Alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun
abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diuangkapkan maupun belum dapat
diungkapkan. Sebenarnya, seluruh kejadian alam ini, sudah terjadi dan kejadiannya
mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al-Qur’an.
Dengan kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan
“kenyataan lahir” dari rencana Allah. Dengan tidak ada tekanan apakah manusia mau atau
tidak memahaminya guna mendapatkan takwil isyarat-Nya.
Meskipun demikian, ratusan tahun sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-
Qur'an telah menyebutkan secara gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al-Anbiya
ayat 30: "Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada
juga yang beriman?"
Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS Fushillat:11).
Artinya : “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan
suka hati." Teori alam semesta ini berasal dari kabut gas yang panas, dapat juga dibaca dalam
surat Fushillat ayat 9-12.
2. Annaziat ayat 28 :
َ َس ۡم َكهَا ف
س َّو ٰىهَا َ َرفَ َع
”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat iniadalah
“meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalahproses
berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit
menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big
bang. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian
bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan
lainnya akan mengerut.
3. Annaziat ayat 29 :
َ َوأ َ ۡغ َط
ٰ ش لَ ۡيلَهَا َوأَ ۡخ َر َج ض
ُحَىهَا
”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang”
Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah
SWT telah membuat siang-malam secara bergantian.
4. Annaziat ayat 30 :
ٓض بَ ۡع َد ٰذَ ِلكَ َدح َٰى َها
َ َو ۡٱۡلَ ۡر
”Dan bumi sesudah itu dihamparkanNya”
Di masa IV inilah mulai bumi terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen
Pangaea di permukaan Bumi.
5. Annaziat ayat 31 :
أ َ ۡخ َر َج ِم ۡنهَا َما ٓ َء َها َو َم ۡرع َٰىهَا
“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh tumbuhannya”
Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi
terbentuk air belum ada.
6. Annaziat ayat 32 :
َ َو ۡٱل ِجبَا َل أ َ ۡر
س ٰىهَا
“Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh”
Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunungyang
terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama.
Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika super kontinen Pangaea mulai
terpecah.
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk
yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai
kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa
diminta pertanggung jawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan
alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh
karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar,
yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam
seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh
manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.
Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan
tetapimelalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak
berartiAllah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi
justrukarena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut “kehidupan”baik
bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh Allah, yakni
flora dan fauna.Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis
danseimbang yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinyautamanaya flora
dan fauna, dalam suatu “tata nilai” maupun “tatanan” yang disebutekosistem. Tata nilai dan
tatanan itulah yang disebut pula “moral dan etikakehidupan alam” yang sering dipengaruhi
oleh paradigma dinamis yang berkembangdalam komunitas masyarakat disamping pengaruh
ajaran agama yang menjadisumber inspirasi moral dan etika itu.