Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PEMBANGUNAN SARANA PENDIDIKAN HISAB DAN RUKYAT


GEDUNG OBSERVATORIUM DAN PLANETARIUM ACEH
KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH
TAHUN ANGGARAN 2016

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbentang luas dari Sabang

sampai Merauke ternyata hanya mempunyai 4 unit Plenetarium. Planetarium

merupakan gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan

benda-benda langit dengan atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah

lingkaran. Di planetarium, penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-

benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam

semesta, melihat posisi hilal, matahari, serta benda langit lainnya. Keempat

planetarium yang terdapat di Indonesia yaitu Planetarium Taman Ismail

Marzuki Jakarta, Planetarerium Surabaya, Planetarium Tenggarong Kalimantan

Timur dan Planetarium Yogjakarta yang baru di resmikan oleh Menteri

Pendidikan beberapa waktu yang lalu. Sebagai intermeizo, India yang

notabenenya adalah negara berkembang layaknya Indonesia telah memiliki

lebih kurang 200 unit planetarium yang tersebar diseluruh provinsi di negara

tersebut sehingga pengembangan terhadap pendidikan astronomi menjadi maju

dan tidak terbengkalai.

Kementerian Agama sebagai salah satu penggerak pendidikan di Republik

Indonesia hendaknya memiliki beberapa Planetarium sebagai pembelajaran

Astronomi dan Falakiyah bagi peserta didik untuk setiap tingkatan. Apalagi

1
kegiatan falakiyah berupa penentuan arah kiblat, awal waktu shalat, penentuan

awal bulan Ramadhan hingga penentuan gerhana merupakan salah satu TUSI

Kementerian Agama melalui DITJEN BIMAS ISLAM pada Subdit pembinaan

Syari’ah dan Hisab Rukyat sebagai lembaga resmi dalam penentuan awal

Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah.

Provinsi Aceh merupakan satu-satunya Provinsi di Republik Indonesia

yang diberikan kesempatan untuk menjalankan syariat Islam secara kaffah,

telah memulai mengembangkan pendidikan falakiyah dan astronomi ditandai

dengan berdirinya Badan Hisab dan Rukyat (BHR) Provinsi Aceh pada

tahun 2003. Badan Hisab dan Rukyat yang di ketuai langsung oleh Kepala

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dengan sekretasinya secara

ex-offocio adalah Kepada Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

Kanwil Kementarian Agama Provinsi Aceh

Pendidikan Falakiyah dan Astronomi di Aceh juga telah dimulai dengan

pendirian sebuah Observatorium sederhana yang diberi nama dengan

Observatorium Hilal Lhoknga sebagai Pusat observasi hilal dan astronomi yang

dibangun dengan Bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) NAD-

Nias. Observatorium Hilal Lhoknga ini telah menjadi BMN (Barang Milik

Negara) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh sejak tanggal 6 Februari

2013 sesuai dengan serah terima Kementarian Keuangan kepada Kementerian

Agama. Observatorium Hilal ini dipergunakan sebagai tempat untuk penelitian

dan pengamatan hilal dalam menentukan awal bulan Qamariyah, awal waktu

2
shalat, arah kiblat dan gerhana karena beberapa ketentuan ibadah dalam Islam

sangat berkaitan dengan waktu, tempat bahkan arah.

Seiring dengan perjalanan waktu dan kebutuhan masyarakat akan ilmu

pengatahuan di bidang falakiyah ini, Observatorium Hilal Lhoknga juga

dimanfaatkan sebagai pusat pembelajaran astronomi bagi para mahasiswa,

pelajar, santri bahkan masyarakat umum yang ingin mendalami lebih lanjut

ilmu asronomi untuk berbagai keperluan, seperti kuliah falakiyah, olimpiade

astronomi dan lain sebagainya. Hal ini terbukti dengan tingginya antusias

masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari tingkat pendidikan Tsanawiyah,

Aliah, pesantren, kampus, hingga kepada Majelis Permusyawaratan Ulama

Aceh yang melakukan kunjungan dan penelitian di Observatorium Hilal

Lhoknga.

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, hingga Sekolah Tinggi Agama Islam Lhokseumawe yang berjarak

300 KM dari Kota Banda Aceh serta banyak sekolah diberbagai tingkat

pendidikan senantiasa secara periodik mengunjungi dan melakukan penelitian

terhadap keadaan langit serta benda bendanya di Observatorium Hilal Lhoknga

ini.

Tingginya minat masyarakat terhadap pendidikan falakiyah dan astronomi

ini membuat pihak Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh untuk membuat

sebuah tempat yang respentatif sebagai tempat penelitian terhadap keadaan

hilal, bulan, matahari, bahkan langit secara umum melalui sebuah Planetarium.

Pembangunan planetarium di Aceh menjadi prioritas utama dalam rangka

3
peningkatan kualitas pembelajaran falakiyah, hisab rukyat, dan astronomi

kepada seluruh lapisan masyarakat.

B. DASAR HUKUM

a. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

b. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara;

c. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor

DJ.II/549/6 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan,

Bimbingan, dan Pembinaan Syariah pada Kantor Wilayah Kementerian

Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota;

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Untuk menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat penelitian Hisab Rukyat

dan astronomi, karena Kanwil kementerian Agama Aceh yang berada di

ujung barat Indonesia adalah titik terakhir pengamatan hilal dalam

penentuan 1 Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.

2. Untuk pengembangan pendidikan Hisab dan Rukyat secara khusus serta

disiplin ilmu asronomi secara umum bagi masyarakat muslim Aceh dalam

rangka pengembangan kembali khazanah keilmuan science keislaman yang

mulai pudar.

3. Untuk menampung aspirasi masyarakat yang haus akan keilmuan hisab

rukyat dan astronomi akan adanya sebuah planetarium yang respentatif.

4
4. Sebagai pusat pembelajaran falakiyah dan hisab rukyat bagi masyarakat

dalam rangka menjawab keinginan masyarakat untuk mengembangkan

disiplin ilmu Astronomi islam di bumi Serambi Mekkah ini.

5. Untuk menjadikan Aceh “Serambi Mekkah” sebagai salah satu pusat

pengembangan disiplin ilmu pengetahuan keislaman di Indonesia dan Asia

Tenggara secara umum.

D. SASARAN

1. Kementerian Agama Provinsi Aceh serta jajaran di bawahnya dalam rangka

penelitian tentang hisab hukyat dan Astonomi secara umum.

2. Para siswa dari semua tingkatan pendidikan baik Ibtidaiyyah, Tsanawiyah,

Aliyah, Pesantren, maupun mahasiswa yang ingin mengenal dan meneliti

tentang Hisab Rukyat secara Khusus dan Ilmu Astronomi secara umum.

3. Masyarakat Umum yang haus akan ilmu pengetahuan pembelajaran hisab

rukyat dan astronomi.

E. TEMPAT PEMBANGUNAN

Tempat pembangunan Planetarium Lhoknga adalah di samping Komplek

Observatorium Hilal Lhoknga Aceh, yaitu di Jalan Banda Aceh-Meulaboh Km.

14 Pantai Cemara, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar Provinsi Aceh

F. WAKTU PELAKSANAAN

Pembangunan Sarana Pendidikan Hisab dan Rukyat berupa gedung

Observatorium dan Planetarium Lhoknga diharapkan dapat dilaksanakan pada

tahun anggaran 2016.

5
G. ANGGARAN

Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan Planetarium Lhoknga adalah

Rp.4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah)

Demikian proposal ini kami sampaikan, besar harapan kami agar terkabul

hendaknya, agar keinginan masyarakat Aceh dalam mengembangkan ilmu hisab

dan rukyat dapat dilanjutkan dengan fasilitasi yang lebih memadai.

Banda Aceh, 23 November 2015


Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Aceh

Drs. H. M. Daud Pakeh


NIP. 196012311990011001

Anda mungkin juga menyukai