Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA HINDU

MEWUJUDKAN MASYARAKAT INDONESIA YANG SEJAHTERA

Disusun Oleh :

Ida Komang Putra Swarmahardika ,Nim : 2011031249


I Gede Aris Sanjaya ,Nim : 2013011037
Komang Bayu Merta ,Nim : 2013011053

1
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN AJARAN
2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kerukunan
Hidup Umat Beragama dengan sebaik baiknya dalam batas waktu yang sudah
ditentukan. Makalah Kerukunan Hidup Umat Beragama disusun teruntuk memenuhi
kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikan tugas dari Bapak Dosen Dr. I Ketut Yoda,
S.Pd., M.Or. Pada mata kuliah Agama Hindu di Universitas Pendidikan Ganesha.
Penuslis mengucapkan rasa terimakasih sebesar besarnya kepada Bapak Dosen Dr. I
Ketut Yoda, S.Pd., M.Or. karena telah memberikan kami banyak ilmu dan juga
wawasan agar dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterimakasih kepada
segala pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB 1
1.1 Latar belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan........................................................................................................5
BAB 2
2.1 Pengertian..................................................................................................................6
2.2 Cara mencapai Masyarakat Jagadhita.......................................................................6
2.3 Peranan umat hindu dalam mencapai masyarakat sejahtera.....................................7
2.4 Tanggung Jawab Umat Hindu dalam Mewujudkan HAM dan Demokrasi.............10
BAB 3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................................12
Daftar Pustaka.............................................................................................................13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan manusia pada hakekatnya, terwujud sebagai manusia bersifat sosial dan
manusia yang berbudaya. Menurut kodrat alam, manusia di mana-mana dan pada
zaman apapun juga selalu hidup bersama. Berbagai kondisi obyektif dan perjalanan
historis mengakibatkan manusia berusaha mengembangkan sistem sosial dan sistem
budayanya secara khas. Manusia sebagai individu mempunyai kehidupan jiwa yang
menyendiri, namun manusia sebagai makhluk social tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Coba kita perhatikan tayangan TV dan media cetak seperti surat kabar.
Kedua media tersebut amat banyak kita menyaksikan tayangan peristiwa-peristiwa
berbagai tindak kriminalitas dan amoral, seperti pembunuhan, memeras teman di
sekolah digunakan membeli obat-obat psikotropika, pornografi, pornoaksi,
perselingkuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan dll. Semua tayangan tersebut
ibarat pisau bermata dua, di satu sisi, pesan-pesan tayangan tersebut untuk
diwaspadai, jangan sampai menjadi korban dan jangan dilakukan pihak lain maupun
diri sendiri. Di sisi yang lain dapat juga mendorong seseorang untuk menirukan atau
melakukan perbuatan yang ditayangan tersebut. Menghadapi fenomena sosial
demikian, disamping realitas hidup di dalam masyarakat lokal, regional dan global,
maka peranan pendidikan budi pekerti sangat menentukan. Bila penanaman dan
penumbuh kembangan budhi pekerti dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh orang
tua dan keluarga di rumah, para guru di sekolah, dan tokoh-tokoh agama serta tokoh-
tokoh masyarakat, maka seorang anak ketika mencapai fase kedewasaan, akan menjadi
manusia yang berbudhi pekerti yang luhur, sangat dibanggakan oleh orang tua di
rumah, para guru di sekolah dan lingkungan masyarakatnya, namun bila sebaliknya,
anak-anak yang tumbuh menjadi
4 orang yang tidak memiliki kepribadian yang mantap,
mudah terkena pengaruh lingkungan yang buruk. Dalam kehidupan global dengan
sarana komunikasi yang sangat canggih, segala sesuatu yang terjadi di luar rumah dan
bahkan di luar negeri dapat dilihat melalui tanyangan TV, demikian pula media
elektronik seperti film termasuk internet dan sejenisnya yang memuat ceritra tentang
kriminalitas dan amoral sangat sulit dibendung dan tidak sulit untuk
mendapatkannya.Maka demikian makalah ini menampilkan peranan pendidikan budhi
pekerti sesuai ajaran Hindu. Kita banyak berharap semoga semua orang tua dan anak
menjadi dua kelompok yang bersinergi untuk mencapai tujuan hidup sesuai dengan
ajaran agama Hindu. Salah satu contoh tujuan ajaran Hindu adalah untuk mewujudkan
masyarakat yang Krtajagadhita,yakni masyarakat yang sejahtera, tentram dan damai,
karena di dalamnya anggota masyarakatnya sebagian besar dan hampir seluruhnya
berbudhi pekerti luhur. Nilai-nilai budhi pekerti sangat luas maknanya yang intinya
untuk kembali ke “sangkan paraning dumadi yang disebut dengan moksa, bersatunya
atman dengan paratmatman.

1.2 Rumusan Masalah

- Apakah pengertian dari masyarakat kerta jagadhita ?


- Bagaimana cara mencapai masyarakat kerta jagadhita ?
- Apa peranan umat Hindu dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera ?
- Apa tanggung jawab umat Hindu dalam mewujudkan HAM dan Demokrasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui pengertian Masyarakat Kerta Jagadhita


 Untuk mengetahui cara yang diamalkan dalam mencapai Masyarakat Kerta
Jagadhita
 Untuk mengetahui apa saja dan seberapa besarkah peranan umat Hinda dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera
 Untuk mengetahui apa tanggung
5 jawab umat Hindu dalam mewujudkan HAM dan
Demokrasi
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Masyarakat kerta jagaditha adalah masyarakat yang sejahtera. Pada hakekatnya
hampir semua masyarakat ingin mewujudkan Jagadhita (sejahtera), Kerta (aman) dan
Trepti (tertib).Jagadhita dimaksudkan disini meliputi wahyu yaitu kesejahteraan
lahiriah dan adyatmika yaitu kesejahteraan batiniah. Sarana untuk mewujudkan
jagadhita itu adalah melalui bekerja tekun dan giat membenahi diri dan membangun
diri meliputi pembangun dibidang fisik, pembangunan dibidang rohani, mental dan
perilaku. Pembangunan dibidang fisik akan mewujudkan kesejahteraan ekonomi dan
peralatan hidup, pembangunan dibidang rohani akan mewujudkan kesucian dan
ketenangan pikiran, pembangunan dibidang mental akan mewujudkan ketentraman dan
kenyamanan perasaan, dan pembangunan dibidang perilaku akan mewujudkan
ketertiban dan kedisiplinan, baik individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya di desa adat . maka dari itu adalah mutlak perlu diciptakan suatu: trepti ring
tata parhyangan (tata tertib dalam tata prahyangan), trepti ring tata pawongan (tata
tertib dalam perilaku manusianya) dan trepti ring palemahan ( tertib dalam pemakain
tanah desa dan sesuai dengan aturan yang berlaku) di desa adat yang bersangkutan,
sehingga terwujud suatu kondisi masyarakat desa adat yang kerta, raharja dan jagadhita

2.2 Cara Mencapai Masyarakat Jagadhita


Untuk mencapai Masyarakat Jagadhita kita harus mentaati ajaran Tri Hita Karana.Tri
Hita Karana ini terdiri dari kata Tri yang artinya tiga, Hita artinya kesejahteraan dan
Karana artinya yang menyebabkan, jadi Tri Hita Karana adalah tiga penyebab
kesejahteraan, dimana bagian dari Tri Hita Karana adalah Parhyangan, Pawongan dan
Palemahan. Dimana 3 kata itu memiliki arti dan makna yang berbeda pula. Parhyangan
adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan. Tuhan memberikan alam semesta
6
beserta isinya kepada kita, oleh sebab itu kita sebagai manusia patut mensyukurinya
dengan cara melakukan sembahyang, bersembah kepada Beliau. Dengan cara itu kita
dapat merasakan sebuah ketenangan, kedamaian lahir bathin, sehingga kelak akan
terciptanya suatu kesejahteraan. Pawongan adalah hubungan manusia dengan manusia,
dimana kita mengetahui sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri saling membutuhkan
satu sama lainnya. Oleh karena itu, sebagai manusia harus saling menghormati,
mengargai dan menjunjung tinggi kerukunan antar manusia. Dengan itu secara tidak
sengaja dapat menciptakan suatu hubungan yang harmonis, dimana kelak nantinya akan
menciptakan suatu kesejahteraan. Palemahan adalah hubungan antara manusia dengan
lingkungan. Manusia yang memiliki akal pikiran seharusnya memperhatikan
lingkungan dimana mereka berada, karena jika lingkungan tersebut rusak, suatu
kenyamanan untuk tinggal dan menetap di ruang lingkup tersebut akan terganggu,
otomatis jika kita melestarikan dan menjaganya suatu kenyaman akan terwujud dan
kelak akan menimbulkan kesejahteraan.
Dari ketiga bagian diatas, jika salah satunya tidak diamalkan, kesejahteraan di dunia
ini tidak akan terwujud. Walaupun ketiga bagian diatas memiliki makna yang berbeda,
tetapi tujuan dan manfaatnya akan kita rasakan. Oleh karena itu, pentingnya kita
mengamalkan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan beragama ini, guna menciptakan
kehidupan sejahtera lahir dan bathin. Selain itu juga, agama Hindu mengajarkan bahwa
dalam kesejahteraan menyangkut kehidupan material dan spiritual berdasarkan Dharma
Artha dan Kama yang disebut Tri Warga.

2.3 Peranan Umat Hindu Dalam Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang


Sejahtera
Pengertian tentang masyarakat sebgai sebuah komunitas dalam pandangan hindu
adalah berangkat dari konsepsi kula (keluarga), gotra atau mahagotra (himpunan
keluarga besar atau yang lebih besar )yang berkembang melingkupi suatu wilayah desa
sehingga terbentuknya suatu tatanan hidup bersama, baik yang disebut kula dresta, desa
dresta atau loka drestra, dan sastra drestra. Setiap kula atau gotra pada dasarnya
merupakan unit kecil dari system tatanan dharma-dharma dalam sebuah kesatuan
kosmos yang bertujuan mewujudkan
7 kreta (pakertan), yakni kesejahteraan warganya.
Dari kerta (kreta ini dikembangkan menjadi keraman atau desa pekraman seperti
dikenal pada masyarakat di bali. Konsepsi kerta (kreta) yang di pahamkan dalam
konteks keraman ini secara ideal (danutopis) merujuk kepada ketentraman dan
keberlimpahan sebagai mana halnya di khayangan atau sorga; ketentraman dan
keberlimpahan itu adalah sepatutnya dihadirkan di bumi bagi segenap umat manusia.
Hal ini di sebutkan dalam Atharva Veda, sebagai beriku :

“Jnana bibhrati bahudha vivacasam,


nanadharmanam pritivi yathaukasan.
Shasram dhara dravinasya me duham,
Dhruveva dheur anapasphuranti”

(Atharva Veda XII.1.45)

“Bumi yang memikul beban, bagaikan sebuah keluarga, sebuah orang berbicara dengan
bahasa berbeda-beda dan yang memeluk kepercayaan (agama) yang berbeda- beda
pula, semoga ia melimpahkan kekayaan kepada kita, tumbuhkan penghargaan diantara
Anda seperti sapi betina (kepada anak-anaknya)”

“ Samani prapa saha vo-annabhagah,


Samane yoktre saha vo-yunajmi.
Samyanco-agnim saparnyata.
Ana nabhim iva-abitah.”
(Atharva veda III.30.6)

“Engkau mengambil makanan dan air mu ditempat yang sama. Aku menyatakan Anda
semua dengan suatu ikatan saling pengertian. Sembahlah Tuhan Yang Maha Esa dengan
kebulatan hati ( musyawarah ) dan tujulah kehidupan yang bersatu seperti sebuah as
roda yang di kelilingi oleh jari-jarinya”.

“Jyayavantas Cittino ma vi yausta,


8

Sam radhayantah sadhuras caran-tah.


Anyo anyasmai algu vadanta eta.
Sadhrician vahsammanasaskraomi”

(Atharva Veda III.30.5)


“ Wahai uamat manusia, dengan berjalan kearah depan anda seharusnya tidak saling
bertentangan, karena anda adalah para pengikut tujuan yang sama, yang hormat kepada
orangtua, yang memiliki pemikiran-pemikiran yang mulia dan ikut serta di dalam
pikiran yang sama.Aku mempersatukan anda dan memberkahimu dengan pemikiran-
pemikiran yang mulia”.

“ Ajyesthaso akanisthasa ete,sam


Bhrataro vav rdhuh saubhagaya”

(Rg Veda V.60.5)


“Pada Dewa Marut bertingkah laku seperti sesama saudara dan mereka membeci orang
yangmembedakan tinggi dan rendah, majulah diaku menuju kemakmuran”.

“Sagdhis ca me saptitas ca me”


(Yayur Veda XVIII 9 )
“Hendaknya terdapat tempat makan umum, untuk makan dan minum”.

“Indram vardhanto apturah


krnavanto visvam aryanam
Apaghnanto Aravnah”

(Rg Veda IX.63.5)


“Semoga semua dari Anda menjadi giat dan bijak. Buatlah seluruh masyarakat menjadi
mulia dan hancurkanlah orang-orang kikir”.

Dari kutipan di atas dapat9 di pahami bahwa setiap manusia Hindu yang merupakan
bagian dari anggota keluarga, mahagotra, dan desa pakaraman secara teologis telah
dibekali sebuah kesadaran social-ekonomi cultural untuk berperan mengkondisikan dan
membangun sebuah masyarakat yang kerta-raharja (civil society) atau masyarakat
madani/ sejahtera. Upaya ini tidak sekedar tergantug kepada pimpinan Negara,
akan tetapi bertumpu kepada setiap individu. Hal ini selaras dengan konsep Hindu
yang memandang bahwa setiap manusia Hindu adalah seorang pemimpin; pertam-tama
adalah memimpin mengendalikan indra-indranya ke hal yang positif, sehingga ia jiga
akan dapat memimpin keluarga dan masyarakat demi terciptanya kesejahteraan
bersama. Mewujudkan kesejahteraan pada prinsipnya sebuah dharma-agama
sekaligus dharma-Negara dan dharma-kemasyarakatan

2.4 Tanggung Jawab Umat Hindu dalam Mewujudkan HAM dan Demokrasi
Tanggung jawab dalam mewujudkan HAM dan Demokrasi bagi sebuah kehidupan
masyarakat dalam pandangan Veda,pada dasarnya tidak dapat di pisahkan dharma-
karma.Dalam pemahaman tentang dharma-karma baik dalam konteks dharma-agama,
dharma-negara,dharma-kemasyarakatan, maka makna ham akan di pahami sebagai
salah satu kesatuan dengan KAM (Kewajiban Asasi Manusia ). Selanjutnya, dengan
memahami makna HAM dan KAM sebagai salah satu kesatuan juga berarti memahami
konsepsi HAR( Hak Asasi Ruh) dan KAR (Kewajiban Asasi Ruh ) yang terlahirkan
sebagai manusia.Pandangan filsafat manusia Hindu lebih berat tendensinya kepada
paham seperti ritualisme bahwa jiwa- atman lebih tinggi dari badan materi.Dalam
kaitan ini, Mahatma Gandhi mengatakan : “Sumber dari seluruh hak yang sejati ialah
kewajiban. Asal saja kita semua melaksanakan kewajiban sendiri (Suadharma), tidak
terlalususah mengejar hak”. Pandangan Mahatma Gandhi ini pada dasarnya bersumber
dari Bhagawadgita, sebagai berikut :

“Tasmad asaktah satatam,


Karyam karma samacara,
Asakto hy acara karma,
Param apnoti purusah.”
10

“oleh karena itu, laksanakanlah segala kerja kewajibanmu tanpa terikat pada hasil
(sebagai hak).Sebab kerja yang bebas dari keterikatan bila melakukanya, maka orang
itu akan mencapai tujuan yang tertinggi ”.

Dalam bahasa yang lain, Svami Vivankananda mengatakan: “ Tiap-tiap kewajiban


adalah suci, dan mengabdikan diri kepada suatu kewajiban adalah suatu bentuk
pemujaaan terhadap Tuhan yang tertinggi ”. Dengan demikian sudah sangat jelas bagi
masyarakat Hindu, bahwa mewujudkan HAM tidak dapat di lakukan tanpa KAM.
Dengan kata lain bahwa pemahan dan pelaksanan KAM secara otomatis telah
mengandung HAM sekalipun tidak tampak dalam bentuk benda materi yang nyata.
Tanggung jawab umat Hindu dalam mewujudkan hak asasi manusia dan demokrasi
dilaksanakan dengan memenuhi kewajiban untuk mengamalkan Undang-undang Dasar
1945 karena dalam pasal-pasalnya sudah masuk hak-hak asasi manusia dan sendi-sendi
demokrasi.

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masyarakat jagadhita/masyarakat sejahtera adalah suatu tata kehidupan dan


penghidupan masyarakat baik materil maupun spiritual yang meliputi ketentraman lahir
dan batin yang memungkinkan bagi setiap masyarakat untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri
sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak asasi serta
kewajiban manusia, dan tentunya tetap berpedoman pada ajaran agama. Cara
yang dapat ditempuh untuk mencapai masyarakat jagadhita adalah dengan
mengamalkan ajaran Tri Hita Karana yang meliputi parhyangan, pawongan, dan
palemahan. Dari ketiga bagian tersebut, jika salah satunya tidak diamalkan,
kesejahteraan di dunia ini tidak akan terwujud. Walaupun ketiga bagian itu memiliki
makna yang berbeda, tetapi tujuan dan manfaatnya akan kita rasakan. Oleh karena itu,
pentingnya kita mengamalkan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan beragama ini,
guna menciptakan kehidupan sejahtera lahir dan bathin. Selain itu untuk mewujudkan
masyarakat jagadhita, diperlukan pemimpin yang baik, yang mampu menuntun
masyarakatnya ke arah kesejahteraan.

3.2 Saran

Saran penulis terhadap makalah ini yaitu diharapkan kepada pembaca selalu
senantiasa untuk mewujudkan kesejahteraan dengan mengamalkan ajaran Tri Hita
Karana.

12
Daftar Pustaka

HinduAlukta.blogspot.com.(2019,19November).Pengertian Jagadhita.Diakses pada


10November 2020,dari https://hindualukta.blogspot.com/2015/11/pengertian-
jagadhita.html

Agungdu.blogspot.com.(2014,29Maret).Masyarakat Jagaditha.Diakses pada 10


November 2020,dari https://agungdu.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai