ALAMIAH MODERN
Oleh :
JULIA FITRI
PARHATI
FATHYAH DHAFIRAH
Bismillahirrahmannirahim
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini yang berjudul
“PERKEMBANGAN FISIKA DALAM PERSPEKTIF ISLAM DAN ALAMIAH
MODERN" Makalah ini dapat diselesaikan dengan tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak, baik bantuan berupa tenaga, pikiran, semangat dan
sebagainya, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, akan tetapi kami berharap semoga apa yang tertulis dalam makalah
ini bermanfaat bagi bagi kita semua dengan harapan semoga dapat bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENGETAHUAN
Sejak awal pertengahan abad ke-20, ilmu pengetahuan alam dan teknologi
telah berkembang dengan pesat. Hampir segala sendi kehidupan umat manusia
yang dipengaruhinya, sandang dan papan , kesehatan individu maupun masyarakat,
komunikasi dan lain-lainnya. Dengan demikian mau tidak mau setiap masyarakat
secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam
khususnya FISIKA.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan tentang fisika ini mulai berkembang sejak
manusia menggunakan pola pikir. Dimana ilmu pengetahuan ini berkembang
setelah adanya pengamatan, pengalama, dan pemikiran yang terbatas , kemudian
dilengkapi atau disempurnakan oleh mitos.lmu pengetahetahuaan yang diperoleh
dengan cara tersebut dimulai pada orang babilonia. Kemudian ilmu pengetahuan
sendiri khususnya fisika berkembangan setelah manusia menggunakan
pengamatan dengan memakai alat kemudian didasarkan pada pemikiran yang
rasional. Cara memperoleh pengetahuan seperti di atas dipelopori orang-orang
yunani.
Jadi dalam makalah ini akan dibahas bagaimana pandangan islam terhadap
pengetahuan fisika serta fisika dalam dunia modern seperti saat ini, kemudian
dalam makalah ini nantinya akan diberikan pandangan bahwa sebenarnya fisika
salah satu ilmu yang allah singgung dalam al-Qur’an.
1
1.3 TUJUAN
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Kaum muslimin meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah.
dan Al-Qur'an merupakan Kalamullah.Pengetahuan tentang zat, energi, ruang
waktu dan interaksi benda-benda di alam ini sering disebut dengan fisika. Untuk
ilusterasi ada 3 contoh disini :
1. Teori bahwa bumilah yang pusat tata surya (geosentris), bahkan alam
semesta , karena di Al Qur'an tidak pernah menyebutkan ada ayat menyatakan
bumi beredar, tetapi matahari, bulan, dan bintanglah yg beredar (QS 13:2, 14:33).
Teori ini bahkan didukung seorang syeikh terkemuka dari Arab Saudi, yg
memfatwakan bahwa percaya kepada teori heliosentris bisa menjerumuskan pada
kemusrikan.
2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai pembangkit energi yg tak
ada habisnya, dengan dalil QS 57:25 yang menyatakan bahwa Allah menciptakan
besi yg di dalamnya terdapat kekuatan yang hebat, yang ia tafsirkan sebagai
energi.
3. Teori 7 lapis atmosfir, karena dikatakan hujan turun dari langit QS 35:27
sedangkan Allah menciptakan tujuh langit QS 41:12, sehingga hujan itu terjadi
pada lapis langit pertama.
Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah orang-orang yang
dididik dari awal dengan aqidah Islam, rata2 mereka hapal Qur'an sebelum
baligh.Mereka sagat memahami bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang
obyektif, yang dapat terungkap sendiri pada mereka yag sabar melakukan
pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.
Tapi ada perkecualian; Al Qur’an telah berisi informasi tentang waktu yang
bersifat relatif Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-
kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu menurut perhitunganmu.” (Qs Al Hajj: 47)
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.(Q.S.
Sajadah :5)
Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda,
dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai
sesuatu yang lama:
(Qs Al Mu’minuun:112-114)
Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur’an,
yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur’an
adalah Kitab Suci Firman Tuhan.
“…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia…”
Ilmuwan dari NASA seperti Profesor Amstrong menjelaskan bahwa memang besi
(Fe) diturunkan dari langit. Sains memberikan informasi kepada kita, bahwa besi
termasuk logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri.
Pada awal pembentukan planet bumi pernah dihujani asteroid yang kaya dengan
unsur besi. Setiap benturan tersebut juga menimbulkan ledakan energi yang
4
meningkat kan suhu planet bumi sampai 1.800 derajat celcius. Energi sistem tata
surya kita tidak cukup untuk memproduksi elemen besi. Perkiraan paling baik,
energi yang dibutuhkan adalah empat kali energi sistem matahari kita, dengan
demikian besi hanya dapat dihasilkan oleh suatu bintang yang jauh lebih besar
daripada matahari, denga suhu ratusan juta derejat celcius.
Kemudian meledak dahsyat sebagai nova atau supernova, dan hasilnya menyebar
di angkasa sebagai meteorit yang mengandung besi, melayang di angkasa sampai
tertarik oleh grafitasi bumi, diawal terbentuknya bumi miliaran tahun yang lalu.
Lautan yang mencapai kedalaman 10 mil lebur dan meluas hingga menyelimuti
planet Bumi. Radioaktif didalam planet ini semaikn memanaskan suhu dalam
interior bumi sehingga menjadi sebuah periok besi yang meleleh.
Lelehan meteor besi itu kemudian mulai menyusut ke tengah karena ditarik
gaya grafitasi bumi. Lelehan besi tersebut mengalir sejauh ribuan kilometer dari
permukan mengikuti perjalananya menuju inti bumi. Perjalanan tersebut
membutuhkan waktu kurang lebih satu miliar tahun. Rentang waktu tersebut
tergolong pendek dalam skala geologi.
1. Al-Kindi nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’cub Ibn Ishak Al-Kindi, dia
memberi definisi tentang fisika adalah telaah atau kajian atas berbagai objek yang
sifat nya dapat di tangkap oleh indra atau yang bersifat materi atau bergerak .
2. Ar-Razi nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi (abad
ke-9) oleh serjana barat lebih di kenal sebagai rhazes atau rasis seoarang doktor
dan ahli kimia dalam bidang kimia.
Ibn al-Haytsam juga memulai suatu tradisi metode ilmiah untuk menguji sebuah
hipotesis, 600 tahun mendahului Rene Descartes yg dianggap bapak metode
ilmiah eropa di zaman rennaisance.Metode ilmiah Ibn al-haytsam dimulai dari
pengamatan empiris, perumusan masalah, formulasi hipotesisi, uji hipotesis,
dengan eksperimen, analisis hasil eksperimen,interprestasi data dan formulasi
kesimpulan, dan diakhiri dengan publikasi.
Tujuh peralatan yang diciptakan Ibn al-Haytsam dituliskan dalam Risala fi’l-alat
atau Manuskrip tentang Peralatan. Ketujuh alat yang diciptakannya itu adalah
triquetrum, dioptra, perlatan segi tiga, quadran, sektan, astrolab serta peralatan asli
tentang refleksi.
1. Astronomi (Perbintangan)
Astronomi, yang secara etimologi berarti “ilmu bintang” (dari Yunani: άστρο,
+ νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang
terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi,
sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi),
juga proses yang melibatkan mereka.
bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika
daripada astronomi.[2]
ASTRONOMI DI INDONESIA
a. Masyarakat Tradisional
b. Masa Modern
Ilmu alam (bahasa Inggris: natural science; atau ilmu pengetahuan alam)
adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya
adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku
kapan pun dimana pun.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan
kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa
Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint"
(Agus. S. 2003: 11).Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang
ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik
yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk
kuantitas.Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi
dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan,
yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.
Sifat khas dalam ilmu islam ini adalah tekanan diberikan pada percobaan dan
penelitian pada prasangka. Cara arab adalah sangat unik dan ajaibpara pengarang
mulai mempelajari ilmu-ilmu mereka dengan dengan mempersiapkan kamus-
kamus dengan menggolong-golongkan istilah-istilah teknis, yang didapatkan
dalam bahasa mereka sendiri. Dengan kesabaran yang luar biasa, mereka
membongkar semua kitab puisi dan prosa , untuk mengumpulkan istilah-istilah
dengan kutipan yang berguna di dalam masing-masing cabangnya sebagaimana
anatomi (ilmu urai tubuh), zoologi (ilmu tumbuh-tumbuhan), astronomi,dll.[3]
3. Ilmu Optik
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya
dan interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala
optis. Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan.
Ilmu ini terutama berutang budi kepada orang-orang islam.Kita mempunyai buku
tentang sinar-sinar oleh Al-kindi yang telah jauh lebih maju dari pada
pengetahuan Greek tentang kaca-kaca pembakar. Ibnu Al-Haitam (Alhazen, 965
M), yang telah mengikutinya, patut dihadiahi suatu kemasyuran terakhir.Al-kindi,
Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Biruni, dll, yang merupakan wakil-wakil dari ilmu
islam,tidak menyerahkan tempat mereka seorang pun didalam sejarah dunia
tentang ilmu-ilmu.
Ibnu Firnas (wafat tahun 888 M) telah menemukan suatu alat, yang dengan alat itu,
dia terbang pada suatu jarak yang jauh. dia meninggal dunia didalam suatu
kecelakaan, dia tidak meninggalkan pengganti untuk meneruskan dan
menyempurnakan pekerjaannya. Yang lain-lain telah menciptakan alat–alat
mekanis untuk mengembangkan perahu-perahu yang ditenggelamkan.[4]
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al-Kindi nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’cub Ibn Ishak Al-Kindi, dia memberi
definisi tentang fisika adalah telaah atau kajian atas berbagai objek yang sifat nya
dapat di tangkap oleh indra atau yang bersifat materi atau bergerak. Ar-Razi
nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razi (abad ke-9) oleh
serjana barat lebih di kenal sebagai rhazes atau rasis seoarang doktor dan ahli
kimia dalam bidang kimia. (Al-Farabi dalam bidang sains). Ibnu Al-Haytsam (al-
Hazen) adalah pioner modern ketika menerbitkan bukunya pada tahun 1021
M .Dia menemukan bahwa proses melihat adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan
karena sorot mata sebagaimana diyakini orang sejak zaman Aristoteles.
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Mas’ud, Ibnu dan Paryono Joko, Ilmu Alamiah Dasar, Bandung: CV Pustaka
Setia, 2008.
Harlim, Djodi Dkk, Ilmu Alamiah Dasar, Ujung Pandang: Graha Guru, 1993.
13