َء َأْنُتْم َأَشُّدَخ ْلقًا َأِم الَس مآُء َبنَاهَا◊ َر َفَع َسْم َك هَا َفَس َّواهَا◊ َو أْغَطَش َلْيَلهَا َو أْخ َر َج ُضحَاهَا◊ َو األْر َض َبْع َد
◊َذ اَلَك ّد َح اَها◊ أْخ َر َج ِم ْنَها مآَء َها َو َم ْر َعاَها◊ َو الِج َباَل َاْر َس اَها◊ َم َتاًعاَلُك ْم َو ألْنَع اِم ُك ْم
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya
gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu
dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32}
(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33}”
(Q.S. An-Nazi’at: 27-33)
Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Qur’an atau kitab
lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-
beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu,
pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang
keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an.
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at ayat 27-
33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa
tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Masa I (ayat 27): Penciptaan Langit Pertama Kali
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big
bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di
angkasa dan juga dari meteorit.
Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut (gambar 1a), terdiri dari hidrogen.
Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar
dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah
helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi
energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan
E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang
berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan,
yang kemudian membentuk galaksi (gambar 1b dan c). Bintang-bintang dan gas terbentuk
dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran)
dan void (rongga).
b. Masa II (ayat 28): Pengembangan dan Penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata
”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga
galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis
yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti
tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh (gambar 2).
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada
dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan alam
semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan
berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta
mertaterbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.
c. Masa III (ayat 29): Pembentukan Tata Surya Termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan
siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari
sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam.
Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-
kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas,
hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi
nuklir dalam inti besinya (gambar 3). Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti
besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak.
Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran
sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan
akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
d. Masa IV (ayat 30): Awal Mula Daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan
superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang artinya,
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua
masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb
semesta alam”.
267. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya.
Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
Ayat 268
الَّش ْي َط اُن َيِع ُد ُك ُم اْلَفْق َر َو َي ْأُمُر ُك م ِباْلَف ْح َش اء َو ُهّللا َيِع ُد ُك م َّم ْغ ِفَر ًة ِّم ْن ُه َو َف ْض ًال َو ُهّللا َو اِس ٌع َع ِليٌم
268. Syaitan menjanjikan (menakut-nakutkan) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu
berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
b. Sura Al-An’aam (Hujan Dan Ciptaan Tuhan)
Ayat 99
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu
segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan
dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan
(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman.
Ayat 141
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dantunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
c. Surah Al-Qalam (Insa Allah & Sedekah)
Ayat 17 Hingga 33
Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah
menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh
akan memetik (hasil) nya di pagi hari dan mereka tidak mengucapkan: "Insyaa Allah", lalu
kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, maka
jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gelita, lalu mereka panggil memanggil di
pagi hari.
"Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya". Maka
pergilah mereka saling berbisik-bisikan. Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun
masuk ke dalam kebunmu". Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi
(orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya).
Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata: "Sesungguhnya kita benar-benar orang-
orang yang sesat (jalan) bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)". Berkatalah
seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka: "Bukankah aku telah mengatakan
kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?"
Mereka mengucapkan: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang zalim" Lalu sebahagian mereka menghadapi sebahagian yang lain seraya cela mencela.
Mereka berkata: "Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang
melampaui batas". Mudah-mudahan Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan
(kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Tuhan
kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka
mengetahui.