Anda di halaman 1dari 20

Besaran-Besaran

Astronomi
 Mahasiswa dapat mengenal dan mampu
menjelaskan hubungan antara magnitudo,
jarak, temperatur, luminositas dan fluks
pancaran bintang, serta mampu
mengerjakan soal-soal yang berhubungan
dengan materi di atas.
 Keingintahuan manusia akan alam semesta selalu
bertambah dari waktu-ke-waktu. Manusia tidak
hanya sekedar mengikuti aneka gerak dan
penampakan benda-benda langit, tetapi juga
berusaha mengetahui hakekat benda-benda langit
tersebut.
 Dengan ditunjang perkembangan ilmu pengetahuan,
terutama fisika dan matematika, manusia berusaha
mengetahui bagaimana benda langit itu terbentuk
dan berkembang.
 Dari sinilah berkembang astronomi dan Astrofisika
atau Fisika Bintang, yaitu penerapan ilmu fisika
pada alam semesta.
 Tidak dapat melakukan eksperimen
dengan benda yang diteliti.
 Penghubung manusia dan benda-
benda langit hanyalah pancaran/radiasi
energi dari benda-benda tersebut
 Dalam menganalisis pancaran benda
langit ini tercampur juga informasi
tentang medium yang dilalui, inilah
hebatnya astronom?
 Atmosfer hanya dapat dilalui radiasi pada
jendela optik(daerah dengan panjang
gelombang tampak) dan jendela radio
(daerah dengan panjang gelombang radio)
 Teleskop optik: untuk mengamati cahaya
tampak.
 Detektor cahaya seperti pelat fotografi dan
kamera digital CCD (Charge Couple Device)
 Astronom menerbangkan balon,roket, dan
satelit ke luar dari bumi untuk menangkap
radiasi sinar gama, sinar x maupun radiasi infra
red
Untuk mempelajari benda-benda langit, informasi yang
diterima hanyalah berupa seberkas cahaya

Cahaya (gelombang elektromagnet)

Pancaran gelombang elektromagnet dapat dibagi dalam


beberapa jenis, bergantung pada panjang gelombangnya
()
1. Pancaran gelombang radio, dengan  antara
beberapa milimeter sampai 20 meter
2. Pancaran gelombang inframerah, dengan  sekitar
7500 Å hingga sekitar 1 mm (1 Å = 1 Angstrom = 10-8
cm)
3. Pancaran gelombang optik atau pancaran kasatmata
dengan  sekitar 3 800Å sampai 7 500 Å

Panjang gelombang optik terbagi atas beraneka warna :


 merah  : 6 300 – 7 500 Å
 merah oranye  : 6 000 – 6 300 Å
 oranye  : 5 900 – 6 000 Å
 kuning  : 5 700 – 5 900 Å
 kuning hijau  : 5 500 – 5 700 Å
 hijau  : 5 100 – 5 500 Å
 hijau biru  : 4 800 – 5 100 Å
 biru  : 4 500 – 4 800 Å
 biru ungu  : 4 200 – 4 500 Å
 ungu  : 3 800 – 4 200 Å
4. Pancaran gelombang ultraviolet, sinar X dan sinar 
mempunyai  < 3 500 Å
Dengan mengamati pancaran gelombang elektromagnet
kita dapat mempelajari beberapa hal yaitu,

 Arah pancaran. Dari pengamatan kita dapat menga-


mati letak dan gerak benda yang memancarkannya
 Kuantitas pancaran. Kita bisa mengukur kuat atau
kecerahan pancaran

 Kualitas pancaran. Dalam hal ini kita bisa mempelajari


warna, spektrum maupun polarisasinya
 Jarak antar bintang diukur dengan teknik paralak
› Acungkan jari Anda, 10 cm di depan mata, kemudian
pejamkan mata kiri amatilah benda yang jauh. Sekarang
ganti pejamkan mata kanan dan amatilah benda yang
sama? Apakah kesimpulan Anda?
› Acungkan jari Anda, 1m di depan mata, kemudian
pejamkan mata kiri amatilah benda yang jauh. Sekarang
ganti pejamkan mata kanan dan amatilah benda yang
sama? Apakah kesimpulan Anda?
› Karena bumi mengorbit matahari, kita akan melihat bintang-
bintang akan memiliki posisi yang berbeda setiap waktunya.
› Metode ini dapat digunakan untuk mengukur jarak benda
langit yang memiliki jarak hingga ~300an tahun cahaya dari
bumi
› Di era modern sekarang, teknik paralak bisa digunakan untuk
menentukan jarak benda langit hingga 100 pc atau sekitar
326 tahun cahaya
 Jika paralak =1arcsec, maka jarak D ditentukan oleh

 Ly menunjukkan light year, pada kasus di atas 1 rad =


206265”
 Jarak ini dikenal dengan parsec dan sering digunakan untuk
menyatakan jarak astronomi.
 Secara umum, jika sebuah bintang memiliki paralak , maka
jaraknya adalah
 Pada abad ke-16 Tycho Brahe menolak
teori heliosentris karena alat yang
dibuatnya untuk menentukan kedudukan
planet hanya memiliki ketelitian 1 menit
busur yang menyebabkan tidak
teramatinya paralaks bintang.
 Baru pada abad ke -19 Bessel berhasil
mengamati bintang 61 Cygni dengan
paralak 0,32”. Bintang dengan paralak
terbesar adalaah Proxima century dengan
paralak 0,74”.
 Fluks bintang menyatakan energi yang diterima bintang
tiap satuan waktu tiap satuan luas.
 luminositas bintang menyatakan energi per satuan waktu
yang dikeluarkan oleh bintang.
 Jika bintang mengeluarkan cahaya
pada semua arah ( isotropik ) dan tetap
pada setiap waktu dan jarak bintang
adalah D maka fluks (F) and
luminositas (L) adalah
 2000 lalu, Hipparcus membuat urutan
kecerahan/terang bintang menurut magnitudonya
yaitu
› Magnitudo 1 untuk bintang paling terang
› Magnitudo 2 – bintang yang lebih redup
› …
› Magnitudo 6 – bintang yang paling redup namun masih
dapat dilihat dengan mata telanjang

 Sistem tersebut berdasarkan atas dasar aturan


logaritma
› mag 1 lebih terang dari mag 2
› mag 2 lebih terang dari pada mag 3
 Jika fluks dua bintang adalah F1 dan F2, maka
magnitudo semu m1 and m2 adalah

 Catatan
› Bintang Vega ditetapkan memiliki magnitudo semu
nol sehingga memngkinkan kita menyatakan
magnitudo semunya dari pada menyatakan
perbedaan amplitudo semunya.
Nilai konstanta k mengacu
pada vega
› Magnitudo semu lebih tinggi menunjukkan bintang yang
lebih redup
› Perbedaan magnitudo 5 menunjukkan faktor 100 dari nilai
fluksnya
› Bintang yang paling terang (Sirius) selain matahari memiliki
m=-1.44
› Bintang yang paling redup yang masih dapat dilihat mata
manusia secara telanjang memiliki m=6.5
› Matahari memiliki m=-26.7
› Bulan purnama memiliki m=-12.6
› Venus pada kondisi paling cerah m=-4.7
› Pluto memiliki m=13.65
› Obyek paling redup yang masih dapat diamati teleskop
Hubble memiliki m=30

Anda mungkin juga menyukai