Anda di halaman 1dari 27

OLIMPIADE ASTRONOMI

Tingkat Nasional - 2023 (Teori)

Copyright (c) 2023 Ridlo W. Wibowo (ridloww@gmail.com)


Sulistiyowati (lis.sulistiyowt@gmail.com)
Solusi ini dibuat tanpa jaminan kesesuaian dengan solusi resmi dari juri olimpiade sains bidang
Astronomi. Pengguna boleh menyebarluaskan dan/atau memodifikasi solusi ini dengan mencan-
tumkan sumber asli. Hak cipta soal ada pada Kemendiknas dan dilindungi undang-undang. Jika
ada kesalahan jawaban/penulisan harap melaporkan ke alamat surel di atas.

1. Supernova Tycho, pada tahun 1572, mencapai kecerlangan maksimum yakni -4 magnitudo
pada tanggal 1 Oktober, dan sejak itu mengalami peredupan hingga akhirnya tidak tampak
oleh mata tanpa alat bantu pada 1 Maret 1574. Jika kecerlangan semu b pada saat t setelah 1
Oktober 1572 berkaitan dengan kecerlangan semu b0 melalui persamaan

b = b0 10−t/τ

maka

a. tentukanlah nilai τ (sertakan satuannya)


b. tentukanlah tanggal terakhir seorang pengamat masih dapat mengamati supernova terse-
but jika menggunakan teleskop berdiameter 150 mm.
OSN Astronomi 2023 Halaman 2 dari 27

Jawaban:

a. Persamaan yang diberikan menggambarkan perubahan kecerlangan supernova secara eks-


ponensial menurun, dengan nilai b0 adalah nilai kecerlangan saat t = 0 yaitu pada tanggal
1 Oktober 1572. Untuk mencari nilai τ , dapat kita gunakan pernyataan bahwa supernova
tersebut tidak tampak oleh mata telanjang pada 1 Maret 1574, yang artinya magnitudo
supernova saat itu adalah 6 mag.
Karena tidak ada detail satuan waktu, maka kita bebas menggunakan satuan waktu apa
saja untuk parameter t, paling mudah tentu dalam satuan hari (begitu juga untuk τ ).
Jika kita nyatakan dalam satuan hari, maka nilai t saat 1 Maret 1574 dihitung sejak 1
Oktober 1572 adalah 516 hari.
b
m − m0 = −2,5 log
b
0 
6 + 4 = −2,5 log 10−t/τ
t
−4 = −
τ
t 516
τ = =
4 4
τ = 129 hari

b. Kemampuan teleskop mengumpulkan cahaya akan sebanding dengan luas bukaan teleskop
atau sebanding juga dengan diameter kuadrat, ∝ D2 . Pada kasus ini kita diminta untuk
mencari limit batas terlihatnya supernova, sehingga semakin besar diameter, “batas fluks”
yang dapat teramati akan menjadi lebih kecil, yang artinya malah berbanding terbalik
dengan diameter kuadrat. Kita asumsikan diameter pupil mata saat gelap sekitar 7
mm.
Dmata 2
 
blimit telekop
=
blimit mata Dteleskop
ttele
b0 10− τ 7 2
 
tmata =
b0 10− τ 150
7 2
 
tmata −ttele
10 τ =
150
 !
7 2

tmata − ttele
= log
τ 150
7
516 − ttele = 129 · 2 · log
150
ttele = 859,4 hari → 860 hari sejak 1 Oktober 1572
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanggal terakhir supernova dapat diamati menggu-
nakan teleskop 150 mm adalah 8 Februari 1575*.

*Catatan: tidak melewati tahun kabisat dan belum melewati transisi Julian ke Gregorian
pada 4 Oktober 1582.
OSN Astronomi 2023 Halaman 3 dari 27

2. Sebuah satelit buatan berada pada orbit MEO (Medium Earth Orbit) pada ketinggian 2000 km
dari permukaan Bumi. Orbit satelit dianggap berbentuk lingkaran dengan periode orbit adalah
2 jam. Anggap pula Bumi berbentuk bola sempurna dengan jejari 6378 km. Misalkan stasiun
pengendali satelit berada di Kabupaten Rote Ndao pulau Rote (provinsi Nusa Tenggara Timur)
di lintang 11◦ LS, 123◦ BT. Bidang orbit satelit ini diketahui memiliki kemiringan sebesar 11◦
terhadap ekuator Bumi.

a. Hitunglah kecepatan sudut orbit satelit ini dinyatakan dalam satuan radian jam−1 .
b. Hitung pula kecepatan linear orbit satelit ini dinyatakan dalam satuan km jam−1 .
c. Buatlah satu gambar sketsa dengan setidaknya dua komponen gambar: lingkaran orbit
satelit dan lingkaran di permukaan Bumi yang melewati stasiun tersebut.
d. Dengan mengabaikan faktor rotasi Bumi, hitung berapa lama satelit ini dapat terlihat di
atas horison lokasi stasiun pengendali! Nyatakan hingga satuan detik dan bulatkan tanpa
pecahan.
e. Dengan anggapan yang sama seperti soal 2d, hitung pula berapa lama satelit ini dapat
terlihat di atas horison suatu wilayah di Indonesia di lintang 0◦ LS, 123◦ BT! Nyatakan
hingga satuan detik dan dibulatkan tanpa pecahan.
OSN Astronomi 2023 Halaman 4 dari 27

Jawaban:
Dapat dibuktikan bahwa nilai ketinggian dan periode satelit sebetulnya tidak terlalu cocok
dengan massa Bumi seharusnya. Jika kita anggap kedua nilai benar, maka massa Bumi menjadi
6,7×1024 kg, sedikit lebih besar dari seharusnya. Walaupun demikian untuk menjawab soal-soal
berikutnya kita bisa anggap kedua nilai sudah benar! :)

a. Kecepatan sudut orbit satelit dapat dihitung dari periode,



ω =
T

ω = = π = 3,1415926... rad/jam
2
b. Kecepatan linier orbit satelit,
v = ω·r
v = π · 8378 = 26320,26 km/jam
c. Asumsikan saat satelit di titik paling Selatan bertepatan dengan bujur pengamat, sehingga
pengamat dapat melihatnya di zenit (kemiringan orbit sama dengan lintang pengamat).
Jika demikian, kita bisa gambarkan masalah ini seperti berikut,

d. Dengan asumsi posisi relatif pengamat di atas, serta mengabaikan rotasi Bumi (karena
satelit berjalan cepat), maka untuk menghitung lama satelit di atas horizon pengamat
dapat dilakukan dengan mencari θ,
R⊕
cos θ =
R⊕ + h
6378
cos θ =
6378 + 2000
θ = 40,42287033177◦
2θ 2 · 40,42287033177◦ h
∆t = · T = · 2 = 0,44914300369h = 26m 57s
360◦ 360◦
OSN Astronomi 2023 Halaman 5 dari 27

e. Pada soal ini tidak diberikan lagi posisi relatif orbit satelit (titik nodal) terhadap pengamat
di ekuator. Kita asumsikan mirip dengan soal sebelumnya satelit berada di titik paling
Selatan saat melewati bujur pengamat,
Untuk mencari lamanya satelit di atas horizon, kita dapat menghitung nilai a,
cos θ = cos a cos b + sin a sin b cos 90◦
cos θ = cos a cos b
cos (40,42287033177◦ )
cos a =
cos (11◦ )
a = 39,14705636◦

∆t = · T = 26m 6s
360◦
Waktu yang dihitung ini adalah waktu terpendek satelit di atas horizon pengamat di
ekuator. Waktu terpanjangnya sama dengan soal sebelumnya, yaitu ketika zenit pengamat
bertepatan dengan titik nodal orbit satelit.
Kuis tambahan :
• Hitung azimut satelit saat terbit dan terbenam!
• Untuk kasus soal 2d, hitung perbandingan kecepatan sudut saat di horizon dengan
saat di zenit!
OSN Astronomi 2023 Halaman 6 dari 27

3. Diketahui data massa dan luminositas untuk bintang-bintang yang sedang berada di fase evolusi
Deret Utama berikut ini:

M /M L/L
0,10 0,003
0,50 0,03
0,75 0,3
1,0 1
1,5 5
3,0 60
5,0 600
10 10000
15 17000
25 80000
60 790000

a. Dari data tersebut buatlah plot luminositas sebagai fungsi dari massa dalam skala logari-
tmik.
b. Dari grafik di soal 3a, buatlah persamaan garis dari titik-titik data dalam bentuk y =
ax + b, dengan a dan b untuk setiap baris data ke-i memenuhi hubungan:
n (Σxi yi ) − (Σxi ) (Σyi )
a =
nΣx2i − (Σxi )2
(Σyi ) Σx2i − (Σxi ) (Σxi yi )

b =
nΣx2i − (Σxi )2
dengan n menunjukkan jumlah data. Cantumkan juga nilai-nilai yang diperlukan dalam
perhitungan a dan b.
c. Diketahui sebuah bintang mempunyai luminositas 55L dan temperatur efektif 8000 K.
Dari persamaan garis di soal 3b, tentukanlah massa (dalam M ) dan kemudian tentukan
radius bintang (dalam R ).
d. Hitunglah total energi bintang di soal 3c, dengan mengasumsikan kerapatan di dalam
bintang konstan, menggunakan persamaan energi potensial gravitasi:

3 GM 2
Egr = −
5 R
(tanda negatif - menunjukkan gaya tarik gravitasi materi di dalam bintang membuat
bintang tersebut dalam keadaan stabil).
e. Hitunglah usia bintang di soal 3c (nyatakan dalam satuan tahun)
OSN Astronomi 2023 Halaman 7 dari 27

Jawaban:

a. Untuk dapat membuat plot data (soal a) dan regresi linier (soal b) sebaiknya kita buat
tabel tambahan terlebih dahulu, hal ini juga diminta untuk dicantumkan pada soal b.

M /M L/L xi yi x2i xi yi
[log (M /M )] [log (L/L )]
0,1 0,003 -1,000 -2,523 1,000 2,523
0,5 0,03 -0,301 -1,523 0,091 0,458
0,75 0,3 -0,125 -0,523 0,016 0,065
1 1 0,000 0,000 0,000 0,000
1,5 5 0,176 0,699 0,031 0,123
3 60 0,477 1,778 0,228 0,848
5 600 0,699 2,778 0,489 1,942
10 10000 1,000 4,000 1,000 4,000
15 17000 1,176 4,230 1,383 4,975
25 80000 1,398 4,903 1,954 6,854
60 790000 1,778 5,898 3,162 10,487
n = 11 Σxi = 5,278 Σyi = 19,718 2
Σxi = 9,353 Σxi yi = 32,276

b. Menggunakan nilai-nilai hasil perhitungan yang ada di tabel, maka hasil regresinya sebagai
berikut:
11 · 32,276 − 5,278 · 19,718
a= = 3,345
11 · 9,353 − 5,2782

19,718 · 9,353 − 5,278 · 32,276


b= = 0,187
11 · 9,353 − 5,2782
OSN Astronomi 2023 Halaman 8 dari 27

Persamaan hasil regresi


   
L M
log = 3,345 · log + 0,187
L M
atau kita juga bisa ubah dalam bentuk pangkat,

M 3,345
 
L
= 1,54
L M

c. Kita dapat menggunakan persamaan hasil regresi untuk memperkirakan massa bintang,
log (55)−0,187
M = 10 3,345

M = 2,91M
Radius bintang dapat dicari dengan data temperatur dan luminositas yang telah diberikan.
Kita bisa gunakan suhu Matahari sekitar 5772 K (bisa juga 5800 atau 6000 K tergantung
hafalan).
L 4πR2 σT 4
=
L 4πR2 σT 4
R 2 T 4
   
L
=
L R T
2 
8000 4
 
R
55 =
R 5772
R = 3,86R
Jika nilai temperatur Matahari yang digunakan berbeda maka hasilnya akan sedikit ber-
beda (3,86 − 4,17R ).
d. Energi potensial gravitasi yang terkandung di dalam bola dengan kerapatan seragam (uni-
form) dengan radius R diberikan di soal,

3 GM 2
U =−
5 R
Andaikan sebuah bintang mengerut dari awan dengan radius sangat besar (R ≈ ∞), maka
perubahan energi potensial selama proses pengerutan adalah
∆U = Uakhir − Uawal
3 GM 2
∆U = − −0
5 R
3 GM 2
∆U = −
5 R
tanda minus artinya bahwa energi potensial gravitasi menurun selama proses pengerutan.
Total perubahan energi potensial yang terjadi adalah
3 G(2,91M )2
∆U =
5 3,86R
∆U = 5 × 1041 Joule
Catatan: Kami menggunakan nilai hafalan untuk massa dan radius Matahari: M =
2 × 1030 kg, dan R = 696000 km.
OSN Astronomi 2023 Halaman 9 dari 27

e. Berdasarkan hukum kekekalan energi dan teorema virial yang bekerja pada sistem gravi-
tasi, kita bisa memperkirakan bahwa ketika awan molekular / protobintang mengalami
pengerutan dengan penurunan energi potensial gravitasi sebesar ∆U , maka hal ini akan
disertai dengan peningkatan energi kinetik partikel-partikel di dalam awan sebesar 12 ∆U
dan 12 ∆U sisanya akan diradiasikan.
1 3 GM 2
Etersedia untuk diradiasikan = ∆U =
2 10 R
Energi tersebut akan dipancarkan selama proses pengerutan secara perlahan. Andaikan
selama proses pengerutan energi yang dipancarkan tetap sebesar L, maka lama waktu
yang dibutuhkan adalah
3 GM 2
10 R
tKH =
L
Sebuah perkiraan/skala kasar tentang berapa lama suatu proses di bintang terjadi yang
disebut dengan skala waktu termal atau skala waktu Kelvin-Helmholtz.
Usia bintang pada soal 3c yang ditanyakan menurut skala waktu termal, yakni perkira-
an kasar lama waktu yang dibutuhkan untuk berubah dari awan protobintang menjadi
bintang Deret Utama adalah

0,5 · 5 × 1041
t= = 1,187 × 1013 detik = 376075 tahun
55 · 3,86 × 1026

*Catatan: pertanyaan “usia bintang” diberikan setelah pada soal sebelumnya diberitahu
mengenai rumus “total energi potensial” yang dimiliki bintang, seolah mengarahkan pe-
serta untuk menghitung skala waktu termal. Asumsi kami sepertinya pembuat soal ingin
memberitahukan bahwa bintang pada soal 3c adalah bintang Deret Utama yang baru saja
lahir dan peserta diminta menghitung lama ia “dikandungan”. :)
OSN Astronomi 2023 Halaman 10 dari 27

4. Di dalam mekanika benda langit, gaya sentral dapat diartikan secara sederhana sebagai gaya
yang mengarah ke pusat lingkaran. Tinjau dua benda bermassa M dan m. Jika sistem dua
benda ini digambarkan melalui sistem koordinat bola (r, θ, φ), maka gaya sentral adalah gaya
yang dialami oleh benda m akibat kehadiran medan gaya karena keberadaan benda M yang
arahnya menuju pusat benda M , yang secara matematis ditulis Fc = f (r), dengan kata lain ga-
ya hanya merupakan fungsi dari koordinat jarak r. Hukum kuadrat kebalikan merupakan kasus
khusus dari gaya sentral, yakni ketika f (r) = rk2 , dengan k = konstanta. Untuk memudahkan
pembahasan, kita terapkan persoalan ini pada kasus planet mengitari Matahari dengan orbit
lingkaran sempurna. Planet dengan massa mp mengitari Matahari dengan massa M dengan
jejari orbit R.
Aturan penyelesaian soal ini:
Dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan menggunakan

• Hukum Gravitasi Newton


• Hukum III Kepler

a. Dengan menggunakan ungkapan gaya sentral dan unsur-unsur (rumus-rumus) kinematika


rotasi, tunjukkan bahwa

P2
=C
R3
dengan P dan C secara berurutan menyatakan periode dan sebuah konstanta. Kemudian
tuliskan bentuk eksplisit dari konstanta C. Tuliskan dengan jelas hukum-hukum dan
asumsi-asumsi yang digunakan di setiap tahap penyelesaian.

Butir-butir soal di bawah ini (b, c, d, dan e) bertujuan untuk memperoleh bentuk eksplisit dari
konstanta k yang muncul pada Fc = Rk2

b. Tunjukkan secara analitis menggunakan argumen-argumen hukum gerak Newton bahwa


selain terdapat hubungan k ∝ mp , juga terdapat hubungan k ∝ M .
c. Telah ditunjukkan bahwa k bergantung pada massa planet dan massa Matahari. Di bawah
ini diberikan dua bentuk hubungan k dengan mp dan M . Periksalah kemasukakalan
dari hubungan-hubungan tersebut, simpulkan hubungan mana yang benar, dan mengapa
bukan yang lainnya?
i. k ∝ mp + M
ii. k ∝ mp M
d. Apakah hubungan k ∝ mp (mp + M ) juga benar? Jelaskan!
e. Tuliskan secara eksplisit (lengkap) bentuk gaya sentral Fc sebagai fungsi dari mp , M ,
dan R, sesuai dengan jawaban-jawabanmu pada butir-butir sebelumnya, dan turunkan
pula dimensi dari konstanta kesebandingannya, lalu berikan tanggapan atas hal tersebut.
OSN Astronomi 2023 Halaman 11 dari 27

Jawaban:

a. Jika kita asumsikan Matahari diam, lalu planet bergerak melingkari Matahari, maka
berdasarkan kinematika rotasi, seharusnya yang berperan sebagai gaya sentripetal yang
menahan planet untuk tidak lepas (gerak lurus) adalah gaya sentral,
Fsentripetal = Fsentral
mp asentripetal = Fg (R)
v2
mp = Fg (R)
R
4π 2 R2
mp 2 = Fg (R)
P R
4π 2 R
mp 2 = Fg (R)
P
P2
Fg (R) = mp 4π 2
R
Untuk bisa memenuhi Hukum Kepler yang telah ditemukan sebelumnya,

P2
= C = konstan
R3
maka pastilah gaya sentral Fg (R) harus berbanding terbalik dengan R2 , atau kita bisa
tuliskan Fg (R) = Rk2 , dengan k adalah suatu konstanta, sehingga,
P2 k
· = mp 4π 2
R R2
P2 mp 4π 2
=
R3 k
mp 4π 2
Kita peroleh konstanta yang dimaksud soal C = k
b. Berdasarkan hukum gerak Newton yang kedua ( F = ma), maka gaya gravitasi akan
P
sebanding dengan massa dan percepatan gravitasi (ag )
Fg = mag
dari pengukuran diketahui bahwa percepatan benda yang jatuh di permukaan Bumi tidak
bergantung pada massa benda tersebut, sehingga bisa disimpulkan bahwa
Fg ∝ m
kemudian dengan menggunakan hukum gerak Newton yang ketiga, aksi = reaksi (F12 =
−F21 ), maka seharusnya gaya gravitasi akan sebanding juga dengan massa benda lainnya,
M
Fg ∝ M

c. Berdasarkan argumen hukum gerak Newton yang kedua yang telah dituliskan di atas, jika
gaya gravitasi sebanding dengan k ∝ m + M , maka percepatan gravitasi yang dirasakan
OSN Astronomi 2023 Halaman 12 dari 27

suatu benda akan menjadi


konstanta · (m + M )
ma =
R2
konstanta (m + M )
a =
R2  m 
konstanta M
a = 2
1+
R m

Andaikan kita terapkan pada kasus di permukaan Bumi dengan M adalah massa Bumi dan
m adalah benda yang jatuh dipercepat di permukaan Bumi, maka menggunakan rumus
di atas akan terjadi hal yang tidak masuk akal, benda yang massanya lebih kecil akan
mengalami percepatan lebih besar dibanding benda yang bermassa besar. Pensil yang
jatuh akan mengalami percepatan lebih besar dibanding mobil yang jatuh di permukaan
Bumi.
Hubungan yang lebih tepat adalah k ∝ m·M , percepatan suatu benda akan sesuai dengan
massa benda yang lain. Benda yang jatuh di permukaan Bumi akan memiliki percepatan
yang sama, yang bergantung massa Bumi (bukan massa benda yang jatuh), hal ini sesuai
dengan fakta pengamatan.
d. Jika kita terapkan gaya gravitasi sebanding dengan mp (mp + M ), maka hal ini tidak
akan memenuhi hukum gerak Newton yang ketiga. Berdasarkan hukum gerak ketiga
Newton, gaya gravitasi yang diakibatkan planet terhadap Matahari harus sama besar
dengan gaya gravitasi yang diakibatkan Matahari terhadap planet. Jika menggunakan
keproporsionalan di soal, maka sudah jelas besar gaya gravitasi akan berbeda jika kita
tuliskan untuk planet, ∝ mp (mp + M ), dengan apabila kita tuliskan untuk Matahari
∝ M (mp + M )
e. Dapat disimpulkan bahwa gaya sentral yang dapat mendeskripsikan gaya gravitasi harus-
nya akan berbentuk
mp M
Fg ∝
R2
mp M
Fg = konstanta
R2
Konstanta pada persamaan gaya gravitasi yang diturunkan akan memiliki satuan,
N m2 kg−2 = kg m s−2 · m2 kg−2 = kg m3 s−2
Dimensi konstanta: M L3 T −2
Tanggapan: Capek bang...
OSN Astronomi 2023 Halaman 13 dari 27

5. a. Bagian I
i. Secara teori, pada gugus galaksi, galaksi-galaksi dalam daerah yang sudah berada da-
lam keadaan setimbang virial mengikuti kaidah teorema virial: 2Ekinetik +Epotensial =
0. Radius pada daerah setimbang virial ini disebut radius virial. Kemudian didefi-
nisikan massa total gugus sebagai penjumlahan dari seluruh massa masing-masing
galaksi
X
M= mi
i

dispersi kecepatan yang diberi bobot massa


1 X
v2 = mi vi2
M
i
dan radius gravitasi
 −1
X mi mj
rG = 2M 2  
rij
i6=j

dengan rij = jarak spasial/ruang antara galaksi i dan galaksi j. Tuliskan rumus
estimasi massa gugus dengan menerapkan teorema virial!
ii. Karena jarak spasial rij yang merupakan jarak 3-dimensi tidak dapat diukur secara
langsung, maka dilakukan perubahan dari jarak spasial menjadi jarak terproyeksi di
bidang langit antara galaksi i dan galaksi j. Hubungan radius gravitasi terproyeksi
(RG ) dengan jarak terproyeksi (Rij ) adalah
 −1
X mi mj
RG = 2M 2  
Rij
i6=j

Untuk kasus distribusi kecepatan isotropik (atau distribusi kecepatan simetri bola)
berlaku relasi v 2 = 3σv2 dan rG = π2 RG . Parameter σv dan RG didapatkan dari
pengamatan. Tinjau gugus galaksi Abell yang diamati secara optis. Apabila dida-
patkan σv = 900 km s−1 dan RG = 1,4 Mpc, berapakah massa gugus tersebut dalam
satuan massa Matahari (M )?
b. Bagian II
i. Berdasarkan pengamatan pada panjang gelombang sinar-X, untuk daerah kesetim-
bangan virial berlaku hubungan temperatur dan massa gugus, T ∝ M
r . Gugus galaksi
diasumsikan berbentuk bola. Hubungan temperatur sebagai fungsi dari massa saja
dituliskan sebagai T ∝ M α . Berapakah nilai α?
OSN Astronomi 2023 Halaman 14 dari 27

ii. Kemudian dari observasi gugus-gugus galaksi didapatkan grafik berikut:

Dari grafik di atas, tuliskan rumus massa gugus sebagai fungsi dari temperatur (dalam
hal ini satuan rumus massa adalah M )! Apakah rumus ini konsisten dengan soal b
(Bagian II) butir i? Jelaskan!
iii. Untuk massa gugus sebesar 1 × 1014 M , berapakah temperatur gugus?
OSN Astronomi 2023 Halaman 15 dari 27

Jawaban:

a. Bagian I
i Total energi kinetik sistem:
n
X 1
T = mi vi2
2
i=1
Total energi potensial sistem:
n
1 X Gmi mj
U=
2 rij
i=1,i6=j

Faktor 12 pada energi potensial supaya tiap “pasang” benda/massa tidak terhitung
dua kali energi potensialnya, karena fungsi sum/Σ di atas indeks i dan j mengulang
untuk benda yang sama.
Selanjutnya menggunakan teorema virial,
2T = U
1X 1 X mi mj
2· mi vi2 = G
2 2 rij
i i6=j
M2
M v2 = G
rG
rG v 2
M =
G
ii Pada kenyataannya nilai kecepatan tiap galaksi vi pada ruang 3D tidak dapat dipe-
roleh dengan mudah. Hanya kecepatan radial (vr ) yang langsung bisa diperoleh dari
pengamatan efek Doppler. Dengan asumsi isotropik / simetri bola dan hubungan
vri = vi cos θi dengan θi adalah sudut antara arah garis pandang ke galaksi i de-
ngan arah vektor kecepatan galaksi tersebut terhadap pusat massa sistem, kita bisa
turunkan bahwa
v 2 = σv2tot = 3σv2r
Di sisi lain, jarak antar galaksi rij juga sulit untuk diperoleh, yang mudah untuk
diukur adalah jarak terproyeksinya di langit (Rij ). Keduanya memiliki hubungan
Rij = rij sin ξij dengan ξij adalah sudut antara arah garis pandang ke galaksi i dengan
vektor posisi yang mengarah dari galaksi i ke galaksi j. Kemudian bisa diturunkan
faktor koreksi yang menghubungkan total energi potensial yang seharusnya dihitung
menggunakan jarak sebenarnya dengan apabila menggunakan jarak terproyeksi, hal
ini kemudian akan menghasilkan
 −1
π X mi mj
rG = RG dengan RG = 2M 2  
2 Rij
i6=j

Jika dispersi kecepatan radial dan jarak terproyeksi antar galaksi kita peroleh, maka
massa gugus galaksi dapat kita estimasi
rG v 2
M =
G
π 2
RG · 3σvr
M = 2
G
OSN Astronomi 2023 Halaman 16 dari 27

Untuk nilai σvr = 900 kms−1 dan RG = 1,4 Mpc, akan kita peroleh massa gugus
galaksi sebesar M = 2,47 × 1045 kg = 1,236 × 1015 M .
b. Bagian II
i. Pada soal diberikan hubungan,
Mvir
Tvir ∝
rvir
sedangkan asumsi simetri bola memberikan hubungan
4 3
Mvir = πr ρ̄
3 vir
 1
3Mvir 3
rvir = atau
4π ρ̄
1
rvir ∝ Mvir3

sehingga dapat disimpulkan,


2
Tvir ∝ M 3

Jadi nilai α = 23 .
ii. Plot yang diberikan dalam skala logaritmik dengan basis 10, termasuk untuk sumbu-x
(silakan buktikan!).

Kita ambil 2 titik sampel untuk mencari persamaan garis hasil fitting. Untuk nilai
yang kita pilih, misalnya x1 = 0 dan x2 = 1 kita cari nilai y yang sesuai dengan
OSN Astronomi 2023 Halaman 17 dari 27

bantuan penggaris.
14 mm
y1 = 13 + = 13,54901961 (MTot = 3,54 × 1013 M )
25,5 mm
56,5 mm
y2 = 13 + = 15,21568627 (MTot = 1,643 × 1015 M )
25,5 mm
Persamaan garis dapat diturunkan dari kesebangunan segitiga,
y − y1 x − x1
=
y2 − y1 x2 − x1
y − 13,54901961 x−0
=
15,21568627 − 13,54901961 1−0
y = 1,6666667x + 13,54901961
Karena y = log10 MMTot dan x = log10 1kBkeVT
, maka dapat dituliskan
   
MTot kB T
log10 = 1,6666667 log10 + 13,54901961
M 1 keV
dapat juga diturunkan persamaan dalam bentuk pangkat,
!
kB T 1,6666667
   
MTot
log10 = log10 + log10 1013,54901961

M 1 keV
!
kB T 5/3
   
MTot
log10 = log10 · 1013,54901961
M 1 keV
kB T 5/3
 
MTot 13
= 3,54 × 10
M 1 keV
Hasil fitting data menunjukkan bahwa M ∝ T 5/3 atau T ∝ M 3/5 , dapat disimpulkan
bahwa nilai α = 3/5 yang diperoleh sedikit lebih kecil dari hasil teori “sederhana”
pada butir soal Bagian II (i) yang menunjukkan nilai α = 2/3.
iii. Temperatur gugus bisa dicari dari persamaan bentuk log atau bentuk pangkat. Kita
gunakan bentuk log karena lebih mudah
 
kB T 14 − 13,54901961
=
1 keV 5/3
kB T = 0,270588 keV = 270,6 eV [energi ini dalam rentang soft x-ray]
T = 3,14 juta Kelvin.
OSN Astronomi 2023 Halaman 18 dari 27

6. Sebuah sistem bintang ganda sinar-X yang terdiri dari bintang neutron dan sebuah bintang
redup, beredar dengan orbit lingkaran mengelilingi titik pusat massa sistem. Pengamatan
spektroskopi menghasilkan data kecepatan radial pada tabel dan grafik sebagai berikut,

Waktu pengamatan Waktu pengamatan Kecepatan Radial


(Julian Day atau JD) (JD − 2460186,25) v1 (km s−1 ) v2 (km s−1 )
2460186,250000 0,000000 -5,50 393,50
2460186,253472 0,003472 -8,25 590,25
2460186,256944 0,006944 -11,00 787,00
2460186,260417 0,010417 -8,25 590,25
2460186,263889 0,013889 -5,50 393,50
2460186,267361 0,017361 -2,75 196,75
2460186,270833 0,020833 0,00 0,00
2460186,274306 0,024306 -2,75 196,75
2460186,277778 0,027778 -5,50 393,50
2460186,281250 0,031250 -8,25 590,25
2460186,284722 0,034722 -11,00 787,00
2460186,288194 0,038194 -8,25 590,25
2460186,291667 0,041667 -5,50 393,50

Hitunglah

a. radius orbit bintang neutron (dalam satuan km),


b. radius orbit bintang redup (dalam satuan km),
c. massa total kedua bintang (nyatakan dalam satuan massa Matahari),
d. massa bintang redup (dalam satuan massa Matahari).
OSN Astronomi 2023 Halaman 19 dari 27

Jawaban:
Data kurva kecepatan radial yang diberikan bertolak belakang dengan pernyataan bahwa me-
reka adalah suatu sistem bintang ganda yang saling mengorbit pusat massa. Jika memang
mereka adalah satu sistem bintang ganda, maka sudah seharusnya ‘tengah’ atau rata-rata dari
kurva kecepatan radial masing-masing bintang akan berhimpit dan merupakan kecepatan ra-
dial sistem. Pada data dan plot yang diberikan, hal tersebut tidak ditemukan, bintang satu
(v1 ) konsisten bergerak mendekati kita sedangkan bintang dua (v2 ) selalu menjauhi kita, yang
artinya mereka bergerak saling menjauh satu sama lain. Selain itu tidak diberikan juga data
inklinasi orbit.

Jika datanya benar dan disederhanakan sebagai kasus dengan inklinasi orbit 90◦ , kita bisa
lakukan tahapan dasar berikut ini:

i. cari periode (P ) dari plot, misal dari melihat waktu yang dibutuhkan dari puncak ke
puncak
ii. menggunakan amplitudo kecepatan radial, (vr,max − vr,min )/2, sebagai kecepatan orbit
masing-masing bintang (v1 dan v2 ). Jika tidak diketahui inlinasi, maka kecepatan radial
tersebut adalah vr = v sin i.
iii. menghitung radius orbit masing-masing bintang r1 = 2π ,
v1 P
r2 = 2π .
v2 P

iv. semimayor orbit a = r1 + r2


v. massa total sistem dari hukum III Kepler, a3
P2
= (m1 + m2 )
vi. massa masing-masing bintang dari massa total dan hubungan pusat massa m1
m2 = v2
v1 = r1 .
r2

Kita berbaik sangka saja, mungkin kami yang belum paham atau memang soal ini untuk
menguji pemahaman siswa, karena terlalu mudah ...
OSN Astronomi 2023 Halaman 20 dari 27

7. Planetary nebula (PN) merupakan bagian dari evolusi lanjut bintang bermassa rendah atau
menengah. PN terdiri dari sebuah bintang pusat yang diselubungi oleh gas dan debu yang
berasal dari angin bintang. Berikut ini merupakan data spektrum dan magnitudo yang teramati
dari PN.

a. Berdasarkan informasi garis emisi dari deret Balmer (Hα), tentukan kecepatan radial PN
dalam km s−1 . Diketahui konstanta Rydberg R = 10970910 m−1 .
OSN Astronomi 2023 Halaman 21 dari 27

Magnitudo
U 13,196
B 13,158
V 12,831

b. Diketahui garis sulfur terionisasi dapat digunakan untuk menentukan kerapatan elektron
di selubung PN. Dengan bantuan plot berikut dan spektrum PN, tentukanlah kerapatan
elektron di selubung PN.

c. Selubung PN terdiri dari gas yang terionisasi (plasma). Plasma dapat berosilasi dengan
persamaan gerak berikut

d2 ∆x
me = eE
dt2
dengan
ne∆x
E=
ε0
serta me adalah massa elektron, e adalah muatan elektron, ∆x adalah perpindahan, E
adalah medan listrik, n adalah kerapatan elektron, dan 0 adalah permitivitas dengan
ε0 = 8,854 × 10−12 Fm−1 . Hitunglah frekuensi plasma selubung PN tersebut. Berikan
jawabanmu dalam satuan Hz.
d. Jika bintang pusat PN merupakan bintang katai putih yang diketahui memiliki magnitudo
bolometrik absolut sebesar 14, warna intrinsik B − V = 0,30 dan U − V = 0,33, serta
paralaks sebesar 9 milidetik busur, maka tentukan besar ekstingsi total (AV ) akibat materi
antarbintang dan materi di selubung PN.
Asumsikan nisbah ekstingsi total terhadap ekstingsi selektif (total-to-selective extinction
ratio) sebesar 3,2.
e. Jika ekstingsi antarbintang di arah PN tersebut adalah 0,7 magnitudo per kiloparsek,
tentukan besar ekses warna (reddening) yang hanya disebabkan oleh selubung PN.
OSN Astronomi 2023 Halaman 22 dari 27

Jawaban:
a. Kita dapat hitung panjang gelombang diam (λ0 ) Hα menggunakan persamaan deret Bal-
mer, terjadi ketika elektron pindah dari kulit 2 ke kulit 3 (kasus absorpsi) atau kulit 3 ke
kulit 2 (kasus emisi).
 
1 1 1
= R −
λ 22 32
λ = 6562,8 Å
Kecepatan radial dapat ditentukan menggunakan efek Doppler, dengan nilai panjang ge-
lombang teramati dapat dilihat pada gambar kedua, puncaknya berada pada panjang
gelombang 6566Å.
λ − λ0 vr
=
λ0 c
6566 − 6562,8 vr
=
6562,8 3 × 105
vr = 146,28 km/s
b. Berdasarkan potongan spektrum pada Gambar 3, kita dapat tentukan dua puncak garis
Sulfur terionisasi masing-masing memiliki intensitas,
• SII (λ0 = 6716Å) → 140 × 10−15
• SII (λ0 = 6731Å) → 260 × 10−15
• kontinum → 30 × 10−15 (bagian datar jika tidak ada garis emisi, intensitasnya tidak
nol)
Catatan: lokasi puncak garis emisi yang terlihat pada Gambar 3 sudah tidak di λ0 karena
ada redshift yang telah dihitung sebelumnya.
Rasio intensitas dapat dihitung setelah dikurangi kontinum,
140 − 30 110
= = 0,47826
260 − 30 230
Menggunakan bantuan penggaris kita bisa cari titik potong antara garis horizontal y =

0,47826 pada plot yang diberikan untuk mencari nilai pada sumbu-x (rapat elektron) yang
sesuai. Kita bisa perkirakan nilai kerapatan elektron sekitar 12000 cm−3 .
OSN Astronomi 2023 Halaman 23 dari 27

*Catatan: perhatikan bahwa skala yang dituliskan adalah skala logaritmik. Misalkan saja
kita mengukur menggunakan penggaris, kemudian kita peroleh posisi yang diinginkan
berada 2 mm di sebelah kanan 104 , padahal 104 ke 105 jaraknya 28 mm, maka nilai yang
yang dimaksud adalah x = 104 · 102/28 = 11787.
c. Frekuensi plasma
d2 ∆x
me = eE
dt2
2
d ∆x ne∆x
me = e
dt2 ε0
d2 ∆x ne2
= ∆x
dt2 me ε0
Ketika terdapat suatu persamaan diferensial di mana turunan kedua dari sebuah variabel
sama dengan variabel itu sendiri, maka salah satu solusi “persamaan diferensial” seperti
itu yang mungkin adalah fungsi trigonometri.
d2 y
= −ω 2 y → solusinya y = A cos ωt
dt2
Hal ini berlaku misalnya pada kasus gerak harmonik sederhana (pegas dan bandul seder-
hana).
Melihat bentuk persamaan di atas dapat kita simpulkan frekuensi plasmanya adalah
s
ne2
ω =
m e ε0
s
ne2
2πf =
m e ε0
s
1 ne2
f =
2π me ε0
s
1 1,2 × 10−2 · (1,6 × 10−19 )2
f =
2π 9,1 × 10−31 · 8,854 × 10−12
f = 0,98 ≈ 1 Hz

d. Ekstingsi total:
AV = RV · EBV
AV = 3,2 · ((B − V ) − (B0 − V0 ))
AV = 3,2 · ((13,158 − 12,831) − 0,3)
AV = 0,0864

e. Jarak ke PN
1 1
d= = = 111,11 pc
p 0,009
Ekstingsi akibat materi antar bintang

AV = 0,7 mag/kpc · 0,11111 kpc = 0,07778


OSN Astronomi 2023 Halaman 24 dari 27

Ekses warna (reddening) akibat selubung PN


AV,P N 0,0864 − 0,07778
EBV,P N = = = 0,0027
RV 3,2
OSN Astronomi 2023 Halaman 25 dari 27

8. Lensa gravitasi merupakan salah satu konfirmasi dari Teori Relativitas Umum (TRU) Einstein
yang menjelaskan hubungan kelengkungan ruang-waktu dengan massa. Keberadaan massa di
antara pengamat dan sumber cahaya akan menyebabkan kelengkungan ruang-waktu, kemudi-
an kelengkungan tersebut yang membuat trajektori foton dari sumber cahaya latar belakang
dapat difokuskan ke pengamat. Sebagai ilustrasi lihat gambar di bawah ini yang merupakan
skema geometri pembentukan fenomena lensa gravitasi. DL , DS , dan DLS , secara berurutan
adalah jarak pengamat menuju lensa, pengamat menuju sumber, dan lensa menuju sumber.
Selain itu didefinisikan sudut-sudut yang diukur dari garis pandang yaitu garis yang menghu-
bungkan pengamat menuju pusat lensa diteruskan ke bidang sumber, β posisi sudut sumber
tak terlensakan, θ posisi sudut citra yang terbentuk, α sudut pembelokan, dan αb adalah sudut
pembelokan tereduksi.

a. Jika diketahui besar sudut pembelokan tereduksi dari TRU adalah

4GML
α̂ =
c2 ξ

dengan G konstanta gravitasi, c kecepatan cahaya, ML massa objek lensa, dan ξ parameter
impact, turunkan persamaan lensa gravitasi yang berupa hubungan β sebagai fungsi dari θ
(sudut yang teramati) menggunakan hubungan geometri yang diilustrasikan oleh gambar
di atas!
b. Dengan mengasumsikan bahwa sebuah bintang katai bermassa 0,5M terletak pada jarak
5,8 kpc dari pengamat di Bumi telah melensakan sebuah bintang latar belakang di sekitar
pusat galaksi Bima Sakti. Hitung berapa besar radius sudut yang terbentuk ketika bintang
latar belakang tepat berada di garis pandang (disebut radius Einstein)! Nyatakan dalam
milidetikbusur!
c. Apakah dengan besar sudut yang diperoleh dari soal 8b akan dapat diamati menggunakan
Hubble Space Telescope (HST) dengan resolusi sudut 0,03 detikbusur?
OSN Astronomi 2023 Halaman 26 dari 27

Jawaban:
Perlu diperhatikan bahwa gambar yang disediakan tidak dalam skala yang sebenarnya. Kunci
pertama untuk dapat menjawab soal ini adalah menyadari bahwa sudut-sudut yang diberikan
pada sketsa (θ, α, β, α
b) adalah sudut yang sangat kecil, karena jarak-jarak (DL , DS , DLS ) yang
digambarkan juga sebenarnya adalah jarak yang sangat jauh (skala kosmologi; jarak antar
galaksi).

Karena sudutnya sangat kecil, kita bisa gunakan pendekatan sudut kecil, sin θ ≈ tan θ ≈ θrad ,
sehingga jika kita gunakan satuan sudut radian dapat kita tuliskan,

ξ = θ · DL
OS = β · DS
SS 0 = α
b · DLS
SS 0 = α · DS

dan kita juga memiliki hubungan,

DS = DL + DLS
OS 0 = OS + SS 0
θ =β+α

a. Kita bisa turunkan β sebagai fungsi dari θ


β = θ−α
SS 0
β = θ−
DS
b · DLS
α
β = θ−
DS
DLS 4GML
β = θ−
DS c2 ξ
DLS 4GML
β = θ−
DS c2 · θ · DL
DLS 4GML
β = θ−
DS · DL c2 θ
OSN Astronomi 2023 Halaman 27 dari 27

b. Kita telah turunkan β(θ) pada soal sebelumnya, sehingga untuk kasus sumber berada
tepat di belakang lensa, β = 0, kita bisa turunkan rumus yang disebut sebagai Einstein
radius/Einstein ring,
DLS 4GML
θ =
DS · DL c2 θ
DLS 4GML
θ2 =
D · DL c2
rS
DLS 4GML
θE =
DS · DL c2
Untuk lensa bermassa ML = 0,5M , jarak lensa DL = 5,8 kpc, jarak sumber (jarak pusat
galaksi) DS = 8 kpc, dan jarak lensa ke sumber DLS = 8 − 5,8 = 2,2 kpc, kita bisa hitung
radius Einstein,
θE = 2,13 × 10−9 rad = 0,44 milidetikbusur.

c. Radius Einstein objek tersebut (0,44 mas) jauh lebih kecil daripada resolusi sudut HST
(30 mas), sehingga tidak dapat dipisahkan.

Solusi seperti ini dapat diperoleh di http://ridlow.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai