Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sekaraji Irnawati Putri

NIM : E100190283

Fakultas : Geografi

HIDROSFER

BAB I
PENDAHULUAN

Teori tentang terjadinya bumi yang sudah diterima secara meluas adalah yang
dikembangkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli teori bangsa Jerman Carl F. von Weizsacker
dan kemudian dimodifikasi oleh Gerard P. Kuiper dari Universitas Arizona, AS. Teori ini
mengemukakan bahwa matahari berkembang dari awan hidrogen dan helium yang sangat banyak
dan berbentuk gas. Dalam awan ini terdapat unsur serta senyawa yang menjadi bahan semua
planet dalam bentuk debu halus yang tersebar dan meliputi satu persen dari seluruhnya. Air,
dalam bentuk uap dan hablur, adalah salah satu di antara senyawa-senyawa tersebut.
Teori lain menyebutkan bahwa air dari bumi kemungkinan berasal dari luar angkasa.
Pendapat ini dikemukakan oleh Dr. Masaru Emoto, ketua dari Institute International Hado
Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa eksperimen yang menakjubkan mengenai
kristal air. Menurutnya, lima tahun yang lalu, sebuah asteroid membawa es ke bumi. Para
peneliti dari Universitas Hawaii mengukur dan menemukan bahwa beratnya 100 ton. "Setiap
tahun ada puluhan juta kepingan es sebesar itu jatuh ke bumi dari ruang angkasa. Apabila kita
menghitung jumlah air yang terbawa, orang akan melihat bahwa sangat mungkin asal mula air di
bumi berasal dari ruang angkasa. Para peneliti Universitas Hawaii mengatakan bahwa mungkin
pada permulaan di bumi tidak ada air dan air muncul di bumi berasal dari ruang angkasa.
Pendapat Masaru Emoto tersebut diperkuat dengan penemuan terbaru. Seorang peneliti
dari ilmu fisika Universitas Iowa menyimpulkan bahwa setiap hari ribuan komet berukuran
rumah-rumah kecil memasuki atmosfer bumi, dan semuanya dapat dikategorikan planet-planet
air. Begitu komet-komet ini memasuki atmosfer, mereka terurai dan berubah menjadi uap air.
Foto-foto yang merekam bumi pada saat itu memperlihatkan titik-titik gelap yang dinaungi oleh
uap air. Foto-foto ini dapat membantu mengindentifikasi ukuran dan jumlah komet pembawa air
memasuki atmosfer bumi. Fisikawan, Louis A. Frank mengatakan bahwa mereka menemukan
sesuatu datang pada kecepatan dua puluh komet per menit atau satu komet per tiga detik. Dia
juga mengatakan tipe komet tersebut terlihat seperti dua buah kamar rumah kecil dan beratnya
dua puluh sampai empat puluh ton.
Profesor Frank menggunakan satelit NASA untuk mengambil gambar-gambar tersebut.
Pertama kali dia mempublikasikan hasil penelitiannya pada tahun 1986. Dia mengatakan kepada
wartawan CNN bahwa ini sepertinya "hujan kosmik" yang halus dapat dianggap satu-satunya
sumber air di bumi. NASA pun menanggapi penelitian Dr. Frank dengan serius. Petugas NASA,
Steve Maran memberitahu CNN bahwa walaupun masih memerlukan banyak penelitian untuk
benar-benar memahami komet-komet ini, namun jelas sekali bahwa mereka mengandung jumlah
air yang besar.
"Kulit es yang keras ini mengelilingi dengan longgar membungkus "bola-bola salju".
Ketika komet-komet masuk ke atmosfer bumi, bola-bola salju tersebut terurai dan menjadi uap
air. Tidak seperti komet yang lebih besar, mereka tidak mengandung debu dan metal.
Kesimpulannya, mereka tidak terang seperti komet besar ketika melintas udara. Sejak mereka
terurai terpisah pada ketinggian di atas 965 km, mereka bukan sebuah ancaman bagi manusia
atau pesawat terbang," demikian seperti dikutip CNN belum lama ini.
Berdasarkan penemuan baru ini, Profesor Frank terus melanjutkan penelitiannya untuk semakin menguak
takbir asal-usul air di bumi ini. Bagaimanapun penemuannya telah memberikan kepada kita pengetahuan
dan inspirasi. Sepanjang sejarah, bumi memang tak henti-hentinya kedatangan banyak benda luar
angkasa, beberapa bahkan diyakni telah mengakibatkan kemusnahan suatu jenis makhluk secara besar-
besaran seperti dinosaurus. Dan, penemuan sumber air di bumi menambah lapisan lain dari misteri asal-
usul manusia.

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Hidrosfer


Hidrosfer berasal dari kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan. Sehingga hidrosfer
diartikan sebagai daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat. Perairan lebih luas dari
daratan, perbandingannya, yaitu 71% berbanding 29%. Dari 71%perairan, 97,2%berupa lautan
dan sisanya 2,8% berupa perairan darat dalam bentuk sungai, danau, air tanah, dan es. Jumlah
seluruh air di bumi kurang lebih 1.386 juta km³. Tabel Perkiraan Persediaan Air di Bumi:
Tempat Volume (km³) Persen (%)
Laut dan samudra 1.338.000.000 96,53
Air dalam tanah 23.416.500 1,69
Es dan gletser 24.364.100 1,78
Air permukaan
(danau, rawa, dan 189.990 0,014
sungai) 1.120 0.0001
Air biologis 12.900 0,001
Air di atmosfer 1.385.984.610 100
Persediaan 35.029.210 2,53
seluruhnya
Persediaan air tawar

2.2 Siklus Hidrologi


Hampir tiga per empat bumi ditutupi oleh air dengan jumlah yang tetap dan hanya mengalami
perubahan bentuk. Hal ini terjadi karena air mengalami siklus yang disebut daur hidrologi atau
water cycle. Bentangan air yang terdapat di daratan dipelajari dalam ilmu hidrologi. Bentangan
air yang terdapat di lautan ddipelajari dalam ilmu oceanografi. Bentangan air yang terdapat di
atmosfer, yang mempengaruhi iklim dan cuaca, dipelajari dalam ilmu meteorology dan
klimatologi.

Uap air dari daratan dan lautan bergerak ke atas memasuki atmosfer. Setelah melalui beberapa
proses, uap air tersebut berubah menjadi awan. Kemudian, awan jatuh ke buni sebagai hujan atau
salju. Titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian meresap ke dalam tanah dan sisanya
mengalir melalui sungai-sungai menuju ke laut. Air yang jatuh ke bumi menguap kembali ke
udara, berubah menjadi awan, dan seterusnya. Jadi, siklus hidrologi adalah proses berulang
(siklus) dari air – uap air – awan – hujan – pengaliran air – kembali menjadi uap air.
Siklus hidrologi di bedakan menjadi:

1. Siklus Pendek
Dalam siklus pendek, air laut mengalami pemanasan dan menguap menjadi uap air.Pada
ketinggian tertentu uap air mengalami kondensasi menjadi awan. Bila butir-butir embun air itu
cukup jenuh dengan uap air, hujan akan turun di atas permukaan laut.

2. Siklus Sedang
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di
daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan
tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke
laut.

Penguapan air laut – konveksi - kondensasi – terbawa angin - kemudian air hujan mengalir
kembali ke laut

3. Siklus Panjang
Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya
pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan
yang mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di
permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke
lautan.

Penguapan air laut – konveksi – turun hujan – terjadi aliran permukaan dan aliran aliran bawah
tanah – kemudian aliran permukaan ataupun aliran bawah tanah tersebut mengalir kembali ke
laut.

Terjadinya siklus tersebut disebabkan oleh proses-proses yang meliputi:


a. Evaporasi, yaitu penguapan benda-benda abiotik dan merupakan proses perubahan wujud
air menjadi gas, 80% berasal dari penguapan air laut.
b. Transpirasi, yaitu proses pelepasan uap air dari tumbuh- tumbuhan melalui stomata atau
mulut daun
c. Evapotranspirasi, yaitu proses gabungan antara evaporasi dan transpirasi
d. Kondensasi, yaitu proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat pendinginan
e. Adveksi, yaitu transportasi air pada gerakan horizontal seperti transportasi panas dan uap
air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar
f. Prespitasi, yaitu segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi
hujan air, hujan es, dan hujan salju
g. Run off (aliran permukaan) , yaitu pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui
sungai dan anak sungai
h. Infiltrasi , yaitu perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori tanah

BAB III

1). Hidrosfer ialah daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi bulat.
2). Ilmu yang mempelajari perairan di darata disebut hidrologi. Siklus hidrologi di terbagi menjadi
3 yaitu:
· Siklus pendek : Penguapan air laut – konveksi – kondensasi – tebentuk awan di atas
lautan hujan yang terjadi di lautan
· Siklus sedang : Penguapan air laut – konveksi - kondensasi – terbawa angin - kemudian air
hujan mengalir kembali ke laut
· Siklus panjang : Penguapan air laut – konveksi – turun hujan – terjadi aliran permukaan
dan aliran aliran bawah tanah – kemudian aliran permukaan ataupun aliran bawah tanah tersebut
mengalir kembali ke laut
3). Persebaran air dibumi dibagi menjadi 2, yaitu perairan daratan dan laut.
4). Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau,sungai,lautan,dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Danau,sungai, lautan, dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus
kehidupan manusia.Air disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik,
berkurangnya kemampuan mendukung komunitas penyusun abiotic, atau berbagai fenomena
alamyang dapat menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air seperti gunung berapi,badai,
dan gempa bumi sehingga tidak bisa mendukung kehidupan manusia.

BAB IV
PUSTAKA

1) Academia.edu pdf tentang Hidrosfer


2) http://infogeneralscience.blogspot.com/2017/01/contoh-makalah-hidrosfer.html

Anda mungkin juga menyukai