Pertemuan 1
3.4.1 Proses Terbentunya Bumi
Sejarah : Proses Terbentuknya Bumi| Bumi merupakan tempat seluruh makhluk hidup,
tapi tahukah anda proses terbentuknya bumi ?.Lihat saja informasi berikut ini mengenai
proses terbentuknya bumi yang pada kali ini kita akan menjelaskan kedua proses
terbentuknya bumi yaitu proses terbentuknya bumi secara singkat dan proses
terbentuknya bumi berdasarkan teori-teori dari para ahli yang dikaitkan bersama dengan
teori-teori perkembangan bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa bumi terbentuk sekitar
250 juta tahun yang lalu dimana pada saat itu daratan tidak terpisah-pisah yang
dinamakan sebagai Pangea.
Disaat 200 juta tahun yang lalu terbentuklah dua benua besar hasil dari pecahan Pangea
yaitu Laurasia dan Gondwana. Laurisia sekarang ini terdiri dari benua Amerika Utara,
Asia Timur, Eropa dan sibagian dari Asia Tengah. Sedangkan Gondwana terdiri dari
Afrika, Australia, Amerika Selatan, Indian, dan Asia bagian lainnya. Tak berlangsung
lama, kemudian dua benua besar terpecah-pecah, hanyut, dan bertubrukan dengan bagian
lainnya. Bumi terdiiri atas beberapa lapisan yang didalamnya terdapat bahan material
pembentuk bumi dan seluruh kekayaan alam. Dalam bumi terdapat bentuk yang beragam
mulai dari daratan, pegunungan, lautan, lembah, danau, perbukitan dan sebagainya. Bumi
terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya sehingga proses terbentuknya
bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata surya..
A. Proses Terbentuknya Bumi - Dalam terbentuknya bumi tidak diketahui secara pasti tapi
yang diketahui bahwa proses terbentuknya bumi tidak lepas dari proses terbentuknya tata
surya yang menurut pendapat para ahli yang mengemukakan teori-teorinya proses
terbentuknya tata surya yang merupakan juga proses terbentuknya bumi antara lain
sebagai berikut...
1. Teori Nebula (Kabut) / Kant Laplace
Teori Nebula disebut jug dengan Teori Kabut Kant-Laplace yang dikemukakan oleh
Immanuel Kant (1755) dan Peiere De Laplace (1796). Teori ini menjelaskan bahwa di
jagat rayat terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut (nebula). Kabut tersebut berupa
debu, es, dan gas yang sebagian besar unsur gas berupa hidrogen. Adanya gaya gravitasi
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan kemudian menyusut dan mengeras
serta berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat, materi kabut
bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat karena pendinginan. Bagian yang
terlepar tersebut kemudian membentuk planet-planet dalam tata surya. Tahap-tahap
terbentuknya bumi pada teori tebula adalah sebagai berikut..
Matahari dan planet-planet masih berbentuk gas, kabut yang pekat dan besar.
Kabut berputar dan memadat yang terjadi dipusat lingkaran karena gaya gravitasi
Kemudian terbentuk planet-planet dari materi-materi kecil pada saat bersamaan
terbentuknya matahari yang lebih kecil dari matahari
Materi tersebut semakin membesar dan tumbuh melakukan gerakan teratur
mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga
matahar
2. Toeri Planetisimal / Chamberlain Multon
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Multon seorang ahli astronomi dan
bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke -20. Teori ini
mengatakan bahwa matahari terdiri dari gas yang bermassa besar dan suatu ketika
bintang melintas disamping matahari yang sangat dekat yang hampir terjadi tabrakan,
Dekatnya bintang dan matahari terdapat pengaruh gaya gravitasi yang mengakibatkan
tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi, dari besarnya gaya gravitasi sebagian
materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang dan
membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan
padat, terbentuklah planet-planet yang mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918.
Teori ini menjeaskan bahwa terdapat suatu bintang besar yang mendekati matahari yang
masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan besarnya massa bintang yang
melaju membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari yang disebabkan gaya tarik
bintang yang melaju. Semakin menjauhnya bintang melaju dengan matahari maka
tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang
membeku dan terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.
4. Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi.
Menurutnya, bahwa teori ini berasal dari bintang kembar yang berkombinasi. Dimana
salah satu bintang meledak sehingga bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya
gravitas bintang yang tidak meledak membuat material yang terlempar kemudian akan
tertarik dan mengelilingi matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari.
Sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.
5. Teori Big Bang
Teori Big Bang berawal dari puluhan milyar tahun lalu yang awalnya terdapat gumpalan
kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran tersebut memungkinkan bagian-
bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian besarnya berkumpul di pusat
dengan membentuk cakram raksasa dimana suatu saat terjadi ledakan dasyat dari
gumpalan besar tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membuka dan membentuk galaksi bimasakti,
selanjutnya membentuk sistam tata surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami
kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat.
Kemudian gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk bumi.
Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari
pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di
dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa
peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki permulaan
maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi helium.
Sedangkan dalam islam diterangkan dalam ayat Al-Qur'an tentang asal muasal alam
semestara yang berbunyi : "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak
seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang (QS. Al-Mulk 67:3)".
Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi Amerika bersama
rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori
Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar
sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama dengan
matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir menjadi tabrakan.
Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang tersebut
mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar meninggalkan
permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang terlempar mulai
menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal-
Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-planet
yang mengelilingi matahari.
3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar
yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan
perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet
yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan
mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada
planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil
seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini,
galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga
banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya
gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut dengan
matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah
menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-
Mulk, 67:3).
Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang
terpental ini menjadi planet.
Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan
bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah
protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah
protoplanet.Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas,
sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal
menjadi planet – planet.Dalam teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada
mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini
berputar pada porosnya sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan
bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan
perputarannya semakin cepat, serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli
astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang
dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur
ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat
tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di
angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan
pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk
semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan
massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke
angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet –
planet.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa
radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini
haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini
pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan
Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut
'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi
meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa
radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson
dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA
mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk
melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk
membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan
raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai
penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan
teori Big Bang.
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal. Gagasan
yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain
meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan
sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
A. PERKEMBANGAN BUMI
3.Teori Geosinklin
Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana
pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan
sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan
Himalaya, Alpina dan Andes.
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi mengalami
depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang tebal.
Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada dasar cekungan.
Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses orogenesa yang
membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan sedimen yang telah
terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi didalamnya
dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus menurunnya cekungan,
sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan
vertikal akibat gaya isostasi.
Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik
dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa dijelaskan
dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang
bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya, semua deformasi yang terjadi
diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.
Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan konsep
Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and Oceans.
Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea (artinya semua
daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa ini
mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih
kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.
Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen ,
yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga
Gondwanaland.
Nah gimana nih sahabat? Udah pada ngerti kan tentang Proses pembentukan bumi kita,
jika masih juga ada yang belum dipahami silahkan saja diisikan hal itu di kolom komentar
di bawah postingan ini, Terimakasih telah berkunjung di softilmu.blogspot..com semoga
ilmunya dapat te
Pertemuan 2
1.4.2. Menjelaskan pergeseran benua
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan teori Pangea? Teori Pangea adalah sebuah teori
yang menyatakan bahwa jutaan tahun yang lalu semua benua bergabung bersama dalam
satu daratan besar yang disebut Pangea (sebelum akhirnya benua sekarang terdiri dari 5
buah benua). Kemudian karena suatu alasan yang masih belum diketahui pasti, benua-
benua pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Teori selanjutnya
mengatakan bahwa benua-benua akan terus melayang sampai mereka bertemu lagi, dalam
konfigurasi yang berbeda. Di yakini oleh beberapa ahli bahwa pangea memilik
karakteristik yang sama dengan Antartica sekarang.
Teori Pangea sendiri didasari oleh teori Alfred Wegener,seorang Ilmuwan Jerman .Pada
Tahun 1920 dalam buku The Origin of Continents and sea (Entstehung Die Kontinente
und der Ozeane), Dia mendalilkan bahwa semua benua itu pada satu waktu membentuk
satu superbenua Pangaea, sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi sekarang. Jadi
benua pada jaman dahulu di ibaratkan sebuah batu apung yang bergerak karena adanya
pergerakan lempeng di bagian bawah kulit bumi ini. Pangea mulai memecahkan diri nya
menjadi benua (daratan) yang lebih kecil yang bernama Laurasia (membentuk daratan
belahan selatan seperti amerika latin, Afrika, India, Antartika, Australia, Selandia baru,
New guenea dll) dan Gondwanaland (membentuk daratan belahan utara seperti Amerika
dan Eropa) selama periode Jurassic (jaman dinosaurus).
Sedangkan pada akhir periode Cretaceous benua benua yang ada sudah sama dengan apa
yang kita lihat hari ini (5 benua). Pada saat benua Pangea terbentuk, daratan daratan yang
menjadi benua sekarang memiliki daratan penghubung (jembatan benua) yang
menghubungkan benua Amerika bagian selatan (latin), Afrika, India, Australia dan
Antartika.Pertanyaan nya sekarang adalah, bila kerak kulit bumi ini terus bergerak sampai
hari ini, maka berapa kecepatan nya? oke, jadi begini, benua yang kita diami sekarang ini
bergerak sangat lambat (dan tak bisa dirasakan oleh kita yang berdiri diatasnya),
pergerakan lempeng lempeng benua ini tiap tahun nya mencapai 1.5 inchi/tahun bahkan
lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan kita pertahun nya. Dan dengan ini jelas
dibutuhkan ber juta juta tahun bagi daratan benua itu untuk bergerak berjauhan dan
membentuk benua yang ada sekarang.
Dan tanpa kita sadari pun sekarang benua benua kita telah "bertumbukan" dan proses nya
telah berlangsung selama beberapa juta tahun, daratan Afrika telah bertumbukan dengan
daratan benua Eropa. Italia, Yunani dan hampir semua kota di bagian Mediteranian
merupakan bagian dari alur lempeng Afrika, dan itu telah tercatat pergerakan nya dalam
40 juta tahun terakhir (menurut data geologist). Tanda tanda lain pergerakan tersebut
adalah Gunung Alpen Swiss dan pegunungan Pyrenees telah saling mendorong, sehingga
menyebabkan gempa bumi yang terkadang menyerang wilayah bagian Yunani dan Turki.
begitu pula Australia yang diramalkan kedepan nya bila diperhitungkan dengan
pergerakan lempeng bumi tersebut, maka Australia akan terus bergerak ke arah Utara
hingga membentur Asia Tenggara. begitu pula dengan benua lain seperti benua Amerika.
Awal terbentuknya Samudera besar di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah
perpisahan (partisi pangea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk
180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan
Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat
dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses
untuk menjadi "pangea" selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang menunjukkan
hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti
sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).
Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling terhubung, maka
saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis
yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire" atau cincin api yang melingkar dari Peru,
terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los angeles),
Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia
baru
1) Bagian barat bergeser tents ke arah barat menjadi Benua Amerika Selatan.
2) Bagian timur bergerak ke timur menjadi Benua Afrika.
3) Bagian yang lebih kecil di bagian timur terus bergerak ke arah timur laut dan menjadi
India.
4) Satu bagian lagi terpecah menjadi dua, yaitu bagian timur terus begerak kearah timur laut,
dan pecahan bagian barat terus bergerak ke arah selatan.
Perkembangan selanjutnya, Amerika Utara bergabung menjadi satu dengan Amerika
Selatan, Eurasia menjadi Benua Eropa dan Benua Asia. Bagian paling selatan yang
bergerak ke selatan menjadi benua Antartika dan bagian dan bagian selatan yang bergerak
ke timur laut menjadi Benua Australia.
Teori Wagener disebut juga Teori Pergeseran Benua. Teori ini didasarkan pada
fakta-fakta sebagai berikut.
a. Lekukan atau bentuk pantai di Afrika Timur, Amerika Utara, dan Amerika Selatan dengan
pantai barat Eropa dan Afrika hampir sama.
b. Daratan Tanah Hijau (Greenland) menjauh dan Eropa sejauh +- 36 centimeter setiap
tahun.
c. Tanah di Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan Antartika menunjukkan persamaan
sifat.
d. Pulau Madagaskar dalam gerakannya ke arah barat terhambat oleh Afrika.
Posisi Benua dan Samudra
Dengan cara membaca peta dunia atau globe, kalian dapat menjelajahi benua. Pada peta
dunia kalian akan melihat simbol warna seperti warna hijau, cokiat, kuning, putih dan
biru. Benua-benua yang ada di dunia terdiri atas 6 benua dengan 1 benua tidak dthuni
secara permanen. Benua-benua tersebut mempunyai luas yang berbeda.
Sekian dari Sejarah Terbentuknya Benua dan Samudra, Sejarah Terbentuknya samudra,
Sejarah Bumi
Bumi tempat segenap makhluk hidup termasuk manusia telah terbentuk kira-kira 4 600 000
000 tahun lalu bersamaan dengan planet-planet lain yang membentuk tatasurya dengan
matahari sebagai pusatnya.
Sejarah kehidupan di bumi baru dimulai sekitar 3.500.000.000 tahun lalu dengan
munculnya micro-organisma sederhana yaitu bakteri dan ganggang. Kemudian pada
1.000.000.000 tahun lalu baru muncul organisme bersel banyak.
- :) “Lah dhe, trus 2 milyar tahun itu ngapain aja ?”
Pada sekitar 540.000.000 tahun lalu secara bertahap kehidupan yang lebih komplek mulai
berevolusi …. (mm sik sik … sebaiknya aku sebut berubah dulu deh. Kalau denger kata
evolusi nanti ada yg ngga stuju :).
Perkembangan perubahan tetumbuhan diawali oleh Pteridofita (tumbuhan paku),
Gimnosperma (tumbuhan berujung) dan terakhir Angiosperma (tumbuhan berbunga).
Sedangkan perkembangan dan perubahan hewan dimulai dari invertebrata, ikan, amfibia,
reptilia, burung dan terakhir mamalia, kemudian terakhir kali muncul manusia. ….. (wupst !
kebablasan ! Soale mesti ada yg maunya kesana kan ?)
Kalau dalam ilmu sejarah kita mengenal jaman-jaman dengan nama-nama khususnya. Misal
Jaman Batu, Jaman Majapahit, Trus ada yang membagi lagi dengan Kala, Masa dan
sebagainya. Dalam ilmu geologi juga mirip. Ada yg disebut “jaman“, “kala“, “periode” dan
sebagainya.
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia meningkat
jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam
lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam
ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi
dan banyak jenis buaya berkembang.
Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu
ini.
Pangea terpecah dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan Amerika
Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.
Jaman ini merupakan jaman yang paling menarik anak-anak setelah difilmkannya Jurrasic
Park.
Jaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada zaman ini.
Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir zaman ini Dinosaurus,
Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, Amonit dan Belemnit punah. Mamalia
dan tumbuhan berbunga mulai berkembang menjadi banyak bentuk yang
berlainan.
Iklim sedang mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia.
Jaman ini adalah jaman akhir dari kehidupan biantang-binatang raksasa.
Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primata dan
burung tak bergigi berukuran besar yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut
sepert ikan, moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang.
Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi
tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling
berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global
Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen.Kala Plistosen mulai sekitar 1,8
juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala
Holosen yang berlangsung sampai sekarang.
Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman glasial). Pada jaman glasial
sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula
Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia dan Pegunungan Himalaya
Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial, dimana iklim bumi lebih
hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus)
muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada
Kala Holosen.
Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang
hidup sekarang.
Nah kalau semua diatas tadi digambarkan secara grafis dapat dilihat seperti dibawah ini:
Perhatikan bumi terbentuk 4 milyar tahun lalu. Tetapi kehidupan baru muncul semilyar tahun
lalu. Bahkan "manusia purba" adanya baru 2 juta tahun lalu .
Zaman Arkaeikum (zaman tertua)
Bumi di zaman ini berlangsung sangat lama dan diperkirakan lebih dan 2.500 juta tahun.
Pada zaman Arkaeikum bumi masih dalam proses pembentukan dan keadaannya masih
sangat labil. Saat itu bumi masih berupa bulatan bola gas yang sangat panas dan belum
tampak adanya tanda-tanda kehidupan.
Zaman Palaeozoikum (zaman kehidupan tua)
Zaman Palaeozoikum berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. keadaan bumi masih belum
stabil. namun suhu bumi mulai dingin. Iklim selaiu berubah-ubah dengan curah hujan yang
sangat lebat. Tanda-tanda kehidupan pada zaman ini mulai terlihat dengan munculnya
mikroorganisme, adanya binatang-binatang kecil yang diduga tidak bertulang belakang. Ikan.
rerumputan, dan berbagai jenis ganggang. Kehidupan yang telah ada pada zaman mi dapat
diteliti karena ditemukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan purba yang telah menjadi batu. biasa
disebut fosil. Fosil ini tersebar di hampir seluruh dunia dan banyak juga ditemukan di
bebatuan di dalam laut.
Zaman Mesozoikum (zaman kehidupan pertengahan)
Zaman Mesozolkum berlangsung kurang loebih 150 juta tahun yang lalu. lklim sudah Iebih
bersahabat, dan hujan mulai mereda. Pada zaman Mesozoikum, keadaan alam mulai berubah
dengan tanah yang semakin kering. Ada beberapa binatang yang tetap bertahan hidup walau
ada juga yang punah. Kehidupan hewan seperti ikan banyak yang berubah tetapi, ada jenis
yang tetap bisa bertahan hidup walau berada di tanah. Beberapa hewan amphibi menjelma
menjadi besar, kulit telurnya mengeras dan hewan ini sudah mulai berada di darat. Inilah
permulaan munculnya binatang reptil. Jenis reptil yang ada pada zaman Mesozoikum
bentuknya besar-besar. contohnya dinosaurus, brontosaurus, dan tyrannosaurus. Di samping
reptil berbentuk besar yang hidup di darat. beberapa jenis burung juga sudah ada di zaman
ini. Pada zaman Itu ada corak kehidupan yang unik yaitu jokken moddinger merupakan
timbunan sampah dapur yang terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra berupa sampah dan
kulit siput dan kerang..
Zaman Neozoikum (zaman kehidupan baru)
Zaman Neozoikum diperkirakan berlangsung selama 70 juta tahun yang lalu. Zaman ini
terbagi menjadi dua yaitu, Zaman Tersier dan Zaman Kwarter.
a. Zaman Tersier
Zaman ini disebut juga zaman ketiga. Zaman Tersier terbagi menjadi beberapa masa
seperti Paleosen. Eosen, Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman ini jenis monyet
berukuran besar sudah mulai ada dan diperkirakan hidup dengan memakan dedaunan.
Mungkin jenis monyet ini berasal dan Afrika, ketika benua itu masih subur dan sejuk
serta masih menyatu dengan benua Asia. Binatang ini kemudian menyebar ke wilayah
Asia dan meneruskan perjalanannya ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Keturunannya
masih terlihat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Pada masa Pliosen, muncul
jenis gorilla yang besar, dlsebut Giganthropus (kera manusia raksasa). Binatang ini pada
sekitar 10 juta tahun yang lalu banyak terlihat di Pegunungan Himalaya dan di India
Utara. Bersamaan dengan berubahnya keadaan bumi, binatang ini menghilang. Selain tu
terdapat Australopithecus, artinya manusia kera dari Selatan, tanda peninggalannya
ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sementara itu ditemukan juga hewan
bertulang belakang yang disebut Athrocotherius dan Choeromous merupakan jenis babi
hutan yang biasa hidup di Asia. Bekas-bekas binatang ini banyak ditemukan di
Kalimantan sehingga dapat disimpulkan, bahwa pada masa Pliosen ternyata Pulau
Kalimantan masih bersatu dengan daratan Asia.
b. Zaman Kwarter (zaman keempat)
Sejak 600 nibu tahun yang lalu, dunia memasuki Zaman Kwarter atau disebut Zaman
Keempat. Zaman ini terbagi menjadi dua kala, yaltu Kala Pleistosen (Dilluvium) dan
Kala Holosen (Alluvium).
Kala Pleistosen: Sejarah berlangsungnya alam semesta lebih panjang bila
dibandingkan dengan sejarah umat manusia. Manusia prasejarah diperkirakan muncul
pertama kali pada Kala Pleistosen, kira-kira tiga juta tahun yang lalu. Manusia
prasejarah (pra-aksara), adalah manusia yang hidup sebelum tulisan ditemukan. Pada
masa Pleistosen terjadi pencairan es (glasiasi) berkali-kali. Kala Pleistosen
berlangsung sampai 10.000 tahun yang lalu. Pada masa itu benua Amerika, Eropa,
dan Asia tertutup es sehingga disebut masa glasial (zaman es). Peristiwa turun
naiknya es terjadi beberapa kali pada Kala Pleistosen. Masa antar-glasial, yaitu waktu
suhu bumi kemball naik yang menyebabkan lapisan es menjadi mencair, sementara
gletser kembali ke tempat semula. Ketika iklim menjadi panas, lapisan es mencair
hingga mencapai daerah yang sekarang disebut wilayah tropis. Masa itu disebut
sebagai masa pluvial (masa hujan). Masa berlangsungnya pluvial dan antar-pluvial di
Asia, khususnya di Indonesia, belum diketahui dengan jelas. Bentuk tubuh manusia
selalu harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan alam yang terjadi. Meskipun
kemampuan akal dan fisik masih terbatas, manusia harus mempertahankan hidupnya
dengan mengoptimalkan daya kerja akal. Mereka harus mencari makan dengan
mengandalkan kemampuan fisik dan peralatan yang masih sederhana. Sementara itu
letusan gunung berapi dan banjir yang silih berganti kerap meninggalkan lapisan
tanah yang subur yang berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Hewan berbulu
tebal yang hidup pada Kala Pleistosen seperti mammoth tetap berada di daerah
bersuhu dingin. Sementara itu hewan yang berbulu tipis akan bergeser ke daerah yang
suhunya lebih panas, daerah tropis seperti Pulau Jawa, Sulawesi, dan Filipina (dengan
melintasi Malaysia) merupakan tempat yang dipilih hewan-hewan berbulu tipis. Ada
juga hewan-hewan berbulu tipis yang melintas ke Formosa, ke Filipina. Kalimantan,
Jawa, dan Sulawesi. Dua jalan penyeberangan hewan in, menurut para ahli dibatasi
dengan Garis Wallace yang membujur antara Selat Makassar dan Selat Lombok. Pada
Kala Pleistosen Akhir, atau yang disebut Kala Holosen, banyak gletser mencair
sehingga permukaan air laut naik. Kala Holosen dimulal sejak 10.000 tahun lalu
hingga kini Pada Kala Holosen in tingkat kemahiran manusia semakin berkembang.
Manusia dapat dibedakan dari hewan karena memiliki akal dan berkembang secara
bertahap sesuai dengan perkembangan pola pikirnya. Manusia mulai menetap di gua-
gua, lalu mencari makan dengan berburu dan bercocok tanam.
Kala Holosen: Pada Kala Holosen, lapisan es di wilayah Kutub Utara diperkirakan
berangsur-angsur menipis yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut. Tanah-
tanah yang berada di dataran rendah seperti di Paparan Sunda dan Paparan Sahul,
menjadi tergenang air dan membentuk laut yang dangkal. Dataran yang letaknya
tinggi lama-kelamaan menjadi pulau-pulau di wilayah Nusantara. Saat itu Homo
Sapiens (manusia yang mulal menggunakan otaknya) diperkirakan mulai hidup di
bumi. Manusia yang hidup di Kala Holosen diperkirakan telah menggunakan alat
bantu untuk mencari makan dan mempertahankan hidupnya dari serangan binatang
buas. Alat-alat bantu ini masih sangat sederhana dan mungkin masih mendekati
bentuk bahan aslinya. Alat-alat bantu tersebut di antaranya, adalah: Batu gumpal-
gumpal (kerakal atau serpihan batu besar) yang terdapat dl sekitar sungal atau
gunung. Batu gumpal-gumpal berfungsl untuk menumbuk makanan atau benda.
Batuan tersebut dikenal dengan istilah core-tools. Alat-alat bantu yang terdiri dari
batu, kayu, tulang, atau tanduk. Alat-alat tersebut dibuat dengan cara dipukul-pukul
untuk mendapatkan bentuk yang Iebih balk. Ada sisi yang dibuat menjadi tajam yang
gunanya untuk mengiris binatang buruan. Alat ini digolongkan sebagai kapak
walaupun bentuknya masih sangat sederhana. Contoh. kapak perimbas monofaslal
dan penetak bifasial. Alat-alat bantu yang terbuat dari gumpalan batu atau kerakal.
Berbeda dengan core-tools, alat ini mempunyai bentuk lebih sempurna, lebih kecil,
dan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih ringan. Misalnya. digunakan untuk
memotong daging atau membelah tulang. Alat ini terbuat dari gumpalan batu yang
ditempa dengan alat semacam martil, kemudian salah satu sisi batu dipangkas dengan
menggunakan pahat tulang.
Pasca Kala Pleistosen dan Kala Holosen, manusia masih memenuhi kebutuhan pangannya
dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan, seperti umbi-umbian, kerang dan
Iain-lain. Kehidupan seperti ini diperkira kan muncul sekitar 6.000 tahun sebelum Masehi.
Pada masa ini manusia sudah bisa membuat gerabah sebagai ba rang penunjang kehidupan
sehari-hari, walaupun bentuknya sangat sederhana. Mereka juga membuat perhiasan dengan
desain yang beraneka ragam. Dalam kehidupan social susunan tugas dalam masyarakat mulai
tertata sesuai jenls kelamin. Kaum lelaki berburu sedangkan kaum perempuan
mengumpulkan makanan. Kehidupan spiritual juga sudah terlihat, terutama dalam upacara
pemujaan arwah nenek moyang. Kemudian secara perlahan kehidupan bercocok tanam mulai
berkembang. terutama di wilayah Asia Tenggara.
Pertemuan 3
Berikut ini merupakan pembahasan tentang rotasi bumi, revolusi bumi, pengertian rotasi
bumi, pengertian revolusi bumi, akibat rotasi bumi, akibat revolusi bumi, akibat dari rotasi
bumi, akibat dari revolusi bumi, pengaruh rotasi bumi, dampak rotasi bumi, putaran bumi,
pengaruh revolusi bumi, dampak revolusi bumi, akibat terjadinya rotasi bumi, gerak semu
harian matahari, gerak semu tahunan matahari, kecepatan rotasi bumi, perputaran bumi, kala
revolusi bumi, perputaran bumi mengelilingi matahari, dan penyebab rotasi bumi.
Bumi merupakan salah satu planet di tata surya kita ini. Dimana pada tata surya tersebut
planet-planet lain yang terdiri dari Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus berputar mengelilingi matahari sehingga membentuk suatu sistem tata surya. Selain
berputar mengelilingi matahari, planet-planet tersebut juga berputar pada porosnya.
Bumi pun berputar mengelilingi matahari dan juga berputar pada sumbunya. Perputaran
tersebut disebut dengan Rotasi Bumi dan Revolusi Bumi. Berikut penjelasannya :
Rotasi Bumi
Rotasi Bumi
Rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya. Kala rotasi adalah waktu yang
dibutuhkan oleh suatu benda untuk berputar pada porosnya. Sekali berotasi bumi memerlukan
waktu 23 jam 56 menit atau 24 jam kurang 4 menit. inilah yang menyebabkan adanya tahun
kabisat dimana perbedaan waktu 4 menit tersebut membuat jumlah hari pada bulan februari
ditahun kabisat berjumlah 29 hari.
Bagaimana tanda-tanda adanya rotasi? Tanda-tanda adanya rotasi dapat kita lihat dengan
adanya pergerakan bulan dan matahari. Bulan yang tadinya misalkan ada disebelah Timur
beberapa jam kemudian tepat berada diatas kepala kita. Hal ini menunjukan bahwa bumi
berputar.
Adanya Bagian gelap terang akibat bentuk bumi yang bulat dan arah sinar matahari
Dengan adanya bagian gelap terang pada bumi, yang menjadi bagian siang dan malam
maka timbullah perbedaan waktu. Yang bagian terang sedang mengalami waktu siang hari
sedangkan pada bagian gelap mengalami malam hari. Selain itu juga, untuk memudahkan
pembagian waktu maka waktu dibagi berdasarkan dengan garis bujur dengan titik
pusatnya di Greenwich (GMT 0) . Greenwich adalah kota di London Inggris yang dilalui
garis bujur 0 derajat. dan setiap pergeseran 15 derajat dari Greenwich maka akan berbeda
satu jam ( GMT +1 disetiap 15 derajat). 15 Derajat ini diperoleh dari 360 derajat dibagi 24
(jumlah waktu dalam jam). Indonesia sendiri memiliki perbedaan waktu 7 jam ( GMT +7
pada WIB), 8 Jam (GMT +8 pada WITA) dan 9 Jam (GMT +9 pada WIT) dari
Greenwich, London, Inggris.
C. Peredaran Semu Harian Matahari
Peredaran Semu harian matahari adalah pergerakan matahari seolah-olah mengelilingi
bumi. Pergerakan semu ini membuat matahari yang tadinya ada disebelah timur kemudian
beberapa jam kemudian berada disebelah atas kita. Itulah yang disebut dengan peredaraan
semu matahari.
D. Perbedaan Percepatan Gravitasi
Karena perputaran bumi (rotasi bumi) maka akan menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya
sentrifugal sendiri terjadi akibat perputaran suatu benda dan semakin besar jari-jari rotasi
suatu benda maka akan semakin besar gaya sentrifugalnya. Gaya sentrifugal ini akan
mengakibatkan bumi pepat di bagian kutub (garis tengah bumi bagian kutub lebih kecil
dibanding garis tengah bumi bagian katulistiwa). Perbedaan garis tengah ini
mengakibatkan percepatan gravitasi bumi berbeda, sesuai hukum Newton tentang
gravitasi.
E. Pembelokan Arah Mata Angin
Seperi yang kita ketahui bahwa udara bergerak dari daerah yang bertekanan rendah
kedaerah yang bertekanan tinggi. Inilah yang membuat terjadinya angin (pergerakan
udara). Namun, karena adanya gaya semua yang timbul akibat rotasi bumi dan gerak
benda relatif terhadap bumi (gaya Coriolis) maka angin pun berbelok sehingga tidak sama
persis bergerak kearah gradien tekanan.
Revolusi Bumi
Revolusi Bumi - bumi terlihat miring
Revolusi bumi adalah perputaran bumi mengelilingi matahari. Sekali berevolusi, bumi
memerlukan waktu 365 hari
4 jam 9 menit 10 detik atau sering disebut satu tahun pada penanggalan masehi.
Adanya revolusi bumi ini tida dapat kita rasakan namun dapat kita lihat dengan adanya:
4 Kedudukan Bumi
Ketika berevolusi, Bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika, melainkan miring
dengan arah yang sama dan membentuk sudut 23,5°. Oleh karena itu terdapat empat
kedudukan Bumi pada orbitnya, yaitu sebagai berikut;
a. Tanggal 21 Maret sampai dengan 21 Juni.
Kutub utara Bumi makin condong ke arah Matahari, sedangkan kutub selatan Bumi makin
condong menjauhi Matahari. Akibatnya, belahan Bumi utara mengalami musim semi,
sedangkan belahan Bumi selatan mengalami musim gugur.
b. Tanggal 21 Juni sampai dengan 23 September.
Kutub selatan menjauhi Matahari, sedangkan kutub utara makin dekat dengan Matahari.
Matahari tidak terbenam selama 24 jam di kutub utara, sedangkan kutub selatan tetap
malam sepanjang hari.
Akibatnya, belahan Bumi utara mengalami musim panas, sedangkan belahan Bumi selatan
mengalami musim dingin.
c. Tanggal 23 September sampai dengan 22 Desember.
Belahan Bumi utara mengalami siang lebih lama daripada malamnya, sedangkan di kutub
selatan sebaliknya. Kutub utara Bumi condong menjauhi Matahari sehingga mengalami
musim gugur, sedangkan kutub selatan makin condong ke Matahari sehingga mengalami
musim semi.
d. Tanggal 22 Desember sampai dengan 21 Maret.
Kutub selatan makin condong ke arah Matahari sehingga mengalami musim panas.
Sebaliknya, kutub utara mengalami musim dingin karena letaknya makin jauh dari
Matahari.
Belahan Bumi Belahan Bumi
Waktu
Utara Selatan
21 Maret – 21 Musim semi Musim gugur
Juni Musim panas Musim dingin
21 Juni – 23 Sep Musim gugur Musim semi
23 Sep – 22 Des Musim dingin Musim panas
22 Des – 21
Maret
Perubahan kedudukan Bumi terhadap orbitnya mengakibatkan terjadinya pergantian musim
seperti yang dijelaskan di atas. Perbedaan musim di belahan Bumi dirangkum pada Tabel di
atas.
Diagram: Gerak Semu Tahunan Matahari
Kedudukan Matahari setiap tahunnya seolah-olah bergeser dari katulistiwa (21 Maret) ke
garis balik utara, yaitu 23,5° LU (21 Juni), kemudian kembali ke katulistiwa (23
September), menuju ke garis balik selatan 23,5° LS (22 Desember) dan akhirnya kembali
lagi ke katulistiwa (21 Maret). Gerak inilah yang disebut gerak semu tahunan Matahari.
Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi merupakan
akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi bumi, selain
perputaran bumi pada porosnya atau disebut rotasi bumi.
Kala revolusi bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Bumi
berevolusi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan miring dengan arah yang
sama membentuk sudut 23,50 terhadap matahari, sudut ini diukur dari garis imajiner yang
menghubungkan kutub utara dan kutub selatan yang disebut dengan sumbu rotasi.
3. Perubahan Musim
Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah musim
semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin. Berikut ini adalah tabel musim pad
waktu dan daerah tertentu di belahan bumi
5. Kalender Masehi
Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap
tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat
tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari
ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun
kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984,2000, dan lain-lain