Anda di halaman 1dari 11

“AL-QUR’AN DAN ALAM SEMESTA”

NAMA : NURFADILLA ADELIA


NIM : 105311100220
KELAS : TP5A
DOSEN :
MATA KULIAH : AIK V

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. KEJADIAN ALAM SEMESTA MENURUT ALAM AL-QURAN

Alam adalah segala sesuatu yang ada atau yang dianggap ada oleh manusia di
dunia ini, selain Allah beserta Dzat dan sifat-Nya. Alam dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, di antaranya adalah alam ghoib dan alam syahadah yang dalam bahasa
sehari-hari disebut sebagi alam semesta.
Alam semesta merupakan ciptaan Allah yang diurus dengan kehendak dan
perhatian Allah. Allah menciptakan alam semesta ini dengan susunan yang teratur dalam
aspek biologi, fisika, kimia, dan geologi beserta semua kaidah sains. Definisi dari alam
semesta itu sendiri adalah segala sesuatu yang ada pada diri manusia dan di luar dirinya
yang merupakan suatu kesatuan sistem yang unik dan misterius.
Menurut pandangan Al Quran, penciptaan alam semesta dapat dilihat pada surat
Al Anbiya ayat 30. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Bumi sebelumnya adalah planet yang mati dan Allah menghidupkannya dengan
menurunkan air dari langit. “Dan Allah menurunkan dari langit air dan dengan air itu
dihidupkannya bumi sesudah matinya.” (QS`An Nahl ; 65). Pertanyaannya adalah
darimana air ini berasal ? Padahal waktu itu belum ada awan yang bisa menghasilkan
hujan, belum ada langit yang bisa menahan uap air. Maka satu-satunya kemungkinan asal
air adalah dari Arasynya Allah.
“ Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu
menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar kuasa menghilangkannya.”( QS
Al- Mu’minun ; 18 )
“ ……….Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman“ ( QS. Al-Anbiya ;30 ).
“ …. Maka Kami tumbuhkan dengan air itu berjenis-jenis tumbuhan yang bermacam-
macam “ ( QS Tha Ha ; 53)
“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air … (QS An Nur ; 45).
Ayat-ayat tersebut makin menjelaskan kepada kita bahwa setelah air diturunkan ke bumi,
maka sebelum Allah ciptakan hewan, tentunya yang terlebih dahulu Allah cipakan adalah
tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan makanan hewan. Kemudian hewan-hewan ada juga
yang menjadi cadangan makanan untuk hewan-hewan predator. Semua jenis hewan, baik
burung maupun hewan darat, ternyata menurut ilmu pengetahuan memang asal-usulnya
dari hewan air.
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27}
Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya
dengan teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu {33}”(Q.S. An-Nazi’at: 27-33)

Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-


Qur’an atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut
ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan.
Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut
dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an.
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat
27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis.
Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan
sebagai berikut:

Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut
”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang
mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut , terdiri dari hidrogen.
Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil
berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius,
terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain
berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini
mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa
atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa
piringan, yang kemudian membentuk galaksi . Bintang-bintang dan gas terbentuk dan
mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void
(rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian
yang kosong dan bagian yang terisi awan debu (dukhan) yang terbentuk akibat big bang
hembusan angin bintang dari kedua kutubnya galaksi yang terbentuk dari piringan
bintang-bintang dan gas-gas pembentuknya struktur filamen dari alam semesta yang
bagaikan kapas.
Masa II (ayat 28): pengembangan dan penyempurnaan

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan


”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta
yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin
tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut
dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan
semakin menjauhi model roti kismis untuk menggambarkan mengembangnya alam
semesta.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada
dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam
semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan
berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.

Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi reaksi nuklir yang
menjadi sumber energi bintang seperti Matahari

Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap


gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai
penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi
siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang
yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan
galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari
reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti
besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak.
Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang
berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari
Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendir

Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi

Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai


pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi. Masa III hingga Masa IV ini
juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,[i] “Katakanlah:
‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan
kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam”. Daratan Pangaea yang merupakan asal mula semua daratan di Bumi.

Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet ilustrasi komet yang
membawa unsur hidrogen sebagai pembentuk air di Bumi

Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika
mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi
ada air.
Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi
ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun
sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium
dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur
Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Karena semua
kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa
tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia gunung
sebagai pasak Bumi

Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan


teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air
dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar
lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia
sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat
muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat
dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan
dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya
dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat
masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.
Demikianlah penafsiran enam masa penciptaan alam dalam Al-Qur’an, sejak kemunculan
alam semesta hingga terciptanya manusia. Wallahu a’lam bisshowab.
Katakanlah, “Adakah di antara sekutumu yang dapat memulai penciptaan, kemudian
mengulanginya kembali?”. Katakanlah, “Allah memulai penciptaan, kemudian Dia
mengulanginya (mengembalikannya). Maka bagaimana kamu dipalingkan (menyembah
selain Allah) ?”. (Q.S. Yunus [10] : 34)
B. PROSES PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI
Ada dua hal yang perlu dibedakan terkait proses penciptaan langit dan bumi, pertama,
mengawali penciptaan (Ibtida al-Khalqi) dan kedua, penyempurnaan penciptaan
(Taswiyah al-Khalqi).
Di surat Fushilat ayat 9 hingga 12, Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi
terlebih dahulu sebelum langit. Sehingga, secara Ibtida al-Khalqi, bumi lebih awal
dibandingkan langit. Namun penyempurnaan bumi (Taswiyah al-Khlqi), baru dilakukan
setelah Allah menciptakan langit.
Ketika menafsirkan surat Fushilat di atas, Ibnu Katsir mengatakan,

،‫قف‬TT‫ده بالس‬TT‫ ثم بع‬،‫ واألصل أن يُ ْب َدَأ باألساس‬،‫فذكر أنه خلق األرض أوال ألنها كاألساس‬
ْ ‫ا ثُ َّم‬TT‫ض َج ِمي ًع‬
َّ ‫تَ َوى ِإلَى‬T‫اس‬
‫ ْب َع‬T‫ َّواهُ َّن َس‬T‫ َما ِء فَ َس‬T‫الس‬ َ َ‫ هُ َو الَّ ِذي خَل‬:‫كما قال‬
ِ ْ‫ق لَ ُك ْم مَا فِي األر‬
‫ت‬
ٍ ‫َس َم َوا‬

Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan bumi terlebih dahulu, karena bumi ibarat
pondasi. Dan pertama kali, harusnya dimulai dengan pondasi. Kemudian setelahnya
adalah atap. Sebagaimana yang Allah firmankan

ٍ ‫ض َج ِميعًا ثُ َّم ا ْستَ َوى ِإلَى ال َّس َما ِء فَ َس َّواهُ َّن َس ْب َع َس َم َوا‬
‫ت‬ َ َ‫هُ َو الَّ ِذي َخل‬
ِ ْ‫ق لَ ُك ْم َما فِي األر‬

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian, kemudian Dia
berkehendak (beristiwa) menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit” (al-Baqarah: 29)
Ibnu Katsir melanjutkan dengan menjelaskan firman Allah di surat an-Nazi’at ayat 27-32
yang artinya Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah
dibangun-Nya?(27) Dia telah meninggikan bangunanya lalu menyempurnakannya(28)
Dan Dia menjadikan malmnya (gelap gulita) dan menjadikan siangnya (terang
benderang)(29) Dan setalah itu bumi Dia hamparkan (30) Dan gunung-gunung Dia
pancarkan dengan teguh(32)
Dahyu al-Ardi (penyempurnaan bumi) dilakukan setelah menciptakan langit. Bentuk ad-
Dahyu, ditafsirkan pada ayat, “Dia memancarkan dari bumi mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.” Dan ini dilakukan setelah penciptaan langit.
Adapun penciptaan bumi, ini dilakukan sebelum penciptaan langit berdasarkan nash
(dalil tegas). (Tafsir Ibnu Katsir, 7/165).
Selanjutnya, Ibnu Katsir menyebutkan keterangan dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan
Bukhari dalam Shahihnya. Dari Said bin Jubair bahwa ada seseorang yang bertanya
kepada Ibnu Abbas beberapa ayat yang menurutnya bertentangan, di antaranya firman
Allah tentang penciptaan langit dan bumi.

Orang ini menanyakan,

Di surat an-Nazi’at (ayat 27 – 30), Allah menyebutkan bahwa Dia menciptakan langit
sebelum menciptakan bumi. Sementara di surat Fushilat (ayat 9 – 12) Allah menyebutkan
bahwa Dia menciptakan bumi sebelum menciptakan langit.

Jawab Ibnu Abbas,

‫ومين‬TT‫واهن في ي‬TT‫ فس‬،‫ماء‬TT‫توى إلى الس‬TT‫ ثم اس‬،‫ماء‬TT‫ق الس‬TT‫ ثم خل‬،‫ومين‬TT‫ق األرض في ي‬TT‫خل‬
‫ وخلق الجبال والجماد‬،‫ أن أخرج منها الماء والمرعى‬:‫ و َدحْ يُها‬،‫ ثم د ََحى األرض‬،‫آخرين‬
َ ْ‫ق األر‬
‫ض فِي‬ َ َ‫ه { خَل‬TT‫ {د ََحاهَا} وقول‬:‫ه‬TT‫ذلك قول‬TT‫ ف‬،‫رين‬TT‫واآلكام وما بينهما في يومين آخ‬
‫ وخلقت السماوات في يومين‬،‫يَوْ َمي ِْن } فَ ُخلِقت األرض وما فيها من شيء في أربعة أيام‬

Allah menciptakan bumi dalam 2 hari, kemudian Dia menciptakan langit.


Kemudian dia beristiwa ke atas langit, lalu Allah sempurnakan langit dalam 2 hari yang
lain. Kemudian Allah daha al-Ardha (menyempurnakan bumi). Bentuk penyempurnaan
bumi adalah dengan Dia keluarkan dari bumi mata air, tumbuh-tumbuhan, Allah ciptakan
gunung, benda mati, dataran tinggi, dan segala yang ada di antara langit dan bumi, dalam
2 hari. Itulah makna firman Allah, “Bumi dihamparkannya.” Sementara firman Allah,
“Dia menciptakan bumi dalam 2 hari.” Diciptakanlah bumi dan segala isinya dalam 4 hari
dan diciptakan semua langit dalam 2 hari. (HR. Bukhari secara Muallaq sampai al-
Minhal, 16/85).
Kesimpulan dari keterangan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, Allah menciptakan bumi
2 hari belum sempurna dan belum ada isinya. Kemudian menciptakan semua langit dalam
2 hari, dan terakhir Allah mengisi bumi dengan tumbuhan, gunung, benda-benda dalam 2
hari.
ENAM AYAT AL-QURAN TENTANG PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI
Pertama, Ali Imran ayat 190-191 

َ‫ب الَّ ِذين‬ِ ‫ت ُأِلولِي اَأْل ْلبَا‬ ِ َّ‫ل َوالن‬TTْ


ٍ ‫هَار آَل يَا‬ ِ ‫ف اللَّي‬ ْ ‫ض َو‬
ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫ق‬TT
َ ‫ َم‬TT‫الس‬ ِ ‫خَل‬ ْ ‫ِإ َّن فِي‬
‫ض َربَّنَا مَا‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫ق‬
َ ‫ َم‬T ‫الس‬ ْ ‫يَ ْذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ِه ْم َويَتَفَ َّكرُونَ فِي‬
ِ ‫خَل‬
ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ َ َ‫خَ لَ ْقتَ ٰهَ َذا بَا ِطاًل ُس ْب َحان‬
َ ‫ك فَقِنَا َع َذ‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” 
Kedua, Ad Dukhan ayat 38 

َ ْ‫ت َواَأْلر‬
َ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما اَل ِعبِين‬ َ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
“Tidaklah Kami ciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya secara main-
main.” 
Ketiga, Al Jatsiyah ayat 3  

َ‫ت لِ ْل ُمْؤ ِمنِين‬ ِ ْ‫ت َواَأْلر‬


ٍ ‫ض آَل يَا‬ ِ ‫ِإ َّن فِي ال َّس َما َوا‬
“Sesungguhnya di langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang-orang mukmin.”
Keempat, Al Jatsiyah ayat 13

ٍ ‫ض َج ِميعًا ِم ْنهُ ۚ ِإ َّن فِي ٰ َذلِكَ آَل يَا‬


َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ ِ ْ‫ت َو َما فِي اَأْلر‬
ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال َّس َما َوا‬
“Dia telah menundukkan (pula) untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”   
Kelima, Al Jatsiyah ayat 37

َ ‫ْال‬
 ‫ح ِكي ُم‬ ‫ض ۖ َوهُ َو ْال َع ِزي ُز‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ ‫َولَهُ ْال ِكب ِْريَا ُء ِفي ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
“Hanya bagi-Nya segala kebesaran di langit dan bumi. Dialah Yang Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana.” 
Keenam, Al Ahqaf ayat 3-4   

‫ق َوَأ َج ٍل ُم َس ًّمى ۚ َوالَّ ِذينَ َكفَرُوا َع َّما ُأ ْن ِذرُوا‬ ِّ ‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما ِإاَّل بِ ْال َح‬َ ْ‫ت َواَأْلر‬ ِ ‫َما َخلَ ْقنَا ال َّس َما َوا‬
ٌ ْ‫ر‬T‫ض َأ ْم لَهُ ْم ِش‬
‫ك‬ ِ ْ‫وا ِمنَ اَأْلر‬TTُ‫ون هَّللا ِ َأرُونِي مَا َذا َخلَق‬ ِ ‫قُلْ َأ َرَأ ْيتُ ْم َما تَ ْد ُعونَ ِم ْن ُد‬. َ‫ْرضُون‬ ِ ‫ُمع‬
َ ‫ب ِم ْن قَب ِْل ٰهَ َذا َأوْ َأثَا َر ٍة ِم ْن ِع ْل ٍم ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ‫صا ِدقِين‬ ٍ ‫ت ۖ اْئتُونِي بِ ِكتَا‬ ِ ‫فِي ال َّس َما َوا‬
“Kami tidak menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, kecuali
dengan hak dan dalam waktu yang ditentukan. Namun demikian, orang-orang yang kufur
berpaling dari peringatan yang diberikan kepada mereka.”  

C. TEORI BIG BANG

Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta yang kita kenal berasal dari
titik tunggal dengan panas dan padat yang tak terhingga. Titik tunggal ini mengembang
dan meregang dengan kecepatan yang tak terduga dalam 13,8 miliar tahun dan terus
berkembang menjadi alam semesta yang kita kenal sekarang.
Penemuan teori Big Bang ditemukan oleh Georges Lemaitre, seorang pastor
Katolik Roma sekaligus fisikawan. Namun, proses penemuan teori Big Bang sebenarnya
berawal dari penemuan-penemuan teori lainnya yang kemudian dikembangkan oleh
Georges Lemaitre.
Pada tahun 1922, seorang kosmolog sekaligus matematikawan Rusia bernama
Alexander Friedman menemukan solusi untuk persamaan bidang relativitas umum Albert
Einstein yang menyatakan bahwa alam semesta mengembang. Einstein yang pada
dasarnya lebih percaya dengan alam statis dan abadi segera menambahkan konstanta
kosmologis ke dalam persamaannya, yaitu kerapatan energi dari ruang. Lalu, ia
menghilangkan pendekatan ekspansi yang mendukung alam semesta mengembang.
Padahal, pada 1912, sudah ada bukti pengamatan yang menyatakan bahwa alam semesta
mengembang. Astronom Amerika Vesto Slipher telah mengamati galaksi spiral yang
dianggap sebagai "nebula spiral" karena para astronom belum mengetahui keberadaan
galaksi di luar Bima Sakti. Vesto melihat bahwa semua nebula bergerak menjauhi Bumi.
Kemudian, pada tahun 1924, astronom Edwin Hubble mampu mengukur jarak
antara para nebula dan menemukan bahwa keberadaannya sangatlah jauh, bahkan tidak
termasuk ke dalam Bima Sakti. Faktanya, Bima Sakti hanyalah satu dari banyak galaksi
dan para nebula ini adalah galaksi itu sendiri.
Ketika memasuki tahun 1927, pastor Katolik Roma dan fisikawan Georges
Lemaitre menghitung solusi Friedman dan menyarankan bahwa alam semesta harus
mengembang. Hubble, pada tahun 1929, mendukung teori tersebut dan menemukan
korelasi antara jarak galaksi. Galaksi bergerak menjauh lebih cepat, sesuai dengan
dugaan solusi Lemaitre.

Lemaitre mengekstrapolasi (memperluas data di luar data yang sudah ada) ketika
menemukan data bahwa materi alam semesta mencapai kepadatan dan suhu tak terbatas
pada waktu yang terbatas di masa lalu. Hal ini berarti alam semesta dimulai dari titik
materi yang sangat kecil dan padat, disebut sebagai atom purba.
Pengenalan Teori Big Bang ke muka umum telah diterima oleh hampir seluruh
astronom saat ini, astronom pada tahun 1930-an memiliki kesulitan untuk menerima fakta
bahwa alam semesta mengembang. Lemaitre mempublikasikan sebuah makalah pada
tahun 1927 yang memberikan solusi menarik untuk persamaan relativitas umum terkait
kasus alam semesta yang mengembang. Namun, Friedmann hanya tertarik pada
matematika sebagai solusi ideal dan tidak mengejar fakta bahwa persamaan relativitasnya
menggambarkan alam semesta yang mengembang. Setahun berikutnya, Lemaitre kembali
mengeksplorasi konsekuensi logis dari alam semesta yang mengembang. Ia mengusulkan
titik waktu yang terbatas sebagai asal dari alam semesta.
Bila alam semesta benar mengembang, titik awalnya lebih kecil di masa lalu,
kemudian semua materi di alam semesta dulu bersama dalam keadaan yang sangat padat.
Ringkasnya, Lemaitre menganggap alam semesta pada awalnya adalah partikel tunggal
yang hancur dalam ledakan sehingga menghasilkan ruang dan waktu serta perluasan alam
semesta yang berlanjut hingga hari ini. Namun, sebuah ledakan tiba-tiba terjadi,
menggelembungkan alam semesta ke luar lebih cepat dari kecepatan cahaya. Periode ini
merupakan inflasi kosmik yang berlangsung selama sepersekian detik, sekitar 10 sampai
32 detik. Saat inflasi kosmik berhenti secara misterius, deskripsi teori Big Bang menjadi
lebih sederhana. Partikel, atom, dan hal-hal yang menjadi bintang dan galaksi mulai
mengisi alam semesta. Ketika segala hal yang ada di alam semesta masih sangat panas,
sekitar 10 miliar derajat Fahrenheit (5,5 miliar celcius), kosmos berisi beragam partikel
fundamental seperti neutron, elektron, dan proton, dan partikel lainnya yang membentuk
segala hal yang ada pada saat ini. Elektron bebas menyebabkan cahaya (foton) menyebar
seperti sinar matahari dari tetesan air di awan. Namun, elektron bebas bertemu dengan
nukleus dan menciptakan atom netral seiring waktu. Atom juga bisa bertemu dengan
muatan listrik positif dan negatif yang sama sehingga memungkinkan sinar cahaya
muncul 300.000 tahun setelah Big Bang. Cahaya ini disebut sebagai afterglow.
Itulah penjelasan tentang teori Big Bang, teori yang menyatakan bahwa alam
semesta berasal dari partikel tunggal yang meledak dan menyebar sehingga membentuk
alam semesta seperti sekarang ini. Teori Big Bang dikemukakan oleh George Lemaitre,
seorang pastor Katolik Roma sekaligus fisikawan yang berusaha mengembangkan
penemuan Alexander Friedman.
Referensi

https://binus.ac.id/character-building/2020/03/alam-semesta-menurut-pandangan-islam/
#:~:text=Menurut%20pandangan%20Al%20Quran%2C%20penciptaan,jadikan%20segala%20sesuatu
%20yang%20hidup.

https://www.stainidaeladabi.ac.id/penciptaan-alam-semesta-menurut-al-qur-an

https://konsultasisyariah.com/23801-asal-penciptaan-langit-dan-bumi-menurut-al-quran.html

https://www.republika.co.id/berita/r877y0320/enam-ayat-alquran-tentang-penciptaan-langit-dan-
bumi-part1

https://www.detik.com/jabar/berita/d-6241693/teori-big-bang-pengertian-penemu-dan-proses-
terbentuknya#:~:text=Teori%20Big%20Bang%20menjelaskan%20bahwa,semesta%20yang%20kita
%20kenal%20sekarang.

Anda mungkin juga menyukai