Anda di halaman 1dari 6

Makalah

Kelahiran alam semesta ditinjau


Dari sudut pandang islam
TUGAS ILMU ALAMIAH DASAR

DOSEN :
WIDYA ISMAR,SE,M PD

DISUSUN OLEH :
1.RIZZNA HIDAYATUL AKMALIAH
2.KHUSNUN MUALIMAH ZAHRO
3.SITI KHODIJAH

SEMESTER 1
Prodi : PGMI & PIAUD

SEKOLAH TINGGI ISLAM BANI SALEH


Kampus B : Jl.Setia Darma Kec.Tambun Selatan
Kab.Bekasi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. 
Alhamdulillah dengan memanjatkan pui syukur kehadirat allah swt. Karna atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
yang kemudian dilanjutkan dengan penyusun makalah dengan judul “kelahiran alam
semesta ditinjau dari sudut pandang islam”.

Tak ada gading yang tak retak karenanya kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna.baik dari sisi materi maupun
penulisannya.kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbukamenerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh
pembaca,dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Daftar isi
JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG........................................................................
B.RUMUS MASALAH........................................................................
C.TUJUAN..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.KELAHIRAN ALAM DITINJAU DARI SUDUT PANDANG ISLAM.........
B.

Bab 1
Pendahuluan

A.LATAR BELAKANG
Teori ilmiah modern telah membuktikan bahwa alam semesta ini pada mulanya adalah gas yang
panas dan berenergi tinggi di angkasa luas. Lambat laun dengan mendinginnya jagat raya,
partikel-partikel elementer ini mulai membeku/memadat dan saling memisah membentuk
kumpulankumpulan kosmos. Bumi merupakan sebagian dari partikel-partikel elementer panas
tersebut, seoerti diketahui bahwa diperut bumi masih ada benda-benda berapi yaitu volcano
yang sewaktu-waktu bumi memuntahkan lahar atau benda volcano berapi melalui letusan
gunung berapi. Kemudian bagian bumi mendingin yang selanjutnya menjadi tempat yang patut
dihuni manusia dan makhluk hidup lainnya. Teori ilmiah ini sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya: 30, yang artinya : “Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tidak juga beriman? Surat Al-Anbiya telah menjelaskan bahwa teori
modern sekarang bersumber dari Al-Qur’an. Semua pengetahuan bersumber dari Al-Qur’an.
B.     Rumusan Masalah
1. Bagaimana kelahiran alam semesta dalam perspektif Islam ?
2. Bagaimana kelahiran alam semesta menurut alamiah modern ?
C.    Tujuan
1. Untuk mengetahui kelahiran alam semesta dalam perspektif islam.
2. Untuk mengetahui kelahiran alam semesta dalam perspektif ilmu alamiah modern.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kelahiran Alam Semesta di Tinjau Dari Sudut Pandang Islam


Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.Al Quran
mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Beberapa fakta yang
baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al
Quran empat belas abad yang lalu.2 Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang
memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta.
Kenyataan bahwa dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu
pengetahuan modern adalah hal penting, karena keasesuaian ini menegaskan bahwa Al
Quran adalah ” firman Allah”.
a. Al Qur’an surat Fussilat (41:11) yang artinya: ” Kemudian Dia menuju langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: ” Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab:
”Kami datang dengan suka hati”. Kata asap dalam ayat tersebut menurut para ahli tafsir
adalah merupakan kumpulan dari gas-gas dan partikel-partikel halus baik dalam bentuk
padat maupun cair pada tempratur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang
lebih atau kurang stabil.
b. Dalam Al Quran surat Al-Anbiya (21:30) disebutkan ”Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu
(sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya.Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” . Matahari
adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar keliling sumbuhnya sejak
berjuta-juta tahun. Dalam proses perputarannya dengan kecepatan tinggi itu, maka
terhamburkan bingkah-bingkahan yang akhirnya menjadi beberapa benda angkasa termasuk
bumi. Masing-masing bingkah beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semangkin
lama semangkin bertambah jauh, hingga masing-masingnya menempati garis edarnya yang
sekarang. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang
hanya diketahui oleh Allah S.W.T
c. Surat Adz Dzaariyaat (51:47) ” Dan langit, dengan kekuasaan Kami,Kami bangun dan Kami
akan memuaikannya selebar-lebarnya”. Teori Big Bang juga mengatakan adanya pemuaian
alam semesta secara terus menerus dengan kecepatan maha dahsyat yang di umpamakan
mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup ,yang mengisyaratkan bahwa galaksi
akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya (21:104) ”(Yaitu)
pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana
Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu
janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya” d. Dalam
surat Al-Sajda (32:4) yang artinya : ”Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya dalam enam masa...” . Uraian penciptaan langit dan bumi dan
apa-apa yang ada antara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9,10 dan 12. yang
perincian tafsirannya sebagai berikut: Tahapan pertama penciptaan bumi 2 rangkaian waktu,
tahapan kedua penyempurnaan aparat bumi 2 rangkaian waktu, tahap ketiga penciptaan
(angkasa raya) dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu. Jadi terbentuknya alam raya ini
terjadi dalam 6 rangkaian waktu atau 6 masa. Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan
tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya,
sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Masa I (ayat 27): Penciptaan Langit Pertama Kali Pada Masa I, alam semesta pertama
kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu.
Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan
debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah
unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat.
Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi
inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa
pancaran sinar infrared. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2,
besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah. 4
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan,
yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian
dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam
semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian
yang terisi.
2. Masa II (ayat 28): Pengembangan dan Penyempurnaan Dalam Ayat 28 diatas terdapat
kata”meninggikanbangunan”dan”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan”
dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling
menjauh dan langit terlihat makin tinggi.3 Mengembangnya alam semesta sebenarnya
adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang,
melainkan proses pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek
doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu
sekitar 13.7 miliar tahun. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini
tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Sebelum
langit itu disempurnakan, keadaanyya masih primitif dan masih sempit atau belum
meluas[2][18]. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
3. Masa III (ayat 29): Pembentukan Tata Surya Termasuk Bumi Surat An-Nazi’ayat 29
menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang
benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber
cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya
diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit
Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya
lebih kecil. Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi
berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak
mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta
tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih
lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang 3
berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari
Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
4. Masa IV (ayat 30): Awal Mula Daratan di Bumi Penghamparan yang disebutkan dalam
ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam”. Sedang dalam Surat Nuh ayat 9, “Dan Allah menjadikan bumi untukmu
sebagai hamparan”. Bumi dijadikan hamparan. Meskipun tidak licin, tetapi sudah memenuhi
syarat-syarat untuk bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya dan sudah memenuhi syarat
hidup bagi makhluk biologis dan botanis.
5. Masa V (ayat 31): Pengiriman Air ke Bumi Melalui Komet Dari ayat 31 di atas, dapat
diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mulamula terbentuk. Jadi, ayat ini
menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air. Air diperkirakan berasal dari
komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang
dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap
air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet,
adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada
umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan
pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
6. Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia Dalam ayat 32
di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung-
gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan
pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen
Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan
akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif
masih sangat muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan
dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di
bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.

Anda mungkin juga menyukai