Anda di halaman 1dari 11

PENCIPTAAN LANGIT

DAN BUMI
BERDASARKAN
AL-QUR’AN
Surat Fush-shilat (41:11)

◦ ṡummastawā ilas-samā`i wa hiya dukhānun fa qāla lahā wa lil-


arḍi`tiyā ṭau'an au karhā, qālatā atainā ṭā`i'īn
◦ “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada
bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa."
Masa Pertama:
Penciptaan pembentuk bumi

Awan debu (dukhan) yang


terbentuk dari ledakan tersebut
terdiri dari hidrogen. Ketika
temperatur dukhan mencapai
20 juta derajat celcius,
terbentuklah helium dari reaksi
inti sebagian atom hidrogen.
Sebagian hidrogen yang lain
berubah menjadi energi berupa
pancaran sinar infra-red.
◦ Selanjutnya, angin bintang
menyembur dari kedua
kutub dukhan, menyebar
dan menghilangkan debu
yang mengelilinginya.
Sehingga, dukhan yang
tersisa berupa piringan,
yang kemudian membentuk
galaksi
◦ Bintang-bintang dan gas
terbentuk dan mengisi
bagian dalam galaksi,
menghasilkan struktur
filamen (lembaran) dan void
(rongga). Jadi, alam
semesta yang kita kenal
sekarang bagaikan kapas,
terdapat bagian yang
kosong dan bagian yang
terisi
Masa Kedua
◦ Masa ini adalah pembentukan langit
Huwallażī khalaqa lakum mā fil-arḍi jamī'an ṡummastawā ilas-
samā`i fa sawwāhunna sab'a samāwāt, wa huwa bikulli syai`in
'alīm

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi


untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu
dijadikan-Nya tujuh langit dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (Q.S. Al-Baqarah : 29)
Masa Ketiga
◦ Pada masa ini dalam penciptaan alam semesta adalah proses
penciptaan tata surya serta terjadi proses pembentuan matahari
sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan mulai dipancarkannya cahaya
dan angin matahari
◦ Wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā

“Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan


siangnya terang benderang.” Q.S An-Nazi’at [79] : 29  
Masa Keempat

Wal-arḍa ba'da żālika daḥāhā


“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.” (Q.S. an-Naziat [79] :30)

• Sumbu rotasi bumi menjadi


miring 23,5° 

• Komet yang komposisi


terbesarnya adalah es air
(20% massanya) diduga kuat
merupakan sumber air bagi
bumi karena rasio
Deutorium/hydrogen (D/H) di
komet hampir sama dengan
rasio D/H pada air di bumi,
sekitar 0,0002.
Masa Kelima
◦ Hadirnya air dan atmosfer di bumi menjadi prasyarat
terciptanya kehidupan di bumi. 

“…dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup… “


 (Q.S. al-anbiya [21] : 30)
wa ja'alnā minal-mā`i
kulla syai`in ḥayy
Masa Keenam

◦ “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai


hamparan?, dan gunung-gunung sebagai
pasak?” (QS. An Naba’:6-7)
◦ A lam naj'alil-arḍa mihādā
◦ Wal-jibāla autādā
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh
supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka...” (QS. Al
Anbiya:31)
Wa ja'alnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim wa ja'alnā fīhā fijājan
subulal la'allahum yahtadụn

Anda mungkin juga menyukai