Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam
semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia
telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali
dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang
asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah
Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-
Mulk, 67:3).
Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon.
Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan
sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.
Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal.
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan
materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini
menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak
berawal dan tidak berakhir.
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia
berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang
mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang
berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan
materialisme ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang',
dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol'
merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman.
Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar
batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume
nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam
semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20,
telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau,yakni :
C.PERKEMBANGAN BUMI
Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena pendinginan
di bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan bumi tidak
rata.
Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah
proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai
pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini
disebut teori kontraksi.
3.Teori Geosinklin
Teori Geosinklin
Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh Dana
pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan batuan
sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada Pegunungan
Himalaya, Alpina dan Andes.
Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi
mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim
sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan)
pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen
akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses
ini endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan
yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan
karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.
Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.
Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas
vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa
dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap
bahwa gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya, semua
deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan
bidang yang terdeformasi.
Condinental Drift
Nah gimana nih sahabat? Udah pada ngerti kan tentang Proses pembentukan bumi
kita, jika masih juga ada yang belum dipahami silahkan saja diisikan hal itu di kolom
komentar di bawah postingan ini, Terimakasih telah berkunjung di
softilmu.blogspot..com semoga ilmunya dapat terus bermanfaat ya. Jangan lupa like
nya
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun
yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian
besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa
itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-
nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku
dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian
membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet
bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau
perbedaan unsur.
Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih
ringan akan bergerak ke permukaan.
Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan
kerak bumi.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.
Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan
peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi
helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat
ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal
muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat .
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-
ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3).
Masih sangat banyak teori lainnya yang
http://assdefhyi78pou.blogspot.com/
Teori ini dikemukakan oleh Stephen Hawking. Menurut teori ledakan besar, jagad raya
berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis yang besar pula dan
mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi
ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan dan terpental menjauhi pusat
dari ledakan. Setelah miliaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut
membentuk kelompok-kelompok yang dikenal sebagai galaksi dalam sistem tata surya.