Anda di halaman 1dari 269

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

HIDROSFER
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sarwi, M.Si.

Disusun Oleh:
Aan Priyanto

4201413024

Chela Zumrotul Arfiyah

4201413006

Atikah

4201413005

Ulfi Lutfiani Putri

4201413089

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
1

2015
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...........................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR...............................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................

Latar Belakang.............................................................................

Perumusan Masalah.....................................................................

Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................

Pengertian Hidrologi....................................................................

Siklus Hidrologi...........................................................................

Macam-Macam Siklus Hidrologi................................................

Air Permukaan.............................................................................

10

BAB 3PENUTUP..................................................................................
1

29

Simpulan......................................................................................

29

DAFTAR PUSTAKA............................................................................

30

DAFTAR PERTANYAAN....................................................................

31
ha

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus hidrologi..................................................................

Halaman
3

Gambar 2.2 Siklus pendek hidrologi..

Gambar 2.3 Siklus sedang hidrologi..

10

Gambar 2.4 Siklus panjang hidrologi

17

Gambar 2.5 Macam-macam pola aliran sungai.

17

Gambar 2.6 Das gemuk..

18

Gambar 2.6 Das kurus

BAB 1
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Hidrosfer merupakan bagian bumi yang terdiri dari air. Air ialah hal yang

sangat penting dalam kehidupan manusia , hewan, tumbuhan dan semua makhluk
hidup dialam semesta ini. Air adalah point terpenting untuk makhluk hidup untuk
memenuhi kebutuhannya.Tetapi dalam realitanya, sekarang ini bisa kita lihat timbul
banyak masalah yang berkaitan dengan air.Seperti kekurangan air bersih, banjir,
bahkan tidak terdapatnya air pada daerah tempat tinggal kita.
Faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah ini adalah terganggunya siklus
air dibumi. Menurut beberapa ilmuwan mengatakan bahwa, air di bumi jumlahnya
selalu tetap, hal ini karena adanya siklus air yang terus berputar, seperti bumi
mengitari matahari.Lalu, yang menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana sebenarnya
siklus itu terjadi? Penting sekali untuk kita untuk dapat mengetahui siklus dan
persebaran air dibumi, agar kita dapat lebih bisa menghargai apa yang dianugrahkan
oleh Allah, serta dapat menjaga kestabilannya dalam kehidupan dan masalah diatas
tidak akan tejadi.
2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada nomor 1.1, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
a
b
c
d

Apa pengertian hidrosfer?


Bagaimana siklus hidrosfer terjadi?
Bagaimana penjelasan tentang perairan permukaan?
Bagaimana jenis-jenis perairan permukaan?

Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan pada nomor 1.2, maka

tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:


a
b
c
d

Mengetahui pengertian hidrosfer?


Mengetahui siklus hidrosfer terjadi?
Mengetahui penjelasan tentang perairan permukaan?
Mengetahui jenis-jenis perairan permukaan?

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Hidrologi
Pengertian hidrologi secara umum adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari
seputar pergerakan, distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi serta siklus hidrologi
dan sumber daya air.Sedangkan Pengertian Siklus Hidrologi Secara Umum adalah
sirkulasi air dari laut ke atmosfer lalu ke bumi dan kembali lagi ke laut dan
seterusnya.Hidrologi berasal dari kata"Hidrologia" artinya "ilmu air".
Hidrologi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari seputar pergerakan,
distribusi, dan kualitas air yang ada dibumi.Ilmu hidrologi dikenal sejak zaman 1608
M. Hidrologi merupakan ilmu yang mengkaji kehadiran dan pergerakan air
dibumi.Dalam kajian hidrologi meliputih potamalog (aliran permukaan), geohidroligi
(air tanah), hidrometeorologi (air yang ada di udara dan berwujud gas), limnologi (air
permukaan yang relatif tenang seperti danau, dan waduk), kriologi (air berwujud
padat seperti es dan salju).Orang yang mempelajari hidrologi disebut dengan
hidrologist.
a

Pengertian Hidrologi Menurut Definisi Para Ahli :


Menurut Singh (1992), mengatakan bahwa pengertian hidrologi adalah ilmu yang
membahas karakteristik menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas
air dibumi termasuk proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi

tampungan, eksplorasi, pengembangan dan manajemen.


Menurut Marta dan Adidarma (1983) dalam pengertian hidrologi yang
mengatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya
pergerakan dan distribusi air di bumi baik diatas maupun di bahwa permukaan
bumi, tentang sifat kimia dan fisika air dengan reaksi terhadap lingkungan dan

hubungannya dengan kehidupan.


Menurut Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986)pengertian hidrologi
adalah ilmu yang membicarakan tentang air yang ada dibumi yaitu mengenai

kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan kimia serta reaksinya
terhadap lingkungan termasuk hubungan dengan kehidupan.
Sedangkan hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.Dimana kata
hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti
lapisan. Hidrosfer di permukaanbumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau
gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
2.2Siklus Hidrologi

Gambar 2.1 Siklus hidrologi


Siklus hidrologi adalah suatu proses peredaran atau daur ulang air secara yang
berurutan dan terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi pengaruh pada
siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap bila terkena sinar
matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin turun uap air akan
mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan jatuh sebagai hujan.
Siklus air global dapat digambarkan dengan sembilan proses fisik yang besar
yang membentuk gerakan air yang kontinu. Jalur kompleks meliputi bagian air dari
gas di sekitar planet yang disebut atmosfer, melalui badan air di permukaan bumi

seperti lautan, gletser dan danau, dan pada saat yang sama (atau lebih lambat)
melewati tanah dan lapisan batuan di bawah tanah. Kemudian, air dikembalikan ke
atmosfer. Karakteristik mendasar dari siklus hidrologi adalah bahwa ia tidak memiliki
awal dan tidak memiliki akhir. Hal ini dapat dipelajari dengan memulai di salah satu
proses berikut: evaporasi, kondensasi, presipitasi, intersepsi, infiltrasi, perkolasi,
transpirasi, limpasan, dan penyimpanan.
a Penguapan (evaporasi)
Penguapan terjadi ketika keadaan fisik air berubah dari keadaan cair menjadi
gas. Sejumlah besar panas, sekitar 600 kalori energi untuk setiap gram air, yang
dipertukarkan selama perubahan keadaan. Biasanya, radiasi matahari dan faktor lain
seperti suhu udara, tekanan uap, angin, dan tekanan atmosfer mempengaruhi jumlah
penguapan alam yang terjadi di setiap wilayah geografis. Penguapan dapat terjadi
pada tetesan air hujan, dan pada air permukaan seperti laut dan danau.Ia bahkan bisa
terjadi dari air yang menetap pada vegetasi, tanah, batu dan salju.Ada juga penguapan
yang disebabkan oleh aktivitas manusia.Bangunan yang dipanaskan mengalami
penguapan air yang menetap di permukaan nya.
b Kondensasi
Kondensasi adalah proses dimana uap air mengalami perubahan keadaan fisik
paling sering dari uap, menjadi cairan. Uap air mengembun ke partikel udara kecil
untuk membentuk embun, kabut, atau awan.Partikel-partikel yang paling aktif yang
membentuk awan garam laut, ion atmosfer yang disebabkan oleh petir, dan produkproduk pembakaran belerang yang mengandung asam dan nitrous.Kondensasi adalah
dibawa oleh pendinginan udara atau dengan meningkatkan jumlah uap di udara ke
titik jenuh. Ketika uap air mengembun kembali ke keadaan cair, jumlah yang sama
besar panas (600 kalori energi per gram) yang diperlukan untuk membuatnya uap
dilepaskan ke lingkungan.
c

Presipitasi (hujan)
Air hujan adalah proses yang terjadi ketika setiap dan semua bentuk partikel air

jatuh dari atmosfer dan mencapai tanah. Ada dua sub-proses yang menyebabkan awan
untuk melepaskan air hujan, proses peleburan dan proses es kristal. Saat tetesan air
mencapai ukuran kritis, jatuh terkena tarikkan gravitasi dan gesekan. Tetesan yang

jatuh meninggalkan bagian lainnya mengalami turbulensi yang memungkinkan tetes


kecil jatuh lebih cepat dan akan menyusul untuk bergabung dan bersama-sama turun.
Sub-proses lain yang dapat terjadi adalah proses pembentukan es kristal. Hal ini
terjadi ketika es berkembang di awan dingin atau dalam formasi awan tinggi di
atmosfer di mana suhu beku terjadi. Ketika tetesan air di dekatnya mendekati kristal
beberapa tetesan menguap dan mengembun pada kristal. Kristal tumbuh sampai
ukuran kritis dan jatuh sebagai salju atau es.Kadang-kadang, saat es jatuh melalui
udara elevasi yang lebih rendah, mereka mencair dan berubah menjadi hujan.
Endapan air bisa jatuh ke badan air atau mungkin jatuh ke tanah. Hal ini
kemudian tersebar dalam beberapa cara. Air dapat tergenang pada benda atau dekat
permukaan benda atau dapat dibawa dan melalui darat ke saluran sungai, atau
mungkin menembus ke dalam tanah, atau mungkin tertahan oleh tanaman.
Ketika curah hujan kecil dan jarang, persentase yang tinggi dari curah hujan
dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan.
Porsi curah hujan yang muncul

di

permukaan

sungai

disebut

limpasan.Limpasan dapat berkontribusi sebagai sumber aliran air permukaan,


limpasan bawah permukaan, atau limpasan air tanah.Limpasan permukaan berjalan di
atas permukaan tanah dan melalui saluran permukaan untuk meninggalkan daerah
tangkapan disebut daerah aliran sungai atau DAS.Bagian dari aliran permukaan yang
mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran sungai disebut aliran darat. Total
limpasan terbatas di saluran sungai disebut debit sungai.
d Intersepsi
Intersepsi adalah proses mengganggu pergerakan air dalam rantai peristiwa
transportasi menuju sungai. Intersepsi dapat berlangsung oleh tanaman penutup atau
depresi penyimpanan dalam genangan air dan dalam formasi tanah seperti parit.
Saat hujan pertama dimulai, air dan bahan organik lainnya menyebar di atas
permukaan dalam lapisan tipis atau mengumpulkan pada titik-titik atau tepi.Ketika
kemampuan penyimpanan permukaan maksimum pada permukaan material
terlampaui, air yang menyimpan bahan tambahan tumbuh di pinggirannya.Akhirnya
berat tetes melebihi tegangan permukaan dan air jatuh ke tanah.Angin dan dampak
dari air hujan juga bisa melepaskan air dari bahan organik.Lapisan air di permukaan
organik dan tetes air sepanjang tepi juga bebas terkena penguapan.

Selain itu, intersepsi air di permukaan tanah selama pembekuan dan kondisi
sub-beku sangat besar.Intersepsi hujan salju dan es pada vegetasi juga terjadi.Tingkat
tertinggi intersepsi terjadi ketika salju di hutan konifer dan hutan kayu keras yang
belum kehilangan daun mereka.
e Infiltrasi (peresapan)
Infiltrasi adalah proses fisik yang melibatkan pergerakan air melalui daerah
perbatasan di mana antarmuka udara dengan tanah. Fenomena permukaan diatur oleh
kondisi permukaan tanah.Air yang ditransfer terkait dengan porositas tanah dan
permeabilitas profil tanah. Biasanya, laju infiltrasi tergantung pada pelumpuran air di
permukaan tanah dengan dampak hujan, tekstur dan struktur tanah, kadar air tanah
awal, konsentrasi air menurun karena air bergerak lebih besar daripada mengisi tanah
pori-pori di matriks tanah, perubahan komposisi tanah, dan pembengkakan tanah
yang dibasahi yang pada gilirannya dapat menimbulkan retakan dekat di tanah.
Air yang menyusup dan disimpan di dalam tanah juga bisa menjadi air yang
kemudian dapat menjadi limpasan permukaan.
f Penapisan (perkolasi)
Perkolasi adalah gerakan air meskipun tanah, dan lapisannya, oleh gaya
gravitasi dan kapiler. Kekuatan penggerak utama air tanah adalah gravitasi.Air yang
ada di zona jenuh disebut air tanah.Setelah berada di tanah, air digerakkan oleh
gravitasi.
Formasi geologi di kerak bumi berfungsi sebagai reservoir bawah tanah alami
untuk menyimpan air.Selain itu juga dapat berfungsi sebagai saluran untuk
pergerakan air.Pada dasarnya, semua air tanah bergerak.Beberapa dari itu, bergerak
sangat lambat. Sebuah formasi geologi yang memancarkan air dari satu lokasi ke
lokasi lain dalam jumlah yang cukup untuk pembangunan ekonomi disebut akuifer.
Gerakan air dimungkinkan karena rongga atau pori-pori di formasi geologi.Beberapa
formasi mengalirkan air kembali ke permukaan tanah.
g Transpirasi
Transpirasi adalah proses biologis yang terjadi terutama di siang hari. Air di
dalam tanaman dipindahkan dari tumbuhan ke atmosfer sebagai uap air melalui
berbagai bukaan.Air pada tanaman ini bertujuan untyk memindahkan nutrisi ke
bagian atas dari tanaman dan untuk mendinginkan daun yang terkena sinar
matahari.Daun mengalami transpirasi yang cepat dapat secara signifikan lebih dingin

dari udara di sekitarnya.Transpirasi sangat dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ada
di tanah dan itu sangat dipengaruhi oleh jumlah cahaya yang tanaman yang terkena.
Air dapat keluar secara bebas dari tanaman sampai defisit air berkembang pada
tumbuhan dan akan mulai menutup sel (stomata) untuk menghindari pelepasan
berkelanjutan. Transpirasi kemudian berlanjut pada tingkat lambat.Hanya sebagian
kecil dari air pada tanaman dipertahankan.
Vegetasi umumnya menghambat penguapan dari tanah.Vegetasi yang melapisi
tanah, mengurangi kecepatan angin. Juga, melepaskan uap air ke atmosfer
mengurangi jumlah penguapan langsung dari tanah atau dari salju atau lapisan es.
Penyerapan air ke akar tanaman, bersama dengan penangkapan yang terjadi pada
permukaan tanaman mengimbangi efek umum vegetasi dalam memperlambat
penguapan dari tanah.Vegetasi hutan cenderung memiliki lebih banyak uap air
daripada tanah di bawah pohon.
h Limpasan
Limpasan aliran dari aliran sungai atau DAS yang muncul di sungai permukaan.
Hal ini biasanya terdiri dari aliran yang tidak terpengaruh oleh pengalihan buatan,
penyimpanan atau buatan lain yang mungkin pada saluran sungai. Aliran ini terbentuk
sebagian dari curah hujan yang jatuh langsung di sungai, aliran permukaan yang
mengalir di atas permukaan tanah dan melalui saluran, limpasan permukaan yang
meresapi tanah permukaan dan bergerak secara lateral ke arah sungai, dan limpasan
air tanah dari perkolasi melalui tanah. Bagian dari aliran bawah permukaan memasuki
sungai cepat, sedangkan sisanya dapat mengambil waktu yang lebih lama sebelum air
bergabung di sungai.Ketika masing-masing arus komponen masuk sungai, mereka
membentuk total limpasan. Total limpasan di saluran sungai disebut aliran sungai dan
umumnya dianggap sebagai limpasan langsung atau aliran dasar.
i Penyimpanan
Ada tiga lokasi dasar penyimpanan air yang terjadi dalam siklus air di planet. Air
disimpan di atmosfer; Air disimpan di permukaan bumi, dan air yang tersimpan di
dalam tanah.
Air disimpan di atmosfer dapat dipindahkan relatif cepat dari satu bagian dari
planet ke bagian lain dari planet ini.Jenis penyimpanan yang terjadi pada permukaan
tanah dan di bawah tanah sangat tergantung pada fitur geologi yang terkait dengan

jenis tanah dan jenis batuan yang terdapat di lokasi penyimpanan.Penyimpanan


terjadi sebagai penyimpanan permukaan lautan, danau, waduk, dan gletser;
penyimpanan bawah tanah terjadi didalam tanah, dalam akuifer, dan di celah-celah
formasi batuan.
Tidak meratanya distribusi dan pergerakan air dari waktu ke waktu, dan distribusi
spasial air di kedua wilayah geografis dan geologi, dapat menyebabkan fenomena
ekstrim seperti banjir dan kekeringan terjadi.

2.3Macam-Macam Siklus Hidrologi


a

Siklus Pendek

Gambar 2.2 Siklus pendek hidrologi

Menguapnya air laut menjadi uap gas karna panas dari matahari lalu terjadi
kondensasi membentuk awan yang pada akhirnya jatuh ke permukaan laut.
b Siklus Sedang

Gambar 2.3 Siklus sedang hidrologi


Menguapnya air laut menjadi uap gas karna panas dari matahari lalu terjadi
evaporasi yang terbawa angin lalu membentuk awan yang pada akhirnya jatuh ke
permukaan daratan dan kembali ke lautan.

Siklus Panjang

Gambar 2.4 Siklus panjang hidrologi


Menguapnya air laut menjadi uap gas karna panas dari matahari lalu uap air
mengalami sublimasi membentuk awan yang mengandung kristal es dan pada

akhirnya jatuh dalam bentuk salju kemudian akan membentuk gletser yang mencair
membentuk aliran sungai dan kembali kelaut.
2.4 Perairan Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah
dilihat oleh mata kita. Faktor yang mempengaruhi banyaknya air yang meresap dan
mengalir di permukaan antara lain:
a

Jumlah curah hujan


b Kuat jatuh butiran hujan
c Lama curah hujanvegetasi di permukaan
d Struktur bumi dan derajat permeabilitas
e Kemiringan topografi
Perairan Darat
Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk

perairan yang terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan
bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau,
rawa, dan lain-lain yang memiliki pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai
(DAS).
a

Danau
Danau adalah cekungan yang merupakan genangan air yang sangat luas di

daratan.Danau dapat dipandang sebagai tempat penampungan (reservoir) air tawar di


darat pada ketinggian tertentu di atas permukaan laut yang bersumber dari mata air,
air tanah, dan air sungai.
Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu Danau
Tektonik, Danau Vulkanik, Danau Tektono-Vulkanik, Danau Karst, Danau Glasial,
Dan Waduk Atau Bendungan.
1 Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi karena adanya tenaga tektonik yang
menyebabkan bentuk permukaan bumi lebih rendah daripada daerah di
sekitarnya. Air yang masuk ke tempat itu tergenang dan terjadilah danau. Contoh
danau tektonik antara lain Danau Tempe, Towuti, Poso, Tondano (Pulau
2

Sulawesi), danau Takengon, Maninjau, dan Singkarak (Pulau Sumatra).


Danau Vulkanik atau Danau Kawah, yaitu Danau vulkanik adalah danau yang
terjadi karena adanya aktivitas gunung api. Daerah bekas letusan gunung,

terbentuk cekungan yang kemudian terisi oleh material vulkanik yang tidak
tembus air sehingga air hujan yang jatuh di cekungan itu tertampung dan
terbentuklah danau vulkanik. Contoh danau vulkanik antara lain Danau Kalimutu
3

(Flores), Segara Anakan (Rinjani), Sarangan, Kawah Ijen, dan Kerinci.


Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara
proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian
tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan.
Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau

jenis ini adalah danau Toba di Sumatera Utara.


Danau Karst, disebut juga dengan Doline, yaitu danau yang terjadi di daerah karst
atau daerah yang berbatu kapur. Danau ini terjadi karena adanya erosi atau
pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan cekungan terisis air
hingga terbentuk danau. Contohnya danau karst di Pegunungan Sewu,

Yogyakarta.
Danau Glasial, danau yang terjadi akibat adanay erosi gletser. Pencairan es akibat
erosi mengisi cekungan0cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau.
Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada

yaitu danau Superior, danau Michigan, dan Danau Ontario.


Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia.
Pengadaan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik
tenaga air, perikanan, pertanian, dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya
Saguling, Citarum, dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di
Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo, dan Gajah Mungkur di Jawa
Tengah.

Manfaat Danau antara lain:

Tandon air untuk kepentingan pengairan (irigasi)


Persediaan cadangan air minum
Sumber listril (PLTA)
Sarana olahraga dan rekreasi
Pengatur air untuk pencegah banjir
Perikanan (tambak ikan dan udang)
Rawa

Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air.Air yang
menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air
tanah.
Ada dua jenis rawa yaitu:
1

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian


Rawa jenis ini tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu
tergenang. Karakteristik rawa jenis ini adalah sebagai berikut:
Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi
tanaman, dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH)

mencapai 4,5.
Tidak banyak organisme yang hidup.
Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian
Rawa jenis ini memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti.
Karakteristik rawa jenis ini adalah sebagai berikut:
Airnya tidak terlalu asam
Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh

tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia, dll.


Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa bagi
kehidupan kita antara lain:

Tumbuhan rawa seperti enceng gondok dapata dijadikan bahan baku


pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet,

hiasan dinding, dan lain-lain.


Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut.
Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.

Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita jaga
kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh beberapa cara
antara lain:

Tidak sembarangan menebang pohon atau tumbuhan yang tumbuh di rawa.


Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan
organisme di dalamnya.

Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah

di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa,
atau ke sungai yang lain.Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber
airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser, dan
sungai campuran.
1 Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan. Contohnya adalah
2

sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.


Sungai Gletser, sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contohnya adalah
hulu sungai Gangga di India yang berhulu di pegunugan Himalaya dan hulu

sungai Phein di Jerman yang berhulu di pegunungan Alpen.


Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser),
hujan, dan sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan
sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya, sungai dibedakan menjadi empat macam yaitu sungai
permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
1

Sungai Permanen, sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di

Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari, dan Indragiri di Sumatera.


Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim huja airnya banyak,
sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak
terdapat di pulau Jawa mislnya sungia Bengawan Solo, dan Sungai Opak di Jawa
Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di DIY serta sungai Brantas di Jawa

Timur.
Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada
musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di

pulau Sumba.
Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja
pada musim hujan sungai jenis ni airnya belum tentu banyak.

Berdasarkan asal kejadiannya sungai dibedakan menjadi lima jenis yaitu sungai
konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen, dan sungai nsekuen.

Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng

awal.
Sungai Subsekuen atau strike valley, adalah sungai yang aliran airnya

mengikutistrike batuan.
Sungai Obsekuen, adalah sungai ang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai
konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta

bermuara di sungai subsekuen.


Sungai Resekuen, adalah sungai yang aliran airnya mengikuti arah kemiringa

lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.


Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi
maupun geologi.

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai


anteseden dan sungai superposed.
1

Sungai Anteseden, adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya
walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena

kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.


Sungai Superposed, adalah sungai yang melitang, struktur dan prosesnya
dibimbig oleh lapisan batuan yang menutupinya.
Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi sepuluh macam antara
lain:

Dendritik, seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur denga arah dan
sudut yang beragam. Beragam di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh
struktur, umumnya pada batuan sedimen dengan pelapisan horisontal, atau pada

batuan beku dan batuan kristalin yang homogen.


Rectangular, aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara
alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini

berkembang pada daerah rekahan dan patahan.


Paralel, anak sungai utama saling sejajar atau hampir sejajar, bermuara pada
sungai-sungai utama dengan sudut lancip atau langsung bermuara ke laut.

Berkembang di lereng yang terkontrol oleh struktur atau dekat pantai.


Trellis, percangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungaisungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat
atau terngkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten.

Deraged, pola aliran sungai initidak teratur dengan anak sungai pendek yang
arahnya tidak menentu, payau, dan pada daerah basah mencirikan daerah glacial

bagian bawah.
Radial Sentrifugal, sungai ini mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang

pada vulkan atau dome.


Radial Centripetal, sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah.

Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya.


Annular, sungai utama melingkar dengan anak sungai yang memebntuk sudut
hampir tegak lurus. Berkembang d dome dengan batuan yang berseling antara

lunak dan keras.


Pinnate, pola pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini iasanya terdapat pada

bukit yang lerengnya terjal.


10 Memusat/Multibasinal, percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama
melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst.

Gambar 2.5 Macam-macam pola aliran sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan Drainage Area, atau rivers basin
atau Watershed.Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang berada di sekitar
sungai.Apabila terjadi turun hujan di daerah tersebut, airnya mengalir ke sungai yang
bersangkutan.DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus.
1 DAS gemuk, yaitu suatu DAS ynag luas sehingga memiliki daya tampung air
yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di
bagian hulu terjadi hujan deras.

Gambar 2.6 Das gemuk

DAS kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya
kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapanairnya tidak begitu hebat ketika
bagian hulunya terjadi hujan lebat.

Gambar 2.6 Das kurus


DAS harus dijaga kelestariannya karena DAS sebagai tempat penampungan
air hujan. Adapun cara menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli
hutan/tanaman-tanaman di areal DAS, dan tidak mendirikan bangunan di areal DAS
sebagai tempat pemukiman atau keperluan lainnya.
Tanda-tanda kerusakan DAS antara lain, lingkungan DAS semakin bertambah
gundul, dan di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.
Sedangkan gejala alam yang akan terjadi apabila DAS rusak adalah air sungai
meluap, sering terjadi banjir, akan terbentuk delta sungai, dan dataran pantai (tempat
bermuaranya sungai bertambah luas.
Sungai memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai air minum, pengairaa,
PLTA, transportasi, olahraga, rekreasi, penghasil bahan bangunan, dll.
d Gletser
Gletser adalah massa es berbutir yang terbentuk dari penimbunan salju dan
bergerak menuju ke bawah akibat gravitasi bumi, sambil menguap ataupun meleleh.
Gletser menutupi sekitar 10% daratan yang ada di bumi.Meskipun banyak orang
yang mengira gletser selalu ada di daerah kutub, sesungguhnya mereka juga bisa
berada di daerah pegunungan tinggi di seluruh benua, kecuali Australia, bahkan juga
terdapat di pegunungan tinggi di daerah dekat khatulistiwa.

Perairan Laut

Jenis Laut
Ada beberapa jenis laut, menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut
Transgensi, laut Ingresi dan laut Regresi.
1

Laut transgeni (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan
laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena
naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian
daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjad pada zaman es.
Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan Utara.

Laut Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar
laut. Oleh karena laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Lubuk laut atau
besin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk
Sulu, lubuk Sulawesi, lubuk Bunda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut
atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya
palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450
m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Marina yang dalamnya
10.683 m (terdalam di dunia).

Laut Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan ini terjadi karena adanya
pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Pennyempitan laut banyak terjadi di pantai
utara pulau Jawa.

Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu laut tepi, laut pertengahan dan
laut pendalaman.

Laut tepi (laut pinggir),adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan
seolah olah terpisah dari samudra luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah.
Contohnya laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan
kepulauan Filipina.

Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya


dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohya laut Tengah di antara
benua Afrika-Asia dan Eropa, Laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika
dan lain-lain.

Laut pedalaman, adalah lau-laut yang hamper seluruhnya dikelilingi oleh


daratan. Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.

Berdasarkan kedalaman laut dibagi menjadi empat wilayah (zona) yaitu: zona
Lithoral, zona Neritic, zona Barthyal dan zona Abysal.

Zona Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada
saat ar pasang tergenang air dan saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh
karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang surut.

Zona Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga
kedalaman 150 m. pada zona ini masih banyak ditembus oleh sinar matahari
sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik
hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

Zona Bathial (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman
antara 150 m hingga 1800 m. wilayah ini tidak terdapat sinar matahari yang
mampu menembus. Oleh karena itu tidak banyak terdapat organisme di wilayah
ini.

Laut berdasarkan bagian bagiannya:

Continental Shelf (paparan benua)suatu dasar laut yang lrengnya landau dengan
kemiringan rata-rata 0.4 % dan berbatasan langsung dengan daratan.

Continental Slope (lereng Benua) adalah dasar laut yang kea rah laut dengan
lereng agak terjal yaitu antara

45

sampai dengan

60

. Kedalam antara

200-2.000 meter.

Deep Sea Plain meliputi 2/3 dari seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman
2.000-6.000 meter.

The Deeps merupakan dasar laut dengan ciri adanya trog dan mencapai
kedalaman lebih dari 6.000 meter.

b Pembagian wilayah perairan laut di Indonesia


Batas Laut Teritorial
Batas laut territorial ini ditarik sejauh 12 mil laut dari garis pantai terjauh

menjorok ke laut (1 mil laut = 1, 852 km).


Batas Landas Kontinen
Batas Landas Kontinen merupakan batas dasar laut yang sumber daya alamnya
dapat dikelola oleh Negara yang bersangkutan.Batas Landas Kontinental diukur
dari garis dasar ke arah luar paling jauh 200 mill laut. Jika terdapat 2 negara
dengan batas Kontinental yang kurang dari 200 mil, maka untuk menentukan
batas Landas Kontinental bagi ke dua Negara tersebut dilakukan dengan cara
membagi dua wilayah tersebut yang sama jauhnya dari garis pantai masing-

masing.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah daerah-daerah yang berbatasan denga laut
bebas seperti sebelah selatan pulau Jawa dan sebelah barat pulau Sumatera yang
berbatasan dengan Samudera Hindia atau Maluku Utara yang berbatasan dengan
Samudera Pasifik.ZEE diukur sejauh 200 mil laut dari garis pantai yang paling
jauh menjorok ke laut (garis dasar). Di luar ZEE adalah laut bebas yang siapapun
boleh memanfaatkannya sepanjang ia mampu.

Pada Deep sea Plain terdapat relief bentukan antara lain:

Gunung laut, yaitu gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan
puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau. Contoh:

Gunung Krakatau.
Seamount, yaitu gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak
runcing serta kemungkinan mempunyai tinggi 1 km atau lebih tetapi tidak sampai

permukaan laut.
Contoh: St. Helena, Azores da Ascension d laut Atlantik.
Guyot, yaitu gunung laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian

puncaknya datar. Banyak terdpat di lautan Pasifik.


Punggung Laut (ridge), yaitu punggung pegunungan yang ada di dasar laut.

Contohnya: punggung laut Sibolga.


Ambang laut (drempel), yaitu pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua
laut dalam. Contoh: ambang laut sulu, ambang laut Sulawesi.

Lubuk laut (basin), yaitu dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi

karena ingresi. Contoh: lubuk laut sulu, lubuk laut Sulawesi.


Palung laut (trog), yaitu lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi
karena ingresi. Contoh: Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.

Cara Mengukur Kedalaman Laut


Ada dua Cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut yaitu dengan
menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik gema duga atau
Echo Sounder atau Echoloading.

Teknik Bndul Timah Hitam (dradloading)


Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat
dengan bandul timah sebagai pemberat.Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah
kedalaman laut. Cara ini sebenarnya tidak begitu tepat karena tali tidak bias tegak
lurus akibat pengaruh arus laut. Disamping itu kadang-kadang bandul tidk sampai
ke dasar laut karena tersangkut karang.Cara ini juga memerlukan waktu lama.
Namun debikian cara ini memiliki kelebihan yaitu dapat mengetahui jenis batuan
dasar laut, suhu dan juga mengetahui apakah masih terdapat organisma yang bias

hidup di dasar laut.


Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading
Penggunaan teknik ini didasarkan pada hokum fisika tentang perambatan dan
pemantulan bunyi dalam air.Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah
peralatanyang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata
1600 meter per detik sampai membentur dasar laut.Setelah membentur dasar laut
bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan
yang juga dipasang di dasar kapal.Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan
dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut.Namun kita tidak
dapat memperoleh informasi tentang suhu, jenis batuan dan tanda-tanda
kehidupan di dasar laut.
Rumus untuk mencari kedalaman laut melalui teknik gema duga adalah sebagai
berikut:

1
d= x V x t
2
Di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam laut dan t = waktu
Jadi misalnya diketahui waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik (t)
ada 4 detik dan kecepatan suara dalam laut V = 1600 m/s, maka kedalaman laut
dapat dihitung sebagai berikut:
1
d= x 1600 x 4
2
d = 3200 m
Jadi kedalaman laut adalah 3200 m
d Gerakan Laut
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga
menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh
lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang
panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin,
perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman,
topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling.
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu :

Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya :
Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi
dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas batas ini
menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran

mengarah dalam suatu bentuk bulatan.


Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di
mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya
corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus
yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya
kedalaman suatu perairan.

Perbedaan

Densitas

serta

upwelling

dan

sinking :

Perbedaan

densitas

menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub
selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.
Adapun jenis jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

Berdasarkan penyebab terjadinya


1) Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
2) Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
3) Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
4) Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan
gaya coriolis.
5) Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan

terjadi pada lapisan permukaan.


Berdasarkan Kedalaman
1) Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak
dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
2) Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub
ke daerah ekuator.
Gerakan air laut terdiri atas ombak (gelombang), arus, dan gerakan pasang surut.

Gerakan air laut memengaruhi perubahan bentuk permukaan pantai karena gerakan
tersebut dapat mengakibatkan pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan material.
Terjadinya gelombang dan arus disebabkan oleh angin dan pasang surut serta gaya
tank bulan dan matahari.

Gelombang Laut

Gelombang ialah gerakan molekul air dan tampak sebagai gerakan naik turun
tanpadisertai perpindahan massa air. Gelombang dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.
Gelombang Osilasi
Pada gelombang osilasi, molekul air bergerak melingkar.Gelombang ini terjadi di laut
lepas, yaitu bagian laut yang dalam.Ketinggian gelombang ini bervariasi, demikian
pula panjang gelombang dan kecepatannya.
Pada umumnya, gelombang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a. kecepatan angin.
b. lama angin bertiup.
c. luas daerah tempat angin bertiup, dan
d. kedalaman laut.

Gelombang Translasi
Gelombang translasi adalah gelombang yang massa airnya bergerak searah

dengan arah gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak
memiliki puncak dan lembah gelombang. Jika gelombang membentur karang (cliff)
maka gelombang akan pecah karena kekuatan tumbukan yang sangat besar sehingga
karang (cliff) akan membentuk relung, gua pantai, atau gerbang laut.
Gelombang translasi menyebabkan pengikisan pada dasar laut sehingga di depan
pantai terbentuk dataran luas.Apabila gelombang translasi sampai di pesisir, air laut
akan naik dan dinamakan swash. Setelah berhenti pada ketinggian tertentu, massa air
bergerak kembali ke arah laut dan dinamakan backswash. Swash dan backswash
berperan dalam proses sedimentasi di pesisir.Di lepas pantai, terkadang terjadi
pecahan gelombang yang dinamakan gelora, yaitu gelombang osilasi berubah
menjadi gelombang translansi. Gelora terjadi karena gerakan gelombang sampai ke
daerah yang lebih dangkal.Perlu diketahui bahwa gerakan backswash itu kadangkadang cukup deras sehingga dapat mengahanyutkan orang yang sedang main di
pantai.Oleh karena itu, berhati-hatilah jika bermain di pantai.Terkadang di laut terjadi
gelombang besar yang datang tiba-tiba.

Gelombang tersebut terjadi karena peristiwa gempa laut.Gelombang semacam ini


dinamakan tsunami. Tsunami dapat menimbulkan kerusakan yang hebat di pantai dan
sekitamya lebih-lebih jika pantai tersebut padat penduduknya.
f

Arus Laut
Arus laut adalah gerakan molekul air laut secara horizontal dan vertikal yang

disertai perpindahan massa air. Di beberapa bagian laut terdapat arus vertikal.

Berdasarkan

penyebabnya,

arus

laut

diklasifikasikan

menjadi:

Arus tetap, yaitu arus laut yang terjadi karena angin tetap dan mempunyai arah
yang tetap sepanjang tahun. Penyebab arus tetap ialah angin pasat (timur dan

tenggara) dan angin barat.


Arus setengah tahunan atau musiman, yaitu arus yang terjadi karena tiupan angin

muson dan berubah arah tiap setengah tahun.


Arus kompensasi, yaitu arus yang terjadi karena perbedaan tinggi permukaan air

laut.
Arus vertikal, yaitu arus yang naik atau turun. Di bagian barat samudra, di tempat

permukaan air laut yang relatif lebih tinggi, terjadi arus vertikal yang turun.
Arus atas dan arus bawah, yaitu dua arus yang bergerak berlawanan dan terjadi
karena perbedaan kadar garam.

Berdasarkan suhunya, arus dibedakan menjadi:

Arus panas, yaitu arus dengan suhu air lebih panas daripada suhu air laut yang
didatangi. Pada umumnya arus yang berada di sekitar khatulistiwa dan arus yang

mengalir menjauhi khatulistiwa merupakan arus panas.


Arus dingin, yaitu arus yang suhu airnya lebih dingin daripada suhu air laut yang
didatangi. Arus dingin pada umumnya menuju ke arah khatulistiwa dan arus
vertikal yang naik.

Pasang Surut

Pasang surut air laut adalah perubahan ketinggian permukaan air laut yang
berlangsung secara periodik dalam periode setengah hari bulan. Laut dikatakan
sedang pasang naik jika permukaannya paling tinggi dibandingkan dengan tinggi
rata-rata air laut dan dikatakan sedang pasang surut jika permukaannya paling rendah
dibandingkan dengan tinggi rata-rata air laut. Penyebab peristiwa pasang surut air laut
yang utama adalah gayatarik (gravitasi) bulan.
h Pemanfaatan Gerakan Air Laut dalam Kehidupan
Banyak hal yang mempengaruhi gerakan air laut, salah satu diantaranya yang
paling penting adalah gerakan angin. Air akan bergerak sesuai arah angin. Gerakan
air laut dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari diantaarnya adalah:

Terhadap pelayaran
Arus muson di Lautan Hindia dahulu banyak dipakai oleh orang Arab untuk

berlayar ke India dan Malaka.


Arus musim di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan dahulu banyak dipakai oleh

orang Bugis dan Makasar untuk berlayar dari Ujungpandang ke Singapura.


Terhadap perikanan
Pertemuan arus panas dan arus dingin yang banyak planktonnya menyebabkan
tempat itu banyak ikannya.Contoh: Pertemuan arus teluk yang panas dan arus
Labrador yang dingin di dekat New Foundland, pertemuan arus panas Kurosyiwo

dan arus dingin Oyasyiwo di sebelah timur Jepang.


Energi (Pembangkit Tenaga Listrik)
Belanda dan Prancis merupan contoh negara yang telah memanfaatkan gerakan

air laut sebagai sumber energi yaitu sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.
Pertanian Laut
Informasi tentang gerakan air laut sangatdiperlukan bagi petani yang bergerak di
bidang pertanian laut. Jika tidak memeperhitungkan gerakan air laut, maka hasil

pertaniannya akan hanyut dan gagal panen.


Pariwisata
Olahraga yang memperhitungkan gerakan air laut sangat diminati oleh para
wisatawan seperti selancar, sayung, diving, lomba perahu layar, dan lain

sebagainya.
Terhadap iklim

Arus Kurosyiwo menyebabkan suhu Jepang Selatan dan Pantai Barat Kanada

2
3

pada musim dingin suhunya sejuk.


Arus Labrador yang dingin menyebabkan suhu Jazirah Labrador menjadi rendah.
Arus Teluk yang panas menyebabkan musim dingin di Eropa Barat suhunya sejuk

dan pelabuhan tidak pernah beku.


Arus Oyasyiwo yang dingin menyebabkan suhu di Hokaido rendah.
Terhadap Penyebaran Gunung Es
Gunung-gunung es di lautan bebas dibawa oleh arus-arus dingin di lautan

Atlantik belahan bumi utara karena adanya arus dingin.


Arus konveksi/vertikal
Arus vertikal menyebabkan permukaan air laut banyak lumpur, ini
menjadi makanan plankton sehingga mengakibatkan banyak ikannya.Contoh:
Laut Jawa, Selat Malaka, dan Laut Utara.

Mineral Air Laut dan Pemanfaatannya


Banyak mineral yang terdapat di perairan laut yang dapat dimanfaatkan antara

lain:

Garam
Garam merupakan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.

Pengambilan garam dilakukan dengan cara mengeringkan air laut.


Minyak Bumi
Selain di darat, minyak bumi juga ditemukan di dasar laut, misalnya ladang

minyak di celah Timor, laut Natuna, laut Cina Selatan, dll.


Kapur atau Gamping
Batu kapur banyak kita temukan di dasar laut dangkal. Batu kapur merupakan
bahan baku dalam industri semen, alat tulis, gula, gelas, dll. Selain itu kapur juga

diperlukan sebagai bahan bangunan.


Fosfat
Binatang-binatang laut seperti ikan, udang, algae, teripang, dan kerang yang
hidup di terumbu karang secara alami akan mengalami siklus biologi. Sisa-sisa
kehidupan dari hasil siklus tersebut merupakan bahan fosfat yang sangat

diperlukan sebagai bahan dasar industri pupuk.


Kalsium Karbonat
Kalsium karbonat diperlukan sebagai bahan pembuatan potas.Kalsium karbonat
diperoleh dari rumput laut.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
a
b

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.


Siklus Hidrosfer terjadi pada tiga siklus yaitu siklus pendek, siklus sedang dan

siklus panjang.
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan

mudah dilihat oleh mata kita.


Jenis dari perairan permukaan adalah perairan darat dan perairan laut.

DAFTAR PUSTAKA
Ramalis, Taufik R. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung.
Laboratorium IPBA Fisika FPMIPA UPI
Budisma.net.
2015.Pengertian
Siklus
Hidrologi
dan
Proses
yang
dilaluinya.http://budisma.net/2015/01/pengertian-siklus-hidrologi-dan-prosesyang-dilaluinya.html [diakses pada tanggal 10 September 2015]
Wikipedia.2015. Arus Air Laut.https://id.wikipedia.org/wiki/Arus_air_laut[diakses
pada tanggal 10 September 2015]
Wikipedia. 2015. Hidrosfer. https://id.wikipedia.org/wiki/Hidrosfer.[diakses pada
tanggal 10 September 2015]
http://ir54.blogspot.co.id/2014/03/hidrosfer.html. [diakses pada tanggal 10 September
2015]

http://i.ytimg.com/vi/DyUPci1Gqqk/maxresdefault.jpg. [diakses pada tanggal 10


September 2015]
http://klikbelajar.com/pengetahuan-alam/gerakan-air-laut/. [diakses pada tanggal 10
September 2015]
http://www.artikelsiana.com/2015/01/pengertian-hidrologi-siklus-hidrologipengertian.html. [diakses pada tanggal 10 September 2015]

DAFTAR PERTANYAAN
1

Dalam asus turut serta membantu turunnya hujan agar meminimalisasi kabut asap
adalah dengan menjemur air garam di tempat yg panas, mengapa? (pertanyaan
lisa)
Jawab:
Garam dalam air berfungsi sebagai inti kondensasi sehingga mempercepat
timbulnya kejenuhan pada awan sehingga dapat turun hujan.

Mengapa terkadang terjadi hujan di panas hari sementara terlihat tidak mendung?
(pertanyaan Amnah)
Jawab:
Hujan yang terjadi ditempat tersebut tidak persis dari awan yang berada dia atas
tempat tersebut, melankan dari tempat lain yang sedang terjadi hujan dank arena
hujan terbawa angina maka jatuh pada tempat yang masih panas. Hujan ini
relative terjadi dalam waktu yang singkat.

Mengapa kopi yang sudah dingin busanya bergerak ke daerah pinggir?


(pertanyaan Amnah)
Jawab:
Karena adanya distribusi panas yang diserap oleh cangkir sehingga terjadi
pergerakan busa kopi dari pusat menuju pinggir atau menuju cangkir.

Begaimana anda menjelaskan sungai bawah air laut, mengapa itu bias terjadi?
(Pertanyaan Nunung)
Jawab:
Hal itu terjadi karena adanya perbedaan massa jenis antara air tawar dan air laut,
air laut memiliki massa jenis yang lebih tinggi disbanding air tawar, walau
demikian air tawar bias terperangkap dibawah air laut yang massa jenisnya lebih
rendah, hal ini yang memungkinkan adanya sungai air tawar dibawah air laut
yang terpisah.

PAPER ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA


GEMPA GUNUNG BERAPI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sarwi

disusun oleh
Candra Dewi

(4201413022)

Khikmatur Rohmah (4201413036)


Sekar Rachmawati (4201413039)
Erwintiyati

(4201413056)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015/2016

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung
kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet- planet anggota tata-surya
lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna
kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak
pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi
dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat
raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas
segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat
sedikit ini.
2

Rumusan Masalah
Berdasarkanlatarbelakangmasalah,
dapatdibuatrumusanmasalahyaitusebagaiberikut.
a Apa yang dimaksud dengan gempa bumi?
b Apa yang dimaksud dengan lempeng tektonik?
c Apa yang dimaksud dengan gempa vulkanik?
d Apa yang dihasilkan dari aktivitas gunung api?

Tujuan
Berdasarkanrumusanmasalah,
didapatkantujuandalampembuatanmakalahiniadalahsebagaiberikut.
a Mengetahui apa yang dimaksud dengan gempa bumi.
b Mengetahui apa yang dimaksud dengan lempeng tektonik.
c Mengetahui apa yang dimaksud dengan gempa vulkanik.
d Mengetahui apa yang dihasilkan dari aktivitas gunung api.

BAB 2
PEMBAHASAN

Teori Lempeng Tektonik


a Continental Drift, oleh Taylor (1910) dan Alfred Wegener (1912)
Alfred Wegener, mengemukakan teori tentang apungan dan
pergerseran benua dalam bukunya, The Origin of Continents and
Oceans bahwa:
The continents had once been stitched together, as parts off a super land
mass he called PANGEA. Then; said Wegener several hundred million
years ago Pangea ruptured and the continents drifted to their present
positions, plowing like shallow rafts through the sea of rock thats makes
up the floors of the oceans.
Tolak ukur teori: Adanya persamaan mencolok antara garis kontur
pantai timur benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai
barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama sebenarnya adalah daratan
yang berimpitan. Di tempat bertemu tersebut juga ada persamaan flora
dan fauna.
b Convention Current Teory, Vening Meinesz-Hery Hess

Perpecahan benua dan pergerakan lempeng tersebut, energi itu berasal


dari arus konveksi di dalam astenosfer bumi. Arus konveksi adalah
perpindahan energi panas pada fluida, energi tersebut disebabkan oleh
adanya:
Peluruhan unsur radioaktif
Gradien Geotermis
Adanya serangan benda asing
Panas yang tersimpan pada saat pembentukan planet
c Sea Floor Growth (1963)
Pergerakan lempeng yang saling menjauh mengakibatkan
terbentuknya punggungan yang memanjang di tengah samudera.

Tipe Pergerakan Patahan


Deformasi relatif yang dapat mencapai 100 mm/tahun dan terjadi di
perbatasan pelat tektonik, menimbulkan patahan di permukaan bumi. Secara
umum pergerakan patahan ini dapat dikelompokkan dalam 4 tipe:
a Strike-Slip Fault Normal
b Reverse-Slip Fault Left
c Slip Fault
d Oblique-Slip Fault

Pusat Terjadinya Gempa


Pusat terjadinya gempa tektonik disebut hypoventer/foucs/source,
sedangkan titik permukaan tanah di atas hypocenter disebut epicenter. Focal
depth dan focal distance adalah kedalaman hypocenter dari permukaan
tanah dan jaraknya terhadap titik acuan.

Jenis pergerakan lempeng


a Pergerakan lempeng saling mendekat
Pergerakan lempeng yang saling mendekat dapat menyebabkan
terjadinya tumbukan yang salah satu lempengnya akan menunjam ke bawah
tepi lempeng yang lain. Daerah penunjaman tersebuut membentuk palung
yang dalam dan merupakan jalur gempa yang kuat. Sementara itu dibelakang
jalur penunjaman akan terjadi aktivitas vulkanisme dan terbentuknya
cekungan pengendapan.
Contohnya adalah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng
Eurasia. Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman
di selatan Pulau Jawa, jalur gunung api di Sumatra, Jwa, dan Nusa Tenggara,
serta berbagai cekungan di Pulau Sumatra dan Jawa.
Batas antar lempeng yang saling mendekat hingga mengakibatkan
tumbukan dan salah satu lempengnya menunjam ke bawah lempeng yang
lain disebut batas konvergen atau batas lempeng destruktif.

b Pergerakan lempeng saling menjauh


Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkan
penipisan dan peregangan kerak bumi hingga terjadi aktivitas keluarnya
material baru yang membentuk jalur vulkanisme. Meskipun saling
menjauh, kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang masingmasing lempeng terbentuk kerak lempeng yang baru. Proses ini
berlangsung secara kontinu. Contoh hasil dari pergerakan lempeng ini
adalah terbentuknya gunung api di punggung tengah samudra di Samudra
Pasifik dan Benua Afrika.
Batas antar lempeng yang saling menjauh hingga mengakibatkan
terjadinya perluasan punggung samudra disebut batas divergen atau batas
lempeng konstruktif.

Pergerakan lempeng saling melewati


Pergerakan lempeng yang saling melewati terjadi karena gerak
lempeng sejajar dengan arah yang berlawanan sepanjang perbatasan antar
lempeng. Pada pergerakan ini kedua perbatasan lempeng hanya
bergesekan. Oleh karena itu, tidak terjadi penambahan atau pengurangan
luas permukaan. Namun, gesekan antarlempeng ini kadang-kadang
dengan kekuatan dan tegangan yang besar sehingga dapat menimbulkan
gempa yang besar. Contoh hasil dari pergerakan lempeng ini adalah
patahan San Andreas di Kalifornia. Patahan tersebut terbentuk karena
Lempeng Amerika utara bergerak ke arah selatan, sedangkan Lempeng
Pasifik bergerak ke arah utara.
Batas antarlempeng yang saling melewati dengan gerakan yang
sejajar disebut batas menggunting.

Lempeng kerak bumi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lempeng


mayor (lempeng besar) dan lempeng minor (lempeng kecil). Perhatikan
tabel berikut.
No Lempeng Mayor
Lempeng Minor
Lempeng Eurasia
Lempeng Filipina
Lempeng Amerika Utara
Lempeng Juan de Fuka
Lempeng Amerika Selatan
Lempeng Karibia
Lempeng Afrika
Lempeng Kokos
Lempeng Indo-Austraslia
Lempeng Nazca
Lempeng Pasifik
Lempeng Skotia
Lempeng Antartika
Lempeng Arabia

GempaBumiVulkanik
Telahdisebutkan di depanbahwagerakanlempengdapatmengakibatkangempa,
halsemacaminiterjadimanakalaenergi yang terbentukdarigayatektoniksecaratibatibalepas. Gempasemacaminidisebutdengangempatektonik.
Selainakibataktivitastektonik, gempadapat pula
terjadikarenaaktivitasgunungapi (vulkanik), ataupunkarenaruntuhan.
Gunungapiadalahlubangataurekahandalamkerakbumitempatkeluarnyacairan
magma atau gas ataucairanlainnyakepermukaanbumi. Material yang
dierupsikankepermukaanbumiumumnyamembentukkerucutterpancung.
Pusatgempa di bawahpermukaanBumidisebuthiposentrum, danpusatgempa di
permukaanBumidisebutdenganepisentrum (Ramalis,2000:59).
a

Proses Terbentuknya Gunung Api

Planet bumi mempunyai struktur tertentu, yaitu kerak bumi, lapisan


selubung, dan inti bumi yang dapat memicu terjadinya dinamika dari bagian
dalam inti bumi yaitu tektonik dan gunung api. Tektonik dan gunung api
merupakan dinamika bumi utama yang menghasilkan bentukan-bentukan muka
bumi makro, erosi, transportasi, dan sedimentasi membentuk bentukan muka
bumi mikro, seperti lembah-lembah dan daratan. Terbentuknya gunung api yaitu
pada jalur-jalur gunung api, terlihat pada gambar berikut.

Gambar Pergerakan Lempeng Tektonik

Berdasarkan gambar dapat dijelaskan bahwa,


1
2
3

Terbentuk
di
daerah
punggungan
tengah
samudera
tempat
berpisahnya/mekarnya lempeng kulit bumi yang saling menjauh.
Terbetuk pada permukaan antara lempeng benua dengan lempeng samudera
dan lempeng samudera dengan lempeng samudera.
Terbentuk titik panas tempat keluarnya magma permukaan (di benua maupun
samudera).

Berdasarkan gejala terbentuknya gunung api terbagi atas dua macam, yaitu:
1

Pergerakan Lempeng
Menurut teori lempeng, kerak bumi adalah suatu lempeng yang rigid/kaku
dan bergerak satu terhadap yang lainnya di atas suatu cairan (astenosfer).
Lempeng-lempeng tersebut bergeraj rekatif 50-10 cm/tahun, yang masingmasing bergerak saling menjauh (divergen), saling mendekat (konvergen), dan
saling melewati. Dari proses tersebut maka terbentuklah gunung api atau
pegunungan di tengah samudera.

Gaya Endogen
Magma yang bersifat asam akan bergerak ke atas karena lebih ringan,
sedangkan magma yang bersifat basa akan berada di bagian bawahnya.
Gerakan pemisahan magma di dalam adpur magma tersebut menimbulkan
gaya ke atas, mendobrak batuan penyusup kerak bumi dan akan muncul ke
permukaan lewat celah-celah retakan atau lewat pipa gunung api. Magma
yang keluar ke permukaan bumi dari proses esktrusi disebut lava.
Proses ekstrusi atau erupsi berdasarkan lubang keluarnya magma dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a Erupsi linier atau erupsi belahan, yaitu magma keluar melalui retakan dan
celah-celah yang ada di bumi. Magma yang keluar ada umumnya berupa
lava cair yang mengandung material-material lepas.
b Erupsi sentral, magma yang keluar melalui diaterma dan kepundan.
Diaterma merupakan lubang berupa pipa pada gunung api yang
menghubungkan dapur magma dengan kepundan atau dasar kawah
gunung api.
Erupsi sentral terdiri atas tiga macam, bergantung pada tekanan yang
terdapat di magma, yaitu:
1 Erupsi efusif atau lelehan, karena magma bersifat encer dengan
tekanan lemah sehingga hanya menibulkan lelehan lava melalui
retakan yang terdapat pada tubuh gunung api.
2 Erupsi eksplosif, yaitu keluarnya magma ke permukaan bumi dengan
cara ledakan akibat magma memiliki tekanan yang tinggi. Erupsi ini
dikenal dengan letusan gunung api, menyemburnya material vulkanik
yang berupa padat dan cair.
3 Erupsi campuran, perselingan antara seri lava dan eksplosif,
membentuk strato yang terdiri atas pelapisan lava dan bahan-bahan
lepas.

b Material yang dihasilkan dari Gunungapi


Dari letusan gunungapi akan menghasilkan material-material yang dibawa
akibat letusan, diantaranya:
1

Lava, yaitu cairan larutan silika pijar yang mengalir dari dalam bumi
melalui kawah gunungapi atau melalui celah patahan yang sumbernya
membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi
batuan seperti lava ropi atau lava blok.
Awan panas, terdiri dari batuan yang pijar bersuhu tinggi (>600), awan
panas ini dapat dihasilkan dari percikan lava yang mengalir bergulunggulung seperti awan padahal di dalamnya batuan pijar dan material
vulkanik yang padat bercampur gas yang suhunya tinggi.
Abu/pasir vulkanik, yaitu bahan material vulkanik jatuhan yang
disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan kawah sampai radius 5-7
kilometer dari kawah dan berukuran halus, serta jatuh mencapai ratusan
kilometer sampai ribuan kilometer.
Gas vulkanik, yaitu gas-gas yang keluar saat terjadi letusan gunungapi,
umumnya dikeluarkan saat terjadi letusan freatik, contoh SO 2, N2, NO2,
dll.
Hujan lumpur, yang terjadi bila kawah terdapat danau dan letusan
menghasilkan hujan lumpur.

4
5

Jenis-jenisGunungApi
Beberapatipe/bentukgunungapi yang sudahdikenalialah :
1
2
3

TipePerisai/TipeHawai,
gunungapi
yang
mengeluarkan
lava
bersifatencerdanmembentukgunungtersebut, lerengberbentuk landau.
TipeKerucutpiroklastik, gunungapi yang tersusunoleh material
piroklastikberupabom, lapilli, abu, kerikil, pasir.
Tipe
Maar,
gunungapitetrpancungmembentukkawahsepertimangkukdenganlebarka
wah relative lebihbesardaritinggidindingkawah, lerenglandai, sifat lava
kental.
Tipekaldera,
terbentukakibatletusan
yang
sangatbesarsehinggabagianatasterpancungdanmembentukkawah
yang
lebarlebihdari 2 km.

5
6

TipeStrato, terbentukolehmuntahan material gunungapiberupapiroklastik


yang berseling denga lava.
TipeKubah Lava, material yang dikeluarkanberupa lava, bersifatkental
yang membentukbadangunungapitersebut, kelerenganumumnyasimetri.

Gunungapistrato

Gunungapikaldera

Gunungapiperisai

Gunungapikubah

lava

Keterangan :
GunungapikerucutPiroklastik
d Bagian-bagianGunungApi

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Dapur magma
Batuandasar
Pipakawah
Permukaandasar
Retas (siil)
Pipakawahsekunder
Lapisanabugunungapi
Sayap/sisigunungapi
Lapisan lava
Kepundan
Kerucut parasite gunungapi
Aliran lava
Kawah
Bibirkawah
15 Abu gunungapi

Vulkanisme
Vulkanismemerupakangejala yang terjadiakibatadanyaaktivitas magma.
Magma dapatbergerakkesegalaarah. Terdapatduajenisaktivitas magma, yaitu:
1

Intrusi magma, merupakanaktivitas magma yang terjadi di


dalamperutbumi yang tidaksampaipermukaanbumi. Intrusi magma
meliputi:
Batolit, yaitubatuan yang terbentuk di dalamdapur magma
karenapenurunansuhu yang sangatbesar.
Lakolit, yaitubatuanbeku yang berasaldariresapan magma
diantaradualapisanlitosferdanmembentukbentukansepertilensacembu
ng.
Siil/keeping intrusi, yaitusisipan magma yang membeku di
antaradualapisanlitosfer, relative tipis melebaar (pipih).
Apofisa, yaitu gang yang relative kecilmerupakancabang gang.
Diaterma,
yaitubatuan
yang
mengisipipaletusan,
berbentuksilindermulaidaridapur magma sampaikepermukaanbumi.
2 Ekstrusi magma, yaitukeluarnya magma kepermukaanBumi.
Berdasarkankeluarnya magma, adatigajenisekstrusi, yaitu:
Ekstrusi linear, magma keluarmemanjangmelaluiretakan/ patahan.
Contohnyaderetangunungapi di Jawa Tengah.
Ekstrusi areal, magma keluarpadasatu areal tertentu. Contohnya
Yellowstone Park.
Ekstrusisentral, magma keluarmelaluisebuahlubang yang terpisah.
ContohnyaGunung Krakatau (Sarwi,2011:11-12).

PersebaranGunungApi di Indonesia
Indonesia termasuk wilayah di muka bumi yang memiliki aktivitas tektonik
tinggi, yang memberikan konsekuensi terhadap tatanan geologi yang rumit.
Keadaan ini disebabkan letak Indonesia di antara tiga lempeng besar yang saling
berinteraksi. Lempeng tersebut adalah lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia,
dan lempeng Pasifik. Ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan
dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di
bawah Indonesia. Suhu yang sangat tinggi melelehkan pinggiran lempengan
sehingga menghasilkan magma. Kemudian magma muncul melalui retakan di
permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Busur gunung api di
Indonesia terbentuk dengan cara tersebut.
Gempa bumi umumnya terjadi pada kawasan ini karena lempeng benua
mengeluarkan tekanan pada saat lempeng tersebut menurun melalui parit
samudra. Gunung-gunung api yang terbentuk dengan cara ini disebut gunung api
andesit karena lava yang dikeluarkannya membentuk batu-batu yang disebut
andesit. Gunung-gunung api andesit sifatnya sangat mudah meletus dan tak
terduga.
a

Sistem pegunungan di Indonesia


Sistem pegunungan di Indonesia dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
1

SistemPegununganSirkumMediterania
Sistem ini memanjang mulai dari Pegunungan Atlas (Afrika Utara)
yang bersambung dengan Pegunungan Alpen (Eropa Selatan) dan
Pegunungan Himalaya (Asia). Akhirnya, pegunungan tersebut berbelok
ke selatan dan berangkai dengan pegunungan-pegunungandi kepulauan
Indonesia. Di wilayah Indonesia, kelanjutan jalur Pegunungan Sirkum
Mediterania ini terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a

Busur Luar
Jalur pegunungan yang termasuk busur luar ini bersifat
nonvulkanik, artinya tidak menampakkan sifat-sifat kegunungapian,
tetapi hanya merupakan rangkaian pegunungan lipatan saja. Jalur
pegunungan busur luar ini sebagian berada di bawah laut. Busur
luar berpangkal di Pulau Simeulue, Pulau Nias, Kepulauan
Mentawai, Pulau Enggano, kemudian sebagian tenggelam (berada
di bawah laut) sepanjang bagian selatan Pulau Jawa dan muncul
kembali ke atas permukaan bumi sepanjang Pulau Sawu, Pulau

Roti, Pulau Timor, Pulau Babar, Kepulauan Kai, Pulau Seram, dan
berakhir di Pulau Buru.
Busur Dalam
Jalur pegunungan yang termasuk busur dalam ini bersifat
vulkanik, artinya selain merupakan rangkaian pegunungan lipatan
juga merupakan kenampakan kegunungapian. Busur dalam ini
membujur sepanjang Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Pegunungan
yang ada di seluruh Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau
Sumbawa, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Solor, Pulau Wetar,
Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau Saparua.

SistemPegununganSirkumPasifik
Sistem ini dimulai dari Pegunungan Andes (Amerika Selatan)
bersambung dengan Pegunungan Rocky ( Rocky Mountains) di Amerika
Utara, kemudian berbelok ke kepulauan Jepang dan bersambung dengan
pegunungan di kepulauan Filipina. Pada akhirnya, jalur pegunungan ini
bercabang dua di wilayah Indonesia yaitu sebagai berikut :
Cabang I : dimulai dari Pulau Luzon bersambung dengan
pegunungan di Kalimantan melalui Pulau Palawan dan Pulau Sulu.
Cabang II : dimulai dari Pulau Luzon, Pulau Samar, Pulau
Mindanao, terus ke Kepulauan Sangihe, dan berakhir di Sulawesi.

SistemPegununganSirkum Australia
Sistem Pegunungan Sirkum Australia terbentang sepanjang sumbu
sentral Papua dan selanjutnya sepanjang gugusan kepulauan tersebut ke
Australia bagian timur terus ke Selandia Baru. Dari sini mungkin
membujur sepanjang jalur bawah laut di antara Australia dan Antartika
ke Kerguelen, dan muncul di bagian selatan Samudra Hindia
membentang ke arah utara melalui Pulau Cocos ke Pulau Christmas di
sebelah selatan Jawa. Ketiga sistem pegunungan tersebut betemu di
sekitar Kepulauan Sulur dan Banggai.

b Terbentuknya Gunung Api Di Indonesia


Di Indonesia khususnya di Jawa dan Sumatra, terbentuknya gunung
berapi sebagai akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua
Asia. Di Sumatera penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian
puncak gunung muncul di permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias
dan Mentawai. Saat ini di perkirakan terdapat 600 gunung berapi masih aktif

di seluruh dunia. Akan tetapi, masih terdapat ribuan gunung yang tidur. Akan
tetapi gunung-gunung itu sewaktu-waktu dapat muncul menampakkan
kegiatan vulkanis di permukaan. Indonesia sendiri memiliki 129 buah
gunung berapi aktif atau sekitar 13% dari jumlah gunung berapi aktif di
dunia.
Seluruh gunung berapi tersebut berada dalam jalur tektonik yang
memanjang mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan
Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud. Berkumpulnya gunung
berapi di Nusantara karena Indonesia tepat berada pada pertemuan tiga
lempeng tektonik raksasa yakni lempeng Pasifik, Australia, dan Eurasia.
Wilayah sepenjang garis pertemuan ini dikenal dengan sebutan busur Cincin
Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire. Persebaran gunung berapi di Indonesia
dapat dilihat dalam peta persebaran gunung berapi di bawah ini.

Gunung berapi di sekitar Pulau jawa atau bagian selatan Indonesia


terbentuk akibat pertemuan atau tumbukan lempeng Australia dan Eurasia.
Adapun gunung berapi di sebelah utara Pulau Jawa terbentuk akibat
tumbukan lempeng Pasifik dan Eurasia. Lempeng raksasa ini terus bergerak
sepanjang waktu. Setiap tarikan atau tumbukan lempeng berpengaruh
terhadap aktivitas vulkanik gunung di sepanjang garis lempeng ini.
Seringkali gempa tektonik akibat pergeseran lempeng menimbulkan
pula gempa vulkanik dalam perut gunung. Secara sederhana dapat dijelaskan
bahwa gesekan antara batuan yang disertai panas tinggi dapat memicu

peningkatan energi cairan dalam perut gunung yang berbentuk gas, magma
atau uap. Peningkatan energi akibat pergerakan lempeng inilah yang disebut
akitifnya gunung berapi.
Sepanjang pergerakan lempeng terus
terjadi maka sepanjang itu pula ke 129 gunung berapi di Indonesia yang
terpancang di atasnya akan terus menggliat aktivitasnya dan kelak tentu
meletus. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa turun-naik tingkat aktivitas
suatu gunung akan seiring dengan efek pergerakan lempeng di bawahnya.
Oleh karena itu secara tiba-tiba status gunung bisa berubah-ubah, yaitu
meningkat menjadi waspada atau malah menurun menjadi aktif
normal.Selain dua gunung yang bersetatus Siaga, Direktorat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Alam Geologi menetapkan 11 gunung bersetatus waspada.
Sebelumnya terdapat 12 gunung berstatus waspada. Akan tetapi gunung
Papandayan di Jawa Barat berangsur-angsur turun aktivitasnya sehingga
diubah statusnya menjadi aktif normal.

KaitanLempengTektonikdenganPersebaranGunungBerapidanGempaB
umi
Lempeng India-Australia sedang didorong ke bawah lempengan
Eurasia. proses ini dinamakan penujaman. Tabrakan kedua lempeng tersebut
membentuk pegunungan Himalaya, yakni busur gunung api di Indonesia,
parit Sunda dan Jawa, serta tanah tinggi Nugini. Australia bagian utara telah
didorong ke arah bawah sehinga membentuk teluk Carpentari dan Laut
Timor serta Laut Arafuru.
Ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan
lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di
bawah Indonesia. suhu yang sangat tinggi melelehkan pinggiran lempengan
sehingga menghasilkan magma. kemudian magma muncul melalui retakan di
permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Busur gunung api di
Indonesia terbentuk dengan cara seperti itu.

Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, tapi yang masih aktif kirakira 80 gunung saja. gunung-gunung tersebut di golongkan atas 3
barisan:
1 Sumatra Jawa- Nusa Tenggara-sekitar Laut Banda.
2 Halmahera dan Pulau-pulau disebelah baratnya
3 Sulawesi Utara-Pulau Sangihe- Pulau Mindanao

Ada 3 sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia,


yaitu:

SistemSundasistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke


kepulauan banda di Maluku dengan panjang kurang lebih 7000 km. terdiri
dari 5 busur pegunungan, yaitu:
a Busur arakan yoma berpusat di Shan Myanmar
b Busur Andaman Nicobar berpusat di Mergui
c Busur Sumatra-Jawaberpusat di anambas
d Busur Kep. Nusa Tenggara
e Busur Banda berpusat di Banda

Sistem Busur Tepi Asia


Sistem ini dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, filipina, kalimantan,
dan Sulawesi. di fillipina busur ini bercabang tiga yaitu:
Cabang pertama dari pulau Lauzon melalui pulau Palawan ke
Kalimantan Utara
Cabang kedua dari pulau Luzon melalui pulau samar ke mindanau, dan
kep. Sulu ke kalimantan utara
Cabang ketiga dari pulau Samar ke Mindanau dan pulau Sangihe ke
Sulawesi

Sistem Sirkum Australia


Sistem ini dimulai dari selandia baru melalui keledonia baru ke irian
jaya (papua). bagian utara dari sistem ini bercabang dua yakni:
a Cabang pertama dari ekor pulau Irian melalui bagian tengah sampai
ke pegunungan charleslois di sebelah barat.
b Cabang kedua dari kepulauan Bismarck melalui pegunungan tepi
utara Irian sampai ke kepala Burung menuju Halmahera.

PenyebarandanDaftraGunungBerapi di Indonesia

Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif
129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.

Jumlah dan Penyebaran


Jumlah gunung api aktif = 129 bh, Jumlah gunung api yang meletus
dalam 400 tahun terahkir = 70 bh, Luas daerah yang terancam = 16.670
km2, dan Jumlah jiwa yang terancam = 5.000.000 orang.
Penyebaran Gunung Api di Indonesia : Sumatra : 30 buah, Jawa : 35
buah, Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah, Maluku : 16 buah, Sulawesi :
18 buah, Jumlah : 129 buah.
Daftar berikut mungkin ada perbedaan dengan data sebelumnya,
sehingga perlu pengecekan kembali atau disempurnakan melalui
sumbernya atau instansi yang berwenang.

Dafar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak)


a Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya)
Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan
gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)

Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)


Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
b Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan
gunung berapi ketiga tertinggi diIndonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)

Gunung Salak (2.211 m)


Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)

Gunung di Kalimantan (4 buah)


Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan

d Gunung di Sulawesi (10 buah)


Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m)
Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
e Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra,
kedua di Indonesia dan gunungberapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat

Gunung Leuser (3172 m) NAD


Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat
Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947)
Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua

tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

Batuan pembentuk litosfer


Pada lithosfer terdapat tiga jenis batuan yaitu:
1 Batuan beku
2 Batuan sedimen
3 Batuan metamorf

b Awal Mula Batuan


Campuran batuan cair pijar, liat dan sangat panas yang terdapat pada
lapisan kerak bumi disebut dengan magma. Setelah keluar ke permukaan
bumi disebut dengan Lava.
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung
berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang
sudah mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku
kemudian menjadi batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu
tahun lamanya dapat hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta
aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran batuan tersebut
tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan.
Hancuran
batuan
yang

diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan


sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama
karena adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah
bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
1

Intrusi dan ekstrusi magma


a Intrusi Magma
Aktivitas magma di dalam lapisan litosfera, memotong atau
menyisip litosfer dan tidak mencapai permukaan bumi disebut
instrusi magma. intrusi magma disebut juga plutonisme. Bentukbentuk intrusi magma:
1 Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari dapur magma,
terjadi karena penurunan suhu yang lambat
2 Lakolit, yaitu magma yang menyusup diantara lapisan batuan
yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat
sehingga cembung, sedangkan alasnya rata.
3 Sill, adalah lapisan magma tipis yang menyusup diantara
lapisan batuan diatas, datar dibagian atasanya.
4 Gang, adalah batuan dari intrusi magma yang memotong
lapisan batuan yang berbentuk pipih atau lempeng.
5 Apofisa, merupakan cabang dari irupsi korok( gang) dan 6)
Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan.
b

Ekstrusi magma
Kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi disebut
ekstrusi magma. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi
magma (plutonisme). Bahan yang dikeluarkan pada saat terjadi
proses ekstrusi magma terutama ketika terjadi letusan gunung api,
adalah dalam bentuk material padat yang disebut eflata/piroklastik
dan dalam wujud cair berupa lava dan lahar, serta dalam wujud gas
seperti belerang, nitrogen, gas asam arang dan gas uap air. Menurut
bentuknya ekstrusi magma dibedakan menjadi tiga yaitu :
1 Ekstrusi sentral, yaitu magma keluar melalui sebuah saluran
magma (pipa kawah) dan membentuk gunung-gunung dan
letaknya tersendiri. Ekstrusi melahirkan tipe letusan gunung api.
Contohnya Gunung Krakatau dan Gunung Veruvius.
2 Ekstrusi linier, yaitu magma keluar melalui melalui retakan atau
celahan yang memanjang sehingga mengakibatkan terbentuknya
deretan gunung api yang kecil-kecil disepanjang retakan itu.
Contohnya Gunung Api Laki di Pulau Eslandia.(Api Spleet)
yang memanjang 30 km. Ekstrusi areal yaitu magma keluar

melalui lubang yang besar, karena magma terletak sangat dekat


dengan permukaan bumi. sehingga magma menghacurkan dapur
magma yang menyebabkan magma meleleh keluar kepermukaan
bumi. Di bawah lapisan kerak bumi (litosfer) terdapat lapisan
mantel (selubung) yang berisikan batuan cair - liat yang sangat
panas.
Adanya tekanan yang sangat tinggi dari lapisan mantel ini
menyebabkan batuan cair liat tersebut bergerak ke atas
melewati retakan-retakan atau 2 patahan pada lapisan kerak
bumi. Batuan cairliat yang panas ini setelah mencapai lapisan
kerak bumi disebut dengan magma. Pada saat magma menembus
lapisan kulit bumi, sebagian kulit bumi akan mencair dan
meleleh sehingga terbentuk rongga besar dan terisi oleh magma.
Rongga besar yang terisi oleh magma ini disebut dengan dapur
magma. Jika terdapat retakan atau patahan di atas dapur magma
maka magma akan menerobos ke atas dan dapat mencapai
permukaan bumi. Magma yang keluar ke permukaan bumi
disebut dengan lava. Lava pijar yang mengalir di permukaan
bumi suhunya masih berkisar 25o400oC. Setelah beberapa
waktu suhu lava akan semakin dingin dan akhirnya membentuk
batuan beku.
c

Jenis-Jenis Batuan
1 Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api")
yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras.
Pembekuan magma menjadi batuan beku dapat terjadi pada saat
sebelum magma keluar dari dapurnya, ditengah perjalanan, dan ketika
sudah berada diatas permukaan bumi. Dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih
dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Batuan beku yang membeku sebelum magma keluar dan terjadi
pada saat lapisan dalam disebut batuan plutonik, jika membeku
di tengah perjalanan disebut batuan korok atau porforik. Adapun jika
magma telah keluar dan membeku di permukaan bumi, disebut batuan
beku luar atau efusi / vulkanik.
Berdasarkan teksturnya batuan beku dibedakan menjadi 2, yaitu :
a Batuan beku plutonik

Batuan beku vulkanik


Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun
batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung
api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil.

Batuan Endapan atau Batuan Sedimen


Batuan Sedimen ini merupakan batuan yang terbentuk oleh proses
geomorfologi dan dipengaruhi oleh lamanya waktu. Klasifikasi sediment
klastik dibedakan berdasarkan atas ukuran butirnya, yaitu sebagai
berikut :
a Ludit (psepit) termasuk berbutir kasar mulai dari gravel (krikil) halus
hingga bongkah (boulder) dengan ukuran diameternya 2-256mm
b Arenit (samit) termasuk berbutir sedang, dengan ukuran diameternya
0,06-2mm, mulai dari pasir halus hingga pasir kasar.
c Lutit (pelit) termasuk berbutir halus, ukuran diameternya 0,040,06mm, mulai dari lempung higga debu kasar.
Contoh sediment klastik adalah breksi, konglomerat, batu pasir,
lempung, serpih dan kaolin.
a Sedimen klastik yang terbentuk oleh proses mekanik
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari
material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari
batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai
ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan
hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai
penghasil hidrokarbon (source rocks). Contoh sediment klastik adalah
breksi, konglomerat, batu pasir, lempung, serpih dan kaolin.

Sedimen non-klastik yang terbentuk karena proses kimiawi


Batuan sedimen kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari
larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks)
hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu. Batuan sedimen
ini biasanya mengandung mineral seperti kalsit, dolomit, kuarsa sekunder,
gypsum dan chert.
Batuan sedimen terbentuk melalui tiga cara utama : pelapukan batuan
lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan
pengendapan (precipitation) dari larutan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan sedimen
memiliki ciri yang mudah dikenal, yaitu sebagai berikut :
Batuan endapan biasanya berlapis-lapis
Mengandung sisa-sisa jasad atau bekasnya, seperti terdapatnya
cangkang binatang koral dan serat-serat kayu.
Adanya keseragaman yang nyata dari bagian-bagian berbentuk bulat
yang menyusunnya.

Penamaan batuan sedimen berdasarkan butir


Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir
penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah :
1 Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2
mm dengan bentuk butitan yang bersudut.
2 Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar
dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar.
3 Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm
sampai 1/16 mm
4 Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm
sampai 1/256 mm
5 Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil
dari 1/256
3

Batuan metamorfosis atau Batuan metamorf (methamorphic rock)

Merupakan batuan yang berasal dari batuan induk yang mengalami


perubahan tekstur dan komposisi mineral sebagai akibat perubahan kondisi
fisik disebabkan oleh tekanan dan temperatur.batuan sebelumnya akan
berubah tekstur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan
tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak
atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Apabila semua batuanbatuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk
magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi
batuan-batuan baru lagi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah Gneis, batu
sabak, batu garnet, dan pualam.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi.Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi
batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama
pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Ciri-ciri batuan ini :
- Adanya perlapisan,
- Silang siur atau struktur gelembur gelombang klastik.

BAB 3
PENUTUP
Berdasarkanapa yang telahdikajidarimakalahini, dapatdisimpulkanbahwa,
1

3
4

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Teori lempeng menyebutkan adanya persamaan mencolok
antara garis kontur pantai timur benua Amerika Utara dan Selatan dengan
garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis yang sama sebenarnya
adalah daratan yang berimpitan. Di tempat bertemu tersebut juga ada
persamaan flora dan fauna. Pergerakan lempeng yang saling menjauh
mengakibatkan terbentuknya punggungan yang memanjang di tengah
samudera. Tipe pergerakan lempeng antara lain patahan, antara lain StrikeSlip Fault Normal, Reverse-Slip Fault Left, Slip Fault, Oblique-Slip Fault.
Serta pergerakan lempeng saling menjauh dan saling melewati.
Gempa vulkanik adalah peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan
magma dalam gunung berapi. Terbentuknya gunung api dipengaruhi oleh
pergerakan lempeng dan gaya endogen. Gaya endogen yang terjadi antara
lain, proses erupsi.
Material yang dihasilkan oleh aktivitas gunng api antara lain: lava, awan
panas, pasir vulkank atau batuan, gas vulkanik, dan hujan lumpur.
Jenis-jenis batuan yang dihasilkan antara lain, batuan beku dan sedimen yang
masih dibagi menjadi beberapa lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ihsan, Mohammad. 2008. Analisa Ketahanan Gempa. Jakarta: Universitas Indonesia.
Matthews III, William H., Geology Made Simple, 1967, Made Simple Books,
Doubleday & Company, Inc., garden City, New York
Ramalis, Taufik Rahman. 2000. ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA.
Bandung : Lab. IPBA Fisika FPMIPA UPI
Sarwi. 2011. Bahan Ajar IlmuPengetahuanBumidanAntariksa. Semarang: FMIPA
UniversitasNegeri Semarang
Nursaban,
Muhammad.
2006.
Vulkanisme.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/muhammadnursaban-mpd/vulkanisme.pdf, diakses pada 30 September 2015
Nandi.
2010.
Batuan,
Mineral,
dan
Batubara.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1979010120050
11-NANDI/geologi
%20lingkungan/BATUAN.pdf__suplemen_Geologi_Lingkungan.pdf, diakses
pada 30 September 2015
Budiman, Ulfa. 2012. PETROLOGI FASIES SENTRAL BATUAN GUNUNG API
PARE-PARE.
Volume
6
:
Desember
2012,
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=94542&val=2170, diakses
pada 30 September 2015)
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2006
http://en.wikipedia.org/
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011YAKUB_MALIK/HANDOUT_GUNUNGAPI.pdf

Lampiran
DAFTAR PERTANYAAN & JAWABAN
1

Laela Ulfa (Kelompok 4)


a Faktor apa yang mennyebabkan gunung yang sudah meletus bisa meletus
kembali?
Jawaban: Proses pergerakan lempeng dan juga aktivitas dapur magma.
b Mengapa lempeng saling mendekat dan menjauh?
Jawaban: Pada dasarnya lempeng memang selalu bergerak, tetapi
pergeserannya sangat kecil. Hal ini terjadi karena pada setiap lapisan di
dalam Bumi mempunyai temperature yang berbeda. Sehingga lempeng
Bumi akan bergerak untuk menghasilkan kesetimbangan.

Rulyaimah (Kelompok 4)
a Mengapa sebelum tsunami terjadi di tandai dengan susutnya air laut?
Jawaban : karena pada saat terjadi patahan pada lempeng samudera air
akan ikut turun, mengikuti dasarnya. Tetapi pada lempeng yang tetap air
tersebut akan tumpah menyesuaikan bentuk dasar laut. Sehingga air
tersebut dapat menyebabkan terjadinya tsunami.

Peny Nur Salamah (Kelompok 7)


a Mengapa gempa dangkal menjadi penyebab tsunami?
Jawaban : karena pada saat gempa bumi dangkal maka, permukaan akan
bergetar lebih kencang, dibandingkan dengan gempa bumi dalam. Namun,
pada dasarnya tsunami terjadi apabila terjadi patahan pada lempeng
(lempeng bibir pantai bergerak turun), sehingga bentuk dasar lautan
menjadi berubah dan dengan begitu, air laut akan bergerak menyesuaikan
wadahnya.
b Apakah gempa yang tidak dangkal bisa menyebabkan tsunami?
Jawaban : tidak bisa, karena pada gempa yang tidak dangkal, getaran yang
terjadi pada permukaan bumi akan menjadi semakin kecil. Karena getaran
gempa sudah berkurang ketika sampai ke permukaan.

Aan Priyanto (Kelompok 1)


a Darimana sumber energi di dalam bumi?
Jawaban: sesuai dengan teori Big Bang bumi terbentuk dari debu-debu
yang bersatu membentuk suatu nebula, yang bergerak terus menerus.dari
proses ini, energy yang dihasilkannya akan disimpan di dalam bumi.

Sehingga saat bumi terbentuk, bumi sudah memiliki banyak energi yang
tersimpan di dalamnya.
5

Ika Novi Astuti (Kelompok 7)


a Apakah lempeng berpengaruh terhadap vulkanisme?
Jawaban: iya, karena pada dasarnya proses vulkanisme merupakan proses
pelepasan energi yang terkandung dalam lempeng tersebut.
b Bagaimana proses pergerakan magma sampai gunung api meletus?
Jawaban: awal mula magma diproduksi oleh dapur magma. Karena
adanya tekanan dari dalam bumimagma yang telah diproduksi tersebut
bergerak ke atas mencoba untuk keluar. Saat magma keluar melalui lubang
sempit (jalur keluarnya magma) letusan yang terjadi akan kecil. Tetapi
saat tekanan dalam gunung berapi sangat besar dan lubang magma sudah
tidak mampu mengeluarkan magma, magma akan keluar dengan
mendorong tutup gunung berapi. Dan letusannya sangat besar.
c Bagaimana proses pergerakan magma untuk gunung mati?
Jawaban: pada gunung matiproses pembentukan magma sudah tidak
terjadi lagi.
Nunung Nurwahidin (Kelompok 4)
a Mengapa lempeng samudera mempunyai densitas lebih besar daripada
lempeng benua?
Jawaban: Lempeng samudera mempunyai densitas lebih besar daripada
lempeng bumi dikarenakan komposisi silikon dari lempeng samudera
lebih tinggi dari pada komposisi silikon di lempeng benua.

Anisa Furtakhul Janah (Kelompok 6)


a Bagaimana cara mengetahui adanya gempa?
Jawaban: Gempa bumi tidak dapat diketahui kapan akan terjadi. Karena
gempa bumi itu sendiri merupakan suatu kiamat kecil yang hanya Sang
Penciptalah yang mengetahui kapan kiamat akan terjadi. BMKG hanya
bisa memprediksi kapan akan terjadi gempa bumi dengan alat yang
disebut seismograf, tetapi prediksi tersebut belum tentu tepat.
b Bagaimana cara menghindari gempa?
Jawaban: Gempa bumi tidak dapat dihindari karena merupakan kejadian
alamiah yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan tidak dapat diperkirakan
kapan akan terjadi.

Alik Sus Adi (Kelompok 8)


a Mengapa letusan gunung Krakatau sangat dahsyat dan mengeluarkan debu
vulkanik sampai di beberapa wilayah?
Jawaban : Letusan gunung krakatau yang sangat besar, dipengaruhi oleh
tempat gunung Krakatau yang berada di atas lempeng samudera, yang

pada umumnya memiliki massa yang lebih besar dibandingkan dengan


lempeng benua. Semakin besar massanya, maka lempeng akan
menyimpan energi yang lebih besar, sehingga saat terjadi ledakan, energy
yang dikeluarkan juga lebih besar.
9

Nikmatul Aula Nisa (Kelompok 5)


a Mengapa bentuk gunung api berbeda-beda?
Jawaban: Bentuk gunung api berbeda-beda dipengaruhi oleh aktivitas
vulkanisme. Misalnya gunung api maar, yaitu gunung api yang puncaknya
mendekati kerucut karena ketika terjadi aktivitas vulkanisme hanya
mengeluarkan magma satu kali.
b Mengapa setiap kali terjadi gempa bumi seringnya pada saat bulan
purnama?
Jawaban: sebenarnya gempa bumi tidak tentu terjadi pada saat bulan
purnama, tetapi pada saat terjadi bulan purnama berpotensi terjadi gempa
bumi. Karena saat bulan purnama terjadi, posisi bulan berada dekat
dengan bumi,sehingga grafitasi bulan menjadi semakin besar, sedangkan
gaya grafitasi bumi menjadi semakin kecil. Apabila gaya gravitasi bumi
berkurang, maka lempeng yang tadinya tertarik sangat kuat oleh bumi,
menjadi semakin kendur, sehingga memungkinkan terjadi gempa bumi.

10 Ardiansyah Pratama (Kelompok 6)


a Mengapa gunung semakin lama bisa menjadi semakin tinggi?
Jawaban: Gunung semakin lama semakin tinggi disebabkan oleh aktivitas
vulkanisme. Semakin banyak magma yang dikeluarkan maka semakin
banyak timbunan-timbunan di atas gunung sehingga puncaknya semakin
tinggi.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi merupakan tempat tinggal segala jenis makhluk hidup. Bumi
juga memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah satunya
adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
melindungi makhluk hidup Atmosfer terdiri dari lapisan yang berbeda yang
tersusun secara berlapis satu diatas yang lainnya. Oleh karena itu mengingat

pentingnya pengetahuan mengenai atmosfer maka kami menyusun makalah


yang diberi judul ATMOSFER.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan bahan penyusun atmosfer?
2. Apa struktur lapisan atau komposisi dari atmosfer?
3. Bagaimana peranan, sifat dari atmosfer?
4. Bagaimana karateristik dan skala gerak atmosfer?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian dan bahan penyusun atmosfer.


Untuk mengetahui lapisan atau komposisi dari atmosfer.
Untuk mengetahui sifat dari atmosfer.
Untuk mengetahui karateristik dan skala gerak atmosfer.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Atmosfer Bumi
Bumi merupakan salah satu planet yang ada di tata surya yang memiliki
selubung yang berlapis-lapis. Selubung bumi tersebut berupa lapisan udara
yang sering disebut dengan atmosfer. Atmosfer terdiri atas bermacam-macam
unsur gas dan di dalamnya terjadi proses pembentukan dan perubahan cuaca
dan iklim. Atmosfer melindungi manusia dari sinar matahari yang berlebihan
dan meteor-meteor yang ada. Adanya atmosfer bumi memperkecil perbedaan
temperatur siang dan malam. Gejala yang terjadi di atmosfer sangat banyak dan
beragam. Pada lapisan bawah angin berhembus, angin terbentuk, hujan dan
salju jatuh, dan terjadilah musim panas dan musim dingin. Semua ini
merupakan gejala yang lazim terjadi yang sering disebut cuaca.
Atmosfer bumi merupakan selubung gas yang

menyelimuti

permukaan padat dan cair pada bumi. Selubung ini membentang ke atas sejauh
beratus- ratus kilometer, dan akhirnya bertemu dengan medium antar planet
yang berkerapatan rendah dalam sistem tata surya. Atmosfer terdapat
dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah sampai dengan sekitar 560 km
dari atas permukaan bumi.
B. Lapisan Atmosfer Bumi
1. Troposfer
Troposfer merupakan lapisan terbawah dari atmosfer, yaitu pada
ketinggian 0 - 18 km di atas permukaan bumi. Tebal lapisan troposfer ratarata 10 km. Di daerah khatulistiwa, ketinggian lapisan troposfer sekitar
16 km dengan temperatur rata-rata 80C. Daerah sedang ketinggian
lapisan troposfer sekitar 11 km dengan temperatur rata-rata 54C,
sedangkan di daerah kutub ketinggiannya sekitar 8 km dengan temperatur
rata-rata 46C. Lapisan troposfer ini pengaruhnya sangat besar sekali
terhadap kehidupan mahkluk hidup di muka bumi. Lapisan ini selain
terjadi peristiwa-peristiwa seperti cuaca dan iklim, juga terdapat kira-kira

80% dari seluruh massa gas yang terkandung dalam atmosfer terdapat
pada lapisan ini. Ciri khas yang terjadi pada lapisan troposfer adalah suhu
(temperatur) udara menurun sesuai dengan perubahan ketinggian, yaitu
setiap naik 100 meter dari permukaan bumi, suhu (temperatur) udara
menurun sebesar 0,5C. Lapisan troposfer paling atas, yaitu tropopause
yang menjadi batas antara troposfer dan stratosfer. Suhu (temperatur)
udara di lapisan ini relatif konstan atau tetap, walaupan ada pertambahan
ketinggian, yaitu berkisar antara -55C sampai -60C. Ketebalan lapisan
tropopause 2 km. Pada lapisan ini, hampir semua jenis cuaca, perubahan
suhu yang mendadak, angin, tekanan dan kelembaban udara yang kita
rasakan sehari- hari terjadi.
Ketinggian yang paling rendah adalah bagian yang paling hangat dari
troposfer, karena permukaan bumi menyerap radiasi panas dari matahari
dan menyalurkan panasnya ke udara. Pada troposfer ini terdapat gas-gas
rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.
Troposfer terdiri atas:
a. Lapisan planetair

: 0-1 km

b. Lapisan konveksi

: 1-8 km

c. Lapisan tropopause

: 8-12 km.

Tropopause merupakan lapisan pembatas antara lapisan troposfer


dengan stratosfer yang temperatunya relatif konstan. Pada lapisan
tropopause kegiatan udara secara vertikal terhenti.
2. Stratosfer
Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer. Stratosfer terletak pada
ketinggian antara 18 - 49 km dari permukaan bumi. Lapisan ini ditandai
dengan adanya proses inversi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi
seiring dengan kenaikan ketinggian dari permukaan bumi. Kenaikan suhu
udara berdasarkan ketinggian mulai terhenti, yaitu pada puncak lapisan

stratosfer yang disebut stratopause dengan suhu udara sekitar 0.


Stratopause adalah lapisan batas antara stratosfer dengan mesosfer.
Lapisan ini terletak pada ketinggian sekitar 50 - 60 km dari permukaan
bumi. Stratosfer terdiri atas tiga lapisan yaitu, lapisan isotermis, lapisan
panas dan lapisan campuran teratas.
Umumnya suhu (temperatur) udara pada lapisan stratosfer sampai
ketinggian 20 km tetap. Lapisan ini disebut dengan lapisan isotermis.
Lapisan isotermis merupakan lapisan paling bawah dari stratosfer. Setelah
lapisan isotermis, berikutnya terjadi peningkatan suhu (temperatur) hingga
ketinggian 45 km. Kenaikan temperatur pada lapisan ini disebabkan oleh
adanya lapisan ozon yang menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan
sinar matahari. lapisan stratosfer ini tidak ada lagi uap air, awan ataupun
debu atmosfer, dan biasanya pesawat-pesawat yang menggunakan mesin
jet terbang pada lapisan ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
gangguan cuaca. Perubahan secara bertahap dari troposfer ke stratosfer
dimulai dari ketinggian sekitar 11 km. Suhu di lapisan stratosfer yang
paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu - 70F atau sekitar
- 57C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan
pola aliran yang tertentu. Awan tinggi jenis cirrus kadang-kadang terjadi
di lapisan paling bawah,
cukup

namun

tidak

ada

pola

cuaca

yang

signifikan. Dari bagian tengah stratosfer keatas, pola suhunya

berubah menjadi semakin bertambah semakin naik, karena bertambahnya


lapisan dengan konsentrasi ozon yang bertambah. Lapisan ozon ini
menyerap radiasi sinar ultra ungu. Suhu pada lapisan ini bisa mencapai
sekitar 18C pada ketinggian sekitar 40 km. Lapisan stratopause
memisahkan stratosfer dengan lapisan berikutnya.
Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari
matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari
matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan. Ozon

berwarna biru

pucat yang terbentuk dari tiga atom oksigen (O ). Ozon adalah gas yang
tidak berwarna dan dapat ditemukan di lapisan stratosfer yaitu lapisan

awan yang terletak antara 15 hingga 35 km dari permukaan bumi. Lapisan


ozon sangat penting karena ozon menyerap radiasi ultra violet (UV) dari
matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan bumi.
Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang
lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah
di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV- B dan ia merusak
hampir semua kehidupan. Adanya penyerapan radiasi UV-B sebelum sinar
UV sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek
radiasi yang merusak kehidupan.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer
akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan
keempat. Mesosfer terletak pada ketinggian antara 49 - 82 km dari
permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan pelindung bumi dari
jatuhan meteor atau benda-benda angkasa luar lainnya. Udara yang terdapat
di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang
dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang
sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini.
Lapisan mesosfer ini ditandai dengan penurunan suhu (temperatur)
udara, rata-rata 0,4C per seratus meter. Penurunan suhu (temperatur)
udara ini disebabkan karena mesosfer memiliki kesetimbangan radioaktif
yang negatif. Temperatur terendah di mesosfer kurang dari -81C. Bahkan
di puncak mesosfer yang disebut mesopause, yaitu lapisan batas antara
mesosfer dengan lapisan termosfer temperaturnya diperkirakan mencapai
sekitar -100C.
4. Termosfer
Termosfer adalah lapisan udara keempat, peralihan dari mesosfer ke
termosfer dimulai pada ketinggian sekitar 82 km. Termosfer terletak pada
ketinggian antara 82 - 800 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer ini
disebut juga lapisan ionosfer. Lapisan ini merupakan tempat terjadinya
ionisasi

partikel-partikel

yang

dapat

memberikan

efek

pada

perambatan/refleksi gelombang radio, baik gelombang panjang maupun

pendek. Disebut dengan termosfer karena terjadi kenaikan temperatur yang


cukup tinggi pada lapisan ini yaitu sekitar 19820C. Perubahan ini terjadi
karena serapan radiasi sinar ultra ungu.
Radiasi ini menyebabkan reaksi

kimia

sehingga

membentuk

lapisan bermuatan listrik yang dikenal dengan nama ionosfer, yang dapat
memantulkan gelombang radio. Sebelum munculnya era satelit, lapisan ini
berguna untuk membantu memancarkan gelombang radio jarak jauh.
5. Eksosfer
Eksosfer adalah lapisan udara kelima, eksosfer terletak pada
ketinggian antara 800 - 1000 km dari permukaan bumi. Pada lapisan ini
merupakan tempat terjadinya gerakan atom-atom secara tidak beraturan.
Lapisan ini merupakan lapisan paling panas dan molekul udara dapat
meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari permukaan bumi.
Lapisan ini sering disebut pula dengan ruang antar planet dan geostasioner.
Lapisan ini sangat

berbahaya,

karena

merupakan

kehancuran meteor dari angkasa luar.

Gambar. Lapisan atmosfer bumi

tempat

terjadi

Gambar. Lapisan atmosfer bumi dengan ketinggian masing-masing


C. Komposisi Udara pada Atmosfer Bumi
Atmosfer mengandung campuran gas-gas yang lebih terkenal dengan
nama udara dan menutupi seluruh permukaan bumi. Campuran gas-gas ini
menyatakan komposisi dari atmosfer bumi. Bagian bawah dari atmosfer bumi
dibatasi oleh daratan, samudera, sungai, danau, es, dan permukaan salju. Gas
pembentuk atmosfer disebut udara. Udara adalah campuran berbagai unsur
dan senyawa kimia sehingga udara menjadi beragam. Keberagaman terjadi
biasanya karena kandungan uap air dan susunan masing-masing bagian dari sisa
udara (disebut udara kering). Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Tabel. Gas-gas penyusun
atmosfer bumi

Nitrogen bereaksi lambat, tetapi merupakan bagian penting dari kehidupan


sehingga keseimbangan nitrogen di udara di laut dan di dalam bumi sangat
dipengaruhi oleh makhluk hidup. Karbondioksida yang berlimpah dari sinar
matahari membuat karbohidrat dengan hasil sampingan oksigen (fotosintesis).
Oksigen terakumulasi di udara kemudian berkembang makhluk yang
membutuhkan oksigen.
Gas nitrogen

merupakan gas yang paling banyak terdapat dalam lapisan

udara atau atmosfer bumi. Salah satu sumbernya yaitu berasal dari
pembakaran sisa-sisa pertanian dan akibat letusan gunung api. Gas lain yang
cukup banyak dalam lapisan udara atau atmosfer adalah oksigen. Oksigen
antara lain berasal dari hasil proses fotosintesis pada tumbuhan yang berdaun
hijau. Dalam proses fotosintesis, tumbuhan menyerap gas karbondioksida dari
udara dan mengeluarkan oksigen.
Gas karbondioksida secara alami besaral dari pernapasan mahkluk hidup,
yaitu hewan dan manusia. Serta secara buatan gas karbondioksida berasal dari
asap pembakaran industri, asap kendaraan bermotor, kebakaran hutan, dan lainlain.
Selain keempat gas tersebut di atas ada beberapa gas lain yang terdapat di
dalam atmosfer, yaitu di antaranya ozon. Walaupun ozon ini jumlahnya sangat
sedikit namun sangat berguna bagi kehidupan di bumi, karena ozon yang
dapat menyerap sinar ultra violet yang dipancarkan sinar matahari sehingga
jumlahnya sudah sangat berkurang ketika sampai di permukaan bumi. Apabila
radiasi ultra violet ini tidak terserap oleh ozon, maka akan menimbulkan
malapetaka bagi kehidupan mahkluk hidup yang ada di bumi. Radiasi ini di
antaranya dapat membakar kulit mahkluk hidup, memecahkan kulit pembuluh
darah, dan menimbulkan penyakit kanker kulit.

Selain unsur pembentuk yang berupa gas, udara juga mengandung partikel
padat dan cair, yang kebanyakan begitu kecilnya sehingga gerakan udara dapat
mengimbangi kecenderungan partikel tersebut jatuh ke tanah. Partikel itu
dapat berasal dari debu yang terangkat oleh angin, partikel garam laut, ataupun
hasil pembakaran dan pengolahan dalam industri.
Berdasarkan pengalaman sehari-hari kita mengetahui bahwa suhu udara
berubah-ubah dari waktu ke waktu; pagi yang sejuk diikuti oleh sore hari yang
panas, dan musim dingin yang dingin diikuti musim panas yang pana dalam
suatu daur yang tetap. Suhu menjadi beragam dari tempat ke tempat pada
waktu yang sama. Pada wilayah yang lintang rendah lebih panas daripada
wilayah pada lintang yang lebih tinggi dan daerah yang rendah lebih panas
daripada pegunungan tinggi. Bumi secara keseluruhan selama setahun penuh,
suhu rata-rata di dekat tanah pada muka laut (suhu permukaan) adalah 15C
(288K, 59F). Rata-rata keseluruhan sepanjang tahun turun menurut
ketinggian. Namun, kira-kira di atas 12 km (40.000 kaki) penurunan suhu
berhenti.
Lapisan atmosfer dengan suhu yang rata-rata berkurang menurut
kentinggian, disebut troposfer, lapisan diatasnya denagn suhu tetap atau
meningkat disebut stratosfer. Pada permukaan diantara troposfer dan stratosfer
(kadang-kadang berupa lapisan peralihan) disebut tropopause. Daerah dimana
cuaca terjadi adalah bagian terbawah atmosfer, yang disebut troposfer (daerah
inilah yang menjadi perhatian bagi para ahli meteorologi). Troposfer memiliki
sifat penting, yaitu bahwa secara umum temperatur berkurang terhadap
ketinggian.
bertambahnya

Diatas

troposfer

temperatur

adalah

terhadap

stratosfer
ketinggian.

yang

dicirikan

Diskontinuitas

oleh
yang

membedakan troposfer dengan stratosfer adalah lapisan tropopause.


Pada troposfer campuran gas-gas terdiri dari 78% nitrogen dan
21%oksigen (prosen dalam volume). Sisanya sebesar 1% adalah campuran

gas yang terdiri dari argon, karbondioksida, dan gas-gas lainnya. Campuran gasgas tanpa uap-air disebut sebagai udara kering, dan campuran gas-gas tanpa
terkecuali disebut sebagai udara lembab.
D. Fungsi Atmosfer Bumi
Setiap kali menghirup udara, manusia diingatkan bahwa tidak dapat hidup
tanpa udara. Udara bersih adalah kebutuhan fisik manusia yang merupakan
hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan. Atmosfer membuat
suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia. Adanya efek rumah kaca di
atmosfer,

sinar matahari

yang masuk

ke bumi

dapat diserap

dan

menghangatkan udara. Suhu rata-rata di permukaan bumi naik 33C lebih


tinggi menjadi 15C dari seandainya tidak ada efek rumah kaca (-18C), suhu
yang terlalu dingin bagi kehidupan mnusia. Efek rumah kaca disebabkan oleh
gas-gas rumah kaca.
Atmosfer berguna untuk melindungi makhluk hidup yang yang ada
di muka bumi karena membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan
malam, menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi
manusia dan makhluk bumi lainnya. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu
dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270C di bawah nol.
Selain atmosfer, sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat
keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi
berbahaya yang mengancam planet ini. Radiasi yang terus-menerus
dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi
makhuk hidup. Apabila sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa
yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari
akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
Bumi memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata
surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang
menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini
membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi
dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada,

maka kehidupan takkan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya


planet berbatu lain yang berkemungkinan memiliki medan magnet adalah
Merkurius tetapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil
dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar Bumi, tidak memiliki medan magnet.
Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang
hanya ada pada Bumi.
E. Sifat Atmosfer Bumi
1. Merupakan selimut gas tebal yang secara menyeluruh menutupi
bumi sampai ketinggian 560 km dari permukaan bumi.
2. Atmosfer bumi tidak mempunyai batas mendadak, tetapi menipis lambat
laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer
dan angkasa luar.
3. Tidak berwarna,

tidak berbau,

tidak dapat dirasakan,

tidak dapat

diraba(kecuali bergerak sebagai angin).


4. Mudah bergerak, dapat ditekan, dapat berkembang.
5. Mempunyai berat (56 x 1014 ton) dan dapat memberikan tekanan. 99%
dari beratnya berada sampai ketinggian 30 km, dan separuhnya berada di
bawah 6000 m.
6. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat
pergesekan (misalnya meteor hancur sebelum mencapai permukaan
bumi).Sangat penting untuk kehidupan dan sebagai media untuk proses
cuaca. Sebagai selimut yang melindungi bumi terhadap tenaga penuh dari
matahari pada waktu siang, menghalangi hilangnya panas pada waktu
malam. Tanpa atmosfer suhu bumi pada siang hari 93,3C dan
malam hari -148,9C.
F. Karateristik Atmosfer
1. Atmosfer merupakan udara yang menyelubungi bumi

pada

dan sangat berguna bagi

kehidupan di bumi karena beberapa sebab:


2. Atmosfer melindungi bumi dari pancaran radiasi matahari yang bersuhu
keberlangsungan

6000 derajat Kelvin.


3. Atmosfer berperan

penting

dalam

siklus

hidrologi

penampungan air dari permukaan bumi (daratan dan lautan).

pada

proses

4. Atmosfer mengandung oksigen yang dibutuhkan makhluk hidup untuk


bernapas.
5. Atmosfer merupakan medium tempat bercampurnya beraneka unsur kimia
yang berdampak pada kualitas udara.
G. Skala Gerak Atmosfer
1. Skala mikro (0 m 2 m)
Peristiwa-peristiwa di atmosfer yang ukurannya meteran dan hilang
dalam beberapa menit. Contoh: pusaran angin kecil di tengah taman kota
2. Skala meso (2m - 20 m)
Peristiwa-peristiwa di atmosfer berukuran beberapa sampai puluhan
kilometer dan berlangsung selama puluhan menit sampai beberapa jam.
Contoh: Awan Cumulonimbus, membuat satu kecamatan diterjang
hujan badai yang berlangsung satu-dua jam.Tornado, pusaran angin di darat
yang merusak area seluas beberapa km dan hilang dalam hitungan puluhan
menit.Mesosiklon adalah Biyunge tornado.
3. Skala sinoptik (20 m 2000 m)
Sinoptik adalah peta cuaca.Jadi, yang termasuk skala sinoptik ialah
peristiwa-peristiwa yang digambar di peta cuaca, misalnya front, depresi
dan antisiklon, atau bisa juga fenomena berukuran ratusan-ribuan km yang
berlangsung berhari-hari, seperti hurricane.
4. Skala global (2000 m 5000 m)
Namanya juga skala global, pastinya peristiwanya mempengaruhi satu
planet. Contoh: Sirkulasi Hadley, Ferrel, dan Kutub.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atmosfer berasal dari kata Yunani, atmos(uap) dan sphair (bola). Jadi
atmosfer dapat didefinisikan sebagai selubung berwujud gas yang mengelilingi
bumi. Atmosfer tersusun atas gas-gas utama, berupa nitrogen (N2), oksigen
(O2), argon (Ar), dan karbon dioksida (CO2). Nitrogen memiliki jumlah
terbesar yang mencapai kurang lebih 78%. Gas ini berperan penting bagi
pertumbuhan tanaman. Lapisan utama atmosfir dimulai dari permukaan bumi
adalah troposfer (0-12 km d.p.l.), stratosfer (12-50 km d.p.l.), mesosfer (50-80
km d.p.l.) , thermosfer (80-450 km d.p.l.) , dan eksosfer (450-900 km d.p.l.).
B. Saran
Setelah

mempelajari

tentang lapisan-lapisan

makalah

atmosfer.

ini

Atmosfer

pembaca
sangatlah

dapat

mengetahui

bermanfaat

bagi

kehidupan seluruh makhluk hidup termasuk kita sebagai manusia yang hidup di
muka bumi ini. Diharapkan dengan adanya makalah ini, manusia dapat
mengerti peranan dari setiap lapisan-lapisan atmosfer serta dapat menjaga
lapisan ini demi kelangsungan hidup semua makhluk yang ada di bumi ini.

DAFTAR PUSTAKA

pbcahyono.files.wordpress.com/2012/01/atmosfer.doc/ Diakses pada hari Senin,

5 Oktober 2015
http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010/01/10/lapisan-atmosfir-

atmosfir-bumi/Diakses pada hari Senin, 5 Oktober 2015


http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon/ Diakses pada hari Sabtu, 3 Oktober

2015
http://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/manfaat-atmosfer-dalam-

kehidupan/ Diakses pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015


http://iwandahnial.wordpress.com/2011/03/25/debu-alami-mendinginkan-bumi-

sekaligus-menghangatkan-atmosfer/ Diakses pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015


http://arinifisikauin.wordpress/2011/04/09/atmosfer/ Diakses pada hari Sabtu, 3
Oktober 2015

Pertanyaan :

Puji Hartono: Kalau di air kan semakin dalam tekanan hidrostatis semaki
besar, kalo di atmosfer, bagaimana?
Jawaban : Iya sama, dalam atmosfer semakin tinggi lapisan pada atmosfer
maka tekanannya juga semakn besar.

Alik Sus Adi : Di dunia kan ada hujan air, ada hujan salju, dan sebagainya.
Bagaimanakah fenomena tersebut dijelaskan melalui teori atmosfer?
Jawaban : Hujan itu terjadi karena adanya siklus air yang panjang dan pendek,
dalam atmosfer terjadi pembentukan awan. Nah disinilah awan itu berperan
penting dalam proses hujan.

Aan Priyanto: Mengapa di stratosfer banyak mengandung ozon, dan


bagaimana pengampilkasiannya?
Jawaban : iya dalam atmosfer banyak mengandung ozon, dimana ozon
tersebut merupakan ikatan dari zat zat yang terlepas di atmosfer.
Pengaplikasiannya bahwa ozon itu merupakan lapisan pelindung atmosfer dari
bahaya radiasi matahari jadi semakin tipis lapisan ozon maka kemungkinan
terjadi global warming.

Maghfirotul Fitriyah: Mengapa di setiap bagian atmosfer suhunya berbeda


beda?
Jawab : iya karana pada lapisan atmosfer memliki ketinggian yang berbeda,
dan dalam karateristikinya semakin tinggi lapisannya semakin kecil suhunya.

Candra Dewi: mengapa unsur pada lapisan atosfer jumlahnya dapat berbeda
beda?
Jawab : karena zat atau senyawa dalam suatu lapisan atmosfer itu punya
karateristik sendiri. Sehingga dalam lapisan atmosfer banyak zat zat yang
berbeda antara lapisan yang satu dan yang lainnya.

Khikmatur Rohmah : Apa yang menyebabkan pas kita naik pesawat


merasakan goncangan, padahal pesawat tidak melewati jalanan?
Jawab : iya karena dalam perjalannan dalam pesawat ada tekanan udara dan
juga kadang menabrak awan sehingga membuat goncangan pada pesawat,

CUACA DAN IKLIM

Nama Anggota Kelompok:


1.
2.
3.
4.

Laela Ulfa
Ani Lestari
Nunung Nurwahidin
Friska Dhian Utami

(4201413023)
(4201413057)
(4201413090)
(4201413106)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.
1.2.
1.3.

Latar Belakang Masalah


Rumusan Masalah
Tujuan

BAB II ISI
1. Pengertian Cuaca dan Iklim
2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
2.1.
Temperatur Udara
2.2.
Tekanan Udara
2.3.
Kelembaban Udara
2.4.
Angin
2.5.
Curah Hujan
3. Iklim
3.1.Pengertian Iklim
3.2.Sifat-Sifat Iklim
3.3.Klasifikasi Iklim
3.4. Perubahan Iklim Global
BAB III PENUTUP

1
1
2
3
3
4
4
7
8
9
12
23
23
24
24
25
32

3.1. Simpulan

32

3.2. Saran

32

DAFTAR PUSTAKA

33

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Cuaca dan iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi

kehidupan manusia, dengan mengetahui pola cuaca dan iklim seperti periode
musim hujan dan kemarau, maka para petani dapat menentukan musim tanam
yang tepat agar produksi pertaniannya baik.Selain itu, kondisi cuaca dan iklim
seperti arah dan kecepatan angin sangat diperlukan bagi para nelayan untuk
menentukan saat-saat yang tepat pergi ke laut mencari ikan serta masih banyak
sektor-sektor kehidupan yang berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim.
Seperti halnya gejala gejala alam yang lain, cuaca dan iklim tak lepas dari
konsep konsep fisika yang terjadi di dalamnya.Misalnya, angin terjadi karena
adanya aliran udara dari tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang
bertekanan udara rendah.Hal ini sesuai dengan konsep konsep yang dipelajari
dalam fisika.Udara terdiri dari berbagai macam gas (fluida) yang tentu saja
mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.Ini
hanya salah satu contoh bahwa cuaca dan iklim dapat dipelajari melalui fisika.
Contoh lainnya seperti perbedaan iklim di daerah ekuator dan kutub karena
perbedaan sudut penyinaran matahari yang mengakibatkan daerah ekuator lebih
banyak menerima sinar sehingga beriklim tropis yang panas dan daerah kutub
menerima sinar jauh lebih sedikit dari daerah ekuator sehingga daerah kutub
beriklim dingin dan dipenuhi es. Dengan fakta bahwa fisika mempunyai andil
dalam keadaan cuaca dan iklim, maka penulis terdorong untuk membuat makalah
mengenai cuaca dan iklim dan hubungannya dengan kehidupan manusia dengan

tidak melupakan bahwa di dalamnya terjadi proses proses fisika yang


mempengaruhinya.
1.2.
a.
b.
c.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud cuaca dan iklim?
Apa yang termasuk unsur-unsur cuaca dan iklim?
Bagaimana unsur-unsur cuaca dan iklim dapat mempengaruhi aktivitas

manusia?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian cuaca dan iklim.
b. Mengetahui unsur-unsur cuaca dan iklim.
c. Mengetahui dan memahami unsur-unsur cuaca dan iklim yang dapat
mempengaruhi aktivitas manusia.

BAB II
ISI
1. PENGERTIAN CUACA DAN IKLIM
Cuaca dan iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, dengan mengetahui pola cuaca dan iklim seperti periode
musim hujan dan kemarau, maka para petani dapat menentukan musim tanam
yang tepat agar produksi pertaniannya baik. Selain itu, kondisi cuaca dan iklim
seperti arah dan kecepatan angin sangat diperlukan bagi para nelayan untuk
menentukan saat-saat yang tepat pergi ke laut mencari ikan serta masih banyak
sektor-sektor kehidupan yang berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim.
Umumnya iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Misal kesehatan
seorang ibu hamil akan terpengaruh cuaca dan iklim, hal ini juga akan
mempengaruhi kesehatan bayi pada waktu bayi dilahirkan ke dunia. Sehingga
dapat dikatakan pada waktu itu pula iklim sudah mempengaruhi bayi, baik
langsung maupun tidak langsung secara fisiologi atu psikologi karena aspek
psikologi biasanya lebih sering dipengaruhi keadaan alam. Cuaca dan iklim
merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer yang menyelubungi
bumi.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang
relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan
unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya pagi
hari, siang hari atau sore hari dan keadaannya bisa berbeda-beda untuk setiap
tempat serta setiap jam.

Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( 30 tahun) dan meliputi
wilayah yang luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
a. Rotasi dan revolusi bumi sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari
dan tahunan.
b. Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan
timbulnya penerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya
terhadap kehidupan di bumi.
Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut Klimatologi, sedangkan ilmu
yang mempelajari tentang keadaan cuaca disebut Meteorologi.
2. UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu
daerah atau wilayah. Unsur-unsur tersebut adalah suhu atau temperatur udara,
tekanan udara, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.
2.1 Temperatur Udara
Temperatur udara merupakan unsur iklim yang sangat penting. Temperatur
udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Temperatur udara berubah
dengan tempat dan waktu. Temperatur tahunan rata-rata adalah jumlah dari variasi
temperatur harian dalam satu tahun dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun
(365 hari). Namun, dalam praktek biasanya dipakai jumlah dari temperatur
bulanan rata-rata dibagi dengan 12 yang secara praktis memberikan hasil yang
sama.
Temperatur tahunan rata-rata dapat dipercaya, jika didasarkan pada observasi
selama 35 tahun tetapi ketentuan ini tidak selalu diperlukan. Dalam kenyataannya
pada iklim-iklim ekuatorial, temperatur tahunan rata-rata hanya berdasarkan pada
observasi selama dua atau tiga tahun tetapi masih dapat dipercaya dengan
kesalahan yang kecil. Perbedaan antara harga rata-rata dari bulan terpanas dan
terdingin disebut jangka temperatur tahunan rata-rata (mean annual temperature
range).
Temperatur udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar
ekuator) dan semakin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita
mendaki gunung, temperatur udara terasa dingin jika temperatur udara bertambah.
Kita sudah mengetahui tiap kenaikan 100 meter, temperatur udara berkurang

(turun) rata-rata 0,6

. Penurunan temperatur semacam ini disebut gradient

temperature vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1
.
Distribusi Temperatur udara dapat dinyatakan secara grafik dengan isoterm
yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai temperatur
sama. Umumnya dalam peta-peta isotermal, efek ketinggian telah dieleminasi
dengan mereduksi semua temperatur ke dalam temperatur pada permukaan laut.
Metode lain yang menyatakan keadaan temperatur ialah dengan metode
perbedaan (methods of differences). Perbedaan antara temperatur rata-rata suatu
tempat dengan temperatur tempat lain sepanjang garis lintangnya disebut
anomali temperatur. Garis-garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan
anomali-anomali sama disebut Garis-garis Isanomalous. Garis-garis ini
menunjukkan dengan jelas tempat-tempat pada lintang tersebut, jika anomali
temperatur positif maka sangat panas dan jika anomali temperatur negatif maka
sangat dingin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya temperatur udara suatu
daerah adalah:
a. Lama Penyinaran Matahari
Semakin lama matahari bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi.
Bagian-bagian bumi menerima penyinaran matahari dengan lama waktu yang
berbeda, seperti ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Waktu penyinaran matahari ke bumi pada lintang yang berbeda
Garis

17

Lintang
Lamanya

12 jam

13 jam

41

63

16 jam

20 jam

66,5
24 jam

siang hari
b. Sudut Datang Sinar Matahari dan Perbedaan Letak Lintang

Sudut datang
intensitas kecil

besar,

Sudut datang
intensitas besar

kecil,

67,5
1 bulan

Gambar 4.1. Intensitas matahari bergantung pada sudut datang


Kita tentu sudah mengetahui bahwa bumi itu berbentuk bulat. Dalam bentuk
yang demikian sudut datang sinar matahari ke setiap daerah di bumi tidak
samakarena terkait dengan letak lintang suatu wilayah. Sudut datang sinar
matahari di wilayah yang berbeda di lintang rendah lebih besar daripada di
wilayah yang berada di lintang tinggi.Oleh karena itu, di daerah khatulistiwa
suhunya lebih tinggi daripada di daerah subtropis dan kutub. Sudut datang sinar
matahari adalah sudut yang dibentuk oleh arah datangnya sinar matahari pada
permukaan bumi
c. Relief Permukaan Bumi
Relief permukaan bumi meliputi daratan dan lautan. Daratan cepat menerima
panas dan cepat melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat
daratan.
d. Keadaan Awan dan Kelembaban Udara
Semakin banyak atau semakin tebal awan maka semakin sedikit panas yang
diterima bumi. Awan tebal di pagi hari memperkecil jumlah panas yang sampai ke
bumi sehingga temperatur udara rendah. Awan tebal siang hari memantulkan
kembali sinar panas yang dipancarkan bumi sehingga temperatur udara tinggi.
Jumlah uap air udara (kelembaban udara) juga mempengaruhi temperatur udara.
Uap air bersifat mudah menyerap panas, sehingga semakin banyak uap air
semakin tinggi temperaturnya.
Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui
dua proses pemanasan yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
1) Pemanasan Secara Langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai
berikut:
a) Proses Absorbsi
Proses absorbsi adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari,
misalnya sinar gamma, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur-unsur yang
menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon,
hidrogen, dan debu.
b) Proses Refleksi

Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi


dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan
partikel-partikel lain di atmosfer.
c) Proses Difusi
Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru
dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan
langit berwarna biru.
2) Pemanasan Tidak Langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi dengan cara-cara berikut:
a) Konduksi
Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara
bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada
lapisan udara di atasnya.
b) Konveksi
Konveksi yaitu pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
c) Adveksi
Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal
(mendatar)
d) Turbulensi.
Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur
dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan
kembali ke atmosfer.
2.2. Tekanan Udara
Udara memiliki berat dan tekanan. Tekanan udara dapat diukur menggunakan
alat yang disebut barometer. Karena udara bersifat dapat dimampatkan
(compressible), maka berat udara atau tekanan berkurang dengan ketinggian.
Lapisan atmosfer paling bawah adalah paling padat, sampai ketinggian beberapa
kaki di atas permukaan laut maka berkurangnya tekanan adalah 1 inci (34 mb) tiap
900 atau 1000 kaki, pada ketinggian yang lebih tinggi udara menjadi lebih tipis
dan ringan sehingga pada ketinggian 18.000 kaki, setengah dari berat atmosfer
terletak di bagian bawah.
Tekanan Horisontal Pada Permukaan Laut
Tekanan atmosfer dinyatakan oleh isobar-isobar, yaitu garis yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai tekanan atmosfer sama pada suatu ketinggian
tertentu. Pada peta tekanan permukaan laut, efek ketinggian (altitude) tidak
dieliminasikan dengan mereduksi tekanan ke permukaan laut. Kecepatan dan arah

10

perubahan tekanan disebut gradien tekanan atau barometric slope. Bila


isobar-isobar rapat, maka perubahan tekanan dalam arah tegak lurus isobar adalah
cepat. Karena itu gradien tekanan horisontal dapat didefinisikan sebagai
penurunan tekanan persatuan jarak dalam arah dimana tekanan berkurang dengan
cepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan udara antara lain:
a. Temperatur Udara
Jika temperatur udara tinngi, volume molekul udara berkembang, berat jenis
menjadi kecil, dan tekanan udara menjadi rendah.
b. Tinggi Tempat
Semakin tinggi tempat, maka udara semakin tipis dan semakin renggang, dan
tekanan udara menjadi rendah.
Tekanan udara dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

Tekanan udara tinggi (lebih tinggi dari 1013 mb).


Tekanan udara rendah (kurang dari 1013 mb).
Tekanan di permukaan laut (sama dengan 1013 mb).

2.3. Kelembaban
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang
utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuhtumbuhan, dan sebagainya. Semakin tinggi Temperatur udara, semakin banyak
uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti udara tersebut semakin lembab.
Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakn hygrometer atau psychrometer.
Ada dua macam kelembaban udara:
a) Kelembaban Udara Absolut
Kelembaban udara absolut adalah banyaknya uap air yang terdapat di udara
pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m 3
udara.
b) Kelembaban Udara Relatif
Kelembaban udara relatif adalah perbandingan jumlah uap air dalam udara
(kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat
dikandung oleh udara tersebut dalam temperatur yang sama dan dinyatakan
dalam persen (%)
2.4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat
angin yaitu:
a. Kekuatan Angin
11

Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient


barometriknya. Gradient barometrik adalah angka yang menunjukkan
perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km)
b. Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.
1 derajat untuk angin arah dari Utara
90 derajat untuk angin arah dari Timur
180 derajat untuk angin arah dari Selatan
270 derajat untuk angin arah dari Barat
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu
bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang
bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di
belahan bumi utara ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:
1) Gradient barometrik
2) Rotasi bumi
3) Kekuatan yang menahan (rintangan)
c. Kecepatan Angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai
kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak
tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yang bulat ini menyebabkan
kecepatan linier makin kecil jika makin dekar ke arah kutub. Alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.
2.4.1 Jenis-Jenis Angin
1. Angin Passat
Angin Passat adalah angin yang bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
subtropik menuju ke daerah khatulistiwa, terdiri atas:
a. Angin passat timur laut yang bertiup di belahan bumi Utara
b. Angin passat tenggara yang bertiup di belahan bumi Selatan
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin ini bertemu. Karena temperature di
daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara
vertikal. Daerah pertemuan kedua angina Passat tersebut dinamakan Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT).DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu
tinggi.Akibat kenaikan udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angina
topan.Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum atau wilayah tenang.
2. Angin Anti Passat

12

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di
daereah maksimum subtropik merupakan angina anti Passat.Di belahan bumi
Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di sebelah bumi Utara disebut
Angin Anti Passat Barat Laut.Pada daerah lintang 20-30 LU dan LS, angin anti
passat kembali turun secara vertikal sebagai angin kering. Angin kering ini
menyerap uap air di udara dan permukaan darat. Akibatnya, terbentuk gurun di
muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara, dan gurun di
Australia.
3. Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropics Utara dan
Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin
Barat.Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena
hambatan dari benua.Di belahan bumi Selataan pengaruh angin Barat sangat
besar, terutama pada daerah lintang 60 LS.Di sini bertiup angin Barat yang
sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
4. Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Sealatan bumi terdapat daerah dengan
tekanan udara maksimum.Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum
subpolar (60 LU/LS).Angina ini disebut angina Timur.Angin timur ini bersifat
dingin karena berasal dari daerah kutub.

13

5. Angin Muson
Angin muson adalah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap
setengah tahun.Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang
kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Terdiri atas:
a. Angin muson barat angin yang berhembus dari Benua Asia (musim dingin)
ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan
samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia.
Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.
Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia
terjadi musim hujan.
b. Angin muson timur angin yang mengalir dari Benua Australia (musim
dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di
Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan
berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang
menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan
Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.
6. Angin Lokal
Disamping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal yaitu
sebagai berikut:
a) Angin darat dan angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai.Pada siang hari daratan lebih cepat
menerima panas dibandingkan dengan lautan.Angin bertiup dari laut ke
darat, disebut angina laut.Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih ceat
melepaskan

panas

dibandingkan

dengan

lautan.Daratan

bertekanan

maksimum dan lautan bertekanan minimum.Angin bertiup dari darat ke laut,


yang disebut sebagai angin darat.
b) Angin lembah dan angin gunung
Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah
yang pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selama proses
tersebut, lereng gunung mendapat energi panas lebih banyak daripada
lembah. Sehingga menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya.Udara
panas dari lereng gunung naik dan digantikan dengan udara dingin dari
lembah.Akibatnya terjadi aliran udara dari lembah menuju gunung.
14

Sedangkan pada sore hari lembah akan melepaskan energi panas dan puncak
gunung yang telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran
udara tersebut dinamakan angin gunung.
c) Angin jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin jatuh atau Fohn adalah angin jatuh bersifat kering dan panas yang
terdapat di lereng pegunungan Alpine. Angin fohn terjadi apabila ada
gerakan massa udara yang menaiki suatu pegunungan dengan ketinggian
lebih dari 200 meter. Massa udara yang mencapai puncak pegunungan akan
mengalami kondensasi dan akhirnya timbul hujan pada satu sisi lereng.
Adapun pada lereng yang lain tidak terjadi hujan karena terhalang tingginya
pegunungan. Daerah yang tidak mengalami hujan disebut daerah bayangan
hujan.
Pada daerah bayangan hujan itu angin dari atas pegunungan akan bergerak
menuruni lereng pegunungan dengan kecepatan tinggi. Hal itu menyebabkan
naiknya suhu udara, karena setiap turun 100 meter udara naik 1 C.Dengan
demikian angin yang turun bersifat panas dan kering. Angin itulah yang disebut
angin fohn.Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin
Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan, dan angin
Brubu di Sulawesi Selatan.
2.5. Curah Hujan
Curah Hujanadalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain
gauge.Diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Faktor yang mempengaruhi
curah hujan di wilayah Indonesia antara lain:
1. Bentuk medan/topografi
2. Arah lereng medan
3. Arah angin yang sejajar dengan garis pantai
4. Jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan yaitu peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang
dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Hal ini dikarenakan titik-titik air
yang terkandung di dalam awan bertambah semakin banyak sampai pada keadaan
dimana awan sudah tidak mampu lagi untuk menampung titik-titik air tersebut,

15

maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan Bumi dalam bentuk air hujan atau
presipitasi.
2.5.1. Proses terjadinya hujan
Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air
danau, air waduk, air rumput, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air
kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang
menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuhtumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air. Air-air tersebut
umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan
panas matahari. Air yang menguap/menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya
terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit
yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga
membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak
kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal.
2.5.2. Jenis Hujan

Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan menjadi :


1. Hujan gerimis/drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm.
2. Hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada
dibawah 0 Celsius atau dibawah titik bekunya.
3. Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan
yang suhunya dibawah 0 Celsius.
4. Hujan deras/rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0
Celsius dengan diameter 7 mm.

Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)


1. Hujan sedang, 20 50 mm per hari
2. Hujan lebat, 50-100 mm per hari
3. Hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari
Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan menjadi :
1. Hujan Frontal
Hujan Frontal adalah hujan yang terjadi di daerah lintang tinggi sehingga
di Indonesia tidak ada. Hujan Frontal adalah hujan yang terjadi apabila massa
udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat
pertemuan antara kedua massa tersebut disebut bidang front Karena lebih
berat massa udara dingin yang berada dibawah massa udara panas, maka
16

terjadilah hujan lebat disekitar bidang front tersebut sehingga hujan tersebut
disebut sebagai hujan frontal.

2. Hujan Zenithal/Ekuatorial/Konveksi/Naik Tropis


Hujan Zenital Di daerah tropis selama setahun mengalami dua kali hujan
zenithal, sedangkan daerah lintang 23 LU/LS mengalami satu kali hujan
zenithal. Di daerah tropis, daerah lintang 10 LU10 LS, hujan ini terjadi
bersamaan waktunya dengan kedudukan matahari pada titik zenitnya, atau
beberapa waktu Hujan Zenithal adalah hujan yag terjadi di daerah equator
sehingga sering disebut angin naik equatorial. Umumnya terjadi pada sore
hari pada jam 14.00-15.00 saat jam pemanansan maksimum. Terjadi akibat
pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara.

3. Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan


Hujan Orografis merupakan hujan yang terjadi karena angin yang
mengandung uap air itu bergerak horizontal dan naik menuju lereng
pegunungan, karena pengaruh dari ketinggian maka suhu udara menjadi
dingin, selanjutnya terjadilah proses kondensasi dan menghasilkan awan
hujan disekitar pegunungan. Umumnya hujan sudah turun sebelum melewati
puncak pegunungan.Angin yang mendorong hujan, terus bergerak menuruni
lereng di sebelahnya tanpa mengandung uap air.Angin tersebut bersifat kering

17

dan sering disebut sebagai angin fohn.Daerah terjadinya angin fohn disebut
daerah bayangan hujan.

4. Hujan Siklon
Hujan siklon adalah hujan yang terbentuk karena udara panas yang naik
dan disertai angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju
titik pusat.Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin
anti siklon. Di amerika tropical siklon diberi nama Hurricane, di Cina dan
Jepang disebut Taifun, di Autralia disebut Siklon dan di Indonesia disebut
puting beliung.
5. Hujan Muson
Hujan muson merupakan hujan yang terjadi karena pengaruh angin
muson. Angin muson terbentuk oleh pengaruh pergerakan udara oleh
pergerakan semu tahunan matahari diantara Garis Balik Utara dan Garis Balik
Selatan.Hujan muson ini lebih dikenal di Indonesia dimana terjadi pada bulan
Oktober s/d April. Intensitas hujannya : heavy rain, moderate rain, slight rain
dan drizzle.
6. Hujan Buatan
Sejarah Hujan buatan di dunia dimulai pada tahun 1946 oleh penemunya
Vincent Schaefer dan Irving Langmuir, dilanjutkan setahun kemudian 1947
oleh Bernard Vonnegut.Yang sebenarnya dilakukan oleh manusia adalah
menciptakan peluang hujan dan mempercepat terjadinya hujan.Nama yang
digunakan sebagai upaya membuat hujan adalah menjadi Teknologi
Modifikasi Cuaca (TMC).Untuk mempercepat hujan zat hygrokospis seperti
NaCl CaCl2 dalam bentuk bubuk disebar. Garam itu akan berperan sebagai
titik pangkal pembentukan uap-uap atmospere di awan. Setelah beberapa jam

18

akan tumbuh awan-awan kecil yang berkelompok, kemudian ditambahkan


urea yang berpern mendinginkan lingkungan sehingga awan- awan kecil akan
bergabung membentuk awan besar.
2.5.3. Dampak Positif Hujan
Dampak positif hujan antara lain:
1. Suplai air di daerah tangkapan air seperti waduk, embung dan danau akan
lebih banyak sebagai persediaan untuk pertanian dan air minum di musim
kemarau.
2. Bagi daerah yang sering mengalami kekeringan maka dengan adanya
musim hujan yang lebih panjang persediaan air menjadi lebih banyak dan
3.
4.
5.
2.5.4.
1.
2.
3.
4.
5.

masa tanam bagi kebun lebih panjang.


Air berlimpah.
Menyuburkan tanah akibatnya turun hujan.
Cuaca menjadi lebih sejuk.
Dampak Negatif Hujan
Dampak negatif hujan antara lain:
Terjadinya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dsb.
Menyebabkan petani gagal panen
Terjadinya genangan air yang menyebabkan jalanan becek.
Banjir yang terus menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Susah untuk melakukan aktivitas.

19

2.5.5. Awan
A. Pengertian Awan
Awan adalah sekumpulan tetesan air/kristal es di dalam atmosfer yang terjadi
karena pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah
melampaui keadaan jenuh.
B. Proses Terbentuknya Awan
Udara selalu mengandung uap air.Apabila uap air ini meluap menjadi titiktitik air, terbentuklah awan. Peluapan ini boleh berlaku dengan cara :

Apabila udara panas, lebih banyak uap terkadung di dalam udara karena
air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik
tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu
akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak
terhingga banyaknya.

Apabila awan telah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin
besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya
tarikan bumi menariknya ke bawah. Hinggalah sampai satu peringkat titiktitik itu akan terus jatuh ke bawah. Hingalah sampai satu peringkat titiktitik itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.

Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan
menguap dan lenyaplah awan itu. Inilah yang menyebabkan awan itu
selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih
berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadangkadang ada awan yang tidak membawa hujan.

Awan

20

C.Klasifikasi Awan
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi
4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan
dengan perkembangan vertikal.
1. Kelompok Awan Tinggi
Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan
iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan
kutub terletak pada 3-8 km.
Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :
a) Awan Sirrus (Ci)

Awan Sirrus

Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu
burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di
langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik
horizon

Awan ini tidak menimbulkan hujan.

Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu
dingin pada atmosfer.

Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna
putih dengan pinggiran tidak jelas.

21

b) Awan Sirostratus (Ci-St)

Awan Sirostratus

Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh
langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang
bentuknya tidak teratur.

Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi


matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.

c) Awan Sirokumulus(Ci-Cu)

Awan Sirokumulus
Awan ini bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal
es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan
bayangan.
2. Kelompok Awan Sedang
Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan
iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub
terletak di ketinggian 2-4 km.
Yang termasuk dalam awan sedang antara lain :

22

a) Awan Altokumulus(A-Cu)

Awan Altokumulus

Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak

Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.

Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol
dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.

Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih aantara satu sama lain dengan
warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus.

b) Awan Altostratus(A-St)

Awan Altostratus
Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan
langit.

Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal.

Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan
menghilang apabila matahari terbit di awal pagi.

3. Kelompok Awan Rendah


Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang tergolong ke dalam
awan rendah antara lain :

23

a) Awan Stratokumulus(St-Cu)

Awan Stratokumulus

Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah


seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.

Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.

Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila
atmosfer stabil.

b) Awan Stratus(St)

Awan Stratus

Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.

Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.

24

c) Awan Nimbostratus(Ni-St)

Awan Nimbostratus

Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.

Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.

Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.

4. Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal


Awan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan dengan
perkembangan vertikal antara lain:
a) Awan Kumulus(Cu)

Awan Kumulus

Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan
putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang,
awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.

Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.

25

b) Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)

Awan Kumulonimbus

Berwarna putih/gelap.

Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya


ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat
dan guntur.

Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai.

Sedangkan berdasarkan bentuknya, Awan terbagi menjadi 3 yaitu :

Kumulus, yaitu aawan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal dan dasarnya


horizontal.

Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehinga menutupi langit
secara merata.

Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam.
Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan

3.IKLIM
3.1.Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu
yang relatif lama.
Iklim juga didefinisikan sebagai berikut :

Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara
statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatny (World Climate Conference, 1979)

Kondep abstrak yang menyatakan kebiaasan cuaca dan unsur-unsur atmosfer


di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980)

26

Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin
kelembaban, yang terjadi di suatu daerah selama kurun waktu yang panjang
(Gibbs, 1978)

Iklim
3.2. Sifat-sifat Iklim

Berlaku untuk waktu yang lama.

Meliputi daerah yang luas.

Merupakan hasil rata-rata cuaca, bukan merupakan pencatatan baru.

3.3.Unsur-Unsur Iklim
1.

Penyinaran Matahari
Matahari merupakan pengatur iklim di bumi yang sangat penting dan menjadi

sumber energi utama di bumi.Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam


bentuk gelombang elektromagnetik.Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi
oleh kondisi awan dan perbedaan sudut datang sinar matahari.
2. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya
menyebar dan berbeda-beda pada daerah tertentu.Persebaran secara horizontal
menunjukkan suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis garis ekuator (garis
khayal yang membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan) dan semakin ke
arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang persebaran secara vertikal
menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin. Alat
untuk mengukur suhu disebut termometer.
27

28

3. Kelembapan Udara (humidity)


Dalam udara terdapat air yang terjadi karena penguapan.Makin tinggi suhu
udara, makin banyak uap air yang dikandungnya.Hal ini berarti, makin lembablah
udara tersebut.Jadi, Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh
udara.Alat pengukurnya adalah higrometer.
4. Per-Awanan
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan
atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
5. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu
tertentu.Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut
penakar hujan (Rain Gauge).
6. Angin
Angin adalah udara yang berggerak dari daerah yang bertekanan tinggi
(maksimum) ke daerah yang bertekanan rendah (minimum).Perbedaan tekanan
udara disebabkan oleh adanya perbedaan suhu udara.Bila suhu udara tinggi,
berarti tekanannya rendah dan sebaliknya.Alat untuk mengukur arah dan
kecepatan angin disebut anemometer.
3.4.Klasifikasi Iklim
1.

Iklim Matahari
Dasar perhitungan untuk mengadakan pembagian daerah iklim matahari ialah

banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Menurut teori,
makin jauh dari khatulistiwa, makin besar sudut datang sinar matahari, sehingga
makin sedikit jumlah sinar matahariyang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklim matahari didasarkan pada letak lintang adalah
sebagai berikut :
a.Daerah Iklim Tropis : 0 derajat LU-23,5 derajat LU dan 0 derajat LS-23,5
derajat LS
b.Daerah Iklim Sedang : 23,5 derajat LU-66,5 derajat Lu dan 23,5 derajat LS-90
derajat LS
c. Daerah Iklim Dingin : 66,5 derajat LU-90 derajat LU dan 66,5 derajat LS-90
derajat LS

29

Pembagian daerah iklim menurut iklim matahari didasarkan 1 teori, bahwa


temperatir udara makin rendah jika letaknya makin jauh dari khatulistiwa.Maka
dari itu, ada ahli yang menyebut iklim matahari sebagai iklim teoritis.Menurut
kenyataanya, temperatur beberapa tempat menyimpang dari teori tersebut.
2.

Iklim Fisis
Iklim fisis adalah iklim yang dipengaruhi alam sekitar. Misalnya, daratan,

lautan, pegunungan , dataran rendah, dataran tinggi, angin, laut, maupun letak
geografis. Berikut adalah pembagian Iklim fisis :

Iklim Kontinental atau Iklim Darat, iklim ini terjadi di daerah yang sangat
luas, sehingga angin yang terpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin
darat yang kering. Di daerah ini, pada siang hari terasa panas sekali dan
pada malam hari terasa sangat dingin. Curah hujannya sangat rendah,
sehingga kadang-kadang terbentuk gurun pasir. Misalnya Gobi, Tibet, Arab,
Sahara, Kalahari, Australia Tengah, dan Nevada.

Iklim Laut, iklim ini terdapat di daerah eropa tropis dan subtropis. Angin
yang berpengaruh terhadap daerah tersebut adalah angin laut yang lembab.
Ciri-ciri iklim laut adalah curah hujan yang rata-rata tinggi. Suhu tahunan
dan harian yang hampir sama, sifatnya banyak hujan.

Iklim Dataran Tinggi, iklim ini mengalami perubahan suhu harian dan
tahunan, takanan rendah, sinar matahari terik dan hanya mengandung sedikit
uap air.

Iklim Pegunungan, iklim initerdapat di daerah pegunungan. Di daerah


pegunungan udaranya sejuk dan hujan sering turun. Hujan terjadi karena
awan yang naik ke lereng pegunungan mengalami kondensasi sehingga
turun hujan. Hujan seperti ini disebut hujan orografis.

3. Iklim Musim
Letak geografis indonesia yang diapit oleh Benua Asia di sebelah utara dan
Benua Australia di sebelah selatan, menyebabkan di indonesia terdapat Iklim
musim. Iklim musim ini erat kaitannya dengan pola angin musim di
Indonesia.Pada bulan April-Oktober, ketika bertiup angin musim timur, terjadi

30

musim kemarau.Sebaliknya ketika bertiup angin musim barat, terjadi musim


penghujan.

31

4. Iklim Menurut Junghuhn


Junghuhn (bangsa Jerman) membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian
tempat dan jenis tumbuhan yang cocok di suatu daerah.Penelitiannya dilakukan di
pulau Jawa.Klasifikasi iklim menurut Junghuhn berdasarkan pada ketinggian
suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di suatu daerah.Junghuhn
mengklasifikasikan daerah iklim di pulau jawa secara vertikal sesuai dengan
kehidupan tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai berikut.
1) Daerah panas atau tropik, tinggi tempat:0-600 m diatas permukaan laut.
Suhu : 26,3oc-22oC. tanaman: padi,jagungtebu,karet,dan kelapa.
2)

Daerah sedang, tinggi tempat: 600m-1.500 m di atas permukaan laut.


Suho: 22o c-17,1oC. tanaman: tembakau,the,kopi,cokelat,kina,dan sayursayuran.

3)

Daerah sejuk, tinggi tempat: 1.500 m-2.500 m di atas permukaan laut.


Suhu: 17,1oC-11,1oC. Tanaman: pinus dan cemara.

4)

Daerah dingin, tinggi tempat: lebih dari 2.500 m di atas permukaan laut.
Suhu: 11,1oC-6oC. Tanaman: tidak ada tanaman budidaya.

5)

Iklim Koppen
Koppen mengadakan pembagian daerah iklim berdasarkan temperaturn dan

hujan.Menurut keadaan temperatur dan curah hujannya, permukaan dibagi


menjadi bebberapa daerah iklim.
Klasifikasi iklim Kppen membagi iklim menjadi lima kelompok dan
beberapa jenis dan subjenis. Setiap jenis iklim diwakili oleh simbol 2 hingga 4
huruf.
Kelompok A: iklim tropis/megatermal
Iklim tropis berkarakter temperatur tinggi (pada permukaan laut atau
ketinggian rendah) dua belas bulan memiliki temperatur rata-rata 18 C
(64.4 F) atau lebih tinggi. Terbagi menjadi:

Iklim hutan hujan tropis (Af): Mengalami kelembaban 60 mm (2.4 in) ke


atas sepanjang 12 bulan. Iklim ini terjadi pada garis lintang 5-10 dari
khatulistiwa. Di beberapa wilayah pantai timur, dapat pula mencapai 25
dari

khatulistiwa.

Iklim

ini

didominasi

32

oleh

Sistem

Tekanan

Rendah Doldrums sepanjang tahun, oleh sebab itu tidak mengalami


perubahan musim.Contoh:
o
o
o
o
o

Indonesia
Kuala Lumpur, Malaysia
Belm, Brasil
Hilo, Hawaii, Amerika Serikat
Singapura

Iklim monsun tropis


Contoh iklim monsun tropis antara lain:
o Conakry, Guinea
o Chittagong, Bangladesh

Iklim basah dan kering atau sabana tropis

Contoh iklim basah dan kering atau sabana tropis yaiti:


o Bangalore, India
o Veracruz, Meksiko
o Townsville, Australia
Kelompok B: iklim kering (gersang dan semigersang)
Contoh:
o Yuma, Arizona
o Almera, Spanyol
o Cobar, New South Wales, Australia
o Murcia, Spanyol
o Medicine Hat, Alberta, Kanada
o Enna, Italia
Kelompok C: iklim sedang/mesotermal

Iklim Mediterania

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Contoh:
Split, Kroasia
Madrid, Spanyol
Marseille, Perancis
Yalta, Ukraina
Los Angeles, California
Barcelona, Spanyol
Santiago, Chili
Adelaide, Australia
Perth, Australia
Risan, Montenegro
Porto, Portugal
San Francisco, California

33

o Victoria, British Columbia

Iklim subtropis

o
o
o
o
o
o
o
o
o

Contoh:
New York City, New York
Dallas, Texas
Milan, Italia
Buenos Aires, Argentina
Brisbane, Australia
Atlanta, Georgia
Porto Alegre, Brazil
Luodian, Guizhou, Cina
Sydney, Australia .

Iklim sedang maritim atau iklim laut

o
o
o
o
o

o
o
o
o
o

Contoh:
Limoges, Perancis
Langebaanweg, Afrika Selatan
Curitiba, Brazil
Prince Rupert, British Columbia, Kanada
Bergen, Norwegia
Iklim subarktik maritim atau iklim laut subkutub
Contoh:
Punta Arenas, Chili
Monte Dinero, Argentina
Reykjavk, Islandia
Trshavn, Kepulauan Faroe
Harstad, Norwegia .

Kelompok D: Iklim benua/mikrotermal

Iklim benua musim panas

Contoh:
o Chicago, Illinois
o Santaquin, Utah
o Seoul, Korea Selatan Cambridge, Idaho Saqqez, Iran

Iklim benua musim panas hangat atau hemiboreal

o
o
o
o
o
o

Contoh:
Ankara, Turki
Moncton, New Brunswick, Kanada
Minsk, Belarus
Revelstoke, British Columbia, Kanada
Fargo, North Dakota,Vladivostok, Rusia
Stockholm, Swedia

34

Iklim subarktik kontinental atau boreal (taiga)

o
o
o
o
o

contoh:
Sept-les, Quebec, Kanada
Anchorage, Alaska
Mount Robson, British Columbia, Kanada
Irkutsk, Rusia
Kirkenes, Finnmark, Norwegia

Iklim subarktik kontinental dengan musim dingin ekstrem


Contoh:

o Verkhoyansk
o Oymyakon
Kelompok E: iklim Kutub[sunting | sunting sumber]

Iklim tundra

o Contoh:
o Iqaluit, Nunavut, Kanada
o Provideniya, Rusia
o Deception Island, Antarktika.
o Longyearbyen, Svalbard

Iklim kutub es
Contoh:

o Antarktika (Scott Base)


o Greenland (Eismitte atau North Ice)
3.5. Perubahan Iklim Global
Kondisi iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun
waktu.Perubahan iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang) yaitu
perubahan iklim secara lokal dan global.Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah
dalam bentuk siklus, baik secara harian, musiman, tahunan, maupun puluhan
tahun.Perubahan iklim adalah suatu perubahan unsur-unsur iklim yang memiliki
kecenderungan naik atau turun secara nyata.
Perubahan iklim secara global disebabkan oleh karena menungkatnya
konsentrasi gasi di atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang
membangun sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas,
yang membuang limbah gas di atmosfer, seperti kabondioksida (CO2), Metana

35

(CH4), dan Nitrous Oksida (N2O). Matahari yang menyinari bumi juga
menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer sehingga udara bersuhu
nyaman bagi kehidupan manusia.
Jika kemudian atmosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek selimut seperti
yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara
ditahan oleh selimut gas sehingga suhu mengalami kenaikan dan menjadi
panas.Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal selimut bumi, semakin
panas pula suhu bumi.Berikut adalah beberapa dampak perubahan iklim global :

Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan air laut naik.

Air laut naik dapat menenggelamkan pulau dan menghalangi mengalirnya


air sungai ke laut dan pada akhirnya menimbulkan banjir di dataran rendah.

Suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan sehingga


air menjadi langka.

Meningkatnya resiko kebakaran hutan.

Mengakibatkan El Nino dan La Nina. El Nino adalah peristiwa memanasnya


suhu permukaan air laut di pantai barat peru Ekuador(Amerika selatan)
yang mengakibatkan gangguan iklim secara global. La Nina adalah kondisi
cuaca yang normal kembali setelah terjadinya El Nino.
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
a. Cuaca adalahkeadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang
relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat sedangkan iklim adalah
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya
dilakukan dalam waktu yang lama ( 30 tahun) dan meliputi wilayah yang
luas.
b. Unsur-unsur cuaca dan iklim adalah suhu atau temperatur udara, tekanan
udara, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.

36

c. Unsur-unsur cuaca dan iklim dapat mempengaruhi aktivitas manusia seperti


dalam kegiatan pertanian, pelayaran, serta dapat mempengaruhi kesehatan
manusia.
3.2. Saran
a. Kita harus mampu memahami cuaca dan iklim serta unsur-unsurnya agar
dapat menjalani kehidupan dengan baik.
b. Mencari tahu mengenai cuaca dan iklim serta perkembangannya saat ini.
c. Memperbanyak referensi dalam pembuatan makalah tentang iklim dan cuaca.

DAFTAR PUSTAKA
https://met043.wordpress.com/2012/09/20/unsur-unsur-cuaca-dan-iklim/

(12

Oktober 2015).
http://www.bimbie.com/cuaca-dan-iklim.htm (12Oktober 2015).
http://www.slideshare.net/dindayouu/chintia (12 Oktober 2015).
Khanafiyah, Siti dkk. 2014. Fisika Lingkungan. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Sarwi. 2012. Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.

37

DAFTAR PERTANYAAN
a. Devi R. P. (kel. 8)
1. Apa maksud iklim bukan merupakan catatan yang baru?
2. Apakah cuaca yang berubah-ubah dapat mengakibatkan iklim yang berubahubah?
b. Putri Oktafiani (kel. 9)
1. Apakah jika matahari berada di lintang utara penyinaran di lintang selatan
masih lama?
2. Apa perbedaan angin fohn dengan angin puting beliung?
c. Lisa Nur Aulia (kel. 3)
1. Apa yang menyebabkan perbedaan awan?
2. Bagaimana keadaan iklim global jika ozon menipis?
d. Rulyaimah (kel. 7)

38

1. Mengapa awan cumulonimbus menjadi angin tornado dan dapat mengubah


cuaca di sekitar awan?
e. Sekar Rachmawati (kel. 2)
1. Apakah penyinaran matahari permanen?
2. Apa yang menyebabkan ada hujan es di Bandung?
f. Amnah Nur Alfiah (kel. 5)
1. Mengapaudara terasa panas sebelum terjadi hujan?
2. Bagaimana tekstur awan?
g. Chela Z. A. (kel. 1)
1. Apakah ada keterkaitan antara global warming dan pergerakan angin muson?
h. Galuh Maharani (kel. 6)
1. Bagaimana anomali temperatur?

DAFTAR JAWABAN
Jawaban dari pertanyaan di atas untuk masing-masing penanya adalah sebagai
berikut:
a. Devi R. P. (kel. 8)
1. Maksud iklim bukan merupakan catatan yang baru yaituiklim merupakan
keadan rata-rata cuaca yang sudah ada sebelumnya.
2. Ya, cuaca yang berubah-ubah akan mengakibatkan iklim yang berubah-ubah
pula. Hal ini dikarenakan cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu
dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang
singkat sedangkan iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata dalam waktu
satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( 30
tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
b. Putri Oktafiani (kel. 9)
1. Tidak, hal ini dikarenakan lamanya penyinaran di suatu daerah bergantung
pada letak, sudut datang matahari, dan intensitasnya pula.

39

2.Angin fohn adalah angin yang terjadi apabila ada gerakan massa udara yang menaiki
suatu pegunungan dengan ketinggian lebih dari 200 meter yang bersifat kering dan
panas sedangkan angin puting beliung (angin ribut) adalah gerakan udara yang
kecepatannya antara 32 dan 37 knot (mil per jam).

c. Lisa Nur Aulia (kel. 3)


1. Kembali lagi ke proses terjadinya awan, saat titik-titik air tersebut bertemu
dengan udara panas, titik-titik itu akan menguap dan lenyaplah awan itu.
Saat lenyap itulah awan akan selalu berubah-ubah bentuknya.
2. Apabila ozon menipis maka iklim global akan semakin panas (semakin
tinggi temperaturnya), hal ini dikarenakan lapisan ozon berfungsi untuk
melindungi bumi dari paparan sinar matahari secara langsung.
d. Rulyaimah (kel. 7)
1. Cumulonimbus atau Cb, adalah salah satu awan vertikal yang dapat tumbuh
menjulang hingga ketinggian 60 ribu kaki (18 km lebih), dan terbentuk
karena beberapa sebab, namun yang paling umum adalah proses konveksi
akibat pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari dan kondisi
atmosfer yang tidak stabil. Cumulonimbus sangat mudah terbentuk di
daerah tropis karena proses konveksi di wilayah ini sangat kuat, dan dari
awan inilah 'lahir' fenomena cuaca esktrem seperti tornado sampai angin
puting beliung yang beberapa waktu lalu terjadi di Bandung. Angin ini dapat
mengubah cuaca di sekitar awan karena awan cumulonimbus ini terjadi
akibat kondisi atmosfer yang tidak stabil sesuai penjelasan sebelumnya,
maka dengan kondisi atmosfer yang tidak stabil itu akan menyebabkan
cuaca tidak menentu pula.
e. Sekar Rachmawati (kel. 2)
1. Tidak, karena penyinaran matahari bergantung besarnya sudut datang sinar
matahari, lama penyinaran matahari, jenis tanah atau benda yang disinari
matahari, dan keadaan awan pada waktu penyinaran.
2. Hujan es terjadi karena adanya arus udara atas dan bawah yang kuat yang
membekukan air hujan di puncak awan (ketika itu awan dingin bersuhu
kurang dari -10 derajat celcius). Bila air hujan telah membeku di puncak
kemudian menurunkannya ke tempat yang lebih hangat untuk menghimpun
kelembaban sebelum siklus berulang.Semakin sering hal ini terjadi, semakin
40

besar ukuran batu es dan tentu semakin besar butiran atau gumpalan es
makin berbahaya bagi penduduk.
f. Amnah Nur Alfiah (kel. 5)
1. Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas)
berubah menjadi air (cair). Pada proses terjadinya mendung ini dilepaskan
sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap
(mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih,
sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang
dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jka sebelumnya
matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi
dari pelepasan energy dari perubahan fase uap air menjadi air dan energy
panas sisa yang dipancarkan bumi.
2. Tektur awan bermacam-macam dan bergantung pada jenis, bentuk, dan
komposisinya.
g. Chela Z. A. (kel. 1)
1. Ya, pengaruhnya yaitu semakin cepat pergerakan angin muson dan curah
hujan akan meningkat.
h. Galuh Maharani (kel. 6)
1. Perbedaan antara temperatur rata-rata suatu tempat dengan temperatur
tempat lain sepanjang garis lintangnya disebut anomali temperatur. Garisgaris yang menghubungkan tempat-tempat dengan anomali-anomali sama
disebut Garis-garis Isanomalous. Garis-garis ini menunjukkan dengan
jelas tempat-tempat pada lintang tersebut, jika anomali temperatur positif
maka sangat panas dan jika anomali temperatur negatif maka sangat dingin.

41

PAPER ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA


GRAVITASI UNIVERSAL
Disusun Kelompok 5 :
Nikmatul Aulanisa (4201413016)
Ady Tri Wibowo (4201413018)
Iswatun (4201413020)
Amnah Nur Alfiah (4201413043)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

42

1. Hukum Kepler
Dalam perkembangan ilmu Astronomi dikenal nama Ptolemaeus
(sekitar tahun 125 M) yang mengemukakan bahwa bumi adalah pusat
jagad raya. Pendapat ini dikenal sebagai pandangan geosentris. Semua
benda langit beredar mengelilingi bumi. Di awali oleh para pendahulunya,
Copernicus (1473-1543), membuat pembaruan dengan pandangan
heliosentris, yaitu pandangan yang menyatakan bahwa matahari sebagai
pusat peredaran planet-planet, termasuk bumi, serta bintang-bintang.
Dengan pandangan heliosentris dijelaskan bagaimana gerak balik
(retrograde motion). Lebih lanjut mengenai lintasan dan pergerakan planet
dijelaskan oleh Johannes Kepler (1571-1630). Setelah dengan teliti
mengamati lintasan Mars. Keplerpadatahun 1609 merumuskan Hukum I
dan II Kepler.
1. Hukum I Kepler
Hukum 1 Kepler atau hukum elips menjelaskan tentang bentuk
lingkaran orbit planet. Bunyi hukum Keppler 1 berisi sebagai
berikut.
Lintasan setiap planet mengelilingi matahari merupakan sebuah
elips dengan matahari terletak pada salah satu titik fokusnya.

2.

Hukum 2 Kepler
Hukum 2 Kepler atau hokum tentang luas berbunyi; Dalam selang
waktu yang sama, garis hubung planet-matahari menyapu bidang
yang sama luasnya. Dengan Hukum II Kepler dijelaskan bahwa

43

Kecepatan gerak planet dalam menempuh lintasannya mempunyai


kecepatan yang bervariasi. Makin kecil jarak antara planet dan
matahari, makin tinggi kecepatannya. Dengan demikian, di sekitar
perihelium, planet bergerak paling cepat dan sekitar aphelium
gerakannya melambat.

Pada gambar diatas berlaku : Garis AM (matahari) akan menyapu


lurus sampai ke garis BM (matahari), luasnya sama dengan daerah
yang disapu garis CM (matahari) hingga DM (matahari). Jikat AB
= t CD. Hukum kedua ini juga menjelaskan bahwa dititik A dan B
planet harus lebih cepat disbanding saat di titik C dan D.
3.

Hukum 3 Kepler
Pada tahun 1618 Kepler baru menemukan Hukum 3 Kepler.
Hukum 3 Kepler atau hokum harmonis menjelaskan tentang
periode revolusi planet. Periode revolusi planet ini dikaitkan
dengan jari-jari orbit rata-ratanya, yang berbunyi:
Kuadrat periode planet mengitari matahari sebanding dengan
pangkat tiga rata-rata planet dari matahari. Hukum 3 Kepler
memberikan penjelasan bahwa planet yang jaraknya paling besar,
memiliki kaledar yang lebih lama. Hal itu juga menunjukkan
bahwa gravitasi matahari terhadap planet berkurang jika jaraknya
bertambah.

44

2. Hukum Gravitasi Newton


Issac Newton lahir di Ingris tahun 1643, tahun dimana Galileo
meninggaldan 12 tahun setelah Johanes Keppler meninggal. Galileo telah
mempelajari gerak benda di bumi, Kepler menemukan tiga hukum yang
menggambarkan bagaimana planet bergerak. Galileo telah mempelajari
gerak benda di bumi, Kepler menemukan tiga hukum yang
menggambarkan bagaimana planet bergerak. Newton mengetahui bahwa
percepatan apel, atau benda yang jatuh bebas dekat permukaan bumi
2
adalah 9.8 m/s ke arah pusat bumi. Ia mengetahui bahwa bulan

mempunyai percepatan yang arahnya ke Bumi, dengan orbit yang hampir


melingkar, dan percepatan ini disebabkan oleh suatu gaya dari bumi, yang
secara kontinu menarik Bulan. Newton menyebutnya dengan gaya
gravitasi, gaya yang menarik apel jatuh ke bumi.
Tapi, apakah gaya tarik ini sama untuk bulan yang jaraknya jauh lebih
besar dari pada di permukaan bumi?
Newton membuktikan dengan :
Pertama dia mencari kecepatan Bulan mengelilingi bumi, rata-rata
orbit bulan adalah 384000 km.
Sekali mengorbit Bumi 27 hari = 2332800 detik.
Jadi kecepatan bulan mengelilingi bumi adalah 1033.75 m/det
Dalam satu hari bulan menempuh sudut 13.3

2
Percepatan apel 9.8 m/det setiap detik sama dengan 846720 m/det .

Dari selisih panjang 5 cm yang menyatakan kecepatan 1033.75

45

m
det

diperoleh dari selisih kecepatan panjangnya 1.14 cm. selisih kecepatan ini

sama dengan

1.14
m
m
x 1.033 .75
=235.7
5
det
det setiaphari.

percepatan apel 846720


=
=3592.36
Perbandingan percepatan bulan 235.7
Bila digambarkan dalam skala yang lebih besar, dan pengukurannya sangat
akurat, akan diperoleh percepatan bulan 3600 kali lebih kecil dari
percepatan apel.
Hubungan Gravitasi Bumi terhadap Jarak Benda-benda Langit
Newton mengasumsikan bahwa massa Bumi terkonsentrasi pada pusatnya.
Diameter Bumisekitar 12.800 km, sehingga jarak buah apel dari pusat
bumi 6.400 km. Sedangkan jarak bulan 384.000 km atau jarak bulansekitar
2
60 kali (atau 1/ 60 ) lebih kecil.

1
R2
Selain bergantung pada jarak, besarnya gaya tersebut juga bergantung pada

massanya.
F=mM

F=

mM
2
R
Hukum Gravitasi Newton mengungkapkan bahwa gaya interaksi dua
partikel bermassa m1 dan m2 yang dipisahkan oleh jarak r, adalah gaya
tarik menarik sepanjang garis penghubung kedua partikel tersebut
besarnyadalah :

46

F=G

m 1 m2
r2

Ketika gaya gravitasi F G lebih besar dari gaya sentrifugal Fs maka planet
P akan mendekati matahari M, sehingga jarak planet ke matahari (R)
menjadi kecil dan kecepatan V bertambah besar. Akibatnya gaya
sentrifugal Fs akan membesar, sampai suatu saat gaya sentrifugal ini lebih
besar dari gaya gravitasi. Agar Planet P tidak meninggalkan orbitnya,
maka planet P akan bergerak menjauhi matahari M, sehingga gaya
sentrifugal Fs akan mengecil lagi sampai lebih kecil dari gaya gravitasi
FG.
Proses ini berulang terus sehingga jarak planet P ke matahari M, yaitu R,
selalu berubah-ubah, tetapi tetap dalam satu orbit. Hal ini bias terjadi kalau
orbitnya berbentuk elips.
Hukum ke II Kepler mengenai gerak planet sudah tentu berlaku untuk
lintasan berupa lingkaran. Pada lintasan ini dan r adalah konstan,
sehingga luas yang sama akan disapu pada waktu yang sama, oleh garis
yang menghubungkan planet dengan matahari. Untuk lintasan yang berupa
elips, dan r tidaklah konstan, untuk itu tinjau sebuah planet yang
mengelilingi matahari.
Untuk hukum Kepler ke III kita tinjau dua benda langit yang massanya M
dan m, masing-masing bergerak melingkar terhadap pusat massanya C,
dibawah pengaruh gaya gravitasi,
3. Sistem Dua Benda Langit
Hukum Newton tentang gerak dan gravitasi dapat dipergunakan pada
sistem dua benda atau lebih. Untuk sistem lebih dari dua benda, kita dapat
memandangnya sebagai dua benda dengan menentukan pusat massanya.

47

Interaksi gaya gravitasi :

F=G

m 1+ m2
( r 1+ r 2)

(1)

Untuk benda pertama :

m 1 v 12
F=G
r1

(1.a)

Untuk benda kedua :

F=G

m 2 v 22
r2

(1.b)
Dari persamaan (1) dan (1.a), kita peroleh
Gm2
4 2 r1
=
(r 1 +r 2 )2
T2
Dari persamaan (1) dan (1.b), kita peroleh
G m1
4 2 r2
=
(r 1 +r 2 )2
T2
Jumlah kedua persamaan terakhir adalah (1.1):
G

( m1 +m 2 ) 4
=
(r 1+r 2)3

48

T2

Gambar 1.1 Sistem dua benda langit yang saling bergerak terhadap pusat
massanya

Untuk sistem Matahari-Planet : m1 matahari dan m2 planet, R


sebagai jarak rata-rata antara matahari-planet. Periode dan jarak rata-rata
ditentukan secara relatif terhadap sistem Matahari-Bumi. Untuk sistem
Planet-Satelit : m1 planet dan m2 satelit, R sebagai jarak rata-rata antara
matahari-planet. Periode dan jarak rata-rata ditentukan secara relatif
terhadap sistem Bumi-Bulan.
2

Maka untuk kedua sistem di atas, nilai

4
=1 , sehingga persamaan
G

(1.1) menjadi :
m1+ m2 =

R3
T2
(1.2)

Dari persamaan (1.a) dan (1.b), diperoleh :

49

m1 4 r 1
T

m2 4 r 2
T

m1 r 2
=
m2 r 1
Artinya, pada sistem dua benda jarak masing-masing benda dari titik pusat
massa sistem, berbanding terbalik dengan massanya. Letak pusat massa
akan lebih dekat pada massa yang lebih besar. Pada massa yang relatif
sangant besar dibandingkan dengan massa lainnya, letak titik pusat massa
dapat dianggap berada pada massa yang besar atau massa kecil dianggap
mengelilingi massa besar. Hasil pengamatan pada sistem bumi dengan
bulan dari luar angkasa menunjukkan, jarak titik pusat massa sistem dari
bulan 81,3 kali jaraknya dari bumi. Dengan demikian, massa bumi 81,3
kali massa bulan.
Telah dikemukaan tentang penggunaan hukum-hukum Newton pada dua
benda terdiri dari masssa M gerak planet. Untuk peninjauan lebih lanjut,
kita masih memandang sistem dua benda terdiri dari massa M pada
koordinat (x1, y1, z1) dan m2 koordinat (x2, y2, z2) pada jarak r, seperti pada
gambar 1.2
Gaya interaksi antara M dan m adalah :
F=M

d2r
Mm
=G 2
2
dt
r

Untuk M yang jauh lebih besar dari pada m, dapat dianggap m bergerak
mengelilingi M, sehingga M dapat dianggap diam dan dijadikan pusat
koordinat.
Dengan demikian , r2=x2+y2+z2, dengan x=x1-x2; y=y1-y2; dan z=z1-z2

50

Terdapat hubungan (1.2a,b,c):


2

d x
Mx
=G 3
2
dt
r
d2 y
My
=G 3
2
dt
r
d2 z
Mz
=G 3
2
dt
r
Dari persamaan (1.2 a,b,c) dapat dibuktikan bahwa :
X

d2Y
d2 X
dY
dX
Y
=0 atau X
Y
=a1
2
2
dt
dt
dt
dt

d2 Z
d2Y
dZ
dY
Z
=0 atauY
Z
=a 2
2
2
dt
dt
dt
dt

d2 X
d2
dX
dZ

X
=0 atau Z
X
=a3
2
2
dt
dt
dt
dt
(1.3 a,b,c)
Dengan a1, a2, a3 suatu konstanta

51

Jika ketiga persamaan terakhir dijumlahkan akan diperoleh :


a1Z + a2X + a3Y = 0
Persamaan ini merupakan persamaan bidang datar sehingga dapat
disimpulkan bahwa m bergerak pada bidang datar yang melalui M.
Dari persamaan (1.2) dapat dibuktikan pula bahwa pula dengan
mengalikan (1.5a) dengan 2(dX/dt) dan (1.5b) dengan 2(dY/dt) dan (1.5c)
dengan 2(dZ/dt) dan ketiganya dijumlahkan :
d
dt

[( ) ( ) ( ) ]
2

dX
dY
dZ
+
+
dt
dt
dt

=2

GM
dX
dY
dZ
X
+Y
+Z
3
dt
dt
dt
r

(1.4)
Jarak antara kedua benda r dan kecepatan benda v nyatakan dengan :
r2 = x2+y2+z2
v 2=

dX
dY
dZ
+
+
dt
dt
dt

( )( )( )

dv 2
GM dr
=2 3
2
dt
r dt

( )

Integrasikan persamaan dan hasilnya (1.5)


2

v =2

GM
+C
r

Dengan C merupakan konstanta integrasi


Definisikan energi potensial gravitasi benda 2
Ep = - G m2M / r
(1.6)
Definisikan energi kinetik benda 2
52

Ek = m2v2= -GMm/r + mC
(1.7)
Persamaan (1.9), (1.10), (1.11) menghasilkan
Energi Total E, jumlah Ek dan Ep :
E=Ek +Ep= mC
(1.8)
E=Ek+Ep=konstan
Sehingga, jumlah Ek dan Ep tetap. Artinya, energi total benda tetap selama
gerak dalam orbitnya

4. Perbedaan Gaya Gravitasi


Tokoh yang sangat erat dengan gravitasi bumi adalah Isac Newton dengan
fenomena buah apel yang jatuh kebawah bukan keatas. Gaya gravitasi
disetiap tempat permukaan bumi tidak sama,ini disebabkan oleh berbagai
perbedaan, perbedaan tersebut yaitu :

Jari-jari ke kutub dan ke katulistiwa (pengaruhnya kecil)

Ketinggian tempat (pengaruhnya juga sangat kecil)

Kerapatan batuan yang menyusun kerak bumi


Benda-benda yang mengalami tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak
jatuh ke tanah. Gerak jatuh akan semakin cepat bila benda semakin dekat
dengan tanah. Setelah benda mencapai tanah, gaya gravitasi tetap bekerja
sehingga benda tetap berada pada tempatnya. Akibat tidak adanya gaya
gravitasi semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup akan melayanglayang di angkasa.
Pengaruh gaya gravitasi :

53

1. Gaya gravitasi menarik bulan sehingga bulan tidak terlepas dari garis
edarnya.
2. Gaya gravitasi menarik meteor memasuki bumi.
3. Gaya gravitasi menarik batu yang telah dilempar keatas sehingga
kembali ke tanah.
Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi bumi atau arti gaya tarik bumi adalah suatu gaya tarikmenarik yang terjadi pada semua partikel yang mempunyai massa. Jika di
bumi, gaya gravitasi bumi disebabkan karena bumi yang berukuran besar
memiliki massa yang juga besar sehingga dapat menarik semua benda
yang berada di atasnya.
Besar gaya gravitasi bumi yang menyebabkan benda-benda di atasnya
tertarik ini disebut besar gaya tarik bumi atau besar gravitasi. Tidak heran
kalau semua benda yang ada dipermukaan bumi akan terpengaruh oleh
gaya gravitasi bumi.
Pengaruh Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi
Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang =
6,67 x 10-11 Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali
kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu =
274.0 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi
berputar pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari
(berevolusi). Gravitasi matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang
gaya gravitasi bumi tetap mempertahankan posisi bumi, sehingga
menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bumi berputar pada
porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke pusat gravitasi
matahari atau tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh Gaya Gravitasi Bumi dan Gravitasi Bulan

54

Nilai gravitasi bulan adalah 17% G (1 G = kekuatan gravitasi bumi), yaitu


sekitar 0,17 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi
permukaan yaitu = 1,6 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2. Gravitasi
bumi menarik bulan ke pusat bumi, sedang gaya gravitasi bulan tetap
mempertahankan posisi bulan, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal
yang membuat bulan berputar pada porosnya dan mengelilingi bumi agar
tidak tertarik ke pusat gravitasi bumi atau tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut air laut. Gaya
gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga memengaruhi
ketinggian ombak dan permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi,
maka akan ada saat di mana satu sisi dari bumi lebih dekat dengan bulan.
Bagian yang dekat dengan bulan inilah yang akan mengalami air laut
pasang, sedangkan bagian lainnya yang tidak dekat dengan bulan
mengalami air laut surut. Pasang-surut air laut juga berkaitan dengan fase
bulan. Biasanya, air laut akan mengalami pasang tinggi pada saat bulan
purnama. Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah
menjauhnya bulan dari bumi sekitar 3,8 cm tiap tahun.
Contoh gaya gravitasi bumi adalah benda-benda langit yang ikut tertarik
oleh bumi, misalnya bulan atau meteor yang terkena gaya gravitasi bumi.
Pengaruh gaya gravitasi bumi pada bulan menyebabkan bulan beredar
pada porosnya, demikian juga benda langit lain seperti pesawat astronot
dan juga siklus terjadinya hujan.
Secara umum, gaya gravitasi pada benda-benda angkasa seperti planet
bumi, dapat dirumuskan menggunakan hukum gravitasi universal Newton,
rumusnya adalah sebagai berikut:
Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut
Setiap massa titik lain daya tarik massa dengan gaya sesuai dengan garis
yang menghubungkan dua titik. Kekuatan besar sebanding dengan baik

55

perkalian massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik
massa.
F=G

m1 m 2
=m1 g
r2

Keterangan :

F merupakan besar dari gaya gravitasi antara kedua massa titik tersebut

G merupakan konstanta gravitasi

m1 merupakan besar massa titik pertama

m2 merupakan besar massa titik kedua

r merupakan jarak antara kedua massa titik

g merupakan percepatan gravitasi


Sistem Internasional Menunjukan, F diukur dengan newton (N),
m1 dan m2 untuk kilogram (kg), r dalam meter (m), dan konstanta G
kemungkinan sama seperti 6,67 1011 N m2 kg2.

Hukum gravitasi universal Newton


Persamaan ini dapat diturunkan dari persamaan untuk menghitung berat.
Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda dengan percepatan
gravitasi. Persamaan dapat ditulis sebagai berikut: W = mg. W adalah berat
56

gaya objek, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan


gravitasi bervariasi dari satu tempat.
Medan gravitasi adalah bidang yang menyebabkan sebuah benda dengan
massa untuk mengalami gaya gravitasi. Bidang ini dihasilkan oleh tubuh
massa. Ditetapkan sebagai rumus matematika tarik besar gaya dibagi
dengan massa benda.
Rumus medan gravitasi
Jika terdapat sebuah obyek bermassa

pada keadaan

maka akan

terjadi medan gravitasi yang diakibatkan oleh benda tersebut di titik

di

rumuskan sebagai berikut :

Keterangan :
G

: Merupakan konstanta univeral gravitasi Newton.

mi

: Merupakan massa penyebab medan gravitasi.

ri

: merupakan posisi massa ke-1.

: merupakan posisi tempat medan gravitasi dihitung.

Medan gravitasi didefinisikan sebagai ruang di sekitar obyek dengan


massa dimana benda massa lainnya dalam ruang yang akan mengalami
gaya gravitasi. Dengan demikian massa dapat dianggap sebagai sumber
medan gravitasi.
Medan gravitasi termasuk bidang vektor, yaitu bidang yang setiap titik
memiliki besar dan arah. Hal ini di gambarkan seperti panah. Cara lain
untuk menggarkan adalah bahwa garis-garis medan diagram (garis-garis
gaya). Garis-garis medan adalah garis kontinyu (continuous) selalu
diarahkan pada sumber massa ke medan gravitasi.

57

1.7 orbit Planet

Planet adalah benda langit yang gelap, tidak mempunyai cahaya


sendiri, dan selalu beredar mengelilingi sebuah bintang sejati yaitu
matahari. Dalam urutan menurut jaraknya dari matahari, planet-planet
tersebut adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,
dan Neptunus.
Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada
sembilan planet dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Neptunus dan Pluto. Secara umum planet-planet
bergerak dari barat ke timur, kecuali Venus dan Uranus. Setiap planet
mempunyai kala revolusi dan kala rotasi yang berbeda-beda. Planet tidak
bisa memencarkan cahaya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang
diterima dari matahari.
Pada tanggal 24 Agustus 2006 majelis umum Uni Astronomi
Internasional (IAV) di Praha, Ceko, menyatakan bahwa Pluto bukan lagi
sebagai planet, bahkan pada tanggal 7 September 2006 nama pluto diganti
dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan demikian, sejak
tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya terdapat 8 planet.
Ada tiga cara pengelompokan planet-planet. Pertama, pengelompokan
planet dengan lintasan asteroid sebagai pembatas, planet-planet tersebut
dikelompokkan menjadi dua yaitu planet dalam dan planet luar. Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars juga dikenal sebagai planet dalam, sedangkan

58

Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus dikenal sebagai planet luar.


Pengelompokan kedua dengan bumi sebagai pembatas, ada dua kelompok,
yaitu planet inferior dan planet superior. Planet inferior adalah planet yang
orbitnya terletak di dalam orbit bumi dalam mengelilingi matahari, yang
termasuk kelompok planet ini adalah Merkurius dan Venus. Planet superior
adalah planet yang orbitnya terletak di luar orbit Bumi dalam mengelilingi
matahari, yang termasuk kelompok planet ini adalah Mars, Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Klasifikasi ketiga berdasarkan ukuran
dan komposisi penyusunnya, yaitu planet kebumian (terrestrial planets)
dan planet besar (major planets). Planet kebumian meliputi Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars, sedangkan planet besar meliputi Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus. Setiap planet berputar mengelilingi matahari dalam
sebuah elips raksasa, yang terlihat mirip sebuah lingkaran.
Hal-hal penting dari planet adalah sebagai berikut :
1. Planet tidak mempunyai cahaya sendiri, hanya memantulkan cahaya dari
matahari.
2. Planet beredar mengelilingi matahari dengan arah yang sama. Waktu
beredarnya semakin lama jika jaraknya dari matahari semakin jauh.
3. Lintasan planet-planet merupakan bidang-bidang yang berbentuk lonjong
(ellips), dan hanya membentuk sudut-sudut yang kecil (sudut inklinasi)
dengan bidang ekliptika.
4. Kebanyakan planet-planet itu mempunyai satelit (pengiring) atau bulan.
Masalah klasik dalam mekanika benda langit adalah menentukan orbit
suatu planet, melalui observasi langsung dari suatu tempat di bumi pada
beberapa waktu yang berbeda. Orbit suatu planet atau benda langit lainnya
yang berevolusi terhadap bumi, dinyatakan dengan 7 elemen orbit, yaitu :
1. Sumbu Semimajor (a), didefinisikan sebagai setengah panjang sumbu
elips, biasanya dinyatakan dalam satuan SA.
2. Aksentrisitas (e), didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak titik
fokus dengan semimajor.
3. Inklinasi (i), didefinisikan sebagai sudut antara bidang orbit planet dengan
bidang orbit bumi.

59

4. Tinggi Kenaikan (), didefinisikan sebagai sudut antara vernal equinox ke


titik potong orbit dengan ekliptika, diukur kea rah Timur.
5. Argumen Perihelion (), didefinisikan sebagai sudut yang diukur dari
lintang titik tambah sampai titik perihelion.
6. Waktu Lintas Perihelion (T), didefinisikan sebagai waktu ketika planet
melintasi perihelionnya.
7. Perioda (P), didefinisikan sebagai perioda revolusi planet terhadap
matahari.

Sumbu semimajor dan aksentrisitas diperluan untuk menggambarkan


ukuran dan bentuk orbit planet . inklinasi, tinggi kenaikan, dan argument
perihelion, diperlukan untuk menyatakan orientasi orbit planet terhadap
suau sistim acuan, misalnya orbit bumi. Waktu lintas perihelion dan
perioda diperlukan untuk menyatakan orientasi posisi planet dalam
orbitnya pada waktu-waktu yang tertentu.

60

Secara umum orbit benda-benda langit merupakan konik, yakni garis irisan
kerucut dengan bidang datar, bentuknya bisa melingkar, elips, parabola,
atau hiperbola. Ini ditunjukkan pada gambar.
Secara umum orbit benda-benda langit merupakan konik, yakni garis irisan
kerucut dengan bidang datar, bentuknya bisa melingkar, elips, parabla, atau
hiperbola.

Planet-Planet dalam Tata Surya


Setiap planet dalam sistem Tata Surya senantiasa mengorbit Matahari
sebagai bintang pusatnya pada lintasannya masing-masing. Karena jarak
setiap planet ke Matahari berbeda-beda, maka kala revolusinya berbedabeda pula. Adanya perbedaan jarak terhadap Matahari mengakibatkan
perbedaan suhu pada setiap planet.

61

1.

Karakteristik Planet
Setiap planet dalam sistem Tata Surya mempunyai karakteristik berbeda
satu dengan yang lainnya. Karakteristik yang dimiliki suatu planet
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya; antara lain
dipengaruhi jarak ke Matahari, eksentrisitas, kerapatan atau densiti.
Adapun karakteristik masing-masing planet adalah sebagai berikut:
a. Merkurius
Merupakan planet yang paling dekat ke Matahari dengan jarak 0,39
SA. Karena planet Merkurius jaraknya paling dekat ke Matahari, maka
suhu pada siang hari di Merkurius mencapai 4270 C, sedangkan pada
malam hari suhunya menjadi sangat rendah yaitu mencapai 1700 C.
Merkurius mempunyai eksentrisitas yang besar yaitu 0,206 akibatnya
jarak antara Merkurius dan Matahari bervariasi dengan cukup besar
pula. Perbedaan jarak terjauh ke Matahari (aphelium) dengan jarak
terdekat ke Matahari (perihelium) adalah sebesar 22 juta Km. Jarak
aphelium planet Merkurius adalah 57,9 juta km. Merkurius tidak
memiliki atmosfir oleh karena hal tersebut langit Merkurius berwarna
hitam. Kerapatan atau densitasnya 5,43 gr/cm3.

62

b. Venus
Planet Venus lebih dikenal sebagai Bintang Kejora atau Bintang
Senja. Eksentrisitas planet Venus adalah 0,007, sehingga orbit planet
Venus mendekati bentuk lingkaran. Jarak Venus ke Matahari 0,72 SA,
sehingga di Venus suhunya sangat panas dapat mencapai 4800 C.
Tingginya suhu di planet Venus diakibatkan adanya efek rumah kaca.
Kerapatan atau densitas Venus adalah 5,24 gr/cm3.
c. Bumi
Sampai saat ini Bumi merupakan satu-satunya planet yang
mempunyai kehidupan. Hal tersebut dimungkinkan karena Bumi
diselubungi oleh atmosfirnya sehingga perbedaan suhu pada siang dan
malam tidak terlalu besar. Bumi mengorbit Matahari sebagai bintang
pusatnya dengan eksentrisitas 0,017, sehingga orbitnya hampir
membentuk lingkaran. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 1
Satuan Astronomi atau 150 juta kilometer. Kala revolusi Bumi adalah
365,3 hari, sedangkan kala rotasinya adalah 23 jam 56 menit. Kerapatan
atau densitas Bumi adalah 5,52 gram/cm3. Bumi merupakan benda
terpadat dalam sistem Tata Surya. Bumi mempunyai sebuah satelit yaitu
Bulan.
d. Mars
Jarak rata-rata planet Mars ke Matahari adalah 1,52 SA atau 228
juta kilometer dengan eksentrisitas 0,093. Mars berputar mengelilingi
Matahari dengan kala revolusi 687 hari. Mars mempunyai dua buah
satelit yaitu Phobos dan Deimos.
e. Yupiter
Jarak rata-rata planet Yupiter ke Matahari adalah 5,2 SA. Yupiter
mempunyai eksentrisitas 0,048 dengan kala revolusi 11,86 tahun.
Yupiter diperkirakan mempunyai 17 satelit (data sampai tahun 1992).
Empat buah satelitnya yang berukuran besar bernama IO, Europa,

63

Ganymede dan Callisto. Yupiter merupakan planet terbesar dalam


sistem tata surya; mempunyai kala rotasi 9 jam 50 menit; artinya
Yupiter berotasi dengan sangat cepat.
f. Saturnus
Jarak rata-rata Saturnus ke Matahari adalah 9,5 SA. Saturnus
mempunyai eksentrisitas 0,056 dengan kala revolusi 29,5 tahun.
Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang indah, mempunyai 9 buah
satelit yaitu Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion,
Lapetus dan Phoebe.
g. Uranus
Jarak rata-rata planet Uranus ke Matahari adalah 19,2 SA. Uranus
mempunyai eksentrisitas 0,047 dengan kala revolusi 84 tahun. Uranus
mempunyai cincin dan mempunyai 5 buah satelit yaitu Miranda, Ariel,
Umbriel, Titania dan Oberion.
h. Neptunus
Jarak rata-rata planet Neptunus ke Matahari adalah 30,07 SA.
Neptunus mempunyai eksentrisitas 0,009 dengan kala revolusi 164,8
tahun. Neptunus mempunyai dua buah satelit yaitu Triton dan Nereid.

64

Daftar Pustaka
Ramlan, Ramalis Taufik. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung :
Lab IPBA Fisika FPMIPA UPI
Sarwi. 2011. Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Semarang :
Jurusan Fisika Unnes
Sampurno, Joko dkk. 2013. Visualisasi Efek Relativistik Pada Gerak Planet.
Jurnal Volume I No 1 diakses pada tanggal 25 Oktober 2015
https://www.academia.edu/3450597/Visualisasi_Efek_Relativistik_Pada_
Gerak_Planet)
Arief, Ardha. 2013. Planet-Planet dalam Sistem Tata Surya. 26 Oktober 2015
http://ardhaphys.blogspot.co.id/2013_06_01_archive.html

65

Pertanyaan
1. Perbedaan nilai eksentrisitas tiap planet
Jawab :
Berdasarkan persamaan Gerak Planet dalam Teori Relativitas Einstein.
1+ecos (0 0 )
GM
u= 2 2
c L
Massa planet dan massa matahari yang ditinjau berpengaruh pada bentuk
dan keelipsan orbit planet. Ini dapat dilihat berdasarkan perhitungan yang
didapat pada persamaan di atas. Orbit planet yang berbentuk akan semakin
bulat yang disebabkan massa planet yang besar sehingga nilai
eksentrisitasnya semakin kecil. hubugnan massa planet dengan eksentristas
ini dapat dilihat pada planet-planet yang mengelilingi matahari. Pengaruh
perbedaan massa planet dengan massa matahari yang dibuat konstan
ditunjukkan dengan massa planet Merkurius 3,3 x 1023 kg, nilai
eksentrisitas orbit tersebut adalah 0,2056. Sedangkan planet venus dengan
massa 48,7 x 1023 kg mempunyai nilai eksentrisitas sebesar 0,007.
Orbit planet yang terbentuk karena mengelilingi matahari dipengaruhi oleh
massa planet, massa matahari (massa bintang) dan jari-jari orbital (jarak
matahari dan planet saat beredar mengelilingi matahari). Massa matahari
mempengaruhi sudut presesi perihelion yang terbentuk setelah planet
mengelilingi matahari dalam satu periode yang sesuai dengan gaya berat
yang diungkapkan Kepler dan proyeksi geodesik metrik Schwarzschild
menurut teori relativitas Einstein. Massa planet ini yang menentukan elips
atau tidaknya orbit tersebut.
2. Pengaruh gravitasi terhadap pasang surut air laut.
Fenomena pasut dijelaskan dengan teori pasut setimbang yang
dikemukakan oleh Bapak Fisika Klasik, Sir Isaac Newton pada abad ke17. Teori ini menganggap bahwa bumi berbentuk bola sempuran dan

66

dilingkupi air dengan distribusi massa ang seragam. Pembangkitan pasut


dijelaskan dengan teori gravitasi universal, yang menyatakan bahwa:
pada system dua benda dengan massa m1 dan m2 akan terjadi gaya tarik
menarik sebesar F di antara keduanya yang besarnya sebanding dengan
perkalian massanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya:
Pada system bumi-bulan, gaya-gaya pembangkit pasut (tide generating
forces) adalah resultan gaya-gaya yang menyebabkan terjadinya pasut,
yaitu gaya sentrifugal system bumi-bulan (F S) dan gaya gravitasi bulan
(FB). FS bekerja dalam persekutuan pusat gravitasi bumi-bulan ang titik
massanya teletak di sekitar 3/4 jari-jari bumi dari titik pusat bumi.
FS bekerja dengan kekuatan yang seragam di seluruh titik di permukaan
bumi dengan arah yang selalu menjauhi bulan pada garis yang sejajar
dengan garis yang menghubungkan pusat bumi dan bulan. Besar
FB tergantung pada jarak pusat massa suatu titik partikel air di permukaan
bumi terhadap pusat massa bulan. Resultan F S dan FB menghasilkan gaya
pembangkit pasut di sekujur permukaan bumi.
Pada titik P yang lokasinya terdekat dengan bulan dan segaris dengan
sumbu bumi-bulan, gaya gravitasi bulan yang bekerja pada titik
pengamatan tersebut lebih besar dibanding dengan gaya sentrifugalnya
(FB > FS). Di titik P badan air tertarik menjauhi bumi ke arah bulan. Seiring
dengan menjauhnya lokasi titik pengamat terhadap bulan, gaya gravitasi
yang bekerja pada titik di permukaan bumi pun akan semakin kecil. Di
titik P, gaya sentrifugal lebih dominan dibanding gaya gravitasi bulan
(FB < FS), sehingga badan air tertarik menjauhi bumi pada arah menjauhi
bulan.
Fenomena pembangkitan pasut menyebabkan perbedaan tinggi permukaan
air laut pada kondisi kedudukan-kedudukan tertentu dari bumi, bulan, dan
matahari. Saat spring, yaitu saat kedudukan matahari segaris dengan
sumbu bumi-bulan, maka terjadi pasang maksimum pada titik di
permukaan bumi yang berada di sumbu kedudukan relative bumi, bulan,

67

dan matahari. Saat tersebut terjadi ketika bulan baru dan bulan purnama.
Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut dengan spring tide atau
pasang perbani.
Saat neap, yaitu saat kedudukan matahari tegak lurus dengan sumbu bumibulan, terjadi pasut minimum pada titik di permukaan bumi yang tegak
lurus sumbu bumi-bulan. Saat tersebut terjadi di perempat bulan awal dan
perempat bulan akhir. Fenomena pasut pada kedudukan demikian disebut
dengan neap tide atau pasut mati. Tunggang pasut (jarak vertical
kedudukan permukaan air tertinggi dan terendah) saat spring lebih besar
dibanding saat neap.
3. Pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi
Ketika bumi berotasi pada sumbbunya, misal suatu tempat di titik A pada
permukaan bumi di khatulistiwa, akan mendapat gaya sentripetal

Fs

yang arahnya tegak lurus sumbu rotasi bumi, berimpit dengan gaya berat
W. Tempat yang tidak pada khatulistiwa akan mendapatkan gaya
sentripetal yang tidak berimpit dengan gaya berat. Resultan kedua gaya ini
merupakan gaya gravitasi

FG

yang menuju pusat bumi.

Jadi pada tempat-tempat yang bukan pada khatulistiwa, gaya berat tidak
menuju pusat bumi, dan tidak tegak lurus permukaan bumi, sehingga
permukaan bumi ini akan mendapat gaya dan bergeser ke arah
khatulistiwa, sampai gaya berat ini tegak lurus permukaan bumi. Karena
itu bentuk bumi akan elipsoida, memampat di kedua kutubnya dan
menggelembung di khatulistiwanya.
4. Mengapa arah rotasi planet Venus berlawanan?
Menurut simulasi yang dikemukakan oleh Alex Alemi dan David
Stevenson, kita perlu melihat saat Tata Surya masih muda. Masih banyak
bongkahan-bongkahan besar sisa pembentukan planet. Planet-planet masih
mengalami tumbukan dengan bongkahan-bongkahan ini. Misalnya saja
Bumi-muda kita ini bertumbukan dengan bongkahan seukuran Mars yang
sekarang; pecahan-pecahan tumbukan ini terlontar ke angkasa dan

68

menyatu menjadi Bulan.Venus pun bertumbukan dengan bongkahanbongkahan ini. Setidaknya Venus mengalami dua kali tumbukan besar.
Yang pertama seperti yang terjadi pada Bumi sebagaimana dijelaskan di
atas. Venus pernah punya satelit. Namun, setelah kira-kira 10 juta tahun
kemudian Venus mengalami tumbukan dahsyat di sisi yang berseberangan
dari tumbukan pertama. Tumbukan kedua ini mengakibatkan perubahan
arah rotasi Venus. Perubahan ini terjadi karena si planet menyerap energi
orbital bulan melalui gerak pasang surut. Akibatnya, bulan tadi bergerak
spiral menuju si planet hingga akhirnya keduanya bertabrakan.

Makalah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Gerak dan Posisi Benda Langit

Kelompok 6

69

Anisa Furtakhul Janah

(4201413019)

Hanif Fuadah

(4201413025)

Galuh Maharani

(4201413031)

Ardiansyah Pratama

(4201413093)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015

A. LATAR BELAKANG
Bumi kita berputar seperti gasing. Gerak putar Bumi pada sumbu putarnya
ini dinamakan gerak rotasi. Untuk menyelesaikan satu putaran (satu periode
rotasi), dibutuhkan waktu 23 jam 56 menit 4.1 detik. Gerak rotasi Bumi inilah
yang menyebabkan terjadinya siang dan malam dan pergerakan semu bendabenda langit. Gerak semu benda langit adalah gerak yang kita amati dari Bumi,
dimana benda-benda langit terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat. Gerak
semu ini teramati karena Bumi kita yang berotasi dengan arah sebaliknya, dari
barat ke timur. Lintasan gerak benda-benda langit yang terbit di timur dan
terbenam di barat, dinamakan lintasan harian benda langit. Lintasan harian ini
terlihat berbeda jika kita mengamatinya dari lintang berbeda. Jika kita berada
tepat di khatulistiwa, kita akan mengamati lintasan harian benda-benda langit
tersebut, tegak lurus terhadap horizon / ufuk.
Jika kita berada di bumi belahan selatan (sebelah selatan khatulistiwa), kita
akan mengamati lintasan harian benda-benda langit tidak lagi tegak lurus
terhadap horizon, tapi condong ke arah utara. Besarnya kemiringan lintasan harian
ini tergantung sejauh mana kita dari khatulistiwa. Semakin ke arah selatan,
maka garis lintasan gerak harian benda-benda langit akan semakin condong ke
arah utara. Begitu juga sebaliknya jika kita bergerak ke arah utara. Semakin ke
utara dari khatulistiwa, maka semakin besar kecondongan lintasan harian bendabenda langit itu ke arah selatan.

70

Gerak semu benda langit tidak sama periodenya dengan gerak Matahari di
langit (diamati dari Bumi). Gerak semu langit periodenya 23 jam 56 menit 4.1
detik, sedangkan gerak harian Matahari di langit periodenya 24 jam. Terdapat
perbedaan sekitar 4 menit. Perbedaan ini menyebabkan penampakan langit sedikit
berbeda dilihat pada jam yang sama tiap harinya. Sebagai contoh misalnya
sebuah bintang hari ini terbit pukul 18:00 sore. Maka keesokan harinya ia akan
terbit pukul 17:56, lusa pukul 17:52, dan seterusnya. Bintang itu akan terbit 4
menit lebih cepat dari hari sebelumnya. Karena itu, perlahan-lahan penampakan
langit akan bergeser dari hari ke hari. Kira-kira enam bulan dari sekarang, bagian
langit yang berada di atas kepala kita pada (misalnya) jam 9 malam, akan berada
di bawah kaki kita. Dengan kata lain, jika kita mengamati langit dengan waktu
pengamatan yang terpisak 6 bulan,kita akan mengamati dua belahan bola langit
yang berbeda.
Objek-objek langit seperti Matahari, bulan, dan planet-planet, memiliki
geraknya sendiri diantara bintang-bintang. Matahari bergerak secara perlahan ke
arah timur relatif terhadap bintang-bintang. Karena itu, untuk menyelesaikan satu
putaran mulai dari misalnya posisi tepat di atas kepala kita, terbenam, terbit,
kembali di atas kepala kita, matahari membutuhkan waktu 24 jam (selang waktu
sehari semalam). Bintang-bintang membutuhkan waktu sama dengan periode
rotasi Bumi, 23 jam 56 menit 4.1detik. Bulan membutuhkan waktu sedikit
bervariasi, kira-kira 50 menit lebih panjang dari 24 jam. Planet-planet bergerak di
langit dengan kecepatan yang lebih besar lagi variasinya, tergantung pada
seberapa dekat planet tersebut ke Matahari dan dimana posisinya (dalam orbitnya)
relatif terhadap Bumi
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah gerakan benda langit?
2. Bagaimanakah korrdinat yang digunakan dalam menentukan posisi benda
langit?
C. TUJUAN
1. Mengetahui gerakan benda langit.
2. Mengetahui koordinat yang digunakan untuk menentukan posisi benda
langit.

71

D. PEMBAHASAN
Tidak hanya para astronom yang menggunakan penentuan waktu atau
kronologi kehidupan umat manusia, tetapi penentuan waktu ini telah digunakan
pula pada navigasi kapal laut, caravan unta di padang pasir, penerbangan pesawat
udara, dsb. Semua penentuan waktu ditentukan dengan mengacu pada posisi
bintang-bintang di langit. Penentuan arah dengan navigasi langit, menggunakan
dua sistim koordinat. Salah satunya adalah sistim koordinat yang menentukan
posisi bintang-bintang di langit dan yang lainnya adalah sistim koordinat bumi
(geografi), sistim lintang dan bujur, yang menentukan posisi tempat di bumi.
Bila bumi tidak berotasi dan berevolusi, navigasi langit akan mudah dan
tidak rumit. Untuk daerah langit tertentu akan selalu terletak di daerah yang sama
dilihat dari permukaan bumi, sehingga dengan pengenalan daerah langit, kita
dapat menentukan posisi kita di bumi. Tetapi bumi berotasi dan berevolusi,
sehingga daerah-daerah langit yang berlainan melintasi daerah tertentu di bumi
pada waktu yang berbeda. Kenyataan ini memerlukan penentuan waktu yang
menghubungkan sistim koordinat langit dan koordinat bumi. Kebutuhan ini
sangatlah dirasakan oleh kapal laut dalam pelayarannya, apalagi sebelum adanya
komunikasi radio. Kesalahan dalam navigasi dapat mengakibatkan kecelakaan,
seperti kecelakaan di dekat kepulauan Scilly (1707) yang membawa korban 2000
orang penumpangnya.
Didorong oleh tragedy tersebut, Sir Issac Newton bersama parlemen
Inggris lainnya, menyediakan hadiah 30000 pound untuk orang yang dapat
menentukan lintang di laut melalui metoda penentuan waktu yang akurat. John
Harrison mengajukan pemecahan masalah ini dengan membuat jam yang sangat
akurat. Demikian pula Astronomer German, Tobias Mayer, dia menyusun table
posisi bulan untuk bermacam-macam waktu. Table ini didasarkan pada analisa
gravitasi gerakan bulan, yang sebelumnya telah disusun oleh Leonhard Euler,
seorang ahli matematika.
Setelah

beberapa

tahun

memalui

pengujian,

metoda

Harrison

menunjukkan lebih akurat tetapi metoda Mayer lebih praktis. Sehingga, metoda
Mayer ini banyak digunakan oleh para kapten kapal. Pada tahun 1765 diberikan
penghargaan kepada Harrison dan Mayer, penghargaan kepada Mayer diberikan

72

setelah ia meninggal. Harrison mengklaim penghargaan tersebut, dan tahun 1773


dengan campur tangan raja George III, ia memperoleh hadiah tersebut.
Waktu, navigasi, sistim koordinat, kesemuanya merupakan konsep yang
telah diformalisasikan menjadi kerangka kerja astronomi. Komsep-konsep ini
membawa aspek-aspek dasar astronomi, bentuk bumi dan gerak relatifnya
terhadap sistim koordinat dimana bintang-bintang berada. Konsep lama ini, bola
langit dengan bumi pada pusatnya, sangat berguna untuk menentukan lokasi
bintang, planet, matahari, dan bulan didasarkan pada konsep ini. Sistim koordinat
ini dalam perputarannya menuntun kita dalam mendefinisikan dan menentukan
waktu.
Untuk menyatakan posisi suatu benda langit, digunakan sistim koordinat
langit yang merupakan sistim koordinat bola tanpa memperhitungkan jarak dari
pusat bola. Setiap benda langit dianggap terproyeksi pada bidang bola, ukuran
bumi diabaikan terhadap ukuran bola langit, dan pengamat dianggap berada di
pusat bola langit. Ada beberapa macam sistim koordinat langit yang masingmasing mempunyai tujuan sendiri. Semua sistim koordinat langit mempunyai dua
titik kutub, menggunakan lintang dan bujur (seperti lintang dan bujur geografis)
sebagai penentu posisi benda langit. Lingkaran-lingkaran bujur semuanya
merupakan lingkaran besar. Lingkaran lintang merupakan lingkaran kecil, kecuali
satu lingkaran yang membagi bola langit menjadi dua bagian sama besar.
Lingkaran lintang semakin kecil jika mendekat kekutub bola lagit. Perbedaan
diantara semua sistim koordinat langit adalah titik acuan yang digunakannya.
1.

Gerak Semu Harian Matahari


Penyebab terjadinya Gerak Semu Harian Matahari ialah adanya rotasi

bumi (gerak putar bumi pada sumbu putarnya). Kala rotasi bumi adalah 23 jam
56 menit 4.1 detik. Gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi
matahari setiap harinya. Matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat,
padahal gerak semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi dengan arah
sebaliknya, dari barat ketimur. Sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa
dari sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah yang bergerak
mengelilingi bumi.

73

Letak matahari yang seolah-olah berubah ini menyebabkan panas sinar


matahari yang kita rasakan pada pagi, siang, dan sore berbeda-beda. Hal ini bukan
karena jumlah sinar matahari yang sampai ke bumi berubah-ubah, tetapi karena
arah sinar itu berubah-ubah sehingga luas permukaan yang terkena sinar berbedabeda pula. Pada pagi dan sore hari sinar matahari datangnya miring sehingga
daerah yang terkena sinar matahari cukup luas.
Adanya rotasi bumi menyebabkan adanya perbedaan waktu di bumi.
Perbedaan waktu antara satu tempat dengan tempat lain berdasarkan garis bujur
tempat tersebut. Sekali rotasi bumi atau dalam 24 jam, setiap tempat di permukaan
bumi telah berputar sebesar 360 bujur. Dengan demikian, setiap 15 bujur
ditempuh dalam jangka waktu 1 jam. Setiap garis bujur yang jaraknya 15 atau
kelipatannya disebut bujur standar. Waktu bujur standard disebut waktu lokal.
Oleh karena itu, di permukaan bumi terdapat 24 waktu lokal.
2.

Gerak Semu Tahunan Matahari


Penyebab

terjadinya

Gerak

Semu

Tahunan

Matahari

adalah

adanya Revolusi Bumi. Bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk


bergerak mengelilingi matahari (revolusi). Bumi selain bergerak mengelilingi
matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). Tetapi sumbu rotasi
bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar
23,5 derajat. Akibat dari miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari tidak selalu
terlihat di atas khatulistiwa bumi, matahari akan terlihat berada di bagian utara
dan selatan bumi. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi
bagian utara, dan setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi
bumi bagian selatan.
Dalam gerak semunya, matahari akan tampak bergerak dari khatulistiwa
(equator) antara 23,5 derajat lintang utara dan lintang selatan. Pada tanggal 21
Maret 21 Juni, matahari bergeser dari khatulistiwa menuju keutara dan akan
berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang utara dan kembali bergerak
menuju khatulistiwa. Setelah itu, matahari akan tampak bergerak keselatan dan
berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang selatan.

74

Sekitar tanggal 21 Maret saat matahari melintasi ekuator langit, momen ini
juga disebut hari pertama musim semi. Saat matahari mencapai deklinasi ini
pada titik balik matahari musim panas sekitar bulan juni 21, hari ini juga disebut
pertengahan musim panas atau hari pertama musim panas. Matahari mencapai
deklinasi dari -23,5 derajat pada titik balik matahari musim dingin, sekitar 21
Desember.
3.
a.

Posisi Bumi dan Bulan

Posisi dan Penampakan Bulan


Posisi bumi dan bulan terhadap matahari selalu berubah karena adanya
rotasi. Bentuk lintasannya adalah elips. Posisi bulan yang berubah-ubah
mengakibatkan bulan punya beberapa fase.
b. Fase - Fase Bulan
Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit alami
terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri dan
cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.
Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar
30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari
seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2 persen
volume Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17 persen daripada
tarikan gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari
(periode orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi-Bulan-Matahari
bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari
(periode sinodik).
Fase bulan adalah bentuk bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari
bumi. Fase bulan itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat
dari bumi. Fase bulan disebut juga aspek bulan.
Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing fase Bulan :
(1) New Moon (Bulan baru) : Sisi bulan yang menghadap bumi tidak
menerima cahaya dari matahari, maka, bulan tidak terlihat.

75

(2) Waxing Crescent (Sabit Muda) : Selama fase ini, kurang dari setengah
bulan yang menyala dan sebagai fase berlangsung, bagian yang menyala
secara bertahap akan lebih besar.
(3) Third Quarter (Kuartal III) : Bulan mencapai tahap ini ketika setengah
dari itu terlihat.
(4) Waxing Gibbous : Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah
ukuran. Sebagai fase berlangsung, bagian yang daftar akan lebih besar.
(5) Full Moon (Bulam purnama) : Sisi bulan yang menghadap bumi cahaya
dari matahari benar-benar, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi
ketika bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi.
(6) Waning Gibbous : Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari
Bumi secara bertahap menjadi lebih kecil.
(7) First Quarter (Kuartal I) : Bulan mencapai tahap ini ketika setengah dari
itu terlihat.
(8) Waning Crescent (Sabit tua) : Hanya sebagian kecil dari bulan terlihat
dalam fase yang secara bertahap menjadi lebih kecil.
Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa fase bulan terdapat beberapa
seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1.1. Fase Fase Bulan


Periode Bulan ketika berotasi pada sumbunya sama dengan periode
revolusi Bumi ketika mengelilingi Matahari. Permukaan Bulan sebenarnya tidak
rata, penuh dengan kawah-kawah dan lautan pasir. Hal tersebut terbukti
berdasarkan pengamatan menggunakan teleskop Celestron. Permukaan bulan
yang tidak rata, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
76

Gambar 1.2. Permukaan Bulan yang tidak rata, penuh dengan kawah.
4. Gerhana
a. Terjadinya Gerhana
Gerhana adalah peristiwa tertutupnya sebuah objek disebabkan adanya
benda atau objek yang melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam
gerhana ini memiliki ukuran yang hampir sama jika diamati dari Bumi.
Contohnya gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
Terjadi ketika garis nodal segaris dengan matahari. Kedudukan ketika terjadi
gerhana bulan yaitu Matahari Bumi Bulan. Kedudukan ketika terjadi gerhana
matahari yaitu Matahari Bulan Bumi.
b. Jenis Jenis Gerhana
(1) Gerhana Bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan
tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi jika bumi berada di antara matahari dan
bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat
mencapai bulan sebab terhalangi oleh bumi. Berikut adalah gambar terjadinya
Gerhana Matahari, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

77

Gerhana bulan terbagi menjadi tiga yaitu :


i.

Gerhana Bulan Total


Gerhana Bulan Total, pada gerhana ini, bulan akan tepat berada pada
daerah umbra.

Gambar 2.1. Gerhana Bulan Total


ii.

Gerhana Bulan Sebagian


Gerhana Bulan Sebagian, pada gerhana ini, tidak seluruh bagian bulan
terhalangi dari Matahari oleh bumi. Sedangkan sebagian permukaan bulan
yang lain berada di daerah penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar
Matahari yang sampai ke permukaan bulan.

Gambar 2.2. Gerhana Bulan Sebagian


iii.

Gerhana Bulan Penumbra

78

Gerhana Bulan Penumbra, pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada
di bagian penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna
yang suram.

Gambar 2.3. Gerhana Bulan Penumbra


(2) Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi saat posisi bulan terletak di antara Bumi &
Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Meskipun
Bulan berukuran lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari
sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata - rata jarak 384.400 kilometer dari
Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata - rata
149.680.000 kilometer. Berikut adalah gambar terjadinya Gerhana Matahari, dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Gerhana matahari terbagi menjadi empat yaitu :


i.

Gerhana Matahari Total

79

Gerhana Matahari Total terjadi jika saat puncak gerhana, bulatan


Matahari ditutup seutuhnya oleh bulatan Bulan. Ketika itu, bulatan Bulan
sama

besar

atau

bahkan

Ukuran bulatan Matahari

lebih

besar

& bulatan Bulan

dari

bulatan

sendiri

Matahari.

berubah-ubah

tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan & Bumi-Matahari.

Gambar 2.4. Gerhana Matahari total


ii.

Gerhana Matahari Sebagian


Gerhana Matahari Sebagian terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menutup sebagian dari bulatan Matahari. Pada gerhana ini,
selalu ada bagian dari bulatan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan
Bulan.

Gambar 2.5. Gerhana Matahari Sebagian


iii.

Gerhana Matahari Cincin


Gerhana Matahari Cincin terjadi jika bulatan Bulan (saat puncak
gerhana) hanya menghalangi sebagian dari bulatan Matahari. Gerhana
jenis

ini

terjadi

saat

ukuran bulatan Bulan

lebih

kecil

dari bulatan Matahari.


Sehingga ketika bulatan Bulan berada di depan bulatan Matahari,
tidak seluruh bulatan Matahari

akan

80

tertutup

oleh bulatan Bulan.

Bagian bulatan Matahari yang tidak tertutup oleh bulatan Bulan, berada di
sekeliling bulatan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Gambar 2.6. Gerhana Matahari Cincin


iv.

Gerhana Matahari Hibrida


Gerhana Matahari Hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin.
Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana
total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin.
Gerhana hibrida relatif jarang.

5. Tata Koordinat Horison


Tata koordinat ini adalah tata koordinat yang paling sederhana dan paling
mudah dipahami. Tetapi tata koordinat ini sangat terbatas, yaitu hanya dapat
menyatakan posisi benda langit pada satu saat tertentu, untuk saat yang berbeda
tata koordinat ini tidak dapat memberikan hubungan yang mudah dengan posisi
benda langit sebelumnya. Karena itu menyatakan saat benda langit pada posisi itu
sangat diperlukan dan tata koordinat lain diperlukan agar dapat memberikan
hubungan dengan posisi sebelum dan sesudahnya.
Bola langit dapat dibagi menjadi dua bagian sama besar oleh satu bidang
yang melalui pusat bola itu, menjadi bagian atas dan bagian bawah. Bidang itu
adalah bidang horisontal yang membentuk lingkaran HORISON pada permukaan
bola, dan bagian atas adalah letak benda-benda langit yang tampak, dan bagian
bawahnya adalah letak dari benda-benda langit yang tidak terlihat saat itu.

81

UTSB : Bidang horison


UZS : Meridian langit
BZT : Ekuator langit
Disetiap tempat di permukaan Bumi mempunyai lingkaran meridian yang
berbeda-beda tergantung bujur tempat itu (yang berbujur sama mempunyai
lingkaran meridian yang sama)
Pada dasarnya garis Utara-Selatan adalah perpanjangan sumbu Bumi yang
melalui kutub Utara dan kutub Selatan. Titik Utara di Kutub Utara sering disebut
Titik Utara Sejati (True North), dan sebaliknya Titik Selatan Sejati (True South),
yang mana letaknya berbeda dengan Kutub Utara Magnetik dan Kutub Selatan
Magnetik. Apabila dilihat dari zenith maka dengan putaran searah jarum jam akan
mendapatkan arah Utara, Timur, Selatan dan Barat dengan besar perbedaan
sudutnya sebesar 90o.
Horizon adalah batas pemandangan atau kaki langit, merupakan pertemuan
antara kaki langit dan permukaan bumi, garis ini membentuk lingkaran dengan
titik pusat dimana kita berdiri, sebagian bola langit berada di atas dan sebagian
lagi ada dibawah horizon, sehingga dapat kita bayangkan bola langit yang besar
dengan bumi dengan sebagai pusatnya (seperti pada gambar di atas). Untuk
memudahkan horizon dibagi atas 3 jenis berdasarkan pandangan kita terhadap
pandangan kita antara langit dan bumi.
1. Horizon Kodrat (alam).

82

Apabila kita berdiri disebuah tanah yang luas dan datar atau ditengah
samudra/laut, kita melihat seolah-olah kubah langit bertemu dengan permukaan
bumi. Perpotongan lengkung langit dengan bidang datar ini disebut horizon
kodrat. Horizon Kodrat akan berubah sesuai dengan kedudukan dari si
pengamat. Makin tinggi tempat si pengamat maka makin rendah horizon
kodrat.
2. Horizon Astronomi
Untuk menentukan letak benda-benda dilangit maka kita harus menggunakan
bidang datar yang tidak brubah-ubah dan tidak tergantung kepada sipengamat.
Horizon astronomi adalah tempat bidang yang datar yang dibuat dari mata si
pengamat sampai menyentuh lengkung langit.
3. Horizon Sejati
Horizon sejati adalah bidang datar yang ditarik memotong melalui titik pusat
bumi dan memotong garis vertikal tegak lurus (90').
Di samping ke-3 tersebut diatas kita mengenal titik Zenit yang ada tepat
diatas kita (tempat berdiri) dan titik yang berada dibawah kaki kita terus
menembus bola langit yang berada dibawah disebut nadir, titik nadir dan zenith
dihubungkan dengan garis lurus melalui tempat kita berdiri dan tentu saja melalui
pusat bumi.

Zenith adalah titik yang berada di bola langit tepat diatas sipengamat, jika
kita buat garis vertikal maka garis ini akan membentuk sudut 90' (tegak

lurus) dengan horizon sejati.


Nadir adalah titik yang berada pada bola langit bawah, bila ditarik garis
melalui pengamat ketitik ini membentuk garis yang tegak lurus terhadap

horizon sejati
Vertikal adalah garis atau bidang yang berdiri tegak lurus dengan garis atau
bidang sejati.
Pada sistem koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan

pandangan pengamat saja. Sistem koordinat horizon tidak dapat menggambarkan


lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan
waktu. Namun, sistem koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi
cahaya bintang.
Sistem koordinat horizon memakai bidang horizon sebagai bidang dasar
terhadap mana posisi-posisi bintangbintang ditentukan. Untuk menyatakan

83

posisi-posisi bintang di bola langit itu, maka sistem koordinat horizon


menggunakan dua buah unsur, yaitu:
1.

Tinggi bintang

2.

Azimuth bintang

Kordinat - kordinat dalam sistem koordinat horizon adalah:


1)

Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya


diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon,
seperti pada gambar azimut bintang adalah 220. Namun ada pula azimut
yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda
menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.

2)

Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur
dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi
bintang diukur 0 90 jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0 -90 jika
arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang,

lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang


yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).
Untuk menentukan tinggi sebuah bintang P, maka terlebih dahulu kita
adakan sebuah lingkaran vertikal yang melalui bintang P, lingkaran vertikal
bintang P tersebut Memotong horizon pada titik R. Dengan demikian maka tinggi
d/p bintang P = busur R-P.
Tinggi sebuah bintang dihitung mengikuti lingkaran vertikal bintang yang
bersangkutan, mulai dari horizon sampai pada bintang tersebut. Azimuth sebuah
bintang mengikuti lingkaran horizon mulai dari titik selatan, dengan arah SBUT,
sampai pada proyeksi di horizon bintang tersebut.
Berdasarkan ketentuan mengenai azimuth bintang saperti tersebut di atas,
maka nilai azimuth bintang P = busur SBUTR. Dengan mengenal istilah tersebut
akan memudahkan kita dalam memahami sistem koordinat horison dengan
ordinatnya yaitu, Azimuth dan Tinggi (A,h).

84

Tinggi benda langit dapat digambarkan pada bola langit dengan membuat
lingkaran besar yang melalui zenith, benda langit itu dan tegak lurus pada horison
(lingkaran vertikal), diukur dari horison dengan nilainya 0o-90o.
Untuk menyatakan Azimuth terdapat 2 versi:
a.

Versi pertama menggunakan titik Selatan sebagai acuan.

b.

Versi kedua yang dianut secara internasional, diantaranya dipakai pada

astronomi dan navigasi menggunakan titik Utara sebagai acuan, berupa busur
UTSB.
Kedua versi tersebut menggunakan arah yang sama, yaitu jika dilihat dari zenith
arahnya searah perputaran jarum jam yang nilainya 0o-360o.
Keuntungan dalam penggunaan sistem koordinat horison yaitu pada
penggunaannya yang praktis. Sistem koordinat yang sederhana dan secara
langsung dapat dibayangkan letak objek pada bola langit. Namun tedapat juga
beberapa kelemahan pada Sistem koordinat ini, yaitu pada tempat yang berbeda
maka horisonnya pun berbeda serta terpengaruh oleh waktu dan gerak harian
benda langit. koordinat alt-azimuth hanya berlaku lokal (di sekitar pengamat) saja.
Ketinggian dan azimuth sebuah bintang pada saat yang sama akan memiliki nilai
yang berbeda jika dilihat dari tempat yang jauh. Misalkan seorang pengamat di
Semarang ingin memberitahukan sebuah objek yang ditemukannya kepada
pengamat lain di Bandung dengan memberikan koordinat alt-azimuth objek
tersebut, maka pengamat di Bandung akan kesulitan menemukan objek yang
dimaksud.
6. Tata Koordinat Ekuator
Tata koordinat ini merupakan salah satu tata koordinat yang sering
digunakan dalam astronomi. Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda
langit dalam skala waktu relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur
koordinatnya relatif kecil terhadap waktu.
Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit
selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan
sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit.

85

Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di
muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap
lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi
dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya
disebut lingkaran kecil.

Sistem koordinat ekuator adalah sistem koordinat langit yang paling sering
digunakan.

Sistem

koordinat

ini

merupakan

sistem

koordinat

yang

bersifat geosentrik. Mirip dengan sistem koordinat geografi yang dinyatakan


dalam bujur dan lintang, sistem koordinat ekuator dinyatakan dalam asensio
rekta dan deklinasi. Kedua sistem koordinat tersebut menggunakan bidang
fundamental yang sama, dan kutub-kutub yang sama. Ekuator langit sebenarnya
adalah perpotongan perpanjangan bidang ekuator Bumi pada bola langit, dan
kutub-kutub langit sebenarnya merupakan perpanjangan poros rotasi Bumi (yang
melewati kutub-kutub Bumi) pada bola langit.
Sistem koordinat ini dapat menyatakan letak benda langit dalam skala waktu
relatif panjang. Sekalipun perubahan unsur-unsur koordinatnya relatif kecil
terhadap waktu.
Dalam setiap pembahasan sistem koordinat benda langit, setiap benda langit
selalu dipandang terproyeksi pada suatu bidang bola khayal yang digambarkan
sebagai bola langit. Bola yang memuat bidang khayal tersebut disebut bola langit.

86

Ukuran bola Bumi diabaikan terhadap bola langit sehingga setiap pengamat di
muka Bumi dianggap berada di pusat bola langit.
Seperti halnya pada pembahasan mengenai bola pada umumnya, setiap
lingkaran pada bola langit yang berpusat di pusat bola dan membagi bola menjadi
dua bagian yang sama besar disebut lingkaran besar, sedangkan lingkaran lainnya
disebut lingkaran kecil.
Seperti halnya bujur, asensio rekta dihitung sepanjang lingkaran yang sejajar
ekuator. Asensio rekta dihitung ke arah timur mulai dari titik Aries atau
titik Vernal Ekuinok yang merupakan salah satu titik perpotongan antara
bidang ekliptika dan ekuator langit, tempatMatahari berada pada tanggal 21
Maret. Asensio rekta dilambangkan dengan "", kadang-kadang disebut juga RA
(dari bahasa Inggris Right Ascension) dan dinyatakan dalam satuan sudut (jam,
menit, detik), dengan 1 jam = 360 derajad / 24 jam = 15 derajad. Dalam
pengamatan praktis seringkali harga ini tidak diketahui bahkan harus ditentukan
sehingga digunakan besaran lain yang bersifat lokal, yaitu sudut jam atau HA
(dari bahasa Inggris HourAngle).
Seperti halnya lintang, deklinasi diukur dari ekuator ke arah kutub.
Deklinasi bernilai positif bila benda langit yang diamati berada di belahan langit
utara, dan negatif bila benda langit yang diamati berada di belahan bumi selatan.
Deklinasi dilambangkan dengan " " dan dinyatakan dalam satuan sudut (derajat,
menit, detik).
Sistem koordinat ekuator merupakan sistem koordinat yang paling penting
dalam astronomi. Letak bintang-bintang, nebula, galaksi dan lainnya umumnya
dinyatakan dalam tata koordinat ekuator. Pada tata koordinat ekuator, lintasan
bintang di langit dapat ditentukan dengan tepat karena faktor lintang geografis
pengamat () diperhitungkan, sehingga lintasan edar bintang-bintang di langit
(ekuator Bumi) dapat dikoreksi terhadap pengamat. Sebelum menentukan letak
bintang pada tata koordinat ekuator, sebaiknya kita mempelajari terlebih dahulu
sikap bola langit, yaitu posisi bola langit menurut pengamat pada lintang tertentu.
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi
kutub () . Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai = , dengan diukur
dari Selatan ke KLS jika pengamat berada di lintang selatan dan diukur dari

87

Utara ke KLU jika pengamat berada di lintang utara. Jadi untuk pengamat
pada = 90 LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan
kutub lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada = 90 LS lingkaran
ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan
berimpit dengan zenit.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
1) Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA).
Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang
diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15). Sudut jam diukur dari titik
kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah
lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti
tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0
360 dari titik A ke arah barat.
2) Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (), yang diukur dari
proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi
bintang diukur 0 90 jika arahnya menuju KLU dan 0 -90 jika arahnya
menuju KLS.
Di bawah ini diberikan deskripsi istilah-istilah yang dipakai pada bola
langit:

Titik kardinal: empat titik utama arah kompas pada lingkaran horison,

yaitu Utara, Timur, Selatan dan Barat.


Lingkaran kutub, lingkaran jam atau bujur langit: lingkaran besar melalui

kutub-kutub langit.
Lingkaran ekliptika: lingkaran tempat kedudukan gerak semu tahunan

Matahari. Perpotongan bidang orbit Bumi (ekliptika) dengan bola langit.


Kutub-kutub langit: titik-titik pada bola langit tempat bola langit berotasi.
Perpotongan bola langit dengan sumbu Bumi. Kutub langit di belahan
langit Selatan disebut Kutub Langit Selatan (KLS) dan di belahan langit

Utara disebut Kutub Langit Utara (KLU).


Pada sistem koordinat ekuator, koordinat yang digunakan adalah koordinat
Aksensiorekta dan Deklinasi (d). Aksensiorekta adalah panjang busur yang
dihitung dari titik Aries atau disebut juga dengan titik gamma (g) pada

88

lingkaran ekuator langit sampai ke titik kaki dengan arah penelusuran ke

arah timur, dengan rentang antara 0 s.d. 24 jam atau 00 s.d. 3600.
Sedangkan deklinasi adalah panjang busur dari titik kaki pada lingkaran
ekuator langit ke arah kutub langit sampai ke letak benda pada bola langit.
Deklinasi bernilai positif jika ke arah KLU dan bernilai negatif jika ke
arah KLS, dengan rentang antara 00 s.d. 900 atau 00 s.d. -900.
Dalam penggunaan sistem koordinat ekuator, terdapat hubungan antara

waktu matahari dengan waktu bintang (waktu sideris). Dimana Waktu Menengah
Matahari (WMM) = sudut jam Matahari + 12 jam. Hubungan ini tentunya
berkaitan juga dengan tanggal-tanggal istimewa titik Aries terhadap Matahari.
Tanggal-tanggal istimewa tersebut adalah :

Sekitar tanggal 21 Maret (TMS), Matahari berimpit dengan Titik Aries.

Jam 0 WMM = jam 12 waktu bintang.


Sekitar tanggal 22 Juni (TMP), saat Matahari di kulminasi bawah, titik

Aries berhimpit dengan titik Timur. Jam 0 WMM = jam 18 waktu bintang.
Sekitar tanggal 23 September (TMG), saat Matahari di kulminasi bawah,
titik Aries berada di titik kulminasi atas. Jam 0 WMM = jam 0 waktu

bintang.
Sekitar tanggal 22 Desember (TMD), saat Matahari di kulminasi bawah,
titik Aries berhimpit dengan titik Barat. Jam 0 WMM = jam 06 waktu
bintang.
Sudut antara kutub Bumi (poros rotasi Bumi) dan horizon disebut tinggi

kutub () . Jika diperhatikan lebih lanjut, ternyata nilai = , dengan diukur


dari Selatan ke KLS jika pengamat berada di lintang selatan dan diukur dari
Utara ke KLU jika pengamat berada di lintang utara. Jadi untuk pengamat pada
= 90 LU lingkaran ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub
lintang utara berimpit dengan zenit, sedangkan pada = 90 LS lingkaran
ekliptika akan berimpit dengan lingkaran horizon, dan kutub lintang selatan
berimpit dengan zenit.

7. Tata Koordinat Ekliptika


a. Pengertian Ekliptika dan Lingkaran Ekliptika

89

Ekliptika adalah jalur yang dilalui oleh suatu benda dalam mengelilingi
suatu titik pusat sistem koordinat tertentu. Ekliptika pada benda langit merupakan
suatu bidang edar berupa garis khayal yang menjadi jalur lintasan benda-benda
langit dalam mengelilingi suatu titik pusat sistem tata surya. Sebagaimana equator
langit yang merupakan garis potong diantara bidang khatulistiwa dengan bola
langit, ekliptika merupakan garis potong diantara bidang tempuhan bumi dengan
bola langit atau lingkaran yang memotong lingkarang equator langit membentuk
sudut 2327. Menurut Slamet Hambali dalam bukunya, pengertian ekliptika ini
dibagi menjadi dua hal atau bagian yaitu bidang ekliptika dan lingkaran ekliptika.
Bidang ekliptika adalah bidang yang dibentuk oleh lintasan bumi mengitari
matahari setiap tahun yang berbentuk elips. Sedangkan lingkaran ekliptika sendiri
adalah lingkaran yang dibentuk oleh lintasan semu matahari dalam mengelilingi
bumi selama satu tahun . Titik perpotongan antara lingkaran equator dan ekliptika
itu terjadi dua kali yaitu pada saat matahari bergerak dari langit bagian selatan ke
bagian utara yaitu di titik aries. Dan yang kedua pada saat matahari bergerak dari
bagian langit utara ke bagian selatan yaitu di titik libra. Lingkaran ekliptika ini
terbagi menjadi 4 bagian, masing-masing bagian terbagi lagi menjadi 3 bagian,
sehingga menjadi 12 bagian. Tiap bagian diberi nama rasi bintang atau buruj
(zodiac) yang besarnya 30.
b. Lingkaran Bujur dan lingkaran lintang Ekliptika
Dalam sistem penentuan posisi benda langit atau dalam sistem koordinat
ekliptika, diperlukan beberapa unsur diantaranya bujur ekliptika, lingkaran bujur
ekliptika, lintang ekliptika dan juga lingkaran lintang ekliptika.
Lingkaran bujur ekliptika Bujur ekliptika (ecliptic longitude) adalah sudut
yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan pengamat dengan titik musin semi
dan garis yang menghubungkan pengamat dengan proyeksi benda langit pada
lingkaran ekliptika. Bujur ekliptika ini dihitung mulai dari 0 sampai 360 dan
dimulai dari titik menelusuri titik ekliptika ke arah timur. Disamping itu juga
dikenal sudut bujur ekliptika yang merupakan sudut yang dibentuk oleh lingkaran
bujur ekliptika melalui titik aries dengan lingkaran bujur ekliptika yang melalui
benda langit atau jarak yang dihitung dari titik aries ke arah timur melalui
lingkaran ekliptika. Sedangkan pengertian lingkaran bujur ekliptika itu sendiri

90

ialah suatu titik besar yang menghubungkan antara kutub utara ekliptika dengan
kutub selatan ekliptika.
Berikut gabungan gambar sistem koordinat ekliptika dan koordinat
ekuatorial:

= titik aries (vernal equinox) = asensio rekta = bujur ekliptika = deklinasi


= lintang ekliptika
c. Pembagian Sistem Koordinat Ekliptika
Dalam sistem koordinat ekliptika dikenal ada dua pembagian yaitu sistem
koordinat heliosentrik dan sistem koordinat geosentrik. Antara sistem Koordinat
Ekliptika Heliosentrik dan Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik sebenarnya
identik. Yang membedakan keduanya hanyalah manakah yang menjadi pusat
koordinat. Pada Sistem Koordinat Ekliptika Heliosentrik, yang menjadi pusat
koordinat adalah matahari (helio = matahari). Sedangkan pada Sistem Koordinat
Ekliptika Geosentrik, yang menjadi pusat koordinat adalah bumi (geo = bumi).
Karena itu keduanya dapat digabungkan menjadi Sistem Koordinat Ekliptika.
Pada Sistem Koordinat Ekliptika, yang menjadi bidang datar sebagai referensi
adalah bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama
dengan bidang orbit matahari mengitari bumi (geosentrik).
(1) Sistem koordinat heliosentrik (heliosentric ecliptical coordinate)

91

Pada koordinat ini, matahari (sun) menjadi pusat koordinat. Benda langit
lainnya seperti bumi (earth) dan planet bergerak mengitari matahari. Bidang datar
yang identik dengan bidang xy adalah bidang ekliptika yatu bidang bumi
mengitari matahari.

Pusat koordinat: Matahari (Sun).

Bidang datar referensi: Bidang orbit bumi mengitari matahari (bidang


ekliptika) yaitu bidang xy.

Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE), didefinisikan sebagai sumbu x.

Koordinat:

r = jarak (radius) benda langit ke matahari

l = sudut bujur ekliptika (ecliptical longitude), dihitung dari VE


berlawanan arah jarum jam

b = sudut lintang ekliptika (ecliptical latitude), yaitu sudut antara garis


penghubung benda langit-matahari dengan bidang ekliptika.

(2) Sistem koordinat geosentrik (geosentric ecliptical coordinate)


Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan
planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah
bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik

Pusat Koordinat: Bumi (Earth)

Bidang datar referensi: Bidang Ekliptika (Bidang orbit bumi mengitari


matahari, yang sama dengan bidang orbit matahari mengitari bumi) yaitu
bidang xy.

Titik referensi: Vernal Ekuinoks (VE) yang didefinisikan sebagai sumbu x.

Koordinat:

Delta = Jarak benda langit ke bumi (seringkali diabaikan atau tidak perlu
dihitung)

Lambda = Bujur Ekliptika (Ecliptical Longitude) benda langit menurut


bumi, dihitung dari VE.

92

Beta = Lintang Ekliptika (Ecliptical Latitude) benda langit menurut bumi


yaitu sudut antara garis penghubung benda langit-bumi dengan bidang
ekliptika

E. SIMPULAN
1. Gerakan benda langit terjadi karena bumi berotasi, sehingga seakan akan
benda langit bergerak mengelilingi bumi
2. Sistem koordinat yang digunakan dalam menentukan posisi benda langit
adalah sistem koordinat horison, koordinat ekuator dan koordinat ekliptika.
F. DAFTAR PUSTAKA
https://goresankataku.wordpress.com/2014/04/14/sistem-koordinat-ekliptika/
diakses 26 Oktober 2015
http://lautansemesta.blogdetik.com/2010/02/20/sistem-koordinat-benda-langit/
diakses 24 Oktober 2015
http://ekhayuniarphysic10.blogspot.co.id/2014/01/makalah-ipba-sistem-koordinatbenda.html diakses 24 Oktober 2015
Ramalis, Taufik Rahman. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung:
Laboratorium IPBA Fisika FMIPA UPI.

DAFTAR PERTANYAAN
1. Devi (kelompok 8)
Apa maksud dari benda langit bergerak karena rotasi bumi?
Jawab:
Benda langit dianggap berada di bola langit. Dimana pergerakan bendabenda langit yang relatif dekat dengan bumi yang terjadi karena bumi
berotasi pada porosnya, meskipun benda-benda langit juga bergerak pada
lintasannya sendiri-sendiri.
93

2. Maghfirotul (kelompok 9)
Apa maksud dari simbol Deklinasi, HA, dan bagaimana cara
mengetahuinya?
Jawab:
Deklinasi memiliki simbol diukur dari proyeksi bintang di ekuator ke arah
bintang itu menuju ke kutub Bumi. HA atau Sudut jam menunjukkan letak
suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam
(ingat,1h = 15). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke
arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam)
ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang
akan berkulminasi).
3. Peni (kelompok 3)
Mengapa saat melihat gerhana matahari secara langsung, mengapa bisa
buta?
Bagaimana rasi bintang bisa terbentuk?
Jawab:
Karena adanya pancaran yang sangat kuat dari matahari, dimana mata tidak
mampu untuk menahan pancaran tersebut.
Rasi bintang terbentuk karena adanya posisi-posisi bintang yang berdekatan
dan membentuk suatu pola tertentu sehingga diberi nama untuk menyebut
pola tersebut, atau yang sering disebut dengan rasi bintang.
4. Ani (kolompok 4)
Apakah gerak semu matahari berhubungan dengan angin muson?
Jawab:
Gerak semu tahunan matahari mempengaruhi angin muson. Dimana saat
matahari condong di kutub utara, maka matahari akan lebih lama menyinari
kutub utara sehingga suhu kutub utara lebih panas daripada suhu kutub
selatan. Karena suhu kutub utara panas, maka tekanannya akan rendah dan
tekanan pada kutub selatan lebih tinggi, sehingga udara akan bergerak dari
kutub selatan ke kutub utara, atau terjadi angin muson timur. Begitu
sebaliknya ketika matahari condong di kutub selatan.
5. Iswatun (kelompok 5)
Apakah gerhana bulan terjadi secara periodik? Jelaskan ?
Apakah faktor lain yang menyebabkan terjadinya gerhana selain karena
rotasi dan revolusi?

94

Jawab:
Ya, karena bulan secara periodik mengelilingi bumi, sehingga pada saat
bulan, bumi dan matahari berada pada garis lurus akan terjadi gerhana
bulan, meskipun tidak semua gerhana bulan dapat teramati secara jelas oleh
mata telanjang.
Menurut kelompok kami, tidak ada faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya gerhana selain karena rotasi dan revolusi.
6. Atikah (kelompok 1)
Bagaimana variasi deklinasi matahari?
Jawab:
Matahari dalam periode semu hariannya selalu memiliki deklinasi yang
berubah-ubah di langit, hal ini dikarenakan kemiringan ekliptika (garis edar
matahari tahunan) dengan ekuator langit adalah 23,5 derajat. Karena itu
lintasan matahari tahunan miring terhadap ekuator langit sehingga matahari
dapat mencapai deklinasi sebesar +23,5 derajat atau -23,5 derajat.
Jika deklinasi matahari positif artinya matahari sedang berada di daerah
utara khatulistiwa, panjang siang di daerah utara akan lebih lama dari 12
jam. Demikian juga jika deklinasi matahari negatif artinya matahari sedang
berada di daerah selatan khatulistiwa, panjang siang di daerah selatan akan
lebih lama dari 12 jam. Jika deklinasi matahari 0 derajat, artinya matahari
tepat berada di atas khatulistiwa, pada kasus ini panjang siang hari di semua
tempat di bumi ini (kecuali daerah kutub) adalah tepat 12 jam.
Tabel perubahan deklinasi Matahari adalah sbb. :
Tanggal

Deklinasi Matahari

21/3

0 derajat

22/6

+ 23,5 derajat

23/9

0 derajat

22/12

- 23,5 derajat

7. Erwin (kelompok 2)
Bagaimanakah lintasan bumi mengelilingi matahari pada 22 juni?
Jawab:
Lintasan bumi dalam mengelilingi matahari berbentuk elips.
8. Puji Astutik (kelompok 7)

95

Adakah hubungan antara kalender Hijriah dengan gerak bulan?


Jawab:
Kalender bulan dihitung atau didasarkan pada pergerakan bulan dalam
mengelilini matahari, dimana terjadi fase-fase bulan yang menjadi acuan
dalam penanggalan kalender Hijriyah.

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA)


Sistem Tata Surya
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(IPBA)
dosen pengampu : Prof.Dr.Sarwi,M.Si.

Disusun oleh :
Kelompok 7
1
2
3
4

Rulyaimah
Ika Novi Astuti
Puji Astutik
Arif Fachrurozi
Rombel : 002
Semester Gasal

96

(4101413018)
(4101413034)
(4101413038)
(4201413062)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang Masalah


Tata surya merupakan sebuah sistem yang terdiri dar matahari dan

benda-benda langit lainnya. Matahari merupakan pusat dari tata surya dimana
anggoa tata surya yang lain beredar mengelilingi matahari.
Menurut sejarah, tata surya terbentuk atas berbagai peristiwa.
Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli mengenai terbentuknya tata surya. Dari
mulai teori nebula, teori planetesimal, sampai teori big bang yang paling terkenal.
Lalu bagaimana sebenarnya matahari, planet, satelit, dan benda langit lainnya
yang bekerja secara teratur dalam tata surya ini terjadi ?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan para ahli, sampai saat ini
adanya kehidupan diyakii hanya di bumi. Para ahli tidak menemukan adanya
tanda-tanda kehidupan di planet-planet selain bumi. Planet mars misalnya, di sana
hanya ditemukan sisa-sisa kehidupan atau dengan kata lain di planet mars pernah
ada kehidupan. Cabang ilmu yang mempelajari berbagai benda langit beserta sifat
dan gejalanya atau karakteristiknya dinamakan astronomi.
Matahari, planet-planet, bintang, dan bulan adalah beberapa bagian
dari sistem tata surya kita. Selain itu masih ada satelit, meteor, dan benda langit
lainnya yang sebenarnya memiliki peran sangat besar dalam kehidupan. Tetapi,
tidak semua peran anggota tata surya tersebut diketahui secara rinci.
Seluruh benda langit tersebut beserta dengan matahari berada dalam
suatu sistem yang dinamakan Sistem Tata Surya. Matahari sendiri berada dalam
suatu galaksi. Sebuah galaksi tersusun atas gugus-gugus bintang. Gabungan
gugus-gugus bintang itulah yang membentuk suatu galaksi. Bintang-bintang
berada dalam suatu galaksi yang jumlahnya mencapai ratusan miliyar. Galaksi
juga termasuk dalam tata surya.
Peran serta dan fungsi masing-masing anggota tata surya selama ini
hanya diketahui secara sedrhana. Misalnya panas sebagai pusat tata surya, bulan
adalah penerang saat malam, dan tempat adanya kehidupan adalah bumi.
97

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis mencoba untuk membahas


lebih dalam mengenai Sistem Tata Surya.
2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang timbul
adalah sebagai berikut,
1 Bagaimana sistem tata surya terbentuk ?
2 Apa sajakah anggota dari sistem tata surya ?
3 Apakah fenomena di alam semesta (tata surya) ?

Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukan penulisan adalah sebagai berikut,
1 Mengetahui proses terbentuknya sistem tata surya.
2 Mengetahui anggota dari sistem tata surya.
3 Mengetahui fenomena di alam semesta dan di tata surya.

Manfaat Penulisan
Dari makalah ini diharapkan akan memberi manfaat bagi pihak
yang bersangkutan antara lain,
1 Untuk mengetahui proses terbentuknya sistem tata surya.
2 Untuk mengetahui anggota dari sistem tata surya.
3 Untuk mengetahui fenomena di alam semesta dan di tata surya.

98

BAB 2
PEMBAHASAN
1

Terbentuknya Sistem Tata Surya


Tata surya adalah susunanbenda-benda langit yang terdiri atas
matahari sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid,
dan semua objek yang terikat oleh gaya grafitasinya yang mengelilingi
matahari. Tata surya merupakan suatu sistem yang terdiri dari matahari,
delapan planet, planet kerdil, komet, asteroid, dan benda-benda angkasa kecil
lainnya (Ikhlasul, 2007). Matahari merupakan pusat dari tata surya dimana
anggota tata surya yang lain beredar mengelilingi matahari.
Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk menjelaskan
bagaimana asal mula terjadinya sistem tata surya. Cabang ilmu astronomi
yang khusus mempelajari asal muasal terbentuknya tata surya adalah
kosmogoni (cosmogony). Sejak abad ke-18 sudah diusulkan teori-teori
mengenai asal muasal tata surya ini. tidak ada yang benar dalam sebuah teori.
Namun, pengujian teori-teori tersebut dilakukan dengan membandingkannya
dengan fakta-fakta di lapangan dan temuan-temuan baru akibat perkembangan
teknologi. Di antara fakta-fakta tersebut adalah
1 Orbit-orbit planet yan paralel terhadap ekuator matahari
2 Orbit-orbit anggota tata surya yang sirkular
3 Semua planet bergerak dalam arah berlawanana arah jarum jam sesuai
4

dengan gerakan rotasi matahari


Planet yang juga berotasi dalam arah berlawanan arah jarum jam (kecuali

Vanus dan Uranus).


Planet terestial dan pplanet jovian yang memiliki karakteristik fisik dan

kimia yang berbeda.


Srruktur satelit-satelit yang mengorbit planet mirip miniatur sistem tata

surya.
Para ahli kosmogeni selalu memperhatikan hal-hal tersebut di atas untuk
menguji dan menyempurnakan teori asal muasal pembentukan tata surya.
Teori-teori pembentukan tata surya tersebut adalah sebagai berikut,
1 Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace
Salah satu teori asal muasal tata surya adalah hipotesa nebula
(nebular hypothesys) yang diusulkan oleh Immanuel Kant yang pada tahun
1755 (Kartunnen, 2006:197). Menurut teori ini tata surya terbentuk dari

99

nebula yan berotasi. Pada tahun 1796, Simon de Laplace mengusulkan


bahwa planet-planet terbentuk dari cincin gas yang disemburkan oleh
ekuator matahari.
Kabut gas dan debu (nebula) yang sebagian besar terdiri atas
hidrogen dan helium. Nebula mengisi seluruh alam semesta, karena proses
pendinginan kabut gas tersebut menyusut dan ulai berputar. Proses ini
mula-mula berjalan lambat selanjutnya semkain cepat dan bentuknya
berubah dari bulat menjadi semacam cakram, yang kemudian menjadi
matahari sedangkan sisanya tetap berputar dan terbentuklah planet beserta
satelitnya.

Gambar 2.1 Model Nebula Laplace. (a) Nebula yang berotasi. (b) Nebula
mengalami pemipihan sepanjang sumbu rotasinya. (c) Pembentukan
bentuk lentikuular. (d) Serangkaian cincin terbentuk akibat terjadinya
2

pengerutan inti. (e) Terbentuk planet masing-masimg cincin.


Teori Planetesimal
Teori Planetesimal dicetuskan oleh Thomas Chamberlin pada tahun
1900. Beliau mengatakan bahwa tata surya terbentuk akibat adanya
bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal
pembentukan matahari. Kedekatan itu menyebabkan terjadi tonjolan pada
permukaan matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya
dua lengan spiral yang memanjang dari matahari. Sebagian materi tertarik
kembali, atau tetap di orbit, mendingin memadat, dan menjadi benda
berukuran kecil yang disebut Planetesimal.
Penjelasan lain dari teori ini disebut juga teori penangkapan yaitu
bahwa terbentuknya tata surya berawal dari adanya interaksi antara

100

matahari dengan protobintang (calaon bintang). Proses tersebut dimana


suatu massa protobintang melintasi matahari dan sebagian materi dari
protobintang

tersebut

tertarik

oleh

gravitasi

matahari

kemudian

mambentuk planet.

Gambar 2.2 Representasi Teori Planetesimal


Teori Pasang
Teori ini dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini mengatakan
bahwa pada saat sebelum terbentuk sistem tata surya, ke dekat suatu
protobintang (bakal matahari) melintas bintang lain yang lebih besar
(masif). Akibatnya ada sebagian materi dari protobintang tersebut yang
tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi
protobintang yang tertarik tersebut kemudian manjadi planet-planet,
sedangkan protobintang menjadi matahari.
Penjeasan lain dari teori pasang ini adalah planet-planet terbentuk
langsung oleh gas matahari yang tertarik oleh sebuah bintang yang
melintas di dekatnya. Bintang mendekat atau bahkan menyerempet
matahari, tarikan gravitasinya menyedot filamen gas yang berbentuk
cerutu panjang. Filamen yang membesar di bagian tengahnya dan
mengecil di kedua ujungnya, filamen inilah akhirnya yang membentuk
sebuah planet.

101

Gambar 2.3 representasi Teori Pasang


Teori Bintang Kembar
Teori Bintang Kembar dipelopori oleh Fred Hoyle pada tahun
1905-1973. Teori ini menjelaskan bahwa tata surya berupa dua bintang
yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan tertangkap oleh gravitasi
bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.

Gambar 2.4 Representasi Teori Bintang Kembar


Teori Awan Debu
Tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar
membentuk cakram raksasa. Teori ini dikemukakan oleh G.P.Kuiper.

Gambar 2.5 Representasi Teori Awan Debu


Teori Big Bang

102

George Lemaite adalah pencetus teori Big Bang. Teori ini


menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari adanya suatu energi panas
yang sangat padat yang terus-menerus mengembang dan meledak.

Gambar 2.6 Representasi Teori Big Bang


Anggota Sistem Tata Surya
Anggota tata surya adalah benda-benda langit yang terdiri dari
matahari sebagai pusat tata surya dan benda-benda langit lainnya yang
bergerak mengelilinginya.

Gambar 2.7 Sistem Tata Surya


Jenis benda-benda langit yang termasuk ke dalam anggota sistem tata surya
adalah sebagai berikut,
1 Matahari
Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat
dengan bumi. Jarak rata-rata bumi ke matahari adalah 150 juta km atau
satuan astronomi. Matahari berbentuk bola gas pijar yang tersusun atasa
gas hidrogen dan helium. Matahari mempunyai diameter 1,4x106 km, suhu
permukaannya mencapai 6000 . Matahari merupakan sumber energi
utama bagi planet bumi yang menyebabkan berbagai proses fisis dan
biologi dapat berlangsung.

103

Energi yang dipancarkan oleh matahari dibentuk di bagian


dalam matahari melalui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh matahari ke
bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik.
Matahari disusun oleh 70% unsur hidrogen, 25% unsur helium, dan 5%
unsur yang lebih berat (oksigen, karbon, dan neon).
Adapun
struktur
Matahari adalah sebagai berikut,
a Inti Matahari
Inti merupakan pusat matahari.
Di dalam inti terjadi reaksi
nuklir yang merupakan sumber
energi

matahari.

Suhu

inti

matahari mencapai 15.000.000


kelvin.
Gambar 2.8 Matahari
b

Fotosfera
Fotosfera merupakan permukaan matahari yang menghasilkan cahaya
paling terang dan menyilaukan. Tebal fotosfera kira-kira 300 km

dengan suhu rata-rata 5700 kelvin.


Kromosfera
Kromosfera adalah lapisan gas paling tebal berwarna kemerahan yang
melindungi matahari. Kromosfera dianggap sebagai atmosfer matahari,

tebalnya kira-kira 16.000 km dan suhunya sekitar 10.000 kelvin.


Korona
Korona merupakan lapisan matahari terluar dan dapat terlihat jelas
dengan mata biasa pada saat terjadinya gerhana matahari total,
sedangkan untuk melihat saat tidak terjadi gerhana matahari total
menggunakan alat korongraf. Suhu korona dapat mencapai 2.000.000

kelvin.
Planet
a
b
c

Berdasarkan kriteria IAU, planet adalah benda yang


mengorbit matahari
bentuk fisiknya cenderung bulat
orbitnya bersih dari keberadaan benda angkasa lain.
Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat

ad sembilan planet dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars,
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Sejak tahun 2006, Pluto
tidak dikategorikan lagi sebagai planet karena kriteria ketiga dari tiga
104

kriteria di atas tidak dipenuhi Pluto. Pluto memiliki orbit yang memotong
orbit Neptunus sehingga dianggap orbit Pluto belum bersih dari benda
angkasa lain. Ukuran Pluto tidak lebih besar dari Bulan dan jika dilihat
dengan teleskop maka akan tampak benda angkasa lain yang ukurannya
hampir sama dengan Pluto yaitu yang diberi nama Charon. Pada tanggal
24 Agustus 2006, Uni Astronomi Internasional (IAU) di Praha, Ceko
menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebagai planet, bahkan pada tanggal 7
September 2006 nama Pluto diganti dengan deretan enam angka yaitu
134340. Dengan demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya
terdapat delapan planet.
Setiap planet mempunyai kala revolusi dan kala rotasi yang
berbeda-beda. Planet tidak bisa memancarkan cahaya sendiri tetapi hanya
memantulkan cahaya yang diterima dari matahari.
Adapun delapan planet yang menghuni tata surya kita sampai
saat ini adalah sebagai berikut,
a Merkurius
Merkurius adalah planet terdekat dari matahari, jaraknya
sekitar 58 juta km (0,4 SA). Merkurius adalah planet terkecil dengan
diameter sekitar 4.862 km. Merkurius sering terlihat saat senja dan fajar
hari. Merkurius berotasi selama 59 hari dan berevolusi selama 88 hari.
Jarak aphelium planet Merkurius adalah 57,9 juta km. Merkurius tidak
memiliki atmosfer sehingga langit Merkurius berwarna hitam.
Kerapatan atau densitasnya 5,43 gr/cm3.
Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat serta
mempunyai kepadatan sebesar 5,43 gr/cm3 dan Bumi hanya 4,4 gr/cm3.
Ada teori yang mengatakan bahwa Merkuri pada awalnya
mempunyai perbandingan logam-silikat mirip denganmeteor Kondrit
umumnya dan mempunyai massa sekitar 2,25 kali massanya yang
b

sekarang.
Venus
Venus merupakan planet terdekat kedua dari matahari.
Jaraknya dengan matahari sekitar 108 juta km (0,7SaA) sehingga di
Venus suhunya sangat panas dapat mencapai 4800 . Tingginya
suhu di planet Venus diakibatkan adanya efek rumah kaca. Kerapatan

105

atau densitas Venus adalah 5,24 gr/cm3. Venus berotasi selama 243 hari
dengan arah rotasi yang berlawanan dengan planet lain dan berevolusi
selama 225 hari.
Planet ini diselimuti awan tebal karbon dioksida sehingga
sulit dilihat. Tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah
habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung
berapi. Venus sering terlihat saat fajar tiba, oleh sebab itu Venus diberi
c

julikan Bintang Fajar.


Bumi
Bumi merupakan planet yang paling berbeda dengan yang
lain karena di planet inilah terdapat kehidupan. Suhu dan tekanan di
permukaan Bumi memungkinkan air berada daam wujud padat, cair,
maupun gas. Bumi berdiameter sekitar 12.700 km. Jarak Bumi dengan
Matahari sekitar 150 juta km (1,0 SA). Bentuk Bumi bulat agak lonjong
(ellipsoid). Pada arah kutubnya terjadi pemampatan dan agak
menggelembung di sekitar khatulistiwa. Bentuk seperti ini pun terlihat
pada planet Yupiter dan Saturnus. Jadi bentuk ini bukan merupakan satu
kebetulan, bentuk seperti ini diakibatkan oleh rotasi Bumi. Bumi

mempunyai satu satelit yaitu Bulan.


Mars
Mars adalah planet keempat dari Matahari. Mars memiliki
diameter sekitar 6.800 km. Jaraknya dari Matahari sekitar 228 juta km
(1,6 SA). Mars berevolusi selama 687 hari dan berotasi selama 24 jam
37 menit. Mars disebut planet merah karena tampak berwarna merah
menyala bila dilihat dari Bumi. Phobos dan Deimos adalah satelit planet

Mars.
Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar di galaksi kita, diameternya
sekitar 142.860 km, volumenya sekitar 1.300 kali Bumi. Meskipun jauh
dari Bumi, tetapi Yupiter lebih mudah dilihat, karena Yupiter
memantulkan 70% cahaya Matahari yang diterimanaya. Yupiter berotasi
selama 9 jam 5 menit dan berevolusi selama 11,9 tahun. Jaraknya dari
Matahari sekitar 778 juta km (5,2 SA). Yupiter mempunyai empat buah

satelit yaitu IO, Europa, Ganymede, dan Callisto.


Saturnus

106

Saturnus merupakan benda langit yang sangat mempesona


karena cincin-cincinnya. Saturnus berjarak 1.428 juta km (10 SA) dari
Matahari. Berotasi selama 10 jam 14 menit dan berevolusi selama 29,5
tahun. Saturnus memiliki diameter sekitar 120.000 km. Jadi, Saturnus
merupakan planet terbesar kedua setelah Yupiter. Planet Saturnus
mempunyai Mimas, Encelandus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion,
g

Lapetus, dan Phoebe sebagai satelitnya.


Uranus
Uranus berotasi pada sumbu yang sebidang dengan bidang
edarnya mengelilingi Matahari. Hal ini berbeda dengan planet-planet
lain. Uranus berotasi selama 10 jam 49 menit dan berevolusi selama 84
tahun. Jaraknya dari Matahari sekitar 19,6 juta km (2.896 SA). Uranus
berdiameter sekitar 50.100 km. Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan

Oberion adalah satelit bagi Uranus.


Neptunus
Neptunus merupakan planet terakhir dalam galaksi kita.
Jaraknya dengan Matahari yaitu 4.495 juta km (38,8 SA). Neptunus
berotasi selama 15 jam 48 menit dan berevolusi selama 165 tahun.
Diameter Neptumus hampir empat kali diameter Bumi, yaitu sekitar
48.600 km. Bentuk planet ini mirip dengan Bulan dengan permukaan
terdapat lapisan tipis silikat. Komposisi penyusun planet ini adalah besi
dan unsur berat lainnya. Planet ini hanya mempunyai dua satelit yaitu

Triton dan Nereid.


Asteroid

Gambar 2.9 Asteroid


Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet.
Asteroid terletak diantara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga
planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama
adalah Ceres yang ditemukan oleg Giussepe piazzi (astronom Italia).

107

Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah mendekati Bumi dengan
orbit yang berbentuk lonjong.
Di dalam sistem tata surya ditaksir terdapat 100.000 buah
planetoid yang ukurannya antara 2-750 km2. Asteroid-asteroid tersebut
senantiasa berputar diantara planet Mars dan planet Yupiter membentuk
sabuk asteroid.

Gambar 2.10 sabuk Asteroid


4

Meteorid

Gambar 2.11 Meteorid


Meteorid adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan
melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung
unsur besi dan nikel. Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer bumi karena
pengaruh gravitasi bumi. Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan
panas yang membakar habis batuan-batuan itu sebelum sempat mencapai
permukaan bumi. Batuan-batuan atau benda langit yang bergesekan
dengan atmosfer bumi dan habis terbakar sebelum sampai di permukaan
bumi deisebut meteor. Adapun batuan-batuan yang tidak habis terbakar
5

dan sampai di permukaan bumi disebut meteorit.


Komet

108

Gambar 2.12 Komet


Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu komese yang artinya
berambut panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang
mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas
es yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet.
Komet menyemburkan gas bercahaya yang dapat terlihat dari
Bumi. Bagian-bagian komet yaitu,
a Inti komet, yaitu bagian komet yang kecil tetapi padat tersusun dari
b
c

debu dan gas.


Koma, yaitu daerah kabut di sekeliling inti.
Ekor komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu
mencapai satu satuan astronomi.
Arah ekor komet selalu menjauhi Matahari. Hal ini dikarenakan

ekor komet terdorong oleh radiasi dan angin Matahari. Kebnyakan komet
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi harus dengan
menggunakan teleskop.
Orbit komet tidak seperti orbit planet maka komet akan terlihat
di bumi jika komet tersebut sedang berada dekat dengan Matahari. Oleh
karena itu ada komet yang mendekati Bumi setiap 3 atau 4 tahun sekali,
tetapi ada juga yang sampai 76 tahun sekali yaitu Komet Halley.

109

Gambar 2.13 Bentuk Lintasan Komet


6

Satelit
Satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa
mengiringi dan berputar terhadap planet pusatnya.
Berdasarkan cara terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian
yaitu,
a Satelit Alam, yaitu satelit yang terbentuk karena adanya peristiwa alam

bersamaan dengan terbentuknya planet.


Contoh : Bulan adalah satelit Bumi
Satelit Buatan, yaitu satelit yang dibuat oleh manusia yang digunakan
untuk tujuan tertentu.
Contoh : satelit cuaca, satelit komunikasi, satelit mata-mata, dan
sebagainya.
Pada

umumnya

planet-planet

dalam

sistem

tata

surya

mempunyai beberapa satelit yang senantiasa mengiringinya. Hanya planet


Merkurius dan palanet venus yang tidak memiliki satelit. Jumlah masingmasing satelit untuk setiap planet adalah sebagai berikut,
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama Planet

Jumlah Satelit Alam

Merkurius
0
Venus
0
Bumi
1
Mars
2
Yupiter
17
Saturnus
18
Uranus
15
Neptunus
8
Adapun gambar dan nama-nama dari satelit yang dimiliki oleh

suatu planet adalah sebagai berikut,

Io

Europa
Ganymede
Gambar 2.14 Satelit-satelit Planet Yupiter

110

Callisto

Titan

Tethys

Rhea

Dione

Gambar 2.15 Satelit-satelit Saturnus

Oberon

Miranda

Umbriel

Ariel

Gambar 2.16 Satelit-satelit Uranus

Triton

Larissa

Proteus

Nereid

Gambar 2.17 Satelit-satelit Neptunus

Gambar 2.18 Satelit Buatan


3

Fenomena di Alam Semesta dan di Tata Surya


1 Fenomena di Alam Semesta
a Lubang Hitam
b Tabrakan Antargalaksi
c Quasar
d Materi Gelap (Dark Materi)
e Geombang Gravitasi (Gravity Wave)
f Energi Vakum
g Mini Black Hole
h Neutrino
i Ekstrasolar Planet (Exoplanet)
j Radiasi Kosmik
111

k Antimateri
Fenomena di Tata Surya
a Petir yang sangat Dasyat
b Gerhana
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi pada sebuah benda
angkasa bergerak kedalam bayangan sebuh benda angkasa lain. Istilah
ini umumnya digunakan untuk gerhana Matahari ketika posisi Bulan
terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana Bulan saat sebagian
atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi.
1 Gerhana Bulan
Gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang
Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Gerhana Bulan terjadi jika
Matahari-bumi-Bulan berada dalam satu garis lurus yang sama
sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena
terhalangi oleh Bumi. Keadaan ini menunjukkan bahwa gerhana
Bulan hanya mungkin terjadi pada saat bulan purnama. Tetapi pada
kenyataannya gerhana Bulan tidak muncul setiap terjadi fase bulan
purnama. Hal ini disebabkan orbit Bulan pada saat mengelilingi
Bumi membentuk sudut inklinasi sebesar 5,2 derajat terhadap bidang
ekliptika Bumi.

Gambar 2.19 Sudut Inklinasi Bulan terhadap Bidang Ekliptika Bumi


Gerhana Bulan dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut,
a Gerhana Bulan Total
b Gerhana Bulan Penumbra
c Gerhana Bulan Sebagian
Adanya gerhana Bulan akan menyebabkan kekuatan gravitasi Bumi
semakin berkurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi
gerhana Bulan, maka permukaan air laut akan cenderung mengalami
pasang maksimal. oleh karena itu, adanya pasang dan surut air laut
juga dipengaruhi oleh gerhana Bulan.
2

Gerhana Matahari
112

Gerhana Matahari terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi berada


pada satu garis lurus, sehingga bayangan Bulan akan mengenai
Bumi. Seperti yang kita ketahui bahwa ukuran Bulan lebih keci dari
Ukuran Bumi, maka hanya sebagian tempat di permukaan Bumi
yang terkena bayangan Bulan (hanya sebagian tempat yang
mengalami gerhana Matahari).
Gerhana Matahari mungkin terjadi jika,
a Kerucut bayang-bayang Bulan cukup panjang untuk mengenai
b

Bumi.
Bulan berada di simpul (node) atau pada jarak tertentu dari

simpul.
Bulan dalam kedudukan konjungsi (searah Matahari) dengan
bulan baru.

Adanya gerhana Matahari juga berpengaruh pada,


a
b

Kehidupan plankton
Fenomena Alam, seperti turunnya suhu, perubahan angin menjadi
kencang, tekanan udara turun, dan meningkatnya kekeruhan
udara.

113

BAB 3
PENUTUP
1

Simpulan
Berdasarkan uraian mzteri di atas, dapat disimpulkan bahwa
tata surya adalah susunanbenda-benda langit yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya dan planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid, dan
semua objek yang terikat oleh gaya grafitasinya yang mengelilingi
matahari. Banyak hipotesa yang disusun oleh para ahli untuk
menjelaskan bagaimana asal mula terjadinya sistem tata surya,
1
2
3
4
5
6

diantaranya:
Teori Hipotesa Nebula Kant dan Laplace
Teori Planetesimal
Teori Pasang
Teori Bintang Kembar
Teori Awan Debu
Teori Big Bang
Sedangkan Anggota tata surya adalah benda-benda langit yang
terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya dan benda-benda langit
lainnya yang bergerak mengelilinginya. Jenis benda-benda langit yang

1
2
3
4
5
6

termasuk ke dalam anggota sistem tata surya adalah sebagai berikut,


Matahari
Planet
Asteroid
Meteorid
Komet
Satelit
Terkait dengan adanya sistem tata surya, banyak fenomenafenomena yang terjadi, baik di alam maupun di tata surya, fenomenafenomena tersebut adalah.
a
b
c
d
e
f
g
h
i

1 Fenomena di Alam Semesta


Lubang Hitam
Tabrakan Antargalaksi
Quasar
Materi Gelap (Dark Materi)
Geombang Gravitasi (Gravity Wave)
Energi Vakum
Mini Black Hole
Neutrino
Ekstrasolar Planet (Exoplanet)
114

j
k

Radiasi Kosmik
Antimateri
2 Fenomena di Tata Surya
a Petir yang sangat Dasyat
b Gerhana, yakni gerhana bulan dan gerhana matahari

115

DAFTAR PUSTAKA
Ramlan, Taufik. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung:
Laboratorium IPBA, Fisika FMIPA UPI
Sarwi. 2012. Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
Semarang: Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Negeri
Semarang

Paper untuk Memenuhi Tugas


Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

BINTANG DAN DINAMIKANYA

KELOMPOK 8 :
1. Alik Sus Adi (4201413099)
2. Destya Restu (4201413041)
3. Agustina Eka Fajarwati (4201413029)
4. Devi Rakhma Pradani (420113050)
116

UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2015

BINTANG DAN DINAMIKANYA


Tanpa teropong, dapat terlihat sekitar lima ribu bintang. Tetapi bila
menggunakan teropong yang garis tengah lensanya 10 cm, dapat dilihat tidak
kurang dua juta bintang. Apalagi dengan teropong raksasa bergaris tengah 5 m
seperti di Observatorium Mount Palomar di Amerika, jumlahnya diperkirakan
menjadi satu milyard bintang. Namun demikian tidak ada seorang astronompun
yang dapat menghitung jumlah bintang, karena banyaknya bagaikan butir pasir di
pantai, bagaikan butir di sahara.
Pengidentifikasian bintang-bingtang tampaknya sebagai hall yang tak
mungkin. Tetapi, untuk bintang-bintang yang tampak tempatnya tidak berubah
terhadap binntang-bintang lainnya, bintang-bintang tersebut membentuk pola
tertentu yang tidak berubah dari tahun ke tahun. Pola-pola bintang tersebut di
sebut Konstelasi. Konstelassi mempunyai nama seperti Leo (lion), Ursa Mayor
( beruang besar), Orion (hunter), Telescopium (teleskop), Libra (timbangan), dsb.
A. Matahari sebagai Bintang
Matahari sebagai Bintang Orang-orang zaman dahulu untuk
dapat mencari dan menentukan arah dengan melihat rasi bintang di langit.
Tahukah kamu bintang apakah yang paling dekat dengan bumi?

117

1. Matahari Sebagai Salah Satu Bintang


Benda langit di jagat raya ini jumlahnya banyak sekali. Ada yang
dapat memancarkan cahaya sendiri ada juga yang tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari
benda lain
Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya sendiri
(sumber cahaya). Matahari dan bintang mempunyai persamaan, yaitu
dapat memancarkan cahaya sendiri. Matahari merupakan sebuah bintang
yang tampak sangat besar karena letaknya paling dekat dengan bumi.
Matahari memancarkan energi yang sangat besar dalam bentuk
gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet tersebut adalah
gelombang cahaya tampak, sinar X, sinar gamma, sinar ultraviolet, sinar
inframerah, dan gelombang mikro.
Matahari berbeda dengan planet yang mengelilinginya, karena
planet tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Begitu pula satelit seperti
Bulan, tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Cahaya yang tampak
datang dari planet dan satelit sebenarnya adalah cahaya Matahari yang
dipantulkan oleh planet atau satelit tersebut.
Matahari sering kita lihat sebagai bola yang tidak terlalu besar
dibandingkan dengan bulan, namun sebenarnya Matahari sangat besar
sekitar satu juta kali ukuran bumi. Kalau kita buat perbandingan Matahari
sebesar bola basket maka bumi hanya sebesar titik hitam saja. Diameter
bumi sekitar 13 000 kilometer, sedangkan Matahari sekitar 1,4 juta
kilometer. Namun, Matahari tampak kecil karena Matahari terletak sekitar
150 juta kilometer dari bumi. Sehingga jika kita mengendarai kendaraan
dengan kecepatan 80 km/jam, maka kita akan sampai ke matahari 186
tahun kemudian.
Matahari sebagai Salah Satu Bintang dalam Bimasakt
Matahari sebenarnya bukan bintang yang besar. Di alam ini masih
ada benda-benda langit yang berukuran lebih besar dan saling
berkelompok yang disebut bintang. Kumpulan berjuta-juta bintang
membentuk suatu galaksi. Galaksi tempat tata surya kita berada disebut
galaksi Bimasakti. Di dalam galaksi ini, terdapat kurang lebih 100 juta
bintang.

118

Letak Matahari dalam galaksi BimasakTI.


Matahari yang kita kenal merupakan satu di antara jutaan bintang
di dalam galaksi Bimasakti. Jarak antara Matahari dan pusat galaksi
mencapai 30.000 tahun cahaya, sedangkan satu tahun cahaya sama dengan
9,5 x 1012 km
Oleh sebab itu, Matahari terletak pada salah satu ujung galaksi.
Matahari seperti bintang yang lainnya terbuat dari gas yang panas,
mengandung beberapa material yang terdapat di bumi. Unsur-unsur
tersebut antara lain hidrogen, helium, kalsium, natrium, magnesium, dan
besi. Energi panas Matahari yang sampai ke bumi ini dapat berupa
pancaran gelombang elektromagnetik atau sinar Matahari, pancaran
kosmik, pancaran neutron, dan angin atau aurora. Pada bab ini, kita akan

119

membatasi pembahasan tentang gelombang elektromagnetik atau sinar


matahari saja.
Sinar Matahari yang berbentuk gelombang elektromagnetik ini
biasanya terlihat berwarna putih. Jika warna putih ini kita uraikan, akan
diperoleh tujuh warna lain yang berbeda frekuensinya. Deretan warna hasil
penguraian itu disebut spektrum warna. Menurutmu warna apa saja yang
termasuk spektrum warna? Spektrum warna yang terdapat pada sinar
Matahari disebut spektrum Matahari. Setiap warna pada spektrum
Matahari mempunyai frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda.

2.

Sumber Energi Matahari


Seperti bintang-bintang lainnya matahari memancarkan cahaya
sendiri. Pancaran panasnya mencapai 10 juta derajat pada bagian dalam
Matahari, sedangkan bagian luarnya 5800 derajat. Spektrum Matahari
menunjukkan sebagian besar bahan pembentuk energi Matahari adalah
unsur hidrogen. Matahari memancarkan energi karena di dalamnya terjadi
reaksi fusi atau pengga-bungan atom hidrogen.

Pancaran Cahaya Matahari

120

Reaksi berantai yang mengubah atom-atom hidrogen menjadi


helium ini terjadi di Matahari karena suhunya yang sangat besar. Reaksi
diawali dari pengabungan dua atom hidrogen
Deuterium

bergabung

kembali

menghasilkan atom helium

2
3

dengan

1
1

menjadi deuterium.

hidrogen

yang

ada

dan

yang belum stabil. Ketidakstabilannya

membuat atom helium tersebut berreaksi kembali dengan atom helium lain
yang belum stabil dan menghasilkan helium

4
2

stabil. Reaksi

seutuhnya yang terjadi tampak sebagai berikut :

Secara ringkas perubahan yang terjadi adalah :

Reaksi penggabungan dua inti atom yang ringan menjadi inti atom
lain yang lebih berat disebut reaksi fusi. Reaksi fusi ini hanya akan terjadi
pada suhu yang tinggi sehingga disebut reaksi fusi termonuklir. Reaksi fusi
ini juga akan menghasilkan energi yang sangat besar.
Energi tersebut timbul akibat terdapatnya selisih massa sebelum
dan sesudah reaksi. Selisih massa pembentukkan

121

4
2

yang memiliki

massa 4,0038 sma dari 4 buah

1
1

H yang bermassa 1,00812 sma , maka

akan tampak selisih :


Massa atom hidrogen = 4 * 1,00812 sma
= 4,03248 sma

Massa 1 atom helium = 4,00388 sma


Selisih massa

= 4,00388 sma 4,03248 sma = 0,02860 sma


Pengurangan massa ini diubah menjadi energi sesuai

dengan persamaan yang dikemukakan oleh Albert Einstein.

E = (m). c2
Dimana:
E

= energi pancaran matahari (MeV)

m = perubahan massa (sma)


C

= kecepatan cahaya cahaya (m/s).

Sehingga:
E = (m). c2
= 0,02860 sma x (3,08 x 108m / s)2
= 2,7131104 MeV
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa ternyata energi
Matahari besarnya 2,7 MeV atau 5,5 x 1027 kalori/menit. Energi pancaran
Matahari yang diterima Bumi sebesar 1/2 energi totalnya. Reaksi fusi
buatan dapat terjadi pada bom hidrogen.

122

Energi pancaran Matahari selama berjuta-juta tahun jumlahnya


selalu tetap. Keadaan yang tetap inilah yang menyebabkan manusia dapat
bertahan hidup. Jika suatu ketika energi pancaran Matahari itu berkurang,
semua air dan Bumi akan membeku. Sebaliknya jika energi pancaran
Matahari bertambah, semua air di Bumi akan menguap. Akibatnya Bumi
sendiri akan menjadi padat dan panas sekali. Pada saat itulah mungkin
kehidupan di Bumi akan berakhir. Dengan demikian, semakin jelaslah
bahwa Matahari merupakan sumber segala kehidupan bagi manusia,
terutama untuk air dan tumbuhan.

3.

Lapisan-Lapisan Matahari
Matahari adalah bola gas pijar yang sangat panas. Matahari terdiri
atas empat lapisan, yaitu inti matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona.

a.

Inti Matahari
Bagian dalam dari matahari, yaitu inti matahari. Pada bagian
ini terjadi reaksi fusi sebagai sumber energi matahari. Suhu pada
inti matahari dapat mencapai 1,5 x 107oC. Energi yang dihasilkan
dari reaksi fusi akan dirambatkan sampai pada lapisan yang paling
luar, yang kemudian akan terealisasi ke angkasa luar.

b.

Fotosfer
Fotosfer ialah lapisan permukaan Matahari yang dapat
mengeluarkan sinar. Lapisan ini menyerupai piringan yang
berwarna emas. Selain itu, sinar yang dikeluarkannya merupakan
spektrum warna yang lengkap, baik warna tampak maupun tidak
tampak. Diantaranya sinar ultraviolet dan sinar inframerah.
Fotosfer merupakan lapisan gas panas tebalnya 320 km.
Mengingat Matahari adalah gas, batas-batas lapisan ini tidak

123

diketahui dengan jelas. Makin jauh dari pusat Matahari, batas


lapisannya makin kabur dan suhunya makin rendah. Pada akhirnya,
lapisan ini bercampur dengan lapisan berikutnya yaitu kromosfer.
Suhu rata-rata lapisan fotosferadalah 5.700 Kelvin.
c.

Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan terbawah dari atmosfer Matahari
dan mengeluarkan cahaya merah lemah. Cahayanya berbentuk
gelang merah dari gas-gas hidrogen. Apabila terjadi gerhana
Matahari

total,

Bulan

akan

menutupi

seluruh

permukaan fotosfer sehingga lapisan kromosfernya akan tampak


jelas. Kromosfer adalah lapisan Matahari yang mengandung
partikel-partikel inti, seperti proton 6), neutron 7), dan elektron 8).
Tebal lapisan kromosfer 16.000 km. Suhu rata-ratanya antara
6.000 sampai dengan 20.000 Kelvin. Dalam lapisan kromosfer ini
terjadi loncatan gas panas ke arah luar, kemudian jatuh kembali ke
Matahari. Loncatan gas ini disebut prominences. Selain itu
dipancarkan pula gelombang radio yang disebut radio bintang.
d.

Korona
Korona adalah lapisan terluar Matahari yang melingkupi
kedua lapisan di atas dengan batas yang sulit ditentukan. Bentuk
korona tidak teratur karena mempunyai kerapatan yang sangat
rendah. Bagian dalam korona berwarna kuning, sedangkan bagian
luarnya berwarna putih. Kita sering melihat korona sebagai warna
keabu-abuan saat gerhana Matahari total. Korona merupakan
lapisan Matahari yang banyak mengandung atom besi, nikel, zat
kapur dan argon 9). Tebal korona 2,5 juta km. Suhu rataratanya
adalah 1 juta Kelvin.

124

Gambar Lapisan matahari

4. Gangguan-Gangguan pada Matahari

125

Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering


menimbulkan gangguan-gangguan pada matahari. Gangguangangguan
tersebut, yaitu sebagai berikut.
a.
Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi)
Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas panas
dari inti matahari ke permukaan. Akibatnya, permukaan matahari
b.

tidak rata melainkan bergumpal-gumpal.


Bintik Matahari (Sun Spot)
Bintik matahari merupakan daerah tempat munculnya
medan magnet yang sangat kuat. Bintik-bintik ini bentuknya
lubanglubang di permukaan matahari di mana gas panas
menyembur dari dalam inti matahari, sehingga dapat mengganggu

c.

telekomunikasi gelombang radio di permukaan bumi.


Lidah Api Matahari
Lidah api matahari merupakan hamburan gas dari tepi
kromosfer matahari. Lidah api dapat mencapai ketinggian 10.000
km. Lidah api sering disebut prominensa atau protuberan. Lidah
api terdiri atas massa proton dan elektron atom hidrogen yang
bergerak dengan kecepatan tinggi. Massa partikel ini dapat
mencapai permukaan bumi.
Sebelum masuk ke bumi, pancaran partikel ini tertahan oleh
medan magnet bumi (sabuk Van Allen), sehingga kecepatan
partikel ini menurun dan bergerak menuju kutub, kemudian lamakelamaan partikel berpijar yang disebut aurora. Hamburan partikel
ini mengganggu sistem komunikasi gelombang radio. Aurora di
belahan bumi selatan disebut Aurora Australis, sedangkan di

d.

belahan bumi utara disebut Aurora Borealis.


Letupan (Flare)
Flare adalah letupan-letupan gas di atas permukaan
matahari. Flare dapat menyebabkan gangguan sistem komunikasi
radio, karena letusan gas tersebut terdiri atas partikel-partikel gas
bermuatan listrik.

B. Jarak Bintang
Sebelum membahas jarak bintang terlebih dahulu kita harus
mengenal atuan-satuan jarak yang sering digunakan untuk bennda benda

126

langit. Selama ini kita mengenal bahwa suatu jarak dapat dinyatakan
dalam satuan senti meter (cm), meter (m), atau kilo meter (km). Tetapi
satuan satuan ini terlalu kecil bila digunakan untuk benda benda langit,
karena jarak benda benda langit tersebut jauh lebih besar dari pada jarak
jarak benda yang berada di Bumi.
Ada tiga satuan jarak yang sering digunakan untuk menyatakan
besarnya jarak antar benda benda langit, yaitu satuan astronomi, tahun
cahaya, dan persec. Penjelasan ketiga satuan jarak ini sebagai berikut.
a. Satuan Astronomi (SA) = jarak rata-rata Bumi-Matahari
= 149,6.106 km
b. Tahun Cahaya (TC) : jarak yang ditempuh cahaya dalam satu
tahun
= 946.106 km
= 63.240 SA
= 0.307 parsec
c. 1 parsec = jarak bintang bila sudut paralaksnya 1 detik.\
= 206.256x1SA
= 206265x149,6.106 km
= 3,086.1013 km
= 3,26 TC
C. Paralaks Bintang (p)
Paralaks adalah perbedaan latar belakang yang tampak ketika
sebuah benda yang diam dilihat dari dua tempat yang berbeda. Kita bisa
mengamati bagaimana paralaks terjadi dengan cara yang sederhana.
Acungkan jari telunjuk pada jarak tertentu (misal 30 cm) di depan mata
kita. Kemudian amati jari tersebut dengan satu mata saja secara bergantian
antara mata kanan dan mata kiri. Jari kita yang diam akan tampak
berpindah tempat karena arah pandang dari mata kanan berbeda dengan
mata kiri sehingga terjadi perubahan pemandangan latar belakangnya.
Perpindahan itulah yang menunjukkan adanya paralaks.
Paralaks juga terjadi pada bintang, setidaknya begitulah yang
diharapkan oleh pemerhati dunia astronomi ketika model heliosentris
dikemukakan pertama kali oleh Aristarchus (310-230 SM). Dalam model
heliosentris itu, Bumi bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang
berbentuk lingkaran. Akibatnya, sebuah bintang akan diamati dari tempattempat yang berbeda selama Bumi mengorbit. Dan paralaks akan
mencapai nilai maksimum apabila kita mengamati bintang pada dua waktu
127

yang berselang 6 bulan (setengah periode revolusi Bumi). Namun saat itu
tidak ada satu orangpun yang dapat mendeteksinya sehingga Bumi
dianggap tidak bergerak (karena paralaks dianggap tidak ada). Model
heliosentris kemudian ditinggalkan orang dan model geosentrislah yang
lebih banyak digunakan untuk menjelaskan perilaku alam semesta.
Paralaks pada bintang baru bisa diamati untuk pertama kalinya
pada tahun 1837 oleh Friedrich Bessel, seiring dengan teknologi teleskop
untuk astronomi yang berkembang pesat (sejak Galileo menggunakan
teleskopnya untuk mengamati benda langit pada tahun 1609). Bintang
yang ia amati adalah 61 Cygni (sebuah bintang di rasi Cygnus/angsa) yang
memiliki paralaks 0,29. Ternyata paralaks pada bintang memang ada,
namun dengan nilai yang sangat kecil. Hanya keterbatasan instrumenlah
yang membuat orang-orang sebelum Bessel tidak mampu mengamatinya.
Karena paralaks adalah salah satu bukti untuk model alam semesta
heliosentris (yang dipopulerkan kembali oleh Copernicus pada tahun
1543), maka penemuan paralaks ini menjadikan model tersebut semakin
kuat kedudukannya dibandingkan dengan model geosentris Ptolemy yang
banyak dipakai masyarakat sejak tahun 100 SM.
Setelah paralaks bintang ditemukan, penghitungan jarak bintang
pun dimulai. Lihat ilustrasi di bawah ini untuk memberikan gambaran
bagaimana paralaks bintang terjadi. Di posisi A, kita melihat bintang X
memiliki latar belakang XA. Sedangkan 6 bulan kemudian, yaitu ketika
Bumi berada di posisi B, kita melihat bintang X memiliki latar belakang
XB. Setengah dari jarak sudut kedua posisi bintang X itulah yang disebut
dengan sudut paralaks. Dari sudut inilah kita bisa hitung jarak bintang
asalkan kita mengetahui jarak Bumi-Matahari.
Dari geometri segitiga kita ketahui adanya hubungan antara sebuah
sudut dan dua buah sisi. Inilah landasan kita dalam menghitung jarak
bintang dari sudut paralaks (lihat gambar di bawah). Apabila jarak bintang
adalah d, sudut paralaks adalah p, dan jarak Bumi-Matahari adalah 1 SA
(Satuan Astronomi = 150 juta kilometer), maka kita dapatkan persamaan
sederhana

128

tan

1/d

atau d = 1/p, karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga tan p ~ p.

129

Jarak d dihitung dalam SA dan sudut p dihitung dalam radian.


Apabila kita gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut paralaks (p),
maka kita akan peroleh d adalah 206265 SA atau 3,09 x 10^13 km. Jarak
sebesar ini kemudian didefinisikan sebagai 1 pc (parsec, parsek), yaitu
jarak bintang yang mempunyai paralaks 1 detik busur. Pada kenyataannya,
paralaks bintang yang paling besar adalah 0,76 yang dimiliki oleh bintang
terdekat dari tata surya, yaitu bintang Proxima Centauri di rasi Centaurus
yang berjarak 1,31 pc. Sudut sebesar ini akan sama dengan sebuah tongkat
sepanjang 1 meter yang diamati dari jarak 270 kilometer. Sementara
bintang 61 Cygni memiliki paralaks 0,29 dan jarak 1,36 tahun cahaya (1
tahun cahaya = jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu satu tahun = 9,5
trilyun kilometer) atau sama dengan 3,45 pc.
Hingga tahun 1980-an, paralaks hanya bisa dideteksi dengan
ketelitian 0,01 atau setara dengan jarak maksimum 100 parsek. Jumlah
bintangnya pun hanya ratusan buah. Peluncuran satelit Hipparcos pada
tahun 1989 kemudian membawa perubahan. Satelit tersebut mampu
mengukur paralaks hingga ketelitian 0,001, yang berarti mengukur jarak
100.000 bintang hingga 1000 parsek. Sebuah katalog dibuat untuk
mengumpulkan data bintang yang diamati oleh satelit Hipparcos ini.
Katalog Hipparcos yang diterbitkan di akhir 1997 itu tentunya membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap semua bidang astronomi yang
bergantung pada ketelitian jarak.

130

D. GERAK BINTANG
Bila diamati, bintang selalu bergerak di langit malam, baik itu tiap
jam maupun tiap hari akibat pergerakan bumi relatif terhadap bintang
(rotasi dan revolusi Bumi). Walaupun begitu, bintang sebenarnya benarbenar bergerak, sebagian besar karena mengitari pusat galaksi, namun
pergerakannya itu sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dalam
pengamatan berabad-abad. Bintang bergerak di dalam ruang. Hanya saja
karena lambatnya gerakan itu dari posisi kita, kita mendapat kesan bahwa
bintang terlihat diam. Dengan mempelajari gerak bintang, setidaknya kita
memperoleh informasi tentang jaraknya. Laju perubahan sudut letak suatu
bintang disebut gerak sejati (proper motion). Gerak sejati bisanya diberi
simbol dan dinyatakan dalam satuan detik busur per tahun.
Bintang yang gerak sejatinya terbesar adalah bintang Barnard
dengan = 10,25 per tahun (artinya dalam waktu 180 tahun bintang

131

bergeser selebar bentangan bulan purnama). Gerak sejati rata-rata bintang


yang tampak dengan mata hanya sebesar 0,1 per tahun.
Gerak sejati bintang dibedakan menjadi dua berdasarkan arah
geraknya, yaitu:
Kecepatan radial

kecepatan bintang menjauhi atau

mendekati pengamat (sejajar garis pandang).


Kecepatan tangensial : kecepatan bintang bergerak di bola langit
(pada bidang pandang).
Sedangkan kecepatan total adalah kecepatan gerak sejati bintang
yang sebenarnya (semua komponen).

Dengan vt : kecepatan tangensial bintang (km/s)


: laju gerak diri/proper motion (/tahun)
d : jarak bintang (parsec)
Jika (/tahun) dan d (parsec) dan vt (km/s),maka:

132

Vt= 4,74 m/p


Dengan p menyatakan paralaks bintang dalam satuan detik
busur.
Selain dari gerak sejati, informasi tentang gerak bintang dapat
diperoleh dari pengukuran kecepatan radial, yaitu komponen kecepatan
bintang yang searah dengan garis pandang.

Kecepatan radial, yang

merupakan kecepatan dari suatu benda dalam arah segaris menjauhi atau
mendekati pengamat, biasanya diukur dengan perpindahan Doppler
terhadap radiasi yang diterima. Gerak diri tidak semuanya "diri sendiri"
(khusus pada bintang) karena meliputi suatu komponen akibat gerak dari
tata surya itu sendiri.

Vr
c

Dengan = selisih antara diam dengan yang teramati pada bintang


= panjang gelombang diam
Vc = kecepatan radial
C = kecepatan cahaya

133

Bila diperoleh positif, berarti garis spektrum bergeser ke arah


merah. Ini berarti bahwa bintang bergerak menjauhi pengamat.
Sebaliknya bila diperoleh negatif, berarti garis spektrum bergeser ke arah
biru. Ini berarti bahwa bintang bergerak mendekati pengamat.Dengan
informasi kecepatan tangensial dan kecepatan radial, kita dapat
menghitung kecepatan linear bintang, yaitu resultan 2 komponen
kecepatan yang saling tegak lurus
V = (Vr2 + Vt2)1/2
E.

MAGNITUDO BINTANG
Terang bintang yang kita lihat bukan terang sesungguhnya. Bila
bintang A lebih terang dari bintang B, tidak berarti bintang A memang
lebih terang daripada bintang B. Ada dua macam terang bintang:
1. Terang sesungguhnya; seolah-olah kita berada di permukaan bintang,
2.

sehingga pengamatan kita tidak dipengaruhi jarak.


Terang semu; kita berada di permukaan Bumi, jadi pengamatan kita
dipengaruhi jarak.

Terang suatu bintang dalam astronomi dinyatakan dalam satuan magnitudo


1.

Hipparchus (abad ke-2 SM) membagi terang bintang dalam 6 (enam)


kelompok

berdasarkan

penampakan-nya

dengan

mata

telanjang,bintang paling terang tergolong magnitudo kesatu, bintang


yang lebih lemah tergolong magnitudo kedua, dan seterusnya hingga
bintang paling lemah yang masih bisa dilihat dengan mata termasuk
magnitudo ke-6. Makin terang sebuah bintang, makin kecil
magnitudonya.

134

2.

John Herschel mendapatkan bahwa kepekaan mata dalam menilai


terang bintang bersifat logaritmik. Bintang yang magnitudonya satu
ternyata 100 kali lebih terang daripada bintang yang magnitudo-nya

3.

enam.
Berdasarkan kenyataan ini, Pogson (Norman Robert Pogson) pada
tahun 1856 memberi perumusan terang bintang secara matematis
Tinjau dua bintang :
m1= magnitudo bintang ke-1

E1= fluks bintang ke-1

m2= magnitudo bintang ke-2

E2= fluks bintang ke-2

Skala Pogson didefinisikan sebagai :

m1 m2 = - 2,5 log (E1/E2) . . . . . (1-1)


Atau E1/E2 =

. . . . .(1-2)

Dengan skala Pogson ini dapat ditunjukkan bahwa bintang


bermagnitudo 1 adalah 100 kali lebih terang daripada bintang
bermagnitudo . Jika m1 = 1 dan m2 = 6, maka
E1 = 100 E2
Secara umum rumus Pogson dapat dituliskan
m = -2,5 log E + tetapan . . . . . . . . . (1-3)
Magnitudo :merupakan ukuran terang bintang yang kita lihat atau
terang semu (ada faktor jarak dan penyerapan yang harus diperhitungkan)

135

MAGNITUDO MUTLAK
Untuk menyatakan luminositas atau kuat sebenarnya sebuah
bintang, kita definisikan besaran magnitudo mutlak :magnitudo bintang
yang diandaikan diamati dari jarak 10 parsec.
Skala Pogson untuk magnitudo mutlak ini adalah

136

MAGNITUDO BOLOMETRIK
Magnitudo bolometrik adalah sistem magnitudo bintang yang
diukur dalam seluruh panjang gelombang. Walaupun berbagai magnitudo
tersebut dapat menggambarkan sebaran energi pada spektrum bintang
sehingga dapat memberikan petunjuk mengenai temperaturnya, namun
belum dapat memberikan informasi mengenai sebaran energi pada seluruh
panjang gelombang yang dipancarkan oleh suatu bintang.
Magnitudo mutlak bolometrik bintang sangat penting karena dapat
digunakan untuk mengetahui luminositas dari sebuah bintang (energi total
yang

dipancarkan

permukaan

bintang

per

detik)

dengan

membandingkannya dengan magnitudo mutlak bolometrik Matahari.

137

Mbol Mbol= -2,5 log L/L


Mbol : magnitudo mutlak bolometrik bintang
Mbol: magnitudo mutlak bolometrik Matahari = 4,75
L

:Luminositas bintang

: LuminositasMatahari = 3,83 x 1033 erg/det

Persamaan modulus jarak untuk magnitudo bolometrik (absorpsi


MAB diabaikan):
Mbol - Mbol = -5 + 5log d
dengan d dalam parsec.
Persamaan

modulus

jarak

umumnya

digunakan

dalam

menentukan jarak bintang-bintang yang jauh secara tidak langsung


(metode

indirect).

ApabilaMbolsuatubintangdapatditentukan,

makaluminositasnyajugadapatditentukan
(dapatdinyatakandalanluminositasMatahari).
Luminositas bintang merupakan parameter yang sangat penting
dalam teori evolusi bintang. Sayangnya, magnitudo mutlak bolometrik
sangat sukar ditentukan, karena beberapa panjang gelombang tidak dapat
menembus atmosfer bumi. Untuk bintang yang panas, sebagian energinya
dipancarkan pada daerah ultraviolet. Untuk bintang yang dingin, sebagian
energinya dipancarkan pada daerah inframerah. Oleh karena itu,
pengamatan magnitudo bolometrik harus dilakukan di atas atmosfer.
Untuk memudahkan, magnitudo bolometrik ditentukan secara
teori berdasarkan pengamatan di bumi. Atau, dapat ditentukan secara tidak
langsung, yaitu dengan memberikan koreksi pada magnitudo visualnya,
yang disebut koreksi bolometrik (Bolometric Correction - BC).
Magnitudo visual adalah: V = -2,5 log EV + CV
Magnitudo bolometrik adalah: mbol = -2,5 logEbol+Cbol

138

Dari dua persamaan di atas diperoleh:


V - mbol = -2,5 log EV / Ebol + C
Atau

V mbol = BC
BCdisebut koreksi bolometrik (bolometric correction) yang

harganya bergantung pada temperatur atau warna bintang. Koreksi


bolometrik dapat juga dituliskan sebagai:
mv mbol = BC
Dengan mvadalah magnitudo visual.
F. KLASIFIKASI BINTANG
Bintang bintang dapat dikelompokkan berdasarkan spektrumnya,
ukurannya, atau luminositasnya.
1. Tipe Spektral
Berdasarkan spektrumnya, bintang dibagi ke dalam 7 kelas utama
yang dinyatakan dengan huruf O, B, A, F, G, K, M yang juga
menunjukkan urutan temperatur , warna, radius, Luminositas dan
komposisi-kimianya.

Klasifikasi

ini

dikembangkan

oleh

Observatorium Universitas Harvard dan Annie Jump Cannon pada


tahun 1920 dan dikenal sebagai sistem klasifikas Harvard. Untuk
mengingat urutan penggolongan ini biasanya digunakan kalimat "Oh
Be A Fine Girl Kiss Me". Dengan kualitas spektrogram yang lebih baik
memungkinkan

penggolongan

ke

dalam

10

sub-kelas

yang

diindikasikan oleh sebuah bilangan (0 hingga 9) yang mengikuti huruf.


Sudah menjadi kebiasaan untuk menyebut bintang-bintang di awal
urutan sebagai bintang tipe awal dan yang di akhir urutan sebagai
bintang tipe akhir. Jadi, bintang A0 bertipe lebih awal daripada F5, dan
K0 lebih awal daripada K5.
Berikut ini adalah daftar kelas bintang dari yang paling panas
hingga yang paling dingin (dengan massa, radius dan luminositas
dalam satuan Matahari)

139

a. Tipe O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas,
temperatur permukaannya lebih dari 25.000 Kelvin. Bintang deret
utama kelas O merupakan bintang yang nampak paling biru,
walaupun sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada
panjang gelombang ungu dan ultraungu. Dalam pola spektrumnya
garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang
terionisasi 1 kali (He II) dan karbon yang terionisasi dua kali (C
III). Garis-garis serapan dari ion lain juga terlihat, di antaranya
yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan silikon. Garis-garis
Balmer Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir
seluruh atom hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Bintang
deret utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di
antara bintang deret utama lainnya (perbandingannya kira-kira 1
bintang kelas O di antara 32.000 bintang deret utama). Namun
karena

paling

terang,

maka

tidak

terlalu

sulit

untuk

menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali


energi yang dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang
kelas O membakar bahan bakar hidrogennya dengan sangat cepat,
140

sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali meninggalkan


deret

utama

(lihat

Diagram

Hertzsprung-Russell).

Contoh : Zeta Puppis, Mintaka, Alnitak.


b. Tipe B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan
temperatur permukaan antara 11.000 hingga 25.000 Kelvin dan
berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan
terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer
untuk Hidrogen (hidrogen netral) nampak lebih kuat dibandingkan
bintang kelas O. Bintang kelas O dan B memiliki umur yang sangat
pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah dimana
mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama
dalam sebuah asosiasi OB. Dari seluruh populasi bintang deret
utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B.
Contoh : Rigel, Spica, Regulus.
c. Tipe A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara
7.500 hingga 11.000 Kelvin dan berwarna putih. Karena tidak
terlalu panas maka atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya
berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis Balmer akan
terlihat paling kuat pada kelas ini. Beberapa garis serapan logam
terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium yang
terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak
dalam pola spektrumnya. Bintang kelas A kira-kira hanya 0.63%
dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh : Vega, Sirius
d. Tipe F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000
hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya
memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada
bintang kelas A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti
Fe II dan Ca II dan logam netral seperti besi netral (Fe I) mulai
tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh populasi
bintang deret utama.
Contoh : Canopus, Procyon, Polaris.
e. Tipe G
141

Bintang kelas G mungkin adalah yang paling banyak dipelajari


karena Matahari adalah bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki
temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan
berwarna kuning. Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih
lemah daripada bintang kelas F, tetapi garis-garis ion logam dan
logam netral semakin menguat. Profil spektrum paling terkenal
dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G
adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh : Matahari, Capella, Alpha Centauri A
f. Tipe K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih
dingin daripada bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga
5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah bintang deret utama kelas
ini. Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa,
seperti misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis
Balmer yang sangat lemah. Garis-garis logam netral tampak lebih
kuat daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul Titanium
Oksida (TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13%
dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran.
g. Tipe M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling
banyak. Bintang ini berwarna merah dengan temperatur permukaan
lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah adalah
bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh
bintang deret utama kelas M. Kebanyakan bintang yang berada
dalam fase raksasa dan maharaksasa, seperti Antares dan
Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis serapan di dalam
spektrum bintang kelas M terutama berasal dari logam netral.
Garis-garis Balmer hampir tidak tampak. Garis-garis molekul
Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M
adalah sekitar 78% dari seluruh populasi bintang deret utama.
Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse.
2. Klasifikasi Yerkes (Kelas Luminositas)

142

Klasifikasi Yerkes, disebut juga sebagai klasifikasi MKK dari


inisial para pengembangnya pada tahun 1943, yaitu William Wilson
Morgan, Phillip C. Keenan dan Edith Kellman dari Observatorium
Yerkes.
Klasifikasi ini mendasarkan diri pada ketajaman garis-garis
spektrum yang sensitif pada gravitasi permukaan bintang. Gravitasi
permukaan berhubungan dengan luminositas yang merupakan fungsi
dari radius bintang.
Klasifikasi Yerkes atau kelas luminositas membagi bintang-bintang
ke dalam kelas berikut :

Klasifikasi
yang

Yerkes

menyatakan
luminositas

radius
melengkapi

sebuah
klasifikasi

Harvard

yang

menyatakan

dan
bintang,

temperatur

permukaan. Kelas sebuah bintang biasanya dinyatakan dalam dua


klasifikasi ini. Dengan demikian kelas sebuah bintang menjadi 'dua
dimensi' yang memberikan gambaran letaknya di dalam diagram HR
dan selanjutnya dapat memberikan gambaran tahap evolusi bintang
tersebut. Sebagai contoh, Matahari adalah bintang dengan kelas G2V,
yang berarti merupakan bintang dengan temperatur permukaan sekitar
6000 Kelvin dan merupakan bintang katai yang sedang melakukan
pembangkitan energi dari pembakaran hidrogen. Sebagai contoh
lainnya, Betelgeuse merupakan bintang dengan kelas M2Iab, yang

143

berarti bintang yang yang sudah ber-evolusi dari bintang katai menjadi
maharaksasa di pojok kanan atas diagram HR.
Kelas Warna Suhu Permukaan C Contoh
O Biru > 25,000 Spica
B Putih-Biru 11.000 - 25.000 Rigel
A Putih 7.500 - 11.000 Sirius
F Putih-Kuning 6.000 - 7.500 Procyon A
G Kuning 5.000 - 6.000 Matahari
K Jingga 3.500 - 5.000 Arcturus
M Merah <3,500 Betelgeuse\
Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C.
Keenan, dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes
menambahkan sistem pengklasifikasian berdasarkan kuat cahaya
atau luminositas, yang seringkali merujuk pada ukurannya.
Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes
dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :
0 Maha maha raksasa
I Maharaksasa
II Raksasa-raksasa terang
III Raksasa
IV Sub-raksasa
V deret utama (katai)
VI sub-katai
VII katai putih

144

Umumnya kelas bintang dinyatakan dengan dua sistem


pengklasifikasian di atas. Matahari kita misalnya, adalah sebuah
bintang dengan kelas G2V, berwarna kuning, bersuhu dan
berukuran sedang.
Diagram Hertzsprung-Russell adalah diagram hubungan
antara luminositas dan kelas spektrum (suhu permukaan) bintang.
Diagram ini adalah diagram paling penting bagi para astronom
dalam usaha mempelajari evolusi bintang.
Spektral klasifikasi Yerkes, juga disebut sistem MKK dari
penulis inisial, adalah sebuah sistem klasifikasi spektral bintang
diperkenalkan pada tahun 1943 oleh William Wilson Morgan ,
Phillip C. Keenan , dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes .
[25] Ini dua dimensi ( suhu dan luminositas ) skema klasifikasi
didasarkan pada garis spektrum sensitif terhadap suhu bintang dan
gravitasi permukaan yang berhubungan dengan luminositas
(sementara klasifikasi Harvard didasarkan pada suhu permukaan
saja). Kemudian, pada tahun 1953, setelah beberapa revisi dari
daftar bintang standar dan kriteria klasifikasi, skema itu bernama
MK (oleh William Wilson Morgan dan Phillip C. Keenan inisial).
Karena radius dari suatu bintang raksasa jauh lebih besar
daripada bintang katai sementara massa mereka kira-kira
sebanding, gravitasi dan dengan demikian kerapatan gas dan
tekanan pada permukaan bintang raksasa jauh lebih rendah
daripada kerdil. Perbedaan-perbedaan ini mewujudkan diri dalam
bentuk efek luminositas yang mempengaruhi baik lebar dan
intensitas garis spektrum yang kemudian dapat diukur. Padat
bintang dengan gravitasi permukaan yang lebih tinggi akan
menunjukkan tekanan yang lebih besar memperluas garis
spektrum.
3. Bintang Ganda dan Bajang Putih

145

Bintang ganda adalah bintang yang jika kita lihat lebih detil, terdiri
dari dua bintang yang saling berdampingan. Pada kasus tertentu kita
akan melihat bintang tersebut terdiri dari lebih dua bintang, biasa
disebut bintang majemuk. Bintang ganda terikat satu sama lain oleh
ikatan gravitasi.
Bintang ganda untuk pertama kali diamati dengan teleskop oleh
astronom Italia bernama Riccoli pada tahun 1650. Ketika itu Riccoli
mengamati bintang bernama Mizar yang jika dilihat dengan mata
telanjang hanya terdiri dengan satu bintang namun dengan bantuan
teleskop, sehingga menghasilkan medan pandang yang lebih sempit,
Mizar nampak terdiri dari dua bintang yang saling berdampingan.
Jika salah satu bintang sangat redup cahayanya maka yang dapat
kita amati bintang terang yang bergoyang. Goyangan disebabkan oleh
tarikan gravitasi oleh bintang yang lebih redup. Bintang ganda jenis ini
disebut bintang ganda astrometri, contohnya Sirius. Sirius memiliki
pasangan berupa bintang katai putih yang redup.
Bintang ganda visual dengan jarak pisah cukup jauh adalah Nu
Draconis alias Kuma. Kuma adalah dua bintang yang masing-masing
bermagnitudo 4.9 yang terpisahkan pada jarak 63 detik busur (lebih
dari satu menit busur). Dengan jarak sudut sebesar ini mata manusia
yang normal sudah dapat memisahkan kedua bintang. Jika tertarik
untuk mengamatinya silahkan mengarahkan padangan anda ke arah
rasi Draconis. Draconis berada di langit belahan utara dan selama
bulan April akan transit menjelang subuh.
Bintang ganda yang paling menarik adalah Albireo yang terletak di
rasi Cygnus. Albireo adalah dua bintang yang masing-masing
berwarna biru (bermagnitudo 5) dan oranye terang (bermagnitudo 3).
Kedua bintang ini terpisah pada jarak 34 menit busur. Jarak ini sangat
moderat sehingga dengan bantuan binokuler kita sudah dapat
memisahkan kedua bintang. Kontras warna pada masing-masing
bintang menjadikan Albireo sebagai bintang ganda paling favorit untuk
diamati.
Bintang ganda visual bergerak mengelilingi titik pusat massanya
dengan periode tertentu. Umumnya periode orbit bintang ganda visual

146

adalah puluhan hingga ratusan tahun. Alpha Centauri misalnya,


memiliki periode orbit kira-kira 80 tahun.
4. Nova dan Supernova
John Godrick pemuda Inggris berusia 17 tahun memperoleh
penghargaan dari himpunan astronomi kerajaan Ingrris karena
menemukan perubahan cahaya pada bintang Algol. Selanjutnya dia
mengamati bntang Delta Cephei pada rasi Cepheus dan memperoleh
petunjuk bahwa suatu saat bintang tersebut terang., dan pada saat
lainnya redup, dalam periode 5 hari.
Para astronom awalnya menduga Delta Cephei seperti Algol
merupakan bintang ganda. Tetapi pengamatan lebih lanjut oleh Karl
Schwarzscild menunjukkan bahwa suhu bintang tersebut berubah-ubah
bersamaan perubahan cahayanya. Hal ini tidak akan terjadi pada
bintang ganda seperti Argol. Selanjutnya para astronom menemukan
petunjuk bahwa perubahan tersebut karena bintang Delta Cepphei
berdenyut-denyut. Pada saat mengerut bintang menjadi panas dan
cahayanya kuat, begitu sebaliknya.
Pada malam 29 Agustus 1975, Kentaro Osada astronom Jepang
mengarahkan teropongya pada rasi bintang Cygnus. Dia menemukan
satu bintang terang di situ, yang sebelumnya tidak ada. Sebuah nova
ditemukan

yang

menarik

perhatian

para

astronom

untuk

mengamatinya. Nova tersebut tadinya sangat lemah, yang tiba-tiba


cahayanya menjadi 40 juta kaklinya. Nova ini disebut Cygni 1975,
yang merupakan nova paling terang ditemukan pada abad 20 ini.
Supernova lebih hebat lagi dari nova, karena ledakannya terang
cahayanya menjadi ratusan kali lebih terang dari cahaya mulanya.
Nova dan supernova dua fitur alam semesta. Nova didefinisikan
sebagai Sebuah bintang yang tiba-tiba menjadi lebih terang dan
kemudian secara bertahap kembali kekecerahan aslinya selama minggu
untuk tahun

Supernova

adalahfenomena langit langka yang

melibatkan ledakan sebagian besar materi dalam sebuah bintang, yang


mengakibatkan sangat

terang, objek berumur

memancarkan sejumlah besar energi


Dari definisi jelas

bahwa kedua nova dan

hasilnya supernova di sejumlah besar kecerahan.


147

pendek yang

Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang


memancarkan energi lebih banyak daripada nova. Peristiwa supernova
ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang
mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan bahkan
kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya semula
bintang tersebut, beberapa minggu atau bulan sebelum suatu bintang
mengalami supernova, bintang tersebut akan melepaskan energi yang
setara dengan energi matahari yang dilepaskan matahari seumur
hidupnya, ledakan ini meruntuhkan sebagian besar material bintang
dengan kecepatan 30.000 km/s (10% kecepatan cahaya) dan
melepaskan gelombang kejut yang mampu memusnahkan medium
antarbintang. Supernova memiliki peran dalam memperkaya medium
antarbintang dengan elemen-elemen massa yang lebih besar.
Selanjutnya

gelombang

kejut

dari

ledakan

supernova

membentuk formasi bintang baru.


Perbedaan utama antara nova dan supernova adalah

dapat
bahwa

dalam supernova banyakmassa


benda dikeluarkan dengan ledakan. Jumlah massa ini

lebih

dari massamatahari. Sedangkan di nova, sangat


kurang massa dikeluarkan dibandingkan dengan yang di supernova.
Perbedaan Antara Nova dan Supernova
a. Nova tidak
merusak bintang
induknya sedangkan super nova tidak. Karena

begitu

banyak massa
dikeluarkan dalam supernova itu mengganggu bintang di man
a itu terjadi. Hal ini menyebabkan perbedaan lain adalah
bahwa nova dapat dilihat di tempat yang sama beberapa
kali, di sisi lain,supernova tidak bisa.
b. Nova adalah hasil dari letusan bintang sekarat sangat tua
supernova juga merupakan hasil dari bintang sekarat tetapi itu
adalah hasil
dari kekerasan ledakan bintang . Artinya jumlah energi yang
dilepaskan

dalam supernova yang jauh

148

lebih

besar

dari yang dirilis

dalam nova; biasanya nilai

sekitar 1.044 joule.


c. Supernova berlangsung

iniadalah

lebih

lama

dari nova. Nova umumnya dari periode antara beberapa


minggu sampai tahun.
d. Nova terjadi setiap tahun, sedangkan supernova terjadi setiap
50 tahun sekali.
e. Nova biasanya terjadi dalam

sistem

putih menyerap materi dari

biner dimana kerdil

bintang lain dan

ini

menghasilkan kompresi besaryang


membuat Ignite bintang. Proses

ini terjadi

melalui fusi

nuklir. Supernova biasanya terbentuk setelah


ketidakseimbangan

kimia, atau

karena ledakan

dari inti

dari bintang tuan rumah.


Supernova diklasifikasikan menjadi dua jenis: Tipe I dan
Tipe II. Jenis

ini diklasifikasikan berdasarkan reaksi

kimia

yang mengakibatkan
mereka. Novae, bagaimanapun, belum diklasifikasikan ke
dalam jenis tersebut.
Jenis-jenis Supernova
Berdasarkan garis spektrum pada supernova, maka
didapatkan beberapa jenis supernova:
a) Supernova Tipe Ia
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis
spektrum Hidrogen saat pengamatan.
b) Supernova Tipe Ib/c
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis
spektrum

Hidrogen

ataupun

Helium

saat

pengamatan.
c) Supernova Tipe II
Pada supernova ini, ditemukan adanya garis
spektrum Hidrogen saat pengamatan.
d) Hipernova

149

Supernova tipe ini melepaskan energi yang amat


besar saat meledak. Energi ini jauh lebih besar
dibandingkan energi saat supernova tipe yang lain
terjadi.
Berdasarkan

pada

sumber

energi

supernova,

maka

didapatkan jenis supernova sebagai berikut.

a) Supernova Termonuklir (Thermonuclear Supernovae)


Berasal dari bintang yang memiliki massa yang kecil
Berasal dari bintang yang telah berevolusi lanjut
Bintang yang meledak merupakan anggota dari sistem

bintang ganda.
Ledakan menghancurkan bintang tanpa sisa
Energi ledakan berasal dari pembakaran Karbon (C) dan

Oksigen (O)
b) Supernova Runtuh-inti (Core-collapse Supernovae)
Berasal dari bintang yang memiliki massa besar
Berasal dari bintang yang memiliki selubung bintang yang

besar dan masih membakar Hidrogen di dalamnya.


5. Dwarf Novae
Dwarf Novae (Nova kerdil) merupakan bintang-bintang variabel
yang memperlihatkan ledakan periodik (tiba-tiba cahayanya bertambah
kuat). Selama ledakan cahayanya beberapa ratus kali lebih kuat dari
biasanya, sehinga dapat diobservasi melalui teleskop kecil dengan
perangkat CCD kamera yang baik. Secara luas teori yang mendukung
adalah teori ketidakstabilan thermal-tidal.
Kebanyakan dwarf novae yang sudah diketahui berada di belahan
langit utara. Diyakini bahwa dwarf novae merupakan bintang yang
dekat (close binary stars), dengan bajang putih sebagai bintang utama
dan bajang merah sebagai bintang sekunder. Bajang merah secara
kontinu memindahkan massa ke bajang putih terakumulasi disekitar
primer,

membentuk

penambahan

piringan.

Ketika

densitas

penambahan piringan menjadi tinggi, materi pada piringan akan


tertarik ke dalam bajang putih, melepaskan sejumlah energi yang besar,
dan teramati sebagai ledakan (outburst).

150

Waktu terjadinya ledakan umumnya tidak bisa diprediksi, kapan


ledakan terjadi pada dwarf novae.
G. RIWAYAT BINTANG
A. Lahir
Para bintang lahir dalam awan molekul raksasa di antariksa.
Mereka lahir dalam peristiwa yang disebut runtuh gravitasi. Bisa
dibilang ini seperti waktu ibu anda pergi ke bidan dan melahirkan
dirimu.
Awan molekul raksasa ini runtuh perlahan menjadi potonganpotongan kecil. Tiap potongan ini melepaskan energi potensial
gravitasi dalam bentuk panas. Semakin panas dan panas hingga
akhirnya menjadi bola berputar superpanas yang disebut protostar
(janin bintang).

Gambar 1 : Awan Molekul RaksasA


Cebol coklaT
Dalam peristiwa runtuh gravitasi ini, tentu potongan-potongannya
tidak sama. Ada yang besar, ada yang kecil. Janin bintang yang terlalu
kecil (8% massa matahari) gagal lahir menjadi bintang. Ia tidak mati
sih, tapi menjadi cebol coklat. Cebol coklat adalah bayi bintang
prematur. Ia tidak mampu memulai fusi nuklir, tapi masih terlalu besar
untuk menjadi planet. Ia bisa dibilang planet sendirian. Seperti bumi,
tanpa matahari.
Cebol coklat umumnya memiliki massa sebesar 13 kali planet
Yupiter. Ia gelap dan sendirian dengan cahaya yang redup. Walau
151

begitu, ia masih melakukan fusi terhadap deuterium, karenanya justru


ia cukup lama hidup. Mati perlahan-lahan dalam waktu ratusan juta
tahun. Tidak pernah besar dan bersinar.
Janin bintang yang lebih berat bisa menghasilkan fusi nuklir. Fusi
nuklir ini menjadi pendorong keluar (tekanan radiasi) yang
mengimbangi tarikan gravitasi kedalam bintang. Ia pun bersinar
cemerlang dan bermain di angkasa raya sepanjang hidupnya.

Gambar 2 :

Cebol CoklaT

Cebol merah
Ada banyak jenis bintang tentunya. Cebol coklat mungkin iri
melihat janin-janin yang lahir bersama dengannya hidup terang dengan
berbagai ukuran. Mulai dari yang paling kecil adalah cebol merah. Ia tidak
seredup cebol coklat. Ia merah. Merah dan kecil. Cantik sekali
Cebol merah dapat hidup hingga ratusan miliar tahun. Jauh lebih
lama dari cebol coklat. Padahal keduanya sama-sama cebol.

152

Gambar 3 : Cebol Merah


Bintang rata-rata
Sedikit lebih besar dari cebol merah adalah cebol kuning. Matahari
kita tergolong cebol kuning. Sebenarnya ia tidak terlalu cebol. Ia hanya
sedikit lebih kecil dari rata-rata. Sebagian astronom menggolongkan
matahari sebagai bintang rata-rata. Tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil.
Usia hidupnya sekitar 10 miliar tahun.

Gambar 4 : Matahari
Raksasa
Dan yang jauh di atas rata-rata ada si raksasa. Para bintang raksasa
yang ukurannya bisa ratusan kali matahari. Mereka raksasa, tapi hidupnya
pendek. Hanya beberapa juta tahun. Hal ini karena besarnya badan mereka

153

berarti mereka juga harus banyak makan. Mereka terus memakan hidrogen
jauh lebih cepat dari bintang rata-rata, apalagi dari cebol merah yang
lamban.

Gambar 5 :
Maha

Aldebaran (Giant Star)


raksasa

Ada

bintang

yang

lebih

raksasa

lagi.

Namanya

maharaksasa. Bintang maharaksasa ukurannya lebih dari 40 kali


massa matahari. Jangan kira bintang ini kecil karena hanya 40 kali.
Perhatikan, itu massa, bukan volume. Volumenya bisa jutaan kali
matahari, menelan orbit Bumi dan Mars.

154

Gambar 6 : Bintang Maharaksasa


Supermaha raksasA
Tidak ada yang namanya super maha raksasa. Secara astrofisika,
ada yang dinamakan batas Eddington. Batas ini adalah batas dimana
sebuah bintang tidak dapat lagi menahan dorongan keluar dari radiasinya
sendiri. Ia terlalu terang sehingga tidak dapat eksis dalam satu kesatuan.
Batas Eddington adalah 120 kali massa matahari. Jadi, tidak ada bintang
yang lebih berat dari 120 kali massa matahari.
B. Main
Membosankan. Bermiliar-miliar tahun hanya bersinar dan bersinar.
Tapi di beberapa tempat, planet dan kehidupan muncul. Bumi
misalnya, setelah matahari berusia 2 miliar tahun, mahluk hidup mulai
lahir dan sekarang, setelah 2.5 miliar tahun kemudian, akhirnya
manusia menengadah ke langit.
C. Mati
Cebol coklat
Cebol coklat mati begitu saja. Setelah beberapa juta tahun, ia
begitu coklat hingga akhirnya hitam legam. Ia bukan lubang hitam. Ia
batu hitam yang mengapung di angkasa. Tidak ada lagi deuterium yang
bisa diolah. Selama hidupnya sendirian dan matipun tak dipedulikan.
155

Di duga ada banyak sekali cebol coklat di luar orbit Pluto, antara tata
surya, dan setumpuk bintang terdekat kita
Cebol merah
Bintang terdekat dari matahari adalah sebuah cebol merah,
Proksima Centauri. Usianya ribuan kali lebih panjang dari matahari
kita. Menurut para ilmuan, cebol merah seperti Proksima Centauri
dapat hidup hingga 6 triliun tahun. Bayangkan. Padahal usia alam
semesta baru 13.7 miliar tahun. Karenanya, di duga belum ada satupun
cebol merah yang mati semenjak alam semesta lahir. Sayangnya,
mereka begitu kecil, begitu redup, hingga tak terdeteksi dari bumi,
kecuali bila sangat dekat, seperti Proksim.
Pada akhirnya, cebol merah juga akan mati. Ia sekarat setelah
membakar habis seluruh hidrogennya. Ia tidak mampu membakar
heliumnya dan karenanya ia menjadi bintang yang seluruhnya helium.
Bersinar sebagai cebol putih. Seandainya ia dikelilingi oleh awan
hidrogen halus, ia masih bisa menarik makanan dari sekitarnya untuk
hidupnya beberapa ratus miliar tahun lagi. Jika tidak ada, ia akan mati
begitu saja. Cebol putih yang redup dan semakin redup. Tapi, pastinya
tidak ada yang tahu. Belum ada kasus kematian cebol merah teramati
sampai sekarang. Umurnya terlalu panjang. Para ilmuan berpendapat
bahwa nyawa cebol putih benar-benar berakhir saat ia menjadi cebol
hitam.
Bintang rata-rata
Bintang rata-rata, seperti matahari kita, punya saat sekarat yang
menarik. Ia cukup besar untuk memakan helium setelah hidrogen habis
dikonsumsi. Konsumsi helium membuat dirinya menggembung.
Menjadi besar sekali dari ukuran aslinya. Saat-saat menjelang mati, ia
berubah menjadi raksasa merah. Perubahan ini diawali dengan
kejadian yang disebut kilat helium (helium flash). Sayangnya, kilat
helium tidak dapat dilihat dari luar. Ia terjadi di inti bintang.

156

Seandainya kilat helium bisa dilihat dan bintang itu matahari kita,
bumi akan mendadak menjadi sangat terang benderang. Inilah tanda
umur matahari tinggal beberapa juta tahun lagi. Pertanda itu dalam
kenyataannya tidak terlihat.
Sejak kilat helium, tubuh bintang mulai membesar dan
memerah. Seiring membesarnya tubuh, terangnya juga meningkat. Ia
menjadi seribu hingga sepuluh ribu kali lebih terang dari sebelumnya.
Suhu juga ikut meningkat. Suatu saat, sang bintang yang
menggelembung ini mencapai ukuran maksimumnya. Ia akhirnya tiba
di titik itu, dan setelah saat itu tiba, ia akan kembali mengerut.
Mengecil dan kian kecil sementara suhunya terus saja bertambah.
Helium akhirnya habis. Iapun mulai mencoba memakan karbon
yang letaknya lebih dalam lagi di inti. Setelah karbon habis, ia akan
mengunyah oksigen. Lebih dalam lagi. Bintang kita akan menjadi
seperti bawang. Bagian intinya mencoba untuk menggelembung sekuat
tenaga karena reaksi fusi, sementara bagian luarnya terus mengerut dan
runtuh karena pada dasarnya telah sekarat.
Seiring mengerutnya sang bintang, angin dahsyat berhembus
menghantarkan sisa-sisa pembakaran keluar dari bintang. Pertarungan
inti dan kulit dalam balutan angin yang berhembus menciptakan
denyutan. Sang bintang berdenyut keras. Semakin cepat, semakin
cepat, dan . orgasme bintang terjadi. Sebuah angin yang begitu keras
terlontar dari bintang. Angin ini disebut nova.
Kini tinggal sang inti, Cebol putih. Nasib matahari kita sama
dengan si cebol merah. Sama-sama menjadi cebol putih. Angin nafas
terakhirnya melakukan perjalanan jauh menembus angkasa. Semakin
jauh dan kehilangan energi. Dan akhirnya menjadi awan gas yang
disebut nebula planeter.
Sebenarnya, tidak perlu seperti ini akhir hayatnya, seandainya
ia punya teman. Dalam sistem bintang kembar, bintang rata-rata yang

157

sekarat tidak menggelembung. Hal ini karena kembarannya akan


menyedot sisi terluar dari sang bintang sekarat. Aliran massa ini akan
membuat kembarannyalah yang menggembung. Tapi kembarannya
masih sehat dan tidak sekarat. Hasilnya, sang bintang sekarat akan
menjadi cebol putih tanpa fase menggembung. Ia akan mengorbit
kembarannya seperti bulan mengorbit bumi. Kasus inilah yang terjadi
pada pasangan bintang Sirius A dan si cebol putih, Sirius B.
Raksasa
Saat sekarat para raksasa lebih menarik lagi. Ia sudah sangat besar,
sehingga saat hidrogen habis, ia sangat buru-buru memakan helium. Ia
menggembung dan dengan cepat mengerut lagi hingga akhirnya
tersandung ke intinya. Ia memangsa karbon, lalu neon, lalu oksigen, lalu
silikon, dan terakhir besi. Jika inti besinya sudah mencapai batas
Chandrasekhar, ia akan menghembuskan nafas terakhirnya.
Angin yang dilepaskannya begitu cepat. Sedemikian cepat hingga
lebih pantas disebut meledak. Ya, ia meledak. Inilah supernova. Dan
pusatnya menjadi bintang putih kecil yang berputar sangat cepat. Ia bukan
cebol putih. Ia jauh lebih kecil lagi. Lebih kecil lagi dari cebol coklat.
Lebih kecil lagi dari Bumi. Ia hanya seukuran Jakarta. Sesungguhnya, ia
bahkan tidak tersusun dari atom. Remasan gravitasi sedemikian kuatnya
hingga bahkan atom pun ikut berderai. Elektron di orbit nukleus teremas
hingga bertabrakan dengan proton dan menjadi neutron. Neutron yang ada
bergabung dengan sesama neutron. Dan jadilah ia neutron raksasa. Inilah
bintang neutron. Neutron raksasa yang berputar.
Bintang neutron bersifat seperti mercusuar. Ia punya dua semburan
gas di kutubnya. Semburan ini menyembur dari kutub utara dan kutub
selatan, sementara bintang menggelinding di angkasa. Bila kutub tersebut
kebetulan mengarah ke bumi, maka kita mengamati bintang yang
berdenyut sangat cepat. Bintang ini dinamakan pulsar.
Maharaksasa

158

Seandainya dibelah, maharaksasa yang sekarat akan seperti boneka


Matrioskha atau irisan bawang. Bola kecil di dalam bola sedang di dalam
bola raksasa. Intinya adalah besi, diselubungi silikon, diselubungi oksigen,
dibungkus neon, diselimuti karbon, dipeluk erat oleh Helium dan akhirnya
berumah helium.
Lapisan-lapisan maharaksasa usia lanjut ini terbentuk akibat makan
yang lain sebelum yang masih ada di habiskan. Sebelum hidrogen habis, ia
sudah buru-buru memburu ubur-ubur (ups, salah). Maksudnya sebelum
hidangan hidrogen habis, ia sudah makan helium. Helium sendiri hasil dari
memakan hidrogen jadi helium lebih sedikit. Sebelum helium habis, dia
sudah sibuk lagi memakan karbon, dan seterusnya. Saat inti besinya telah
mencapai batas TOV (Tolman-Oppenheimer-Volkoff) ia akan meledak.
Meledak dahsyat. Jauh lebih dahsyat dari ledakan bintang raksasa.
Ledakannya disebut hypernova.
Seluruh isi perut bintang maharaksasa berhamburan dalam
peristiwa hypernova. Tidak ada yang tersisa sama sekali. Bintang
berukuran orbit Mars ini habis. Tapi intinya tetap ada. Yang menjadi sisa
adalahmateri inti apapun yang berada di dalam radius Schwarzschild. Sisa
ini telah teremas begitu kuat hingga bahkan ia tidak menjadi neutron. Sisa
ini begitu gelap, mati, tanpa cahaya. Kita menyebutnya lubang hitam.
Lubang hitam dapat dibilang merupakan kebalikan dari batas
Eddington. Kita tahu bahwa setiap bintang selalu dalam pertarungan antara
gaya dorong keluar radiasi dengan daya tarik kedalam gravitasi. Bila gaya
dorong keluar sedemikian kuat hingga mengalahkan gravitasi, hasilnya
adalah batas Eddington (lihat bintang supermaha raksasa). Bila gaya
dorong kedalam sedemikian kuat sehingga mengalahkan radiasi, hasilnya
adalah batas Schwarzschild (lubang hitam).

159

Gambar 7 : Perbandingan Ukuran Bintang

160

PENUTUP
Hidup sebuah bintang memang sangat panjang. Ia dapat hidup jutaan
tahun seperti cebol coklat yang prematur atau maharaksasa yang terlalu besar. Ia
juga dapat hidup triliunan tahun seperti para cebol putih yang mungil. Sebagian
sempat merasakan dari ukuran sangat kecil menjadi ukuran sangat besar. Sebagian
lagi sepanjang hidupnya selalu kerdil dan merangkak dalam kesendirian dan
kegelapan. Dalam masa yang sangat panjang, akhir hayatnya begitu singkat dan
spektakuler. Dari nova, supernova hingga hypernova. Letupan yang cemerlangnya
menerangi galaksi dan terpantau jutaan tahun cahaya. Cahaya ini hanya bertahan
beberapa detik saja atau paling panjang, hanya beberapa bulan. Hembusan nafas
terakhir bintang yang sekarat, pada gilirannya akan menjadi benih bagi bintang
baru. Sisa-sisa supernova dan nova kembali mengembun dan menjadi awan
molekul raksasa. Matahari kita sendiri adalah bintang generasi ketiga. Namun,
bahkan alam semesta yang terus bergulir dengan siklus hidup matinya, pada
gilirannya akan mati. Entah itu lewat habis mendinginnya seluruh jagad raya
dalam pengembangan abadi, dimana alam semesta gelap, bintang terang terlalu
jauh dan cebol coklat, cebol hitam dan lubang hitam bertebaran di mana-mana,
atau lewat pengerutan balik dimana segalanya teremas dalam kerkahan besar (big
crunch). Bagaimana pun nasib alam semesta, manusia kemungkinan besar telah
tidak ada lagi. Nasib kita dalam sejarah bintang sangat singkat. Bagi mereka para
bintang, kita hanyalah kedipan kecil di langit malam, dalam malam-malam yang
mereka habiskan dalam hidupnya.

161

REFERENSI
Hammer,

N.J.

2003. Pair

Instability

Supernovae

and

Hypernovae.,
Prialnik, D. 2000. An Introduction to the Theory of Stellar
Structure and Evolution. Cambridge University
Press.
Ramalis, taufik Ramlan . 2000 .Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa. Bandung : UPI

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
Galaksi dan Alam Semesta ini. Makalah ini telah dibuat dari teori-teori yang ada
serta beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakannya. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini terutama kepada Bapak Sarwi sebagai dosen pengampu

162

mata kuliah ini atas bimbingan, dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada
kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
Makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun dan

penyempurnaan makalah

selanjutnya. Semoga hasil dari makalah ini dapat bermanfaat untuk perkembangan
ilmu pengetahuan, terutama tentang Bumi dan Antariksa.
Semarang, November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................... 1
1. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
2. Perumusan Masalah................................................................. 1

163

3. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN....................................................................... 2
1.
2.
3.
4.
5.

Bimasakti dan Galaksi Lainnya............................................................... 2


Cara Mengukur Galaksi.......................................................................... 10
Katalog dan Klasifikasi Galaksi.............................................................. 14
Quasar .................................................................................................16
Sinar Kosmik........................................................................................... 19
SIMPULAN............................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 22

164

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan sehari-hari kita melihat berbagai benda langit seperti matahari,
bulan, bintang, planet, ataupun benda langit lainnya yang berhubungan langsung dengan apa
yang ada di alam semesta ini. Benda-benda langit tersebut saling berhubungan membentuk
sebuah galaksi, dan seluruh galaksi-galaksi yang ada merupakan penyusun alam semesta ini.
Mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa ini mengkaji beebagai kejadian
dalam alam semesta ini termasuk galaksi dan segala manifestasinya. Di dalam makalah ini
penyusun akan membahas lebih jauh tentang galaksi dan alam semesta yang kita huni ini.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
2.1 Bagaimana pengetahuan tentang Bimasakti dan Galaksi lainnya?
2.2 Bagaimana cara mengukur jarak Galaksi?
2.3 Bagaimana katalog dan Klasifikasi Galaksi ?
2.4 Apa yang dimaksud dengan Quasar?
2.5 Apa yang dimaksud dengan Sinar Kosmik?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, pembuatan makalah ini
bertujuan untuk:
3.1 Memahamipengetahuan tentang Bimasakti dan Galaksi lainnya?
3.2 Memahami cara mengukur jarak Galaksi?
3.3 Memahami katalog dan Klasifikasi Galaksi ?
3.4 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Quasar?
3.5 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Sinar Kosmik?

BAB II
PEMBAHASAN
1. Bimasakti dan Galaksi Lainnya
1.1 Galaksi

165

Gb 1.1 Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem, terdiri atas satu atau lebih
benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai
anggotanya yang bergerak mengelilinginya secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas bintangbintang, gas, dan debu yang amat luas, di mana anggotanya memiliki gaya tarik menarik
(gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas miliaran bintang yang memiliki ukuran,
warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam.
Sistem tata surya kita berada pada sebuah galaksi yang dinamakan Galaksi Bima Sakti
(The Milky Way). Matahari dalam sistem tata surya kita adalah satu dari 200 miliar buah bintang
anggota Bimasakti. Bintang-bintang anggota Bimasakti ini tersebar dengan jarak dari satu
bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak
antarbintang semakin dekat atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.

1.2 Bentuk-bentuk Galaksi


Menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe galaksi spiral, elips, dan
tak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut.
Hasil pengamatan para astronom menunjukkan bahwa galaksi-galaksi yang terdapat di jagat raya
ini terdiri atas 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Walaupun
begitu, galaksi elips diyakini merupakan tipe galaksi yang paling banyak terdapat di jagat raya
ini. Berikut adalah bentuk-bentuk galaxy:
166

a. Elips
Penampakan galaksi ini terlihat seperti elips. Galaksi yang termasuk dalam tipe elips ini
mulai dari galaksi yang berbentuk bundar sampai galaksi yang berbentuk bola pepat.
Struktur galaksi tipe ini tidak terlihat dengan jelas. Galaksi elips sangat sedikit
mengandung materi antarbintang dan anggotanya adalah bintang-bintang tua. Contoh
galaksi tipe ini adalah galaksi M87, yaitu galaksi elips raksasa yang terdapat di Rasi
Virgo.
b. Spiral
Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral)
dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral terdiri atas
bintang-bintang tua dan muda. Bintang-bintang tua terdapat pada kumpulan
bintangbintang yang berjumlah ratusan dan berbentuk bola (gugus bola). Bintang-bintang
muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi. Galaksi spiral
berotasi dengan cepat sehingga membuat galaksi ini memipih dan membentuk bidang
galaksi. Contoh dari galaksi tipe ini adalah galaksi Andromeda dan galaksi Bimasakti. Di
galaksi Bimasakti inilah Bumi sebagai bagian dari sistem Tata Surya berada.
c. Tak Beraturan
Galaksi ini tidak memiliki bentuk khusus. Anggota dari galaksi tipe ini terdiri atas
bintang-bintang tua dan muda. Contoh dari galaksi tipe ini adalah Awan Magellan Besar
dan Awan Magellan Kecil, dua buah galaksi tetangga terdekat Bimasakti, yang hanya
berjarak sekitar 180.000 tahun cahaya dari Bimasakti. Galaksi tak beraturan ini banyak
mengandung materi antarbintang yang terdiri atas gas dan debu-debu.

Gb. 1.2 Bentuk-bentuk Galaksi


1.3 Bimasakti dan Galaksi Lainnya

167

Orang-orang barat menyebut Bimasakti itu dengan Milky Way yang berarti jalan susu,
karena putih seperti jalursusu. Apakah sebenarnya jalur putih tersebut? Pada tahun 1610, saat
Galileo mereropong jalur putih ini, dia tercengang takjub akan pemandangan yang dilihatnya.
Jalur putih yang kelihatannya seperti awan, ternyata terdiri dari ribuan bahkan jutaan bintangbintang.
Pada tahun 1750, Thomas Wright mengemukakan bahwa bintang-bintang membentuk
suatu kelompok, bagaikan pulau perbintangan di tengah-tangah lautan jagat raya yang luas ini.
Hal ini sejalan dengan pandapat William Herschel astronom Inggris, yang mengungkapkan
bahwa bintang-bintang letaknya tidak merata bertaburan di langit. Ada suatu daerah langit
tertentu dengan jumlah bintang-bintang yang lebih banyak dengan daerah lainnya. Ada suatu
daerah yang ditempati sampai 600 bintang, tetapi daerah lain yanf luasnya sama hanya terdapat
satu bintang. Herschel menyimpulkan bahwa, kelompok-kelompok bintang berbentuk piringan
pipih seperti cakra, dan disebut dengan galaksi.
Shapley dari Observatorium Havard Amerika, pada tahun 1917 mendapatkan bahwa
galaksi berbentuk cakram. Di dalamnya terdapat sekitar 100 milyar bintang. Sungguh luar biasa!.
Dan matahari salah satu diantaranya, ukurannya sedang saja. Letaknya agak dipinggir. Jadi
matahari bukanlah bitang yang istimewa. Hal ini diperlihatkan pada gambar berikut

Gb. 1.3 Galaksi bimasakti

168

Jumlah bintang-bintang di pusat galaksi jauh lebih banyak dari bagian tepinya. Di malam
hari yang cerah, kita dapat melihat jutaan bintang bertaburan di pusat tersebut, yang dengan mata
telanjang tampak seperti jalur putih saja. Bintang-bintang, yang termasuk matahari bergerak
mengelilingi pusat galaksi, dengan perioda sekitar 250 juta tahun. Coba kita renungkan, sungguh
begitu teraturnya alam semesta ini. Bulan mengelilingi bumi, bumi bergerak mengelilingi
matahari, dan matahari mengelilingi pusat galaksi. Sungguh Maha Besar Pencita dan
Pemeliharanya.
Matahari san 100 milyar bintang lainnya merupakan anggota sebuah galaksi, yakni galaksi
Bimasakti. Adakah galaksi lain di alam semesta ini?Dengan menggunakan teropong, ruang
antara bintang yang terdiri atas campuran gas dan debu, akan terlihat seperti kabut. Kabut antar
bintang ini sering disebut dengan nebula. Pada tahun 1755, Imanuel Kant seorang filsafat
Jerman, mengemukakan bahwa banyak diantara nebla tersebut sebenarnya bukan sekedar kabut,
tetapi bintang-bintang, layaknya pulau bintang-bintang, di luar pulau bintang-bintang pada
galaksi Bimasakti. Saat itu para astronom banyak yang meragukan pendapat Kant, mereka
menganggap nebula hanyalah kabut antara bintang di dalam galaksi kita.
Pada rasi Andromeda terdapat sebuah nebula, pada tahun 1924 Edwin Hubble mengamati
nebula ini dengan teropong berdiameter 250 cm di Observatorium Mount Wilson. Tampak bahwa
nebula ini terdiri dari bintang-bintang, diantara bintang-bintang variabel Cepheid yang berubah
ubah-ubah warnanya. Seperti sudah dijelaskan dalam bab 6, bahwa bintang variabel Chepeid
merupakan bintang yang sangat terang, puluhan ribu kali lebih kuat dari matahari. Meskipun
demikian bintang ini tampak sangat lemah cahayanya, ini karena jaranya sangat jauh, sekitar 2
juta TC, jadi letaknya di luar galaksi kita yang diameternya 100 ribu TC.
Jelas bahwa nebula Andromeda merupakan galaksi, di dalamnya terdapat milyaran
bintang-bintang. Benarlah dugaan Kant, yang dia kemukakan 200 tahun sebelumnya

169

gb. 1.4Galaksi Triangulum

gb. 1.4. NGC 253

170

gb. 1.5. NGC 4414

gb. 1.6ESO 510-G13

gb. 1.7. NGC 1300

171

gb. 1.7. Galaksi Andromeda dalam inframerah

gb. 1.8.Galaksi Sombrero

gb. 1.9. NGC 6050

172

gb. 1.10M74

gb. 1. 11Galaksi Pusaran

gb. 1.12. NGC 1672

173

gb. 1.13NGC 1316

174

2. Mengukur Jarak Galaksi


Pada bab-bab sebelumnya, kita telah belajar cara menghitung jarak bintang menggunakan
metode paralaks. Namun metode paralaks itu hanya dapat digunakan untuk bintang-bintang
dekat saja karena teknologi yang kita miliki belum dapat menghitung paralaks dengan ketelitian
tinggi. Jarak terjauh yang bisa diukur dengan metode paralaks hanya beberapa kiloparsek saja.
Sehingga dalam menghitung jarak galaksi kita tidak dapat menggunakan metode paralaks,
namun kita dapat menggunakan hubungan periode-luminositas bintang variabel Cepheid.
Sejarah metode penghitungan jarak ini berawal dari sebuah penelitian tentang hasil
pengamatan terhadap bintang variabel (bintang yang kecerlangannya berubah-ubah) yang ada di
galaksi Awan Magellan Besar dan Awan Magellan Kecil (LMC dan SMC). Saat itu Henrietta
Leavitt, astronom wanita asal Amerika Serikat, membuat katalog yang berisi 1777 bintang
variabel dari penelitian tersebut. Dari katalog yang ia buat diketahui bahwa terdapat beberapa
bintang yang menunjukkan hubungan antara kecerlangan dengan periode variabilitas. Bintang
yang memiliki kecerlangan lebih besar ternyata memiliki periode varibilitas yang lebih lama dan
begitu pula sebaliknya. Bentuk kurva cahaya bintang variabel jenis ini juga unik dan serupa,
yang ditandai dengan naiknya kecerlangan bintang secara cepat dan kemudian turun secara
perlahan.
Bentuk kurva cahaya seperti itu ternyata sama dengan kurva cahaya bintang delta Cepheid
yang diamati pada tahun 1784. Karena itulah bintang variabel jenis ini diberi nama bintang
variabel Cepheid. Penamaan ini tidak berubah walaupun belakangan ditemukan juga kurva
cahaya yang sama dari bintang Eta Aquilae yang diamati beberapa bulan sebelum pengamatan
delta Cephei.

175

Gb. 2.1. Kurva cahaya variabel chapheid

Hubungan sederhana antara periode dan luminositas bintang variabel Cepheid ini bisa
digunakan dalam menentukan jarak karena astronom sudah mengetahui adanya hubungan antara
luminositas dengan kecerlangan/magnitudo semu bintang yang bergantung pada jarak. Dari
pengamatan bintang Cepheid kita bisa dapatkan periode variabilitas dan magnitudonya.
Kemudian periode yang kita peroleh bisa digunakan untuk menghitung luminositas/magnitudo
mutlak bintangnya dengan formula M = -2,81 log(P) -1,43. Karena luminositas/magnitudo
mutlak dan magnitudo semu berhubungan erat dalam formula Pogson (modulus jarak), maka
pada akhirnya kita bisa dapatkan nilai jarak untuk bintang tersebut.
Kunci penentu agar metode ini dapat digunakan adalah harus ada setidaknya satu bintang
variabel Cepheid yang jaraknya bisa ditentukan dengan cara lain, misalnya dari metode paralaks
trigonometri . Jarak bintang akan digunakan untuk menghitung luminositasnya dan selanjutnya
bisa digunakan sebagai pembanding untuk semua bintang Cepheid. Oleh karena itu, astronom
sampai sekarang masih terus berusaha agar proses kalibrasi ini dilakukan dengan ketelitian yang
tinggi supaya metode penentuan jarak ini memberikan hasil dengan akurasi tinggi pula.

176

Gb. 2.2 Chapheid di


galaksi

M 100

Menghitung jarak bintang variabel Cepheid menjadi sangat penting karena kita jadi bisa
menentukan jarak gugus bintang atau galaksi yang jauh asalkan di situ ada bintang Cepheid yang
masih bisa kita deteksi kurva cahayanya. Di sinilah keunggulan metode ini dibandingkan dengan
paralaks, yang hanya bisa digunakan untuk bintang-bintang dekat saja.
Bintang Chapeid ini mengalami perubahan luminositas karena radiusnya berubah
membesar dan mengecil. Proses ini terjadi pada salah satu tahapan evolusi bintang, yaitu ketika
sebuah bintang berada pada fase raksasa atau maharaksasa merah. Jadi dengan mempelajari
bintang variabel Cepheid kita bisa menghitung jarak sekaligus mempelajari salah satu tahapan
evolusi bintang.
Vesto Slipher di Observatorium Lowell, Amerika, pada tahun 1920 menunjukkan bahwa
garis spektrum galaksi-galaksi yang jauh bergeser ke arah merah. Ini disebut pergeseran merah
atau red shift. Artinya, galaksi-galaksi itu semuanya bergerak menjauhi kita. Dengan mengukur
besar pergeseran merah itu kecepatan menjauh galaksi-galaksi itu dapat diukur.
Pada tahun 1929 Edwin Hubble di Observatorium Mount Wilson, Amerika, mendapatkan
adanya hubungan antara kecepatan menjauh itu dan jarak galaksi. Makin jauh suatu galaksi,
makin besar kecepatannya. Hubble mendapatkan hubungan itu linier dan menuliskannya dalam
rumus v = H D dengan v = kecepatan menjauh, D = jarak galaksi dan H disebut tetapan Hubble.
Dengan rumus Hubble itu dapat diperoleh bahwa semua galaksi itu dulu menyatu di suatu titik.
Waktunya adalah t = D / v atau t = 1 / H. Pada waktu itulah terjadi big bang atau ledakan besar
yang membentuk alam semesta ini.

177

Harga t inilah yang kita sebut sebagai umur alam semesta. Dengan mengukur tetapan
Hubble H, maka umur alam semesta dapat ditentukan, yaitu sekitar 13-15 miliar tahun. Taksiran
terbaik adalah 13,7 miliar tahun. Ini juga cocok dengan umur bintang-bintang tua di globular
cluster (gugus bintang bola) yang ditentukan dari teori evolusi bintang, yaitu 12-13 miliar tahun.
Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa alam semesta kita ini sekarang mengembang.
Pengembangan alam semesta dan Hukum Hubble dapat dijelaskan oleh model alam semesta
Friedmann. Sebenarnya sifat alam semesta yang tidak statis ini sudah diperoleh Einstein ketika
mengembangkan Teori Relativitas Umum-nya. Namun, Einstein dan banyak ahli fisika lainnya
tidak memercayainya. Hanya Alexander Friedmann, seorang ahli fisika dan matematika Rusia,
mengembangkan modelnya berdasarkan solusi non-static pada Teori Relativitas Umum Einstein.
Ia memprediksi kemungkinan alam semesta yang mengembang pada tahun 1922, tujuh tahun
sebelum Hubble menemukan hukumnya.
Dengan menggunakan hukum Hubble ini, galaksi yang dapat ditentukan pergeseran merah
atau red shift-nya (dengan kata lain kecepatan menjauhnya), maka jaraknya dapat ditentukan.
Galaksi Abell 1835 IR1916 merupakan galaksi yang terjauh, ditentukan jaraknya dengan cara ini.
Garis spektrum yang berasal dari hidrogren (disebut Lyman-alpha) di galaksi ini yang seharusnya
berada di warna ultraviolet bergeser ke warna inframerah.
Jarak galaksi itu 13,23 miliar tahun cahaya. Bila alam semesta ini berumur 13,7 miliar
tahun, berarti kita melihat galaksi itu hanya 470 juta tahun setelah big bang, sewaktu umur alam
semesta baru 3,4 persen dari umurnya sekarang. Bila kita umpamakan alam semesta ini kakek
berumur 80 tahun, yang kita lihat adalah balita berumur 2,5 tahun.

3. Katalog dan Klasifikasi Galaksi


Charles Messier (26 Juni1730 12 April1817) adalah astronomPerancis yang terkenal
dengan katalognya tentang obyek-obyek langit dalam, seperti nebula dan gugus bintang,
berjumlah 103 yang kemudian dikenal sebagai Obyek Messier. Messier sebenarnya adalah
seorang pemburu komet dan katalog tersebut ditujukan untuk membantu membedakan antara
obyek-obyek langit difus yang berposisi tetap dan yang berpindah-pindah.

178

SirFrederick William Herschel (lahir di Hannover, 15 November1738 meninggal di


Slough, 25 Agustus1822 pada umur 83 tahun) adalah seorang astronom dan komponis kelahiran
Jerman-Inggris yang terkenal karena menemukan planetUranus. Ia juga menemukan radiasi
inframerah dan melakukan penemuan lainnya dalam bidang astronomi.
John Frederick William Herschel, adalah seorangmatematikawan, astronom, kimiawan,
dan fotografer Inggris yang juga berkecimpung dalam bidang botani. Dia adalah putra dari Mary
Baldwin dan astronom William Herschel, dan merupakan ayah dari 12anak.
Mereka astronom asal Jerman. John adalah putra William. William mengamati belahan
langit utara dan John mengamati belahan langit selatan, kemudian mereka mengajukan
carapengkatalogan galaksi yang dikenal dengan sistim GCN (General Catalog of Nebula).
Katalog ini berisi 5079 objek langit. Penamaan obyek langit dalam katalog tersebut diberi simbol
H dan diikuti dengan nomor.
Katalog dari Nebulae dan Cluster of Stars pertama kali diterbitkan pada tahun 1786 oleh
William Herschel dalam Transaksi filosofis dari Royal Society of London. Pada tahun 1789, ia
menambahkan 1.000 entri lain, dan akhirnya 500 pada tahun 1802, membawa total menjadi
2.500 entri. Katalog ini berasal penggunaan huruf dan angka katalog sebagai pengidentifikasi.
Modal "H" diikuti dengan jumlah entri katalog mewakili item.
Pada tahun 1864, CN diperluas ke General Katalog Nebulae dan Cluster dan Cluster
Bintang (GC) oleh John Herschel (anak William) GC tersebut berisi 5079 entri. Kemudian, edisi
pelengkap dari katalog diterbitkan anumerta sebagai General katalog dari 10.300 Beberapa dan
Double Stars kecil "h" diikuti dengan jumlah entri katalog mewakili item.
Pada tahun 1878, John Louis Emil Dreyer diterbitkan suplemen untuk katalog Umum.
Pada tahun 1886, ia menyarankan membangun suplemen kedua untuk katalog Umum, tetapi
Royal Astronomical Society meminta Dreyer untuk mengkompilasi sebuah versi baru sebagai
gantinya. Hal ini menyebabkan publikasi Katalog Umum Baru (NGC) pada tahun 1888, dan dua
ekspansi yang, Indeks Katalog (IC), pada tahun 1895 dan 1908.

179

EdwinPowellHubble(November 20, 1889 -September 28, 1953)


astronomAmerikayang

memainkanperan

astronomiextragalacticdanumumnya
kosmologiobservasionalyang
untukmenunjukkanbahwa
menyiratkanalam

pentingdalam

dianggap

paling

pentingdariabad

meskipunhubungan

berkembang,yang
initelah

membangunbidang

sebagaisalah

kecepatanrecessionalgalaksimeningkat

semesta

dikenal

ke-20.

satuahli
Hubbledikenal

denganjarakdari
sebagai"hukum

bumi,
Hubble"

ditemukansebelumnyaolehGeorgesLemaitre,yang

menerbitkankaryanyadalamjurnalkurang

terlihat.EdwinHubblejuga

menyediakanbukti

objekmakadiklasifikasikan

kuat

adalahseorang

bahwabanyak

sebenarnyagalaksidi luarBima Sakti.


Hubble mengklasifikasikan galaksi menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Spiral(S)
2. Eliptik (E)
3. Tak Beraturan (Ir)
Simbol simbol yang digunakan dalam klasifikasi galaksi menurut Hubble
S : spiral normal
E : eliptik
O : seperti spiral normal, tapi tanpa sabuk
a : sabuk yang rapat
b : sabuk yang moderat
c : sabuk yang jarang

180

dikenaluntuk
sebagai"nebula"

Galaxy cD termasuk galaksi eliptik raksasa umunya pada katalog Hubblebertipe E0 atau
E1, sering ditemukan sebagai gugus galaxy dan merupakan galaxy sumber gelombang
radio.Galaksi

seyfret ialah galaksi spiral yang redup di bagian intinya. Galaksi ini sering

ditemukan sebagai sumber pancaran gelombang radio dan sinar kosmik.Merupakan galaksi yang
terdiri dari galaksi galaksi yang relatif lebih kecil ukurannya, dengan cahaya yang terang di
bagian tepinya. Galaksi ini.

4. Quasar

Gb. 4.1.
Quasar

Quasar

atau

quasi-bintang sumber radio adalah

anggota yang paling

energik dan jauh dari kelas objek

disebut inti galaksi

aktif (AGN). Quasar sangat terang

dan pertama kali diidentifikasi sebagai sumber pergeseran merah tinggi energi elektromagnetik,
termasuk gelombang radio dan cahaya tampak, yang muncul untuk menjadi serupa dengan
bintang, daripada sumber diperpanjang mirip dengan galaksi. Spektrum mereka mengandung
garis emisi yang sangat luas, tidak seperti diketahui dari bintang, maka nama "kuasi-bintang."
Luminositas mereka bisa 100 kali lebih besar dari Bima Sakti. Sebagian quasar terbentuk sekitar
12 miliar tahun yang lalu, dan mereka biasanya disebabkan oleh tabrakan galaksi, dengan lubang
hitam pusat galaksi 'penggabungan untuk membentuk baik supermasif lubang hitamatau sistem
lubang hitam biner.
Meskipun sifat sejati dari benda-benda ini adalah kontroversial sampai awal 1980-an,
sekarang ada konsensus ilmiah bahwa quasar merupakan daerah kompak di pusat galaksi masif
181

yang mengelilingi sebuah lubang hitam supermasif pusat. Ukurannya 10-10,000 kali radius
Schwarzschild dari lubang hitam tertutup. Energi yang dipancarkan oleh Quasar berasal dari
massa jatuh ke disk akresi di sekitar lubang hitam.
Quasar atau quasi stellar radio source merupakan inti galaksi aktif yang berada jauh dan
merupakan obyek yang sangat terang, sangat energetik dan sangat kuat. Obyek ini memancarkan
energi yang sangat besar. Kalau dilihat di teleskop, quasar akan tampak seperti sebuah titik yang
mirip dengan bintang. Tapi ternyata titik itu bukan sebuah bintang melainkan sebuah inti galaksi
yang sangat terang yang berada jauh dari kita. Dari mana kita tahu quasar ini berada sangat jauh?
Hasil pengamatan menunjukkan kalau quasar memiliki pergeseran merah yang besar
sebagai efek dari memuainya alam semesta. Yang artinya jarak antara Bumi dan quasar itu akan
semakin bertambah seiring dengan semakin besarnya pergeseran merah si quasar.
Quasar ditenagai oleh lubang hitam bermassa sangat besar di pusat galaksi yang
mengakresi materi yang mampat di sekitarnya dan memancarkan energi gravitasi yang sangat
besar. Lubang hitam itu selalu melahap materi yang ada di sekelilinginya untuk masuk ke dalam
dirinya. Seperti raksasa yang lahap memakan apapun yang ada di sekelilingnya.
Ketika lubang hitam mengakresi materi di sekitarnya, materi-materi tersebut berputar
semakin cepat dan mulai memanas. Semua partikel saling bergesekan sehingga melepaskan
sejumlah besar cahaya dan juga radiasi sinar X. Nah ketika materi ini kemudian dilahap oleh si
lubang hitam, maka bagian kutub utara dan selatan lubang hitam akan melepaskan energi yang
sangat besar yang oleh astronom disebut sebagai jet kosmik. Pernah liat pesawat jet melesat di
udara? Sangat cepat dan menyisakan sebaris jejak di angkasa kan? Kira-kira seperti itulah jet
kosmik. Energi yang dilepaskan melesat sangat cepat dan energinya pun sangat kuat.
Quasar sendiri tidak selalu berasal dari penggabungan galaksi, karena memang ia bukan
hasil dari gabungan dua galaksi. Quasar bisa berada di galaksi apa saja yang lubang hitamnya
bisa membangkitkan quasar di dalamnya. Tapi ketika dua buah galaksi bergabung, lubang hitam
super masif di dalamnya memang akan membentuk quasar. Karena lubang hitam adalah
pembangkit energi bagi inti galaksi aktif.
Jika quasarnya terbentuk setelah penggabungan dua galaksi itu dari galaksi galaksi apa?
Nah, ini bisa dari galaksi apa saja karena semua galaksi yang punya lubang hitam dengan massa
super besar bisa menghasilkan quasar. Diperkirakan ketika Bimasakti dan Andromeda
bergabung kelak juga akan membentuk quasar.
182

5. Sinar Kosmik
Tubuh kita secara terus menerus dikenai hujan partikel yang tak tampak dan tak dapat
kita rasakan. Radiasi tembakan ini berasal karena masuknya sekitar 1018 inti atom setiap detiknya
dari luar angkasa ke dalam atmosfir bumi, dengan kecepatan hampir sama dengan kecepatan
cahaya.
5.1 Penelitian tentang Sinar Kosmik
a. Agustus 1912, Victor Hess (Austria) membawa teleskop dengan balon, dia menemukan
bahwa konduktifitas udara bertambah dengan ketinggian. Tahun 1914 hasil yang
mengejutkan ini dikonfirmasikan oleh D. Kolhorsten, dia menunjukkan bahwa
bertambahnya konduktifitas dengan ketinggian terus kontinu sampai ketinggian 8000 meter.
Ini menunjukkan bahwa radiasi yang dihasilkan udara yang terionisasi datang dari luar
atmosfir yang tinggi, atau dari luar bumi.
b. Bukti tentang radiasi misterius selanjutnya dilakukan oleh Milikan dan Cameron (1928).
Mereka membawa elektroskop kebawah danau di California, dan menemukan bahwa pada
tempat yang lebih dalam, radiasi berkurang. Ini berarti bahwa asal radiasi bukan dari bumi
atau atmosfir. Milikan menamakan radiasi ini sebagai sinar kosmik.
Dalam astrofisika, sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi tinggi
yang berasal dari luar atmosfer Bumi. Sinar kosmik dapat berupa elektron, proton dan bahkan
inti atom seperti besi atau yang lebih berat lagi. Kebanyakan partikel-partikel tersebut berasal
dari proses-proses energi tinggi di dalam galaksi, misalnya supernova.
Dalam perjalanannya, sinar kosmik berinteraksi dengan medium antarbintang dan
kemudian atmosfer bumi sebelum mencapai detektor. Hampir 90% sinar kosmik yang tiba di
permukaan Bumi adalah proton, sekitar 9% partikel alfa dan 1% elektron.
5.2 KomposisiSinarKosmik
Sinarkosmiksecaraluasdapatdibagimenjadiduakategori: primer dansekunder. Sinarkosmik
yang

berasaldarisumberastrofisikaadalahsinarkosmik

berinteraksidenganmateriantar

primer.

Sinarkosmik

primer

bintangmenciptakansinarkosmiksekunder.

Mataharijugamemancarkansinarkosmik

denganenergi
183

yang

rendahterkaitdenganjilatanapimatahari. Hampir 90% sinarkosmik adalah proton, sekitar 9%


adalahinti helium (alfapartikel) danhampir 1% adalahelektron. Rasiohydrogenuntukinti helium
(28%) adalahsamasebagairasiokelimpahan primordial unsureelemenini (24%). Fraksi yang
tersisaterdiridariintiberatlainnya yang berupa produkakhirnuklirsintesis, produkdari Big Bang,
terutama lithium, berilium, dan boron.
Inticahayamunculdalamsinarkosmikdalamkelimpahan

yang

jauhlebihbesar

(~

1%)

dibandingkan di atmosfermatahari, di manakelimpahanmerekaadalahsekitar9% berupa helium.


Perbedaankelimpahanadalahhasildaricarasinarkosmiksekunderterbentuk.
Karbondanoksigenintibertabrakandenganmateriantarbintanguntukmembentuk
beriliumdan

boron

dalam

proses

yang

disebut

jugabertanggungjawabuntukmenunjukkanjumlah

ion

spallation
skandium,

lithium,

sinarkosmik.

Spallation

titanium,

vanadium,

danmangandalamsinarkosmik

yang

dihasilkanolehtabrakanintibesidannikeldenganmateriantarbintang.
Eksperimensatelittelahmenemukanbuktidaribeberapa

antiproton

dan

positron

dalamsinarkosmik primer, meskipuntidakadabuktidariinti atom antimaterikompleks, seperti antihelium inti (anti-alpha) partikel. Antiprotontiba di Bumidenganmaksimalenergykarakteristikdari
2 GeV, menunjukkanproduksimerekadalam proses fundamental berbedadari proton sinarkosmis.
5.3 DeteksipadaSinarKosmik
a. Deteksiolehpartikel track-etch teknik
Sinarkosmikjugadapatdideteksilangsungolehdetectorpartikelkapalsatelitataubalonketinggia
ntinggi. Dalamteknikperintisdikembangkanoleh Robert Fleischer, P. Harga Buford, dan Robert
M. Walker, lembarplasticbening, seperti 1/4 mil Lexan polikarbonat, ditumpukbersamasamadanterkenalangsungsinarkosmikdalamruangataudatarantinggi
.Muatanintimenyebabkankimiamelanggarobligasiatauionisasidalamplastik.Di
bagianatastumpukanplastik,

ionisasikurangkarenakecepatantinggisinarkosmik.

Sebagiankecepatansinarkosmikmenurunkarenaperlambatandalam
ionisasimeningkatsepanjangjalan.

Lembaranplastik

yang

stack,
dihasilkan

"tergores"

atauperlahandilarutkandalamlarutannatriumhidroksidahangatkaustik,
menghilangkanbahanpermukaanpadatingkat

yang

lambat

yang
yang

dikenal.Para

natriumhidroksidakaustiklarut di tingkat yang lebihcepat di sepanjangjalandariplasticterionisasi.


Hasilakhirnya

adalahsebuahlubangberbentukkerucutataulubang etch di plastik. Lubang etch

inidiukurdalammikroskopdayatinggi

(biasanya
184

1600X

minyakimersi),

dantingkat

etch

diplotsebagaifungsidarikedalamandalamplasticditumpuk.
Inimenghasilkankurvaunikuntuksetiapinti

atom

dari

1-92,

memungkinkanidentifikasibaikbiayadanenergydarisinarkosmik

yang

melintasitumpukanplastik.Semakinluasionisasisepanjangjalan, semakintinggibiaya.
Teknikinitelahdigunakandengansuksesbesaruntukmendeteksitidakhanyasinarkosmik,
tapifisiintiprodukuntukdetektor neutron.
b. Deteksidenganmandiudara
Ketikasinarkosmikmemasukiatmosfirbumimerekabertabrakandenganmolekul,
terutamaoksigendan

nitrogen,

disebutmandiudara.
Semuapartikel

yang

primer.Partikelkhas

yang

misalnyapositifdannegatif

untukmenghasilkanmiliaranpartikel

yang

lebihringan,

dihasilkantetapdalamwaktusekitarsatuderajatjalanpartikel
diproduksiditabrakantersebutdibebankan

pion

dankaons.Inikemudianmembusukmenjadimuon

meson
yang

mudahterdeteksiolehberbagaijenisdetectorpartikel.
Sebuahpirantipendeteksisinarkosmik

danbahkanmungkinsekaligusmelacakkehadiran

Dark Matter telahmengorbitpadawahana Endeavour. Detektortersebutbernama Alpha Magnetic


Spectrometer

(AMS),

hasilrancangannobelisfisika Samuel

Ting.

AMS

akansegeradiinstalpadastasiunruangangkasainternasional ISS (International Space Station). Ting


merancang

AMS

padatahun

90-an,

tapimengalamisejumlahkendalasehinggatertunda,

salahsatunyakarenamusibah

yang

menimparuangangkasa

Columbia saatmasukkeatmosferBumitahun 2003.


Peluncuran

AMS

jugamenandaiakhirdari

era

eksplorasiruangangkasakarenainiadalahmisiterakhir program wahanaulang-alik NASA pertama


kali adalahmisi Columbia pada April 1981. Peluncurandilakukandari Kennedy Space Center di
Florida

disaksikanolehPresidenAmerikaSerikat

Barack

Obama,

yang

memimpinperayaanperingatan 30 tahun program wahanaruangangkasa NASA.


Detektor AMS, yang bernilai USD 2 milyardandenganberat 7 ton, menggunakan magnet
silinder

0,15

Tesla,

diameter

meter,

dantinggi

meter.

Magnet

iniberfungsiuntukmemisahkanpartikel-partikel yang datingberdasarkan momentum danmuatan.


Arahpembelokangerakpartikel

di

bergantungapakahpartikeltersebutmateriatauantimateri,

185

dalammedan

magnet

sedangkangradientpembelokkanditentukanolehkecepatanpartikeltersebut.

Dengandemikian,

detectordapatmembedakanjenis-jenispartikel yang beranekaragamdalamsinarkosmik.

SIMPULAN
Berdasarkan bembahasan yang telah kami paparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem, terdiri atas satu atau
lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-benda angkasa
lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya secara teratur. Galaksi yang
kita huni adalah galaksi Bimasakti
2. Cara mengukur jarak galaksi menggunakan metode luminusitas dengan bintang
Chaphied sebagai acuannya
3. Pengkatalogan galaksi dilakukan oleh berbagai astronom dengan metode yang berbedabeda dan setiap tahun mengalami perkembangan
4. Quasar atau quasi-bintang sumber radio adalah anggota yang paling energik dan jauh
dari kelas objek disebut inti galaksi aktif (AGN).
5. sinar kosmik adalah radiasi dari partikel bermuatan berenergi tinggi yang berasal dari
luar atmosfer Bumi
DAFTAR PUSTAKA
Sarwi, 2011. Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Semarang: FMIPA UNNES.
Taufiq Ramlan Ramalis. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung: Lab. IPBA Fisika
FMIPA UPI

186

Pertanyaan dan Jawaban


1. Galuh Maharani (Kelompok 6):
Apakah yang mempengaruhi bentuk bentuk galaksi? Bagaimana cara menghitung umur,
jarak antar galaksi dan penyebarannya?
Jawaban:
Salah satu yang mempengaruhi bntuk-bentuk galaksi yaitu waktu, dimana tadi kita sudah
tahu bahwa ada banyak bentuk galaksi seperti elips kebanyakan pada galaksi muda, dan
galaksi spiral dan tak beraturan pada galaksi muda dan tua.
Untuk menentukan umur dan jarak antara galaksi dan penyebarannya bisa dilakukan
melalui penelitian dan pengamatan pada observatorium. Dimana banyak observatorium
yang telah dibuat untuk mengamati tentang alam semesta. Salah satunya menggunakan
fasilitas SDSS dimana teropong ini bisa untuk melihat pergerakan bintang dan kemudian
diilustrasikan.
2. Niken Viktoriantika Saputro(Kelompok 3) :
Apakah bentuk galaksi akan bertahan selamanya? Blackhole dan quasar?
Jawaban:
Bentuk galaksi akan berubah seiring dengan waktu, blackhole merupakan lubang hitam
yang bisa menyerap apapun termasuk cahaya yang berada disekitarnya.
Quasar merupakan sebutan peristiwa yang terjadi pada galaksi
3. Khikmatur Rohmah (Kelompok 2) :
Bagaimana para peneliti bisa mengilustrasikan? Adakah pengaruh antar galaksi? Kenapa
planet dari galaksi tidak bisa berpindah ke galaksi lain?
Jawaban:
Peneliti bisa mengilustrasikan berdasarnkan pada pengamatan dan penelitiannya.
Planet tidak berpindah ke galaksi lain karena kita ketahui bersama setiap benda memiliki
gaya gravitasi, dan planet akan selalu terkait dengan bintang yang didekatnya.
4. Alik Kelompok 8:
Apa saja yang ada di dalam galaksi? Bagaimana galaksi sebenarnya? Bagaimana cara
ilmuan mengetahui adanya galaksi galaksi? Apakah tiap galaksi memiliki pusat pusat?
Jawaban:
Di dalam galaksi terdapat banyak benda-benda langit seperti :satelit, planet,

bintang, dan benda hitam yang mengisi ruang-ruang antara bintang-bintang.


Galaksi yaitu kumpulan dari benda-benda langit yang saling terkait dan

mengelilingi pusat galaksi


Ilmuan mengetahui adanya galaksi melalui penelitian di
187

observatorium dan pengkajian.


Kebanyakan galaksi memiliki pusat

5. Aan Priyanto (Kelompok 1) :


Dimana posisi quasar berada, sehingga dia bisa menerima energi dari blackhole?
Jawaban:
Hingga saat ini belum diketahui dimana quasar itu berada, karena quasar merupakan
sebutan untuk sebuah proses yang melibatkan seluruh isi galaksi.
6. Rulyaimah(Kelompok 7) :
Dari mana asal energi yang ada pada quasar?
Jawaban:
Energi pada quasar berasal dari seluruh benda langit disekeliling black hole
7. Amnah (Kelompok 5) :
Apakah bentuk planet bergantung pada tipe galaksi?
Jawaban:
Bentuk planet secara umum sama, pada umumnya berbentuk bola pepat. Namun struktuk
pembentuknya belum tentuk sama seperti bumi. Karena kita ketahui bahwa unsur dan
struktuk planet bergantung pada sumber pembentuknya.

188

Anda mungkin juga menyukai