Anda di halaman 1dari 8

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

Al – Qur’an merupakan terjemahan abadi dari kitab alam semesta,penerjemah kekal


dari ”bahasa” yang digunakan untuk “menuliskan” hukum – hukum ilahi dalam penciptaan
dan pengaturan alam semesta.Penafsir kitab – kitab tentang dunia nyata dan dunia
gaib.Penyingkap tirai pemberdayaan nama – nama Allah yang tersembunyi di bumi dan
langit.Kunci menuju kebenaran di balik serangkaian peristiwa.

Al – Qur’an berlimpah dengan ayat – ayat yang meminta manusia untuk berpikir
dengan menggunakan akal mereka untuk mengungkap rahasia alam semesta.Dangan cara
inilah,mereka dapat memiliki keyakunan secara teguh terhadap pencipta – Nya.

Di dalam Al-Quran, Allah memerintahkan umat manusia untuk memikirkan,


menyelidiki dan merenungkan, penciptaan langit, bumi, gunung-gunung, bintang-bintang-
bintang, tumbuhan, benih, binatang, pergantian siang dan malam, manusia, hujan dan
pelbagai ciptaan lainnya. Dengan mencermati semua ini, manusia akan semakin menyadari
cita seni ciptaan Allah di dunia sekelilingnya, dan pada akhirnya dapat mengenali
Penciptanya, yang telah menciptakan seluruh alam semesta beserta segala isinya dari
ketiadaan.

Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah
sedikitpun sejak pertama kali diturunkan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas
Al Qur’an sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya :

       


“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula
yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)

Selama satu abad terakhir, serangkaian percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi mutakhir, telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa
alam semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta
berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa,
karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam
semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh,
kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari
ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big Bang.

Adapun ayat-ayat yang menjelaskan bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakan
alam semesta :

Q.S. Al-Sajdah :4

          
             
 

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara
keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua
tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah
kamu tidak memperhatikannya ?”(Q.S. Al-Sajdah [32] :4 )

Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan yang telah menurunkan Alquran kepada
Muhammad saw itu adalah Tuhan Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di
antara keduanya dalam enam masa. Yang dimaksud dengan enam masa dalam ayat ini
bukanlah hari (masa) yang dikenal seperti sekarang ini, tetapi adalah hari sebelum adanya
langit dan bumi. Hari pada waktu sekarang ini adalah setelah adanya langit dan bumi serta
telah adanya peredaran bumi mengelilingi matahari dan sebagainya.

Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, maka Dia pun bersemayam di atas Arasy,
sesuai dengan kekuasaan dan kebesaran-Nya.Allah SWT menegaskan bahwa tidak
seorangpun yang dapat mengurus segala urusannya, menolak bahaya, malapetaka dan siksa.
Dan tidak seorangpun yang dapat memberi syafaat ketika azab menimpanya, kecuali Allah
semata, karena Dialah Yang Maha Kuasa menentukan segala sesuatu.Kemudian Allah SWT
memperingatkan: “Apakah kamu hai manusia tidak dapat mengambil pelajaran dan
memikirkan apa yang selalu kamu lihat itu? Kenapa kamu masih juga menyembah selain
Allah?(Sumber: Tafsir Depag)
Fase – fase penciptaan Alam Semesta menurut Al Qur’an

Enam Masa Penciptaan Alam Semesta

Dari ayat di atas Allah SWT menyebutkan penciptaan langit dan bumi dalam enam
masa (sittati ayyaamin) selanjutnya para mufasir bersepakat dalam menafsirkan ayat ini,
bahwa yang disebut dengan  (sittati ayyaamin) adalah enam tahapan atau proses bukan enam
hari sebagaimana mengartikan kata ayyaamin.

Adapun kronologis penciptaan dalam Al-Qur’an adalah : 

Fase Pertama

        


           

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya…”(Q.S. Al Anbiya [21] :30)

Ini dimulai dengan sebuah ldakan besar (bigbang) sekitar 12-20 miliar tahun
lalu.Inilah awal terciptanya materi, energy, dan waktu. “Ledakan” pada hakikatnya adalah
pengembangan ruang.Materi yang mula-mula terbentuk adalah hydrogen yang menjadi bahan
dasar bagi bintang-bintang generasi pertama.Hasi fusi nuklir antara inti-inti hydrogen,
meghasilkan unsure-unsur yang lebih berat, seperti karbon, oksigen, sampai besi atau disebut
juga Nukleosintesis Big Bang.

Nukleosintesis Big Bang terjadi pada tiga menit pertama penciptaan alam semesta dan
bertanggung jawab atas banyak perbandingan kelimpahan 1H (protium), 2H (deuterium), 3He
(helium-3), dan 4He (helium-4), di alam semesta.Meskipun 4He terus saja dihasilkan oleh
mekanisme lainnya (seperti fusi bintang dan peluruhan alfa) dan jumlah jejak 1H terus saja
dihasilkan oleh spalasi dan jenis-jenis khusus peluruhan radioaktif (pelepasan
proton dan pelepasan neutron), sebagian besar massa isotop-isotop ini di alam semesta, dan
semua kecuali jejak-jejak yang tidak signifikan dari 3He dan deuterium di alam semesta yang
dihasilkan oleh proses langka seperti peluruhan kluster, dianggap dihasilkan di dalam
proses Big Bang. Inti atom unsur-unsur ini, bersama-sama 7Li, dan 7Be diyakini terbentuk
ketika alam semesta berumur 100 sampai 300 detik, setelah plasma kuark–gluon primordial
membeku untuk membentuk proton dan neutron. Karena periode nukleosintesis Big Bang
sangat singkat sebelum terhentikan oleh pengembangan dan pendinginan, tidak ada unsur
yang lebih berat daripada litium yang dapat dibentuk.(Unsur-unsur terbentuk pada waktu ini
adalah dalam keadaan plasma, dan tidak mendingin ke keadaan atom-atom netral hingga
waktu lama).

Fase Kedua

           
        

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha
mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 29)

Masa ini adalah pembentukan langit. Pengetahuan saat ini menunjukan bahwa langit
biru hanyalah disebabkan hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel atmosfer. Di luar
atmosfer langit biru tak ada lagi, yang ada hanyalah titik cahaya bintang , galaxy, dan benda-
benda langit lainnya. Jadi, langit bukanlah hanya kubah biru yang ada di atas sana, melainkan
keseluruhan yang ada di atas sana (bintang-bintang, galaxy, dan benda-benda langit lainnya),
maka itulah hakikat langit yang sesungguhnya. Adapun dalam fase ini, pembentukan bintang-
bintang di dalam galaxy yang masih berlangsung hingga saat ini.

Fase Ketiga

Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses penciptaan tata surya,
termasuk bumi. Selain itu pada masa ini juga terjadi proses pembentukan matahari sekitar 4,6
miliar tahun lalu dan mulai di pancarkannya cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (bayi
bumi) yang telah terbentuk terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi
sebagaimana yang Allah SWT firmankan dengan indah :

    

“Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29

Fase Keempat

Bumi yang terbentuk dari debu-debu antarbintang yang dingin mulai menghangat
dengan pemanasan sinar matahari dan pemanasan dari dalam (endogenik) dari peluruhan
unsure-unsur radioaktif di bawah kulit bumi.

Akibat pemanasan endogenik itu materi di bawahkulit bumi menjadi lebu,antara lain
muncul sebagai lava dari gunung api. Batuan basalt yang menjadi  dasar lautan dan granit
yang menjadi batuan utama di daratan merupakan hasil pembekuan materi leburan tersebut.
Pemadatan kulit bumiyang menjadi dasar lautan dan daratan itulah yang tampaknya
dimaksudkan “penghamparan bumi” .

sebagaimana Allah SWT berfirman :

    

“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Q.S. an-Naziat [79] :30)

Fase Kelima

Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat terciptanya kehidupan di bumi.
Sebagaimana firmanAllah SWT :

        ..... ....


“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “ (Q.S. Al- Anbiya [21] :
30)

Selain itu, pemanasan matahari menimbulkan fenomena cuaca dibumi, yakni awan
dan halilintar. Melimpahnya air laut dan kondisi atmosfer purba yang kaya akan gas metan
(CH4)dan ammonia (NH3) serta sama sekali tidak mengandung oksigenbebas dengan
bantuan energy listrik dan halilintar diduga menjadi awal kelahiran senyawa
organic.Senyawa organic yang mengikuti aliran air akhirnya tertumpuk di laut. Kehidupan
diperkirakan bermula dari laut yang hangat sekitar 3,5 miliar tahun lalu berdasarkan fosil
tertua yang pernah ditemukan. Sebagaimana dikembalikan pada surat Al Anbiya [21] ayat 30
yang telah menyebutkan bahwasannya semua makhluk hidup berasal dari air.

Fase Keenam

Masa keenam dalam proses penciptaan ala mini adalah dengan lahirnya kehidupan di
bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan.Hadirnya tumbuhan
dan proses fotosintesis sekitar 2 miliar tahun lalu menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan
oksigen bebas. Pada masa ini pula proses geologis yang menyebabkan pergeseran lempengan
tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.Allah SWT Berfirman :

          
          

“Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak Padahal Dia tidak
mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.”
( Qs. Al An’am[6] :101)

       

“dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara
keduanya dengan bermain-main.”(Qs. Al Anbiya[21] :16)

Dalam ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi
serta semua yang terdapat di antaranya, tidaklah untuk maksud yang percuma atau main-
main, melainkan dengan tujuan yang benar, yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya
yang sempurna. 
Senapas dengan isi ayat ini, Allah telah berfirman dalam ayat-ayat yang lain :
         
        
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah, yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir maka celakalah orang-
orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka.” (QS.Saad[38]: 27)

Al-Maraghiy mengemukakan, Pengadaan seluruh alam, terutama jenis insani dan


pengangkatannya sebagai khalifah di muka bumi, didasarkan atas hikmah yang rapi dan
tujuan yang agung, yang tampak jelas oleh orang-orang berakal. Sebagian hikmah dan tujuan
itu telah diketahui oleh orang-orang yang memperhatikan alam dengan segala keajaibannya
dan diberi pengetahuan yang benar, sehingga mereka mengetahui sebagian rahasianya dan
dapat mengambil manfaat dari apa yang disimpan di dalam perut bumi maupun yang tampak
pada permukaannya, yang membawa kemajuan bagi umat manusia. Hingga kini, setiap hari
ilmu pengetahuan senantiasa melahirkan keajaiban dan keanehaan yang disimpannya :
          
    
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
(QS. Al Isra’ | ayat : 85)

Setelah mengkaji cara Al-Quran menjelaskan tentang penciptaan alam semesta.


Penulis menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an adalah bagaikan dua sisi mata
uang yang tak bisa dipisahkan antara satu sama lainnya. Seperti yang penulis kutip dari
seorang ilmuan besar Albert Einsten: ”religion without science is blind and science without
religion is damage.” (Albert Einstein, 1960)

Ilmu yang tidak disertai dengan agama akan hancur dan tumbang karena tidak adanya
kekuatan iman. Sedangkan agama tanpa ilmu akan menjadi rusak karena akan dapat salah
mengartikannya. Sebagaimana orang-orang materalis yang selalu menentang akan adanya
penciptaan alam semesta. Ini merupakan contoh yang sangat signifikan jika ilmu pengetahuan
tidak disertai dengan ajaran-ajaran agama.

Keajaiban keajaiban ini menunjukkan bahwa hukum okum ilmiah Allah yang
mengatur alam semesta tidak dapat dan tidak akan bertentangan dengan agama yang
diturunkan-Nya. Al – Qur’an tidak mengandung kontradiksi dalam dirinya,tidak pula tak
konsisten dengan alam semesta yang diciptakan Allah.

Kebenaran Al-Qur’an akan selalu terbukti sampai kapanpun.Alam semesta berasal


dari ketiadaan dan kemudian menjadi ada,( terjadi proses penciptaan) oleh Allah
SWT.Penciptaan alam semesta terjadi secara berproses (berkembang) sebagaimana yang
telah Al-Qur’an jelaskan dan tidak statis (tetap).Al-Qur’an lebih dahulu  menceritakan
tentang proses penciptaan alam semesta jauh sebelum ilmu pengetahuan mencapainya
(sekitar abad 6) dan kini kebenaran Al-qur’an itu sudah dapat dibuktikan kebenarannya
dengan adanya kecocokan dalam sains (abad-20).Ilmu dan agama akan selalu sejalan selaras
bersamaan.

By : Andre Hermawan

Anda mungkin juga menyukai