Anda di halaman 1dari 7

FISIKA

PROSES TERJADINYA PELANGI

1. Ayu Amelina (05)


2. Devi Permatasari (09)
3. Dimas Aji Jaya (10)
4. Intan Maghfiroh (16)
5. Joevani Michel (20)

SMA Negeri 1 Glagah


Proses Terjadinya Pelangi
Pelangi adalah salah satu fenomena optik yang terjadi secara alamiah dalam
atmosfir bumi. Dalam fisika, warna-warna lazim diidentifikasikan dari panjang gelombang.
Misalnya, warna merah memiliki panjang gelombang sekitar 625 740 nm, dan biru sekitar
435 500 nm. Kumpulan warna-warna yang dinyatakan dalam panjang gelombang (biasa
disimbolkan dengan ) ini disebut spektrum warna. Warna-warna ini adalah komponen dari
cahaya putih yang disebut cahaya tampak (visible light) atau gelombang tampak. Komponen
lainnya adalah cahaya yang tidak tampak (invisible light), seperti inframerah (di sebelah
kanan warna merah) dan ultraviolet (di sebelah kiri jingga). Sinar putih yang biasa kita lihat
(disebut juga cahaya tampak atau visible light) terdiri dari semua komponen warna dalam
spektrum di atas. Tentu saja ada komponen lain yang tidak terlihat, disebut invisible light.
Alat paling sederhana yang sering dipakai untuk menguraikan warna putih adalah
prisma kaca. Sebuah prisma kaca menguraikan cahaya putih yang datang menjadi
komponen-komponen cahayanya. Di alam ini tidak hanya prisma yang bisa menguraikan
cahaya. Selain itu. tetesan air dari air hujan adalah salah satu contoh benda yang tersedia di
alam yang bisa menguraikan cahaya putih. Ketika seberkas cahaya putih mengenai setetes
air, tetesan air ini berprilaku seperti prisma. Dia menguraikan sinar putih tadi sehingga
terciptalah warna-warna pelangi. Setetes air berprilaku seperti prisma ketika menerima
seberkas cahaya putih. Cahaya tersebut sebagian dipantulkan ke arah pengamat, sebagian
lagi diteruskan. Warna dalam pelangi seperti blok-blok yang lebar dikarenakan kita hanya
melihat satu warna untuk satu tetesan air. Cahaya matahari yang diuraikan oleh tetesan air
A hanya sampai ke mata kita pada panjang gelombang warna merah. Sementara itu,
tetesan air B memberikan panjang gelombang warna ungu. Tetesan-tetesan air di antaranya
memberikan masing-masing satu panjang gelombang pada mata kita. Sehingga pada
akhirnya si pengamat melihat pelangi dengan warna yang lengkap.
Kita hanya bisa melihat pelangi maksimal setengah lingkaran. Untuk melihat pelangi
utuh satu lingkaran, maka kita harus berdiri di tempat yang lebih tinggi.
Ini adalah benar bahwa pelangi berbentuk lingkaran, bukan parabola seperti anggapan
beberapa orang. Di tanah, kita hanya melihat maksimal pelangi setengah lingkaran. Kalau
kita berdiri di atas hujan, misalnya di pesawat terbang, maka kita bisa melihat pelangi satu
lingkaran utuh. Ini semua disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian warna.
Dengan geometri optik ini juga kita bisa menjelaskan garis lurus yang melewati mata kita
dan matahari juga melewati titik pusat lingkaran pelangi. Karena pelangi tercipta melibatkan
jarak pengamat dengan tetesan air, maka pelangi selalu bergerak mengikuti pergerakan
pengamat. Ini membuat jarak kita dengan pelangi konstan (sama), dengan kata lain kita
tidak pernah bisa mendekati pelangi. Pelangi terbentuk karena pembiasan sinar
matahari oleh tetesan air yang ada di atmosfir. Ketika sinar matahari melalui tetesan
air, cahaya tersebut dibengkokkan sedemikian rupa sehingga membuat warna-warna
yang ada pada cahaya tersebut terpisah. Tiap warna dibelokkan pada sudut yang
berbeda, dan warna merah adalah warna yang paling terakhir dibengkokkan,
sedangkan ungu adalah yang paling pertama.

Berawal dari cahaya matahari, cahaya matahari adalah cahaya yang terdiri dari
beberapa warna atau sering disebut polikromatik. Cahaya yang bisa ditangkap oleh mata
manusia dengan tanpa alat bantu hanya 7 warna yaitu warna merah, jingga, kuning, nila,
dan ungu. Warna-warna tersebut disebut juga dengan cahaya tampak.
Dalam pelajaran Fisika, cahaya tampak termasuk gelombang elektromagnetik
yang terjadi akibat adanya medan magnet dan medan listrik. Panjang gelombang cahaya
tampak berbeda-beda mulai dari 4.000 sampai 7.000 dan juga memiliki frekuensi 4,3 x
1014 Hz sampai 7,5 x 1014 Hz. Cahaya merah adalah bagian dari Spektrum cahaya
tampak yang memiliki frekuensi paling rendah atau panjang gelombang paling panjang bila
dibandingkan dengan cahaya tampak lainnya. Dan cahaya ungu memiliki frekuensi paling
tinggi dan panjang gelombang paling pendek. Sehingga antara warna merah dan ungu tidak
saling bertemu, warna merah berada di paling ujung pada pelangi dan warna ungu berada di
paling bawah pada pelangi.

Penguraian cahaya oleh tetesan air hujan

Penguraian cahaya oleh tetesan Prisma kaca


Jenis-Jenis Pelangi
1. Classic Rainbows
Pelangi Alam terdiri dari enam warna: merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu.
Intensitas warna masing-masingnya tergantung berbagai kondisi atmosfer dan waktu.

2. Circular Rainbows
Pelangi ini benar-benar terlihat seperti busur lingkaran sempurna (dengan radius tepat 42
derajat, menurut Descrates)

3. Secondary Rainbows
Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi sekunder biasanya tipis dan redup daripada
pelangi primer. Pelangi sekunder terkenal dengan karakteristik tertentu, spektrum
ditampilkan dalam urutan terbalik dari sebuah pelangi primer.
4. Red Rainbows
Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau senja ketika ketebalan filter atmosfir bumi
menjadi biru, terlihat lebih merah atau seperti tetesan cahaya oranye mencerminkan dan
membiaskan air. Hasilnya adalah pelangi dengan spektrum ujung merah.

5. Sundogs
Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari musim dingin yang cerah, sundogs terjadi
ketika matahari bersinar melalui kristal es yang tinggi di atmosfer. Sundogs berwarna merah
di bagian dalam dan ungu di bagian luar dengan sisa spektrum ramai di antaranya. Semakin
tebal konsentrasi kristal es di udara, semakin tebal pula strukturnya.

6. Fogbows
Fogbows lebih jarang terlihat daripada pelangi biasa, karena parameter tertentu yang harus
disesuaikan untuk menciptakan mereka. Misalnya, sumber cahaya harus berada di belakang
pengamat dan membumi. Juga, kabut di belakang pengamat harus sangat tipis sehingga
sinar matahari yang dapat bersinar melalui kabut tebal di depan.
7. Waterfall Rainbows
Kabut air terjun bercampur ke dalam aliran udara konstan atmosfer terus menerus, terlepas
dari cuaca. Hal ini membuat sebuah foto air terjun yang sangat baik untuk pelangi.

8. Fire Rainbows
Pelangi ini bukan terbuat dari api, nama untuk efek optik yang indah ini adalah
circumhorizontal arc. Fenomena ini hanya dapat dilihat dalam kondisi spesifik tertentu:
awan cirrus, yang bertindak seperti prisma harus setidaknya berada di ketinggian 20.000
kaki dan matahari harus menyorot ketika mereka berada di ketinggian 58-68 derajat.
Rainbow Fire tidak pernah terlihat di lokasi lebih dari 55 derajat utara atau selatan.
9. Moonbows
Moonbows adalah mitra untuk pelangi lunar. Mereka juga jauh lebih sulit dilihat karena
badai hujan harus berlalu dan, idealnya, bulan purnama yang terang tidak terhalang oleh
awan.

Anda mungkin juga menyukai