Disusun Oleh:
Anisa Tabriz Gisa Zahrani (A610200012)
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
I. TUJUAN
1. Mampu menganalisis hujan wilayah menggunakan metode Aritmatik/
Aljabar
2. Mampu menganalisis hujan wilayah menggunakan metode Isohyet
Dari data pada tabel di atas, maka dapat diperoleh hujan rata-rata sebagai
berikut:
𝑷𝟏+𝑷𝟐+𝑷𝟑+𝑷𝟒+𝑷𝟓+𝑷𝟔+𝑷𝟕+𝑷𝟖+𝑷𝟗
P =
𝒏
𝟕𝟎+𝟐𝟓+𝟒𝟎+𝟓𝟎+𝟒𝟓+𝟓𝟓+𝟔𝟓+𝟖𝟎+𝟑𝟓
=
𝟗
𝟒𝟔𝟓
=
𝟗
P = 51,66 mm
Jadi, dapat diketahui hujan rata-rata wilayah pada peta dasar yang dihitung
menggunakan metode aritmatik sebesar 51,66 mm.
2. Metode Isohyet
Diketahui:
Tabel 1. Data curah hujan di stasiun A - I
Stasiun Curah Hujan (mm)
A 70
B 25
C 40
D 50
E 45
F 55
G 65
H 80
I 35
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hujan rata-rata wilayah
menggunakan metode Isohyet:
Keterangan:
P = Hujan rata-rata
Daerah I
Diketahui:
- Jumlah kotak : 10
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (10 x 1cm2) x (150.000)2
= 10cm2 x 22.500.000.000cm2
= 225.000.000.000cm2
= 22,5 km2
Daerah II
Diketahui:
- Jumlah kotak : 30
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (30 x 1cm2) x (150.000)2
= 30cm2 x 22.500.000.000cm2
= 675.000.000.000cm2
= 67,5 km2
Daerah III
Diketahui:
- Jumlah kotak : 27
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (27 x 1cm2) x (150.000)2
= 27cm2 x 22.500.000.000cm2
= 607.500.000.000cm2
= 60,75 km2
Daerah IV
Diketahui:
- Jumlah kotak : 40
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (40 x 1cm2) x (150.000)2
= 40cm2 x 22.500.000.000cm2
= 900000000000cm2
= 90 km2
Daerah V
Diketahui:
- Jumlah kotak : 60
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (60 x 1cm2) x (150.000)2
= 60cm2 x 22.500.000.000cm2
= 1.350.000.000.000cm2
= 135 km2
Daerah VI
Diketahui:
- Jumlah kotak : 54
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (54 x 1cm2) x (150.000)2
= 54cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 1.215.000.000.000 cm2
= 121,5 km2
Daerah VII
Diketahui:
- Jumlah kotak : 43
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (43 x 1cm2) x (150.000)2
= 43cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 967.500.000.000 cm2
= 96,75 km2
Daerah VIII
Diketahui:
- Jumlah kotak : 34
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (34 x 1cm2) x (150.000)2
= 34 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 765.000.000.000 cm2
= 76,5 km2
Daerah IX
Diketahui:
- Jumlah kotak : 21
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (21 x 1cm2) x (150.000)2
= 21 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 472.500.000.000cm2
= 47,25 km2
Daerah X
Diketahui:
- Jumlah kotak : 11
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (11 x 1cm2) x (150.000)2
= 11 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 247.500.000.000 cm2
= 24,75 km2
Daerah XI
Diketahui:
- Jumlah kotak :3
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (3 x 1cm2) x (150.000)2
= 3 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 67500000000cm2
= 6,75 cm2
Setelah melakukan perhitungan luasan antara 2 isohyet dan sudah
diketahui hasilnya, berikutnya adalah menghitung rerata dari 2 Isohyet.
Keterangan
Daerah I
I1+I2
Rerata dari 2 Isohyet =
2
25+30
=
2
= 27, 5 km2
Daerah II
I2+I3
Rerata dari 2 Isohyet =
2
30+35
=
2
= 32, 5 km2
Daerah III
I3+I4
Rerata dari 2 Isohyet =
2
35+40
=
2
= 37, 5 km2
Daerah IV
I4+I5
Rerata dari 2 Isohyet =
2
40+45
=
2
= 42, 5 km2
Daerah V
I5+I6
Rerata dari 2 Isohyet =
2
45+50
=
2
= 47, 5 km2
Daerah VI
I6+I7
Rerata dari 2 Isohyet =
2
50+55
=
2
= 52, 5 km2
Daerah VII
I7+I8
Rerata dari 2 Isohyet =
2
55+60
=
2
= 57, 5 km2
Daerah VIII
I8+I9
Rerata dari 2 Isohyet =
2
60+65
=
2
= 62, 5 km2
Daerah IX
I9+I10
Rerata dari 2 Isohyet =
2
65+70
=
2
= 67, 5 km2
Daerah X
I10+I11
Rerata dari 2 Isohyet =
2
70+75
=
2
= 72, 5 km2
Daerah XI
I11+I12
Rerata dari 2 Isohyet =
2
75+80
=
2
= 77, 5 km2
𝟑𝟕.𝟓𝟓𝟖,𝟏𝟐𝟓
=
𝟕𝟒𝟗,𝟐𝟓
= 50,127 mm
Jadi, dapat diketahui hujan rata rata wilayah pada peta dasar sebesar 50,127
mm.
B. PEMBAHASAN
A. Metode Aritmatik
Untuk menganalisis hujan rata-rata suatu wilayah dengan metode
aritmatik, saya menggunakan peta dasar wilayah Daerah Aliran Sungai
yang didalamnya tersebar 9 stasiun , yaitu dari stasiun A sampai I. Stasiun
A memiliki curah hujan 70 mm, stasiun B = 25 mm, stasiun C = 40 mm,
stasiun D= 50 mm, stasiun E = 45 mm, stasiun F = 55 mm, stasiun G = 65
mm, stasiun H = 80 mm, dan stasiun I = 35 mm. Dari data curah hujan di
masing-masing stasiun tersebut, saya hitung hujan rata-rata pada peta dasar
wilayah Daerah Aliran Sungai dengan menggunakan metode Aritmatik
dengan rumus yang sudah saya jelaskan di atas. Seluruh nilai curah hujan
pada masing-masing stasiun dijumlahkan, kemudian hasilnya dibagi oleh
jumlah stasiun yaitu 9. Dari perhitungan tersebut, dihasilkan rata rata hujan
wilayah sebesar 51,66 mm. Metode aritmatik ini merupakan metode yang
paling mudah dan sederhana untuk menghitung hujan rata-rata pada suatu
daerah.
Gambar 3. Peta dasar yang sudah dibuat interpolasi dan garis isohyet
Gambar 4. Gambar akhir peta dasar yang dianalisis dengan metode Isohyet
VI. KESIMPULAN
Curah hujan wilayah adalah curah hujan yang pengukurannya
dilakukan di suatu wilayah tertentu. Analisis data hujan digunakan untuk
mendapatkan besaran curah hujan. Dalam menganalisis hujan rata-rata
wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), terdapat 3 metode yang digunakan yaitu
Aritmatik (aljabar), Isohyet, dan Poligon Thiessen. Metode aritmatik
merupakan metode yang paling sederhana untuk menghitung nilai hujan rata-
rata di sautu wilayah Alat ukur nya tersebar merata dan penyebaran hujan
relatif merata pada seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS). Metode Isohyet
merupakana garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan
yang sama. Metode Isohyet baik digunakan di daerah datar maupun
pegunungan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung hujan rata-rata
dengan metode aritmatik yaitu a) Plot seluruh lokasi stasiun di sekitar Daerah
Aliran Sungai yang akan ditentukan curah hujannya, b) Hitung berapa banyak
stasiun yang terdapat dalam DAS tersebut, c) Jumlahkan tinggi hujan pada
seluruh stasiun, d) Jumlah total tinggi hujan kemudian dibagi dengan
banyaknya stasiun. Sedangkan untuk metode Isohyet, langkah-langkah yang
dilakukan untuk menganalisis hujan wilayah yaitu a) Plot seluruh stasiun
hujan yang berada di sekitar DAS dan besar kedalaman curah hujan, b) Dari
nilai kedalaman curah hujan yang berdampingan, buatlah interpolasi
pertambahan nilai yang ditetapkan, c) Gambar kurva dengan menghubungkan
titik-titik interpolasi pada kedalaman hujan yang sama, d) Ukur luas daerah
antara dua isohyet yang berurutan, dan kalikan dengan nilai rata-rata dari nilai
kedua garis isohyet, e) Jumlah perhitungan dari point d untuk seluruh garis
isohyet dibagi dengan luas daerah yang ditinjau.
Untuk menganalisis hujan rata-rata wilayah, digunakan peta dasar yang
didalamnya tersebar 9 stasiun dari stasiun A hingga I dengan kedalaman hujan
yang berbeda-beda. Setelah dilakukan analisis dan perhitungan dengan
menggunakan metode Aritmatik pada bab Hasil dan Pembahasan, dapat
diketahui bahwa hujan rata-rata wilayah pada peta dasar sebesar 51,66 mm,
dan dapat diketahui pula hujan rata-rata wilayah pada peta dasar dengan
metode Isohyet sebesar 50,127 mm. Terdapat sedikit perbedaan hasil antara
metode aritmatik dan isohyet, yaitu sebesar 1.53, namun perbedaan tersebut
bukanlah suatu masalah dan kedua metode tersebut dapat digunakan untuk
menganalisis hujan rata-rata suatu wilayah.