Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH IAD/IBD/ISD

PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DAN PENGHUNINYA

Dosen Pengampu : Mursalim, SKM, M.Ling

Di Susun Oleh :

Aldi Ronaldi (1821407049)

PROGAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA

TAHUN 2019
Kata Pengantar

Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kita taufiq serta hidayah-Nya
kepada kita, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “PROSES
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA DAN PENGHUNINYA” dengan baik dan tepat waktu. Tanpa
pertolonganya penulis tidak dapat menyusun dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada baginda rosulullah SAW, nabi yang kita nantikan syafaatnya
besok di hari kiamat dan nabi yang membawa umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman
terang benderang yakni agama islam aamiin. Selanjutnya penulis menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangannya baik dalam penyusunan kata kata yang kurang jelas atau
masih belum bisa di pahami, untuk itu penulis sangat minta maaf kepada semua pihak.

Samarinda, 17 September 2019

Aldi Ronaldi

1
DAFTAR ISI

COVER……………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………… 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………. 2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 3

 A. Latar Belakang ………………………………………….. 3


 B. Rumusan Masalah ……………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 4

 Pengertian Alam Semesta…………………………………… 4


 Terjadinya Galaksi …………………………………….. 5
 Terjadinya Bumi dan Tata Surya………………………………………. 5
 Matahari ………………………………. 8
 Bumi ……………………………. 8
 Bulan ……………………….. 9

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 10

 A. Simpulan …………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal? Mungkin
kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih
sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan
seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah
jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin
tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di
kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin
diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan
satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk
membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah
sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya; planet bumi hanyalah sebutir
debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian alam semesta beserta isinya?

2. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta beserta isinya?

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. ALAM SEMESTA

Menurut orang Babylonia (tahun 700-600 SM) alam semesta merupakan suatu
ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta
bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah ruangan yang maha
besar di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat di ungkapkan manusia
maupun tidak. Apabila kita hendak mempelajari alam semesta berati kita mempelajari
makro/kosmos. Sebaliknya apabila mempelajari permasalahan kecil, berarti kita mempelajari
mikro/kosmos.

Teori Mengenai Terbentuknya Alam Semesta

Alam semesta terjadi pada tahun yang lampau bersamaan dengan berbagai letusan
besar. Teori terjadinya alam semesta adalah sebagai berikut.

1. Teori dentuman atau teori ledakan. Teori ini mengutarakan bahwa adanya suatu massa
yang sangat besar di jagat raya dan mempunya berat jenis yang sangat besar. Meledak
dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti. Massa yang meledak itu kemudian berserakan
dan megembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan.
Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu berbentuk kelompok-kelompok
dengan berat jenis yang relatif kecil dari massa semula. Kelompok itulah yang kita kenal
sebagai galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi titik intinya.

2. Teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini mengambil berdasarkan adanya suatu siklus dari
alam semesta yaitu masa ekspansif dan kontraksi. Dalam jangka waktu 30.000 juta tahun
dalam masa ekspansi, terbentuklah galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut
didukung oleh adanya tenaga yang bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya
membentuk berbagai unsur lain yang kompleks. Pada masa kontraksi, terjadi galaksi dan
bintang-bintang yang terbentuk meredup, sehingga unsur-unsur yang tebentuk menyusut
dengan menimbulkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi
menguatkan asumsi bahwa partikel tersebut berasal dari paralel yang ada pada zaman
dahulu kala.

4
2. TERJADINYA GALAKSI

Galaksi adalah calon bintang atau kelompok bintang yang jumlahnya ribuan juta dan
terdapat di alam semesta.

Menurut Fowler, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu, galaksi di alam semesta yang
jumlahnya ribuan tidaklah seperti galaksi pada yang ada pada saat ini. Pada saat itu galaksi
masih merupakan kabut gas hidrogen yang sangat besar. Kabut gas hidrogen mengadakan
kontraksi sehingga bagian luar dari kabut gas hidrogen tersebut banyak yang tertinggal. Pada
tempat-tempat yang berotasinya lambat atau berat jenisnya yang besar, terbentuklah
bintang-bintang yang terbentuk tadi suhunya semakin menurun. Kemudian setelah berjuta-
juta tahun bintang tersebut mempunyai bentuk seperti benda langit sekarang ini.

Menurut macamnya, galaksi di bedakan menjadi 3 macam :

1. galaksi berbentuk spiral

2. galaksi berbentuk elips

3. galaksi berbentuk tak beraturan.

3. TERJADINYA BUMI DAN SISTEM TATA SURYA

Mula-mula ptolomeus ilmuan Yunani abad ke-2 M berpendapat bahwa semua benda
di angkasa bergerak mengelilingi bumi. Teori ini disebut geosentris. Kemudian teori itu di
betulkan oleh Nicolai Copernicus astronom Polandia (1473-1543) pada 1530 dengan teorinya
heliosentris, bahwa semua benda angkasa bergerak mengelilingi matahari, dengan orbit
yang berbentuk lingkaran. Johanes Kepler, astronom dan matematikawan Jerman (1571-
1630) berpendapat bahwa orbit dalam mengelilingi matahari berbentuk elips. Pada tahun
1610, Galileo dengan bantuan teleskop membenarkan teori Copernicus yang telah diralat
oleh Kepler.

Pada tahun 1686, Issac Newton (1643-1727), dengan teori gravitasnya menjelaskan
bahwa bumi dan planet-planet mengorbit karena prinsip gravitasi.

1. Immanuel Kant, 1724-1804 M

Pada tahun 1755 dalam bukunya Allgemeine Naturgeschichteund Theorie des


Himmels nach Newtonischen Grundsatzen behandelt (sejarah umum dan teori tentang tata
surya bedasarkan hukum Newton) Immanuel Kant mengatakan, jika bumi (planet-planet
serta bintang) memang terjadi, maka proses-proses adalah sebagai berikut :

Di angkasa raya terdapat suatu ruangan yang berisi macam-macam gas (kabut). Gas
yang besar menarik gas yang kecil sehingga terbentukah kabut yang besar. Dalam proses

5
tersebut terjadi benturan bola-bola gas sehingga timbullah panas. Panas ini menyebabkan
perputaran kabut asal. Kabut berputar makin cepat sehingga menjadi dingin. Semakin cepat
berputar, semakin mendingin. Di bagian khatulistiwa terjadilah pemisahan fragmen dari
kabut tersebut. Fragmen yang dilemparkan keluar mendingin, mengembun, mencair, dan
akhirnya menjadi padat, dan membentuk planet-planet.

2. Piere Simon Marquis de Laplace, 1749-1827 M

Pada tahun 1776, seorang filsuf dan matematikawan Prancis mengutarakan teori
terjadinya bumi sebagai berikut :

Di angkasa terdapat kabut asa yang telah berputar, berpijar dan panas. Putaran kabut yang
berpijar itu perlahan-perlahan menjadi dingin. Semakin cepat berputar, gas tersebut
semakin mendingin dan menyusut sehingga bentuknya menyerupai lingkaran. Semakin
cepat putarannya, semakin mendekati ekuator. Karena gaya gravitasi, bentuk gumpalan gas
di bagian tengah tidak begitu besar sehingga terjadinya pemisahan fragmen. Fragmen
tersebut berbentuk seperti cincin atau gelang yang bergerak mengelilingi kabut induknya.
Setelah galangan fragmen pertama terlepas dari induknya, terlepas pula cincin fragmen yang
kedua, ketiga, dan seterusnya sampai ke sembilan, cincin itu semakin mendingin, menyusut,
lalu membentuk planet. Semuanya mengorbit induknya, satelit atau bulan yang mengelilingi
planet-planet tersebut terjadi dengan cara yang sama.

Karena kedua teori tersebut hampir sama isinya dan timbul pada waktu yang
bersamaan, kedua teori tersebut dinamakan Teori kabut Kant-Laplace atau Hipotesis Nebula
Kant-Laplace.

Dengan adanya perkembangan yang pesat dari ilmu fisika moderen, tampak bahwa hipotesis
kabut Kant-Laplace ini memilliki banyak kelemahan.

3. Hipotesis Planetesimal

Lebih kurang seratus setelah teori kabut Kant-Laplace, pada tahun 1905, Thomas C.
Chamberlain (geologiawan) dari Chicago, USA mengemukakan teori baru yang disebut Teori
Planetesimal. Yaitu pada awalnya ada matahari kemudian matahari itu didekati bintang
sehingga terjadilah gaya tarik-menarik dan terjadilah peledakan hebat yang menyebabkan
banyak gas mencuat keluar dari atmosfir matahari. Gas yang mencuat dan membeku
menjadi Planetesimal.

6
4. Hipotesis Pasang-Surut Gas

Dua orang ilmuan dari inggris, yaitu Sir James M. Jeans (astro fisikawan) dan Harold
Jeffrey (geofisikawan) pada tahun 1917 mengemukakan hipotesisnya yang disebut Hipotesis
Pasang-Surut Gas. Teorinya adalah sebagai berikut :

Sekitar dua miliar, matahari didekati oleh sebuah bintang yang besar (mungkin sebesar
matahari), tetapi tidak saling bertabrakan. Karena gaya tarik-menarik, terjadilah tonjolanidah
api yang berpijar dan merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian
tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari (dan tidak
kembali kematahari). Bentuknya seperti cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah
sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari kecil, misalnya Marcurius, semakin membesar,
seperti Yupiter dan Saturnus, kemudian mengecil lagi seperti Pluto, yang merupakan planet
terkecil.

5. Bumi dan Perkembangannya

Setelah bumi dan planet terlepas dari matahari, bumi masih dalam keadaan stadia
kabut (nebula). Kabut asal ini mula-mula berbentuk tenaga penyinaran (cahaya). Bukan
berbentuk (atau zat). Kemudian energi (tenaga) ini berubah menjadi materi. didalam fisika
moderen banyak terjadi proses perubahan energi menjadi materi, dan sebaliknya.

Kabut kosmos ini mula-mula merupakan kabut gelap yang temperaturnya hanya
beberapa derajat di atas titik nol mutlak. Dalam proses perubahan energi menjadi materi,
timbul panas sehingga materi yang terbentuk menguap kembali. Akibatnya, terjadilah kabut
gas yang bercahaya. Besar kemungkinan, proses tersebut ini masih berlaku pada matahari.
Jadi matahari dalam keadaan peralihan kabut gas gelap ke kabut gas yang terang bercahaya.

Pendapat tentang terjadinya tata surya yang paling mutakhir kurang lebih sebagai
berikut :

1. Tata surya terbentuk dari awan gas hidrogen dan debu yang berputar lalu memandat dan
menjadi bola dengan suhu yang panas dan telah bersinar kurang lebih 5 milyar tahun yang
lalu.

2. Batuan yang tertua di bumi kira-kira berumur 3,8 milyar tahun, tetapi mateorit dan batuan
dari bulan sampai 4,6 milyar tahun.

3. Para astronom berpendapat bahwa planet-planet berbentuk dalam awan yang ringan (gas
ringan) atau gas berat yang menjadi inti planet tersebut.

7
4. MATAHARI

Data-data

Garis tengah : 1.392.000 km (109 derajat garis tengah bumi)

Massa : 331.950 massa bumi

Temperatur : permukaan, 6.000 derajat K dan Inti, 15.000.000 derajat K

Tekanan : 400.10 atmosfir bumi

Matahari bukanlah benda padat, tetapi merupakan lapisan dari beberapa macam gas
dengan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi. Matahari dengan bahan bakar hidrogen
akan mengalami masa kehabisan bahan bakar. Akibatnya, intinya akan menyusut dan
menghasilkan lebih banyak energi (bukan cahaya). Energi tersebut membuat matahari
membesar (disebut bintang raksasa merah) yang pada akhirnya akan menelan bumi.

5. BUMI

Data-data Bumi

Garis tengah : pada kutub, 12.714 km dan pada khatulistiwa, 12. 757 km

(jari-jari bumi, 6.378 km)

Keliling khatulistiwa : 40.000 km

Jarak dari matahari : terjauh 152 juta km, terdekat 147 juta km.

Mengelilingi matahari : 106.200 km/jam

Massa : 6.600 juta ton

Panjang tahun : 365 hari, 5 jam, 48 menit

Panjang hari : 23 jam 56 menit

Jarak Bumi-Bulan : 384.550 km

Umur Bumi : 4.700 juta tahun.

8
Dibandingkan dengan planet lain, bumi merupakan planet yang istimewa. Keistimewaan
sebagai berikut :

1. jarak dengan matahari tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh sehingga udara di bumi
tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

2. terdapat cairan air dibumi (samudera dan lautan)

3. memiliki atmosfir sehingga terdapat awan dan hujan

4. atmosfir bumi mengandung oksigen sehingga terdapat kehidupan seperti sekarang

5. atmosfir bumi melindungi kehidupan dari kerusakan akibat sinar dan dzarah dari matahari
yang dapat merusak bumi.

6. BULAN

Data-data

Garis tengah : 3.476 km

Jarak dari bumi : antara 354.336 sampai 404.320 km.

Bulan beredar mengelilingi bumi sekali dan juga berotasi sekali. Akibatnya, muka dan
punggung bulan yang menghadap dan membelakangi bumi selalu tetap. Gravitasi bumi
memperlambat perputaran bulan revolusi dan rotasi terjadi pada waktu yang sama. Gravitasi
bulan menyebabkan pasang naik di bawah bulan, sementara pasang naik terjadi pula pada
sisi bumi yang berlawanan. Hal ini disebabkan gaya sentrisfugal gerakan bumi mengitari
pusat gravitasi bumi-bulan.

Bulan terbentuk sekitar 4.600 juta tahun yang lalu bersamaan dengan terjadinya
bumi. Perbedaan batuan (yang terdapat dibulan dan dibumi). Menunjukkan bahwa
keduanya tidak pernah bersatu. Permukaan bulan terdiri atas pegunungan dan dataran-
dataran yang luas. Bentuknya seperti lubang kepundan akibat adanya benturan meteorit.
Bulan tidak memiliki atmosfir dan juga air sehingga menjadi daerah yang mati dan kering.

Berdasarkan ilmu geologi, bulan terpisah dari bumi ketika bumi mempunyai kerak.
Mendingin, dan padat. Jadi bulan terdiri atas kerak-kerak bumi. Kerak bumi yang terlepas
menjadi bulan itu terletak disekitar pasifik.

Seperti dijelaskan diatas denganadanya Bulan, menyebabkan kulit bumi menjadi


terganggu keseimbangannya. Akibatnya sepanjangan perkembangannya kulit bumi selalu
menunjukkan gerak-gerak yang membentuk pegunungan (dan proses-proses yang
menyertainya seperti gempa bumi serta vulkanisme).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alam semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar
sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat
raya adalah ruangan yang maha besar di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang
dapat di ungkapkan manusia maupun tidak. Apabila kita hendak mempelajari alam semesta
berati kita mempelajari makro/kosmos. Sebaliknya apabila mempelajari permasalahan kecil,
berarti kita mempelajari mikro/kosmos.

Di angkasa raya terdapat suatu ruangan yang berisi macam-macam gas (kabut). Gas
yang besar menarik gas yang kecil sehingga terbentukah kabut yang besar. Dalam proses
tersebut terjadi benturan bola-bola gas sehingga timbullah panas. Panas ini menyebabkan
perputaran kabut asal. Kabut berputar makin cepat sehingga menjadi dingin. Semakin cepat
berputar, semakin mendingin. Di bagian khatulistiwa terjadilah pemisahan fragmen dari
kabut tersebut. Fragmen yang dilemparkan keluar mendingin, mengembun, mencair, dan
akhirnya menjadi padat, dan membentuk planet-planet.

Pendapat tentang terjadinya tata surya yang paling mutakhir sebagai berikut :

1. Tata surya terbentuk dari awan gas hidrogen dan debu yang berputar lalu memandat dan
menjadi bola dengan suhu yang panas dan telah bersinar kurang lebih 5 milyar tahun yang
lalu.

2. Batuan yang tertua di bumi kira-kira berumur 3,8 milyar tahun, tetapi mateorit dan batuan
dari bulan sampai 4,6 milyar tahun.

3. Para astronom berpendapat bahwa planet-planet berbentuk dalam awan yang ringan (gas
ringan) atau gas berat yang menjadi inti planet tersebut.

Bulan terbentuk sekitar 4.600 juta tahun yang lalu bersamaan dengan terjadinya
bumi. Perbedaan batuan (yang terdapat dibulan dan dibumi). Menunjukkan bahwa
keduanya tidak pernah bersatu. Permukaan bulan terdiri atas pegunungan dan dataran-
dataran yang luas. Bentuknya seperti lubang kepundan akibat adanya benturan meteorit.
Bulan tidak memiliki atmosfir dan juga air sehingga menjadi daerah yang mati dan kering.

10
B. Daftar Pustaka

Drs. Mawardi-ir. Nur Hidayati IAD-ISD-IBD untuk UIN,IAIN,STAIN

Endarto, Danang, dkk 2009. GEOGRAFI untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Grahadi

11

Anda mungkin juga menyukai