Anda di halaman 1dari 13

MID SEMESTER

PENDIDIKAN PANCASILA

20 Oktober 2021
NAMA:ABDUL NASER PARINDURI
NIM:3321421154

JAWABAN

1. Revolusi Mental adalah gerakan seluruh rakyat Indonesia bersama Pemerintah


untuk memperbaiki karakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik. Revolusi
digerakkan secara menyelurh dan bersama-sama oleh suatu konsorium yang terdiri
dari para tokoh nasional (birokrasi pemerintah, dunia USAha, tokoh agama,
akademisi, seniman, budayawan, dan masih banyak lagi). Gerakan ini diharapkan
akan terus menyebar menjadi gerakan-gerakan masyarakat di tingkat lokal dan
komunitas di seluruh Indonesia. Penggerak Revolusi Mental adalah kita, seluruh
bangsa Indonesia utamanya dunia pendidikan. Pembentukan karakter diyakini
perlu dan penting untuk dilakukan semua stakeholders pada lapisan bangsa ini,
karena dengan pendidikan karakter yang mampu menjadikan anak bangsa ini
menjadi maju dengan bermartabat. enam karakter utama sebagai pilar-pilar
karakter manusia yang dapat digunakan untuk mengukur dan menilai watak
manusia dan perilakunya dalam hal-hal khusus yakni 1) Respect (penghormatan),
2) Responsibility (tanggung jawab), 3) Citizenship Civic Duty (kesadaran
berwarga negara), (4) Fairness (keadilan dan kejujuran), 5) Caring (kepedulian
dan kemauan berbagi), dan 6) Citizenship (Kewarganegaraan). Sementara
mengimplemtasikan pendidikan karaakter diperlukan tindakan positif
sebagaimana yang ada pada sifat rosululloh SAW yakni sidiq (benar, jujur),
amanah (terpercaya), tabligh (komunikator), dan fathanah(cerdas)
Revolusi mental harus merupakan proses yang berkelanjutan dan tak pernah
berakhir (never ending process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang
berkesinambungan (continuous quality improvement), yang ditujukan pada
terwujudnya sosok manusia masa depan, dan berakar pada nilai- nilai budaya
bangsa. Revolusi mental dalam pendidikan harus menumbuhkembangkan nilai-
nilai Panca Sila dan mengamalkan seluruh karakter bangsa secara utuh dan
menyeluruh (kaffah). Dalam konteks Negara Kesatuan Republik (NKRI);
Revolusi mental harus mengandung perekat bangsa yang memiliki beragam
budaya dalam wujud kesadaran, pemahaman, dan kecerdasan kultural masyarakat.
Untuk kepentingan tersebut, perlu direvitalisasi kembali sistem nilai yang
mengandung makna karakter bangsa yang berakar pada Undang-Undang Dasar
1945 dan filsafat Pancasila. Sistem nilai tersebut meliputi ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan bangsa, permusyawaratan, dan keadilan. Beberapa tahun
yang lalu sistem nilai tersebut sering ditanamkan dalam bentuk penghayatan dan
pengamalan Pancasila (P-4) yang diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sekarang, ketika masyarakat dan bangsa dilanda krisis moral, sistem nilai tersebut
perlu direvitalisasi kembali, terutama dalam mewujudkan karakter pribadi dan
karakter bangsa yang telah ada seperti tekun beribadah, jujur dalam ucapan dan
tindakan, perpikir positif, dan rela berkorban.
2. Undang-undang Dasar 1945 merupakan konstitusi atau dasar negara Republik
Indonesia. Berkat adanya UUD 1945, kita dapat menyatakan diri kita sebagai
suatu bangsa dan negara. Lebih lanjut lagi, kita memiliki aturan-aturan tertentu,
cara pandang, dan harapan ke depan sebagai suatu negara. Kita tidak hanya
mengejar untuk mencapai kemerdekaan, tapi juga untuk mengisi kemerdekaan
tersebut.
Salah satu bagian penting yang terdapat dalam Undang-undang Dasar RepubliK
Indonesia tahun 1945 adalah bagian Pembukaan.
Bagian pembukaan (preambule) UUD 1945 tidak boleh diubah lewat cara apapun
adalah karena pada bagian ini terdapat inti dan dasar yang sesungguhnya dari
bangsa dan Negara Indonesia. Pada bagian ini terdapat dasar-dasar normatif dan
filosofis yang juga menjadi dasar dari seluruh ketentuan yang terdapat pada
konstitusi kita. Bagian pembukaan juga mengandung dasar berdirinya Negara
Indonesia beserta tujuannya yang harus senantiasa dipertahankan.
Jika kita melihat sejarah, telah beberapa kali dilakukan amandemen terhadap
UUD 1945, tapi tidak sekalipun dilakukan perubahan atas pembukaan UUD 1945.
Alasan di atas turut pula menjawab keinginan segelintir oknum yang ingin
mengganti Pancasila menjadi ideologi lain. Peraturan tidak diperbolehkannya
amandemen Pembukaan UDU 1945 juga berlaku pada Pancasila. Pancasila akan
tetap berlaku selama bangsa dan negara Indonesia masih ada.
Bagian pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena mengandung dasar dan
tujuan didirikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perubahan atas bagian
pembukaan UUD 1945 sama artinya dengan penghancuran Negara Kesatuan
Republik Indonesia
3. karena pada saat itu para pahlawan bangsa kita yang telah mengorbankan
waktunya telah membuktikan sendiri bahwa bangsa indonesia adalah hasil jerih
payah orang indonesia sendir bukan dari hadiah oleh jepang yang pada saat itu
telah membentuk segala macam cara untuk menyensarakan warga indonesia. lalu
dengan banyak cara dengan hati, pikiran ir. soekarno dan orang orang yang
terpandang itu bertekat untuk mengadakat sidang, membentuk beberapa rancangan
uud dan juga pancasila. jadi, kemerdekaan indonesia merupakan jerih payah dan
pikiran para pahlawan pahlawan kita sendiri bukan karena hadiah dari jepang,
Semua itu karena perjuangan bangsa indonesia dimulai dari Persiapan dibentuk
Pancasila Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) adalah sebuah badan yang dibentuk untuk merumuskan dasar negara
yaitu Pancasila. Kemerdekaan Indonesia Hadiah Jepang? Tidak!
Setelah tiba ke Tanah Air dari Dalat, Sukarno dan Hatta segera mengabarkan hasil
pertemuan mereka dengan Teraichi kepada tokoh lain di Indonesia pada 14
Agustus 1945. Dituliskan oleh Aboe Bakar Lubis dalam Kilas-Balik Revolusi:
Kenangan, Pelaku, dan Saksi (1992), mereka belum yakin Jepang sudah menyerah
kepada Sekutu (hlm. 96). Namun, beberapa tokoh bangsa lainnya, terutama Soetan
Sjahrir dan dari golongan muda, meyakinkan bahwa Jepang memang sudah
terdesak dan hampir dipastikan bakal kalah perang. Sjahrir mendesak agar
kemerdekaan Indonesia segera diproklamirkan. Ia curiga pertemuan di Dalat itu
hanyalah tipu-muslihat Jepang.
karena pada saat itu para pahlawan bangsa kita yang telah mengorbankan
waktunya telah membuktikan sendiri bahwa bangsa indonesia adalah hasil jerih
payah orang indonesia sendir bukan dari hadiah oleh jepang yang pada saat itu
telah membentuk segala macam cara untuk menyensarakan warga indonesia. lalu
dengan banyak cara dengan hati, pikiran ir. soekarno dan orang orang yang
terpandang itu bertekat untuk mengadakat sidang, membentuk beberapa rancangan
uud dan juga pancasila. jadi, kemerdekaan indonesia merupakan jerih payah dan
pikiran para pahlawan pahlawan kita sendiri bukan karena hadiah dari jepang
4. hubungan pokok-pokok pikiran UUD 1945 dengan Pancasila
rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV dan tertulis lengkap dan
dirumuskan lengkap dalam batang tubuh.
Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, yaitu pokok kaedah
Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua
macam kedudukan yaitu :

a. Sebagai dasar karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi factor-
faktor mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.

b. Memasukkkan dirinya dalam tertib hukum sebagai tertib hukum tertinggi

dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan selain Mukaddimah


dan UUD 1945 dalam kesatuan dan tidak dapat dipisahkan, juga
berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri dengan hakikat
kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-Pasalnya karena Pembukaan
UUD 1945 yang intinya merupakan Pancasila tidak tergantung pada batang
tubuh UUD 1945 bahkan sebagai sumbernya. Pancasila dengan demikian
dapat disimpulkan memiliki hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai
pokok kaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai
dasar kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di diproklamasikan
pada 17 Agustus 1945.

Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 sehingga memiliki kedudukan


yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia.

Pancasila dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk


mewujudkan cita-cita nasional. Meski secara resmi disahkan sebagai dasar
negara pada 18 Agustus 1945, Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai
hidup yang telah dianut bangsa Indonesia sejak lama. Adapun lima sendi yang
menyusun Pancasila yakni 1) Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan
yang adil dan beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan 5)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Pancasila dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk
mewujudkan cita-cita nasional. Meski secara resmi disahkan sebagai dasar negara
pada 18 Agustus 1945, Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai hidup yang
telah dianut bangsa Indonesia sejak lama. Adapun lima sendi yang menyusun
Pancasila yakni 1) Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Kemanusiaan yang adil dan
beradab; 3) Persatuan Indonesia; 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan 5) Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
6. Kebangkitan nasional tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi
kemerdekaan RI tahun 1945. Ketiga momentum sejarah tersebut, merupakan
rangkaian proses terbentuknya nasionalisme Indonesia yang sarat dengan nilai –
nilai ke-Indonesiaan. Semangat kebangsaan dan nasionalisme Indonesia berpijak
pada sistem nilai dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dalam
pidato Bung Karno (7 Mei 1953) di Universitas Indonesia, yang intinya ialah:
Pertama, nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme sempit (chauvinism) tetapi
nasionalisme yang mencerminkan perikemanusiaan (humanisme,
internasionalisme); Kedua, kemerdekaan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk
menjadikan negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi, tetapi juga
mengembangkan kepribadian sendiri atau kebudayaan yang “Bhinneka Tunggal
Ika.” Menurut Notonagoro, seorang ahli filsafat dan hukum dari Universitas Gajah
Mada, nasionalisme dalam konteks Pancasila bersifat “majemuk tunggal”
(bhinneka tunggal ika). Unsur-unsur yang membentuk nasionalisme Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Kesatuan Sejarah. yaitu kesatuan yang dibentuk dalam perjalanan sejarahnya
yang panjang sejak zaman Sriwijaya, Majapahit dan munculnya kerajaan-kerajaan
Islam hingga akhirnya muncul penjajahan VOC dan Belanda. Secara terbuka
nasionalisme mula pertama dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
dan mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus
1945.
b. Kesatuan Nasib. Bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki persamaan nasib,
yaitu penderitaan selama masa penjajahan dan perjuangan merebut kemerdekaan
secara terpisah dan bersama-sama.
c. Kesatuan Kebudayaan. Walaupun bangsa Indonesia memiliki keragaman
kebudayaan dan menganut agama yang berbeda, namun keseluruhannya itu
merupakan satu kebudayaan yang serumpun dan mempunyai kaitan dengan
agamaagama besar yang dianut bangsa Indonesia.
d. Kesatuan Wilayah. Bangsa ini hidup dan mencari penghidupan di wilayah yang
sama yaitu tumpah darah Indonesia.
e.Kesatuan Asas Kerohanian. Bangsa ini memiliki kesamaan cia-cita, pandangan
hidup dan falsafah kenegaraan yang berakar dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri di masa lalu maupun pada masa kini. Bagi bangsa Indonesia,
mengutip sejarawan sosial Charles Tilly, Nasionalisme kita adalah “state-led
nationalism”.1 Semacam nasionalisme yang dibangun dari atas, dan lalu meluncur
ke bawah. Artinya, negara harus membentuk watak dan karakter serta memberi
arah bagi anak bangsa. Negara harus melakukan konstruksi wawasan kebangsaan
sebagai “proyek bersama” (common project) bagi seluruh warganya. Namun
demikian, apa yang diupayakan negara tentu saja harus dipahami, dimengerti dan
didukung oleh seluruh anak bangsa tanpa terkecuali.
7. Dekret Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk
menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota Konstituante
mulai bersidang pada 10 November 1956, tetapi pada kenyataannya hingga tahun
1958 belum berhasil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan
masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat.
Dalam menanggapi hal itu, Presiden Ir. Soekarno lantas menyampaikan amanat di
depan sidang Konstituante pada 22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk
kembali ke UUD '45 Pada 30 Mei 1959 Konstituante melaksanakan pemungutan
suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju.
Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak, pemungutan suara ini harus
diulang karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Kuorum adalah jumlah
minimum anggota yang harus hadir di rapat, majelis, dan sebagainya (biasanya
lebih dari separuh jumlah anggota) agar dapat mengesahkan suatu putusan.
Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari
pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam
kemacetan, pada tanggal 3 Juni 1959 Konstituante mengadakan reses (masa
perhentian sidang parlemen; masa istirahat dari kegiatan bersidang) yang
kemudian ternyata untuk selama-lamanya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan, maka Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Letnan
Jenderal A.H. Nasution atas nama Pemerintah/Penguasa Perang Pusat (Peperpu),
mengeluarkan peraturan No.Prt/Peperpu/040/1959 yang berisi larangan
melakukan kegiatan-kegiatan politik. Pada tanggal 16 Juni 1959, Ketua Umum
PNI Suwirjo mengirimkan surat kepada Presiden agar mendekritkan berlakunya
kembali UUD 1945 dan membubarkan Konstituante.
dari dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang mana di antaranya ialah ;pembubaran
konstituante berlakunya kembali UUD 1945 tidak berlakunya UUDS 1950
Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara atau yang di singkat
dengan MPRS dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara atau yang di singkat
dengan DPAS
8. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat amat
penting. Hal ini sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Tujuan pendidikan Pancasila secara umum diantaranya:
1. Memiliki keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki sikap kemanusiaan yang adil juga beradab kepada orang lain dengan
selalu memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan bangsa.
3. Menciptakan persatuan bangsa dengan tidak bertindak anarkis yang dapat
menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat yang
memiliki keberagaman kebudayaan.
4. Menciptakan sikap kerakyatan yang mendahulukan kepentingan umum dan
mengutamakan musyawarah untuk mencapai keadaan yang mufakat.
5. Memberikan dukungan sebagai cara menciptakan keadaan yang berkeadilan
sosial dalam masyarakat.

Tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:

1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa


melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam
pemikiran, sikap, dan tindakan.
3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD RI
Tahun 1945.
5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia

9. Etika politik yang tidak sesuai :

mantan ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman kian ditangkap
meneguhkan keyakinan sebagian besar rakyat bahwa kekuasaan yang
diamanahkan ke pejabat tinggi sulit terlepas dari jeratan korupsi kasus Irman
bukan yang pertama. Ia mengikuti jejak "pesakitan" lain seperti mantan ketua
Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar, Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian,
Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, pegawai Direktorat Jenderal Pajak Gayus
Tambunan, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Angelina Sondakh. Dalam
operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sabtu
dinihari lalu, ia diyakini menerima suap senilai Rp100 juta untuk rekomendasi
kuota impor gula dari pengusaha.
Etika politik yang sesuai:
Salah satu partai Berkampanye dengan tetap mengusung nilai-nilai kemanusiaan,
contohnya dengan tetap menjaga keamanan pihak lain, tidak merugikan orang
lain, dan menjaga hubungan baik dengan sesama agar tetap harmonis, sehingga
bentrokan tidak akan pernah terjadi. Hal ini berdasarkan pada sila ke-3
10. Sesuai dengan makna negara kebangsaan indonesia yang berdasarkan pancasila
adalah kesatuan integral dalam kehidupan bangsa dan negara, maka memiliki sifat
kebersamaan, kekeluargaan serta religiusitas. Dalam pengertian inilah maka
negara pancasila pada hakikatnya adalah negara kebangsaan yang berketuhanan
yang maha esa. Rumusan ketuhanan yang maha esa sebagai mana terdapat dalam
pembukaan UUD 1945, telah memberikan sifat yang khas kepada negara
kebangsaan indonesia, yaitu bukan merupakan negara sekuler yang memisahkan
antara agama dengan negara demikian juga bukan merupakan negara agama yaitu
negara yang mendasarkan atas negara agama tertentu.
Negara tidak memaksa dan tidak memaksakan agama karena agama adalah
merupakan suatu keyakinan batin yang tercermin dalam hati sanubari dan tidak
dapat di paksakan. Kebebasan beragama dan kebebasan agama adalah merupakan
hak asasi manusia yang paling mutlak, karena langsung bersumber pada martabat
manusia yang berkedudukan sebagai mahluk pribadi dan mahluk ciptaan tuhan
yang maha esa. Oleh karena itu agama bukan pemberian negara atau golongan
tetapi hak beragama dan kebebasan beragama merupakan pilihan pribadi manusia
dan tanggung jawab pribadinya.
Hubungan negara dengan agama menurut negara pancasila adalah sebagai berikut:
Negara adalah berdasar atas ketuhanan yang maha esa,
Bangsa indonesia adalah sebagai bangsa yang berketuhanan yang maha esa,
TIdak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakekatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai mahluk tuhan,
Tidak ada tempat pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter pemeluk
agama serta antar pemeluk agama,
Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketaqwaan itu bukan hasil
paksaan siapapun juga,
Oleh karena itu harus memberikan toleransi terhadap orang lain dalam
menjalankan agama dan negara
11. Tujuan dan manfaat mempelajari Pancasila ?
Pancasila adalah dasar negara. Dasar negara artinya segala sesuatu yang mendasar
dan melandaskan kehidupan dalam negara. Segala sesuatu dalam NKRI harus
berdasarkan kepada Pancasila supaya menggenapi kalimat terakhir dalam
Pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara juga mendasar pelajaran
PPKN, tujuannya adalah mengembangkan nasionalisme dan patriotisme, agar
jangan sampai kita melakukan tindakan menyelewengkan Pancasila. Pancasila
memiliki 5 sila, sebagai bukti nyata, Indonesia berdasarkan 5 sila tersebut. Sebagai
warga negara kita harus memaknai dan mencintai Pancasila, karena dari
pendidikan Pancasila kita berawal mengembangkan potensi diri dan berjiwa
nasional dan patriot
12. -pancasila sebagai ideologi Indonesia Dalam hal ini, Pancasila memiliki nilai-nilai
yang menjadi cita-cita normatif untuk penyelenggaraan negara. Sehingga,
terwujud kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan.
-Pancasila sebagai nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Sebagai nilai
dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila menjadi pedoman dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Karena negara Indonesia terdiri
dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya, maka diperlukan alat pemersatu
keragaman tersebut.
-Pancasila sebagai ideologi nasional Pancasila dijadikan seperangkat nilai oleh
bangsa Indonesia untuk menata warga negaranya. Pancasila tidak hanya bersifat
kefilsafatan, namun juga praksis karena menyangkut makna hidup tentang
bagaimana manusia harus bertindak.
- Pancasila sebagai etika politik Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,
merupakan kesatuan utuh nilai-nilai budi pekerti/moral. Pancasila sebagai etika
politik memiliki lima prinsip yakni pluralisme, hak asasi manusia, solidaritas
bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial.
- Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional Dalam hal ini, Pancasila
memiliki anggapan-anggapan dasar yang merupakan acuan dalam merencanakan,
melaksanakan, mengawasi, dam memanfaatkan hasil-hasil pembangunan nasional.
Misalnya, pembangunan harus menghormati HAM atau tidak boleh
mengorbankan manusia.
-Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, sudah sesuai dengan jiwa bangsa
Indonesia. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Soekarno pada 1960, yakni,
"Dalam mengadakan negara Indonesia merdeka itu harus dapat meletakkan negara
itu atas suatu meja statis yang dapat mempersatukan segenap elemen di dalam
bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan dinamis ke arah mana kita
gerakkan rakyat, bangsa, dan negara ini... Saya beri uraian itu tadi agar saudara-
saudara mengerti bahwa bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar
yang bisa menjadi dasar statis dan yang bisa menjadi leitstar dinamis. Leitstar
adalah istilah dari bahasa Jerman yang berarti 'bintang pimpinan
13. 3 Dimensi Ideologi Pancasila
-Dimensi Realita, artinya adalah norma atau nilai-nilai dasar yang termuat di
dalam ideologi tersebut yang mencerminkan pada kenyataan hidup yang terdapat
di dalam masyarakat ketika ideologi tersebut ada untuk pertama kalinya.
-Dimensi Idealisme, artinya adalah kualitas ideologi yang termuat di dalam nilai
dasar yang dapat memberikan harapan kepada seluruh kelompok dan masyarakat
tentang kehidupan masa depan yang lebih baik.
-Dimensi Fleksibilitas, artinya adalah kemampuan ideologi sebagai penyesuaian
diri dan kemampuan mempengaruhi perkembangan dalam masyarakat.

Pemerintah menyatakan telah membatalkan 3.143 Peraturan Daerah (Perda) dan


Peraturan Kepala Daerah (Perkada) yang menghambat investasi serta kemudahan
berusaha di pelbagai daerah Presiden Joko Widodo mengatakan pembatalan
ribuan Perda itu juga dimaksudkan agar pemerintah pusat dan pemerintah daerah
dapat bersatu menghadapi persaingan antar negara. Selain itu, paparnya, juga agar
memiliki kesamaan visi terkait dengan kompetisi global tersebut Dia
mencontohkan sejumlah Perda yang dibatalkan, seperti Ketentuan Retribusi
Daerah di Lampung, Retribusi Jasa Umum di Maluku, Penanaman Modal di
Daerah di Maluku Utara, dan ketidakseragaman Pengelolaan Perda beberapa
daerah di Jawa Timur.
14. -Ancaman adalah suatu hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak
kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional, kriminal serta politik.
-Tantangan adalah suatu hal atau usaha bertujuan atau bersifat menggugah
kemampuan.
-Hambatan adalah suatu hal atau usaha berasal dari diri sendiri yang bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
-Gangguan adalah usaha dari luar yang bertujuan melemahkan atau menghalangi
secara tidak konsepsional.

Contoh Ancaman

1. Disintegrasi bangsa melalui gerakan separatisme

2. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi

3. Makar atau penggulingan pemerintahan yang sah


4. Potensi konflik antar kelompok atau antar golongan

5. Masuknya ideologi asing seperti liberalisme, komunisme dan lain - lain.

Contoh Tantangan

1. Pemerataan Pendidikan hingga ke daerah terpencil

2. Memberantas tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme

3. Mengurangi Kesenjangan ekonomi penduduk

4. Mengurangi kriminalitas dalam masyarakat

5. Meningkatkan teknologi komunikasi dan transportasi agar mempermudah mobilitas


masyarakat.

Contoh Hambatan

1. Keanekaragaman budaya di Indonesia. Dapat mengakibatkan konflik karena


perbedaan pola pemikiran

2. Wilayah negara Indonesia yang terlalu luas dan terpisah oleh lautan

3. Masih besarnya ketimpangan dan kesenjangan dalam hal perekonomian maupun


sosial

4. Adanya paham etnosentrisme dari beberapa suku bangsa yang mengganggap


kebudayaan nya lebih baik dari kebudayaan suku bangsa lainnya

5. Melemahnya kebudayaan nasional yang disebabkan karena kontak dengan


kebudayaan asing.

Contoh Gangguan

1. Kesenjangan perekonomian yang dapat menyebabkan kecemburuan sosial

2. Tingkat pendidikan yang rendah akan mudah untuk dipengaruhi oleh orang atau
bangsa lain

3. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa menyebabkan


mudahnya ideologi baru untuk berkembang

4. Masuknya kebudayaan asing yang membawa serta ideologi yang berbeda dengan
ideologi bangsa

5. Perbedaan pendapat dalam berpolitik.


15. Indonesia bukan negara agama sebab negara agama hanya memberlakukan hukum
satu agama dalam hukum negara. Bukan pula negara sekuler karena karena negara
sekuler memisahkan sepenuhnya urusan negara dengan urusan agama.tetapi
bangsa berketuhanan
keimanan pada Tuhan dilembagakan dalam bentuk agama-agama. Agama disini
mengatur tata kehidupan manusia yang juga dapat berbentuk hukum-hukum.
Indonesia sebagai religious nation state tidak memberlakukan hukum agama
tertentu, bukan juga hukum Islam sebagai agama mayoritas yang dianut
masyarakatnya. Indonesia tidak mendasarkan diri pada satu agama, tetapi
melindungi pemeluk agama-agama untuk melaksanakan ajaran agama sebagai hak
asasi manusia.negara bukan memberlakukan hukum agama melainkan
memproteksi ketaatan warga negara yang ingin menjalankan ajaran agamanya,

Anda mungkin juga menyukai