ABSTRAK
Kedelai merupakan. Salah satu produk pertanian yang bergizi tinggi sebagai
sumber kalori dan protein. Salah satu industri yang memproduksi tahu yaitu Home
industri tahu lamping “Cahaya Rasa” yang berdiri sejak tahun 2009. Home industri
tahu lamping “Cahaya Rasa” sedang menghadapi beberapa masalah diantaranya
penurunan penjualan, pendistribusian terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah
identifikasi lingkungan linternal dan eksternal home industri, merumuskan alternatif
strategi, dan merekomendasikan prioritas yang lebih strategis. Alat analisis yang
cocok untuk tujuan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan
matriks QSP. Matriks IFE menghasilkan lima kekuatan dan lima kelemahan. Matriks
EFE menghasilkan lima peluang dan lima ancaman. Matriks IE menunjukan bahwa
Home Industri Tahu Lamping “Cahaya Rasa” berada pada sel II posisi ini
digambarkan pada posisi pertumbuhan, dan diagram cartesius SWOT menunjukan
pada Kuadran I yang mendukung strategi agresif. Strategi alternatif dalam enam
strategi matriks SWOT. QSP berbasis matriks menunjukan strategi terbaik adalah
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kegiatan promosi
untuk meningkatkan volume penjualan.
PENDAHULUAN
Produk tahu di Indonesia khususnya kecil, industri menengah atau dalam skala
Pulau Jawa banyak dihasilkan oleh industri rumah tangga. Kota Kuningan merupakan
22
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
salah satu kota yang terdapat beberapa yang cukup jauh semetara produk tahu yang
kelompok home industri yang mengolah tidak dapat bertahan lama untuk sampai ke
kedelai menjadi produk olahan berupa tangan konsumen.
tahu,berjumlah 67 unit usaha kecil, termasuk Dari latar belakang yang sudah
tahu yang menjadi khas kota Kuningan diuraikan, maka diidentifikasi masalah-
berupa tahu lamping. Home industri tahu di masalah yang akan diteliti sebagai berikut :
Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun 1. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan,
terus mengalami peningkatan dalam proses peluang, dan ancaman pada pemasaran
produksinya termasuk di Kecamatan produk tahu lamping “Cahaya Rasa” di
Jalaksana terdapat home industri yang home industri “Cahaya Rasa” Desa
memproduksi tahu lamping yaitu home Manislor, Kecamatan Jalaksana,
industri tahu lamping “Cahaya Rasa”. Kabupaten Kuningan?
Pada home industri tahu lamping 2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran
“Cahaya Rasa” terdapat beberapa usaha tahu lamping “Cahaya Rasa” di
permasalahan dalam proses pemasaran tahu home industri “Cahaya Rasa” Desa
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor Manislor, Kecamatan Jalaksana,
diantarnya penjualan tahu hanya dilakukan Kabupaten Kuningan?
sebatas dari para pembeli yang lewat atau 3. Apa prioritas strategi yang dapat
sengaja datang ke tempat tersebut, proses diterapkan dalam p
pendistribusian tahu di setiap warung atau 4. emasaran tahu lamping “Cahaya Rasa”
tempat makan sekitar home industri mulai di home industri “Cahaya Rasa” Desa
terhambat karena adanya pesaing dari jenis Manislor, Kecamatan Jalaksana,
produk tahu lainnya dan untuk permasalahan Kabupaten Kuningan?
pendistribusian ke luar daerah Kabupaten
Kuningan masih terkendala dengan jarak
23
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
ditentukan dengan pertimbangan home rasa, 8 orang karyawan bagian produksi dan
industri tahu lamping tersebut mempunyai 8 orang karyawan bagian pemasaran.
jumlah tenaga kerja serta kapasitas produksi Sampel selanjutnya yaitu sampel 2 orang
per hari terbanyak dibandingkan dengan pemasok bahan baku kedelai, 2 orang
industri tahu lainnya. Objek penelitian yaitu pemilik usaha tahu sebagai pesaing, 1 orang
pemilik usaha, karyawan produksi, dan pemerintah terkait yaitu kepala Dinas
karyawan pemasaran tahu lamping “Cahaya Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Rasa”. Waktu penelitian telah dilaksanakan Kuningan, 10 orang konsumen pedagang
dari bulan April sampai Juni 2017. tahu lamping, 10 orang konsumen yang
mengkonsumsi langsung tahu lamping yang
Desain dan Jenis Penelitian ditentukan berdasarkan hasil pengamatan
Desain Penelitian yang digunakan (wawancara) secara sengaja.
dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan diikuti penjelasan secara Metode Pengumpulan Data
deskriptif. Metode ini digunakan untuk Teknik pengumpulan data primer
mencari fakta dengan interprestasi yang dengan menggunakan instrumen (alat)
tepat dengan tujuannya adalah untuk antara lain: observasi, interview dan
mencari gambaran yang sistematis. Jenis kuisioner. Teknik pengumpulan data
penelitian menggunakan teknik survey yaitu sekunder dari sumber-sumber yang dianggap
mengumpulkan data dari sejumlah unit atau relevan dengan tujuan penelitian yakni:
individu dalam waktu (jangka waktu yang Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan,
bersamaan dengan menggunakan alat Dinas Perindustrian dan Perdagangan
pengukur wawancara berupa kuisioner yang Kabupaten Kuningan, Koperasi Tempe Tahu
berisi daftar pertanyaan (Surakhmad, 1994). Indonesia (KOPTI) Kabupaten Kuningan,
dan Kantor Kepala Desa Manislor.
Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan teknik Operasionalisasi Variabel
pengambilan sampel secara purposive Batasan operasional dalam penelitian
sampling (disengaja). Sempel pertama ini sebagai berikut:
adalah sempel produsen home industri, yaitu 1. Tahu lamping adalah salah satu tahu
1 orang pemilik usaha tahu lamping cahaya yang berasal dari olahan kedelai yang
24
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
menjadi salah satu tahu yang menjadi mempengaruhi pemasaran home industri
khas Kota Kuningan. tahu dan pada umumnya belum dapat
2. Strategi pemasaran merupakan strategi dikendalikan sepenuhnya. Meliputi
untuk melayani pasar atau segmen pasar pesaing, konsumen (konsumen yang
yang dijaadikan target oleh seorang mengkonsumsi tahu), pemasok
pengusaha. (pemasok bahan baku).
3. Faktor internal adalah faktor-faktor yang 5. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE)
terdapat didalam sentral home industri adalah suatu matriks yang terdiri dari 9
tahu yang mempengaruhi usaha tahu sel yang disusun berdasarkan
secara keseluruhan dan pada umumnya perhitungan analisis faktor lingkungan
dapat dikendalikan. Meliputi kondisi internal dan eksternal.
finansial (modal), sumber daya manusia 6. Analisis SWOT merupakan suatu
(ketersediaan dan kemampuan sumber analisis situasi yang mencakup kondisi
daya manusia), produksi/operasional internal dan eksternal pemasaran
(kontinyuitas produksi) dan pemasaran tahudengan melihat faktor kunci internal
(produk, harga, distribusi, promosi). dan eksternal.
4. Faktor Eksternal adalah faktor-faktor 7. QSPM (Matriks Perencanaan Strategi
dari luar sentra home industri tahu yang Kuantitatif) adalah alat yang digunakan
untuk melakukan evaluasi pilihan
Bobot
Faktor-faktor strategi alternatif untuk menentukan
Bobot Rating x
Internal prioritas strategi yang dapat diterapkan
Rating
dalam pemasaran tahu.
Kekuatan
1.
1.1 Teknik Pengolahan Data
2.
1) Matriks IFE (Internal Factor
…
Evaluation)
Kelemahan
Matriks IFE digunakan untuk
1.
menganalisis kekuatan dan kelemahan
2.
utama perusahaan sehingga diketahui faktor
…
internal perusahaan yang dianggap penting.
Total 1,000
Berikut tabel matriks IFE
25
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
26
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
yang paling cocok dengan lingkungan Skor TAS (Total Attractiveness Score)
eksternal dan internal.Skor daya tarik (AS) diperoleh dari perkalian dari bobot dengan
ditentukan dengan menguji setiap faktor AS.Semakin tinggi nilai TAS maka semakin
menarik alternatif strategi.Berikut tabel
internal dan eksternal kunci pada satu waktu,
apabila faktor yang bersangkutan ada matriks QSPM.
27
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
28
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
Kekuatan Kelemahan
1. Peralatan tradisional
1. Lokasi Strategis
2. Produk tidak dapat bertahan dalam
2. Produk terjamin mutunya
waktu lama
3. Adanya pengolahan limbah
3. Distribusi hanya didaerah tertentu
4. Memiliki pelanggan tetap
4. Promosi yang masih terbatas
5. Citarasa sesuai dengan konsumen
5. Lebel kemasan belum lengkap
Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Home Industri
Peluang Ancaman
1. Memperluas wilayah pemasaran 1. Kenaikan bahan baku kedelai
2. Permintaan yang semakin meningkat 2. Produk subtitusi sangat beragam
3. Ketersediaan pasokan bahan baku 3. Daerah distribusi pesaing lebih luas
melimpah 4. Pendatang baru cukup banyak
4. Adanya perkembangan teknologi pada 5. Tawar menawar pemasok kuat
proses produksi
5. Banyak pelanggan baru
tahu lamping “Cahaya Rasa” berada di atas
Analisis Strategi Pemasaran Tahu rata-rata (sebesar 2,5) dalam memanfaatkan
Lamping “Cahaya Rasa” kekuatan dan mengatasi kelemahan
Analisis Matriks IFE internalnya, dengan demikian home industri
Hasil perhitungan matriks IFE (Internal tahu lamping “Cahaya Rasa” berada pada
Factor Evaluation) menunjukan total nilai posisi kuat secara internal. Berikut tabel
skor faktor internal ialah sebesar 2,845. Hal hasil matriks IFE
ini mengindikasikan posisi internal usaha
Skor (Bobot x
Faktor Strategi Internal Bobot Ratting
Ratting)
Kekuatan
1. Lokasi Strategis 0,117 3,00 0,351
2. Produk terjamin mutunya 0,115 3,82 0,439
3. Adanya pengolahan limbah 0,104 3,76 0,391
4. Memiliki pelanggan tetap 0,105 3,00 0,315
5. Citarasa sesuai dengan konsumen 0,120 3,53 0,423
Kelemahan
29
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
30
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
diketahui bahwa titik pertemuan antara nilai dalam kondisi ini yaitu mendukung
matriks IFE dan matriks EFE berada pada kebijakan pertumbuhan yang agresif.
sel II, yang menggambarkan posisi home Gambar diagram SWOT
industri berada pada kondisi pertumbuhan. O
Diagram SWOT III I
Berdasarkan hasil perhitungan dari 0,683
nilai faktor internal diperoleh hasil
W S
pengurangan antara faktor kekuatan dan 0,993
31
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
Analisis QSPM
Analisis QSPM digunakan untuk mengetahui prioritas dari strategi yang dihasil dari
matriks SWOT. Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM terlihat bahwa strategi yang menjadi
prioritas untuk dilakukan saaat ini adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk
dengan total nilai daya tarik (TAS) tertinggi sebesar 6,371. Urutan prioritas strategi pemasaran
tahu lamping “Cahaya Rasa” sebagai berikut :
No Keterangan TAS
1 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk 6,371
2 Meningkatkan kegiatan promosi untuk meningkatkan volume penjualan 6,263
3 Meningkatkan / menjalin kerjasama dengan warung makan, yang berada 6,258
di dalam maupun di luar Kabupaten Kuningan
4 Meningkatkan pelayanan terhadap konsumen untuk mempertahankan 6,241
pelanggan yang sudah ada dan menarik konsumen yang lain
5 Menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen untuk
menghadapi persaingan 5,901
6 Meningkatkan teknologi dan peralatan yang digunakan pada proses 5,367
produksi dan promosi
32
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
ancaman terbesar faktor eksternal yaitu 3. Hasil analisis dari QSPM ini
pendatang baru cukup banyak yang menunjukan bahwa prioritas strategi
membuka usaha industri pengolahan yang ingin diterapkan dalam pemasaran
tahu. Hasil analisis matriks IE tahu lamping oleh Home Industri
menunjukan posisi Home Industri berada “Cahaya Rasa” saat ini adalah
pada sel II yang artinya mengalami mempertahankan dan meningkatkan
pertumbuhan melalui integrasi horizontal kualitas produk dengan meningkatkan
dan hasil analisis diagram cartesius kegiatan promosi untuk meningkatkan
SWOT menunjukan pada kuadran I yaitu volume penjualan.
mendukung strategi agresif SO.
2. Hasil anlisis SWOT menghasilkan enam DAFTAR PUSTAKA
33
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
34
JURNAL AGRIJATI VOL 32 NO 1, JANUARI 2018
35