Qilin (Hanzi: 麒麟; Pinyin: qílín; Wade–Giles: ch'ilin), juga dieja Kylin, atau
Kirin (bahasa Jepang dan Korea) adalah mahkluk mitologis yang terdapat
datangnya seorang bijak. Qilin adalah sebuah pertanda baik yang menghadirkan
rui (Hanzi: 瑞; Pinyin: ruì; yang lebih kurang dapat diterjemahkan sebagai
Qilin adalah hewan suci, pelindung negeri dari bencana. Qilin adalah pelindung
menyerupai kura bersisik berkepala singa bertanduk rusa dan lambang bagi
pelindung anak-anak.
Sang Kilien, hewan suci berwujud seperti seekor kijang atau anak lembu,
“Putera Sari Air Suci akan menggantikan dinasti Ciu yang sudah lemah dan
sebagian dari kita telah mengetahui siapa saja murid Nabi yang 12 bijaksana itu.
Tapi sudahkah kita mengetahui lebih lanjut tentang ke-12 murid nabi itu, entah
itu dari masa hidupnya atau tentang kecakapan yang mereka miliki.Berikut
Ia orang negeri Lo, 15 tahun lebih muda dari Nabi, menurut catatan sejarah oleh
Suma Chian, tetapi di dalam kitab Ke Gi di tulis 50 tahun lebih muda. Ketika
menderita kelaparan dan ternyata kemudian lambat laun menjadi Nampak sehat
ketika datang menghadap Guru. Guru telah melatih hatiku dalam cita dan laku
bakti dan memberi contoh suri teladan raja-raja suci purba. Saya merasa suka
dengan ajarannya, tetapi ketika saya ke luar dan melihat orang-orang dengan
mengelilinginya, saya tertarik dengan pertunjukkan itu pula. Kedua hal itu
saling menyerang dalam dadaku. Saya tidak dapat menentukan pilihan, maka
nampak berputus asa. Tetapi kini ajaran guru telah meresap demikian dalam di
hati. Kemajuanku juga banyak mendapat bantuan oleh suri teladan kawan-
kawan. Kini saya tahu apa yang harus ku ikuti dan apa yang harus ku hindari,
dan segala kemuliaan oleh kekuasaan terasakan tidak lebih seperti debu belaka.
Demikianlah kini saya nampak sehat dan puas.”Bien Cu Khian termasuk murid
Nabi Khongcu yang maju, terkenal akan kesucian dan laku baktinya.
Sebutannya Jiam Cu. Ia orang negeri Lo, 29 tahun lebih muda dari Nabi.
Ayahnya terkenal kurang baik perilakunya, tetapi Nabi menyatakan bahwa hal
Orang negeri Wee, 31 tahun lebih muda dari Nabi. Ia seorang yang sangat luwes
Su (Cu Khong), tiap hari datang siswa dari tempat-tempat yang jauh”ketika
Raja muda King dari negeri Cee bertanya mengapa Tiong Ni (Nabi Khongcu) di
sebut sebagai seorang Nabi; Cu Khong menjawab, “Aku tidak tahu. Aku
sepanjang hidup menjunjung langit, tetapi aku tidak tahu berapa jauh tingginya;
aku menginjak bumi, tetapi aku tidak tahu berapa tebalnya. Di dalam mengikuti
Guru aku laksana seorang yang kehausan lalu dengan sebuah gayung menciduk
baik daripada hidup sederhana. Pegang teguh dua perkara ini dan jangan
daripada orang rendah budi. Berbicara buruk tentang orang yang engkau belum
memangku jabatan tinggi di negeri Lo dan Wee kemudian wafat di negeri Cee.
Ia orang negeri daerah Pian, negeri Lo, hanya 9 tahun lebih muda dari
tumbuh rumpun bambu, batangnya keras dan lupus. Bila di potong dan
dijadikan anak panah, akan dapat menembusi tebalnya kulit badak, apakah
faedahnya belajar?”Nabi bersabda, “Itu benar, tetapi bila anak panah itu engkau
beri bulu dan mata dari baja, tidakkah akan menembus lebih dalam?” Cu Lo lalu
membongkok dua kali dan mohon di terima sebagai murid.Tentang Cu lo, Nabi
negeri Wee; Ia gugur tatkala di negeri itu terjadi pengkhianatan hasil komplotan
ayah raja muda negeri Wee yang mencari suaka di negeri Cien dan berusaha
Ia kurang jelas asal-usulnya ada yang mengatakan ia orang negeri Wee, Gwi,
Un. Usianya 45 tahun lebih muda dari Nabi dan berusia lanjut.Pada tahun 406
SM, ia tercatat menyerahkan beberapa jilid kitab Suci kepada rajamuda Bun
membaca dan saksama, bahkan lebih teliti.Kitab Mao Si (kitab Sanjak yang di
Yang Koo dan Kok Liang Cik juga menerima pengetahuan kitab Chun Ciu dari
Thwan
-Kok Liang Cik => penyusun kitab Chun Chiu Kok-Liang Thwan
Orang negeri Tien, 48 tahun lebih muda dari Nabi.Tentang Cu Tiang ini, Cu
Khong berkata, “Ia orang yang tidak membanggakan jasa; ia tidak menunjukkan
Ia seorang negeri lo, hanya tujuh tahun lebih muda dari Nabi. Ketika Nabi
Ia orang negeri Lo, tidak di ketahui tentang usianya. Menurut Suma Chian. Ia
ketika rajamuda negeri itu, Ciao, menawarkan sebuah kereta mewah yang
dihiasi dengan perak untuk gurunya Cai Ngo menjawab, ”Guruku adalah
seorang yang menyukai suatu pemerintahan yang berdasar jalan suci, bila tidak
jalan suci dan kebajikan dalam keadaan tidur, maka beliau bemaksud
Ia masih ada hubungan saudara dengan Jiam Yong maupun Jiam King, usianya
29 tahun lebih muda dari Nabi.Cu Khong berkata tentangnya, “ia sorang yang
hormat perhatian kepada tamu; suka belajar dan banyak kecakapan; rajin di
tercatat sebagai murid yang pandai menyesuaikan diri dan banyak kecakapan.
Ia orang negeri Go, 45 tahun lebih muda dari Nabi, mempunyai keistimewaan
mengubah sifat rakyat dengan memberi pendidikan tentang kerendahan hati dan
musik yang di puji oleh Nabi.Setelah wafat Nabi , kepala keluarga Kwi, Kwi
khongcu bertanya kepada Gan Hian mengapa wafat Nabi tidak membuat sensasi
seperti waktu wafat Cu San (perdana menteri negeri Tin), orang-orang laki-laki
melepaskan gelang pinggang dan hiasan sabuknya dan suara tangis terdengar
San di bandingkan pengaruh guru seperti air banjir dan hujan yang
menggemukkan.
siswa yang mempunyai ingatan yang kuat dan luas, ia menyukai ajaran
kuno.Setelah wafat Nabi, murid-murid lain yang melihat Yu Jiak, sikap dan cara
Nabi, tetapi hal ini di batalkan karena tidak dibenarkan oleh Cing Cu.
Ia bukanlah murid Nabi, melainkan tokoh besar kaum Too Hak Ke (kaum yang
propinsi An Hwee, tetapi lahir di Yu Khee, propinsi Hok Kian Tengah. Hidup
pada (1130-1200 M)Kitab Suci yang kini kita miliki, senantiasa diantar dengan
Kata pengantar Cu Hi; ini menunjukkan betapa besar peranan beliau dalam
pembinaan kelembaga
https://iccsg.wordpress.com/2006/09/15/riwayat-hidup-nabi-khongcu/
KUAN IM
Kwan Im (Hanzi: 觀音; Pinyin: Guān Yīn) adalah translasi dari Avalokitesvara
Kwan Im adalah Kwan She Im Phosat (Hanzi: 觀世音菩薩, pinyin: Guan Shi
Yin Pu Sa) yang merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam bahasa
Sanskerta, Avalokiteśvara.
Dalam bahasa Jepang, Kwan Im disebut Kannon' (観音) atau secara resmi
pula pada masa menjelang dan selama Dinasti Tang (tahun 618-907). Namun
pada awal Dinasti Song (960-1279), berkisar pada abad ke 11, beberapa dari
para seniman. Perwujudan Kwan Im sebagai sosok wanita lebih jelas pada masa
Dinasti Yuan (1206-1368). Sejak masa Dinasti Ming, atau berkisar pada abad
Sejarah
dengan masuknya agama Buddha. Pada abad ke-7, Kwan Im mulai dikenal di
Korea dan Jepang karena pengaruh Dinasti Tang. Pada masa yang sama, Tibet
juga mulai mengenal Kwan Im dan menyebutnya dengan nama Chenrezig.
Kemudian di singkat menjadi Guanyin karena kata shi 世 sama dengan kata shi
Kata "Isvara" (Im / Yin), berarti suara (suara jeritan mahluk atas
penyayang. Di negara Jepang, Kwan Im Pho Sat terkenal dengan nama Dewi
Kanon. Dalam perwujudannya sebagai pria, Kwan Im disebut Kwan Sie Im Pho
Sat. Dalam Sutra Suddharma Pundarika Sutra (Biauw Hoat Lien Hoa Keng)
disebutkan ada 33 (tiga puluh) penjelmaan Kwan Im Pho Sat. Sedangkan dalam
Maha Karuna Dharani (Tay Pi Ciu / Ta Pei Cou / Ta Pei Shen Cou) ada 84
(delapan puluh empat) perwujudan Kwan Im Pho Sat sebagai simbol dari
Im Pho Sat dengan perwujudan sebagai “Buddha Wairocana”, dan di sisi kiri
di altar utama Kim Tek Ie*), salah satu Klenteng tertua di Indonesia adalah
Dharma Kepada Umat Manusia). Disamping itu, terdapat pula wujud Kwan Im
Pho Sat dalam Chien Chiu Kwan Im / Jeng Jiu Kwan Im / Qian Shou Guan Yin.
"Tay Cu Tay Pi, Kiu Kho Kiu Lan, Kong Tay Ling Kam, Kwan Im Sie Im Pho
Sat".
Sejarah klasik
Kano Motonobu (白衣観音図), Kannon berjubah putih, Bodhisattva Welas
Asih, abad ke 16 (Jepang). Lukisan tinta, cat dan emas pada sutra yang
tergantung
Gunung Koya
Ketika agama Buddha memasuki Tiongkok (Masa Dinasti Han), pada mulanya
ditampilkan dalam sosok wanita. Ada beberapa teori mengenai perubahan ini.
Kedua dipengaruhi oleh figur Wu Zetian 武則天( 624-705 ), kaisar wanita yang
beragama Buddha.
satu figur dewi perempuan yang bisa melindungi dan mengayomi mereka.
Cihang Zhenren 慈航真人, Salah satu sumber tentang ini adalah Lidai Shenxian
yang dikenal dengan nama lain Sanjiao Tongyuanlu 三教同原录 (Catatan tiga
ajaran/agama bersumber yang sama). Buku itu ditulis oleh Xu Dao 徐道 dan
Cheng Yuqi 程毓奇 pada akhir dinasti Ming ( 1368-1644 ) dan awal dinasti
Qing ( 1644-1912 ) .
Dari sini jelas bahwa tokoh Avalokitesvara Bodhisattva berasal dari India dan
figur perempuan Guanyin Pusa adalah figur yang disesuaikan dengan kondisi
di gunung Potalaka, Tibet, sedangkan Kwan Im Pho Sat memiliki tempat suci di
Legenda Kwan Im
China
Terdapat beberapa legenda lainnya terkait tentang asal usul Dewi Kwan Im.
Dalam kitab Hong Sin Yan Gi / Hong Sin Phang / Fengshenbang 封神榜 atau
disebutkan bahwa sebelum ia dikenal dengan sebagai Dewi Kwan Im, ia dikenal
dengan nama Chu Hang / Cihang . Ia merupakan salah satu murid 12 murid dari
Miao Shan
Kisah Putri Miao Shan sebagai Guanyin menarik minat masyarakat. Xiangshan
Guanyin Pusa bermanifestasi menjadi Putri Miao Shan 妙善, putri ke tiga dari
Raja Miao Zhuang 妙莊. Cerita Xiangshan Baojuan bermuasal dari vihara
kisah Putri Miao Shan pada pejabat kota Ruzhou, Jiang Ziqi. 蔣之奇 ( 1031-
1104) pada masa dinasti Song utara ( 960-1127 ). Dari situlah legenda Guanyin
sebagi putri Miaoshan meluas dan isinya serupa. Jika melihat isi kisah Putri
Miao Shan, terasa nuansa kepercayaan yang amat kental dan juga unsur
Isi cerita Miao Shan menjadi Kwan Im yang umum adalah sebagai berikut:
Dewi Kwan Im dilahirkan pada masa dinasti Zhou Timur ( 770-256 BCE ) pada
Puteri Miao Shan, anak dari Raja Miao Zhuang 妙莊 / Biao Cong / Biao Cuang
Penguasa Negeri Xing Lin (Hin Lim), kira-kira pada akhir Dinasti Zhou pada
lelaki, tetapi yang dimilikinya hanyalah tiga orang puteri. Puteri tertua bernama
Miao Shu (Biao Yuan), yang kedua bernama Miao Yin (Biao In) dan yang
Setelah ketiga puteri tersebut menginjak dewasa, Raja mencarikan jodoh bagi
mereka. Puteri pertama memilih jodoh seorang pejabat sipil, yang kedua
memilih seorang jendral perang sedangkan Puteri Miao Shan tidak berniat untuk
Berbagai cara diusahakan oleh Raja Miao Zhuang agar puterinya mau kembali
dan menikah, namun Puteri Miao Shan tetap bersiteguh dalam pendirianNya.
Pada suatu ketika, Raja Miao Zhuang habis kesabarannya dan memerintahkan
berdoa dengan tulus agar mereka berbahagia. Secara ajaib, doa yang diucapkan
dengan penuh welas asih, tulus dan suci mengubah suasana neraka menjadi
seperti surga.
Penguasa Akherat, Yan Luo Wang, menjadi bingung sekali. Akhirnya arwah
Shan dan memberikan Buah Persik Dewa. Akibat makan buah tersebut, sang
Puteri tidak lagi mengalami rasa lapar, ke-tuaan dan kematian. Buddha
gunung Pu Tuo, dan Puteri Miao Shan-pun pergi ke gunung Pu Tuo dengan
Menyelamatkan raja
9 (Sembilan) tahun berlalu, suatu ketika Raja Miao Zhuang menderita sakit
parah. Berbagai tabib termasyur dan obat telah dicoba, namun semuanya gagal.
Puteri Miao Shan yang mendengar kabar tersebut, lalu menyamar menjadi
seorang Pendeta tua dan datang menjenguk. Namun terlambat, sang Raja telah
wafat.
Dengan kesaktianNya, Puteri Miao Shan melihat bahwa arwah ayahNya dibawa
ke neraka, dan mengalami siksaan yang hebat. Karena rasa bhaktiNya yang
tinggi, Puteri Miao Shan pergi ke neraka untuk menolong. Pada saat akan
menolong ayahNya untuk melewati gerbang dunia akherat, Puteri Miao Shan
dan ayahNya diserbu setan-setan kelaparan. Agar mereka dapat melewati setan-
setan kelaparan itu, Puteri Miao Shan memotong tangan untuk dijadikan
Setelah hidup kembali, Raja Miao Zhuang menyadari bahwa bhakti ketiga
putrinya sangat luar biasa. Akhirnya sang Raja menjadi sadar dan
pergi ke gunung Xiang Shan untuk bertobat dan mengikuti jalan Buddha.
Rakyat yang mendengar bhakti Puteri Miao Shan hingga rela mengorbankan
memberikannya kepada Puteri Miao Shan. Lalu Ji Lay Hud memberiNya gelar
Qian Shou Qian Yan Jiu Ku Jiu Nan Wu Shang Shi Guan Shi Yin Phu Sa, yang
Tangan seribu
Dalam kisah lain disebutkan bahwa pada saat Kwan Im Phu Sa diganggu oleh
jenis.
Kisah Kwan Im Lengan Seribu ini juga memiliki versi yang berbeda, di
antaranya adalah pada saat Puteri Miao Shan sedang bermeditasi dan
menolong dan memberikan "Seribu Tangan dan Seribu Mata", sehingga Kwan
manusia.
Dalam legenda Puteri Miao Shan, disebutkan bahwa kakak-kakak Miao Shan
bertobat dan mencapai kesempurnaan, lalu mereka diangkat sebagai Pho Sat
oleh Giok Hong Siang Te. Puteri Miao Shu diangkat sebagai Bun Cu Pho Sat
(Wen Shu Phu Sa) dan Puteri Miao Yin sebagai Po Hian Pho Sat (Pu Xian Phu
Sa).
Pelantikan
Patung Guan Yin di Klenteng Sanggar Agung, Surabaya.
Disebutkan juga bahwa pada saat pelantikan Puteri Miao Shan menjadi Pho Sat,
Puteri Miao Shan diberi 2 (dua) orang pembantu, yakni Long Ni dan Shan Cai.
Konon, Long Ni diberi gelar Giok Li (Yu Ni) atau "Gadis Kumala" dan Shan
Cai bergelar Kim Tong (Jin Tong) atau "Jejaka Emas" mulanya, Long Ni adalah
cucu dari Raja Naga (Liong Ong), yang diberi tugas untuk menyerahkan
mutiara ajaib kepada Kwan Im, sebagai rasa terima kasih dari Liong Ong karena
telah menolong puterinya. Namun ternyata Long Ni justru ingin menjadi murid
Khusus untuk Shan Cai ada 2 (dua) versi legenda. Versi pertama berdasarkan
legenda Puteri Miao Shan yang menceritakan bahwa Shan Cai adalah pemuda
yatim piatu yang ingin belajar ajaran Buddha. Ia ditemukan oleh To Te Kong
dan diserahkan kepada Kwan Im untuk dididik. Versi lain dalam cerita Se Yu
Ki (Xi You Ji) menyebutkan bahwa Shan Cai adalah putera siluman kerbau Gu
Mo Ong (Niu Mo Wang) dengan Lo Sat Li (Luo Sa Ni). Nama asliNya adalah
Ang Hay Jie (Hong Hai Erl) atau si Anak Merah. Karena kenakalan dan
kesaktian Ang Hay Jie, Sang Kera Sakti Sun Go Kong / Sun Wu Kong meminta
Akhirnya Ang Hay Jie berhasil ditaklukkan oleh Kwan Im Pho sat dan diangkat
menjadi muridNya dengan panggilan Shan Cai. Dalam hal ini, banyak orang
yang salah mengerti dan menganggap bahwa salah 1 (satu) pengawal Kwan Im
Po Sat adalah Lie Lo Cia (Li Ne Zha), yang penampilanNya memang mirip
dengan Ang Hay Jie. Secara khusus terdapat perbedaan di antara keduaNya, Lie
Lo Cia menggunakan senjata roda api di kakiNya, sedangkan Ang Hay Jie
menggunakan semburan api dari mulutnya. Lie Lo Cia adalah anak dari Lie
Perwujudan Kwan Im
Dalam sejumlah kitab Budhisme Tiongkok klasik, disebutkan ada 33 (tiga puluh
Selain perwujudan Kwan Im yang beraneka bentuk dan posisi, nama atau
ditampilkan sebagai sosok seorang wanita cantik yang keibuan, dengan wajah
penuh keanggunan .Selain itu, Kwan Im Pho Sat sering juga ditampilkan
berdampingan dengan Bun Cu Pho Sat dan Po Hian Pho Sat, atau ditampilkan
bertiga dengan: Tay Su Ci Pho Sat (Da Shi Zhi Phu Sa) – O Mi To Hud – Kwan
Im Pho Sat.
2. Jika kamu merasa pahit dalam hidupmu dengan suatu tujuan, itulah
bahagia.
4. Setiap hari kamu sudah harus merasa puas dengan apa yang kamu miliki
saat ini.
5. Setiapkali ada orang memberimu satu kebaikan, kamu harus
hukuman.
9. Orang yang benar kita bela tetapi yang salah kita beri nasihat.
10.Jika perbuatan kamu benar, kamu difitnah dan dipersalahkan, tetapi kamu
13.Kalau wajahmu senyum hatimu senang, pasti kamu akan aku terima.
16.Kalau kamu rela dan tulus menolong orang yang dalam keadaan susah,
19.Doa mu akan diterima, apabila kamu bisa sabar dan menuruti jalanku.
Nama lain
Kwan Im di Asia Timur, dikenal dengan berbagai nama. Akan tetapi "Kwan
Im" atau "Kwan Tse Im" masih merupakan panggilan sederhana yang diberikan
Thailand; Kuan Eim (กวนอิม) atau Prah Mae Kuan Eim (พระแม่กวน
อิม).
Hong Kong (provinsi Guang Dong); Kwun Yum atau Kun Yum,
Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan
Sejarah
Jepang, Taiwan, Hong Kong dan Tiongkok. Dalam bahasa Tionghoa, agama
sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari
kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang
diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha, Islam, Katolik, atau Kristen.
terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi wihara yang merupakan
Khonghucu.
dsb.[1]
pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim
semi. Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari
kebelakang dari 4 Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13,
Ajaran Konfusius
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius)
dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti
agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.
menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa
yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-
menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar
dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu
bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus
bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan
semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di".
Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551
SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih
kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun,
falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada
diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di
dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar
keramat atau penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam
beberapa perubahan.
1. Tian
berikut[2]:
2. Xing
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian
Ren (perikemanusiaan).[2]
3. Ren
Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong
Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada
Ji shuo bu yi wu shi yi ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan,
Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
Duo)
7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing
Shu)
luhur.
menyertai.
3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata
krama, dan budi pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang
4. Zhi - Bijaksana
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh
1. Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
2. Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih
muda menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
negara.
4. Xin - Dapat Dipercaya
7. Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga
8. Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika
Kitab suci
Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri
hidup di dalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian
berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya.
Nabi
Para nabi (儒教聖人) dalam Ru Jiao terbagi dalam beberapa zaman seperti yang
seekor hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho.
Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal houtian bagua. Pada
masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan yang
Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646
SM.
perubahan.[2]
Jizi, bekas menteri Dinasti Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno
olehnya.[2]
perempuan dan seorang kakak laki-laki yang cacat kaki bernama Meng-bi.
Ibunya bernama Yan Zheng Zai. Ia lahir pada tanggal 27 September 551 SM di
Negara Lu, Kota Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini Qu Fu,
Provinsi Shandong). Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alias Zong Ni
artinya Putera kedua dari bukit Ni, dia menikah dengan puteri Negeri Song yang
bermarga Qi Guan. Dari pernikahan ini mendapat seorang putera yang diberi
nama Li yang berarti ikan gurami alias Bo Yu. Diberi nama demikian karena
pada kelahiran puteranya dia telah diantari ikan gurami oleh Raja Muda Negeri
mempunyai dua orang puteri yang seorang menjadi isteri Gong Ye Chang,
murid dia.
Usia 15 tahun dia telah memiliki semangat belajar yang luar biasa.
Usia 19 tahun menikah dengan seorang gadis dari marga Jian Guan dari
Negeri Song.
Usia 20 tahun diangkat menjadi Menteri lumbung oleh Keluarga Besar Ji.
Usia 21 tahun dikaruniai seorang putera yang diberi nama Li alias Bo Yu.Dia
memiliki 1 orang anak perempuan bernama Kong Rao dan seorang anak
Usia 24 tahun, ibu dia wafat. Ia berkabung selama 3 tahun. Jenazah kedua
Usia 29 tahun dia belajar musik kepada Shi Xiang, seorang guru musik
termasyur.
Usia 30 tahun disertai dua orang muridnya; Nan-Gong Jing-Shu dan Meng
Ia berkunjung ke ibu kota Negeri Zhou, disana dia bertemu dengan penjaga
perpustakaan kerajaan bernama Lao Dan dan guru musik bernama Chang
Hong.
Usia 35 tahun dia pergi ke negeri Qi karena negeri Lu terjadi kekalutan dan
Raja mudanya Lu Zhao Gong lari ke negeri Qi. Waktu itu negeri Qi
diperintah oleh Raja Muda Qi Jing Gong dengan Perdana Menterinya Yang
muridnya.
Usia 51 tahun sampai 55 tahun dia aktif dalam pemerintahan yang waktu itu
Raja Mudanya ialah Lu Ding Gong. Ia pernah menjabat sebagai Wali kota
Zhong Dou dan Menteri Pekerjaan Umum. Jabatan yang tertinggi dan
Si Kou).
Usia 56 tahun pada hari Dong Zhi meninggalkan negeri Lu dan mulai
Rohani Tuhan). Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah mengutusNya sebagai
Nabi Segala Masa, Yang Lengkap, Besar dan Sempurna (Ji Da Cheng). Ia
Tahun 482 SM Yan Hui, murid yang termaju dan diharapkan menjadi
Para Raja Muda Lu yang memerintah selama masa hidup Khonghucu ialah:
Peninggalannya[sunting | sunting sumber]
muridnya.
pertama, yaitu:
Merupakan kumpulan tulisan yang terdiri dari 305 puji-pujian dalam berbagai
tanpa teks. Kumpulan tulisan ini umumnya berasal dari masa awal dinasti Zhou,
sebelum Kong Zi
– 621 SM)
menggunakan Oktogram.
Dinasti Han, namun pada masa perkembangannya ada beberapa bab yang
murid-muridnya.
Tao merupakan inti pokok dari semua pemikiran Cina. Kitab ini disusun
oleh Tzu Ssu (492 – 431 SM) yang merupakan cucu dari Kung Fu Tze
Berisi tentang Ajaran-ajaran Agung Kung Fu Tze. Kitab ini disusun oleh
Tseng Tzu (505-436 SM), dari Tseng Tzu inilah terus berkelanjutan ke
murid lainnya, termasuk Tzu Ssu (492-431 SM) turut andil dalam
menulis ujaran Kung Fu Tze yang juga merupakan guru dari Meng Tzu.
Agung.
kenabianNya.
Falsafah Dasar
1. Tian
Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami
2. Xing
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian
ciptaannya. Manusia sulit mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu;
maka manusia harus dibimbing dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap
(perikemanusiaan).
3. Ren
Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia)
dan Shu (solidaritas). Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian
(lit. setia kepada Tuhan), yaitu berserah diri ,lahir dan batin kepada Tuhan. Shu
merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama
lain juga tegak; jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".
Xuan Wu
Hu yang diberkati dalam nama Xuan Wu
Xuan Tian Shang Di adalah salah satu dewata Tao yang berlevel tinggi dan
merupakan salah satu dewa yang paling banyak disebut di China. Ia dipuja
melakukan sihir yang hebat. Ia sering dipuja oleh praktisi ilmu bela diri dan
Hokkien) melarikan diri dari Hebei menuju selatan pada masa Dinasti Song,
Xuan Tian Shang Di juga banyak dipuja di Provinsi Fujian dan Guangdong
(yang akhirnya dibawa oleh para imigran China dari kedua provinsi tersebut ke
disanalah Xuan Tian dinyatakan sebagai salah satu imortal (roh suci).
Xuan Tian Shang Di memiliki beberapa nama atau gelar sebagaimana yang
Kantonis: Yuen Tin Sheung Tai; lit. Kaisar Tinggi Surga Misterius).
3. Xuan Wu (Hanzi: 玄武; lit. "Ksatria Gelap/ Misterius ") atau Xuan Wu
Kultus
"mudra tiga gunung "[2] yang menyerupai mudra Kwan Im, dan tangan kanannya
memegang sebilah pedang yang konon merupakan pedang milik Lü Dong Bin
mengenakan sepatu; kaki kanannya menginjak seekor ular sementara yang kiri
Pada zaman Dinasti Song, secara resmi huruf Xuan diganti Zhen, dan sebutan
Kedudukan
Kedudukan Xuan Tian Shang Di di kalangan Dewa Langit sangat tinggi, berada
kekuasaan di Langit bagian Utara dan menjadi pemimpin tertinggi para Dewa di
kawasan tersebut. Ia merupakan salah satu dari Si Tian Shang Di atau Empat
Setelah Dinasti Ming jatuh dan digantikan Dinasti Qing dari Manzhu,
pemerintah yang baru berusaha menurunkan wibawa Xuan Tian Shang Di yang
merupakan dewa pelindung negara dinasti yang terdahulu. Muncullah versi baru
asal usul Shang Di Gong sebagai tukang jagal yang bertobat (kisah tukang jagal
yang bertobat merupakan salah satu dongeng agama Buddha yang kemudian
politik, yaitu melenyapkan dan mengikis habis sisa-sisa pengikut Dinasti Ming
hanya ada satu kuil untuknya yang dibangun, yaitu Lao Gu Shi Miao di Tainan
(Taiwan Selatan).[1]
Sebenarnya para kaisar Manzhu sangat menghormati Xuan Tian Shang Di. Hal
itu dibuktikan dengan dibangunnya kuil pengormatan khusus untuk Xuan Tian
Persinggahan di Chengde.
Pengaruh Buddhisme
Buddhisme di China; demikian pula sebaliknya. Kisah asal usul Xuan Tian
Shang Di juga mengalami modifikasi pada masa Dinasti Qing yang melibatkan
Xuan Tian Shang Di terkadang digambarkan bersama dua jenderal yang berdiri
di sampingnya. Mereka adalah Jenderal Wan Gong (萬公) dan Jenderal Wan
Ma (萬媽) (atau Jenderal Zhao dan Jenderal Kang[1]). Sebagian besar kuil yang
didedikasikan untuk Xuan Tian Shang Di juga memiliki altar untuk mereka.
China Daratan
Wu Dang Shan atau Pegunungan Wudang adalah gunung suci bagi para
dewa pelindung kerajaan pada masa Dinasti Ming. Kuil-kuil yang terkenal
adalah[1]:
Pengunungan Wudang.
Yu Zhen Gong dibangun pada tahun Yong Le ke-15, terletak di kaki utara
Pegunungan Wudang. Kuil ini memiliki altar untuk Zhang San Feng
memiliki arca perunggu Xuan Tian Shang Di karya Guru Ji, seorang
itu juga terdapat patung logam kura-kura yang dililit oleh ular, yang
Hong Kong
memiliki arti Kaisar Utara, ulang tahunnya dirayakan pada tanggal 21 April. Di
Kuil Yuk Hui (Kuil Pak Tai), No. 2 Lung On Street, Wan Chai (tergolong
Kuil Pak Tai, No. 146 Ma Tau Wai Road, Hung Hom (tergolong
Kuil Yuk Hui (Kuil Pak Tai), Pak She Street, Cheung Chau (tergolong
Kuil Sam Tai Tsz dan Pak Tai, Nos.196 dan 198 Yu Chau Street,Sham
Kuil Tam Kung dan Tin Hau, No. 9 Blue Pool Road, Wong Nai Chung
(Lembah Bahagia).
Kuil Yuen Kwan Yi Tai (Kuil Pak Tai), Yuen Long Kau Hui (tergolong
Daftar festival:
Tai.
Taiwan
Pada masa kekuasaan Zheng Cheng Gong di Taiwan (akhir Dinasti Ming),
banyak kuil Shang Di Gong didirikan dengan tujuan untuk menambah wibawa
tentara. Oleh karena itu, kuil Shang Di Miao tersebar di berbagai tempat di
Singapura
Xuan Tian Shang Di merupakan salah satu dewa yang paling banyak dipuja
oleh masyarakat China di Singapura yang menganut agama Taoisme. Hari ulang
tatung yang ikut memeriahkan jalannya festival.[6] Kuil Wak Hai Cheng Bio di
Philip Street terkenal akan pujaannya kepada Xuan Tian Shang Di.[1]
Malaysia
Kuil-kuil utama yang memuja Xuan Tian Shang Di di Malaysia seringkali juga
memiliki altar untuk Jenderal Wan Gong dan Jenderal Wan Ma. Masyarakat
Pokok Mangga dan Batu Berendam memiliki iman yang mendalam terhadap
Indonesia
Di Indonesia, hampir setiap klenteng menyediakan altar untuk Xuan Tian Shang
penanggalan Imlek.[1]
Umat yang memuja Gongzu Chen Fu Zhen Ren, terutama di TITD De Long
diletakkan dalam ruangan yang sama, di sisi kanan altar Chen Fu Zhen Ren.
Xuan Tian Shang Di merupakan tubuh penjelmaan dari Guan Shi Thian Cun
dan merupakan bagian dari diri Maha Guru tersebut. Ia menyerap hawa intisari
matahari, masuk ke dalam kandungan wanita Sian Ceng Hujin dari negeri Jing
tersebut.[7]
Saat berusia 10 tahun, ia sudah dapat memahami semua kitab yang ada pada
sebuah gunung terpencil untuk memperlajari Tao. Giok Ceng Seng Cow Chi Hi
Pada masa jatuhnya Dinasti Shang, sesosok Raja Iblis (Kui Sin) menghancurkan
dunia. Dewa Tao Yuen Chi Tin Chuen (元始天尊) menyuruh Kaisar Giok
Setelah pertempuran yang dahsyat, Kui Sin berubah menjadi kura-kura dan ular
Xuan Tian Shang Di.[7] Pada Kuil Pak Tai di Hongkong, kura-kura dan ular
mengalahkan kejahatan.[4]
perlindungan Xuan Tian Shang Di, ia dapat terhindar dari kejaran pasukan
Nanjing dan Gunung Wudang. Semenjak saat itu, Pegunungan Wudang menjadi
meluas ke seluruh negeri dan hampir di setiap kota besar ada kuil yang
Menurut versi Dinasti Qing, Xuan Wu sebenarnya adalah seorang tukang jagal
yang telah menyembelih banyak hewan tanpa belas kasihan. Lama kemudian, ia
Suatu hari ia membantu seorang wanita yang melahirkan. Saat mencuci pakaian
wanita tersebut yang dipenuhi darah pada sebuah sungai, empat huruf "Xuan
berubah wujud menjadi Dewi Kwan Im. Ia merasa sangat kotor dan segera
menjadi hitam dan keruh, tetapi beberapa saat kemudian menjadi jernih. Namun
lambung dan usus tersebut hilang terbawa arus sungai. Kaisar Giok merasa
berwelas asih melihat ketulusan serta tekadnya untuk membersihkan diri dari
dosa-dosa sehingga menganggkatnya menjadi sesosok makhluk abadi yang
Setelah dia menjadi makhluk suci, lambung serta ususnya yang selama ini
menyerap sari pati tanah berubah menjadi siluman kura-kura dan ular. Mereka
menyerang manusia dan tidak ada yang dapat menghentikan. Akhirnya Xuan
Terdapat sebuah peninggalan yang memiliki kaitan dengan Xuan Tian Shang
Di, yaitu sebuah seumur yang dinamakan Mo Zhen Jing atau sumur tempat
mengasaj jarum. Konon pada saat Xuan Wu sedang bertapa di Gunung Eudang,
melewati sumur itu. Di sana ada seorang wanita tua yang sedang mengasah
batangan besi. Xuan Wu yang merasa heran bertanya kepada nenek itu, apa
tujuannya mengasah alu besi. Nenek itu tertawa sambil menjawab bahwa ia
sedang membuat jarum untuk menyulam dengan cara mengasah alu besi sedikit
demi sedikit. Xuan Wu tersadarkan oleh ucapan nenek tersebut dan kembali ke
minum, ia merasakan usus dan lambungnya sedang bertengkar. Rasa lapar yang
kekuatan gaib dan berubah menjadi kura-kura dan ular. Keduanya menyelinap
turun gunung untuk memangsa ternak serta manusia. Zhen Wu yang telah
dengan tali wasiat sehingga leher ular menjadi lebih kecil dari tubuhnya hingga
saat ini.[1]
Setelah ditaklukkan, kedua siluman itu diberi pangkat Er Jiang atau "Dua
memerintahkan sang ular melilit erat-erat tubuh kura-kura agar segala benda
mereka. [1]
Kultur Populer
langit utara yang memiliki dua jenderal bawahan, yaitu "Jenderal Kura-
Kura " dan "Jenderal Ular ". Ia memiliki sebuah kuil di Pegunungan
Ular yang dipisahkan oleh sebuah sungai di Wuhan, ibu kota Hubei.
Xuan Wu merupakan karakter utama dalam serial fantasi populer karya
Kylie Chan: The Dark Heavens Trilogy dan the Journey to Wudang
Trilogy.
Fu De Zheng Shen
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Ceng Sin; lit.="dewa bumi atas kemakmuran dan jasa"[1]) adalah salah satu
dewa dalam panteon agama tradisional China yang seringkali dianggap sama
atau merupakan nama resmi dari dewa bumi Tu Di Gong. Pemujaan keduanya
sebenarnya memiliki latar belakang serta lingkup yang berbeda. Selain itu,
karena merupakan salah satu dewa yang tertua usianya, ia juga sering disebut
Dewa ini memiliki wewenang dalam mengatur rejeki pada manusia sehingga
biasa dipuja oleh orang yang mengharapkan rejeki yang lancar dan usaha yang
Daftar isi
Legenda
Zhang Fu De
seseorang yang pernah hidup pada zaman Dinasti Zhou, pada masa
Hok Tek). Ia lahir pada tahun 1134 SM, pada tahun ke-2 pemerintahan Zhou Wu
Wang, tanggal ke-2 bulan ke-2 Imlek. Sejak kecil, Zhang Fu De sudah
berumur 7 tahun, ia telah belajar ilmu sastra Tionghoa kuno, lincah, pintar, taat
perintah orang tua, jujur, senang menolong fakir miskin, dan supel dalam
pergaulan.[6]
rakyat. Ia selalu menolong yang miskin tanpa pernah absen; rakyat sangat
mencintainya. Ia meninggal pada usia 102 tahun pada tahun 1042 SM, pada
generasi kedua kekaisaran Dinasti Zhou. Setelah tiga hari meninggal, wajahnya
sama sekali tidak berubah sehingga masyarakat yang melayat menjadi terkejut.
Para penduduk tidak pernah melupakan semua perbuatan baik yang telah ia
lakukan.[5][6]
Jabatannya digantikan oleh seseorang yang bernama Wei Chao. Wei Chao
adalah seorang tamak dan rakus serta kejam. Dalam menarik pajak, ia tidak
inilah kemudian muncul gelar Fu De Zheng Shen yang dianggap sebagai Dewa
Bumi.[4]
empat buah batu bata untuk membuat sebuah kuil kecil untuknya; tiga bata
untuk tembok dan yang satu untuk atap, memberi tulisan Fu De zheng Shen di
dalamnya, dan meletakkan sebuah tempayan kecil yang pecah untuk tempat
memasang hio. Setiap hari mereka berdoa di sana. Wei Chao yang mengetahui
hal tersebut tertawa dan mengejek mereka, tetapi keluarga tersebut berkata,
"Ada uang, tinggal di gedung besar; tidak punya uang tidak punya rumah,
Zhang Ming De
sederhana pada sebuah rumah tangga pemilik tanah yang kaya-raya. Tuan
perjalanan, tiba-tiba turun badai salju dan gadis tersebut hampir meninggal
sendiri meninggal. Tak lama setelah kematian Zhang, di langit muncul enam
Sebelum akhir masa Dinasti Zhou, ia dikenal sebagai Hou Tu, tetapi kini lebih
Kultus
Fu De Zheng Shen digambarkan sebagai seorang pria tua yang tersenyum
atas (sejajar dengan ketinggian altar-altar dewa-dewi yang lain), sementara altar
ditempatkan di bawah altar dewa yang lain. Klenteng yang membedakan altar
untuk Fu De Zheng Shen dan Tu Di Gong misalnya adalah TITD De Long Dian
di Rogojampi, Banyuwangi.
Tu Di Gong adalah para dewa bumi yang menguasai tanah (area) lokal,
atau tanah. Makam China biasanya selalu memiliki sebuah bangunan kecil di
Berbeda dengan Tu Di Gong, Fu De Zheng Shen hanya satu sosok dewa saja. Ia
yang lain (sejajar kepala atau dada manusia dewasa) dan tidak memiliki koneksi
dengan pemakaman.
Pada masa kuno, hanya para pejabat pemerintah yang diperbolehkan untuk
membangun kuil pemujaan kepada tatanan para dewata. Masyarakat awam tidak
merupakan petani atau penggarap sawah yang miskin itu membuat papan dari
tanah liat kemudian meletakkan di tanah sebagai media untuk berdoa. Itulah
sebabnya altar untuk Tu Di Gong diletakkan di atas tanah, sementara altar untuk
Pemujaan kepada Dewa Bumi biasanya dilakukan sehabis panen raya, dimana
para petani bersyukur atas rejeki yang diperoleh dari hasil panen tersebut. Pada
zaman Dinasti Shang (1783–1134 SM), seorang penasihat agung kaisar
bernama Ie In (Ou Hing atau A Hang) memberikan makna pesta panen raya
(Hok/ Fu) dalam kebajikan (Tek / De) dengan tetap menegakkan (Ceng/ Zheng)
nilai-nilai rohani (Sin / Shen). Makna atau istilah ini kemudian menjadi populer
dewa rejeki, yang seolah-olah berbeda atau lain sama sekali dengan Tu Di
Gong.[7]
bergabung dengan altar dewa lainnya. Biasanya altar Dewa Harimau selevel
bumi"). Karena altarnya biasa diletakkan di bagian bawah, ia juga diberi gelar
"Jenderal altar bawah").[1] Di Kota An Ping yang sering terkena banjir, altar Hu
Jiang Jun diletakkan di atas altar sehingga disebut Tian Hu (天虎, lit. "Harimau
langit").[2]
dengan dewa tertentu karena memiliki sifat yang garang sehingga dijadikan
bawah ini.[3]
Nomo
Nama Postur Arti menurut Taoisme
r
Xia Tan
Arca ini diletakkan di bawah altar dewa
Jiang Menghadap
utama sebagai pelindung kuil, kelompok,
01 Jun bawah dengan
atau para pendeta. Mereka membantu
(下山開 mulut terbuka
ritual untuk membantu manusia.
嘴)
shàng
shān bì Menghadap
Dewa Harimau bahagia yang mudah
04 zuǐ atas dengan
memberi berkah kepada manusia.
(上山閉 mulut tertutup
嘴)
dūn zuò
頭虎爺)
Bai Hu Jiang
Jun
01 Putih Zhang Daoling
Bi Hu Ye (碧虎
爺)
Wu Hu Jiang
Jun
02 Hitam Zhao Gong Ming
Hei Hu Ye (黑虎
爺)
Tu Di Gong
Xu Xun (許遜)
Dewa Thay Siang, yang diwujudkan dalam diri Li Er alias Li Dan alias Lao Tse
Lao Tse atau Lao Zi dilahirkan pada tahun 604 SM, dengan nama Lie Djie (Li
Er). Konon menurut cerita, sejak dilahirkan memang rambut dan alis Lie Djie
sudah putih semua, mirip orang tua. Menurut buku Lao Zi Nei Zhuan (kisah-
kisah Lao Zi), disebutkan bahwa Tai Shang Lao Jin menjelma sebagai Li Er,
alias Bo Yang atau Zhong Er, berasal dari negeri Zhu. Ibunya menjadi hamil
setelah intisari hati matahari yang berupa bintang, masuk ke dalam mulutnya.
bawah pohon Li, dengan melewati ketiak kiri ibunya. Karena pada waktu lahir
ia sudah terlihat tua, maka ia kemudian disebut Lao Tse (Lao Zi - si anak tua).
Disebutkan pula bahwa ia bermuka warna emas, dan darahnya berwarna putih.
Telinganya berlubang tiga, sehingga ia sering juga disebut dengan nama Lao
Dan. Lie Djie tinggal di kota Lo Yang dan setelah dewasa bekerja sebagai
yang berisi 5.000 huruf. Suatu hari, saat ia berniat meninggalkan hidup duniawi
dan pergi bertapa. Ia memberikan kitab Tao Te Cing tersebut kepada kawan-
kawannya sebagai kenang-kenangan. Kitab Tao Te Cing ini kelak menjadi salah
satu kitab suci Taoisme. Loa Tse pergi meninggalkan kota dengan mengendarai
Berkat kegigihannya dalam berlatih, Lao Tse akhirnya mencapai kedewaan, dan
terkenal sebagai Thay Siang Lo Kun (Maha Dewa Thay Siang). Ia mendapat
Dalam cerita klasik See Yu Ki (Xi You Ji) atau kisah perjalanan ke barat,
diceritakan bahwa Thay Siang Lo Kun membuat pil dewa. Pil-pil tersebut dicuri
Sebenarnya tokoh Taoisme selain Thay Siang Lo Kun, juga ada Thio Thian Su
(Zhang Tian Shi) dan Leng Koan Tiang Kun (Ling Guan Tian Jun). Tetapi Lao
Tse yang merupakan perwujudan dari Thay Siang Lo Kun, lebih dikenal oleh
masyarakat umum.
Ajaran Tao sendiri sebenarnya sudah diterapkan sejak jaman Hwang Te (Huang
Di) sekitar tahun 2697 SM – 2597 SM. Dari jaman Hwang Te inilah mulai
Arca Thay Siang Lo Kun biasanya ditampilkan sebagai seorang tua sesuai
berwarna putih atau kuning cerah dan satu tangan memegang kipas. Biasanya
didampingi dengan Ji Long Sin (Er Lang Shen) dan Kiu Thian Hian Li (Jiu Tian
seorang tua yang mengendarai seekor kerbau. Kerbau ini asalnya adalah
ditaklukkannya.
GUAN KONG
Guan Yu dalam novel Kisah Tiga Negara[sunting | sunting sumber]
rakyat jelata bertemu di kabupaten Zhuo. Mereka adalah Liu Bei, Guan Yu dan
Zhang Fei, yang memiliki hasrat yang sama untuk berjuang membela negara
kebun persik yang terletak di halaman belakang rumah milik Zhang Fei. Liu Bei
Tiongkok dikuasai oleh Dong Zhuo, Liu Bei dan kedua saudaranya bergabung
dalam angkatan perang Gongsun Zan. Gongsun sendiri saat itu ikut dalam suatu
membunuh 4 perwira pasukan koalisi, yaitu Bao Zhong, Zu Mao, Yu Shen dan
Pan Feng. Guan Yu yang hanya seorang pemanah berkuda menawarkan diri
untuk mengalahkan Hua Xiong. Saat tak ada pemimpin koalisi yang percaya,
Kedua istri Liu Bei harus dilindungi dan diberi penghidupan yang layak
Guan Yu akan segera meninggalkan Cao Cao setelah tahu keberadaan Liu
Bei
Dengan kondisi itu, Guan Yu dapat menyerah tanpa melanggar sumpah saudara.
hadiah, yang hampir semuanya ia kembalikan ke Cao Cao kecuali kuda merah,
mengakibatkan hubungan Yuan Shao dan Liu Bei–yang saat itu berlindung pada
Yuan Shao. Pada saat yang bersamaan, Guan Yu yang mengetahui di mana Liu
Guan Yu pergi.
Diawali dengan mengawal kereta yang membawa kedua isteri Liu Bei melewati
oleh Kong Xiu yang menolak memberi izin tanpa surat resmi dari Cao Cao.
Guan Yu, tetapi kuda Guan Yu lebih cepat dan Meng Tan tewas terbelah golok
Guan Yu. Saat itu Han Fu berhasil memanah lengan Guan Yu. Tanpa takut,
rencana Wang Zhi dan membantu Guan Yu melarikan diri. Saat dikejar, Guan
Akhirnya rombongan Guan Yu tiba di tepi selatan sungai Kuning. Saat hendak
Dun yang tetap tidak ingin memberi jalan pada Guan Yu sampai Zhang Liao
Saat itu Liu Bei sudah pindah ke Runan. Di akhir perjalanan, Guan Yu bertemu
Zhang Fei yang murka pada Guan Yu karena menduga ia telah berkhianat.
keponakannya.
Sangharama Bodhisattva adalah gelar atau sebutan lain untuk jendral ini.
Jenderal yang sangat gagah dan setia ini menjadi pengikut Buddha setelah
bertemu dengan seorang bhiksu bernama Pu Jing di gunung Yuquan. Saat itu
kepalanya kau tebas berteriak?" Guan Yu lalu sadar dan berlindung kepada
Hedong dan pernah menjadi buron di distrik Zhuo. Saat Liu Bei mengumpulkan
pasukan di desanya, Guan Yu dan Zhang Fei membantunya untuk melawan para
bersama dalam satu atap bagaikan saudara. Saat Liu Bei membunuh Che Zhou,
Pada tahun ke-5 JianAn (200 M), Cao Cao menguasai wilayah Liu Bei dan Liu
Bei mencari suaka pada Yuan Shao. Cao Cao berhasil menangkap Guan Yu dan
Yan Liang sedangkan pasukan Yuan Shao mundur dari pertempuran. Guan Yu
Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu
untuk menemui dan membujuknya. Jawab Guan Yu, "Saya sangat memahami
penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun jendral Liu (Bei) juga telah
bersamanya dan tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini
selamanya, tetapi saya mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk
membayar kebaikan Cao Cao." Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada Cao Cao
yang terkesan dengan kebaikannya. Melihat Guan Yu membunuh Yan Liang,
menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi menyusul Liu Bei. Cao Cao
Tak lama Liu Bei bergabung dengan Liu Biao. Saat Liu Biao meninggal, Cao
Cao mengamankan Jingzhou dan Liu Bei harus mengungsi ke selatan. Liu Bei
di Jiangling. Cao Cao mengejar sampai ke jembatan Changban sehingga Liu Bei
Cao Cao, hingga Cao Cao menarik mundur pasukannya. Liu Bei kemudian
Saat Liu Bei menentramkan Yizhou, dia mengutus Guan Yu untuk menjaga
perang, lebih kuat dan berani dari kebanyakan orang, seorang pahlawan yang
dapat menandingi Qing atau Peng dan dapat menjadi tandingan Zhang Fei yang
hebat, tetapi dia bukan yang dapat menandingi Sang Jendral Berjanggut Indah"
(yaitu Guan Yu). Guan Yu bangga membaca surat itu dan menunjukkannya
Guan Yu pernah terkena panah pada lengan kirinya, walaupun lukanya sembuh,
tetapi tulangnya masih terasa sakit terutama pada saat hawa dingin ketika hujan
turun. Seorang tabib bernama Hua Tuo berkata "Ujung panahnya diberi racun,
lengan dan mengikis tulang yang terinfeksi racun sebelum menjadi parah di
proses itu berlangsung, Guan Yu menengguk arak, bersenda gurau dan bermain
Garis Depan). Pada tahun yang sama, Guan Yu memimpin tentaranya untuk
membantu Cao Ren. Saat itu musim dingin dan hujan turun teramat derasnya
sehingga meluapkan air sungai Han. Akhirnya ketujuh pasukan yang dipimpin
mengeksekusi Pang De. Perampok daerah Liang yaitu Jia dan Lu direkrut oleh
pasukan Guan Yu yang terkenal kuat. Sima Yi menolak ususlan itu dan
Yi menyusun strategi dan mengirim utusan kepada Sun Quan, memohon agar
penolakan itu dan menyimpan dendam terhadap Guan Yu. Hal inilah yang
Disamping itu ada juga hal lain yang turut memperlemah posisi Guan Yu dalam
Shiren, yang bertugas di Gong An, yang menjadi bagian dari pasukan Guan Yu
Shiren hanya ditugaskan untuk menjaga suplai persediaan makanan dan senjata
di garis belakang dan tidak terlibat sama sekali dalam setiap peperangan. Isu
hukuman kepada mereka setelah kembali dari medan perang. Mendengar berita
gempuran pasukan Guan Yu; Guan Yu tidak berhasil dalam misinya untuk
menaklukkan Cao Cao dan akhirnya mundur, akan tetapi pasukan Sun Quan
pasukan Guan Yu. Hal ini membuat perpecahan di dalam pasukan Guan Yu.
Ping di Lingju.
Dian Lue: Ketika Guan Yu mengepung kota Fan, Sun Quan mengirim utusan
mengirimkan pegawai sipil berpangkat tinggi kepada Guan Yu. Guan Yu kesal
ia mencela "Jika kalian gurita kecil berani menyerang kota Fan, tidakkah kau
kecurigaan berlebihan antara keduanya akan kepentingan satu sama lainnya. Ini
kapal besar dan rakyat jelata yang menyamar sebagai pedagang diperintahkan
untuk mengayuh kapal tersebut." Jika memang ada niat baik untuk membantu
(7)Shu Ji (Buku Shu): Guan Yu dan Xu Huang adalah teman dekat dan saling
kepala Guan Yu akan dihadiahkan seribu keping uang emas!" Guan Yu terkejut
dan bertanya "Kakak, mengapa kau berbicara seperti itu?" Jawab Xu Huang,"Ini
dan menangkap Guan Yu serta putranya, Guan Ping. Sun Quan ingin keduanya
Pei Song Zhi: Hamba ingin menegaskan Buku Wu, yang mengatakan Sun Quan
kemudian dieksekusi mati di tempat. Jarak antara Lin Ju dan Jiangling sekitar
200 sampai 300 mil, sehingga Guan Yu tidak mungkin dibiarkan hidup sampai
Wi) mengatakan "Sun Quan mengirim kepala Guan Yu ke Cao Cao saat
(9)Shu Ji (Buku Shu): Saat Guan Yu bertolak ke kota Fan, ia bermimpi seekor
babi hutan menggigit kakinya. Yu Zi Ping berkata "Kau akan hancur pada tahun
melawan Wu dan Wei.
zaman dan postur tubuh, serta jenis kelamin dari Guan Yu. Guan Yu dikenal
sebagai Kanu Unchou pada anime seri Ikkitousen ini. Ditemani juga oleh 2
panglima terdekatnya Ryuubi Gentoku (Liu Bei) dan Chouhi Ekitoku (Zhang
Fei).
Walau terkesan aneh, namun menurut cerita anime Ikkitousen, Sousou Motoku
Sebagian kecil manfaat dari membaca Ta Pei Cou (Maha Karuna Dharani) :
1. Dapat membuat hati kita lebih Damai dan Pikiran lebih jernih & terang.
Ketulusan. Cobalah dan rasakan setelah pembacaan Ta Pei Cou hati kita
menjadi lebih tenang dan kita akan lebih mudah menyelesaikan masalah yang
kita hadapi.
Contohnya : Bila hati kita sering iri hati, serakah, terkena guna-guna, dsb,
bacalah Ta Pei Cou dengan tulus secara terus menerus serta melimpahkannya
berubah (iri hati menjadi simpati, serakah menjadi gemar beramal), dan kita
Contohnya : Bila kita percaya dan penuh keyakinan selalu membaca Ta Pei
Cou, maka jiwa, pikira,n dan hidup kita menjadi lebih tenang sehingga akhirnya
Contohnya : Jika rajin membaca Ta Pei Cou maka kebahagiaan akan selalu
menyertai kita dan pancaran wajah kita akan berseri-seri. Misalnya kita punya
toko ataupun mereka yang bekerja. Jika kita membuka toko dengan wajah
dan merasa nyaman berbelanja di tempat kita sehingga akhirnya rejeki yang
Contohnya : Di kehidupan lampau kita sering mencuri barang milik orang lain
sehingga mengakibatkan kita hidup miskin & susah. Untuk mengurangi karma
buruk kita tersebut, selain rajin berdana, perbanyaklah membaca Ta Pei Cou
sehingga lambat laun karma buruk kita berkurang dan keberuntungan menyertai
kita.
Contohnya : Bila daya ingat kita kurang atau sulit untuk menghafal suatu
pelajaran maka dengan membaca Ta Pei Cou daya ingatan kita akan menjadi
diri serta lari dari keyakinan kita maka kita akan mudah terbujuk rayuan dan
akhirnya meragukan Dharma. Jika rajin membaca Ta Pei Cou maka masalah
kita.
9. Dapat terhindar dari rasa ketakutan yang berlebihan dan terhindar dari segala
Contohnya : Jika kita takut akan kegagalan hidup, dengan membaca Ta Pei Cou
kerisauan kita akan suatu masalah yang belum kita hadapi akan hilang. Jika
Tambahan :
Dengan banyak membaca Ta Pei Cou, di atas kepala kita akan ada Dewa
Pelindung (Kui Jin) yang akan melindungi kita dari segala macam mara bahaya
dan kesulitan hidup. Pembacaan Ta Pei Cou disertai pemercikan air tirta akan
membawa banyak manfaat bagi makhluk yang tidak terlihat, terutama bagi
makhluk yang ganas, dengan air tirta mereka tidak lagi menjadi ganas.
Kebajikan ( De 德 ) 17.04
Untuk keperluan siapa saja yang dalam keadaan bahaya / jiwanya sedang
terancam, maka dengan membaca mantra "KOO ONG KUAN SEE IM KENG"
ini sebanyak 1000 kali atau lebih, maka pasti akan terhindar dari segala bahaya
Harap diingat! Walaupun telah membaca mantra ini dengan tekun dan sabar,
keributan di dalam rumah tangga, kehilangan barang, Orang tua atau anak sakit,
dll.
Semua ini tidak membahayakan, tetapi hanya merupakan ujian bagi diri kita
untuk tetap percaya / tidak kepada mantra ini. selain itu ada lagi kegunaan
lainnya, tergantung apa yang ingin kita mohon di dalam Doa, seperti misalnya :
kebahagiaan.
Bila setelah membaca Doa KOO ONG KUAN SE IM KENG ini anda pasti
terhindar dari segala mara bahaya, asal pada waktu membaca doa ini jangan ada
faktor paksaan, jikalau ada faktor paksaan dari luar atau dari diri sendirir
Pembacaan Keng / Doa ini sebaiknya tengah malam, selewat pukul 12.00 dan
Jika anda sabar dan menekuninya niscaya keinginan / maksud; tujuan anda pasti
tercapai, tetapi jangan lupa pasti banyak godaannya. Karena segala sesuatu
Semoga Doa Koo Ong Kuan See Im Keng ini dapat berguna bagi umat manusia
yang membutuhkannya.
Dan jangan lupa baca : " OM MANI PADME HUM ". ( 3, 5, 7, 9, atau 21 kali
Tata Cara Sembahyang kepada Kuan Yin Sewaktu membaca Mantra Ko Ong
tersebut.
PEEK I KUAN IM TAY SU SIN CIU Doa kuan See Im Pho Sat dalam pakaian
warna putih, doa ini dapat dibaca setiap hari minimum sebanyak 3 kali didepan /
dihadapan patung Kuan See Im Pho Sat.
(KUAN IM HUT CO) dan khusus hanya dibaca pada hari SEJIT KUAN IM
HUT CO.
Syair / Pantun Pujian Syair / Pantun ini merupakan nyanyian pujian kepada Para
Sejarah mengenai Koo Ong Kuan Se Im Keng dan bukti keampuhan Keng /
Mantra ini. Dahulu kala di jaman "Tjian Ngo Thay Thong Gui" ada seorang
Koancu bernama Kho Hwan, yang tabiatnya sangat kejam. Suatu ketika seorang
bernama Sun Keng Tek akan dihukum mati karena melanggar hukum negeri.
Walaupun dalam kesusahan, ia selalu membaca dan sujud pada kitab "Kuan Im
itu. lebih baik bacalah "KOO ONG KUAN SE IM KENG" hingga 1000 jurus,
pasti akan membebaskan kamu dari segala bahaya dan hukuman atas dirimu.
Jawab Sun Keng Tek : Bagaimana saya dapat memperoleh kitab tersebut,
Kemudian oleh Hwee Sio, Sun Keng Tek diberi pelajaran "KOO ONG KUAN
tidurnya ia tak lupa akan pelajaran yang diberikan oleh Hwee Sio dan dengan
membaca 900 jurus, saat hukuman matinya tibalah. Kho Hwan menitahkan
Didalam perjalanan Sun Keng Tek sangat gelisah dan bertanya pada penjaga :
Penjaga itu berkata : "Untuk apa" dan dijawab oleh Sun Keng Tek bahwa dalam
mimpinya ia diajari oleh seorang Hwee Sio untuk membaca hingga 1000 jurus
badan Sun Keng Tek kebal. Malah goloknya yang patah tiga.
Ketika Kho Hwan diberitahu ia sangat terkejut dan heran. Dipanggilnya Sun
Keng Tek dan bertanya : "Kau pakai ilmu apa hingga badanmu menjadi kebal?"
Jawab Sun Keng Tek bahwa ia tak punya ilmu apa-apa. hanya sewaktu dalam
hingga 1000 jurus ajaran seorang Hwee Sio dalam mimpinya, pasti akan
supaya membaca Mantra tersebut 1000 jurus. Pada saatnya tiba hukuman mati,
ternyata semuanya selamat. Disitulah baru Kho Hwan percaya sepenuhnya dan
membujuk semua penduduk untuk membaca dan sujud pada "KOO ONG
KUAN SE IM KENG"
Seorang dari bilangan Hang Ciu bernama Teng Tai berumur 50 tahun tapi belum
mempunyai anak. Suatu ketika ia bertemu dengan seornag Hwee Sio yang
memberikan sebuah kitab suci kepadanya yaitu " KOO ONG KUAN SE IM
KENG" serta berpesan untuk membaca dengan sungguh - sungguh maka segala
niatnya akan terkabul. kemudian Teng Tai pun membaca siang dan malam, serta
menyuruh mencetak buku ini sebanyak 1300 buku kitab suci "KOO ONG
KUAN SEE IM KENG" untuk dibagikan kepada orang lain. Maka belum
setahun kemudian ia telah mendapat seorang putra yang pada umur 16 tahun
melarat sekali, kemudian bertemu Teng Kong yang memberi padanya Kitab
setengah tahun ia telah menjadi atau menjabat pangkat Hin Hwa Kwan.
Li It Beng dari Siang Hiang Teng Cun sejak kecil sudah ditinggal mati ayahnya.
sedangkan ibunya yang berumur 70 tahun sedang sakit berat tidak sembuh
meskipun telah makan rupa-rupa obat. Suatu hari ia bernaksud memanggil Sin
She di kampung Tong Kee. Dalam perjalanan ia mampir di Bio dengan maksud
ambil Chiam Si. Ketika itu di atas meja Kuan IM Phou sat terletak Kitab Suci
ini. Maka diambilnya kitab tersebut serta berkaul : Kalau penyakit ibuku
sembuh aku akan mencetak kitab ini sebanyak 1300 buku. Malam itu juga
untuk menyampaikan niatnya. Karena itu belum setengah bulan ibunya telah
Ek Seng dari Kang Lam telah beberapa kali gagal ujian, kemudian menyuruh
mencetak kitab ini 1000 buku maka setahun kemudian maksudnya tercapai.
Seorang saudagar bernama Ong Tian Sek dari Kang Lam, penumpang sebuah
menangis. Untung ada Ong Tian Sek yang memang sudah sering baca sampai
1000 jurus kitab ini, maka ombak menjadi reda.
Li Siao Teng, Hartawan dari Tang San meski telah berumur 70 tahun belum
mempunyai anak, cuma seorang cucu keponakan yang brumur 4 tahun dan
berpenyakitan. Setiap musim dingin sakitnya tambah berat dan segala macam
obat tidak menolong. Kemudian ia mendapat kitab ini, dan dibacanya tak bosan
bosan serta menyuruh membagikan kitab ini pada sesamanya, Belum setengah
tahun cucunya telah sembuh dan ia memperoleh seornag putra da nia mencapai
umur 98 tahun. Ketika anaknya berumur 16 tahun dan cucunya umur 20 tahun,
Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang
tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk
berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, dimana hari
tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu.
Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan
mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum ibu-ibu dan seluruh warga
negara lain) untuk menghormati pengorbanan ibu namun dengan nama Hari
dinamakan “ronde”) yang berbentuk bola terbuat dari tepung ketan (balls of
glutinuous rice) dan diberi warna merah, hijau dan putih. Masing-masing
berukuran kecil untuk dimakan bersama. Namun yang pertama dan yang utama
Tersebut adalah legenda seorang ibu yang mempunyai seorang anak laki yang
berprofesi sebagai tabib. Suatu hari sang anak ini berburu ramuan tumbuhan di
hutan dan ternyata keliru mengenali tumbuhan untuk pengobatan. Pada saat dia
Cinta sang ibu yang sedemikian besarnya membuatnya mencungkil kedua biji
matanya untuk diberikan kepada anaknya, sehingga buah hatinya dapat melihat
untuk membuat ramuan berbentuk bola yang terbuat tepung ketan. Dan sungguh
merupakan mujizat, setelah makan ramuan ini, atas kuasa dewata mata sang ibu
musim dingin yang dalam bahasa Inggris dinamakan “winter solstice”. Biasanya
pada tanggal ini cuaca dingin mencapai batas maksimal dan untuk
usia satu tahun dan memohon berkat rezeki dan keselamatan. Di beberapa
komunitas, hari onde ini merupakan reuni dari mereka yang mempunyai nama
marga yang sama (dalam bahasa kita disebut zhe) untuk bersama-sama saling
mempersembahkan ronde yang diberi warna yang menyala.
Entahlah apakah suatu kebetulan atau memang ada pertalian budaya, kita dan
China sama-sama merayakan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Kalau Anda
melihat di pasar banyak dijual ronde pada tanggal 22 Desember kemarin, ini
menyiratkan cara menghormat komunitas chinese pada sosok ibu yang diberi
nama dongzhi.