Banyak terdapat penjelasan tentang proses terbentuknya langit dan bumi di dalam Al Quran, salah
satunya: Dan sumgguh, kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
dalam enam masa, dan kami tidak merasa letih sedikitpun. (Qs. Qaf: 38).
Dari ayat di atas sudah dapat dipahami bahwa pencipta langit dan bumi beserta seluruh isinya ialah
Allah proses penciptaan tersebut terjadi selama enam masa, namun sebenarnya banyak yang
berbeda pendapat dalam menafsirkannya mulai dari enam hari, enam masa, enam periode, dan
enam tahapan. Satu hari bukan berarti 24 jam, dalam Al Quran pun diumpamakan secara berbeda-
beda, ada yang 1.000 tahun (Qs. Al Hajj: 47) dan 50.000 tahun (Qs. Al-Maarij: 4), belum ada
penafsiran pasti tentang itu.
Dalam Qs. An-Naziat:27-33, para ahli mengambil kesimpulan bahwa proses penciptaan langit dan
bumi terjadi dalam enam masa atau enam periode, urutan masa tersebut sesuai dengan urutan
ayatnya, yang artinya sebagai berikut:
Apakah penciptaanmu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya? [27], Dia telah
meninggikan bangunannya lalu menyemperunakannya [28], dan Dia menjadikan malamnya (gelap
gulita) dan menjadikan siangnya (terang benderang) [29], dan setelah itu bumi Dia hamparkan [30],
darinya Dia pancarkan mata air dan (ditumbuhkan) tumbuhan-tumbuhannya [31], dan gunung-
gunung Dia pancangkan dengan teguh [32], (semua itu) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan
ternakmu. [33]. (Qs. An-Naziat: 27-33).
Dari ledakan besar tersebut terbentuklah awan debu atau dukhan, ketika dunkhan berkondensasi
sambil berputar dan memadat disitu terbentuk unsur hidrogen, saat temperature dunkhan
mencapai 20 juta derajat selsius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen, lalu
sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red.