DI SUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tim Penulis Sejarah Kerajaan Siak. “Sejarah Kerajaan Siak”, ( Pekanbaru : Lembaga
1
Pressindo,1985), hlm. 4.
3
Soekanto, “Kamus Sosiologi”, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,1993), hlm. 459.
Tradisi adalah kesamaan benda material dan gagasan yang berasal dari
masa lalu namun masih ada hingga kini dan belum dihancurkan atau dirusak.
Tradisi dapat di artikan sebagai warisan yang benar atau warisan masa lalu.
Namun demikian tradisi yang terjadi berulang-ulang bukanlah dilakukan secara
kebetulan atau disengaja.4 Lebih khusus lagi, tradisi dapat melahirkan kebudayaan
dalam masyarakat itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. untuk mengetahui tata cara dan nilai-nilai tradisi yang terdapat di dalam
kegiatan Mandi Balimau Kasai.
BAB II
4
Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, ( Jakarta: Prenada Media Grup, 2007), hlm. 69.
PEMBAHASAN
1. Nama : Arpen
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kel. Kampung dalam Kec Siak
Balimau kasai merupakan tradisi yang istimewa bagi masyarakat Siak dan
sekitarnya dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Acara dilaksanakan sehari
menjelang masuknya bulan puasa. Sebagai ungkapan rasa gembira, upacara ini
merupakan simbol pembersihan diri. Balimau kasai adalah mandi dengan
menggunakan air yang dicampur dengan limau atau jeruk. Limau yang digunakan
bermacam-macam kadang limau purut, limau nipis atau limau kapas. Balimau
kasai/Mandi potang diwarnai dengan upacara adat yang mengandung nilai sakral
yang unik.
Balimau Kasai artinya mensucikan diri baik lahir dan batin, sebelum
datangnya Ramadhan. Kebanyakan orang kegiatan Balimau Kasai ini merupakan
ritual wajib yang harus dilakukan. Selain mandi di sungai dengan limau yang
dianggap sebagai penyucian fisik, ajang ini juga dijadikan sarana untuk
memperkuat rasa persaudaraan sesama Muslim dengan saling mengunjungi dan
meminta maaf.
1. Nama : Susi
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kel. Kampung dalam Kec Siak
b) Guci atau kendi. Guci yang digunakan adalah guci khusus yang telah berumur
ratusan tahun. Guci ini digunakan sebagai tempat ramuan khusus yang akan
digunakan dalam upacara Mandi Balimau.
c) Ramuan khusus. Ramuan ini terbuat dari campuran air yang diambil dari sumur
kampung yang telah dibacakan mantera dan dicampur dengan :
Nama :Eko
Umur :48 Tahun
Pekerjaan :Karyawan Swasta
Alamat :Jalan Sultan Syarif Hasim, Kampung Dalam,Siak
Tidak dapat kita pungkiri bahwa kemajuan zaman hari ini secara langsung
maupun tidak memberikan dampak negatif terhadap kehidupan kita dalam
kerangka adat istiadat, banyak terjadi distorsi sejarah, salah interpretasi terhadap
nilai-nilai adat yang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan
kita, termasuk mandi Balimau Kasai. Bisa kita lihat dari tahun ketahun kegiatan
mandi Balimau Kasai telah dinodai dengan tindakan yang yang berseberangan
dengan syariat islam diantaranya berhura-hura, berboncengan laki-laki dan
perempuan yang bukah muhrim, mandi massal yang bercampur antara laki-laki
dan perempuan, mabuk-mabukan sampai kepada musik yang menjauhkan
masyarakat dari mengingat Allah Swt. Padahal dulunya, tradisi ini merupakan hal
yang tergolong urgen dan sakral. Sebelum memasuki bulan puasa atau sebelum
magrib, anak kemenakan dan menantu atau juga yang tua serta murid akan
mendatangi orang tua, mertua, mamak (paman), kepala adat, atau guru ngaji
mereka datang dalam rangka meminta maaf menjelang masuk bulan suci.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.SARAN
2. Saran
Adapun saran yang ingin saya sampaikan mengenai tradisi mandi balimau
yang bertepat di kelurahan kampung dalam, kabupaten siak,provinsi riau adalah
sebagai berikut.
Daftar Pustaka
Amminuddi, A rriyono dan Siregar.1985.Kamus Antropologi. Jakarta: Akademik
Pressindo.
Tim Penulis Sejarah Kerajaan Siak. 2011. Sejarah Kerajaan Siak. Pekanbaru:
Lembaga Warisan Budaya Melayu Riau.
Lampiran