Pada umunya gunung api terdapat pada jalur-jalur tertentu di muka bumi ini, yaitu
Sudah ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Esa bahwa sebagian besar
penduduk indnesia bertempat tinggal di sekitar gunung api yang tanahnya subur.
Karena indonesia terletak pada ujung pertemuan 3 lempeng kerak bumi. Yaitu
lempeng Indo-Australia yang bergeser ke utara, lempeng pasifik yang bergerak ke
barat dan lempeng Eurasia yang bergerak ke arah selatan.
Berdasarkan pengukuran Very-Long Baseline Interverometry, VLBI diketahui
saat ini lempeng samudra Indo-Australia bergerak ke utara dengan kecepatan rata-rata
5,5 – 7 Sentimeter pertahun. Lempeng samudra pasifik bergerak ke arah barat laut
dengan kecepatan rata-rata lebih dari 7 sentimeter per tahun. Sedangkan Eurasia
bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan rata-rata 2,6 – 4,1 sentimeter per tahun.
Akibat tumbukan lempeng tersebut maka indonesia mempunyai 129 buah
gunung api aktif atau sekitar 13% dari gunung aktif di dunia sepanjang Sumatra, Jawa
sampai laut banda. Bukit barisan (30 buah), P. Jawa (35 buah), P. Bali-Kepualauan
Nusa Tenggara ( 30 buah), Kepulauan Maluku (16 buah) dan sulawesi (18 buah) yang
dikategorikan aktif. Gunung api terdapat diseluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi
yang berada disepanjang busur cincin api pasifik “Pasific Ring Fire”. Persebaran
gunung berapi di Indonesia dapat dilihat dalam peta persebaran gunung berapi di
bawah ini.
Pulau Bali dan Nusa Tenggara tidak hanya dikenal sebagi pulau-pulau yang
memiliki pantai-pantai yang indah tetapi juga memiliki gunung-gunung berapi
yang masih aktif dan patut di waspadai. Gunung-gunung berapi yang tersebar di
pulau-pulau Bali dan Nusa Tenggara antara lain. Gunung Batur dan gunung Agung
di Bali, gunung Rinjani, gunung Tambora, dan gunung Sangeang api di Nusa
Tenggara Barat, serta gunung Ranakah , gunung Inielika, gunung Ebuloho, gunung
Iya, gunung Palueh, gunung Lereboleng, gunung Iliboleng, gunung Lewotolo,
gunung Kelimutu, gunung Egon, gunung Lewotobi, gunung Iliwerung, dan gunung
Irung di Nusa Tenggara Tmur.
Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap,
gempa, dan letusan.
Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun
1600.
Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian
beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.
Jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya, antara lain:
Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang
kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan
berupa benda padat/effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
Gunung api kerucut/srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai.
Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi
karena letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi
menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar
gunung api di Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung
Merapi.
Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang
keluar dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk
lereng yang sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api
perisai/tameng antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.
Jenis gunung api berdasarkan tipe letusan, antara lain:
Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian
200 meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.
Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti
kembang api.
Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang
padat.
Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang
meletus dari bagian lereng gunung yang lemah.
St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan
panas yang bisa menutupi area yang luas.
Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan
letusannya lebih besar.
Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian
letusan yang mencapai >500 km.
Kerak bumi terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik yang besar dan kecil. Di beberapa
tempat, lempeng-lempeng tersebut bergerak saling menjauh dan di beberapa tempat lain
bergerak saling mendekat dan bertabrakan.
Di daerah yang lempengnya saling menjauh akan menimbulkan bahan lelehan dari dalam
bumi melalui retakan-retakan, kemudian mendingin dan membentuk batuan basalt.
Berpisahnya lempeng-lempeng bumi ini terjadi jauh di bawah laut, batuan basalt yang timbul
kemudian membentuk punggungan tengah samudra.
Semakin banyak lelehan yang membentuk basalt, lempeng-lempeng tektonik semakin jauh
terpisah, hal ini menyebabkan melebarnya dasar samudra. Diantara benua Australia dan
Antartika terdapat punggungan tengah samudra. Punggungan ini melebar sebesar 6 – 7,5 cm
pertahun. Pelebaran dasar samudra ini mendorong lempeng india-Australia ke arah utara
sehingga bertabrakan dengan lempeng Eurasia.
Peristiwa ini dimulai sekitar 25 juta tahun yang lalu dan terus berlanjut hingga sekarang.