Anda di halaman 1dari 16

GEOLOGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Geologi mengenai Teori pembentukan
Alam semesta, Tata Surya, dan Bumi yang di ampu oleh:
Hendro Murtianto, S.Pd.,M.Sc

Disusun Oleh:
Hardian Firdaus 1708102
M. Ghazi Al Ghifari M 1701238
Kembara Rakki 1701418
Galuh Widyananda 1701451
Arief Muhammad Farhan 1701470
Resna Rizkiani 1705088
Hanifah Nurlita sari 1705160
Herdyan Robby S S 1708074

SURVEY PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFI


DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teori Pembentukan Alam Semesta, Tata
Surya, dan Bumi . Cibinong
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan tentang Teori Pembentukan Alam Semesta, Tata surya, dan Bumi. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi pembaca.

Penulis

x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................................................... xi
A. PENDAHULUAN
B ISI
1.1 Teori Proses Pembentukan Alam Semesta .........................................
1.2 Teori Proses Pembentukan Tata Surya ...............................................
1.3 Teori Proses Pembentukan Bumi ........................................................

C Penutup

2.1 Kesimpulan .........................................................................................


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

xi
A. Pendahuluan
Keberadaan alam yang begitu luas tidak dapat dipungiri bahwa ada hal yang dapat kita
pelajari. Seperti yang kita ketahui, geografi mempelajari segala mengenai alam dibumi. Hakikat
dari geografi sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu geos yang artinya bumi dan graphy yang
artinya tulisan. Singkatnya geografi adalah segala hal yang menjelaskan tentang bumi. Semua yang
berkaitan dengan alam atau yang berkaitan di bumi dapat kita pelajari dalam ilmu geografi.
Ilmu geografi terbagi menjadi beberapa cabang ilmu. Salah satunya adalah geologi. Kata
geologi berasal dari bahasa yunani, yaitu geos yang artinya bumi dan logos yang artinya ilmu.
Maksud dari kata geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi dan segala fenomena didalamnya.
Seperti proses terbentuknya bumi, proses terbentuknya batuan, dan masih banyak lagi.
Dalam mempelajari ilmu kebumian, langkah awal yang harus kita pelajari adalah kita harus
mempelajari bagaimana alam semesta ini terbentuk. Ini adalah hal yang paling mendasar untuk
mempelajari ilmu kebumian. Selanjutnya, mempelajari awal mula terbentuknya tata surya yang
didalamnya terdapat planet bumi, dan tentunya kita juga harus mempelajari proses terbentuknya
planet bumi. Setelah itu, kita dapat mempelajari apa saja yang berkaitan dengan bumi beserta
dengan isinya.

B. Isi
1.1 Teori Proses Pembentukan Alam Semesta
Jagat raya atau alam semesta ini memiliki ukuran yang sunguh luas. Jika kita ukur dengan
besaran umum dapat diilustrasikan seperti berikut. Pesawat jet tempur memilki kecepatan 1
km/detik atau 0,6 mil/detik. Hal ini tiga kali cepat dari kecepatan suara. Walaupun pesawat ini
memiliki kecepatan yang luar biasa namun memerlukan satu juta tahun untuk mencapai galaksi
terdekat yaitu Proxima Centauri, galaksi terdekat dengan sistem tata surya kita.
Sungguh sangat besar jagat raya atau alam semesta ini. Di dalam jagat raya yang begitu
luas. Pada dasarnya terdiri dari bintang – bintang yang jumlahnya tak terhingga. Kemudian,
bintang – bintang ini berkelompok membentuk sebuah galaksi. Lalu, galaksi – galaksi ini pun
berkelompok dan membentuk clutser galaksi yang jauh lebih besar lagi. Walaupun demikian, awal
mulanya jagat raya ini bermula dari satu titik, yang tidak memiliki ukuran fisik, tekanan, atau
kepadatan.

4
Lalu, terjadilah peristiwa yang luar biasa, yaitu sebuah ledakan luar biasa yang disebut Big
Bang. Pada awalnya ledakan besar terjadi dalam ruang kosong. Akibatnya, materi di ruang kosong
tersebut mengembang. Namun, asumsi tersebut adalah salah. Ruang dan waktu tercipta akibat dari
ledakan besar. Saat awal mula jagat raya atau alam semesta, terdapat materi yang sangat panas lalu
kemudian meledak. Lalu tercipta ruang yang mengembang. Saat terjadi pengembangan terjadi
pendinginan yang pada akhirnya membentuk bintang – bintang dan galaksi saat ini.

1.1.1 Teory Big Bang


Jagat raya berawal dari sebuah titik yang disebut dengan singularitas. Kemudian,
titik ini mengembang dan bertambahnya waktu menjadi besar. Georgi Antonovich Gamow
( 1904 – 1968 ) fisikawan Amerika kelahiran Ukrainan yang mengemukakan gagasan
bahwa alam semesta ini pernah menggumpal menjadi satu, berupa bola pejal yang disebut
Ylem. Ylem terdiri dari neutron dan energy radiasi. Kemudian, terjadilah ledakan besar yang
dinamakan Big Bang. Seluruh materinya tercerai – berai dan menyebar dengan kecepatan
yang cepat. Lalu, kepadatan materi mulai berkurang dan suhunya menuruh hingga jutaan
tahun yang lalu. Jika teori big bang ini benar, para ahli astronom mengukur kecepatan
pengembangan singularitas ini dengan akurat, maka alam semesta lahir pada 12 – 15 miliar
tahun yang lalu.

5
1.2 Teori pembentukan Tata Surya
1.2.1 Teori Nebula
Teori Kabut atau yang biasa kita sebut dengan Teori Nebula. Teori ini di klaim atau
pertama kali ditemukan oleh “Emmanuel Swedenborg” pada tahun [1688-1772] lalu pada
tahun 1734, kemudian pada tahun [1724-1804] dan tahun 1775 “Hipotesis Nebula”
seseorang menyempurnakan teori tersebut, beliau adalah Immanuel Kant.

Dikemudian waktu mengenai “Hipotesis Nebula” terdapat seseorang yang


mengembangkan tentang “Terbentuknya Tata Surya” atau tentang Teori Nebula yaitu
Pierre Marquis de Laplace, beliau mengembangkan teori tersebut secara tertutup atau dapat
kita sebut secara independent ataupun dilakukan secara individual. Menariknya Teori yang
dikemukakan oleh Pierre adalah Teori ini lebih dikenal dengan Teori Nebula “Kant-
Laplace”, pada tahap awal, ruas Tata Surya masih berwujud sebagai kabut raksasa.

Gumpalan Kabut Raksasa tersebut awalnya terbentuk oleh butiran-butiran debu, es,
dan gas yang disebut nebula, ada pula unsur gas yang sebagian besar memiliki unsur
hidrogen. Gaya Gravitasi ataupun Electro Magnetik menyebabkan kabut tersebut sedikit
demi sedikit menyusut kemudian berlawanan arah dalam skala tertentu, kemudian suhu
kabut yang melonjak menjadi panas, diiringi oleh proses tersebut kemudian kabut raksasa
tersebut ber-revolusi menjadi bintang-bintang raksasa atau bisa kita sebut sebagai
“Matahari”.

Seiringnya waktu berjalan Bintang-Bintang Raksasa atau Matahari mengalami


penyusutan yang amat pesat, begitupula dengan poros dan rotasi perputarannya yang
mengakibatkan cincin-cincin es dan gas terlontarkan ke sekeliling matahari. Dalam kurun
waktu tersendiri dan tidak luput diakibatkan pula oleh adanya gaya gravitasi dan electro
magnetik kemudian gas-gas tersebut dengan seiring menurunnya suhu kemudian
membentuk sebuah planet luar maupun planet dalam. Pierre mengemukakan suaranya
bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari
pembentukan mereka.

6
1.2.1.1 Hipotesa nebula menyebutkan ada 3 tahapan pembentukan
nebula:

1. Pada umumnya Bintang Raksasa dan para Planet-Planet masih berwujud gas, es, dan
debu. Merupakan kabut raksasa yang amat begitu besar.
2. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat
lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi
lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai
planet, bergerak mengelilingi matahari.
3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.

Kelebihan Teori Nebula yaitu merumuskan bahwa seluruh tata surya memusatkan
pada matahari yang memungkinkan bahwa orbit ellips planet hampir datar.

1.2.1.2 Kekurangan ataupun Kelemahan Teori Nebula terbagi


menjadi dua yaitu:

1. James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menyebutkan bahwa suatu massa
dalam perumusan maupun dalam bahan-bahan dalam gelang-gelang bahkan
cincin-cincin tidaklan cukup untuk menciptakan sebuah gaya gravitasi yang
nantinya akan mengakibatkan pemadatan unsur-unsur gas, es, dan debu
menjadi planet, dan
2. F. R. Moulton pun mengemukakan pendapatnya bahwasannya “Hipotesis
Nebula” tidak memenuhi syarat-syarat valid yang berupa memiliki
momentum sudut atau jarak paling besar haruslah planet, bukan halnya
matahari. Teori Kabut menceritakan berupa matahari yang mempunyai
massa suatu wujud yang begitu besar akan pula memiliki momentum sudut
bahkan jarak begitu besar.

7
1.2.1.3 Modifikasi Teori Nebula

Seorang Astronomi negri Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan sebuah


karya ilmiahnya berupa “Hipotesis Nebula” yang telah beliau rumuskan pada abad
ke-19 tepatnya pada tahun 1940. Beliau mengemukakan sebuah point atau suatu
materi yang menjelaskan bahwa gas pernah muncul dan keluar dari garis
khatulistiwa matahari pada zaman purba.

Pada lapisan ini banyak sekali mengandung unsur-unsur ringan yang berupa
seperti hidrogen, dan helium. Namun pada akhirnya waktupun berjalan dengan
sendirinya mengikuti titik poros matahari dengan diiringi berbagai kejadian alam
berupa tekanan suhu panas dan radiasi matahari mengakibatkan hilangnya sebagian
besar hidrogen dan helium serat meninggalkan berbagai macam unsur-unsur yang
lebih berat.

Unsur-Unsur hara tersebut sedikit demi sedikit waktu demi waktu mengalami
berbagai prosses hingga menjadi satuan poros atau planet salah satu prosses
tersebut yaitu secara bertahap berkumpul dalam suatu deretan konsentris yang
berwujud layaknya seperti ginjal pada sebuah organ vital pada manusia.

Sekumpulan massa ini memiliki sebuah gaya gravitasi dan gaya electro
magnetik dimana pada suatu peristiwa dapat pula menyebabkan tertariknya sebuah
partikel-partikel ion ataupun benda yang memiliki sebuah massa yang kecil bahkan
partikel yang lebih besar suatu massanya yang terdapat di ruang Tata Surya ataupun
Ruang Angkasa berikut yang nantinya akan berkembang menjadi suatu poros atau
sebuah planet.

8
1.2.2 Teori Planetesimal

Teori planetesimal merupakan salah satu n oleh chamberlin moulton dan


viktor salfonov, yang menyatakan planet-planet awal mulanya terbentuk oleh
butiran debu kosmik yang bertabrakan lalu bersatu membentuk tubuh yang lebih
besar. Di saat salah satu tubuh planet yang sudah mencapai ukuran satu kilometer,
mereka bisa saling menarik melalui daya gravitasi.

Seperti itulah awal mulanya terbentuk teori planetesimal. Ada satu planet
yang ukuran nya lebih kecil dari planetesimal mereka bergantung pada suatu
gerakan yang bernama turbulen melalui gas yang menimbulkan tabrakan sehingga
membuatnya bergabung. Planetesial sendiri bisa terbentuk melalui lapisan luar
yang terdiri dari butiran debu yang mengalami ketidakstabilan gaya gravitasi pada
piringan protoplanet. Pada akhirnya yang di karenakan banyaknya planetesimal
yang akhirna melebur saat terjadinya tabrakan.

1.2.3 Teori Pasang Surut

Teri pasang Surut dahulunya disampaikan oleh Buffon. Yang menyatakan


tata surya dari Matahari tejardi akibat bertabrakan dengan sebuah sebuah komet.
Teori Pasang Surut yang pertama kalinya disampaikan oleh Buffon kemudian
sesudah itu diperbaiki oleh Sir James danHarold Jeffreys. Mereka memilki
pendapat bahwa tata suya berbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat

9
adanya gaya gravitasi bintang besar yang melewati Matahari. Gas-gas yang
melewati Matahari terebut terlepas dan sesudah itu mengelilingi Matahari. Gas-gas
panas itu kemudian berubah menjadi bola-bola cair.

Teori yang dicetuskan oleh kedua orang yang berasal dari inggris yaitu
adalah Sir james pada tahun 1877-1946 dan dan Harold Jeffrreys tahun 1891, Yang
menjelaskan bahwa palnet-planet yang ada dalam Tata Surya ini di bentuk oleh
bintang besar yang mendekati menuju ke arah Matahari.

Teori ini juga menjelaskan bahwa planet-planet seperti Yupiter, Saturnus,


dan Neptunus ialah planet yang besar, sdangkan planet-planet yang berikutnya
adalah planet yang kecil. Hal ini dikarenakan kesembilan planet ini terbentuk
karena adanya perpecahan gas dari Matahari yang membentuk cerutu.

1.3 Teori Pembentukan Bumi

1.3.1 Teori Konveksi

Dalam teori konveksi menyatakan bahwa dalam lapisan astenosfer akan


terjadi aliran konveksi ke arah vertical yang berpengaruh hingga ke kerak bumi.
Aliran ini merambat kedalam kerak bumi menyebabkan kerak bumi menjadi lunak.

Teori ini dikemukakan oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant
(1852), mereka menyatakan bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena
proses pendinginan dibagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan itu
menjadikan permukaan bumi menjadi tidak rata. Sehingga mengakibatkan
terbentuknya pegunungan dan lembah lembah yang ada di permukaan bumi.

Namun teori ini masih banyak dikritik , antara lain menyatakan bahwa bumi
tidak akan mengalami penurunan suhu yang sangat drastis sehingga mengakibatkan
terbentuknya pegunungan dan lembah-lembah, karena didalam bumi juga terdapat
banyak unsur radioaktif lain nya.

10
1.3.2 Teori Gondawa

Teori ini dikemukakan oleh Eduard Zuess (1884) & Frank B. Taylor (1910) Teori
ini menyatakan bahwa pada awalnya bumi ini terdiri atas 2 benua. Yaitu benua Laurasia
dan benua Gondawa. Kedua benua tersebut bergerak ke arah equator bumi dan terpecah
pecah membentuk benua-benua kecil yang ada saat ini, yaitu:

1. Benua Amerika
2. Benua Eropa
3. Benua Afrika
4. Benua Asia
5. Benua Australia

1.3.3 Teori Lempeng Tektonik

Pada tahun 1963 peneliti berkebangsaaan inggris yaitu F.Vine dan D.Matthews
memberikan petunjuk bahwa batuan dasar laut lebih muda daripada batuan. Kenyataan

11
dari itu menghasilkan nya teori bahwa lempeng tektonik yang membagi bumi menjadi
lempengan lempengan yang sebagian dari benua dan lautan. Ini adalah sebagai contoh
nya lempengan Amerika Selatan adalah terdiri atas separo lautan Atlantik selatan,
termasuk juga benua Amerika Selatan. Lempeng lempengan baru itu terus terbentuk
setiap waktu kewaktu di lereng bukit yang menyebar di laut, dan lempeng yang tua
didaur ulang di daerah pantai yang landai. Dalam proses pelandaian juga sebagai
sedimen laut dan bahkan juga seluruh kepulauan bergabung dengan benua benua.
Lempeng tektonik juga dapat membantu menjelaskan kesamaan Gunung berapi,parit
laut, dan loasi gempa bumi

1.3.3.1Teori alternatif

Pada tahun 1931 ahli geologi bernama Arthur Holmes mengemukakan gagasan
tentang mekanisme yang menyebabkanya kumpulan dataran bergerak. Ia
mengatakan bahwa arus panas yang meningkat dibawah lereng laut dan menurun
di tepi benua merupakan penyebab pergeseran benua benua

1.3.3.2 Gerakan Lempeng

Salah satu kemungkinan adalah bahwa perpindahan arus panas di selimut


menekan lempeng. Panas naik dan terjadi perpindahan dari inti bumi ke selimut
bumi. Arus panas bergerak dengan dengan sangat lambat sambil membawa
lempeng. Ketika selimut bumi mendingin, tempatnya digantikan oleh selimut
baru yang panas.

1.3.4 Teori Apungan Benua (Continental Drift Teory)

Teori apungan benua ditemukan oleh Alfred lothar Wegener tahun 1912 dalam
bukunya The Origin of the Continent of Ocean’s. Wegener memukakan teori tentang
pengembangan bentuk permukaan bumi berhubungan dengan pergeseran benua.
Menurut Wegener, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdapat sebuah benua besar
yang disebut Pangea (dalam bahasa Yunani berarti keseluruhan bumi), serta sebuh
samudra bernama Panthalasa. Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke
arah ekuator dan barat mencapai posisi sampai sekarang.

12
Teori apungan benua diperkuat denga adanya kesamaan garis pantai antara
Amerika Selatan dan Afrika, serta kesamaan lapisan batuan dan fosil-fosil pada lapisan
dikedua daerah tersebut. Gerakan tersebut menurut Wegener disebabkan oleh adanya
rotasi bumi yang menghasilkan gaya sentrifugal sehingga gerakan cenderung ke arah
ekutor, sedangkan adanya gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan menghasilkan
gerak ke arah barat. Gerakan kearah barat tersebut terjadi seperti halnya pada saat
terjadinya gelombang pasang, yaitu akibat revolusi bulan yang bergerak dari arah timur.
Tapi , sekitar tahun 1960-an muncul kritik terhadap teori itu yang menanyakan
kemungkinan massa benua yang sangat besar dan berat dapat bergeser diatas lautan yang
keras.

1.3.5 Teori Konveksi


Teori konfeksi mengemukakan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di
dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak
bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi yang merambat ke dalam mengakibatkan
permukàan bumi menjadi tidak rata.
Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H.Hess dari Princenton
University. Pada tahun 1962 dalam bukunya History of Ocean Basin, Hess
mengemukakan pendapatnya tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi
di mid oceanic ridge (punggung tengah laut). Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava
mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua sisinya dan membeku
membentuk kerak bumi baru.

13
1.3.6 Teori Pergeseran Dasar Laut
Teori ini merupakan pengembangan dari teori konveksi. Teori dikemukakan oleh
ahli geologi dasar laut Amerika Robert Diesz. Melakukan penelitian untuk menemukan bukti
– bukti tentang terjadinya pergeseran dasar laut dari arah punggung laut. Teori ini didukung
dengan penelitian umur sedimen. Teori ini mengatakan bahwa semakin jauh dari punggung
laut maka umur bumi semakin tua.

14
C. Kesimpulan

Sebelum kita mempelajari mengenai tentang isi bumi. Alangkah baiknya bila kita
mempelajari asal mula terbentuknya bumi. Karena dari situlah kita dapat mempelajari
materi – materi yang mendukung dalam pembentukan bumi. Selain itu, mempelajari alam
semesta dan tata surya sangat bermanfaat karena kita dapat mengetahui awal mula dunia
yang kita tinggai ini terbentuk

Begitu luasnya alam semesta, menandaka masih banyak hal yang harus kita pelajari
tentang tempat kita untuk tinggal. Karena alam semesta itu luas, masih banyak hal yang
belum dapat diketahuin oleh manusia.

15
Daftar Pustaka
Ebook dari lms.aau.ac.id/library/ebook/R_1936_03.../download_0036.pdf yang diunduh pada
tanggal 14 Oktober 2017 pukul 15.15.

Unduhan dari jurnal Supriatna, upi. ( 2012 : hlm 4 – 5 ). Teori Pembentukan Permukaan Bumi
Oleh Faktor Endogen. Tanggal 14 Oktoer 2017.

Hestiyanto, Yusman. 2008. Geografi 1 SMA. Yudhistira. Jakarta.

Fismath.com/teori-pembentukan-tata-surya-menurut-ahli/ yang diunggah pada tanggal 12


Oktober 2017 pukul 10.32.

Haryadi, Rahmat S.Si. ( 2008 : hlm 38 ) Ensiklopedia Astronomi jilid 6. Erlangga. Jakarta.
Christantie, Ery, Jokp Sutrisno, S.Si. ( 2002 : hlm 18 ). Jagad Raya yang Mengembang.
Erlangga. Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai