Anda di halaman 1dari 19

Bukti Teori Big Bang Dalam Al-Qur'an

12.01
Jody Ramadhan
15

Kali ini, admin akan ngeshare tentang penciptaan alam semesta atau lebih dikenal
dengan teori big bang. Ternyata (bagi yang belum tahu), teori Big Bang sudah ada di AlQur'an beratus-ratus tahun sebelum ditemukannya teori ini. Ok, mari kita simak.
Al-Qur'an Surat Hud Ayat 7 : "Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam waktu
enam hari"
Enam hari disini bukan berarti waktu sebenarnya karena pada waktu itu, belum ada
bumi yang mengelilingi matahari, yang dimaksudkan enam hari disini adalah enam
masa/ tahapan. Teori Big Bang atau ledakan besar ini dikemukan oleh seorang
astronomi Amerika yang bernama Edwin Hubble tahun 1929. Teori Big Bang ini sendiri
di bagi atas enam masa/ tahapan :
Surat An-Nazi'at ayat 27-33
"Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia
meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan
malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi
sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan
(menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya
dengan teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang
ternakmu {33}"

Dari sejumlah ayat Al-Qur"an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi"at ayat
27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis.
Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan
sebagai berikut:
Masa I (ayat 27): penciptaan langit pertama kali
Jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti
berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang
berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak
hingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang'.
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya
adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Big Bang merupakan petunjuk nyata
bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan
oleh Allah SWT. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern
pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau: "ia Pencipta langit dan
bumi" Surat Al-An'aam ayat 101. (http://rizalmarom094.blogspot.com/2013/04/teoripenciptaan-alam-semesta_8460.html)
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut "big
bang", kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik
di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan
tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika
dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan
mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom
hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar
infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi
yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa
piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk dan
mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void
(rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat
bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Masa II (ayat 2: pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata "meninggikan bangunan" dan "menyempurnakan".
Kata "meninggikan bangunan" dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang,
sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya
sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap
sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan
semakin menjauh.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada

dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses pengembangan
alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat
diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata "menyempurnakan", menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan
kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau
kemungkinan lainnya akan mengerut.
Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi"ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita
dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan
matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan
malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif
kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi
seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari
reaksi nuklir dalam inti besinya. Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti
besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak.
Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang
berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal
dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan
superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9 yang
artinya, "Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?" (Yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam".
Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula
terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.
Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk
Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet
kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini
kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet,
adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada
komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada
Hidrogen pada umumnya.

Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan
pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan "?gunung-gunung dipancangkan dengan teguh."
Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan
munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng
ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Proses detail terbentuknya gunung
dapat dilihat pada artikel sebelumnya yang ditulis oleh Dr.Eng. Ir. Teuku Abdullah
Sanny, M.Sc tentang fungsi gunung sebagai pasak bumi.
Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia
sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat
muda dalam skala waktu geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat
dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, "Dan
dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan
(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang
yang bertanya".

BUKTI KEBENARAN AL-QURAN : TEORI BIG BANG


11 Januari 2014 pukul 9:04

TEORI BIG BANG TERCANTUM DALAM AL-QURAN Allah berfirman : Artinya : "Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS AlAnbiya' : 30) Kemudian kita pahami teori Big Bang (Dentuman Besar ) Seluruh materi dan
energi dalam alam semesta pernah bersatu membentuk sebuah bola raksasa. Kemudian bola
raksasa ini meledak sehingga seluruh materi mengembang karena pengaruh energi ledakan yang
sangat besar. Kata "ratq" yang di Surat Al-Anbiya 30 diterjemahkan sebagai "suatu yang padu"
digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan
"Kami pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa
sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq".
Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang
diungkapkan dengan menggunakan kata ini. Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan
pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq".
Keduanya lalu terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahaptahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam
semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah
diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik

tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya
untuk "fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan
keseluruhan alam semesta terbentuk. Perhatikan juga kalimat : "Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup" Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel
satu pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu indikasi
adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah satu kebenaran ayat
Al Quran. Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah,
akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh
menarik lagi, penemuan-penemuan ini baru terjadi di abad ke-20. Sedangkan Al-Quran
diwahyukan 1400 tahun yang lalu. PERHATIKAN JUGA FIRMAN ALLAH : Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
(Al Quran, 51:47) Menurut Al Quran langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan
yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini. Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta
telah mengembang secara terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan
menyamakan peristiwa mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang
ditiup. Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir. Pertama, penemuan Edwin
Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium California Mount
Wilson thn 1924. ketika Hubble mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop
raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang tersebut. Menurut
teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip yang bergerak yang menjauhi
tempat observasi cenderung mendekati warna merah. Pengamatan tersebut memberi kesimpualan
bahwa berbagai galaksi saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per
detik. Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa
alam bersifat dinamis. Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einstin yang menyimpulkan bahwa
alam semesta dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun pada
mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan formula
matematisnyanya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar statis, namun hal itu justru
menggambarkan bahwa alam itu dinamis. Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat
bahwa setelah ledakan dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di alam
semesta, radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan
Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya mendapat hadiah nobel dari penemuan tersebut
Penemuan ini semakin menguatkan bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.
Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai dengan
perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau
saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi
helium. Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang saling menjauh
itu, kurang lebih seragam di seluruh jagad raya. Ahli Fisika George Gamow menganalogikan
tentang efek perluasan tersebut sepeti sebuah balon yang menggembung. Kalau kita meniup
sebuah balon yang diberi bintik-bintik, maka seluruh bintik itu akan terlihat saling menjauh.
Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan alam semesta itu
bukan hanya sekedar teori, tetapi sudah menjadi keyakinan ilmiah para ilmuan. Oleh karena

itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32
kilometer/ detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa
alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.!!

Bukti Sains Dalam Al-Quran [1]


Sabtu, 5 September 2015 - 07:01 WIB

Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia menutupkan malam atas siang
dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan

ilustrasi Big Bang


Terkait

Peradaban Islam, Sains, dan Khilafah [2]

Sains Islam Bukan Mitos [2]

Empat Pendekatan Sains Islam

Kritik dan Perbaikan Pengajaran Sejarah Sains di Indonesia

Hidayatullah.comPernahkah Anda menonton serial TV Amerika berjudul Bones? Tokoh


utamanya, Temperance Brennan, adalah seorang peneliti bergelar doktor di Jeffersonian Institute,
penulis novel misteri bestseller, fasih berbicara setidaknya dalam 3 bahasa, serta seorang Atheis.
Temperance Brennan tidak percaya Tuhan karena dirinya selalu berpikir logis, hanya percaya
pada apa yang dilihat dan dirabanya, serta menganggap Alkitab adalah buku dongeng.
Tokoh ini adalah penggambaran kebanyakan orang Atheis di seluruh dunia. Begitu cerdasnya
mereka, hingga mereka tidak percaya akan adanya Tuhan karena Tuhan hanyalah sosok semu
yang tidak saintifik. Atau begitulah yang mereka pikirkan.
Bagi mereka yang menjadi Atheis, atau ada tanda-tanda ke arah sana karena ragu atas keabsahan
sebuah kitab suci, maka coba bacalah Al-Quran. Berikut adalah sebagian kecil tanda-tanda
kebesaran Allah lewat ayat-ayat Al-Quran yang dapat dibuktikan secara saintifik
Teori Big Bang
Ini adalah salah satu teori mengenai bagaimana alam semesta dibentuk, dan teori ini adalah yang
paling kredibel. Teori tersebut mengatakan bahwa alam semesta ini awalnya berasal dari satu
titik kecil dan karena adanya kepadatan material dan suhu tinggi, titik tersebut meledak dan
berkembang hingga 13,8 milyar tahun kemudian menjadi alam semesta yang kita tahu kini.
Bukti Dalam Al-Quran:



Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari
air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka juga tiada juga
beriman? [QS: Al-Anbiya (21) ayat 30]
Teori big bang pertama kali dicetuskan oleh seorang matematikawan Rusia Aleksandr Friedmann
dan astronomer Belgia Georges Lemaitre pada 1920-an dan dikembangkan oleh fisikawan
Amerika George Gamow dan kolega-koleganya pada tahun 1940-an. Kita semua tahu bahwa AlQuran telah ada jauh sebelum mereka semua dilahirkan.
Dari ayat yang sama, disebutkan bahwa air adalah sumber kehidupan. Diambil dari situs US

Geological Survey, pada beberapa spesies, tubuh mereka terdiri atas 90% air, sementara pada
tubuh manusia dewasa, 60% terdiri atas air. Otak dan jantung 73% air, paru-paru 83%, kulit
64%, otot dan ginjal 79%, bahkan tulang kita yang keras ini 31 persennya adalah air.
Pergerakan Bumi
Bumi bergerak dalam dua cara, rotasi dan revolusi. Bumi berputar pada porosnya dari arah barat
ke timur dalam periode 24 jam. Gerakan ini disebut rotasi bumi, dan menyebabkan terjadinya
siang dan malam. Harus dicatat bahwa bumi tidak berputar dalam keadaan tegak lurus, namun
agak sedikit condong. Bumi berputar mengelilingi matahari dengan kecondongan berubah-ubah,
di satu waktu bagian utara condong ke matahari, di waktu lainnya bagian selatan condong ke
matahari. Revolusi bumi ini berlangsung selama 365 hari. Pergerakan ini menyebabkan
terjadinya pergantian musim di bumi belahan utara dan selatan.
Bukti dalam Al-Quran:





Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia menutupkan malam atas
siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. [QS. Az-Zumar (39) ayat 5]

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar dalam garis edarnya. [QS: Al-Anbiya (21) ayat 33]
Kedua ayat di atas, serta masih banyak ayat lainnya, menjelaskan bahwa malam dan siang telah
diatur waktunya dengan pasti, bahwa bumi tidak diam namun bergerak dalam porosnya, serta
menyebutkan bahwa bumi dan bulan memiliki orbit, menjelaskan teori heliosentris yang
dipopulerkan Copernicus.

Teori Big Bang Dalam Al-Qur'an

Big Bang atau Ledakan Dahsyat/Dentuman Besar (dikenal juga dengan sebutan
Teori Dentuman Besar) adalah peristiwa yanyebabkan pembentukan alam semesta,
berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam
semesta. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1927.
Berdasarkan pemodelan ledakan tersebut, pada mulanya alam semesta dalam
keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus-menerus
hingga hari ini. Orang yang pertama kali memperkenalkan teori Big Bang adalah
Georges Lematre, seorang biarawan Roma Belgia, meski ia menyebutnya sebagai
hipotesis atom purba.

Kerangka model teori Big Bang bergantung pada teori Relativitas Umum Albert
Einstein dan beberapa perkiraan sederhana, seperti homogenitas dan isotropi
ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori Ledakan Dahsyat dirumuskan oleh
Alexander Friedmann.

Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya
satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi
diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan
membentuk alam semesta yang sekarang dengan cara pemisahan satu dengan
yang lain.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia
mengatakan bahwa jika alam semesta terbentuk melalui ledakan raksasa, maka
sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan itu haruslah ada di alam. Selain itu,
radiasi itu juga harus tersebar merata di semua penjuru alam semesta.
Bukti yang seharusnya ada itu pada akhirnya memang ditemukan. Pada tahun
1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan
gelombang itu tanpa sengaja. Radiasi tersebut, yang dinamakan radiasi latar
kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, tetapi meliputi
keseluruhan ruang angkasa, dan diketahui sebagai sisa radiasi peninggalan dari
tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi Nobel untuk
penemuan mereka.
Kemudian, pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background
Explorer (COBE) ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar
kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz
dan Wilson. COBE menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal
pembentukan alam semesta, dan penemuan itu dinyatakan sebagai penemuan
astronomi terbesar sepanjang masa, yang juga membuktikan kebenaran teori Big
Bang.

Bukti penting lain untuk Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang
angkasa. Dalam banyak penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di
alam semesta sesuai dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Apabila alam semesta tidak memiliki permulaan,
dan jika ia telah ada sejak dahulu kala, maka unsur hidrogen itu seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Berdasarkan pengukuran terbaik pada tahun 2009, keadaan awal alam semesta
bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian dijadikan rujukan sebagai
waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori itu telah memberikan penjelasan paling
lengkap dan akurat, yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Segala bukti meyakinkan di atas menyebabkan teori Big Bang diterima oleh semua
masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu
pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.

Didalam Al-Qur'an
Sebelum saya menjelaskannya, Sebaiknya anda membaca ayat berikut:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman? (QS Al-Anbiya : 30)
Kemudian kita pahami teori Big Bang (Dentuman Besar )

Seluruh materi dan energi dalam alam semesta pernah bersatu membentuk
sebuah bola raksasa. Kemudian bola raksasa ini meledak sehingga seluruh materi
mengembang karena pengaruh energi ledakan yang sangat besar.
Kata ratq yang di Surat Al-Anbiya 30 diterjemahkan sebagai suatu yang padu
digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan.
Ungkapan Kami pisahkan antara keduanya adalah terjemahan kata Arab fataqa,
dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan
atau pemecahan struktur dari ratq. Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari
dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan

kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut,
langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat fatq. Keduanya lalu terpisah
(fataqa) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal
peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di
alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk langit dan bumi yang saat itu
belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada
keadaan ratq ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga
menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk fataqa (terpisah), dan
dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam
semesta terbentuk.
Perhatikan juga kalimat : Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup
Kemudian ternyata benar segala yang bernyawa, termasuk tumbuhan bersel satu
pasti mengandung air dan juga membutuhkan air. Keberadaan air adalah satu
indikasi adanya kehidupan di suatu planet. Tanpa air, mustahil ada kehidupan. Inilah
satu kebenaran ayat Al Quran.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah,
akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang
sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini baru terjadi di abad ke-20.
Sedangkan Al-Quran diwahyukan 1400 tahun yang lalu.
PERHATIKAN JUGA FIRMAN ALLAH

Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya. (adz-dzariyat:47)

Menurut Al Quran langit diluaskan/mengembang. Dan inilah kesimpulan yang


dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara terusmenerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa
mengembangnya alam semesta dengan permukaan alon yang sedang ditiup.

Teori Big Bang didukung oleh beberapa penemuan mutakhir. Pertama, penemuan
Edwin Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika Serikat di observatorium
California Mount Wilson thn 1924. ketika Hubble mengamati bintang-bintang
diangkasa Melalui teleskop raksasanya, ia mendapati spectrum cahaya merah
diujung bintang-bintang tersebut.
Menurut teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip yang
bergerak yang menjauhi tempat observasi cenderung mendekati warna merah.
Pengamatan tersebut memberi kesimpualan bahwa berbagai galaksi saling menjauh
dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik. Hal ini berarti bahwa
alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau dikatakan bahwa alam bersifat
dinamis.
Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einsten yang menyimpulkan bahwa alam
semesta dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang. Meskipun
pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu mengembangkan
formula matematisnyanya dan berusaha melukiskan bahwa alam benar-benar
statis, namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam itu dinamis.
Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat bahwa setelah ledakan
dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di alam semesta,
radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan oleh Arno Penzias dan
Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya mendapat hadiah nobel dari penemuan
tersebut Penemuan ini semakin menguatkan bahwa alam semesta terbentuk dari
sebuah ledakan dahsyat.
Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang sesuai
dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa dari ledakan
dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka hydrogen di alam
semesta telah habis berubah menjadi helium.
Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang saling

menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh jagad raya. Ahli Fisika George Gamow
menganalogikan tentang efek perluasan tersebut sepeti sebuah balon yang
menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon yang diberi bintik-bintik, maka
seluruh bintik itu akan terlihat saling menjauh.
Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan alam
semesta itu bukan hanya sekedar teori, tetapi sudah menjadi keyakinan ilmiah
para ilmuan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa galaksi-galaksi saling menjauh
dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/ detik untuk setiap jarak satu juta tahun
cahaya, maka dapatlah diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan
proses Big Bang antara 15-20 milyar tahun yang lalu.

Sungguh Maha Besar Allah Dengan Segala Firmanya.

In 1916, Albert Einstein formulated his General Theory of Relativity that indicated that
the universe must be either expanding or contracting. Confirmation of the expandinguniverse theory finally came in 1929 in the hands of the well known American
astronomer Edwin Hubble.
By observing redshifts[2] in the light wavelengths emitted by galaxies, Hubble found that
galaxies were not fixed in their position; instead, they were actually moving away from
us with speeds proportional to their distance from earth (Hubble's Law). The only
explanation for this observation was that the universe had to be expanding. Hubbles
discovery is regarded as one of the greatest in the history of astronomy. In 1929, he
published the velocity-time relation which is the basis of modern cosmology. In the years
to come, with further observations, the expanding-universe theory was accepted by
scientists and astronomers alike.

With the Hooker Telescope, Hubble discovered that the galaxies were moving away us. Above
are photos of known galaxies. (Courtesy: NASA)

Yet, astonishingly well before telescopes were even invented and well before Hubble
published his Law, Prophet Muhammad used to recite a verse of the Quran to his
companions that ultimately stated that the universe is expanding.
And the heaven We created with might, and indeed We are (its) expander. (Quran
51:47)
At the time of the revelation of the Quran, the word space was not known, and people
used the word heaven to refer to what lies above the Earth. In the above verse, the
word heaven is referring to space and the known universe. The verse points out that
space, and thus the universe, happens to be expanding, just as Hubbles Law states.
That the Quran mentioned such a fact centuries before the invention of the first telescope,
at a time when there was primitive knowledge in science, is considered remarkable. This
is more so considering that, like many people in his time, Prophet Muhammad happened
to be illiterate and simply could not have been aware of such facts by himself. Could it
be that he had truly received divine revelation from the Creator and Originator of the
universe?

The Big Bang Theory


Soon after Hubble published his theory, he went on to discover that not only were
galaxies moving away from the Earth, but were also moving away from one another.
This meant that the universe happened to be expanding in every direction, in the same
way a balloon expands when filled with air. Hubbles new findings placed the
foundations for the Big Bang theory.
The Big Bang theory states that around 12-15 billion years ago the universe came into
existence from one single extremely hot and dense point, and that something triggered the
explosion of this point that brought about the beginning of the universe. The universe,
since then, has been expanding from this single point.
Later, in 1965, radio astronomers Arno Penzias and Robert Wilson made a Noble Prize
winning discovery that confirmed the Bing Bang theory. Prior to their discovery, the
theory implied that if the single point from which the universe came into existence was
initially extremely hot, then remnants of this heat should be found. This remnant heat is
exactly what Penzias and Wilson found. In 1965, Penzias and Wilson discovered a 2.725
degree Kelvin Cosmic Microwave Background Radiation (CMB) that spreads through the

universe. Thus, it was understood that the radiation found was a remnant of the initial
stages of the Big Bang. Presently, the Big Bang theory is accepted by the vast majority
of scientists and astronomers.

A microwave map of the leftover from the Big Bang that gave birth to the universe. (Courtesy:
NASA)

It is mentioned in the Quran:


He (God) is the Originator of the heavens and the earth (Quran 6:101)
Is not He who created the heavens and the earth Able to create the likes of them? Yes;
and He is the Knowing Creator. His command is only when He intends a thing that He
says to it, Be, and it is. (Quran 36:81-82)
The above verses prove that the universe had a beginning, that God was behind its
creation, and all that God needs to do inorder to create is to say Be, and it is. Could
this be an explanation as to what triggered off the explosion that brought about the
beginning of the universe?
The Quran also mentions:
Have those who disbelieved not considered that the heavens and the earth were a joined
entity, then We separated them, and made from water every living thing? Then will they
not believe? (Quran 21:30)

Muslim scholars who have explained the previous verse mention that the heavens and
earth were once one, and then God caused them to separate and form into the seven
heavens and Earth. Yet, due to the limitations of science and technology at the time of
the revelation of the Quran (and for centuries to follow), no scholar was able to give
much detail about how exactly the heavens and earth were created. What the scholars
could explain was the precise meaning of each word in Arabic in the verse, as well as the
overall meaning of the verse.
In the previous verse, the Arabic words ratq and fataq are used. The word ratq can be
translated into entity sewn to joined together or closed up. The meaning of
these translations all circulate around something that is mixed and that has a separate and
distinct existence. The verb fataq is translated into We unstitched We clove them
asunder We separated or We have opened them. These meanings imply that
something comes into being by an action of splitting or tearing apart. The sprouting of a
seed from the soil is a good example of a similar illustration of the meaning of the verb
fataq.
With the introduction of the Big Bang theory, it soon became clear to Muslim scholars
that the details mentioned with regards to the theory go identically hand in hand with the
description of the creation of the universe in verse 30 of chapter 21 of the Quran. The
theory states that all the matter in the universe came into existence from one single
extremely hot and dense point; that exploded and brought about the beginning of the
universe, matches what is mentioned in the verse that the heaven and Earth (thus the
universe) where once joined together, and then split apart. Once again, the only possible
explanation is that Prophet Muhammad had truly received divine revelation from God,
The Creator and Originator of the universe.

Subhanallah, Inilah Mukjizat Alquran tentang Pemisahan


Langit dan Bumi
Red: Heri Ruslan
www.bbc.co.uk

Ledakan kemungkinan terjadi 520 juta tahun setelah Big Bang

REPUBLIKA.CO.ID, ''Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya


langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?" (QS Al-Anbiya [21]:30)
Menurut Harun Yahya, kata "ratq" yang diterjemahkan sebagai "suatu yang padu" digunakan
untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan "Kami
pisahkan antara keduanya" adalah terjemahan kata Arab "fataqa", dan bermakna bahwa sesuatu
muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari "ratq".
Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang
diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Peristiwa Big Bang, kata Harun Yahya, mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat
raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun
sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya,
namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh
masyarakat ilmiah.
Menurut Wikipedia, ledakan dahsyat atau dentuman besar (Big Bang) merupakan sebuah
peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi

mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.


Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan
padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun
2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu
menjadi rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan
penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah beserta
pengamatan.
''Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini,'' ungkap Harun Yahya. Dalam
ayat tersebut, kata dia, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat "fatq". Keduanya lalu
terpisah ("fataqa") satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal
peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk "langit dan bumi" yang saat itu belumlah diciptakan,
juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan "ratq" ini. Titik tunggal ini
meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk
"fataqa" (terpisah), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan
alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, papar Harun
Yahya, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh
menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20. Maha Benar Allah
SWT dengan Segala FirmanNya.

Anda mungkin juga menyukai