Anda di halaman 1dari 6

Nama: Almukminul muhaimin

Prodi: Tadris IPS

Mata kuliah: ulumul alquran

Soal : Cari ayat-ayat al-Qur'an yang berbicara tentang isyarat-isyarat ilmiah:

a. Proses kejadian manusia

b. proses kejadian langit dan bumi

c. perkawinan tumbuh-tumbuhan

d. Fakta ilmiah tentang pembentukan hujan

e. fakta ilmiah tentang keunikan sidik jari.

Jawaban ;

 Proses kejadian manusia


menjelaskan tentang petunjuk ilmiah lainnya, yang terdapat dalam firman Allah
SWT: "Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging, yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan." (QS Al-Hajj:
5)
Pada bagian terdahulu, telah dijelaskan tentang tahapan penciptaan manusia dari air
mani, di mana sebelumnya kadar unsur-unsur tanah bagi penciptaan seorang manusia, telah
ditentukan oleh Allah. Dalam pembahasan berikut ini, kami akan menjelaskan kelanjutan
dari tahapan tersebut, di mana Allah telah menentukan peta gen tertentu yang mengandung
semua sifat keturunan bagi seorang manusia yang akan diciptakan-Nya. Dalam peta gen ini,
Allah menentukan lokasi dan fungsi dari setiap gen yang dibawa oleh kromoson-kromoson
yang terjalin dalam sebuah jaringan.
Namun sebelum proses pembentukan janin dan perkembangannya, terjadi proses
penentuan jenis kelaminnya dikarenakan adanya perbedaan perkembangan antara janin
laki-laki dan perempuan dan perbedaan anggota tubuhnya. Yang berfungsi untuk
menentukan jenis kelamin ini, adalah nuthfah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qur'an
secara ringkas dalam firman Allah: "Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari
air mani (nuthfah)." (QS Al-Hijr: 26)
Untuk itu berikut Ayat-ayat Al-Quran Tentang Penciptaan Manusia.

Quran Surah Al Baqarah ayat 30


ٰٓ ۡ
ُ‫ك َونُقَ دِّس‬ ُ ِ‫ض َخلِيفَ ٗۖة قَالُ ٓو ْا أَت َۡج َع ُل فِيهَا َمن ي ُۡف ِس ُد فِيهَا َويَ ۡسف‬
َ ‫ك ٱل ِّد َمٓا َء َون َۡحنُ نُ َس بِّ ُح ِب َحمۡ ِد‬ ‫أۡل‬ ۡ
ِ ‫ل فِي ٱ َ ۡر‬ٞ ‫َوإِذ قَا َل َربُّكَ ِلل َملَئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع‬
َ‫لَ ۖكَ قَا َل إِنِّ ٓي أَ ۡعلَ ُم َما اَل ت َۡعلَ ُمون‬
Terjemahannya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui
 Proses kejadian langit dan bumi
jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang, Al Qur'an sudah menjelaskan soal
proses penciptaan langit dan bumi. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) Prof Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa di dalam Al Qur'an, proses
penciptaan langit dan bumi dijelaskan melalui teori Big Bang.
Ada sejumlah ayat di dalam Al Qur'an yang menjelaskan proses penciptaan langit dan bumi.
Antara lain, surat Al-Anbiya' ayat 30, surat Az-Zariyat ayat 47, surat An-Nazi'at ayat 31, dan
surat Fussilat ayat 10.
"Proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an dijelaskan melalui teori Big Bang.
Al-Qur'an surat Al-Anbiya' ayat 30 mengatakan langit dan bumi awalnya bersatu sekitar 12-
20 miliar tahun lalu. Ledakan pada hakikatnya adalah pengembangan ruang yang dalam
surat Az-Zariyat ayat 47 disebutkan Allah SWT kuasa meluaskan langit," kata Prof Thomas
Djamaluddin .Al-Qur'an dan perkembangan sains sebetulnya memang selalu berjalan seiring
bukan berlawanan. Berikut empat poin penjelasan lebih lanjut tentang penciptaan langit dan
bumi.
1. Terkait teori Big Bang
Setelah ledakan, terjadi proses evolusi bintang hingga terbentuk matahari beserta tata
planet termasuk bumi. Peristiwa ledakan yang terjadi pada masa itu disebut t=0 yang
menjadi awal perhitungan waktu dan menghasilkan hidrogen. Dalam proses evolusi bintang,
hidrogen mengalami reaksi nuklir menghasilkan helium dan membentuk unsur lain dalam
semesta.
Menurut Prof Thomas, berbagai ayat penciptaan langit dan bumi dijelaskan teori Big Bang
menurut perkembangan ilmu saat ini. Karena itu, kelak bisa saja muncul teori baru yang juga
bisa menjelaskan ayat tersebut.

2. Diciptakan dalam enam hari atau enam tahap?


Teori Big Bang menyebutkan 6 tahap penciptaan langit dan bumi yang juga disebutkan
dalam Al-Qur'an. Kitab ini menjelaskannya dalam ayat yang mengandung kata fi sittati
ayyam atau dalam enam hari. Ukuran lamanya masa yang disebut sebagai hari atau ayyam
tidak dirinci dalam Al-Qur'an.
"Belum ada penafsiran pasti tentang enam masa. Namun berdasarkan kronologi evolusi
alam yang dipandu Al-Qur'an surat Fussilat ayat 9-12 dan An-Nazi'at ayat 27-32, saya
menafsirkan enam masa adalah tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya
manusia. Lamanya tiap masa tidak merupakan fokus perhatian," kata Prof Thomas.

Masa awal adalah ledakan dilanjutkan pembentukan bintang-bintang yang dalam bahasa Al-
Qur'an disebut penyempurnaan langit. Debu dan gas antar bintang yang dalam surat Fussilat ayat 11
disebut dukhan menjadi makin padat. Bila panas yang dihasilkan inti telah cukup memantik reaksi
fusi nuklir, maka bintang akan bersinar. Suatu saat bintang akan meledak dan unsurnya menjadi
penyusun benda langit selanjutnya.

Menurut Prof Thomas, dua masa itu adalah penciptaan langit yang kadang disebut sebelum atau
setelah bumi karena prosesnya terus berlanjut. Dalam bahasa Al-Qura'an tentang teori Big Bang,
pengembangan alam, dan pembentukan bintang disebutkan sebagai "Dia meninggikan bangunannya
(langit) lalu menyempurnakannya" pada surat An-Nazi'at ayat 28.

Tahap kelima adalah munculnya air dan tumbuhan dalam Al-Qur'an surat An-Nazi'at ayat 31.
Sementara tahap keenam adalah proses geologi yang mulai stabil dengan munculnya gunung,
binatang, dan manusia dalam surat yang sama ayat 32-33.

Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar dua miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer
mulai terisi oksigen bebas. Menurut Prof Thomas tersedianya air, oksigen, tumbuhan, dan kelak
hewan pada itulah yang agaknya dimaksud dalam Al-Qur'an surat Fussilat ayat 10.

Sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, Alquran telah menerangkan awal kejadian alam
semesta, di mana dahulunya berupa gas dan seluruh benda langit di alam semesta dahulunya adalah
satu.

َ‫ض ا ْئتِيَا طَوْ عًا أَوْ كَرْ هًا قَالَتَا أَتَ ْينَا طَائِ ِعين‬
ِ ْ‫ُخَان فَقَا َل لَهَا َولِأْل َر‬
ٌ ‫ثُ َّم ا ْست ََو ٰى إِلَى ال َّس َما ِء َو ِه َي د‬

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka
hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".” (QS Fusshilat: 11).

َ‫َي ٍء َح ٍّي ۖ أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬


ْ ‫ض كَانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما ۖ َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء ُك َّل ش‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬
ِ ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَ َّن ال َّس َما َوا‬
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al Anbiya: 30).

Alquran juga menerangkan kalau langit dan bumi diciptakan dalam enam periode.

‫ض فِي ِستَّ ِة أَي ٍَّام‬


َ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ َ‫َوه َُو الَّ ِذي َخل‬
َ ‫ق ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari," (QS Hud: 7).

Keterangan Alquran tersebut ternyata dibenarkan para ahli astronomi sekarang, padahal ayat itu
diturunkan 15 abad lalu kepada Nabi Muhammad SAW. Memang Allah menciptakan alam semesta
ini tidak dengan main-main tetapi sungguh-sungguh:

َ ْ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال َّس َما َء َواأْل َر‬


َ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما اَل ِعبِين‬
Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan
bermain-main.” (QS Al-Anbiya: 16).

Maka seluruh benda di alam semesta ini berotasi dan berevolusi secara teratur, tidak berubah dan
selalu berlawanan dengan perputaran gerakan jarum jam sesuai Sunatullah. Sebagai makhluk
ciptaan Allah, mereka semuanya tunduk dan patuh atas kehendak dan perintah-Nya.

 Perkawinan tumbuh-tumbuhan
Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dkk
dijelaskan, tangkai yang membesar itu bergantungan di luar bunga sampai digoyangkan oleh
angin.Kemudian serbuk sari berjatuhan dan diterbangkan oleh angin ke bunga lain yang
telah disiapkan untuk proses penyerbukan. Alquran memberikan petunjuk mengenai
penyerbukan melalui angin, serta sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan.
"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami
turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali
bukanlah kamu yang menyimpannya," bunyi Surah Al Hijr Ayat 22.
Ayat tersebut menunjukkan bahwa peran angin sangat penting dalam proses
kehidupan makhluk hidup, salah satunya tumbuh-tumbuhan. Apabila tidak ada angin, maka
proses perkembangan tumbuh-tumbuhan yang melalui angin akan hilang dan punah.
Fase pertama dalam proses pembentukan hujan adalah angin. Dalam sebuah penelitian
sampai awal abad ke-20, diketahui bahwa angin pula yang menggerakan awan.Sementara
penelitian ilmu meteorologi modern diketahui bahwa angin berperan dalam proses
penyerbukan dan pembentukan hujan.Dalam proses hujan, angin juga diketahui
mengawinkan partikel-partikel yang dibawa dari laut dengan uap air yang melayang di udara
dan akhirnya membantu dalam proses pembentukan hujan.
Jika angin tidak memiliki sifat ini, maka butiran-butiran air yang ada di atmosfer
bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujan pun tidak akan pernah terjadi. Inilah
salah satu penjelasan peran angin dalam proses perkawinan tumbuhan yang selaras dengan
ilmu pengetahuan.
Mengenai penyerbukan melalui angin ini, Alquran memberikan petunjuknya. Allah SWT
dalam surat Al-Hijr ayat 22 berfirman: "Dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)..."
Sekiranya tidak ada angin, maka tumbuh-tumbuhan yang proses perkembangannya melalui
angin, tentunya akan punah dan hilang.
Maha Suci Allah SWT yang berfirman: "Alif, Laam, Miim. Kitab (al-Quran) ini tidak ada
keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS Al-Baqarah: 1-2)

 Fakta ilmiah tentang pembentukan hujan


Hujan terjadi karena ada penguapan air dari permukaan bumi seperti laut,
danau, sungai, tanah, dan tanaman. Pada suhu udara tertentu, uap air danmengalami
proses pendinginan yang disebut dengan kondensasi. Selama kondensasi berlangsung
uap air yang berbentuk gas berubah menjadi titik-titik air kecil yang melayang di
angkasa. Kemudian, jutaan titik-titik air saling bergabung membentuk awan. ketika
gabungan titik-titik air ini menjadi besar dan berat maka akan jatuh ke permukaan
bumi.Proses terjadinya hujan ialah adanya proses siklus air yaitu, berawal air laut,
danau, dan sungai menguap akibat dipanaskan oleh sinar matahari lalu menjadi butir-
butir uap air di awan. Jika butir-butir uap air tersebut mengembun, akan terbentuk
butiran air hujan yang jatuh ke bumi. Lalu air yang jatuh ke bumi ada yang mengalir di
permukaan bumi dan ada yang meresap ke dalam bumi. Air yang mengalir menuju
sungai akhirnya bermuara ke laut dan dimulai lagi siklus penguapan air.Seperti yang
telah diketahui dari siklus hidrologi di atas, bahwa udara yang membawa uap air dari
laut atau ke lautan akan bergerak ke atas awan. Bila suhu awan mencapai titik embun
kemudian terjadilah proses pengem bunan uap air (condensantion), yang selanjutnya
hasil pengembunan itu jatuh dari awan atau diendapkan dari udara menuju permukaan
bumi sebagai presipitasi (prescipitation).Presipitasi arah vertikal dapat bermacam-
macam bentuknya, seperti hujan, hujan batu es, salju atau sebagai presipitasi horizontal,
seperti: kabut, embun dan sebagainya. Istilah presipitasi dapat digunakan sebagai
batasan umum untuk menyatakan semua bentuk zat cair atau zat padat yang berasal
dari atmosfer sampai permukaan bumi. pembentukan presipitasi di atmosfer merupakan
subyek dari ilmu meteorologi, sedangkan apabila presipitasi sudah sampai di permukaan
bumi merupakan subyek dari ilmu hidrologi.
Alquran menyinggung tentang pembentukan hujan dan bagaimana peran awan dalam
surat An-Nur ayat 43 berbunyi: “Tidakkah kamu melihat bagaimana Allah mengarak
awan? Kemudian mengumpulkan (bagian-bagiannya), kemudian menjadikannya
bertindih-tindih, maka kamu melihat hujan keluar dari celah-celahnya (awan). Allah juga
menurunkan butiran-butiran es bermula dari langit (yaitu dari gumpalan-gumpalan awan
seperti) gunung-gunung, maka ditimpakannya kepada siapa yang dikehendakiNya dan
dipalingkannya dari siapa yang dikehendakiNya. Kilauan kilatnya hampir-hampir
menghilangkan penglihatan,".
Adapun proses terjadinya hujan dengan cara Allah menggiring awan melalui
angin, kemudian dikumpulkan antara satu dengan yang lainnya sehingga bertumpuk.
Lalu dapat di lihat hujan turun dari celah celah awan. Dari kumpulan awan yang
menyerupai gunung tersebut, Allah menurunkan embun. Embun itu turun seperti
batuan kecil yang turun kepada suatu kaum, yang manfaat dan bahayanya dapat mereka
rasakan atas kehendak Allah. Selain itu kilauan kilat yang terjadi karena gesekan diatas
awan hampir-hampir menghilangkan penglihatan karena teramat kerasnya. Fenomena
alam tersebut terdapat dalam Firman Allah Ta’ala yaitu:
‫ال فِيهَ ا‬ َ ‫أَلَ ْم ت ََر أَ َّن هَّللا َ ي ُْز ِجي َس َحابًا ثُ َّم يُؤَ لِّفُ بَ ْينَهُ ثُ َّم يَجْ َعلُهُ ُركَا ًما فَتَ َرى ْال َو ْد‬
ٍ َ‫ق يَ ْخ ُر ُج ِم ْن ِخاَل لِ ِه َويُنَ ِّز ُل ِمنَ ال َّس َما ِء ِم ْن ِجب‬
‫صار‬ َ ‫أْل‬ ْ ُ
َ ‫ُصيبُ بِ ِه َم ْن يَشَا ُء َويَصْ ِرفهُ ع َْن َم ْن يَشَا ُء ۖ يَكَا ُد َسنَا بَرْ قِ ِه يَذهَبُ بِا ْب‬ ِ ‫ِم ْن بَ َر ٍد فَي‬
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih,maka kelihatanlah
olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran)
es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka
ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir
menghilangkan penglihatan.” (Q.S. An-Nuur : 43)

 fakta ilmiah tentang keunikan sidik jari.


Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola
sidik jari yang khas dan berbeda satu sama lain. Itulah sebabnya, sidik jadi menjadi
tanda pengenal manusia untuk membedakan seseorang dengan orang
lainnya.Menurut Harun Yahya, hal itu disebabkan sidik jari setiap orang adalah khas
bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki
serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.Itulah mengapa sidik jari
dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan
di seluruh penjuru dunia. Keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19
M. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa
tanpa makna khusus. Namun dalam Alquran, Allah merujuk kepada sidik jari, yang
sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita
pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang. Pada
abad ke-7 M, Alquran telah menyebutkan bahwa sidik jari menjadi tanda pengenal
manusia. Dalam Alquran disebutkan mudah bagi Allah untuk menghidupkan
manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus
ditekankan dalam sebuah ayat.surah Al-Qiyamah ayat 3-4:
"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-
belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya
dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4). Sungguh Alquran adalah firman Allah yang
Maha Benar.
Allah SWT berfirman :
َ ‫) بَلَى قَا ِد ِرينَ َعلَى أَ ْن نُ َس ِّو‬3( ُ‫أَيَحْ َسبُ اإْل ِ ْن َسانُ أَلَّ ْن نَجْ َم َع ِعظَا َمه‬
)4( ُ‫ي بَنَانَه‬
"Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-
belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan
sempurna."
(QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 3-4)

Anda mungkin juga menyukai