Disebelah utara kota Kudus dengan jarak 18 km, terdapat desa bernama Colo. Desa Colo ini
terletak dilereng bukit Muria, yakni salah satu bukit dari beberapa puncak di Gunung Muriayang
tingginya 1600 meter lebih. Diatas bukit Muria itulah letaknya makam Raden Umar Sa’id atau yang
lebih kita kenal dengan nama Sunan Muria.
Makam Sunan Muria, sampai sekarang masih ramai dikunjungi para wisatawan lokal maupun
nonlokal. Adapun tradisi serta mitos yang berkembang dimasyarakat Colo mengenai Sunan Muria
merupakan suatu hal yang wajar. Setiap wilayah tentu saja memiliki tradisi-tradisi tertentu yang
menjadi ciri khas daerah tersebut.
Pada makalah kali ini, saya akan menjelaskan mengenai fenomena kebudayaan masyarakat
Colo sendiri yakni menyangkut beberapa tradisi dan mitos yang berkembang di masyarakat. Semoga
makalah ini, bermanfaat untuk kita semua.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja fakta dan legenda mengenai Sunan Muria?
2. Bagaimana makna simbolik dan spirit ketokohan Sunan Muria ?
3. Apa saja Tradisi dan Mitos yang berkembang di masyarakat?
PEMBAHASAN
A. Sunan Muria, antara Fakta dan Legenda
Umar Hasyim menyatakan bahwa diantara sejarah pari Walisongo ditanah jawa, tokoh Sunan
Muria adalah yang termasuk sedikit bahan-bahan cerita yang berhubungan dengan riwayat hidupnya,
meskipun tidak seberapa tebal, namun menurut pengalaman Umar Hasyim selama meneliti beberapa
tokoh Walisongo, penelitian terhadap Sunan Muria termasuk yang paling berat dan lama
penggarapannya. Dalam pengumpulan sumber tertulis yang memuat kisah Sunan Muria yang dilakukan
selama 2 setengah tahun, Umar Hasyim dalam pengakuannya merasa apa yang dilakukan juga masih
sebagai penelitian rintisan untuk dikembangkan oleh peneliti lain. Hal ini disebabkan sumber yang
terbatas, dan dari sumber tersebut banyak kontroversi dan kontradiksi mengenai silsilah dan keturunan
Sunan Muria sehingga sukar untuk melakukan kompromi. [1]
Didalam bukunya, Umar Hasyim kemudian memberi kesimpulanbahwa:
1. Sunan Muria adalah putera Sunan Kalijaga.
2. Dengan sunan Kudus, Sunan Muria adalah iparnya.
3. Dengan Sunan Giri, Sunan Muria adalah keponakannya, (jadi, Sunan Giri adalah pak Ciliknya Sunan
Muria).
4. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah Pak Dhe ataupun paman (tiri)nya Sunan Muria, karena kedua
wali diatas itu kakaknya Siti Muthmainnah ( Ibu Tirinya Sunan Muria).
5. Dengan demikian, maka Sunan Ampel adalah kakek (tiri) nya Sunan Muria, karena Sunan Bonang,
Sunan Drajad dan Siti Muthmainnah itu putranya Sunan Ampel.
6. Sunan Ngudung adalah mertua Sunan Muria karena Dewi Sujinah, istri dari Sunan Muria adalah Puteri
dari Sunan Ngudung.
7. Sunan Gunung Jati juga Pak Dhe (tiri) nya Sunan Muria, karena dengan istri Maulana Is-haq yang lain
(Puterinya Bathoro Katong Adipati Kediri), Maulana Is-haq mempunyai tiga putra antara lain Sunan
Gunung Jati.[2]
[8]Widi, Muryono, Napak Jejak Pemikiran Sunan Muria, LPS Fikro: Kudus, 2014. Hlm 30-33
[9]Ibid. Hlm 32-33
[10]Ibid. Hlm 115
[11] Ibid Hlm 41-42
[12] Ibid. Hlm 52-56
[13] Ibid Hlm 59-62
[14]Dadang, kahmad, Sosiologi Agama, PT Remaja Rosdakarya: Bandung, 2002. Hlm 106
[15]Ibid. Hlm 112
[16]Djoko, Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, Bumi Aksara: Jakarta, 1994. Hlm 36