Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENELITIAN SISWA

Oleh

Kls xi mipa 1

SMAN BERNAS

PROVINSI RIAU

1
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
Alam semesta adalah fana.cPengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di
dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam
yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.

Ada penciptaan, proses dari ketia-daan menjadi ada, dan akhirnya hancur.Di
antaranya ada pen-ciptaan manusia dan makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula
ribuan, bahkan jutaan proses fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui.
Sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti
segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya,
bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang
dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia

A). KONSEP ALAM SEMESTA

Al Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa


sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti
segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran jelasnya,
bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada segala yang tertuang
dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir rahasianya oleh manusia.

Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan
“kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan kepada manusia
lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan tidak ada tekanan apakah
manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.

Al Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator
menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya.Al Qur’an yang
sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam semesta ini.

Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai dengan keorisinilannya sejak diturunkan .Kitab suci


ini juga tidak dapat ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman.Ia tidak akan
lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga. Sekarang pun,
saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an sanggup menjawab tantangan
sains modern.

Salah satu hal yang membuat takjub para ilmuwan adalah adanya persesuaian
antara konsep penciptaan alam semesta menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan)
modern.Dalam pandangan sains modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa

2
kabut gas yang panas dan kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses
awal terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya
melalui proses evolusi terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya, termasuk bumi
yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali mengemukakan teori di atas bernama
Laplace dari Perancis dan Immanue Kant dari Jerman.

Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-
Qur'an telah menyebutkan secara gamblang.sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya
ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga yang beriman?"

Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).

Artinya : “11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang
dengan suka hati."

Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga dibaca dalam
surat Fushillat ayat 9-12.

Ada beberapa kesimpulan penting yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas,yaitu:

1. Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu
kesatuan (ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini, bahwa
fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan ratg artinya perpaduan atau persatuan
beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.

2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi penciptaan kosmos.

3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi


sekaligus,tetapi secara bertahap.

Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut sains
modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an tidak dapat
disangkal lagi kebenarannya. Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-
pemisahan kabut gas tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam
semesta, sudah dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern

3
mengemukakannya. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang proses
terciptanya alam semesta menurut ilmu pengetahuan modern.

Semula alam semesta ini terdiri dari satu kumpulan gas, yakni gas hidrogen dan
sedikit helium yang berputar secara pelan.Itu terjadi pada zaman kuno, bermilyar-milyar
tahun yang lalu.Kumpulan gas tersebut kemudian menjasi potongan-potongan yang sangat
besar dan banyak.Ahli-ahli astrofisika (fisika bintang) memperkirakan tiap potongan tersebut
besarnya satu milyar sampai seratus milyar kali dari matahari.Sedangkan besarnya matahari
sekitar 300.000 kali dari bumi.

B). PROSES KEJADIAN ALAM SEMESTA

Allah swt telah mengatur semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah
memberitahukan kepada umatnya mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-
quran. Kitab suci umat islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.

Di dalamnya semua ilmu pengetahuan tertulis untuk membantu kita mencari


pengetahuan dan terus mengimani isi-isinya.Dalam hal ini saya berupaya untuk sedikit
menkaji mengenai ayat dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan bumi.

Dalam surat An Naaziat (79) ayat 27 – 33 menerangkan proses penciptaan bumi dan
alam semesta. Dalam ayat tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam
masa.Masih dalam perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud.Entah itu enam tahun,
enam hari, enam periode, ataupun enam tahapan.Dalam hal ini kami mencoba mengkaji
enam masa yang dimaksud.Tulisan ini kami ambil dari berbagai sumber.

Annaziat ayat 27 :

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya,(27)”

Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi.Pasa masa I ini
dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah ”Teori
Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan
perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta.Teori ini menyatakan bahwa alam
semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang
sekitar 13.700 juta tahun lalu.alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti
dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.Awan debu
(dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen.Hidrogen adalah unsur
pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat.Bisa

4
diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan
bumi dan alam semesta.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya.Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan,
yang kemudian membentuk galaksi.Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian
dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga).Jadi, alam
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan
bagian yang terisi.

Annaziat ayat 28 :

”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”

Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi.Dua kata kunci dalam ayat ini
adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses
berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit
menjadi semakin meninggi.Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan
big bang.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.

Annaziat ayat 29 :

”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang (29)”

Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-
hari.Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian.Allah menjadikan malam
yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang benderang.Dapat diartikan dalam ayat
ini Matahari sebagai sumber cahaya dan bumi berputar mengelilinya.Karena perputaran
bumi tersebut terjadilah siang dan malam.

Annaziat ayat 30 :

”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi
terbentuk.dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

5
Annaziat ayat 31 :

“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-


tumbuhannya(31)”

Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air.Ketika
bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi
ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air.Uap air ini kemudian turun
sebagai hujan yang pertama.setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan
bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

Annaziat ayat 32 :

“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”

Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung
yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan
pertama.Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen
Pangaea mulai terpecah.

Setelah terbentuk gunung, maka diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga


sekarang ini. Dijelaskan dalam Annaziat ayat 33 :

”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.

Begitulah kira-kira proses penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain
yang menjelaskan mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya memfokuskan kepada
surat Annaziat, ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji bersama-sama kedepannya nanti.

Hikmah apa yang bisa petik?

1. Dalam surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:

”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa”

Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di


dalamnya.Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga
melalui ilmu pengetahuan.jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran insya Allah
kita termasuk orang yang bertaqwa.

6
2. Al quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih
dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam ilmu
pengetahuan yang bisa terus kita gali.

3. Segala sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT. Kita
tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam hidup
ini.

Penemuan di bidang astronomi menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok.:

1. Kelompok pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan
diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.

2. Kelompok kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam
semesta ini dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus
mengembang/membesar.

Kelompok yang beranggapan bahwa alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu
pengetahuan modern.Menurut teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya
big bang, ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat. Materi
yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama lain dalam suhu
dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa proton, neutron, dan elektron,
tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat. Karena mengembang, maka suhu
menurun sehingga proton dan neutron berkumpul membentuk inti atom.Kecepatan
mengembang ini menentukan macam atom yang terbentuk.

Para ahli ilmu alam telah menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30
menit. Bila kurang artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominir oleh
unsur hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat akan
dominan

Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan terhadap
materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E = mc2.
Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan materi semakin dominan.
Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak
dibayangkan behwa materi larut dalam panas radiasi, seperti garam larut di air.Pada masa
itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang
tadinya homogen. Bola-bola gas masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih
40.000 tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu
kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang

7
berkontraksi sangat cepat.Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai
20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya.

Karena sebagian dari materi terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk dari
sisa-sisanya. Yaitu butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang
lebih besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar sehingga terbentuk
planet-planet ataupun benda angkasa lainnya selain bintang.

Diperkirakan proses pengembangan alam semesta tersebut masih berlangsung


hingga saat ini. Dimana setiap galaksi satu dan galaksi lainnya saling berjauhan satu sama
lain setiap waktunya. Proses ini akan terus berlangsung hingga akhir jaman, dimana alam
semesta sudah tidak memiliki energi yang menopangnya lagi dan alam ini sudah mencapai
batas akhir dari proses pengembangannya. Hingga akhirnya alam semesta ini runtuh. Tak
bisa kita bayangkan kerusakan apa yang akan terjadi ketika bumi, planet yang menjadi
rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam semesta yang tak terhingga besarnya.

Manusia dan alam mempunyai keterikatan yang kuat dimana keduanya mempunyai
hak dan kewajiban antara satu dengan yang lain untuk menjaga keseimbangan alam.
Hubungan antara manusia dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya,
bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara tuhan
dengan hamba, tetapi hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah
SWT.Manusia diperintahkan untuk memerankan fungsi kekhalifahannya yaitu kepedulian,
pelestarian dan

Pemeliharaan.Berbuat adil dan tidak bertindak sewenang -wenang kepada semua


makhluk sehingga hubungan yang selaras antara manusia dan alam mampu memberikan
dampak positif bagi keduanya.Oleh karena itu manusia diperintahkan untuk mempelajari dan
mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga keseimbangan alam dan meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT.Itu merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah
SWT.

Dalam pelajaran ekologi manusia, kita akan dikenalkan pada teori tentang hubungan
manusia dengan alam. Salah satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai
hubungan manusia dan alam. salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia
menjadi pusat dari alam. maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia.
Kalau dipikir-pikir emang benar sih.buat apa coba, ada sapi, ikan, padi, kalau bukan untuk
makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan buat bangunan untuk manusia.
buat apa ada emas, berlian kalau gak dipakai oleh manusia sebagai perhiasan.

8
Allah SWT. juga menjelaskannya dalam Al Qur’an, bahwa semua yang ada dialam
ini memang sudah diciptakan untuk kepentingan manusia.

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu” (al baqarah:
29)

Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan manusia sebagai


penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka islam menempatkan
manusia sebagai rahmat bagi alam.

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”(al anbiyaa’:107)

Walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala sesuatu di alam ini, tapi
kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai penguasa atas alam dan isinya. Karena alam
dan isinya tetaplah milik Allah.Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai
pengelola dan pemelihara, dan pemakmur.

Kemudia ketika kita berinteraksi dengan alam, tidak seperti paham antroposentris
yang menghalalkan sebgala cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan
bahwa hak kita dalam memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.

“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari
buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari
memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.(al
an’am:141)” kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga
menimbulkan kerusakan.seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan sebagai sarana
untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun


anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”

Ada fungsi utama manusia di dunia, yaitu 'abdun' dan khalifah Allah dibumi.Esensi
dari 'abdun' adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan

9
Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.

Dalam kontek 'abdun', manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah.Posisi ini
memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh terhadap
penciptanya.Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan
menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi
yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal.Dengan
hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk
menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri kepada hawa
nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah
penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.

Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada


ketakwaan dan kecenderungan kepada dan kecenderungan kepada perbuatan
fasik.Sebagaimana firman Allah, faalhamaha fujuroha watakwaha.Artinya "maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan".Dengan kedua
kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang
selalu didorong oleh nafsu amarah. Untuk itu Allah berfirman "wahadainahu najdaini"."Aku
tunjukan kamu dua jalan".Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik
bagi dirinya.

Fungsi yang kedua sebagai Khalifah Allah di bumi, ia punya tanggung jawab untuk
menjaga alam.Manusia diberikan kebebasan untuk memanfaatkan sumberdaya.Oleh karena
itu perlu adanya ilmu dalam memanfaatkan sumberdaya agar tetap terdapat keseimbangan
dalam alam.

Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri.Sebagaimana


firman Allah dalam Qs.Arrum 41.

Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa


kebebasan untuk berkreasi sekaligus menghadapkan dengan tuntutan kodratnya sebagai
makhluk psikofisik.Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan
dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah

10
beribadah secara langsung (fungsi sebagai abdun) maupun konteks ketaatan terhadap
sunatullah (fungsi sebagai khalifah).Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah inilah yang
akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat dunia akherat

Setelah kita mengetahui betapa tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan betapa Allah SWT mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar,
maka Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi
ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar mereka tidak
salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan berdasarkan urutan
kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah : Allah SWT telah memerintahkan
hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu
pengetahuan. Hal ini dikarenakan keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam
pengawasannya, sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest
apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil. Sehingga
tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah SWT melalui berbagai
perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA dan menjadikan Nabi SAW sebagai pemimpin
dalam segala hal.

11
Pengertian islam
Menurut Doktor Abdul Karim Zaidan, ta’rif (arti) Islam diantaranya adalah:

 Pertama, hadist Rasulullah ketika berhadapan dengan Jibril, Jibril bertanya kepada
Rasul,”terangkan kepadaku tentang islam.” Nabi menjawab,”Islam itu kamu saksikan
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan
Allah,mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan ramadhan dan haji
kebaitullah jika mampu.”
 Kedua, Islam itu taat dan menyerahkan diri kepada Allah atas segala
ketetapan.Tetapi penyerahan itu dilakukan setelah didahului dengan ikhtiar.
 Ketiga, islam adalah agama yang menyempurnakan agama yang datang
sebelumnya.

Allah berfirman:

Artinya: ”hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agama dan telah Kucukupkan
bagimu nikmat-Ku dan aku telah relakan Islamlah sebagi agama bgimu” (al-
Maidah:3).

 Keempat, Islam adalah agma yang mengandung peraturan-peraturan yang


mencakup seluruh segi kehidupan manusia.
 Kelima, Islam adalah agma yang menghimpun apa yang telah diturunkan oleh Allah,
kepada nabi Muhammad SAW., yang mengajarkan hukum-hukum tentang aqidah,
akhlak, ibadah dan muamalah.
 Keenam, Islam adalah jawaban terhadap tiga hal, dari mana kita datang, apa sebab
kita datang dan kemana kita kembali.
 Ketujuh, Islam adalah ruh dari hakikat kebenaran dan cahaya petunjuk dalam
kehidupan manusia, dapat mengobati penyakit yang diderita manusia dan
menghantarkan kejalan yang lurus.

12
A. Aqidah dan kebenarannya

Aqidah berasal dari Bahasa Arab “aqada”masdarnya “aqdam” kemudian dalam


timbangan lain dapat diubah lagi menjadi akidah, yang berarti ikatan atau perjanjian yang
sukar digoyahkan. Terkadang dapat berarti kalung dileher, kalung yang mengikat sebuah
kapal, ikatan dalam sebuah perkumpulan dan sebagainya.

Dalam istilah Arab disebutkan,”yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikan
pegangan” atau dalam istilah lain, yang mengikat hati dan perasaan halus bagi seorang
manusia.Hasan al-Banna dalam al-Aqaid memberikan definisi,”aqidah ialah segala perusia,
suatu keyakinan yang tak dapat diragu-ragui serta tidak dipengaruhi oleh perasaan syak
wasangka.Sedangkan untuk menumbuhkan aqidah diperlukan banyak perbuatan ma’ruf.”
Abul A’la Maududi berpendapat bahwa yang dimaksud ma’rufat adalah nama dari segala
kebijakan atau sifat-sifat baik yang sepanjang masa telah diterima sebagai sesuatu yang
baik oleh hati nurani umat manusia.

Sebaliknya, perkataan munkarat adalah nama dan bentuk segala kejahatan-kejahatan


yang sepanjang masa, telah dikutuk oleh watak manusia sebagai sesuatu yang jahat. Ada
beberapa aqidah yang harus dipahami dan dipertahankan, yaitu:

a. Tentang keesaan Allah

Tiada Tuhan selain Dia “tauhid” Maha Esa, yang telah mengatur seluruh sistem
kehidupan ini. Sebagai pencipta, penguasa dan pemilik alam ini.

Manusia dikaruniai kemampuan berfikir untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang salah.

b. Tentang kekhalifahan manusia

Diantara keistimewaan yang diberikan kepada manusia adalah sebagi khalifah Tuhan di
bumi.Akan tetapi sebelum manusia diangkat sebagai khalifah, telah diterangkan secara
terbuka, bahwa Allah adalah penguasa dari alam ini.Semua manusia harus tunduk semata-
mata padanya. Kalau manusia mengikuti jalan yang shaleh dan taqwa, maka ia akan sukses
di dunia dan akhirat.

c. Keyakinan Ucapan-ucapan Rasul

Baik ayat maupun hadist yang dilontarkan oleh Nabi Muhammad SAW., harus diyakini
atau wajib diitikadkan. Rukun-rukun iman itu adaikata dapat diperas, maka keimanan akan

13
adanya Tuhan Yang Maha Esa dan kepercayaan kepada hari pembalasan sebagai
pandangan hidup umat yang harus ditegakkan.

Konsepsi hidup yang digambarkan dalam al-Quran tersimpul dalam surat at-Taubah ayat
111. Allah befirman:

Artinya: “Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu
mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam
Taurat, Injil dan Al Quran.dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan
yang besar.”

Dari ayat tersebut dijelaskan, kepercayaan kepada Allah disebut “penjualan,” yang
berarti Allah bukanlah sustu konsep metefisikal. Tapi suatu perjanjian (kontrak) dengan
membarter hidup dengan janji akan surga diakhirat kelak. Sistem penjualan ini bukanlah
semacam barang yang dimiliki, tetapi berarti sebagai amanah.Sedang orang mukmin yang
telah menyerahkan dirinya secara mutlak hanya kepada Allah tempat segalanya, adalah
mukmin yang telah terjual.

Seperti yang telah diucapkan setiap sholat, ”inna shalati, wanusuki, wamahyaya
wamamati lillahi rabbil’alamin” (sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
semua ditunjukkan hanya kepada Allah).

Puncak akidah Islam yang harus dipertahankan ialah tersimpul dalam syahadat.
Seseorang yang telah mengucapkan syahadat dan telah melakukan ibadah dengan tekun,
tetapi hatinya menganggap ada sesuatu sebagai penentu mutlak, atau masih meyakini
pandangan hidup lain lebih hebat dari pada pandangan islam, betapapun manusia
menganggapnya mukmin, tetapi menurut fakta, ia tidak melakukan ‘penjualan’ yang menurut
al-Quran berarti dia belu memperoleh intisari dari iman.

14
B. Syariat dalam Islam

1. Pengertian syariah

Syariah (berarti jalan besar) dalam makna generik adalah keseluruhan ajaran Islam
itu sendiri.Dalam pengertian teknis-ilmiah syariah mencakup aspek hukum dari ajaran Islam,
yang lebih berorientasi pada aspek lahir (esetoris).Namum demikian karena Islam
merupakan ajaran yang tunggal, syariah Islam tidak bisa dilepaskan dari aqidah sebagai
fondasi dan akhlaq yang menjiwai dan tujuan dari syariah itu sendiri.

Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi pengembangan diri


manusia dan pembentukan beserta pengembangan masyarakat yang berperadaban
(masyarakat madani).

2. Pembagian syariah

Syariah meliputi dua bagian utama :

a. Ibadah ( dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan


Allah (vertikal). Tatacara dan syarat-rukunya terinci dalam Quran dan Sunah.
Sehingga tidak ada penyimpangan dalam pelaksanaannya.Misalnya : salat, zakat,
puasa, haji, dll.

b. Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (sesama manusia dan


alam semesta) . Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis
besar.Misalnya munakahat, dagang, bernegara, dll.Sehingga tercipta keharmonisan
antar sesama manusia.Dan yang mencakup manusia dengan alam semesta yaitu
tentang aturandalam mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan
alam dan mendorong untuk saling memberi manfaat sehingga terwujud lingkungan
alam yang makmur dan lestari.

Syariah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh.

3. Pegangan dalam syariah

Dalam menjalankan syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan :

a. Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah (24 :51, 4:59) menjauhi
bid'ah (perkara yang diada-adakan). Bila manusia berpegang teguh kepada
keduanya (al-Quran dan sunnah) pasti manusia tersebut tidak akan tersesat dalam
hidupnya. Rasulullah bersabda:

15
‫ترك فيكم امرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب هللا و سنتي‬

“Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, kalian tidak akan sesat, selama kalian
berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah (al-Quran) dfan sunnahku”.

b. Syariah Islam telah memberi aturan yangjelas apa yang halal dan haram (7
:33, 156-157), maka: Tinggalkan yang subhat (meragukan), Ikuti yang wajib, jauhi
yang haram. Allah berfiman:

‫واحاللبيع و حرم الربا‬

"Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba"

c. Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia (2:286), dan


menghendaki kemudahan (2 :185, 22 :78). Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak
disengaja dan kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuannya.

d. hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam


syariah (3:103, 8:46)

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan


janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imron:103)

Syariah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan amar


ma'ruf nahi munkar.

16
C. Akhlak dalam Islam

1. Pengertian akhlak

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, artinya tingkah laku perangi,
tabiat.Sedangkan menurut Istilah akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.Lebih dikenal
dengan akhlakul karimah (akhlak yang baik), akhlakul mazmumah (akhlak yang tercela).

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi
dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah
mendorong pelaksanaan syariat maka akan terlahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain
akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat islam telah dilaksanakan
bersdasarkan aqidah.

2. Pembagian akhlak menurut objek atau sasarannya

a) Akhlak kepada Allah

Yaitu denganBeribadah kepada Allah, berdzikir kepada Allah, berdoa kepada Allah,
tawakal kepada Allah dan tawduk kepada Allah.

b) Akhlak kepada manusia

Akhlak kepada manusia atau sesama manusia ini mencakup mulai dari akhlak
kepada diri sendiri (sabar, syukur, tawaduk).Akhlak kepada Ibu dan Bapak (Birrul walidain)
berbuat baik kepada orang tua, baik ucapan maupun pebuatan.Akhlak kepada keluarga
(saling menyayangi dan komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian).

c) Akhlak kepada lingkungan hidup

Akhlak kepada lingkungan hidup (memakmurkan, mengelola dan melestarikan alam)

17
D. Penyebab-penyebab rusaknya tatanan hidup manusia

1) Dibidang aqidah

Menyimpang dari aqidah yang benar adalah sebab terbesar dari kebinasaan dan
kehancuran alam semesta. Allah Ta'ala berfirman:

‫ُفيالبروالبحربماكسبتأيديالناس‬
ِّ ‫ظهرالفساد‬
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia.” (QS. Ar-Rum: 41)

a) Sebab-Sebab Penyimpangan dari Al-Aqidah Al-Islamiah:

1. Mengambil aqidah dari rujukan yang tidak benar. Barangsiapa yang hanya
mengambil aqidahnya dari al-Kitab dan meninggalkan as-Sunnah, maupun sebaliknya,
maka Rasulullah telah menjanjikan baginya kesesatan. Beliau bersabda:

ِ ‫ ِك َتا َب‬:‫ِإ ِّني َق ْد َت َر ْك ُت ِف ْي ُكمْ َش ْيَئ ْي ِن َل ْن َتضِ لُّ ْوا َبعْ َد ُه َما‬
‫الله َو ُس َّنتِي‬
”Sesungguhnya saya telah tinggalkan untuk kalian suatu perkara (jika kalian
berpegang teguh dengannya), niscaya kalian tidak akan sesat selamanya; yaitu Kitab Allah
dan Sunnahku”. (HR. Al-Hakim no. 319, Al-Baihaqi (10/114), dan Ad-Daraquthni no. 149 dan
dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah no. 186)

2.Jahil terhadap aqidah yang benar. Hal ini dikarenakan mereka tidak
mempelajarinya dan tidak pula mengajarkannya atau karena minimnya perhatian dan minat
mereka untuk mempelajari dan menyebarkannya. Ini mengakibatkan lahirnya satu generasi
atau lebih yang tidak mengetahui aqidah yang benar tersebut dan juga tidak mengetahui
apa saja yang bertentangan dan bisa membatalkannnya. Sehingga mereka pun akan
meyakini kebenaran sebagai kebatilan dan kebatilan sebagai kebenaran. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Umar bin Al-Khaththab :

‫ إذانشأفياإلسالممناليعرفالجاهلية‬,‫إنماتنقضعرىاإلسالمعروةعروة‬
“Tali agama islam tidaklah terlepas seutas demi seutas, kecuali ketika lahir di dalam islam,
orang yang tidak mengetahui (aqidah dan amalan) jahiliah. ”

18
3.Fanatik kepada apa yang telah dianut dan diamalkan turun-temurun oleh nenek
moyang mereka, walaupun itu adalah suatu kebatilan. Allah Ta'ala berfirman tentang kaum
musyrikin:

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,"
mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari
(perbuatan) nenek moyang kami". (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek
moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS. Al-
Baqarah: 170)

4.Taklid buta dalam permasalahan aqidah, dimana dia mengambil pendapat-


pendapat manusia dalam aqidah tanpa melihat landasan dalilnya dan tanpa mencari tahu
sejauh mana kebenarannya

5.Ghuluw (berlebihan dalam mengkultuskan) para wali dan orang-orang saleh.

6.Lalai dari mentadabburi ayat-ayat Allah yang kauni dan ayat-ayat Allah yang
sam’i/terdengar (al-Kitab dan as-Sunnah), hingga mereka mengira bahwa apa yang telah
mereka hasilkan, murni merupakan hasil perbuatan dan kerja keras manusia. Hal itu lalu
membuat mereka mengagungkan manusia dan menyandarkan semua nikmat yang mereka
peroleh kepada usaha dan perbuatan mereka semata. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Qarun,

“Saya tidaklah diberikan semua harta ini kecuali karena ilmu saya.” (QS. Al-Qashash:
78)

7.Kosongnya rumah dari pendidikan yang islami, padahal rumah merupakan sekolah
pertama bagi setiap anak dalam mempelajari aqidah yang benar. Apalagi Nabi telah
bersabda:

“Setiap anak yang dilahirkan, dilahirkan di atas fitrah (islam).Kedua ibu bapaknyalah
yang menjadikan dia sebagai Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari no.
1292,1293,1319,4497 dan Muslim no. 2658 dari Abu Hurairah)

b) Munculnya aliran baru dalam Islam

Dalam hal ini memang mereka mengakui bahwa ada dzat yang paling tinggi yang
patut disembah yaitu Allah SWT.Tetapi mereka mengingkari bahwa Nabi Muhammad adalah
Rasulullah yang sebagi “khotamul ambiyak” (penutup para nabi dan rasul).dijelaskan dalam
surat al-Ahzab ayat 40:

19
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu.(*),
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui
segala sesuatu”.

(*)Maksudnya: nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat, Karena
itu janda Zaid dapat dikawini oleh Rasulullah s.a.w.

2) Dibidang Syariah

Dalam hal ini, para manusia prakteknya banyak terjadidalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam beribadah (shalat, zakat, puasa, haji), muamalah (berdagang, bersosial,
bernegara,) maupunberakhlak (sopan santun terhadap Tuhan, diri sendiri, antar
sesama).Tapi ternyata masihbanyak dari mereka yang mengabaikan syariat-syariat yang
ada.Bila tatanan hidup manusia sesuai syariat islam niscaya semua permasalahan dunia
akan berjalan sesuai semestinya.Yaitu tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan Al-
Hadist dan juga ijma’, qiyas.

. Ketika manusia tidak menggunakan penglihatan, pendengaran dan hati atau akalnya
dengan benar, potensi itu tidak digunakan untuk menerima kebenaran yakni Islam, Allah
menilai manusia yang demikian lebih sesat daripada binatang

“Dan Sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (QS. al-A’rof:179)

Seperti contoh kapitalisme, secara tidak langsung menafikan peran Tuhan dalam
masalah dunia.Ini jelas bertentangan dengan fitrah manusia dalam keberadaannya yang
serba lemah dan memerlukan aturan dari Tuhan untuk semua aspek fitrahnya.Kita juga bisa
menilik keadaan di Indonesia, pemerintah yang masih menggunakan sistem ideologi yang
diadopsi dan diterapkan di Indonesia. Pada masa Orde Lama yakni era Presiden Sukarno,
Indonesia lebih cenderung kepada sosialisme/komunisme. Sementara sejak Orde Baru, era
Presiden Soeharto hingga kini mengadopsi sistem sekularisme-kapitalisme.Jadi akar segala
masalah yang ada adalah tidak diterapkannya Islam di muka bumi”Solusinya jelas yakni
dengan menerapkan syariah Islam secara menyeluruh dalam bingkai Khilafah Islam,”
katanya. [Ijul’28]

20
3) Dibidang akhlak

Penyakit memudarnya akhlak, hampir dialami oleh semua lembaga dan organisasi
pendidikan.Bahkan di tengah masyarakat sering terdengar adanya keberanian seseorang
anak memukul orang tua, membentak orang tuanya, di pemerintahan banyak para pejabat
yang korupsi, sombong itu juga termasuk dampak manusia yang tidak mempunyai budi
pekerti yang baik.dll.

Nah, kalau para pemimpinannya sudah kayak demikian, dan pemudanya sudah tidak
punya kepribadian yang baik, bagaimana nasib Indonesia kedepan. Apakah yang
ditonjolkan pemudanya yang suka tawuran, apakah yang dibanggakan pemerintahnya yang
suka berkorupsi?, jelas tidak mungkin. Oleh karena itu kembalilah kefitrah manusia yang
berakhlakul karimah dan berbudi.

Perlu kita tahu, sesungguhnya Islam memerintahkan kepada kita untuk berakhlakul
karimah.Dan seseorang yang patut menjadi cerminan kita adalah nabi Muhammad SAW.
Allah berfiman dalam surat al-Qolam ayat 4:

Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS.al-
Qolam:4).

Dan diperkuat lagi Rasulullah SAW bersabda:

‫انمابعثت ال تمم مكارم االخالق‬


Artinya: “sesungguhnya saya hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak.”

Kemungkinan kecil akan mampu berakhlak dengan akhlak yang islami, juga tidak
akan mampu menerapkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari kecuali jika dalam
hati tidak ada kekuatan. Hatipun tidak akan mempunyai kekuatan kecuali jika
menghidupinya dengan iman dan diteguhkan dengan Islam

21
Hubungan Manusia dan Agama Islam

 Penciptaan manusia

Surah al Mu’minun ayat 12-14

‫ولقد خلقنا النسان من سللة من الرض ومن ثم نجعل السائل المنوي في مكان قوية والمني الˆتي قطعناهˆا على أنفسˆنا مˆˆا هˆو متأصˆل‬
‫ وقطعˆˆة من اللحˆˆوم الˆˆتي نتخˆˆذها العظˆˆام والعظˆˆام و نحن مصصˆˆع‬، ‫ثصˆˆم شصˆˆيئا المتأصصˆˆلة الˆˆتي قمنˆˆا بهˆˆا قطعˆˆة من اللحم‬
‫التفصصصˆˆˆاف اللحصصصˆˆˆوم وثصصصˆˆˆم جعلنصصˆˆˆا الصصˆˆˆص مخلصصصˆˆˆوق آخصصˆˆˆر الخصصˆˆˆالق الصصصˆˆˆدوائر‬
‫المقدسصصة للحسصصصن‬

artinya : Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah kemudian
kamimenjadikannya sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan
segumpaldaging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu kamibungkus dengan daging , kemudian kami menjadikannya makhluk yang berbentuk
lain

Maksudnya, Allah menciptakan manusia dari hal yang hina dan dijadikkan sesuatu
yang sempurna.

 Tujuan penciptaan manusia

Katakanlah, “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (Qs. Al-An’am [6]: 162) “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah- Ku.” (Qs. Al-Dzariyyat [56]: 56)

 Tugas Manusia

 Beribadah “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah- Ku,” demikian firman Allah dalam QS Adz Dzaariyat [51]
ayat 56. Jadi, kita adalah hamba Allah. Kita harus yakin tiada penguasa yang
kekal abadi selain Allah. Kita harus yakin bahwa semua yang ada di dunia ini
seratus persen ada dalam genggaman Allah. Juga, semua yang terjadi mutlak
atas izin Allah. Hikmahnya, kita tidak boleh menjadi hamba apa pun, selain
menjadi hamba Allah. Saudaraku, bila semua yang dilakukan kita niatkan
sebagai ibadah; sebagai sarana meraih ridha Allah, pasti hidup kita akan tenang.
Jaminan Allah itu pasti
 Sebagai khalifah di bumi

22
Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya
Akuhendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau
hendakmenjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan
darah,padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia
berkata :Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.

 Hubungan manusia dan agama

Fitrah manusia, yaitu Ihsan, menerima pelajaran yang diberikan kepadanya tentang apa
yang tidak diketahuinya. Di dalam diri manusia sudah ada potensi untuk beragama.Potensi
inilah yang perlu diberi pengajaran agar berkembang.

Pada uraian sebelumnya disebutkan bahwa manusia diciptakan sempurna atau sebaik-
baik makhluk, namun selain memiliki kesempurnaan itu, manusia juga memiliki kekurangan.
Manusia memiliki akal, namun manusia juga memiliki nafsu dan bila tidak ada batasan-
batasan maka semua itu akan menghancurkan manusia itu sendiri.

Selain itu, manusia di dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai masalah dan
tantangan. Apabila manusia itu tidak memiliki pedoman semua masalah dan tantangan itu
tidak akan dapat diselesaikan dan dihadapi.

Karena itulah manusia memerlukan agama. Dengan beragama manusia akan memiliki
pegangan hidup. Dengan agama manusia akan memiliki norma-norma dan batasan-batasan
dalam memanfaatkan akal dan nafsu serta segala kelebihan yang diberikan Allah
kepadanya. Dengan adanaya agama manusia akan dapat menjalani hidupnya dengan lebih
teratur.

Selain itu, sesuai uraian diatas manusia memiliki tugas dari penciptanya, Alaah SWT.
Dengan memiliki dan memahami ajaran agama Islam maka manusia dapat mengamalkan
ajaran itu dan dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah Allah karena, Allah akan
meminta pertanggungjawaban manusia atas tugasnya itu di akhirat

Nanti.Agama akan membuat hidup manusia lebih bermanfaat dan bermakna. Dengan
agama manusia akan memiliki pegangan dan pedoman dalam kehidupan di bumi ini.

23
KESIMPULAN

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh
makhluk yang diberi hidup dan kehidupan.Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik,
Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan
menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun.Namun
begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut
diberi amanat itu, taitu MANUSIA.

Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi
yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan
intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan
minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini
pasti terlibat dalam amanat itu.

Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan
tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak
berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sealigus. Akan tetapi
justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut
“kehidupan” baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi
hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.

Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis


dan seimbang yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya
utamanya flora dan fauna, dalam suatu “tata nilai” maupun “tatanan” yang disebut
ekosistem. Tata nilai dan tatanan itulah yang disebut pula “moral dan etika
kehidupan alam” yang sering dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang
dalam komunitas masyarakat disamping pengaruh ajaran agama yang menjadi
sumber inspirasi moral dan etika itu.

Dari pembahasan yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :

24
1) Islam adalah agama pembebasan, yaitu membebaskan dari hamba yang
menghambakan manusia.

2) Pegangan agama islam islam adalah al-Quran, as-Sunnah (hadist), Rokyu (ijma’
dan qiyas). Bila melenceng dari ketiga tersebut maka hancurlah tatanan hidup manusia.

3) Manusia harus memegang teguh syariat islam yang mencakup hablu minallah
(shalat, zakat, puasa) wa habluminannas (bersosial, berdagang, bernegara).

4) Menjaga akhlak terpuji dalam hidup sehari-hari, terciptalah insan yang harmonis
dan saling menghormati.

25
Penutup
Sebagai kesimpulan, kita sebagai umat beragama haruslah berusaha semaksimal
mungkin untuk tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan hidup.Kemajuan di bidang
sains dan teknologi memang diperlukan, tetapi itu saja tidak cukup.Kita memerlukan agama
untuk terlibat dan keluar dari krisis lingkungan. Agama-agama samawi, terutama agama
Islam, telah menekankan bahwa manusia tidak boleh melakukan kerusakan di alam karena
yang akan menerima dampak negatifnya adalah diri manusia sendiri.

Agama Islam memandang pemanfaatan alam semesta tanpa metode dan membabi-
buta merupakan sebuah bentuk kedzaliman dan akan merugikan manusia sendiri. Berlebih-
lebihan dalam memanfaatkan alam dipandang sebagai perilaku mubadzir dan dicela oleh
Islam.

Dalam QS.al-A’raf: 31, Allah swt berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap masjid , makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

26
DAFTAR PUSTAKA
 Al-Qur’anul Karim

 Mansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan


Tinggi Umum. Jakarta : DIKTI.

 halimsani.wordpress.comtafany.wordpress.com

 Achmad Charris Zubair, Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan Manusia (Kajian
Filsafat Ilmu), Cet. I, Yogyakarta, LESFI, 2002.

 Prof. H.M. Arifin, M. Ed., Filsafat Pendidikan Islam,Cet. VI, Remaja Rosdakarya,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.

 Noor Syam, Mohammad, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filasafat Pendidikan


Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional,  1986.

27

Anda mungkin juga menyukai