Pada surat Al-A’raf ayat 25 disebutkan bahwa “Di bumi itu kalian hidup dan di bumi
itu kalian mati, dan dari bumi itu (pula) kalian akan di bangkitkan”. Al-araf ayat 25
memberikan informasi makro dimana bumi merupakan panggung drama manusia, tempat
dimana kita lahir dan mati, yang mana disini juga kita akan dibangkitkan. Terkait penciptaan
manusia, disebutkan jika kita dibuat dari sari pati tanah. Namun sari tanah tersebut merupakan
tanah yang berasal dari planet bumi, bukan planet lainnya. surat Al-Mu’minun ayat 12
menjelaskan “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah bumi”. Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur dalam tubuh manusia yang terdiri dari
senyawa organic yang berasal dari kandungan tanah bumi.
Di surat Ibrahim ayat 48 juga disebutkan bahwa bumi akan di renovasi untuk
disesuaikan dengan kehidupan selanjutnya. “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan
bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) semuanya berkumpul (di
Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa”.
Informasi-informasi dari Allah di Al-quran mirip dengan puzzle, jadi kita tidak bisa
mengambil beberapa potongan saja untuk mendapatkan informasi yg sebenarnya. Beberapa hal
di al-Qur’an tidak hanya dibahas dalam satu surat saja, namun tersebar pada beberapa surat.
Untuk memahami Al-Qur’an kita perlu membacanya secara komprehensif dan holistik.
Al-quran menggambarkan bahwa jagat raya pernah tidak ada, lalu dibuat oleh Allah
yang pada akhirnya akan digulung kembali. Hal ini dijelaskan pada surat Al-Anbiya ayat 30
yang menceritakan salah satu proses penciptaan jagat raya, yang mana langit dan bumi pernah
satu padu lalu dipisahkan dan dikembangan (diluaskan).
Pada ilmu pengetahuan diketahui jika jagat raya sedang berkembang. Diperoleh data
bahwa benda-benda langit sedang bergerak menjauh. Hal ini tentunya mendukung apa yang
telah disebut dalam al-qur’an bertahun-tahun lamanya. Sesuai dengan surat Al-Ghasiyah ayat
18 yang berbunyi “Dan kepada langit, bagaimana ia ditinggikan”. Selain itu, di surat tersebut
(Al-Ghasiyah ayat 17-18) juga mempunyai makna bahwa Al-Qur’an menyuruh kita untuk
memperhatikan dan mempelajari bagaimana unta diciptakan dan bagaimana langit ditinggikan.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan di lingkup
keilmuan berjalan seiringan dengan ajaran al-qur’an, walaupun hasil penelitian dan isi al-
qur’an belum tentu 100% sama. Namun bukan berarti Al-Qur’an mempunyai informasi yang
salah, perbedaan hasil tersebut dapat terjadi karena para ilmuwan belum menemukan jawaban
atau penelitian yang sesuai.