Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PROSES TERBENTUKNYA ALAM

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas kuliah


Mata pelajaran : IAD ISD DAN IBD

Dosen Pembimbing : ………………..

Oleh klompok I :

Hendri

Jamilun

Miftakhul Arifin

Ach. Readi

FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT ILMU KEISLAMAN ANNUQAYAH
(INSTIKA)
GULUK-GULUK SUMENEP MADURA
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya bersyukur kepada allah azzawajalla, dengan limpahan rahmat,


taufiq dan hidayahnya sehingga walaupun dengan berbagai aral dapat dientaskan dalam
merampunkan makalah yang saya tulis. Hal ini sebagai apresisasi untuk memenuhi tugas yang
kami emban dalam membahas persoalan Alam Semesta “Proses Terbentuknya Alam Semesta”.

Shalawat beserta salam tetap terpaketkan kepada penanam benih pendidikan dan
revolusioner dunia yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menebas alam kejahilan menuju
alam robbani yang berbasis ilmiah dengan berlandaskan pada istablished agama yang benar’

Besar harapan saya agar makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu keritik
dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami butuhkan untuk lebih menyempurnakan
makalah atau karya tulis selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................

DAFTAR ISI..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Alam Semesta


B. Asal-Usul Terciptanya Alam semesta Persepektif Science
C. Asal-Usul Terciptanya Alam semesta Persepektif Al-Qur’an

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan fikiran,, hendaknya kita senantiasa berfikir dan
mengambil pelajaran dari apa yang selama ini kita jalani. Hidup yang senantiasa berkembang
menuntut kita untuk terus mencari dan menjelajahi jejak sejarah pada zaman lampau. Melalui
baberapa keterangan dan penjelasan yang ada dalam al-qur’an, kita dapat melihat apa yang
terjadi saat sebelum manusia diciptakan.

Sebelum manusia tercipta seperti yang kita lihat pada saat ini, lebih awal allah
menciptakan tempat untuk dihuni oleh samua makhluknya. Hal ini merupakan sebagian dari
penjelasan yang sudah banyak diketahui oleh banyak orang. Meski demikian, sebagian besar
manusia yang tidak mempunyai daya tarik terhadap penjelasan tentang terciptanya alam ini,
menjadikan mereka buta terhadap sejarah bagaimana proses terbentuknya alam ini. Hal inilah
yang menjadi latar belakang penyusunan makalah untuk sekedar memberikan pemahaman
mangenai awal terbentuknya alam semesta. Oleh sebab itu, dalam pembahasan kali ini, penulis
lebih mangarah kepada penjelasan tentang proses terbentuknya alam semesta.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Difinisi Alam Semesta?


2. Bagaimana Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Perspektif Secience?
3. Bagaimana Asal-Usul Penciptaan Alam Semesta Perspektif Al-Qur’an?
BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFINISI ALAM SEMESTA

Alam semesta, menurut orang babylonia (kurang lebih tahun 700-600 SM), merupakan
suatu runagan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta
bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha
besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya terjadi
segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.1

B. ASAL-USUL PENCIPTAAN ALAM SEMESTA PERSEPEKTIF SCIENCE

Teory yang terkenal tentang kelahiran alam semesta adalah teory ledakan besar atau
dentuman besar (Big Bang Theory) dan teory keadaan tetap (Steady State Theory). Kedua teory
tersebut didasarkan atas hukum fisika dan teory pemuaian alam semesta yang dikemukakan oleh
Edwin Hubble. Menurut hubble, alam semesta memuai (menggembang) seperti gelembung gas
panas yang secara tiba-tiba terlepas dalam ruang hampa.

1). Teory Ledakan Besar Atau Dentuman Besar (Big Bang Theory)

Teory ledakan besar dikemukakan oleh George Gamof, seorang ahli fisika kelahiran
rusia. Menurut Gamof alam semesta lahir setelah adanya ledakan besar yang sangat dahsyat.
Gamof mengemukakan bahwa seluruh materi dan tenaga yang terdapat di alam semesta pernah
menyatu. Materi tersebut saling berdesakan dalam temperatur dan mempunyai massa jenis yang
sangat tinggi hingga terpadatkan. Alam semesta berasal dari hasil ledakan dahsyat. Teory ini
didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli teori fisika.2

Teori ini mengutarakan bahwa adanya suatu massa yang sangat besar dijagat raya dan
mempunyai berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebatnya akibat adanya reaksi inti.
Massa yang meledak itu kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta
menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserakan itu
berbentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif kecil dari masa semula.
Kelompok itulah yang kita kenal sebagai galaksi. Kelompok galaksi ini terus bergerak menjauhi
titik intinya.3

2). Teory Keadaan Tetap (Steady State Theory)

1
Mawardi, Nur Hidayati, IAD ISD IBD. Bandung. Pustaka Setia, September 2000. Hal : 27
2
Yusman Hestiyanto. Geografi I, Yudistira, Perpustakaan Nasional. Oktober 2010. Hal : 27
3
Mawardi, Nur Hidayati, IAD ISD IBD. Bandung. Pustaka Setia, September 2000. Hal : 27
Beberapa ahli mengemukakan teory ini antara lain Fred Hoyle, Herman Bondi, dan
Thomas Gold. Para ahli ini menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir,
tetapi dalam keadaan tetap. Tempatnya tetap. Mereka berpendapat behwa alam semesta selalu
memuai dengan laju yang tetap.

Sementara itu materi baru secara terus menerus tercipta sehingga dalam ruang tertentu
selalu ditemui jumlah materi yang sama. Alam semesta selalu dalam keadaan yang tetap karena
secara terus-menerus diimbangi dengan terciptanya materi baru. Materi baru tersebut kemudian
memadat menjadi galaksi dan mengisi ruang-ruang yang kosong untuk mengganti materi yang
berpindah akibat pemuaian.

TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

Secara umum terdapat dua golongan teori yang mengemukakan penndapatnya tentang
terbentuknya tata surya. Golongan pertama berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut asap
(Nebula). Teori yang mendukung golongan ini adalah teori kabut oleh Immanuel khant dan
Piere Simon de Laplace serta teori planetisimal oleh Chamberlin dan Moulton. Golongan
kedua berpendat bahwa tata surya berasal dari materi matahari. Teori yang mendukung golongan
ini adalah teori pasang surut oleh Buffon dan teori awan debu oleh Carl Von Weizsaecker.

a. Teori Kabut (Nebula)

Teori kabut menjelaskan terbentuknya tata surya melalui tiga tahap.

1. Pada mulanya matahari dan planet masih berbentuk kabut yang sangat pekat dan besar.
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat sehingga terjadi pemadatan dipusat
lingkaran yang selanjutnya membentuk matahari. Pada saat bersamaan terbentuk juga
materi lain dengan massa yang lebih kecil dari matahari . materi tersebut dinamakan
planet yang bergerak mengelilingi matahari.
3. Materi-materi yang terbentuk tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan
secara teratur mengelilingi matahari. Gerakan materi-materi tersebut berada dalam satu
orbit yang tetap dan membentuk susunan yang disebut tata surya (keluarga matahari).

 Teori Nebula : Immanuel Kant (1724-1804)

Immanuel Kant merupakan seorang filsuf dan ilmuan jerman pada tahun 1755, ia
membuat hipotesis yang menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan kabut (Nebula)
yang terdiri atas bemacam-macam gas. Nebula tersebut bepilin lambat. Gas-gas yang berukuran
besar menarik gas-gas yang berukuran kecil sehingga membentuk gumpalan gas yang mirip
dengan cakram. Ketika cakram tersebut memepat, sebagian besar gas berada dipusat cakram.
Pusat cakram membentuk gumpalan kabut bemasa besar yang kemudian menjadi matahari.
Adapun gas-gas dibagian tepi mengalami penurunan suhu dan menyusut mementuk planet-planet
yang mengelilingi matahari.
 Teori Nebula : Piere Simon de Laplace (1749-1827)

Piere Simon de Laplace merupakan seorang ahli fisika prancis. Pada tahun 1796 ia
menyatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena kabut selalu
memancarkan panas di alam semesta yang dingin, kabut tersebut mengalami penyusutan dan
membentuk bola gas. Penyusutan itu menyebabkan pilinan bola gas makin cepat. Akibatnya
terjadi pemepatan dikedua kutubnya yang melebar dibagian ekuator menyerupai gelang-gelang
karena penumpukan gas.

Pilinan bola gas yang makin cepat menyebabkan sebagian massa gas di ekuator makin
menjauh dari bola gas, kemudian membentuk bola-bola gas yang lebih kecil dan mengelilingi
bola gas awal. Bola-bola gas ecil tersebut kemudian mendingin menjadi planet, sedangkan bola
gas awal menjadi matahari.

b. Teori Planetesimal

Teori Planetesimal dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Teori
planetesimal menyatakan bahwa tata surya berasal dari gumpalan kabut yang berbentuk sepiral
atau pilin sehingga disebut kabut pilin. Didalam kabut itu material-material padat yang disebut
planetisimal. Tiap-tiap planetisimal mempunyai orbit bebas sehingga terjadi tabrakan-tabrakan.
Dengan adanya gaya gravitasi, terbentuklah gumpalan-gumpalan yang besar dan lebih pampat.
Gumpalan tersebut terletak ditengah (pusat) kabut dan menjadi pusat predaran yang kemudian
disebut matahari. Adapun gumpalan-gumpalan yang lebuh kecil menjadi planet-plenet yang
secara bersama-sama ber-evolusi terhadap matahari.

c. Teori Pasang Surut

Teori Pasang Surut Pertama kali disampaikan oleh buffon (1707-1788). Buffon
menyatakan bahwa tata surya berasal dari adanya materi matahari yang terlempar akibat
bertumbukan dengan sebuah komet. Teori pasang surut yang dikemukakan buffon kemudian
diperbaiki oleh dua orang ilmuan inggris, yaitu Sir James Jeans dan Harold Jeffreys pada
tahun 1919.

Jeans dan jeffreys menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas pada
matahari. Efek pasang itu disebabkan oleh gaya gravitasi sebuah bintang besar yang melintasi
matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian terlepas dari matahari dan mulai meneliling
matahari. Selanjutnya, gas-gas panas merubah menjadi bola-bola cair. Tiap-tiap bola secara
perlahan mendingin dan membentuk lapisan kearas disekelilingnya menjadi planet-planet dan
satelit-satelit.

d. Teori Awan Debu (Proto Planet)


Teori proto planet dikemukakan oleh seorang ahli astronomi jerman, Carl von
Weizsaecker pada tahun 1940. Teori proto planet kemudian disempurnakan antara lain oleh
Gerard P. Kuiper pada tahun 1950. Teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk
oleh gumpalan awan gas dan debu yang jumlahnya sangat banyak. Lebih dari 1.5000 juta tahun
yang lalu salah satu gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu
membentuk gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi pilinan.

Dengan adanya pilinan ,, gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram, yaitu tebal di
bagian tengah dan piipih dibagian tepinya. Bagian tengah yang tebal berpilin lebih lambat dari
pada bagian tepinya. Partikel-patikel dibagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan
panas dan cahaya. Bagian tengah itu kemudian menjadi matahari.

Partikel-partikel dibagiian tepi yang berpilin lebih cepat menyebabkan gumpalan-


gumpalan awan gas dan debu terpecah-pecah menjadi gumpalan-gumpalan yang lebih kecil.
Gumpalan-gumpalan itu kemudian membeku menjadi bahan planet dan satelitnya. Oleh karena
itu, bahan-bahan pelanet tersebut disebut protoplanet dan teori disebut teori protoplanet.

e. Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar dikemukakan oleh seorang ahli astronomi inggris R.A. Lyttleton
sekitar tahun 1930-an teori itu mengatakan bahwa galaksi kita berisi banyak kombinasi bintang
kembar. Oleh karena itu, lyttleton juga menganggap matahari memiliki sebuah bintang sebagai
kembarannya. Bintang kembaran matahari tersebbut kemudian meledak menjadi unsur-unsur gas
dan terperangkap oleh gaya gravitasi matahari. Awan gas kemudian mendingin membentuk
planet-planet dan satelit-satelitnya. Yang mengelilingi matahari dan membentuk tata surya.
Adapun proses pembentukan planet dan satelit sama dengan teori pasang surut.4

C. ASAL-USUL PENCIPTAAN ALAM SEMESTA PERSEPEKTIF AL-QUR’AN

Penciptaan menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti proses, cara pembuatan menciptakan.
Para ilmuan diseluruhdiseluruh dunia saat ini telah sepakat bahwa alam semesta ini terjadi dari
tiada secara kebetulan dan menimbulkan dentunan besar, ke-tiada-an (berasal dari tidak ada)
adalah menunjukkan akan adanya penciptaan (diciptakan).

Selama satu abad terakhiir, serangkaian percbaan, pebgamatan dan perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan tekhnologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semsta
memiliki permulaan. Para ilmuan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan
yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta
mengembang, jika ala mini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentulah
memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang elah dicapai

4
Yusman Hestiyanto. Geografi I, Yudistira, Perpustakaan Nasional. Oktober 2010. Hal : 31-33
ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan
ini disebut dentuman besar atau big bang.

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan alam
semesta adalah:

Artinya:

Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dalam waktu enam hari kemuddian dia bersemayam di atas arsy. Kamu semua tidak
memiliki seorang penolong dan pemberi syafaatpun selain dirinya. Lalu, apakah kamu tidak
memperhatikannya? (QS. Al-Sajadah [32]: 4)

Ayat ini menerangkan bahwa tuhan yang telah menurunkan al-Qur’an kepada
Muhammad SaW. Itu adalah tuhan pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada I antara
keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini buanlah hari
(masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya langit dan bumi. Hari
pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi serta telah adanya peredaran
bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah allah menciptakan langit dan bumi, maka diapun bersemayam di atas arsy,
sesuaai dengan kekuasaan dan kebesarannya. Allah SWT. Menegaskan bahwa tidak seorangpun
yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa. Dan tidak
seorrangpun yang dapat member syafaat ketika azdab menimpanya, kecuali allah semata, arena
dialah yang maha kuasa menentukan segala sesuatu. Kemudian allah SWT. Memperingatkan
“apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan memikirkan apa yang selalu
amu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain allah?” (QS. Al-Kahfi: 51).5

5
http://ahmad bin hambal. Word press.com
BAB III

PENUTUB
A. Kesimpulan

Alam semesta, menurut orang babylonia (kurang lebih tahun 700-600 SM), merupakan
suatu runagan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta
bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha
besar yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotic dan abiotik, serta didalamnya terjadi
segala peristiwa alam baiak yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.

Piere Simon de Laplace merupakan seorang ahli fisika prancis. Pada tahun 1796 ia
menyatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin. Karena kabut selalu
memancarkan panas di alam semesta yang dingin, kabut tersebut mengalami penyusutan dan
membentuk bola gas.

B. Saran

Sebagai penyusun, penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, saya mohon kritik dan saran dari pembaca. Agar kami sebagai penulis dapat
memperbaiki makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mawardi, Nur Hidayati, IAD ISD IBD. Bandung. Pustaka Setia, September : 2000.

Yusman Hestiyanto. Geografi I, Yudistira, Perpustakaan Nasional. Oktober 2010.

http://ahmad bin hambal. Word press.com

Anda mungkin juga menyukai