Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HAKIKAT ALAM SEMESTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu : Dr. Daru Wahyuningsih, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

1. Aureleana Puspita Sari (K4519010)


2. Kurnia Putriningtyas (K4519039)
3. Muhammad Adi Nugroho (K4519047)

KELAS A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

TAHUN 2021
BAB I
ISI

A. Hakikat Alam Semesta


1. Kosmologi
Secara Etimologis kata kosmologi berasal dari dua kata
Yunani yaitu kosmos yang berarti dunia atau ketertiban dan logos
yang berarti ilmu. Jadi kosmologi dunia, yang tersusun menurut
peraturan dan bukan yang kacau tanpa aturan. Kosmos juga berarti
alam semesta. Alam semesta juga berarti jagad raya. Kosmologi
adalah ilmu yang membicarakan tentang realitas jagat raya, yakni
keseluruhan sistem sistem alam semesta. Kosmologi termasuk
bagian dari filsafat alam yang didalamnya membicarakan inti alam,
isi alam, dan hubunganya satu sama lain dan dengan keberadaanya
dengan yang ada mutlak.

2. Pengertian Alam Semesta


Menurut sejarah filsafat, filsafat yang pertama lahir adalah filsafat
alam. Filsafat ini adalah filsafat Yunani yang digarab oleh orang-
orang Yunani, tapi bukan di daerah Yunani sendiri. Filsafat ini
dicetuskan oleh orang-orang Yunani perantauan yang mengembara
ke negeri lain, terutama Asia kecil. Dari sebuah Kota bernama
Miletos di Asia Kecil, lahirlah filsafat alam pertama yang
dicetuskan oleh ahli filsafat pertama yang bernama Thales yang
menyatakan bahwa asal segala sesuatu adalah air. Kemudian
filsafat ini dilanjutkan oleh muridnya, Anaxi Mandos yang
menyebutkan bahwa awal dari segala sesuatu adalah Apeiron, yaitu
suatu zat yang tidak terbatas, dan dilanjutkan juga dengan
muridnya Anaximenes, yang berpendirian bahwa asal-usul alam
semesta ini adalah udara. Dari kota Miletos inilah, filsafat alam
menyebar ke kota-kota lain seperti Ephesos dan tokohnya
Herakleitos dan kota Elea dengan tokohnya Xenophanes, dan Zero.
Demikianlah seterusnya hingga muncul Plato dengan filsafat
Idealisme dan Aristoteles dengan”Realisme.Sejarah lahirnya
filsafat pendidikan tentang alam diawali oleh banyaknya
pertanyaan yang muncul dari para filsuf Yunani tentang
keberadaan alam ini. Thales misalnya, yang melihat air dan
memandang segala sesuatu berasal dari air, berpendapat bahwa
alam ini berasal dari air. Einstein merumuskan persamaan
matematis pada tahun 1917, yang diharapkan dapat melukiskan
sifat dan kelakuan alam semesta. Ia melukiskan alam bersifat statis,
tetapi ia gagal menemukannya. Penyelesaian teorinya ditemukan
pada tahun 1922, oleh Friedman dengan menunjukkan persamaan
Einstein yang melukiskan alam semesta yang tidak statis, tetapi
berkembang. Alam semesta yang diciptakan Allah SWT. Telah
diteliti oleh ilmuan dari berbagai belahan bumi ini. Sejak Morley
dan Michelson pada tahun 1905, yang mendorong Einstein
melahirkan teori “Relativitasnya”. Demikian juga Gamow pada
tahun 1952, yang menurutnya suatu ketika seluruh alam ini akan
semakin mengecil volumenya akibat ledaknya mendahsyat dari
suatu titik dan mengembang sebagaimana diteliti oleh Hubble.
Ledakan dahsyat yang memancarkan radiasi sebagai akibat adanya
kilatan dari ledakan tersebut. Sebagai akibat dari ledakan itu,
ekspansi dari radiasi berakibat alam semesta mendingin yang
mengubah radiasi menjadi gelombang mikro.
Menurut Abud (1976) bahwa”karena keteraturan alam,
saling kait mengait dan saling melengkapi antara unsur yang satu
dengan unsur lainnya, mengharuskan manusia bekerja sama untuk
mewujudkan kehidupan yang sifatnya umum dan mewujudkan
manusia yang baik dengan sifatnya yang khusus. Untuk dapat
mewujudkan kehidupan yang baik manusia berkewajiban
mempelajari, memahami dan mengenal hukum keteraturan alam
ini.
Alquran tidak secara secara khusus mengungkapkan alam semesta
dengan tema “alam” dalam bentuk tunggal, tapi menyebutnya
dalam bentuk jamak, yaitu `alamin yang diungkapkan sebanyak 73
kali dalam alqur`an. Menurut Muhammad Abduh, orang Arab
sepakat bahwa kata `alamin tidak digunakan untuk merujuk kepada
segala sesuatu yang ada seperti alam batu, dan alam tanah, akan
tetapi, mereka memakai `alamin untuk merujuk kepada setiap
makhluk tuhan yang berakal, atau mendekati sifat-sifat berakal,
seperti alam manusia, alam hewan, dan alam tumbuhan. Dengan
ini, Sirajuddin Zar menawarkan bahwa alqur`an, untuk merujuk
alam dalam pengertian alam semesta (universe) itu, menggunakan
kata al-samawat wa al-ardb wa ma bainabuma,yang disebut alquran
sebanyak 20 kali. Kata ini mengacu kepada dua alam, dan alam
non fisik atau alam gaib, seperti alam malaikat, alam jin, dan alam
ruh.
Menurut Mulyadhi Kartanegara, alam semesta dalam tinjauan
filsafat Islam diciptakan melalui kehendak bebas Tuhan, bukan
melalui keniscayaan. Alam semesta diciptakan secara sengaja dan
terencana, bukan secara kebetulan. Alam semesta tidak bersifat
abadi, tetapi tercipta dalam waktu dengan sebutan titik awal. Alam
diciptakan dari tiada meskipun ketiadaan ini tidak harus selalu
dipahami dalam arti ketiadaan yang mutlak, tetapi ada sebagai
kemungkinan.

3. Proses Terbentuknya Alam Semesta


A. Teori Big Bang
Teori Big Bang dalam perspektif agama islam, dalam salah satu
teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang)
tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun
yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi atau
pengembangan alam semesta (Wright, 2009). Alam semesta
mungkin telah memulai dalam sebuah dentuman besar atau
mungkin berada dalam keadaan tetap dalam keadaan berosilasi
Hardjana HP. (1998). Teori Big Bang menunjukkan bahwa
semua benda di alam semesta pada awalnya satu wujud yang
kemudian terpisah-pisah. Ini berarti bahwa keseluruhan materi
diciptakan melalui ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta. Al-Quran surah Al-Anbiya ayat 30
telah menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ini "Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?"
Para ilmuwan telah memastikan bahwa, alam semesta
mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam
waktu, alam semesta ini tentu memulai pengembangannya dari
sebuah titik tunggal. Kesimpulan yang telah dicapai ilmu
pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan
titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau
teori Big Bang. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
Georges Lemaitre (Kosmolog Abble) di tahun 1920-an.
Menurut beliau alam semesta ini di mulai dari gumpalan super
atom raksasa yang isinya tidak bisa dibayangkan tetapi
diperkirakan seperti bola api raksasa yang suhunya antara 10
miliyar sampai 1 trilyun derajat Celsius. Gumpalan super atom
itu meledak diperkirakan sekitar 15 miliyar tahun yang lalu.
Hasil sisa dentuman dahsyat itu tersebar menjadi awan
hidrogen dan debu kemudian membentuk bintang-bintang yang
berbeda. Bintang-bintang tersebut berpusat membentuk
kelompoknya yang kita sebut dengan Galaxy. Dalam kalangan
ilmuan ada tiga pendapat tentang penciptaan kehidupan yang
berawal dari air. Teori Big Bang menyatakan bahwa harus ada
kelimpahan hidrogen dan helium. Studi menemukan bahwa Big
Bang akan menghasilkan sekitar 75% atom hidrogen dan atom
helium 25%.
B. Teori steady state berpendapat bahwa materi yang hilang
melalui resesi galaksi galaksi, karena pengembungan alam
yang berlangsung terus menerus digantikan oleh materi yang
baru saja tercipta sehingga alam semesta yang terlihat tetap
berada dalam keadaan tidak berubah (steady state), artinya
bahwa materi secara terus menerus tercipta di seluruh alam
semesta. Teori ini sama sekali tidak menyebut peristiwa awal
yang bersifat khusus pada waktu atau ruang. Tidak ada awal
maupun akhir karena materi diperbarui secara terus menerus di
satu tempat sementara di tempat lain dihancurkan.
C. Teori ekspansi dan kontraksi berpendapat bahwa ada suatu
siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami satu masa ekspansi
dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung
selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah
galaksi galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini
diakibatkan oleh adanya reaksi inti hidrogen yang pada
akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek. Pada
masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah
terbentuk meredup dan unsur-unsur yang telah terbentuk
menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang
sangat tinggi. Disebut juga Oscillating Theory (teori
mengembang dan memampat).
D. Teori Keadaan Tunak dikemukakan oleh ilmuwan dari
universitas Cambridge pada tahun 1948, yaitu H. Bondi, T.
Gold, dan F Hoyle. Mereka menyatakan teori keadaan tunak
alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Alam
semesta selalu tetap seperti sekarang. Materi yang ada selalu
terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam
angkasa membentuk galaksi baru dan menggantikan galaksi
lama kemudian bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.
E. Teori Osilasi. Menurut teori osilasi, alam semesta tidak
konstan, melainkan berekspansi dimulai dengan adanya
dentuman besar (teori big bang). Alam semesta mungkin telah
memulai dalam sebuah dentuman besar atau mungkin berada
dalam keadaan tetap dalam keadaan berosilasi.
DAFTAR PUSTAKA

Alim, S A. (2019). Hakikat Manusia, Alam Semesta, dan Masyarakat dalam


Konteks Pendidikan Islam. Vol. 15 No. 2 (144-160).
Cicilia, Y. Vebrianto, R. Zarkasih. (2020) Analisis Pemahaman Guru MI tentang
Alam Semesta dalam Perspektif Islam dan Sains. Vol 4 No. 1 (110-116).
Maunah, S. (2019). Hakikat Alam Semesta menurut Filsuf Islam. Madaniyah,
9(1), 1-21.

Anda mungkin juga menyukai