0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan8 halaman
1. Alam semesta terbentuk dari ledakan besar sekitar 13,8 miliar tahun lalu dimana seluruh materi diciptakan dari satu titik dan terus berekspansi hingga saat ini.
2. Ada beberapa teori tentang terbentuknya alam semesta diantaranya teori Big Bang, steady state, ekspansi dan kontraksi, serta osilasi.
3. Proses pembentukan awal alam semesta menurut teori Big Bang adalah ledakan titik t
1. Alam semesta terbentuk dari ledakan besar sekitar 13,8 miliar tahun lalu dimana seluruh materi diciptakan dari satu titik dan terus berekspansi hingga saat ini.
2. Ada beberapa teori tentang terbentuknya alam semesta diantaranya teori Big Bang, steady state, ekspansi dan kontraksi, serta osilasi.
3. Proses pembentukan awal alam semesta menurut teori Big Bang adalah ledakan titik t
1. Alam semesta terbentuk dari ledakan besar sekitar 13,8 miliar tahun lalu dimana seluruh materi diciptakan dari satu titik dan terus berekspansi hingga saat ini.
2. Ada beberapa teori tentang terbentuknya alam semesta diantaranya teori Big Bang, steady state, ekspansi dan kontraksi, serta osilasi.
3. Proses pembentukan awal alam semesta menurut teori Big Bang adalah ledakan titik t
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bumi dan Antariksa
Dosen Pengampu : Dr. Daru Wahyuningsih, S.Si., M.Pd.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Aureleana Puspita Sari (K4519010)
2. Kurnia Putriningtyas (K4519039) 3. Muhammad Adi Nugroho (K4519047)
KELAS A
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
TAHUN 2021 BAB I ISI
A. Hakikat Alam Semesta
1. Kosmologi Secara Etimologis kata kosmologi berasal dari dua kata Yunani yaitu kosmos yang berarti dunia atau ketertiban dan logos yang berarti ilmu. Jadi kosmologi dunia, yang tersusun menurut peraturan dan bukan yang kacau tanpa aturan. Kosmos juga berarti alam semesta. Alam semesta juga berarti jagad raya. Kosmologi adalah ilmu yang membicarakan tentang realitas jagat raya, yakni keseluruhan sistem sistem alam semesta. Kosmologi termasuk bagian dari filsafat alam yang didalamnya membicarakan inti alam, isi alam, dan hubunganya satu sama lain dan dengan keberadaanya dengan yang ada mutlak.
2. Pengertian Alam Semesta
Menurut sejarah filsafat, filsafat yang pertama lahir adalah filsafat alam. Filsafat ini adalah filsafat Yunani yang digarab oleh orang- orang Yunani, tapi bukan di daerah Yunani sendiri. Filsafat ini dicetuskan oleh orang-orang Yunani perantauan yang mengembara ke negeri lain, terutama Asia kecil. Dari sebuah Kota bernama Miletos di Asia Kecil, lahirlah filsafat alam pertama yang dicetuskan oleh ahli filsafat pertama yang bernama Thales yang menyatakan bahwa asal segala sesuatu adalah air. Kemudian filsafat ini dilanjutkan oleh muridnya, Anaxi Mandos yang menyebutkan bahwa awal dari segala sesuatu adalah Apeiron, yaitu suatu zat yang tidak terbatas, dan dilanjutkan juga dengan muridnya Anaximenes, yang berpendirian bahwa asal-usul alam semesta ini adalah udara. Dari kota Miletos inilah, filsafat alam menyebar ke kota-kota lain seperti Ephesos dan tokohnya Herakleitos dan kota Elea dengan tokohnya Xenophanes, dan Zero. Demikianlah seterusnya hingga muncul Plato dengan filsafat Idealisme dan Aristoteles dengan”Realisme.Sejarah lahirnya filsafat pendidikan tentang alam diawali oleh banyaknya pertanyaan yang muncul dari para filsuf Yunani tentang keberadaan alam ini. Thales misalnya, yang melihat air dan memandang segala sesuatu berasal dari air, berpendapat bahwa alam ini berasal dari air. Einstein merumuskan persamaan matematis pada tahun 1917, yang diharapkan dapat melukiskan sifat dan kelakuan alam semesta. Ia melukiskan alam bersifat statis, tetapi ia gagal menemukannya. Penyelesaian teorinya ditemukan pada tahun 1922, oleh Friedman dengan menunjukkan persamaan Einstein yang melukiskan alam semesta yang tidak statis, tetapi berkembang. Alam semesta yang diciptakan Allah SWT. Telah diteliti oleh ilmuan dari berbagai belahan bumi ini. Sejak Morley dan Michelson pada tahun 1905, yang mendorong Einstein melahirkan teori “Relativitasnya”. Demikian juga Gamow pada tahun 1952, yang menurutnya suatu ketika seluruh alam ini akan semakin mengecil volumenya akibat ledaknya mendahsyat dari suatu titik dan mengembang sebagaimana diteliti oleh Hubble. Ledakan dahsyat yang memancarkan radiasi sebagai akibat adanya kilatan dari ledakan tersebut. Sebagai akibat dari ledakan itu, ekspansi dari radiasi berakibat alam semesta mendingin yang mengubah radiasi menjadi gelombang mikro. Menurut Abud (1976) bahwa”karena keteraturan alam, saling kait mengait dan saling melengkapi antara unsur yang satu dengan unsur lainnya, mengharuskan manusia bekerja sama untuk mewujudkan kehidupan yang sifatnya umum dan mewujudkan manusia yang baik dengan sifatnya yang khusus. Untuk dapat mewujudkan kehidupan yang baik manusia berkewajiban mempelajari, memahami dan mengenal hukum keteraturan alam ini. Alquran tidak secara secara khusus mengungkapkan alam semesta dengan tema “alam” dalam bentuk tunggal, tapi menyebutnya dalam bentuk jamak, yaitu `alamin yang diungkapkan sebanyak 73 kali dalam alqur`an. Menurut Muhammad Abduh, orang Arab sepakat bahwa kata `alamin tidak digunakan untuk merujuk kepada segala sesuatu yang ada seperti alam batu, dan alam tanah, akan tetapi, mereka memakai `alamin untuk merujuk kepada setiap makhluk tuhan yang berakal, atau mendekati sifat-sifat berakal, seperti alam manusia, alam hewan, dan alam tumbuhan. Dengan ini, Sirajuddin Zar menawarkan bahwa alqur`an, untuk merujuk alam dalam pengertian alam semesta (universe) itu, menggunakan kata al-samawat wa al-ardb wa ma bainabuma,yang disebut alquran sebanyak 20 kali. Kata ini mengacu kepada dua alam, dan alam non fisik atau alam gaib, seperti alam malaikat, alam jin, dan alam ruh. Menurut Mulyadhi Kartanegara, alam semesta dalam tinjauan filsafat Islam diciptakan melalui kehendak bebas Tuhan, bukan melalui keniscayaan. Alam semesta diciptakan secara sengaja dan terencana, bukan secara kebetulan. Alam semesta tidak bersifat abadi, tetapi tercipta dalam waktu dengan sebutan titik awal. Alam diciptakan dari tiada meskipun ketiadaan ini tidak harus selalu dipahami dalam arti ketiadaan yang mutlak, tetapi ada sebagai kemungkinan.
3. Proses Terbentuknya Alam Semesta
A. Teori Big Bang Teori Big Bang dalam perspektif agama islam, dalam salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang) tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi atau pengembangan alam semesta (Wright, 2009). Alam semesta mungkin telah memulai dalam sebuah dentuman besar atau mungkin berada dalam keadaan tetap dalam keadaan berosilasi Hardjana HP. (1998). Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya satu wujud yang kemudian terpisah-pisah. Ini berarti bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta. Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 30 telah menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" Para ilmuwan telah memastikan bahwa, alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentu memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau teori Big Bang. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Georges Lemaitre (Kosmolog Abble) di tahun 1920-an. Menurut beliau alam semesta ini di mulai dari gumpalan super atom raksasa yang isinya tidak bisa dibayangkan tetapi diperkirakan seperti bola api raksasa yang suhunya antara 10 miliyar sampai 1 trilyun derajat Celsius. Gumpalan super atom itu meledak diperkirakan sekitar 15 miliyar tahun yang lalu. Hasil sisa dentuman dahsyat itu tersebar menjadi awan hidrogen dan debu kemudian membentuk bintang-bintang yang berbeda. Bintang-bintang tersebut berpusat membentuk kelompoknya yang kita sebut dengan Galaxy. Dalam kalangan ilmuan ada tiga pendapat tentang penciptaan kehidupan yang berawal dari air. Teori Big Bang menyatakan bahwa harus ada kelimpahan hidrogen dan helium. Studi menemukan bahwa Big Bang akan menghasilkan sekitar 75% atom hidrogen dan atom helium 25%. B. Teori steady state berpendapat bahwa materi yang hilang melalui resesi galaksi galaksi, karena pengembungan alam yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap berada dalam keadaan tidak berubah (steady state), artinya bahwa materi secara terus menerus tercipta di seluruh alam semesta. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal yang bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak ada awal maupun akhir karena materi diperbarui secara terus menerus di satu tempat sementara di tempat lain dihancurkan. C. Teori ekspansi dan kontraksi berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disebut juga Oscillating Theory (teori mengembang dan memampat). D. Teori Keadaan Tunak dikemukakan oleh ilmuwan dari universitas Cambridge pada tahun 1948, yaitu H. Bondi, T. Gold, dan F Hoyle. Mereka menyatakan teori keadaan tunak alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam semesta selalu tetap seperti sekarang. Materi yang ada selalu terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa membentuk galaksi baru dan menggantikan galaksi lama kemudian bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. E. Teori Osilasi. Menurut teori osilasi, alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi dimulai dengan adanya dentuman besar (teori big bang). Alam semesta mungkin telah memulai dalam sebuah dentuman besar atau mungkin berada dalam keadaan tetap dalam keadaan berosilasi. DAFTAR PUSTAKA
Alim, S A. (2019). Hakikat Manusia, Alam Semesta, dan Masyarakat dalam
Konteks Pendidikan Islam. Vol. 15 No. 2 (144-160). Cicilia, Y. Vebrianto, R. Zarkasih. (2020) Analisis Pemahaman Guru MI tentang Alam Semesta dalam Perspektif Islam dan Sains. Vol 4 No. 1 (110-116). Maunah, S. (2019). Hakikat Alam Semesta menurut Filsuf Islam. Madaniyah, 9(1), 1-21.