pada tahun 1940. Namun, teori ini dianggap belum sempurna, sehingga pada tahun
1950 disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper , Subrahmanyan Chandrasekhar dan lain-lain.
Pada teori ini menjelaskan bahwa tata surya berasal dari gas dan kumpulan debu-debu
yang berada di luar angkasa sehingga dikenal dengan sebutan Teori Awan Debu (The
Dust Cloud Theory).
Awan debu atau disebut sebagai dukhan yang berasal dari ledakan terdiri atas hidrogen.
Hidrogen ini merupakan unsur pertama yang terbentuk saat awan debu berkondensasi
sambil berputar dan menjadi padat. Saat dukhan mencapai temperatur 20 derajat
celcius, helium yang berasal dari reaksi inti mulai terbentuk dan berubah menjadi atom
helium. Sedangkan sebagian dari helium yang lain berubah menjadi energi dalam bentuk
pancaran sinar infra red. Perubahan wujud dari hidrogen mengikuti suatu rumus
perubahan energi yaitu E = mc2 yang dikemukakan oleh Albert Einstein, sehingga
didapatkan hasil bahwa besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa dari
atom hidrogen yang mengalami perubahan.
Para peneliti menganggap bahwa alam semesta terbentuk pertama kali akibat dari adanya ledakan
besar pada 13,7 milyar tahun yang lalu. Ledakan ini dikenal dengan sebutan big bang. Dukhan atau
awan debu dalam ledakan tersebut mengandung hidrogen yang berasal dari proses kondensasi
dukhan. Saat suhu Dukhan sudah mencapai angka 20 derajat, reaksi inti membentuk helium. Helium
adalah reaksi inti dari sebagian atom hidrogen.