Anda di halaman 1dari 21

ACARA II

ANALISIS HUJAN WILAYAH MENGGUNAKAN


METODE ARITMATIK DAN ISOHYET

Disusun Oleh:
Anisa Tabriz Gisa Zahrani (A610200012)

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
I. TUJUAN
1. Mampu menganalisis hujan wilayah menggunakan metode Aritmatik/
Aljabar
2. Mampu menganalisis hujan wilayah menggunakan metode Isohyet

II. BAHAN DAN ALAT


1. Peta referensi Daerah Aliran Sungai
2. Alat tulis dan gambar

III. DASAR TEORI


Curah hujan wilayah adalah curah hujan yang pengukurannya
dilakukan di suatu wilayah tertentu. Curah hujan merupakan salah satu bagian
terpenting dalam Ilmu Geografi terutama hidrologi, hal tersebut dikarenakan
hujan berasal dari kondonesasi uap air yang jatuh ke permukaan bumi,
sehingga dalam menganalisis siklus hidrologi curah hujan selalu
diperhitungkan. Analisis data hujan digunakan untuk mendapatkan besaran
curah hujan. Perhitungan curah hujan diperlukan untuk menyusun suatu
rancangan pemanfaatan air dan pengendalian banjir.
Dalam menganalisis hujan rata-rata wilayah Daerah Aliran Sungai
(DAS), terdapat 3 metode yang digunakan yaitu Aritmatik (aljabar), Isohyet,
dan Poligon Thiessen. Metode aritmatik merupakan metode yang paling
sederhana untuk menghitung nilai hujan rata-rata di sautu wilayah. Hasil dari
perhitungan aritmatik akan memuaskan jika wilayah yang bersangkutan datar.
Alat ukur nya tersebar merata dan penyebaran hujan relatif merata pada
seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS). Keuntungan dari metode aritmatik
adalah penghitungan lebih objektif dibandingkan dengan metode Isohyet.
Selanjutnya, metode Isohyet merupakana garis yang menghubungkan titik-titik
dengan kedalaman hujan yang sama. Pada metode ini, hujan yang terjadi di
wilayah antara dua garis isohyet bersifat merata dan sama dengan nilai rata-
rata garis isohyet tersebut. Metode Isohyet baik digunakan di daerah datar
maupun pegunungan. Penyebaran stasiun curah hujan secara merata dan
banyak. Metode isohyet ini bermanfaat untuk curah hujan yang singkat, dan
merupakan metode yang paling teliti dalam menganalisis hujan.
IV. LANGKAH KERJA
Langkah-langkah dalam menganglisis hujan wilayah dengan metode Aritmatik
dan Isohyet adalah sebagai berikut:
1. Metode Aritmatik
a) Plot seluruh lokasi stasiun di sekitar Daerah Aliran Sungai yang
akan ditentukan hujan rata-ratanya.
b) Hitung berapa banyak stasiun yang terdapat dalam DAS tersebut.
c) Jumlahkan curah hujan pada seluruh stasiun.
d) Jumlah total curah hujan kemudian dibagi dengan banyaknya
stasiun.
2. Metode Isohyet
a) Plot seluruh stasiun hujan yang berada di sekitar DAS dan besar
kedalaman / curah hujan.
b) Dari nilai kedalaman curah hujan yang berdampingan, buatlah
interpolasi pertambahan nilai yang ditetapkan.
c) Gambar kurva dengan menghubungkan titik-titik interpolasi pada
kedalaman hujan yang sama.
d) Ukur luas daerah antara dua isohyet yang berurutan, dan kalikan
dengan nilai rata-rata dari nilai kedua garis isohyet.
e) Jumlah perhitungan dari point d untuk seluruh garis isohyet dibagi
dengan luas daerah yang ditinjau.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Metode Aritmatik
Diketahui:
Stasiun Curah Hujan (mm)
A 70
B 25
C 40
D 50
E 45
F 55
G 65
H 80
I 35

Rumus yang digunakan dalam menghitung hujan rata-rata menggunakan


metode aritmatik yaitu:
𝑷𝟏+𝑷𝟐+𝑷𝟑+𝑷𝟒+𝑷𝟓+⋯+𝑷𝒏
P =
𝒏
Keterangan:
P : Hujan rata-rata
Pi : Tinggi curah hujan d i setiap stasiun
n : Jumlah stasiun

Dari data pada tabel di atas, maka dapat diperoleh hujan rata-rata sebagai
berikut:

𝑷𝟏+𝑷𝟐+𝑷𝟑+𝑷𝟒+𝑷𝟓+𝑷𝟔+𝑷𝟕+𝑷𝟖+𝑷𝟗
P =
𝒏
𝟕𝟎+𝟐𝟓+𝟒𝟎+𝟓𝟎+𝟒𝟓+𝟓𝟓+𝟔𝟓+𝟖𝟎+𝟑𝟓
=
𝟗
𝟒𝟔𝟓
=
𝟗

P = 51,66 mm
Jadi, dapat diketahui hujan rata-rata wilayah pada peta dasar yang dihitung
menggunakan metode aritmatik sebesar 51,66 mm.

2. Metode Isohyet
Diketahui:
Tabel 1. Data curah hujan di stasiun A - I
Stasiun Curah Hujan (mm)
A 70
B 25
C 40
D 50
E 45
F 55
G 65
H 80
I 35
Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung hujan rata-rata wilayah
menggunakan metode Isohyet:

𝑰𝟏+𝑰𝟐 𝑰𝟐+𝑰𝟑 𝑰𝒏+𝑰𝒏+𝟏


𝑨𝟏 𝟐
+𝑨𝟐 𝟐 +⋯+𝑨𝒏 𝟐
P=
𝑨𝟏+𝑨𝟐+⋯+𝑨𝒏

Keterangan:

P = Hujan rata-rata

A = Luasan antara 2 Isohyet

I = Rerata antara 2 Isohyet

Dari peta di atas, dibuat kurva yang menghubungkan titk-titik interpolasi


pada kedalaman hujan yang sama. Setelah dihubungkan, terdapat 11 daerah yang
kemudian akan dihitung luasnya untuk menentukan luas antara 2 isohyet.
Berikut cara menghitung luas antara 2 isohyet:
 Rumus menghitung luasan antara 2 isohyet:
L = ( Jumlah kotak x Luas 1 kotak dalam cm2) x (Penyebut skala)2

 Daerah I

Diketahui:
- Jumlah kotak : 10
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (10 x 1cm2) x (150.000)2
= 10cm2 x 22.500.000.000cm2
= 225.000.000.000cm2
= 22,5 km2

 Daerah II
Diketahui:
- Jumlah kotak : 30
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (30 x 1cm2) x (150.000)2
= 30cm2 x 22.500.000.000cm2
= 675.000.000.000cm2
= 67,5 km2
 Daerah III
Diketahui:
- Jumlah kotak : 27
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (27 x 1cm2) x (150.000)2
= 27cm2 x 22.500.000.000cm2
= 607.500.000.000cm2
= 60,75 km2

 Daerah IV
Diketahui:
- Jumlah kotak : 40
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (40 x 1cm2) x (150.000)2
= 40cm2 x 22.500.000.000cm2
= 900000000000cm2
= 90 km2

 Daerah V
Diketahui:
- Jumlah kotak : 60
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000
Jawab:
L = (60 x 1cm2) x (150.000)2
= 60cm2 x 22.500.000.000cm2
= 1.350.000.000.000cm2
= 135 km2
 Daerah VI
Diketahui:
- Jumlah kotak : 54
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (54 x 1cm2) x (150.000)2
= 54cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 1.215.000.000.000 cm2
= 121,5 km2

 Daerah VII
Diketahui:
- Jumlah kotak : 43
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (43 x 1cm2) x (150.000)2
= 43cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 967.500.000.000 cm2
= 96,75 km2

 Daerah VIII
Diketahui:
- Jumlah kotak : 34
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (34 x 1cm2) x (150.000)2
= 34 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 765.000.000.000 cm2
= 76,5 km2
 Daerah IX
Diketahui:
- Jumlah kotak : 21
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (21 x 1cm2) x (150.000)2
= 21 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 472.500.000.000cm2
= 47,25 km2

 Daerah X
Diketahui:
- Jumlah kotak : 11
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (11 x 1cm2) x (150.000)2
= 11 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 247.500.000.000 cm2
= 24,75 km2

 Daerah XI
Diketahui:
- Jumlah kotak :3
- Luas 1 kotak dalam cm2 : 1 cm2 (1cm x 1cm)
- Penyebut skala : 150.000 cm
Jawab:
L = (3 x 1cm2) x (150.000)2
= 3 cm2 x 22.500.000.000 cm2
= 67500000000cm2
= 6,75 cm2
Setelah melakukan perhitungan luasan antara 2 isohyet dan sudah
diketahui hasilnya, berikutnya adalah menghitung rerata dari 2 Isohyet.

 Rumus menghitung rerata dari 2 Isohyet adalah sebagai berikut:


Rerata dari 2 Isohyet : In + In+1

Keterangan

In: Garis Isohyet

 Daerah I
I1+I2
Rerata dari 2 Isohyet =
2
25+30
=
2

= 27, 5 km2

 Daerah II
I2+I3
Rerata dari 2 Isohyet =
2
30+35
=
2

= 32, 5 km2

 Daerah III
I3+I4
Rerata dari 2 Isohyet =
2
35+40
=
2

= 37, 5 km2

 Daerah IV
I4+I5
Rerata dari 2 Isohyet =
2
40+45
=
2

= 42, 5 km2
 Daerah V
I5+I6
Rerata dari 2 Isohyet =
2
45+50
=
2

= 47, 5 km2

 Daerah VI
I6+I7
Rerata dari 2 Isohyet =
2
50+55
=
2

= 52, 5 km2

 Daerah VII
I7+I8
Rerata dari 2 Isohyet =
2
55+60
=
2

= 57, 5 km2

 Daerah VIII
I8+I9
Rerata dari 2 Isohyet =
2
60+65
=
2

= 62, 5 km2

 Daerah IX
I9+I10
Rerata dari 2 Isohyet =
2
65+70
=
2

= 67, 5 km2

 Daerah X
I10+I11
Rerata dari 2 Isohyet =
2
70+75
=
2

= 72, 5 km2

 Daerah XI
I11+I12
Rerata dari 2 Isohyet =
2
75+80
=
2

= 77, 5 km2

Setelah melakukan perhitungan Luasan antara 2 Isohyet dan Rerata


antara 2 Isohyet, berikutnya adalah mengalikan Luasan antara 2 Isohyet
dengan Rerata antar 2 Isohyet.

 Daerah I = Luasan x Rerata


= 22,5 km2 x 27,5 km2
= 618,75

 Daerah II = Luasan x Rerata


= 67,5 km2 x 32,5 km2
= 2.193,75

 Daerah III = Luasan x Rerata


= 60,75 km2 x 37,5 km2
= 2.278, 125

 Daerah IV = Luasan x Rerata


= 90 km2 x 42,5 km2
= 3.825
 Daerah V = Luasan x Rerata
= 135 km2 x 47,5 km2
= 6.412,5

 Daerah VI = Luasan x Rerata


= 121,5 km2 x 52,5 km2
= 6.378,75

 Daerah VII = Luasan x Rerata


= 96,75 km2 x 57,5 km2
= 5.563, 125

 Daerah VIII = Luasan x Rerata


= 76,5 km2 x 62,5 km2
= 4.781,25

 Daerah IX = Luasan x Rerata


= 47,25 km2 x 67,5 km2
= 3.189, 375

 Daerah X = Luasan x Rerata


= 24,75 km2 x 72,5 km2
= 1.794, 375

 Daerah XI = Luasan x Rerata


= 6,75 km2 x 77,5 km2
= 523,125

Setelah diketahui hasil dari Luasan antara 2 Isohyet, Rerata dari 2


Isohyet, dan Perkalian antara Luasan dan Rerata pada masing-masing
daerah, langkah selanjutnya adalah dibuat tabel untuk memudahkan dalam
menghitung Hujan rata-rata.
Tabel 2. Data untuk menghitung hujan rata-rata menggunakan metode
Isohyet

Daerah Isohyet Luasan Rerata dari Luasan x Rerata


antara 2 2 Isohyet,
Mm
Isohyet, km2
km2
25
I 30 22,5 27,5 618,75
II 35 67,5 32,5 2.193,75
III 40 60,75 37,5 2.278, 125
IV 45 90 42,5 3.825
V 50 135 47,5 6.412,5
VI 55 121,5 52,5 6.378,75
VII 60 96,75 57,5 5.563, 125
VIII 65 76,5 62,5 4.781,25
IX 70 47,25 67,5 3.189, 375
X 75 24,75 72,5 1.794, 375
XI 80 6,75 77,5 523,125
JUMLAH 749, 25 37.558,125

Dari tabel di atas, dapat diketahui nilai hujan rata-rata yang


perhitungannya sebagai berikut:

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐋𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐱 𝐑𝐞𝐫𝐚𝐭𝐚


P = atau P =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝟐 𝐈𝐬𝐨𝐡𝐲𝐞𝐭

𝟑𝟕.𝟓𝟓𝟖,𝟏𝟐𝟓
=
𝟕𝟒𝟗,𝟐𝟓

= 50,127 mm

Jadi, dapat diketahui hujan rata rata wilayah pada peta dasar sebesar 50,127
mm.
B. PEMBAHASAN
A. Metode Aritmatik
Untuk menganalisis hujan rata-rata suatu wilayah dengan metode
aritmatik, saya menggunakan peta dasar wilayah Daerah Aliran Sungai
yang didalamnya tersebar 9 stasiun , yaitu dari stasiun A sampai I. Stasiun
A memiliki curah hujan 70 mm, stasiun B = 25 mm, stasiun C = 40 mm,
stasiun D= 50 mm, stasiun E = 45 mm, stasiun F = 55 mm, stasiun G = 65
mm, stasiun H = 80 mm, dan stasiun I = 35 mm. Dari data curah hujan di
masing-masing stasiun tersebut, saya hitung hujan rata-rata pada peta dasar
wilayah Daerah Aliran Sungai dengan menggunakan metode Aritmatik
dengan rumus yang sudah saya jelaskan di atas. Seluruh nilai curah hujan
pada masing-masing stasiun dijumlahkan, kemudian hasilnya dibagi oleh
jumlah stasiun yaitu 9. Dari perhitungan tersebut, dihasilkan rata rata hujan
wilayah sebesar 51,66 mm. Metode aritmatik ini merupakan metode yang
paling mudah dan sederhana untuk menghitung hujan rata-rata pada suatu
daerah.

Gambar 1. Peta dasar wilayah Daerah Aliran Sungai


B. Metode Isohyet

Berdasarkan perhitungan dan analisis hujan rata-rata wilayah di peta


dasar menggunakan metode Isohyet, dapat diketahui bahwa dalam menghitung
hujan rata-rata terdapat beberapa langkah hingga akhirnya dapat diketahui
hasilnya. Data yang saya gunakan dalam melakukan perhitungan berasal dari
peta dasar wilayah DAS yang didalamnya tersebar 9 stasiun yaitu dari stasiun
A sampai I. Stasiun A memiliki curah hujan 70 mm, stasiun B = 25 mm,
stasiun C = 40 mm, stasiun D= 50 mm, stasiun E = 45 mm, stasiun F = 55
mm, stasiun G = 65 mm, stasiun H = 80 mm, dan stasiun I = 35 mm. Sebelum
membuat garis isohyet, saya menghubungkan garis antara satu stasiun ke
stasiun lain untuk memudahkan pembuatan garis isohyet seperti gambar
berikut:

Gambar 2. Peta dasar yang sudah dihubungkan garis tiap stasiun

Setelah semua titik stasiun di hubungkan, saya membuat interpolasi


pada masing-masing garis dengan interval 5 mm. Setelah ditambahkan
interpolasi, saya membuat garis isohyet dengan menghubungkan nilai
kedalaman hujan yang sama. Mislakan titik 25 di satu sisi dihubungkan
dengan titik 25 disisi lainnya, dan seterusnya. Berikut peta yang telah
dibuat interpolasi dan garis isohyetnya.

Gambar 3. Peta dasar yang sudah dibuat interpolasi dan garis isohyet

Berdasarkan peta yang telah saya gambar 12 garis isohyet, saya


mendapatkan 11 daerah yang dibutuhkan untuk menghitung hujan rata-rata.
Daerah I dengan kedalaman/curah hujan 30 mm, daerah II dengan
kedalaman/curah hujan 35 mm, daerah III dengan kedalaman/curah hujan 40
mm, daerah IV dengan kedalaman/curah hujan 45 mm, daerah V dengan
kedalaman/curah hujan 50 mm, daerah VI dengan kedalaman/curah hujan 55
mm, daerah VII dengan kedalaman/curah hujan 60 mm, daerah VIII dengan
kedalaman/curah hujan 65 mm, daerah IX dengan kedalaman/curah hujan 70
mm, daerah X dengan kedalaman/curah hujan 75 mm, dan daerah XI dengan
kedalaman/curah hujan 80 mm.
Setealah diketahui daerahnya, saya menghitung luas antara 2 Isohyet
pada masing-masing daerah dengan menggunakan metode grid yang sudah
dijelaskan rumusnya pada point hasil di atas. Berdasarkan perhitungan luas
antara 2 Isohyet, diketahui luas antara Isohyet 1 dan Isohyet 2 (Daerah I) =
22,5 km2, Isohyet 2 dan Isohyet 3 (Daerah II) = 67,5 km2, Isohyet 3 dan
Isohyet 4 (Daerah III) = 60,75 km2, Isohyet 4 dan Isohyet 5 (Daerah IV) =
90 km2, Isohyet 5 dan Isohyet 6 (Daerah V) = 135 km2, Isohyet 6 dan Isohyet
7 (Daerah VI) = 121,5 km2, Isohyet 7 dan Isohyet 8 (Daerah VII) = 96,75
km2, Isohyet 8 dan Isohyet 9 (Daerah VIII) = 76,5 km2, Isohyet 9 dan Isohyet
10 (Daerah IX) = 47,25 km2, Isohyet 10 dan Isohyet 11 (Daerah X ) = 247,5
km2, dan luas antara Isohyet 11 dan Isohyet 12 (Daerah XI) = 6,75 km2.
Total dari seluruh luasan antara 2 Isohyet adalah 749,25 km2.
Kemudian, setelah diketahui luasan antara 2 Isohyet dapat diketahui
pula Rerata antara 2 Isohyet yang sudah saya hitung dengan cara dan rumus
pada point Hasil. Rerata garis antara 2 Isohyet secara berurutan dimulai dari
Isohyet 1 yaitu, 27.5, 32.5, 37.5, 42.5, 47.5, 52.5, 57.5, 62.5, 67.5, 72.5, dan
77,5.
Setelah diketahui Luasan dan Rerata nya, selanjutnya adalah
mengalikan antara Luasan antara 2 Isohyet dengan Rerata antara 2 Isohyet,
dan didapatkan hasil daerah I = 618,75, daerah II = 2.193,75, daerah III =
2.278, 125, daerah IV = 3.825, daerah V = 6.412,5, daerah VI = 6.378,75,
daerah VII 5.563, 125, daerah VIII = 4.781,25, daerah IX = 3.189, 375, daerah
X = 1.794, 375, daerah XI = 523,125. Jumlah total dari Luasan x Rerata
adalah 37.558,125.
Berdasarkan perhitungan pada point Hasil di atas, untuk menentukan
nilai hujan rata-rata dilakukan dengan membagi jumlah total Luasan x Rerata
(37.558,125) dengan jumlah total Luasan antara 2 Isohyet (749,25km2). Maka,
dapat diketahui bahwa nilai hujan rata-rata wilayah pada peta dasar DAS
sebesar 50,127 mm.
Berikut merupakan gambar akhir dalam menganalisis hujan rata-rata
wilayah menggunakan metode Isohyet dengan menggunakan kertas A4

Gambar 4. Gambar akhir peta dasar yang dianalisis dengan metode Isohyet

VI. KESIMPULAN
Curah hujan wilayah adalah curah hujan yang pengukurannya
dilakukan di suatu wilayah tertentu. Analisis data hujan digunakan untuk
mendapatkan besaran curah hujan. Dalam menganalisis hujan rata-rata
wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS), terdapat 3 metode yang digunakan yaitu
Aritmatik (aljabar), Isohyet, dan Poligon Thiessen. Metode aritmatik
merupakan metode yang paling sederhana untuk menghitung nilai hujan rata-
rata di sautu wilayah Alat ukur nya tersebar merata dan penyebaran hujan
relatif merata pada seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS). Metode Isohyet
merupakana garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan
yang sama. Metode Isohyet baik digunakan di daerah datar maupun
pegunungan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung hujan rata-rata
dengan metode aritmatik yaitu a) Plot seluruh lokasi stasiun di sekitar Daerah
Aliran Sungai yang akan ditentukan curah hujannya, b) Hitung berapa banyak
stasiun yang terdapat dalam DAS tersebut, c) Jumlahkan tinggi hujan pada
seluruh stasiun, d) Jumlah total tinggi hujan kemudian dibagi dengan
banyaknya stasiun. Sedangkan untuk metode Isohyet, langkah-langkah yang
dilakukan untuk menganalisis hujan wilayah yaitu a) Plot seluruh stasiun
hujan yang berada di sekitar DAS dan besar kedalaman curah hujan, b) Dari
nilai kedalaman curah hujan yang berdampingan, buatlah interpolasi
pertambahan nilai yang ditetapkan, c) Gambar kurva dengan menghubungkan
titik-titik interpolasi pada kedalaman hujan yang sama, d) Ukur luas daerah
antara dua isohyet yang berurutan, dan kalikan dengan nilai rata-rata dari nilai
kedua garis isohyet, e) Jumlah perhitungan dari point d untuk seluruh garis
isohyet dibagi dengan luas daerah yang ditinjau.
Untuk menganalisis hujan rata-rata wilayah, digunakan peta dasar yang
didalamnya tersebar 9 stasiun dari stasiun A hingga I dengan kedalaman hujan
yang berbeda-beda. Setelah dilakukan analisis dan perhitungan dengan
menggunakan metode Aritmatik pada bab Hasil dan Pembahasan, dapat
diketahui bahwa hujan rata-rata wilayah pada peta dasar sebesar 51,66 mm,
dan dapat diketahui pula hujan rata-rata wilayah pada peta dasar dengan
metode Isohyet sebesar 50,127 mm. Terdapat sedikit perbedaan hasil antara
metode aritmatik dan isohyet, yaitu sebesar 1.53, namun perbedaan tersebut
bukanlah suatu masalah dan kedua metode tersebut dapat digunakan untuk
menganalisis hujan rata-rata suatu wilayah.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Andriani, Prasanti Silvia. (2016). Analisa Distribusi Curah Hujan di
Area Merapi Menggunakan Metode Aritmatika Atau Rata-Rata Aljabar Dan
Isohyet . 1-33. Retrieved from https://lib.unnes.ac.id/27352/1/5101412036.pdf
Dwiratna N.P.S., Nawawi, G. & Asdak, C. (2013). Analisis Curah
Hujan dan Aplikasinya Dalam Penetapan Jadwal dan Pola Tanam Pertanian
Lahan Kering di Kabupaten Bandung. 15(1). 29-34. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/217837-analisis-curah-hujan-dan-
aplikasinya-dal.pdf
Juliansyah, D. (2015). Laporan Praktikum Klimatologi Pertanian
Analisa Curah Hujan Wilayah. 1-12. Retrieved from
https://www.academia.edu/35276887/Analisis_curah_hujan_wilayah
Lashari., Kusumawardani R., & Prakasa F. (2017). Analisa Distribusi
Curah Hujan di Area Merapi Menggunakan Metode Aritmatika dan Poligon.
19(1). 39-48. Retrieved from file:///C:/Users/user/Downloads/9497-21412-1-
SM.pdf
Pangaribuan, J., Sabri, L., & Amarrohman, F. (2019). Analisis Daerah
Rawan Bencana Tanah Longsor Di Kabupaten Magelang Menggunakan Sistem
Informasi Geografis Dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan
Analythical Hierarchy Process. 8(1). 288-297. Retrieved from
file:///C:/Users/user/Downloads/22582-45727-1-SM.pdf

Raintung, Sari Arnetha. (2015). Analisa Pengaruh dan Sebaran Peluang


yang Tepat untuk Stasiun Pengamat Curah Hujan di Wilayah Minahasa. 3(1).
8-14. Retrieved from file:///C:/Users/user/Downloads/23-Article%20Text-77-
2-10-20190411.pdf

Anda mungkin juga menyukai