakal
Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa,
Amerika Utara, dan Tanah Hijau masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
Jaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang
paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti
Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut)
dan Bryozona.
Koral dan Alaga berkembang membentuk karang, dimana trilobit dan Brakiopoda mencari
mangsa. Graptolit dan Trilobit melimpah, sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai
menyebar.
Meluapnya Samudra dari Zaman Es merupakan bagian peristiwa dari zaman ini. Gondwana
dan benua-benua lainnya mulai menutup celah samudera yang berada di antaranya.
Jaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai
muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking
raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman
ini dan
banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung.
Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia
dan Pantai Amerika Utara
Jaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan
dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif
sebagai pemangsa di dalam lautan. Serbuan ke daratan masih terus berlanjut
selama zaman ini. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan.
Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama
kalinya.
Samudera menyempit sementara, benua Gondwana menutupi Eropa, Amerika Utara dan
Tanah Hijau (Green Land).
Jaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air.
Serangga raksasa muncul dan ampibi meningkat dalam jumlahnya.
Pohon pertama muncul, jamur Klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda
tumbuh di rawa-rawa pembentuk batubara.
Pada zaman ini benua-benua di muka bumi menyatu membentuk satu masa
daratan yang disebut Pangea, mengalami perubahan lingkungan untuk
berbagai bentuk kehidupan. Di belahan bumi utara, iklim
tropis menghasilkan secara besar-besaran, rawa-rawa yang berisi dan sekarang tersimpan
sebagai batubara.
Jaman Perm (290 -250 juta tahun lalu)
“Perm” adalah nama sebuah propinsi tua di dekat pegunungan Ural, Rusia.
Reptilia meningkat dan serangga modern muncul, begitu juga tumbuhan konifer dan Grikgo
primitif. Hewan Ampibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman perm diakhiri dengan
kepunahan micsa dalam skala besar, Tribolit, banyak koral dan ikan menjadi punah.
Benua Pangea bergabung bersama dan bergerak sebagai satu massa daratan, Lapisan es
menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia dan Afrika, membendung air dan
menurunkan muka air laut. Iklim yang kering dengan kondisi gurun pasir mulai terbentuk di
bagian utara bumi.
Jaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara amonit menjadi umum.
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman
ini. Reptilia menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai
berkembang. Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis reptilia yang
hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan
Konifer menyebar.
Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di bagian selatan mencair
dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.

Jaman Jura (210-140 juta tahun lalu)

 
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat
jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam
lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam
ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi
dan banyak jenis buaya berkembang.
Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu
ini.
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika
Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
Jaman ini merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic
Park.
Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.
Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus,
Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia
dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang
berlainan.
Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia.
Jaman ini adalah jaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan
burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut
sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang.
Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi
tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling
berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen.Kala Plistosen mulai sekitar 1,8
juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala
Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial
sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula
Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya
Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih
hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus)
muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada
Kala Holosen.
Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang
hidup sekarang.
Nah kalau semua diatas tadi digambarkan secara grafis dapat dilihat seperti dibawah ini:

Perhatikan bumi terbentuk 4 milyar tahun lalu. Tetapi kehidupan baru muncul semilyar tahun
lalu. Bahkan "manusia purba" adanya baru 2 juta tahun lalu .
Zaman Arkaeikum (zaman tertua)
Bumi di zaman ini berlangsung sangat lama dan diperkirakan lebih dan 2.500 juta tahun.
Pada zaman Arkaeikum bumi masih dalam proses pembentukan dan keadaannya masih
sangat labil. Saat itu bumi masih berupa bulatan bola gas yang sangat panas dan belum
tampak adanya tanda-tanda kehidupan.
Zaman Palaeozoikum (zaman kehidupan tua)
Zaman Palaeozoikum berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. keadaan bumi masih belum
stabil. namun suhu bumi mulai dingin. Iklim selaiu berubah-ubah dengan curah hujan yang
sangat lebat. Tanda-tanda kehidupan pada zaman ini mulai terlihat dengan munculnya
mikroorganisme, adanya binatang-binatang kecil yang diduga tidak bertulang belakang. Ikan.
rerumputan, dan berbagai jenis ganggang. Kehidupan yang telah ada pada zaman mi dapat
diteliti karena ditemukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan purba yang telah menjadi batu. biasa
disebut fosil. Fosil ini tersebar di hampir seluruh dunia dan banyak juga ditemukan di
bebatuan di dalam laut.
Zaman Mesozoikum (zaman kehidupan pertengahan)
Zaman Mesozolkum berlangsung kurang loebih 150 juta tahun yang lalu. lklim sudah Iebih
bersahabat, dan hujan mulai mereda. Pada zaman Mesozoikum, keadaan alam mulai berubah
dengan tanah yang semakin kering. Ada beberapa binatang yang tetap bertahan hidup walau
ada juga yang punah. Kehidupan hewan seperti ikan banyak yang berubah tetapi, ada jenis
yang tetap bisa bertahan hidup walau berada di tanah. Beberapa hewan amphibi menjelma
menjadi besar, kulit telurnya mengeras dan hewan ini sudah mulai berada di darat. Inilah
permulaan munculnya binatang reptil. Jenis reptil yang ada pada zaman Mesozoikum
bentuknya besar-besar. contohnya dinosaurus, brontosaurus, dan tyrannosaurus. Di samping
reptil berbentuk besar yang hidup di darat. beberapa jenis burung juga sudah ada di zaman
ini. Pada zaman Itu ada corak kehidupan yang unik yaitu jokken moddinger merupakan
timbunan sampah dapur yang terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra berupa sampah dan
kulit siput dan kerang..
Zaman Neozoikum (zaman kehidupan baru)
Zaman Neozoikum diperkirakan berlangsung selama 70 juta tahun yang lalu. Zaman ini
terbagi menjadi dua yaitu, Zaman Tersier dan Zaman Kwarter.
a. Zaman Tersier
Zaman ini disebut juga zaman ketiga. Zaman Tersier terbagi menjadi beberapa masa
seperti Paleosen. Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman ini jenis monyet
berukuran besar sudah mulai ada dan diperkirakan hidup dengan memakan dedaunan.
Mungkin jenis monyet ini berasal dan Afrika, ketika benua itu masih subur dan sejuk
serta masih menyatu dengan benua Asia. Binatang ini kemudian menyebar ke wilayah
Asia dan meneruskan perjalanannya ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Keturunannya
masih terlihat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Pada masa Pliosen, muncul
jenis gorilla yang besar, dlsebut Giganthropus (kera manusia raksasa). Binatang ini pada
sekitar 10 juta tahun yang lalu banyak terlihat di Pegunungan Himalaya dan di India
Utara. Bersamaan dengan berubahnya keadaan bumi, binatang ini menghilang. Selain tu
terdapat Australopithecus, artinya manusia kera dari Selatan, tanda peninggalannya
ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sementara itu ditemukan juga hewan
bertulang belakang yang disebut Athrocotherius dan Choeromous merupakan jenis babi
hutan yang biasa hidup di Asia. Bekas-bekas binatang ini banyak ditemukan di
Kalimantan sehingga dapat disimpulkan, bahwa pada masa Pliosen ternyata Pulau
Kalimantan masih bersatu dengan daratan Asia.
b. Zaman Kwarter (zaman keempat)
Sejak 600 nibu tahun yang lalu, dunia memasuki Zaman Kwarter atau disebut Zaman
Keempat. Zaman ini terbagi menjadi dua kala, yaltu Kala Pleistosen (Dilluvium) dan
Kala Holosen (Alluvium).
 Kala Pleistosen: Sejarah berlangsungnya alam semesta lebih panjang bila
dibandingkan dengan sejarah umat manusia. Manusia prasejarah diperkirakan muncul
pertama kali pada Kala Pleistosen, kira-kira tiga juta tahun yang lalu. Manusia
prasejarah (pra-aksara), adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Pada
masa Pleistosen terjadi pencairan es (glasiasi) berkali-kali. Kala Pleistosen
berlangsung sampai 10.000 tahun yang lalu. Pada masa itu benua Amerika, Eropa,
dan Asia tertutup es sehingga disebut masa glasial (zaman es). Peristiwa turun
naiknya es terjadi beberapa kali pada Kala Pleistosen. Masa antar-glasial, yaitu waktu
suhu bumi kemball naik yang menyebabkan lapisan es menjadi mencair, sementara
gletser kembali ke tempat semula. Ketika iklim menjadi panas, lapisan es mencair
hingga mencapai daerah yang sekarang disebut wilayah tropis. Masa itu disebut
sebagai masa pluvial (masa hujan). Masa berlangsungnya pluvial dan antar-pluvial di
Asia, khususnya di Indonesia, belum diketahui dengan jelas. Bentuk tubuh manusia
selalu harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan alam yang terjadi. Meskipun
kemampuan akal dan fisik masih terbatas, manusia harus mempertahankan hidupnya
dengan mengoptimalkan daya kerja akal. Mereka harus mencari makan dengan
mengandalkan kemampuan fisik dan peralatan yang masih sederhana. Sementara itu
letusan gunung berapi dan banjir yang silih berganti kerap meninggalkan lapisan
tanah yang subur yang berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Hewan berbulu
tebal yang hidup pada Kala Pleistosen seperti mammoth tetap berada di daerah
bersuhu dingin. Sementara itu hewan yang berbulu tipis akan bergeser ke daerah yang
suhunya lebih panas, daerah tropis seperti Pulau Jawa, Sulawesi, dan Filipina (dengan
melintasi Malaysia) merupakan tempat yang dipilih hewan-hewan berbulu tipis. Ada
juga hewan-hewan berbulu tipis yang melintas ke Formosa, ke Filipina. Kalimantan,
Jawa, dan Sulawesi. Dua jalan penyeberangan hewan in, menurut para ahli dibatasi
dengan Garis Wallace yang membujur antara Selat Makassar dan Selat Lombok. Pada
Kala Pleistosen Akhir, atau yang disebut Kala Holosen, banyak gletser mencair
sehingga permukaan air laut naik.  Kala Holosen dimulal sejak 10.000 tahun lalu
hingga kini Pada Kala Holosen in tingkat kemahiran manusia semakin berkembang.
Manusia dapat dibedakan dari hewan karena memiliki akal dan berkembang secara
bertahap sesuai dengan perkembangan pola pikirnya. Manusia mulai menetap di gua-
gua, lalu mencari makan dengan berburu dan bercocok tanam.
 Kala Holosen: Pada Kala Holosen, lapisan es di wilayah Kutub Utara diperkirakan
berangsur-angsur menipis yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Tanah-
tanah yang berada di dataran rendah seperti di Paparan Sunda dan Paparan Sahul,
menjadi tergenang air dan membentuk laut yang dangkal. Dataran yang letaknya
tinggi lama-kelamaan menjadi pulau-pulau di wilayah Nusantara. Saat itu Homo
Sapiens (manusia yang mulal menggunakan otaknya) diperkirakan mulai hidup di
bumi. Manusia yang hidup di Kala Holosen diperkirakan telah menggunakan alat
bantu untuk mencari makan dan mempertahankan hidupnya dari serangan binatang
buas. Alat-alat bantu ini masih sangat sederhana dan mungkin masih mendekati
bentuk bahan aslinya. Alat-alat bantu tersebut di antaranya, adalah: Batu gumpal-
gumpal (kerakal atau serpihan batu besar) yang terdapat dl sekitar sungal atau
gunung. Batu gumpal-gumpal berfungsl untuk menumbuk makanan atau benda.
Batuan tersebut dikenal dengan istilah core-tools. Alat-alat bantu yang terdiri dari
batu, kayu, tulang, atau tanduk. Alat-alat tersebut dibuat dengan cara dipukul-pukul
untuk mendapatkan bentuk yang Iebih balk. Ada sisi yang dibuat menjadi tajam yang
gunanya untuk mengiris binatang buruan. Alat ini digolongkan sebagai kapak
walaupun bentuknya masih sangat sederhana. Contoh. kapak perimbas monofaslal
dan penetak bifasial. Alat-alat bantu yang terbuat dari gumpalan batu atau kerakal.
Berbeda dengan core-tools, alat ini mempunyai bentuk lebih sempurna, lebih kecil,
dan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih ringan. Misalnya. digunakan untuk
memotong daging atau membelah tulang. Alat ini terbuat dari gumpalan batu yang
ditempa dengan alat semacam martil, kemudian salah satu sisi batu dipangkas dengan
menggunakan pahat tulang.
Pasca Kala Pleistosen dan Kala Holosen, manusia masih memenuhi kebutuhan pangannya
dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan, seperti umbi-umbian, kerang dan
Iain-lain. Kehidupan seperti ini diperkira kan muncul sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi.
Pada masa ini manusia sudah bisa membuat gerabah sebagai ba rang penunjang kehidupan
sehari-hari, walaupun bentuknya sangat sederhana. Mereka juga membuat perhiasan dengan
desain yang beraneka ragam. Dalam kehidupan social susunan tugas dalam masyarakat mulai
tertata sesuai jenls kelamin. Kaum lelaki berburu sedangkan kaum perempuan
mengumpulkan makanan. Kehidupan spiritual juga sudah terlihat, terutama dalam upacara
pemujaan arwah nenek moyang. Kemudian secara perlahan kehidupan bercocok tanam mulai
berkembang. terutama di wilayah Asia Tenggara.

Pertemuan 3
Berikut ini merupakan pembahasan tentang rotasi bumi, revolusi bumi, pengertian rotasi
bumi, pengertian revolusi bumi, akibat rotasi bumi, akibat revolusi bumi, akibat dari rotasi
bumi, akibat dari revolusi bumi, pengaruh rotasi bumi, dampak rotasi bumi, putaran bumi,
pengaruh revolusi bumi, dampak revolusi bumi, akibat terjadinya rotasi bumi, gerak semu
harian matahari, gerak semu tahunan matahari, kecepatan rotasi bumi, perputaran bumi, kala
revolusi bumi, perputaran bumi mengelilingi matahari, dan penyebab rotasi bumi.

Pengertian Rotasi Bumi


Bumi melakukan dua rotasi sekaligus, yaitu rotasi terhadap sumbunya dan rotasi terhadap
Matahari (disebut revolusi Bumi). Kamu tidak dapat merasakan rotasi Bumi ini karena
adanya gaya gravitasi Bumi.
Arah rotasi Bumi adalah dari barat ke timur. Waktu yang diperlukan Bumi untuk melakukan
rotasi pada sumbunya yaitu 1 hari atau 23 jam 56 menit 4,09 detik, kemudian dibulatkan
menjadi 24 jam.
Rotasi Bumi menyebabkan berbagai peristiwa. Di antaranya adalah menyebabkan terjadinya
siang dan malam, gerak semu harian benda langit, terjadi pemepatan bentuk Bumi di daerah
kutub dan penggembungan di daerah ekuator, pembelokan arah angin, menyebabkan
terjadinya perbedaan waktu untuk tempat-tempat yang berbeda derajat bujurnya.
Pengertian Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah gerak Bumi mengelilingi Matahari. Periode (Kala) revolusi Bumi
adalah 1 tahun, yaitu 365,25 hari atau 365 ¼ hari.
Revolusi Bumi menyebabkan beberapa peristiwa yaitu gerak semu Matahari, pergantian
musim, perubahan lamanya siang dan malam, dan terlihatnya rasi bintang yang berbeda-
beda dari bulan ke bulan.

Bumi merupakan salah satu planet di tata surya kita ini. Dimana pada tata surya tersebut
planet-planet lain yang terdiri dari Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus berputar mengelilingi matahari sehingga membentuk suatu sistem tata surya. Selain
berputar mengelilingi matahari, planet-planet tersebut juga berputar pada porosnya.
Bumi pun berputar mengelilingi matahari dan juga berputar pada sumbunya. Perputaran
tersebut disebut dengan Rotasi Bumi dan Revolusi Bumi. Berikut penjelasannya :

Rotasi Bumi
Rotasi Bumi

Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Kala rotasi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh suatu benda untuk berputar pada porosnya. Sekali berotasi bumi memerlukan
waktu 23 jam 56 menit atau 24 jam kurang 4 menit. inilah yang menyebabkan adanya tahun
kabisat dimana perbedaan waktu 4 menit tersebut membuat jumlah hari pada bulan februari
ditahun kabisat berjumlah 29 hari.
Bagaimana tanda-tanda adanya rotasi? Tanda-tanda adanya rotasi dapat kita lihat dengan
adanya pergerakan bulan dan matahari. Bulan yang tadinya misalkan ada disebelah Timur
beberapa jam kemudian tepat berada diatas kepala kita. Hal ini menunjukan bahwa bumi
berputar.

Akibat Rotasi bumi :


A. Pergantian Siang dan Malam
Matahari memancarkan cahaya kearah bumi, namun bentuk bumi yang bulat dan cahaya
matahari yang bergerak lurus maka menyebabkan pancaran sinar matahari yang tidak
merata, sehingga menimbulkan bagian bumi yang terang pada bagian depan yang
berhadapan langsung dengan matahari dan bagian gelap yang berada dibelakang bumi. Hal
ini menyebabkan siang ( bagian terang bumi ) dan malam (bagian gelap bumi).
B. Perbedaan Waktu di Berbagai Tempat di Bumi

Adanya Bagian gelap terang akibat bentuk bumi yang bulat dan arah sinar matahari
Dengan adanya bagian gelap terang pada bumi, yang menjadi bagian siang dan malam
maka timbullah perbedaan waktu. Yang bagian terang sedang mengalami waktu siang hari
sedangkan pada bagian gelap mengalami malam hari. Selain itu juga, untuk memudahkan
pembagian waktu maka waktu dibagi berdasarkan dengan garis bujur dengan titik
pusatnya di Greenwich (GMT 0) . Greenwich adalah kota di London Inggris yang dilalui
garis bujur 0 derajat. dan setiap pergeseran 15 derajat dari Greenwich maka akan berbeda
satu jam ( GMT +1 disetiap 15 derajat). 15 Derajat ini diperoleh dari 360 derajat dibagi 24
(jumlah waktu dalam jam). Indonesia sendiri memiliki perbedaan waktu 7 jam ( GMT +7
pada WIB), 8 Jam (GMT +8 pada WITA) dan 9 Jam (GMT +9 pada WIT) dari
Greenwich, London, Inggris.
C. Peredaran Semu Harian Matahari
Peredaran Semu harian matahari adalah pergerakan matahari seolah-olah mengelilingi
bumi. Pergerakan semu ini membuat matahari yang tadinya ada disebelah timur kemudian
beberapa jam kemudian berada disebelah atas kita. Itulah yang disebut dengan peredaraan
semu matahari.
D. Perbedaan Percepatan Gravitasi
Karena perputaran bumi (rotasi bumi) maka akan menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal sendiri terjadi akibat perputaran suatu benda dan semakin besar jari-jari rotasi
suatu benda maka akan semakin besar gaya sentrifugalnya. Gaya sentrifugal ini akan
mengakibatkan bumi pepat di bagian kutub (garis tengah bumi bagian kutub lebih kecil
dibanding garis tengah bumi bagian katulistiwa). Perbedaan garis tengah ini
mengakibatkan percepatan gravitasi bumi berbeda, sesuai hukum Newton tentang
gravitasi.
E. Pembelokan Arah Mata Angin
Seperi yang kita ketahui bahwa udara bergerak dari daerah yang bertekanan rendah
kedaerah yang bertekanan tinggi. Inilah yang membuat terjadinya angin (pergerakan
udara). Namun, karena adanya gaya semua yang timbul akibat rotasi bumi dan gerak
benda relatif terhadap bumi (gaya Coriolis) maka angin pun berbelok sehingga tidak sama
persis bergerak kearah gradien tekanan.

Revolusi Bumi
Revolusi Bumi - bumi terlihat miring 
Revolusi bumi adalah perputaran bumi mengelilingi matahari. Sekali berevolusi, bumi
memerlukan waktu 365 hari
4 jam 9 menit 10 detik atau sering disebut satu tahun pada penanggalan masehi.
Adanya revolusi bumi ini tida dapat kita rasakan namun dapat kita lihat dengan adanya:

A. Perbedaan Lama Siang dan Malam Hari


Pernahkah anda mendengar didaerah dekat kutub siang lebih cepat dari malam ataupun
sebaliknya? Perbedaan lama siang dan malam hari pada setiap bagian bumi memang
berbeda. Hal ini terjadi karena saat berevolusi posisi bumi tidak tegak lurus dan selalu
berubah atau miring. Pada saat miring ini, terkadang bagian kutub utara miring ke arah
matahari, inilah yang menyebabkan bagian kutub utara mengalami siang lebih lama.
Karena posisi kutub Utara yang lebih condong kematahari. Sedangkan kutub selatan maka
arahnya akan membelakangi matahari. Inilah yang menyebabkan lama malamnya lebih
lama. Begitu pun dengan sebaliknya.
B. Gerak Semu Tahunan Matahari
Karena posisi bumi yang tidak lurus terhadap bidang ekliptika akibat revolusi bumi
terhadap matahari maka matahari seolah-olah bergerak tidak lurus. Tidak lurus yang
dimaksud disini adalah tidak tepat terbit dari timur-ke barat melainkan agak melenceng.
Misalkan tenggelam dibarat daya ataupun terbit di timur laut.
C. Perubahan Musim
Karena Posisi bumi yang tidak tegak lurus melainkan agak miring. Maka
menyebabkan Pada 23 September sampai dengan 21 Maret kedudukan matahari berada di
belahan bumi selatan dan kedudukan bumi posisinya lebih dekat ke matahari. Sehingga
menyebabkan di belahan bumi bagian selatan mengalami musim panas dan siang hari
lebih lama daripada malam hari. Sedangkan, pada tanggal yang sama di belahan bumi
bagian utara, seolah-olah berada pada posisi jauh dari matahari sehingga dengan
sendirinya di utara mengalami musim dingin dan malam hari lebih panjang daripada siang
hari.
D. Perubahan Rasi Bintang
Perubahan rasi bintang ini terjadi karena revolusi menyebabkan kemiringan bumi dan
menyebabkan si pengamat setiap harinya berada pada posisi yang berbeda. Sehingga si
pengamat tersebut melihat rasi bintang yang berbeda setiap tahunnya.
E. Penanggalan Kalender Masehi
Penganggalan kalender masehi ini di sempurnakan oleh Julius Caesar dari kekaisaran
Roma. Kalendar ini berdasarkan perputaran bumi mengelilingi matahari. Yaitu 365 hari.
Gambar: Rotasi dan Revolusi Bumi

4 Kedudukan Bumi
Ketika berevolusi, Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika, melainkan miring
dengan arah yang sama dan membentuk sudut 23,5°. Oleh karena itu terdapat empat
kedudukan Bumi pada orbitnya, yaitu sebagai berikut;
a. Tanggal 21 Maret sampai dengan 21 Juni. 
Kutub utara Bumi makin condong ke arah Matahari, sedangkan kutub selatan Bumi makin
condong menjauhi Matahari. Akibatnya, belahan Bumi utara mengalami musim semi,
sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim gugur.
b. Tanggal 21 Juni sampai dengan 23 September. 
Kutub selatan menjauhi Matahari, sedangkan kutub utara makin dekat dengan Matahari.
Matahari tidak terbenam selama 24 jam di kutub utara, sedangkan kutub selatan tetap
malam sepanjang hari.
Akibatnya, belahan Bumi utara mengalami musim panas, sedangkan belahan Bumi selatan
mengalami musim dingin.
c. Tanggal 23 September sampai dengan 22 Desember. 
Belahan Bumi utara mengalami siang lebih lama daripada malamnya, sedangkan di kutub
selatan sebaliknya. Kutub utara Bumi condong menjauhi Matahari sehingga mengalami
musim gugur, sedangkan kutub selatan makin condong ke Matahari sehingga mengalami
musim semi.
d. Tanggal 22 Desember sampai dengan 21 Maret. 
Kutub selatan makin condong ke arah Matahari sehingga mengalami musim panas.
Sebaliknya, kutub utara mengalami musim dingin karena letaknya makin jauh dari
Matahari.
Belahan Bumi Belahan Bumi
Waktu
Utara Selatan
21 Maret – 21 Musim semi Musim gugur
Juni Musim panas Musim dingin
21 Juni – 23 Sep Musim gugur Musim semi
23 Sep – 22 Des Musim dingin Musim panas
22 Des – 21
Maret
Perubahan kedudukan Bumi terhadap orbitnya mengakibatkan terjadinya pergantian musim
seperti yang dijelaskan di atas. Perbedaan musim di belahan Bumi dirangkum pada Tabel di
atas.
Diagram: Gerak Semu Tahunan Matahari
Kedudukan Matahari setiap tahunnya seolah-olah bergeser dari katulistiwa (21 Maret) ke
garis balik utara, yaitu 23,5° LU (21 Juni), kemudian kembali ke katulistiwa (23
September), menuju ke garis balik selatan 23,5° LS (22 Desember) dan akhirnya kembali
lagi ke katulistiwa (21 Maret). Gerak inilah yang disebut gerak semu tahunan Matahari.

Pengertian Rotasi Bumi


Rotasi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi sumbunya atau porosnya dari arah barat
ke timur. Lamanya rotasi bumi disebut kala rotasi yaitu selama 23 jam 56 menit 4 detik
(disebut satu hari).

Akibat Rotasi Bumi


Akibat perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) maka akan terjadi beberapa peristiwa
di bumi yaitu :
1). Terjadinya siang dan malam
Bagian bumi yang menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan
mengalami siang, sebaliknya bagian bumi yang membelakangi matahari akan
mengalami malam, dan hal ini terjadi secara bergantian yaitu panjang waktu siang dan
malam rata-rata 12 jam. Perbedaan waktu siang dan malam akan menjadi lebih besar
pada tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa.
2). Terjadinya perbedaan waktu diberbagai tempat di muka bumi
Orang-orang yang berada disebelah timur akan mengalami matahari terbit dan terbenam
lebih dahulu. Hal ini dikarenakan bumi berputar dari arah barat ke timur. Daerah yang
berada pada sudut 15 derajat lebih ke timur akan melihat matahari terbit lebih dahulu
selama 1 jam, maka jika di Nusa Tenggara Barat matahari telah terbit, maka kita di
Jakarta baru melihat matahari terbit satun jam setelahnya. Atau jika di Nusa Tenggara
Barat pukul 06.00 WITA, maka di Jakarta baru pukul 05.00 WIB.
3). Gerak semu harian bintang
Akibat rotasi bumi maka kita yang ada di bumi melihat seolah olah mataharilah yang
bergerak berputar dari timur kebarat mengelilingi bumi. Padahal yang terjadi
sebenarnya adalah matahari tidak bergerak, tetapi bumilah bergerak berputar
mengelilingi matahari dari barat ke timur. Gerak yang tidak sebenarnya ini dinamakan
gerak semu harian bintang. Disebut gerak semu harian karena kita dapat mengamatinya
setiap hari atau setiap saat.
4). Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
Pengertian Revolusi Bumi

Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan
akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain
perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi
berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah yang
sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang
menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.

Pengaruh Revolusi Bumi


1. Perbedaan Lama Siang dan Malam
Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika
menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.
Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September
- Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari.
- Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.
- Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan.
- Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar
kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.
- Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.
- Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di
khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke utara.

Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret


- Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi
matahari.
- Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.
- Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.
- Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah di sekitar
kutub selatan mengalami siang 24 jam.
- Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.
- Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember.
Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke selatan.

Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember


- Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.
- Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.
- Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.
- Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.

2. Gerak Semu Tahunan Matahari


Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember – 21 Juni) dan
pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21
Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut demikian karena sebenarnya
matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.

3. Perubahan Musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah musim
semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel musim pad
waktu dan daerah tertentu di belahan bumi

Musim-musim dibelah bumi utara


Musim semi : 21 Maret – 21 Juni
Musim panas : 21 Juni – 23 September
Musim gugur : 23 September – 22 Desember
Musim Dingin : 22 Desember – 21 Maret

Musim-musim dibelah bumi selatan


Musim semi : 23 September – 22 Desember
Musim panas : 22 Desember – 21 Maret
Musim gugur : 21 Maret – 22 Juni
Musim Dingin : 21 Juni – 23 September

4. Perubahan Kenampakan Rasi Bintang


Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola
tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang
berdekatan. Karena letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi
seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces,
Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain
Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang
yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita
hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya
revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.

5. Kalender Masehi
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap
tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat
tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari
ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun
kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai