Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MEMAHAMI PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA MENURUT


ILMUWAN BARAT DAN ILMUWAN MUSLIM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IAD/IBD/ISD

Dosen Pembimbing : Ismatun Nihayah, M.Pd. I

Nama : Miftahul Arifin

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS PESANTREN KH. ABDUL CHALIM MOJOKERTO

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Memahami Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Ilmuwan Barat Dan
Ilmuwan Muslim” ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kita sanjungkan
kepada beliau Nabi Besar akhir zaman yakni Nabi Muhammad SAW. Semoga
kita semua termasuk golongan ummat yang mendapatkan syafaatnya dihari kiamat
nanti.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah (IAD/IBD/ISDI). Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis, terutama mengenai
“Proses Terbentuknya Alam Semesta Menurut Ilmuwan Barat Dan Ilmuwan
Muslim” di mana itu adalah inti dari pembahasan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi, oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya
kepada ibu Dosen “ISMATUN NIHAYAH, M.Pd.I atas bimbingan, pengarahan,
dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam pengerjaan makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Kiranya ada kesalahan kata yang kurang berkenan
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Mojokerto, Senin 8 Januari 2024

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Pengertian Alam Semesta.............................................................................3


B. Teori Terbentuknya Alam Semesta Menurut Sains atau Ilmuwan Barat......4
C. Teori Terbentuknya Alam Semesta Menurut Islam......................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7

A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses terbentuknya alam semesta merupakan proses atau perjalanan
panjang yang melibatkan berbagai konsep dan teori dari perspektif ilmu
pengetahuan alam dan keagamaan. Alam semesta gabungan ruang dan waktu,
dimana semua energi serta materi bersatu. Terbentuknya alam semesta telah
dipelajari oleh manusia sejak dahulu. dari waktu ke waktu, seiiring dengan
perkembangan pikiran dan teknologi manusia, sehingga pemahaman terhadap
alam semesta semakin berkembang.1

Dalam ilmu pengetahuan Barat, Teori Ledakan Besar menjadi dasar


utama yang menjelaskan bahwa alam semesta berasal dari suatu titik sangat
padat dan panas yang meledak, menyebabkan ekspansi dan evolusi yang
berlanjut hingga saat ini. Di sisi lain ilmuwan muslim memadukan agama dan
ilmu pengetahuan dengan keyakinan pada keesaan Tuhan (Tauhid),
menginterpretasikan ayat-ayat Al-Quran untuk memahami penciptaan alam
semesta, dimana ilmu pengetahuan memberikan wawasan tentang proses
kerja alam semesta, sementara kepercayaan agama memberikan konteks
makna dan tujuan di baliknya.2

Islam memberikan apresiasi yang amat tinggi terhadap akal. Demikian


tingginya sehingga akal menempati posisi yang urgen dan vital dalam
pergumulan wacana keislaman. Oleh karena itu, akal sering kali disandingkan
dengan wahyu dalam banyak kesempatan dan pembahasan.
Dengan demikian, maka wajarlah jika dikatakan bahwa Islam sangat
menghargai ilmu pengetahuan. Tentu saja produk dari pendayagunaan akal
adalah ilmu pengetahuan. Dari akal dan daya pikir yang telah dianugerahkan
oleh Allah, manusia dapat menggali berbagai pengetahuan yang ada di alam
semesta, baik yang bersifat makro maupun mikro. Dengan demikian
munculllah berbagai disiplin ilmu.3

1
Suherman, Cipta, and Sulastri, ILMU ALAMIAH DASAR.
2
Suherman, Cipta, and Sulastri.
3
Jailani, “KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM DALAM PERKEMBANGAN SAINS MODERN.”

1
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini telah disusun beberapa permasalahan yang akan dibahas
diantaranya sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan alam semesta?


2. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta menurut sains atau
ilmuwan barat?
3. Bagaimana proses terbentuknya alam semesta menurut islam?
C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk
mengatahui :

1. Apa yang dimaksud dengan alam semesta

2. Proses terbentuknya alam semesta menurut sains atau ilmuwan barat

3. Proses terbentuknya alam semesta menurut islam

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alam Semesta
Alam semesta dan seluruh isinya serta kejadian-kejadiannya tidak
terjadi dengan sendirinya. Alam semesta melibatkan konsep mikrokosmos
(benda-benda kecil seperti atom dan sel) dan makrokosmos (benda-benda
besar seperti bintang dan galaksi). Meskipun awalnya manusia meletakkan
bumi sebagai pusat, evolusi pemahaman menyatakan bahwa alam semesta,
dalam astronomi mencakup ruang angkasa dan benda-benda langit di
dalamnya, termasuk berbagai zat dan energi. Konsep ini mengalami
perubahan seiring perkembangan waktu, dari meletakkan bumi sebagai pusat
hingga menyadari bahwa alam semesta lebih luas, melibatkan galaksi dan
gugusan bintang.4
Alam semesta juga merupakan keseluruhan dari bintang, planet,
nebula, komet, meteor, dan angkasa. Menurut KBBI menyatakan bahwa alam
semesta mencakup semua yang ada di langit dan bumi, semestara semesta,
merujuk pada segala sesuatu secara menyeluruh. Dengan demikian, alam
semesta mencakup semua yang berada di langit, seperti bintang, planet,
nebula, komet, meteor, dan angkasa, serta semua elemen di bumi seperti batu,
angin, udara, air, tumbuhan, hewan, dan manusia.5
B. Teori Terbentuknya Alam Semesta Menurut Sains atau Ilmuwan Barat
Alam semesta, juga dikenal sebagai jagat raya, mencakup seluruh ruang
dari bumi ke langit dengan energi dan materi. Ilmu penegetahuan telah
mengungkapkan bahwa alam semesta terus mengalami perluasan. Pada awal
abad ke-20, fisikawan Rusia Alexander Friedmann menemukan fenomena ini,
yang kemudian diperkuat oleh pengamatan Edwin Hubble, astronom
Amerika, bahwa bintang-bintang dan galaksi saling menjauh. 6 Fakta sains ini
juga disebutkan dalam Al-Quran sekitar abad ke-14 yang lalu, dimana Allah
SWT.menyatakan “Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan
kami benar-benar meluaskannya.” (Q.S Az-Zariyat: 47)
1. Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang)
4
Sujalu et al., ILMU ALAMIAH DASAR, hal 9.
5
Ibda, “PENGUATAN LITERASI BARU PADA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MENJAWAB
TANTANGAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0,” hal.6.
6
Jailani, “KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM DALAM PERKEMBANGAN SAINS MODERN.”

3
Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta bermula dari
ledakan massa dengan volume nol, menghasilkan gas-gas yang
membentuk galaksi, bintang, dan planet. Teori ini menunjukkan bahwa
jagat raya memiliki awal dan akhir, diterima oleh banyak astrofisikawan
dengan dukungan dari penemuan-penemuan terkini, Model ini berasal
dari perhitungan Alexander Friedmann pada tahun 1992, menunjukkan
kemungkinan struktur alam semesta mengembang atau mengerut menurut
Teori Relativitas Einstein.7
Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta mengalami siklus
berulan. Setelah fase ekspansi, ada tahap dimana alam semesta menyusut,
membentuk lubang hitam besar dalam apa yang disebut Big Bang Crunch.
Ini merupakan kelanjutan dari konsep Big Bang, menunjukkan alam
semesta memiliki siklus tanpa akhir, meledak, mengembang, menyusut,
dan menghilang, terus-menerus dalam reinkarnasi.8
2. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori ini menyatakan bahwa sebelum terbentuknya alam semesta,
terjadi siklus antara masa ekspansi dan kontraksi. Ilmuwan seperti M.
Schmidt, Arno Penzias, dan Robert Wilson menjelaskan bahwa materi
bergerak menjauhi satu sama lain, berasal dari massa yang terkondensasi.
Dalam proses ini, tidak ada materi yang rusak atau tercipta, hanya
mengalami perubahan tatanan atau goyangan (oscillation). Siklus ini
diperkirakan berlangsung selama 30.000 juta tahun, di mana pada masa
ekspansi terbentuk galaksi dan bintang-bintangnya dengan dukungan dari
tenaga hasil reaksi inti hidrogen.9

3. Teori Creatio Continua


Teori Creatio Continua, oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold,
menyatakan bahwa alam semesta adalah kekal, dengan partikel-partikel
yang terus berkumpul membentuk kabut spiral dan bintang-bintang.
Materi terus bertambah karena partikel yang lahir lebih besar dari yang

7
Siregar, “PENCIPTAAN ALAM MENURUT ALQURAN DAN SAINS.”
8
Sujalu et al., ILMU ALAMIAH DASAR.
9
Sujalu et al.

4
lenyap, menyebabkan pemuaian alam semesta. Meskipun mencapai titik
kritikal dalam 10 milyar tahun, teori ini menunjukkan munculnya kabut
baru. Dengan 90% materi alam semesta adalah oksigen, berkembang
menjadi helium dan zat lainnya. Kelebihan teori ini adalah alam semesta
tidak memiliki awal dan akhir, tetap konstan dan memerlukan penciptaan
bahan baru secara terus-menerus, mendorong pemuaian dan pembentukan
galaksi.10
4. Teori Nebular
Teori ini yang pertama kali diajukan oleh Laplace pada tahun 1796
menyatakan bahwa tata surya terbentuk melalui kondensasi awan panas
atau kabut gas yang kemudian membentuk cincin mengelilingi pusat.
Bagian yang mengelilingi pusat tersebut juga berkondensasi membentuk
planet-planet dengan satelit atau bulan. Meskipun teori ini mencoba
menjelaskan pembentukan tata surya, keberatan muncul ketika ditemukan
bulan yang berputar berlawanan arah dengan rotasi planet, tidak sesuai
dengan prediksi teori Laplace.11
5. Teori Planetesimal
Teori ini, pertama kali dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton,
menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari kabut gas besar yang
berkondensasi. Berbeda dengan teori nebular, teori ini mengasumsikan
adanya bintang besar lain yang mempengaruhi kabut gas yang
membentuk planetesimals setelah terpengaruh oleh daya tarik tata surya
kita. Planetesimals, benda kecil dan padat, bergumpal menjadi besar
karena daya tariknya sendiri, menyebabkan panas akibat tekanan
akumulasi. Teori ini dapat menjelaskan keberadaan satelit dengan orbit
berlawanan di Jupiter dan Saturnus.12
C. Teori Terbentuknya Alam Semesta Menurut Islam

Islam, sebagai agama yang meyakini adanya Tuhan, berbeda jauh


dengan pandangan materialisme mengenai asal-usul alam semesta. Dalam
Islam, kekuasaan tertinggi berada di tangan Allah SWT, seperti yang

10
Sujalu et al.
11
Sujalu et al.
12
Sujalu et al.

5
dinyatakan dalam ayat, "Dia (Allah) pencipta langit dan bumi. Bagaimana
(mungkin) Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri? Dia
menciptakan segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.
Al An’am ayat 101). Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT. menciptakan
alam semesta, dan terdapat ayat-ayat lain yang membahas pembentukan alam
semesta.13
Proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an dimaksudkan agar
manusia menggunakan akalnya untuk memahami bagaimana bumi dan
penduduknya terbentuk. Penciptaan ini memerlukan kekuatan luar biasa yang
tidak dapat dilakukan oleh manusia, dan pemahaman terhadap proses ini
dapat memperkuat keyakinan terhadap keberadaan Allah SWT.
Ayat-ayat Al-Qur’an menggambarkan bahwa penciptaan tersebut
terjadi dalam enam masa atau periode, dengan interpretasi yang berbeda-
beda. Pentingnya memahami dan mengkaji setiap ayat dalam Al-Qur’an
ditekankan, karena kadang-kadang manusia membaca tanpa sepenuhnya
memahami maksudnya. Al-Qur’an mencakup tata cara kehidupan dan ilmu di
alam semesta, termasuk ilmu sains. Meskipun tidak rinci, Al-Qur’an
mendorong manusia untuk belajar dan menggunakan akal, mengembangkan
ilmu sains hingga saat ini. Alam semesta masih memiliki misteri, dan hanya
Allah dan para malaikat yang mengetahui proses penciptaannya.14
Proses penciptaan alam semesta disebutkan dalam QS. Hud ayat 7,
dengan interpretasi berbeda tentang kata "ayyam." Enam masa tersebut
dijelaskan pada surat An-Naziat ayat 27-33, memicu pertikaian dan ejekan
musuh Islam. Meski ada pertentangan, sebagai muslim, kita harus memahami
hikmah dan pelajaran yang ingin Allah sampaikan melalui proses penciptaan
ini, seperti ketetapan atas segala perkaranya dan pelajaran tentang kasih
sayang, kehati-hatian, dan ketepatan.15

13
Siti Lutfiah Mahmudah, “Kajian Ayat-Ayat Al-Qur`an tentang Penciptaan Alam Semesta (Studi
Komparatif Tafsir Al-Misbâh dengan Tafsir Departemen Agama RI).”
14
Siregar, “PENCIPTAAN ALAM MENURUT ALQURAN DAN SAINS.”
15
Agus Rizal, “Pemisahan Langit dan Bumi Menurut Al-Qur’an Berdasarkan Penafsiran Surah Al-
Anbiya’ Ayat 30.”

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam semesta mencakup semua yang berada di langit, seperti bintang,
planet, nebula, komet, meteor, dan angkasa, serta semua elemen di bumi
seperti batu, angin, udara, air, tumbuhan, hewan, dan manusia. Alam semesta,
juga dikenal sebagai jagat raya, mencakup seluruh ruang dari bumi ke langit
dengan energi dan materi. Ilmu penegetahuan telah mengungkapkan bahwa
alam semesta terus mengalami perluasan.
Dalam proses terbentuknya alam semesta ada beberapa teori yang
dapat kita ketahui baik menurut ilmuwan barat ataupun menurut islam. Teori
terbentuknya alam semesta menurut sains atau ilmuwan barat diantaranya
teori Big Bang, teori Ekspansi dan Kontraksi, teori Creatio Continua, teori
Nebular, dan teori Planetesimal. Sedangkan menurut teori islam terdapat
dalam Al-Qur’an bahwa proses penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an
dimaksudkan agar manusia menggunakan akalnya untuk memahami
bagaimana bumi dan penduduknya terbentuk. Penciptaan ini memerlukan
kekuatan luar biasa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia, dan
pemahaman terhadap proses ini dapat memperkuat keyakinan terhadap
keberadaan Allah SWT.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah
ini dengan berpedoman pada sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus Rizal, 341103101. “Pemisahan Langit dan Bumi Menurut Al-Qur’an Berdasarkan
Penafsiran Surah Al-Anbiya’ Ayat 30.” Skripsi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016.
https://library.ar-raniry.ac.id.
Ibda, Hamidulloh. “PENGUATAN LITERASI BARU PADA GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH DALAM MENJAWAB TANTANGAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0.”
Journal of Research and Thought on Islamic Education (JRTIE) 1, no. 1 (September 20,
2018): 1–21. https://doi.org/10.24260/jrtie.v1i1.1064.
Jailani, Imam Amrusi. “KONTRIBUSI ILMUWAN MUSLIM DALAM
PERKEMBANGAN SAINS MODERN.” Jurnal THEOLOGIA 29, no. 1 (September 2,
2018): 165–88. https://doi.org/10.21580/teo.2018.29.1.2033.
Siregar, Paisal. “PENCIPTAAN ALAM MENURUT ALQURAN DAN SAINS,” n.d.
Siti Lutfiah Mahmudah, 13210550. “Kajian Ayat-Ayat Al-Qur`an tentang Penciptaan Alam
Semesta (Studi Komparatif Tafsir Al-Misbâh dengan Tafsir Departemen Agama RI),” 2017.
http://repository.iiq.ac.id//handle/123456789/703.
Suherman, Usep, Eliva Sukma Cipta, and Neneng Sulastri. ILMU ALAMIAH DASAR. CV
WIDINA MEDIA UTAMA, 2022.
https://repository.penerbitwidina.com/publications/354752/.
Sujalu, Akas Pinaringan, Ismail, Jumani, Heni Emawati, and Lisa Astria Milasari. ILMU
ALAMIAH DASAR. Zahir Publishing, n.d.

Anda mungkin juga menyukai