1
BAB II
PEMBAHASA
N
2.1 Ayat-Ayat Al-Quran Mengenai Ilmu Astronomi
Al-Qur‟an merupakan sumber dari segala bidang ilmu pengetahuan
hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Fussilat 41:35, “Kami akan
memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat(kekuasaan ) Kami di segenap
penjuru dan pada diri mereka sendiri. Sehingga jelaslah bagi mereka Al-
Quran itu adalah benar...” (Fussilat 41:35). Menurut Tafsir Al-Misbah
(2002), ayat-ayat(kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri
mereka sendiri dapat ditafsirkan sebagai “Ayat-ayat” yang dijanjikan oleh
Allah mengenai berbagai peristiwa yang terjadi pada masa Rasulullah SAW
dan peristiwa setelah beliau wafat salah satunya kemenangan yang diraih oleh
kaum muslimin atas kaum kafir. Dapat juga “Ayat-ayat” yang dimaksud
adalah rahasia-rahasia alam serta keajaiban ciptaan-Nya pada diri manusia
yang diungkap melalui penelitian dan pengamatan ilmuwan, yang berujung
pada pengakuan keesaan dan kekuasaan-Nya sekaligus sebagai bukti
kebenaran informasi Al-Qur‟an.
Ayat ini telah Allah turunkan sekitar 14 abad yang lalu namun masih
berlaku hingga sekarang bahkan sampai nanti hari kiamat, hal ini
menandakan bahwa setiap saat akan lahir penemuan-penemuan baru yang
belum dikenal sebelumnya dan tak akan pernah ada habisnya sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi ayat 109 “Katakanlah: Sekiranya
lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (Q.S Al-Kahfi
18:109)
Di dalam Al-Quran banyak disinggung mengenai ayat-ayat tentang
alam semesta (jagat raya) atau dalam istilah ilmu pengetahuan disebut
dengan astronomi, penjelasan mengenai hal tersebut mulai dari penciptaan
alam semesta sampai akhir dari alam semesta itu sendiri atau dikenal dengan
hari kiamat. Berikut akan dijabarkan mengenai beberapa ayat-ayat Al-Quran
tersebut:
a. Enam Masa Penciptaan Jagat Raya
Penciptaan jagat raya, meliputi langit, bumi, dan isinya terjadi
dalam enam masa, hal ini dijelaskan dalam Al-Qur‟an sebanyak tujuh kali
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy
untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi
syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah,
Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?” (Q.S. Yuunus 10:3).
Ayat ini menegaskan bahwa langit dan bumi diciptakan oleh
Allah dari ketiadaan menuju ada, dan berlangsung selama enam masa.
(Penciptaan Jagat Raya: 2012)
Secara kronologis enam masa tersebut dijelaskan dalam beberapa
ayat-ayat dalam Al-Quran, yaitu :
1. Masa pertama, “Dan apakah orang-
orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka
tiada
juga beriman?" (Q.S. Al-Anbiyaa‟,
21:30). Big Bang Theory
Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat
"fatq". Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya,
ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita
pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta
yang kemudian terjadi ledakan. Dengan kata lain, segala sesuatu,
termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan, juga
terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq"
ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan
materi-materi yang dikandungnya untuk "fataqa" (terpisah), peristiwa
ini merupakan awal permulaan dari penciptaan alam semesta.
2. Masa kedua, masa ini merupakan pengembangan dari alam
semesta yang baru saja di bentuk hal ini digambarkan sebagai berikut,
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Q.S. Adz
Dzaariyaat, 51:47). Juga dalam ayat lainnya “Dan langit, bagaimana ia
ditinggikan?” (Q.S. Al-Ghaasyiyah 88:18).
Dari kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa “langit” atau dalam
Al-Quran sering disebut sebagai luar angkasa atau alam semesta akan
terus meluas dan menjadi lebih tinggi. Pada saat pertama alam ini
dibentuk hingga saat ini alam semesta akan mengembang dengan
kecepatan yang luar biasa, sehingga menyebabkan benda-benda langit
saling berjauhan sehingga secara awam dapat dikatakan bahwa langit
semakin tinggi.
3. Masa ketiga, setelah alam semesta mengalami pengembangan
kemudian Allah mulai menciptakan isi dari alam semesta itu sendiri
mulai dari matahari, bintang, planet dan benda langit lainnya.
"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati
atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
(Q.S. Fushshilat 41:11). Begitu pula dalam ayat lainnya, “Maha Suci
Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia
menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” Ayat
ini menjelaskan bahwa pada mulanya alam semesta masih kosong dan
hanya terdiri atas moleku-moleku dan senyawa tertentu yang berupa
asap dan debu saja.
Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit molekul-molekul
yang ada di alam semesta kemudian menyatu akibat adanya gaya
gravitasi menuju inti molekul tersebut dan mengalami pemanasan pada
intinya, yang pada akhirnya akan mendingin dan membentuk bintang
muda, piringan di sekitar bintang masih mengandung sisa-sisa gas dan
debu yang akan menggumpal dan mengalami pendinginan yang
kemudian membentuk planet.
4. Masa keempat, bagian bumi yang tersisa berupa daratan lempengan
benua besar (pangea) yang akan bergeser yang disebut dengan pergeseran
lempeng, dalam Al-Qur‟an disebut dengan bumi yang dihamparkan sesuai
firman Allah SWT berikut “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”
(Q.S An-Naazi‟aat 79:30). Sehingga terbentuklah lima benua yang kita
kenal saat ini.
5. Masa kelima, setelah bumi terbentuk kemudian Allah menurunkan air
sebagai sumber kehidupan bagi makhluk yang akan menempati bumi
selanjutnya yakni manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. “Apakah kamu
tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-
macam warnanya, ...”(Q.S. Az-Zumar 39:21).
6. Masa keenam, masa yang paling akhir ini masa dimana muncul
peradaban manusia di bumi setelah semua prasyarat kehidupan yang utama
yakni oksigen dan air terpenuhi maka kehidupan baru siap untuk dimulai.
Proses geologis akibat pergeseran lempeng benua yang memunculkan
gunung-gunung juga merupakan persiapan fisik yang memberikan
kesetimbangan dari gerakan bumi, hal ini memungkinkan materi yang
merupakan kandungan bumi dikeluarkan untuk kepentingan umat manusia.
Mengenai hal tersebt dijelaskan dalam ayat berikut “Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan
untuk binatang-binatang ternakmu” (Q.S An-Naaziaat 79:32-33).
b. Keseimbangan Alam Semesta
Setelah alam semesta selesai diciptakan oleh Allah SWT yang
maha pencipta selanjutnya sebagai Dzat yang maha berkuasa Allah akan
mengatur segala sesuatu baik yang ada di langit dan di bumi dengan sangat
teratur sehingga tercipta apa yang dimaksud dengan keseimbangan alam
semesta. Di alam yang luas ini terdapat berbagai keseimbangan yang Allah
turunkan dan mungkin takkan mampu bagi kita untuk menyebutkannya.
Berikut ini beberapa contoh dari sekian banyak keseimbangan-
keseimbangan yang terjadi di jagat raya (Alam
Semesta):
1. Langit, atap yang terpelihara
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai
atap yang terpelihara, sedang mereka
berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan
Allah) yang terdapat padanya.” (Q.S Al-
Anbiyaa‟ 21:32) Meteor yang jatuh
Maksud atap yang terpelihara dalam ayat tersebut ialah langit yang
Allah ciptakan tanpa tiang dan tidak jatuh menimpa muka bumi, selain itu
dengan adanya atmosfer yang menyelimuti planet bumi membuat meteor
atau benda langit lainnya yang tertarik gaya gravitasi bumi terbakar
didalamnya sehingga ketika melewati atmosfer ukurannya mengecil dan
tidak membahayakan kehidupan di bumi.
2. Garis edar yang teratur
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam
dan siang, matahari dan bulan. Masing-
masing dari keduanya itu beredar di dalam
garis edarnya." (Q.S. Al-Anbiyaa‟ 21:33)
“Dan matahari berjalan
ditempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.” (Q.S.
Yaasin 36:38) Orbit benda angkasa
Nuril Qomariyah
XI IPA 2
MAN Bondowoso