Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta adalah al – samawat wal ardh wa ma bainahuma (langit dan bumi serta
segala yang ada diantara keduanya). Didalamnya terdapat fenomena–fenomena yang
sangat menarik apabila dibahas. Tentunya dengan tidak terlepas dari ayat–ayat Al-
Qur’an yang kemudian ditafsirkan berdasarkan keimanan mengenai ayat–ayat itu
dengan melibatkan penjelasan rasul melalui hadist – hadistnya dan upaya
pengungkapan rahasia alam itu dengan akal pikiran manusia melalui sains.

Pembicaraan Al-Qur’an tentang penciptaan alam semesta ditemukan dalam ayat–


ayat-Nya lebih dari 1000 ayat yang tergelar dalam beberapa surat. 461 diantaranya,
berkaitan dengan bumi (bentuk bulat bumi, orbit bumi, rotasi bumi pembagian
wilayah bumi dan isi kandungannya). Sebagian ayat mengenai penciptaan alam
semesta, gugusan dan peredaran bintang-bintang di jagat raya, galaksi dan akhir dari
alam semesta ini.

Meskipun demikian, pembicaraan Al-Qur’an tentang alam ini masih garis besar dan
prinsip-prinsip dasarnya saja, karena Al-Qur’an bukan buku ilmu pengetahuannya
yang umumnya menguraikan secara sistematis.

Oleh karena itu, untuk mempunyai gambaran yang jelas mengenai bagaimana
kejadian – kejadiannya, dan mengumpulkan bukti – bukti yang mendukung adanya
kejadian alam semesta di dalam Al-Qur’an.

Sejak zaman Renaisans di Barat, sains bisa dikatakan telah menaklukan agama.
Agama di Barat memang masih diakui keberadaaya, tetapi posisinya terus
terpinggirka dari anah ilmu pengetahuan, hanya bersemayam di ranah misteri wahyu.

Islam sebaliknya, tidak mempertentangkan wahyu dan ilmu pengetahuan karena


keduaya merupakan dua aspek dari kebenaran yang sama. Wahyu Al-Qur’an
mengajak pembacanya untuk meneliti alam dan mengembangkan ilmu
pengetahuan : “Apakah mereka tidak memerhatikan bagaimana unta diciptakan,
langit ditinggikan, gunung ditegakan, bumi dihamparkan?” Begitu pula, temuan –
temuan mutakhir ilmu pengetahuan diyakini semakin mengukuhkan kebenaran abadi
Al-Qur’an.

1
 

Ilmu astronomi dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an dalam bidang Astronomi, sudah terbukti secara ilmiah pada beberapa
ayatnya yang mengarah pada Ilmu Pengetahuan di bidang Astronomi. Selain dalam
bidang Astronomi, pada semua bidang ilmu pengetahuan yang menyangkut pada
untaian ayat-ayat Al-Qur’an juga sudah terbukti secara ilmiah dan para
ilmuanlah yang membenarkan pernyataan pada ayat-ayat Al-Qur’an. Hal itu,
menunjukan bahwa Kitab Al-Qur’an adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi
Muhammad SAW, melalui pelantara malaikat Jibril terbukti memang benar petunjuk
dari Tuhan Semesta Alam, yakni Allah Swt.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta

Jika kita memperhatikan alam semesta ini, banyak sekali hal – hal yang sangat
menakjubkan dan sayang untuk kita lewati. Semua yang ada di alam semsta ini dibuat
dengan perhitungan yang tepat dan akurat, sehinngga semuanya dapat berjalan
dengan lancar dan terukur serta alam semesta ini juga dibuat dengan seimbang.
Tentunya yang dapat menciptakan alam semesta yang hebat ini, hanyalah zat yang
maha sempurna, zat yang memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan tidak terbatas.
Jawabannya sudah pasti, yaitu Allah Swt., pencipta dan pemilik alam semesta, dialah
yang maha kuasa atas segala sesuatu. “Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak.
Maha tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan” (Q.S. An-Nahl [16] : 3), dan
Allah Swt. menciptakan alam semesta ini dengan kehendak-Nya sendiri “Allah
pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu,
maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah
ia” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 117).

2. Proses penciptaan alam semesta

Terdapat dalil yang jelas di dalam Al-Quran tentang penciptaan alam semesta. Hal ini
di jelaskan oleh Allah dalam Surah Fushshilat. Gambaran penciptaan alam di dalam
Al-Quran adalah seperti berikut:

Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi


dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian
itu adalah Rabb semesta alam.” Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung
yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar
makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai
jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan
langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia
menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang
dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.  (QS Fushshilat [41] : 9-12).

Kesimpulan dari ayat yang disampaikan oleh Allah kepada hambanya, terdapat enam
tahap kejadian alam sebagaimana yang terdapat dalam surah Fushshilat.

3
Tepat pada Waktu Nol, dengan perintah Allah “Kun” (Jadilah), pada masa yang sama
terciptalah ruang dan bermulalah waktu melalui proses Big Bang. Dalam al-Quran,
Allah S.W.T selalu memakai kalimah “Kun Fa Yakun” (Jadilah, maka jadilah).
Dalam hal ini berarti bahwa Allah menciptakan alam ini melalui satu proses evolusi
atau tahap yang berkeseimbangan, malahan sampai sekarang.

Pada tahap ini, alam semesta masih mempunyai energi dengan sebuah ‘gaya tunggal’.
Kemudian karena berputarnya (spin) alam, menyebabkan suhu menjadi turun. Tahap
pertama berakhir pada saat 10-43 detik sesudah Waktu Nol (Alam Semesta
berdiameter 10-28c cm dengan kerapatan 1096 gram/ml dan suhu 1032 K), yaitu ketika
gravitasi muncul sebagai gaya tersendiri. Teori ini dikenal dengan The Big Bang(10 -
43
 detik – 10-34 detik) yang terjadi sebagai berikut :

 Alam semesta masih sebesar zarah.


 Isinya: foton, partikel dan antipartikel elementer yang saling berinteraksi.
 Jumlah partikel dan antipartikel seimbang.
 Inflasionari: pembengkakkan 1020 – 1030 kali (10-34 detik sampai 10-
10
 detik)
 Beberapa partikel “hilang”, tinggal quark, foton, dan elektron.
 Neutrino lepas dari interaksi antar-partikel (10-10 detik sampai 10-5 detik)
 Kombinasi quark membentuk proton/neutron (inti atom)  ——> atom
Hidrogen prematur lahir.
 Antipartikel menghilang dalam jumlah banyak.  (3 menit)

 Inti atom-atom logam terbentuk ———> cikal-bakal bintang dan galaksi

 Alam semesta “bernyawa” ——-> “kehidupan” dimulai (300.000 tahun)


 Foton lepas dari interaksi antar-partikelà Alam semesta “terang”  (1000
juta tahun)
 Pembentukan galaksi-galaksi dan isinya  (15.000 juta tahun)
 Kehidupan di Bumi dimulai, Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi

Penciptaan alam semesta tidak disebut secara langsung di dalam Al-Quran dan
Hadits. Tetapi ada pernyataan umum yang menceritakan tentang penciptaan ini yang
menujukkan bahawa Allah menciptakan makhluk pada permulaannya dan
menambahkan dalam penciptaan apa pun yang dikehendaki-Nya.

Dari bagian-bagian alam semesta yang banyak dinyatakan dalam al-Quran adalah
penciptaan langit dan bumi serta segala hal yang ada antara kedua- duanya yaitu

4
antara langit dan bumi. Ketika langit dan bumi diciptakan, telah wujud bahan-bahan
penciptaan seperti asap.

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya
menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami
datang dengan suka hati.”  (QS Fushshilat [4] : 11)

Langit dan bumi adalah dijadikan dari asap (kabut/nebula) seperti disebut dalam al-
Quran, langit dan bumi pada mulanya adalah satu, kemudian, ia dipisahkan.
Penyebutan air sebagai alas Arsy-Nya dapat memperkuatkan bahwa penciptaan itu,
air yang berupa uap/kabut/nebula. Al-Quran secara tersurat menyebut penciptaan
langit dan bumi dalam masa enam hari atau masa.

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam
kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing- masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.” (QS Al A’raaf [7] : 54)

“Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam
masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka
tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang
Dia.”  (QS Al Furqaan [59] : 59)

“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-
bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. ” (QS Fushshilat
[41] : 12)

Di dalam Al-Quran, tahap-tahap penciptaan tidak disebutkan dengan terperinci


melainkan dinyatakan di dalam ayat-ayat. Contohnya, disebutkan bahwa langit dan
bumi semula bersatu dan kemudian dipisahkan. Disamping itu, dinyatakan juga
bahwa Allah  menciptakan bumi dalam masa dua hari dan setelah itu, dipancangkan
gunung-gunung agar bumi menjadi stabil, barulah Allah menciptakan langit sebelum
berasap. Di dalam sebuah hadis juga disebut bahawa ketika diciptakan, bumi mulai
bergoyang-goyang. Oleh itu Allah menciptakan gunung-gunung, setelah itu bumi
berada dalam keadaan baik.

5
Dalam salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori big bang),
disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-20
miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam
semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan
energi terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin banyak di antara kita yang telah
membaca tentang teori tersebut.

3. Garis edar

Setiap benda langit yang bergerak, memiliki garis edar atau orbitnya. Tatkala merujuk
pada matahari dan bulan di dalam Al-Qur’an, ditegaskan bahwa matahari dan bulan
bergerak sesuai garis edarnya, tak hanya matahari dan bulan begitu juga dengan
benda langit lainnya. Dan pergerakan tersebut telah diatur dengan sangat akurat.
Yang terdapat pada ayat berikut :

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya” (Q.S. Al-Anbya
[21] : 33)

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Q.S. Ya-Sin
[36] : 40)

Dalam Al-Qur’an surat Ya-Sin ayat 38 dikatakan bahwa “dan matahari berjalan


ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui” ayat ini menunjukan bahwa matahari juga melakukan gerakan dan
memiliki garis edar. Fakta yang disampaikan Al-Qur’an ini telah ditemukan oleh ilmu
astronomi medern. Menurut para ahli astronomi, matahari bergerak sejauh kurang
lebih 17.280.000 km dalam satu hari dengan kecepatan 720.000 km/jam. Bersama
matahari, semua planet dan benda-benda dalam sistem gravitasi matahari juga
menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang di alam semesta ini berada dalam
suatu gerakan yang terencana.

Ini menunjukan bahwa alam semesta ini dipenuhi oleh orbit-orbit benda langit
didalamnya. Dan hal ini telah tertulis dalam Al-Qur’an. “Demi langit yang
mempunyai jalan-jalan” (Q.S. Adh-Dhariyat [51] : 7).

Tidak hanya benda-benda galaksi, galaksi juga melakukan gerakan dalam orbitnya
dengan kecepatan yang luar biasa dan dalam suatu orbit yang terhitung secara
terencana. Bahkan telah teramati, bahwa sejumlah galaksi bergerak saling berpapasan
dan bagian-bagiannya tidak saling bertabrakan.

6
Suatu kesesatan yang nyata bagi orang-orang yang mengatakan bahwa Al-Qur’an
hanya karangan Nabi Muhammad Saw. Dengan penjelasan diatas, dapat dipastikan
bahwa Al-Qur’an bukanlah karangan Nabi Muhammad Saw., melainkan kitab suci
yang datang langsung dari Allah Swt., dan akan terus terjaga keasliannya sampai
akhir zaman. Dapat dipastikan bahwa pada saat Al-Qur’an ditturunkan, manusia pada
zaman itu tidak memiliki teleskop atau teknologi canggih untuk mengamati angkasa
yang luas dan jauhnya berjuta-juta kilometer, dan tidak pula ada pengetahuan fisika
dan astronomi modern. Akan tetapi Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammmad Saw., melalui Malaikat Jibril pada 1400 tahun lalu telah membahasnya,
ini membuktikan bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah Swt., zat Yang Maha
Mengetahui dan Maha Menciptakan.

7
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan tidaklah bertentangan dengan Islam, justru Islam mewajibkan
umatnya untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan bahkan mewajibkannya, termasuk di dalamnya
Islam tidak melarang ummatnya berfilsafat. Hanya saja larangan itu muncul apabila ummat Islam
sudah berfilsafat sebelum aqidahnya kuat, hal ini akan melahirkan penyimpangan berfikir yang
bisa menyesatkan bagi dirinya dan orang lain.
Ilmu islam juga menjadikan pokok pikiran dari sebuah ilmu – ilmu di dunia ini, salah
satunya ilmu astronomi yang telah memberikan penjelasan tentang bagaimana kejadian – kejadian
yang terjadi di alam semesta.
Dengan terkuaknya ilmu – ilmu al-qur’an yang sangat relevan dengan perkembangan
dan keadaan setiap zaman, maka suatu kebenaran yang nyata setiap ayat- ayat Nya. Dan
menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu terbesar yang turun kepada nabi Muhammad SAW,
dan Al-Qur’an bukanlah sebuah karangan manusia belaka, ini dibuktikan dengan ilmu – ilmu
yang terdapat dalam
Al-Qur’an yang diturunkan pada 1400 tahun lalu yang pada saat itu mustahil terdapat
alat-alat dan ilmu pengetahuan yang sanggup menjelaskan alam semesta ini.
Fenomena – fenomena yang terjadi pada abad ini telah dituliskan Allah Swt.,
dalam Al-Qur’an yang sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. “…sesungguhnya Allah berkuasa
atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 20)
.

1.2 Saran
Dengan telah dipaparkannya materi tentang Al- Quran dan Astronomi. Diharapkan
dapat menjadi acuan dalam pembelajaran serta bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.
Oleh sebab itu, pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca untuk penulisan makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

DEPAG RI. 2000. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : PT.
Bulan Bintang.

DEPAG RI. 2001. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : Direktorat
Perguruan Tinggi Agama Islam, DEPAG.

Endratno, Hemin. 2005. Diklat Ajar Studi Islam 3. Jakarta : Rineka Cipta.

http://www.doa-qunut.com

http://melyme-agama.blogspot.co.id

Anda mungkin juga menyukai